Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH : PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI I


KODE MATA KULIAH : TLM121942

NAMA MAHASISWA : Nuril Al Hikmah


NIM : EAK10190102

POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN


2021
POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

SILABUS SINGKAT
Nama Praktikum Imunoserologi I
Kode TLM121942
MATA KULIAH Kredit 1 sks
Semeste 4
r
DESKRIPSI MATA KULIAH
Mata kuliah Praktikum Imunologi I memiliki 1 SKS (170 Menit). Mata kuliah ini mata kuliah terapan,
bersifat wajib dan menjadi dasar keilmuan dalam Analis Kesehatan. Dalam mata kuliah ini dilakukan
bagaimana mahasiswa dapat mengenal tentang sistem kekebalan tubuh dan gangguannya, respon
kekebalan tubuh serta teknik deteksi antigen antibodi.
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CPMK)
CPMK Mahasiswa mampu melakukan Teknik deteksi antigen-antibodi dengan prinsip aglutinasi
1
CPMK Mahasiswa mampu melakukan Teknik deteksi antigen-antibodi dengan prinsip presipitasi
2
CPMK Mahasiswa mampu melakukan Teknik deteksi antigen-antibodi dengan prinsip flokulasi
3
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (Sub-CPMK)
1 Penyampaian RPS; 1 mg
2 Mampu melakukan pemeriksaan HCG metode aglutinasi (C3); 1 mg
3 Mampu melakukan pemeriksaan CRP (C3); 1 mg
4 Mampu melakukan pemeriksaan ASO (C3); 1 mg
5 Mampu melakukan Pemeriksaan RF (C3); 1 mg
6 Mampu melakukan pemeriksaan RPR (C3); 1 mg
7 Mampu melakukan Pemeriksaan TPHA (C3); 2 mg
8 Mampu melakukan Pemeriksaan widal (C3); 4 mg
MATERI PEMBELAJARAN
1 RPS dan Kontrak Perkuliahan
2 Pemeriksaan HCG kualitatif dan semi kuantitatif menggunakan metode aglutinasi
Pemeriksaan CRP ( C- Reactive Protein) kualitatif dan semi kuantitatif menggunakan
3
metode aglutinasi
Pemeriksaan ASO ( Anti Streptolisin O) kualitatif dan semi kuantitatif menggunakan metode
4
aglutinasi
Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor) kualitatif dan semi kuantitatif menggunakan metode
5
aglutinasi
Pemeriksaan RPR (Rapid Plasma Reagen) kualitatif dan semi kuantitatif menggunakan
6
metode flokulasi
Pemeriksaan TPHA (Treponema pallidum hemaglutinasi) kualitatif dan semi kuantitatif
7
menggunakan metode hemaglutinasi
8 Pemeriksaan widal slide kualitatif dan semi kuantitatif menggunakan metode presipitasi
9 Pemeriksaan widal tube kualitatif dan semi kuantitatif menggunakan metode presipitasi
PUSTAKA
PUSTAKA UTAMA
1. Baratawidjaja KG dan Rengganis I. 2013. Imunologi Dasar edisi ke-10. Badaan Penerbit FKUI.
Jakarta
2. Rantam FA.2003. Metode Imunologi. Airlangga University Press. Surabaya
3. Kresno SB. 2010. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Badan Penerbit FKUI.
Jakarta
Pendukung:
1. Mandal BK, Wilkins EGL, Dunbar EM dan Mayon-whyte RT.2008. Lecture notes: Penyakit
Infeksi. Penerbit Erlangga. Jakarta
2. Handojo I. 2003. Pengantar Imunoasai Dasar.Airlangga University Press. Surabaya
PRASYARAT (Jika ada)
-
POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

