DISUSUN OLEH:
KABUPATEN GORONTALO
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan “Laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL)” dengan tepat waktu. Laporan PKL ini dibuat dalam rangka
memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan nilai yang baik.
Selama proses pelaksanaan dan penyusunan laporan PKL ini, penulis mendapat
dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
4. Staf Laboratorium RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo yang
5. Fitri Astuti Said, S,Pd. selaku Ketua Panitia Praktik Kerja Lapangan.
medik.
8. Seluruh anggota keluarga dan teman-teman yang telah memberikan bantuan dan
spiritual serta kerja sama selama di lokasi PKL, sekali lagi penulis
i
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat dibutuhkan demi
Harapan dari penyusun semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan
dapat menambah wawasan bagi pembaca, terutama kepada siswa yang kelak mengikuti
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
iii
2.6. Pemeriksaan Kimia Klinik Darah ...................................................... 14
iv
2.7.5 Pemeriksaan TSH............................................................ 45
v
LEMBAR PENGESAHAN
Disahkan/Disetujui:
vi
LEMBAR PENGESAHAN
Gorontalo,
Disahkan/Disetujui:
Pembimbing Sekolah
Mengetahui Limboto,
Kepala sekolah Kepala Program Studi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan dengan cita cita bangsa indonesia sebagaimana dimaksud dalam
pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Adapun
menurut UUD 36/2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang-undang 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan).
kenyataannya, kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu
semua sarana dan tenaga yang berperan dalam pelaksanaan pelayanan laboratori um perlu
ditingkatkan kualitasnya.
Program studi Teknologi Laboratorium Medis atau disebut juga Analis Kesehatan
merupakan disiplin ilmu medis yang memberikan perhatian pada semua aspek analitik dan
laboratoris terhadap jaringan atau cairan tubuh manusia serta ilmu medis. Analis kesehatan
1
laboratory. Beberapa fungsi Analis kesehatan dalam memberikan pelayanan laboratorium
berbagai tes medis seperti Kimia Klinik, Hematologi, Imunoserologi, Mikrobi ologi, dan
lainnya.
Salah satu kegiatan kurikuler tahun 2018 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah
izinkannya siswa siswi untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 6 bulan di
lokasi yang berbeda. Setelah pelaksanaan kegiatan PKL ini para siswa diwajibkan untuk
membuat laporan yang bertujuan sebagai bukti kegiatan siswa/siswi selama melakukan
praktek di lokasi yang ditentukan serta waktu yang telah ditentukan pula. Tujuan
sekolah
jawab profesi
berwawasan akademi
2
1.2 TUJUAN
kerja.
Kesehatan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo diresmikan pada tahun 2013 oleh Gubernur
Provinsi Gorontalo Bapak Rusli Habibie, beralamat di jalan Kusno Tongkodu Kelurahan
Pada awal berdirinya, RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo adalah
salah satu SKPD dalam Struktur Organisasi Tata Kerja Pemerintah Provinsi Gorontalo,
namun setelah dalam perkembangannya dan dengan adanya perubahan Struktur Organisasi
Tata Kerja di lingkungan Provinsi Gorontalo maka pada tahun 2016 RSUD dr. Hasri Ainun
Rumah sakit Umum Daerah dr. Hasri Ainun Habibie adalah rumah sakit milik
pemerintah Provinsi Gorontalo yang bermula dari klinik mata tahun 2012 dan menjadi rumah
sakit sejak tanggal 3 November 2013. Nama rumah sakit ini diambil dari nama seorang dokter
sekaligus ibu Negara Republik Indonesia ke-3, dr. Hasri Ainun Besari Habibie, istri dari
presiden RI ke-3 B.J. Habibie. Pemberian nama rumah sakit ini menjadi salah satu bentuk
penghargaan masyarakat Gorontalo atas jasa-jasa beliau dan juga pengabdiannya bersama B.J.
Habibie yang merupakan suku Gorontalo pertama yang menjabat sebagai Presiden Republik
Indonesia.
Adapun penamaan Rumah Sakit sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo
No.8 Tahun 2013 Tentang Penamaan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Gorontalo. Tipe
4
Setelah disetujui oleh para stakeholder didaerah, Rumah Sakit dr. Hasri Ainun Habibie
akhirnya mulai beroperasi sejak tahun 2014 dengan Tipe D dengan pelayanan pertama yaitu
operasi katarak. Sejak tahun 2019, status RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo
adalah tipe C.
2.2.1 VISI
2.2.2 MISI
dan merata.
