DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Kelompok : 4 (Empat)
Kelas : B / Angkatan 4
Pada hari ini …........... tanggal …..... bulan …..................... tahun 2019 telah
diperiksa dan disetujui oleh asisten, maka dengan ini dinyatakan diterima dan dapat
Asistens I Asisten II
Laporan lengkap ini di susun sebagai salah satu syarat mengikuti praktikum
Imunoserologi, T.A 2019.
KELOMPOK : 4 (Empat)
KELAS : B / ANGKATAN 4
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
di harapkan.
Laporan telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan Percobaan .................................................................... 2
1.4 Manfaat Percobaan ................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Rheumatoid Arthritis .................................................. 3
2.2 Klasifikasi Rheumatoid Arthritis ............................................. 3
2.3 Epidemiologi Rheumatoid Arthritis ......................................... 4
2.4 Etiologi Rheumatoid Arthritis .................................................. 5
2.5 Patofisiologi Rheumatoid Arthritis .......................................... 6
2.6 Faktor Resiko ........................................................................... 6
2.7 Manifestasi Klinis .................................................................... 8
2.8 Diagnosa ................................................................................... 10
2.9 Hal-hal Yang Dapat Mempengaruhi Pemeriksaan ................... 10
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksaan .................................................. 11
3.2 Metode....................................................................................... 11
3.3 Prinsip ....................................................................................... 11
3.4 Pra Analitik ............................................................................... 11
3.5 Analitik...................................................................................... 11
3.6 Pasca Analitik............................................................................ 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .......................................................................................... 13
4.2 Pembahasan .............................................................................. 13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 16
5.2 Saran .......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
nyeri, kekakuan, pembengkakan dan keterbatasan gerak serta fungsi dari banyak
di tangan dan kaki cenderung paling sering terlibat. Pada rheumatoid arthritis
kekakuan paling sering terburuk di pagi hari. Hal ini dapat berlangsung satu
sampai dua jam atau bahkan sepanjang hari. Kekakuan untuk waktu yang lama di
hipertensi, diabetes atau AIDS, namun penyakit ini menjadi masalah kesehatan
paling sering terlibat. Pada rheumatoid arthritis kekakuan paling sering terburuk
di pagi hari. Hal ini dapat berlangsung satu sampai dua jam atau bahkan
sepanjang hari. Kekakuan untuk waktu yang lama di pagi hari tersebut
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu agar dapat mengetahui bagimana
TINJAUAN PUSTAKA
Kata arthritis mempunyai arti inflamasi pada sendi (“arthr” berarti sendi
autoimun, dimana target dari sistem imun adalah jaringan yang melapisi sendi
(Gordon, N. F. 2002).
tipe, yaitu:
1. Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
2. Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu
3
3. Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
4. Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 3 bulan.
0,5-1 % dari populasi global menderita AR. Peluang terjadinya penyakit hati
pada penderita AR dua kali lebih besar dari yang tidak menderita. America
dengan terjadinya penyakit AR, seperti faktor kerentanan terhadap penyakit dan
1. Jenis kelamin
2. Usia. Dapat terjadi pada usia muda 30-50 tahun, usia lanjut terutama pada
11
4. Genetik. Keluarga yang memiliki anggota keluarga terkena AR memiliki
risiko lebih tinggi, dan dihubungkan dengan gen HLA-DR4. Faktor inisiasi
adalah perokok, infeksi bakteri atau virus menjadi inisiasi dari AR, pil
kontrasepsi, gaya hidup stres dan diet mengawali inflamasi sendi, (Aletaha D,
2010).
1. Genetik, berupa hubungan dengan gen HLA-DRB1 dan faktor ini memiliki
Dan stimulasi esterogen dan progesteron pada respon imun humoral (TH2)
dan menghambat respon imun selular (TH1). Pada RA respon TH1 lebih
3. Faktor Infeksi, beberapa agen infeksi diduga bisa menginfeksi sel induk
semang (host) dan merubah reaktivitas atau respon sel T sehingga muncul
4. Heat Shock Protein (HSP), merupakan protein yang diproduksi sebagai respon
12
sel T mengenali epitop HSP pada agen infeksi dan sel Host. Sehingga bisa
dimediasi oleh sel imun. Pada pasien RA menghasilkan antibodi yang disebut
memiliki perjalanan penyakit yang lebih agresif dari pasien yang seronegatif. RA
gerak sendi. Otot juga terkena karena serabut otot mengalami perubahan
(Grafindo, 2006).
(Grafindo, 2006) :
13
1. Riwayat keluarga.
Apabila terdapat anggota keluarga yang terkena RA, maka beresiko tinggi
terkena RA.
2. Jenis kelamin.
dibandingkan pria.
3. Hormon.
oral memiliki penurunan dalam resiko RA. Hal ini karena adanya perubahan
androgen utama pada wanita yang dikeluarkan oleh sel-sel adrenal fetus.
respon imun seluler (Th1). Oleh karena pada rheumatoid arthritis Th1 lebih
4. Umur.
pada anak kecil bisa juga terjadi yang biasa disebut dengan Juvenile
rheumatoid arthritis.