RENCANA TUGAS MAHASISWA


MATA KULIAH Praktikum Imunoserologi I
KODE TLM121942 sks 1 SEMESTER 4
DOSEN Rizki Perdani, S.Tr.Kes dan Hafiz Al Farizi, S.Tr.Kes
PENGAMPU
BENTUK TUGAS WAKTU PENGERJAAN TUGAS
Praktikum dan Laporan 14 minggu
JUDUL TUGAS
Logbook Praktikum dan Laporan
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH
Teknik deteksi antigen-antibodi dengan prinsip aglutinasi (HCG, RA, CRP, dan ASO)
Teknik deteksi antigen-antibodi dengan prinsip presipitasi (Widal)
Teknik deteksi antigen-antibodi dengan prinsip flokulasi (RPR)
Teknik deteksi antigen-antibodi dengan prinsip hemaglutinasi (TPHA)
DISKRIPSI TUGAS
Laksanakan praktikum dengan baik, melakukan komunikasi dengan teman perkelompok, keaktifan
dalam melaksanakan praktikum, penggunaan APD dan penulisan laporan praktikum
METODE PENGERJAAN TUGAS
1. Menggunakan APD secara lengkap dan benar
2. Melaksanakan praktikum dengan baik
3. Berperan aktif dalam pelaksanaan praktikum
4. Berkomunikasi dengan teman perkelompok
5. Menulis laporan praktikum dengan benar dan tepat waktu
BENTUK DAN FORMAT LUARAN
a. Obyek Garapan: penilaian praktikum
b. Bentuk Luaran:
1. Lembar penilaian
2. Laporan praktikum
INDIKATOR, KRETERIA DAN BOBOT PENILAIAN
a. Praktikum (60 poin)
Praktikum dinilai dari 4 aspek yaitu pelaksanaan praktikum, keaktifan mahasiswa dalam
praktikum, penggunaan APD dan komunikasi baik antar manusia ataupun komunikasi dengan
dosen
Pelaksanaan Praktikum 25 poin
Keaktifan mahasiswa 15 poin
Alat Pelindung Diri 10 poin
Komunikasi 10 poin

b. Laporan (40 poin)


Laporan dinilai dari 5 aspek yaitu dasar teori, cara kerja, hasil dan pembahasan, kesimpulan
serta daftar pustaka
Dasar Teori 8 poin
Cara Kerja 10 poin
Hasil dan Pembahasan 12 poin
Kesimpulan 5 poin
Daftar Pustaka 5 poin
JADWAL PELAKSANAAN
Setiap pelaksanaan praktikum Imunoserologi I
LAIN-LAIN
-

DAFTAR RUJUKAN
1. Baratawidjaja KG dan Rengganis I. 2013. Imunologi Dasar edisi ke-10. Badaan Penerbit FKUI.
Jakarta
2. Rantam FA.2003. Metode Imunologi. Airlangga University Press. Surabaya
3. Kresno SB. 2010. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Badan Penerbit FKUI. Jakarta
Pendukung:
1. Mandal BK, Wilkins EGL, Dunbar EM dan Mayon-whyte RT.2008. Lecture notes: Penyakit Infeksi.
Penerbit Erlangga. Jakarta
2. Handojo I. 2003. Pengantar Imunoasai Dasar.Airlangga University Press. Surabaya
LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH : PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI I


KODE MATA KULIAH : TLM121942

JUDUL PRAKTIKUM :
Pemeriksaan Widal

NAMA MAHASISWA : Nuril Al Hikmah


NIM : EAK10190102

POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN


2021
POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

Lembar Penilaian
MATA KULIAH Praktikum Imunoserologi I
KODE TLM121942 sks 1 SEMESTER 4
NAMA
Nuril Al Hikmah
MAHASISWA
NIM EAK10190102
HARI/
Kamis, 29 April 2021
TANGGAL
JUDUL PRAKTIKUM
Pemeriksaan Widal
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH
Teknik deteksi antigen-antibodi dengan prinsip aglutinasi (HCG, RA, CRP, dan ASO)
Teknik deteksi antigen-antibodi dengan prinsip presipitasi (Widal)
Teknik deteksi antigen-antibodi dengan prinsip flokulasi (RPR)
Teknik deteksi antigen-antibodi dengan prinsip hemaglutinasi (TPHA)
DISKRIPSI TUGAS
Laksanakan praktikum dengan baik, melakukan komunikasi dengan teman perkelompok, keaktifan
dalam melaksanakan praktikum, penggunaan APD dan penulisan laporan praktikum
METODE PENGERJAAN TUGAS
1. Menggunakan APD secara lengkap dan benar
2. Melaksanakan praktikum dengan baik
3. Berperan aktif dalam pelaksanaan praktikum
4. Berkomunikasi dengan teman perkelompok
5. Menulis laporan praktikum dengan benar dan tepat waktu
INDIKATOR, KRETERIA DAN BOBOT PENILAIAN
Aspek Penilaian Bobot Nilai
1. Praktikum 60 poin
Pelaksanaan Praktikum 25
Keaktifan mahasiswa 15
Alat Pelindung Diri 10
Komunikasi 10
Total (a)
2. Laporan 40 poin
Dasar Teori 8
Cara Kerja 10
Hasil dan Pembahasan 12
Kesimpulan 5
Daftar Pustaka 5
Total (b)
Nilai Akhir Pertemuan (a+b)
PARAF DOSEN