3. Mewujudkan RSUD dr. Hasri Ainun Habibie sebagai entity bisnis yang sehat.
2.4 Phlebotomi
Phlebotomi atau “phlebotomy” diambil dari bahasa Yunani, yaitu kata phlebos
yang berarti vena, dan tome yang berarti insisi/pemotongan. Sejarah terjadinya yang
Phlebotomi atau fungsi vena adalah tindakan memasukkan jarum ke dalam vena
yang umumnya dilakukan untuk mengambil darah yang akan dipakai dalam analis
5
cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan dengan memperhatikan pencegahan interfensi
preanalisis
Phlebotomi sebagai salah satu pelayanan kesehatan yang berada di garis depan
dan etika, sehingga dapat memberikan pelayanan prima. Tindakan ini membutuhkan
keterampilan dan keakuratan agar dapat memperoleh sampel darah yang berkualitas
di lengan,tetapi juga bisa diambil dari kaki dengan kanula untuk mengambil darah.
Prosedurnya sendiri dikenal sebagai venipuncture, yang juga digunakan untuk terapi
intravena.Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari
vena mediana cubiti, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat
a. Alat :
1. Torniquet
3. Spidol permanen
b. Bahan :
1. Kapas alkohol
2. Plesterin bulat
c. Prosedur Kerja :
1. Menyiapkan pasien
6
4. Melakukan teknik palpasi dengan jari pasien harus dikepalkan
5. Desinfeksi dengan kapas alkohol area yang akan ditusuk dengan cara dari dalam
keluar.
12. Membuang semua bahan ( kapas alkohol, pembungkus kapas alkohol, dispo,
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses
pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk pengambilan
darah kapiler adalah di ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga. Untuk anak kecil
dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki. Lokasi
(pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat (Iskandar,
2015).
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel dengan
volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit
a. Alat :
1. Lanset
2. Autoclik
7
b. Bahan :
1. Alcohol Swab
c. Prosedur Kerja :
2. Memilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol biarkan kering.
3. Memasukkan lanset kedalam autoclik lalu tekan autoclik untuk melukai tangan agar
tidak sakit (bisa juga memakai lanset tidak memakai autoclik akan tetapi rasanya lebih
sakit).
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang
membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari system transport. Pemeriksaan
hematologi adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui kelainan dari kuantitas
dan kualitas sel darah merah, sel darah putih dan trombosit serta menguji perubahan yang
terjadi pada plasma yang terutama berperan pada proses pembekuan darah.
jumlah leukosit, jenis leukosit, nilai hematokrit, indeks eritrosit, trombosit. Pemeriksaan
leukosit, jenis leukosit, nilai hematokrit, indeks eritrosit, trombosit dan LED.
8
2.5.1 ABACUS 380
1. Persiapan
a. Periksa kondisi limbah dan reagen apakah masih cukup untuk melakukan
b. Keluarkan control dari kulkas, diamkan 15 menit untuk mencapai suhu ruang.
2. Menyalakan Alat
b. Nyalakan alat, biarkan alat melakukan star up, tunggu kurang lebih 5
menit agar alat mencapai temperature optimal sebelum alat dipakai running.
3. Menyiapkan Reagen
Jika reagen habis lakukan penggantian reagen dan reset nilai volume reagen:
Pemeliharaan > status reagen > reset reagen yang akan Diluent (Diluent: pengencer
NOTE: Jika melakukan penggantian diatro lyse diff, harus memasukan hardware key
pada slot di belakang atau di samping alat terlebih dahulu baru lakukan reset di alat.
9
4. Pengukuran Blangko
Pengukuran > blangko > (tekan OK untuk mengukur blangko) > OK > terima blangko
5. Pengukuran Kontrol
Pengukuran > Kontrol kualitas > pilih lot control yang akan dijalankan > pengukuran
> homogenkan control, letakkan control pada adaptor sampel > tekan tombol START
untuk menjalankan proses control. Pilih lot baru untuk memasukkan reagen control
yang baru.
6. Pengukuran Sampel
a. Sampel normal :
Pengukuran > Baru > Masukkan data pasien ( ID Sampe/ ID pasien/ Opsi) >
Homogenkan sampel, letakkan sampel pada adapter sampel > Tekan tombol START untuk
menjalankan.
b. Sampel pengenceran :
Sampel harus diencerkan secara manual dengan menggunakan garam fisiologis dengan
7. Maintance Harian
10
8. Mematikan Alat
Menu utama>Keluar > Sutdown > Alat akan melakukan pembersihan kemudian
memberikan nada > Matikan alat dengan menekan tombol power dibelakang alat.
2.5.2 ABACUS 3
1. Persiapan
a. Periksa kondisi limbah dan reagen apakah masih cukup untuk melakukan
b. Keluarkan control dari kulkas, diamkan 15 menit untuk mencapai suhu ruang.
2. Menyalakan Alat
b. Nyalakan printer.
c. Nyalakan alat, biarkan alat melakukan start up, tunggu 5 menit agar alat mencapai
3. Menyiapkan Reagen
Jika reagen habis lakukan penggantian reagen dan reset nilai volume reagen.