5. Lingkungan.
14
6. Merokok.
yaitu gejala inflamasi akibat aktivitas sinovitis yang bersifat reversibel dan gejala
merupakan kelainan yang umumnya bersifat reversibel dan dapat diatasi dengan
D.1984).
Gejala klinis yang berhubungan dengan aktivitas sinovitis adalah kaku pagi
hari. Beberapa aspek lain yang berhubungan dengan sendi yaitu (Watts, H.
D.1984) :
Proses inflamasi ini melibatkan persendian diatrodial yang tidak tampak oleh
seluruh segmen leher disertai dengan berkurangnya lingkup gerak sendi secara
menyeluruh.
2. Gelang bahu, pergelangan gelang bahu akan mengurangi lingkup gerak sendi
gelang bahu.
15
3. Kaki dan pergelangan kaki, keterlibatan persendian metatarsophalangeal
pada RA.
(MCP), dan proximal inerphalageal (PIP) hampir selalu dijumpai pada RA.
penurunan berat badan, demam >38,30 C, kelelahan dan pada banyak kasus
sendi.
2. Nodul, merupakan level tertinggi pada penyakit ini dan terjadi 30 – 40% pada
penderita.
4. Vaskulitis, hanya terjadi <1% pada penderita dengan penyakit RA yang sudah
kronis.
16
2.8 Diagnosa
pemeriksaan serum untuk IgA, IgM, IgG , antibodi anti-CCP dan RF, analisis
cairan sinovial, foto polos sendi, MRI, dan ultrasound, (Widmann, F. K, 2011).
pemeriksaan yaitu :
1. Hasil uji RF sering tetap didapati positif, tanpa terpengaruh apakah telah
2. Hasil uji RF bisa positif pada berbagai masalah klinis, seperti penyakit
apapun.
17
BAB III
METODEPRAKTIKUM
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 28 November 2019 pada pukul 13.00
3.2 Metode
(gumpalan).
3. Persiapan pasien
4. Persiapan alat dan bahan yang digunakan pada praktikum yakni tabung tutup
KIT LR (Lateks Reagens), serum, kapas alkohol 70% dan kapas kering.
3.5 Analitik
18
2. Mengambil darah vena dengan menggunakan holder dan disposable kemudian
5. Serum sampel, serum kontrol positif, serta serum kontrol negatif dipipetkan
sebanyak 40µl.
7. Campuran sampel dan reagen dicampur dengan batang pengaduk berbeda dan
8. Campuran sampel dan reagen dalam plate diamati, terbentuk aglutinasi atau
tidak.
12
BAB IV
4.1 Hasil
sebagai berikut:
4.2 Pembahasan
sistemik progressif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat
degeneratif dan pereadangan di dalam selaput synopial, tulang rawan dan otot-
4 dari 6 kriteria ini terpenuhi. 4 dari kriteria tersebut harus telah berlangsung
14
terdiri dari suatu kelompok antibody dari kelas IgM, yang diarahkan terhadap
antigeniksites pada IgA, terdapat kenyatan bahwa pada rhematoid arthritis plasma
Rf terdiri dari tiga tipe. Sampel plasma tidak dapat digunakan karena fibrinogen
Radang sendi reumatik adalah penyakit sistemik kronis, yang mana umumnya
memiliki gejala: pembengkakan dan rasa sakit pada persendian, inflamasi, proses
degeneratif pada tulang rawan, membran synovial, atau pada otot. Umumnya
penyakit ini mulai menyerang orang dewasa di usia 30 – 40an. Sementara ini
atau meminimalisir kerusakan permanen pada sendi. Untuk alasan ini, diagnosis
Salah satu ciri radang sendi reumatik adalah munculnya sekumpulan protein
yang reaktif di dalam darah dan cairan synovial yang secara kolektif dikenal
ditemukan pada 70 – 100% kasus dari radang sendi reumatik yang mana
keakuratannya bergantung pada prosedur tes yang dipakai untuk mendeteksi RF.
laboratoris yang berguna untuk diagnosa dari kasus yang dicurigai adanya radang
atau demam reumatik secara berturut-turut kurang dari 2% dan 3%. Harus dicatat
15
seperti pulmonary tuberculosis, bakterial endocarditis, syphilis dan pada penyakit
yang lain. Adanya kejadian RF yang signifikan juga dialami oleh kelompok
lansia.
(Pengelompokan yang dapat dilihat muncul dalam waktu 3 menit.) Serum yang
pengelompokan parsial. Hasil harus dibaca dalam jangka 3 menit, karena reaksi
non spesifik dapat terjadi setelah periode waktu yang ditentukan. Serum yang
positif dalam tes pengecekan harus dites ualng dalam tes titrasi untuk
terbesar dari sampel tes yang menunjukkan aglutinasi dianggap sebagai nilai
16
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Grafindo, 2006. Imunologi Serologi II. Surakarta: Fakultas Biologi D III Analis
Kesehatan USB.