Rizki Perdani, S.Tr.Kes Hafiz Al Farizi, S.Tr.Kes


POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH Praktikum Imunoserologi I
KODE TLM121942 sks 1 SEMESTER 4
NAMA Nuril Al Hikmah
MAHASISWA
NIM EAK10190102
HARI/ Kamis, 29 April 2021
TANGGAL
JUDUL PRAKTIKUM
Pemeriksaan Widal
TUJUAN
Untuk mengetahui atau untuk menetukan adanya aglutinin dalam serum penderita tersangka
demam tifoid
PRINSIP
Antigen demam adalah suspensi standar dari bakteri yang diwarnai yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan menghitung antibodi serum spesifik yang berkembang selama
beberapa infeksi demam seperti brucellosis, salmonellosis dan rickettsiosis tertentu.
Suspensi antigen menggumpal di adanya antibodi homolog yang sesuai dalam sampel yang
diuji.
DASAR TEORI
Uji widal (widal test) adalah salah satu metode yang memanfaatkan imunologi untuk
membantu diagnosis demam tifoid, dengan reaksi aglutinasi antigen dan antibodi. Hasilnya
dinyatakan dalampositif dan negative yang menandakan adanya titer yang terbentuk sesuai
antigen dalam serum dengan antibodi pada reagen yang bereaksi secara aglutinasi (Sudibya,
2017).
Uji widal merupakan uji aglutinasi yang menggunakan suspensi bakteri Salmonella
typhidan Salmonella paratyphisebagai antigen untuk mendeteksi terhadap antibodi
Salmonella typhi atauSalmonella paratyphidi dalam serum penderita. Dimana sampel yang
digunakan pada uji typoid adalah serum darah (Kalma et al, 2014).
Widal adalah tes yang mengggunakan antigen Salmonella jenis O (somatic) dan H
(Flagella) untuk menentukan tinggi rendahnya titer antibodi pada penderita infeksi tifus
akan meningkat pada minggu II. Titer antibodi O, akan menurun pada beberapa bulan, dan
titer antibodi H akan menetap sampai beberapa tahun (2 tahun). Titer antibodi O meningkat
segera setelah demam, menunjukan adanya infeksi Salmonellastrain O, demikian juga
untuk serum H (Kalma et al, 2014).
Uji Widal dapat pula dilakukan dengan menggunakan metode tabung dan metode
slide. Uji Widal metode slidedapat dikerjakan lebih cepat dibandingkan dengan metode
tabung, tetapi ketepatan dan spesifitas metode tabung lebih baik dari metode slide
(Mokoginta, dkk., 2002). Metode Widal juga memiliki keterbatasan dengan adanya hasil
positif palsu dan negatif palsu, selain itu memiliki spesifitas yang agak rendah (Sabir, dkk.,
2003).
Demam tifoid hanya menggunakan aglutinin O dan H untuk diagnosis. Semakin
tinggititernya, semakin besar kemungkinan terinfeksi kuman ini. Pada fase akut mula-mula
timbul aglutinin O, kumudian diikuti dengan aglutinin H (Antibodi O muncul pada hari ke
6-8 dan antibodi H muncul pada hari ke 10-12) (Widodo, 2006).
ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
1. Slide tes widal 1. Sampel Darah Vena
2. Tabung reaksi 2. Reagen kontrol (-) dan (+)
3. Rak tabung reaksi 3. Reagen Test ( O, H, OB, BH, OA, CO )
4. Label
5. Klinipet
6. Tip
CARA KERJA
A. Slide Test
Kualitatif

Dibawa reagent test ( antisera) dan sampel


kesuhu ruang

Diteteskan 1 tetes (50 Ul) sampel dan 1 tetes


Antisera di slide kaca

Dihomogenkan

Digoyang 2 menit

Dibaca hasil

(+) adanya aglutinasi

Semi kualitatif

Dimasukkan sampel serum sesuai titer/Ul (80,


40, 20, 10, 5) pada masing-masing lubang pada
slide kaca yang sudah diberi label

Ditambahkan 1 tetes antisera disetiap lubang


slide
Dihomogenkan

Digoyang 2 menit dan dibaca hasil

(+) adanya aglutinasi

(-) tidak ada aglutinasi

B. Metode Tabung

Disiapkan alat dan bahan

Diberi label 6 tabung sesuai titer

( 1/20, 1/40, 1/80, 1/160, 1/320, kontrol)

Dimasukkan NaCl 0,9 % sebanyak 1,9 ml di 6


tabung tadi

Dimasukkan sampel serum sebanyak 0,1 ml


pada tabung dengan label titer 1/20

homogenkan

Diambil 1 ml dari tabung 1 (1/20) kemudian


dimasukkan ketabung 2 (1/40) dihomogenkan

Lakukan sampai ke tabung 5 (1/320) dan


dibuang 1 ml

Ditambahkan 1 tetes antisera kesemua tabung

Homogenkan

Ditutup dan inkubasi suhu 37 derajat C selama


24 jam
Goyang untuk mengamati hasil
INTERPRETASI HASIL
(+) adanya aglutinasi
(+) Terbentuk Aglutinasi
(-) Tidak Terbentuk Aglutinasi

HASIL PENGAMATAN

No. Gambar Keterangan


1.  Sampel dengan antisera BO
 Pada uji kualitatif metode slide : (-)
tidak terbentuk aglutinasi
 Semi kualitatif metode slide : (-)
tidak terbentuk aglutinasi
 Metode tabung : (-) tidak terbentuk
aglutinasi

2.  Sampel dengan antisera BH


 Pada uji kualitatif dengan metode
slide : (-) tidak terbentuk aglutinasi
 Semi kualitatif metode slide : (-)
tidak terbentuk aglutinasi
 Metode tabung : (-) tidak terbentuk
aglutinasi
3.  Sampel dengan antisera O
 Pada uji kualitatif dengan metode
slide : (+) terbentuk aglutinasi
 Semi kualitatif metode slide : (-)
tidak terbentuk aglutinasi
 Metode tabung : (-) tidak terbentuk
aglutinasi

4.  Sampel dengan antisera H


 Pada uji kualitatif dengan metode
slide : (-) tidak terbentuk aglutinasi
 Semi kualitatif metode slide : (-)
tidak terbentuk aglutinasi
 Metode tabung : (-) tidak terbentuk
aglutinasi

5.  Sampel dengan antisera OA


 Pada uji kualitatif dengan metode
slide : (-) tidak terbentuk aglutinasi
 Semi kualitatif metode slide : (-)
tidak terbentuk aglutinasi
 Metode tabung : (+) terbentuk
aglutinasi
 Titer 1/20
6.  Sampel dengan antisera CO
 Pada uji kualitatif dengan metode
slide : (-) tidak terbentuk aglutinasi
 Semi kualitatif metode slide : (-)
tidak terbentuk aglutinasi
 Metode tabung : (+) terbentuk
aglutinasi titer 1/20

PEMBAHASAN

Faktor-faktor teknis yaitu Aglutinasi silang, karena beberapa spesies Salmonelladapat


mengandung antigen O dan H yang sama, maka reaksi aglutinasi pada satu spesies dapat
juga menimbulkan reaksi aglutinasi pada spesies lain. Oleh karena itu
spesiesSalmonellapenyebab infeksi tidak dapat ditentukan dengan pemeriksaan widal,
konsentrasi suspensi antigen, Konsentrasi suspensi antigen yang digunakan pada
pemeriksaan widal akan mempengaruhi hasilnya dan Strain Salmonellayang digunakan
untuk suspensi antigen dari strain Salmonellasetempat lebih baik daripada suspensi
antigen dari strain lain (Handojo, 2004).
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA TTD Mahasiswa

Kalma, H., et al. 2014. Imunologi Terapan. Edisi II.


Kemenkes RI Poltekkes Makassar.

Sabir M, Yadi, Firdaus, Hatta M. 2003. “Perbandingan tes


serologi dipstik dengan widal untuk diagnosis demam tifoid”.
Jurnal kedokteran Trisakti.

Widodo, D, 2006. Demam Tifoid.Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam, Jilid III, Edisi V. Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam. Jakarta NAMA :
Nuril Al Hikmah

LAMPIRAN KIT PEMERIKSAAN :

Anda mungkin juga menyukai