Menu utama > pemeliharaan > status reagen > pilih reagen yang akan diganti >
11
NOTE : Jika melakukan penggantian Diatron lyse diff, harus memasukkan hardware
4. Pengukuran Blanko
Blanko akan diminta secara otomatis ketika alat pertama kali dinyalakan pada menu
pengukuran.
5. Pengukuran Kontrol
Menu utama > Quality Control > pilih lot control yang akan dijalankan > homogenkan
control, letakkan control pada adaptor sampel > tekan pengukuran untuk menjalankan
proses control.
6. Pengukuran Sampel
a. Sampel normal :
Menu utama > Pengukuran > Sampel baru > Masukan data pasien > Homogenkan
b. Untuk sampel Pengenceran tekan “Ya” pada data pengenceran > Jalankan.
Sampel harus di encerkan secara manual dengan menggunakan garam fisiologis dengan
7. Maintenance Harian
12
8. Mematikan Alat
Menu utama > keluar > penutupan > Alat akan menampilkan pesan dan memberikan
nada > matikan alat dengan menekan tombol power di belakang alat.
Wanita : 4.800-10.800/µL
Anak : 9.000-38.000/µL
Wanita : 37-47
13
Anak : 42-52
Pemeriksaan kimia darah adalah pemeriksaan untuk mengukur kadar beberapa zat
kimia didalam darah. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengetahui seberapa baik kerja
organ-organ tubuh serta mencari tahu bila ada masalah-masalah kesehatan tertentu.
Semua pemeriksaan kimia klinik dilakukan pada setiap specimen/sampel jenis cairan
Pemeriksaan kimia klinik didalam laboratorium antara lain uji fungsi hati, fungsi
14
2.6.1 Pemeriksaan Glukosa
a. Tujuan :
b. Prinsip :
𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡
Glukosa∓ ⅟₂ O₂∓H₂O → Glukonate ∓ H₂O₂
c. Metode :
d. Alat :
1. Clinipet 100µl
2. Yellow tip
3. Kenza 240 TX
e. Bahan :
1. Sampel darah
2. Reagen Glukosa
3. Standart Glukosa
f. Prosedur :
15
4. buka tutup alat dan masukkan cup kenza kedalam tatakan lubang tempat cup
5. kemudian lihat tampilan layar computer yang tersambung ke aplikasi alat kenza.
6. lalu tekan pasien, pasien entry, dan masukkan data pasien beserta pemeriksaan
glukosa, selanjutnya tekan exit 2×, tekan start, calibration pasien, dan tekan ok.
a. Tujuan :
b. Prinsip :
𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 𝐸𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡
Glukosa+ ⅟₂ O₂ + H₂O → Glukonate + H₂O₂
c. Metode :
d. Alat :
1. Autoclick
2. Lancet
4. Stik GDS
e. Bahan :
1. Alkohol swab
16
f. Prosedur :
1. Identifikasi pasien.
5. Tampilan kode chip akan muncul pada layar alat, disertai dengan tetesan darah
berkedip.
6. Pilihlah salah satu jari pasien yang akan ditusuk, usap jari yang akan ditusuk
7. Tekan jari yang akan ditusuk agar jari terbendung, sehingga darah yang keluar
9. Kemudian kemudian tunggu hasil akan keluar dalam 5 detik. Lalu usap
a. Tujuan :
17
b. Prinsip :
c. Metode :
d. Alat :
1. Clinipet 100µl
2. Yellow tip
3. Kenza 240Tx
e. Bahan :
2. Reagen Cholesterol
3. Standar Cholesterol
4. Sampel darah
f. Prosedur Kerja :
4. Buka tutup alat kenza dan masukkan cup kenza kedalam tatakan lubang tempat
5. kemudian lihat tampilan layar computer yang tersambung keaplikasi alat kenza.
18
6. lalu tekan pasien, pasien entry, dan masukkan data pasien beserta pemeriksaan
cholesterol, selanjutnya tekan exit 2×, tekan start, calibration pasien, dan tekan ok.
a. Tujuan :
b. Prinsip :
Cholesterol.
c. Metode :
d. Alat :
1. Clinipet 100µl
2. Yellow tip
3. Kenza 240TX
19
e. Bahan :
2. Standar cholesterol
3. Sampel darah
f. Prosedur Kerja :
4. Buka tutup alat kenza dan masukkan cup kenza kedalam tatakan lubang
alat kenza.
6. lalu tekan pasien, pasien entry, dan masukkan data pasien beserta
20
2.6.4 Pemeriksaan LDL (Low Density Lipoprotein)
a. Tujuan :
b. Prinsip :
yang menggunakan super natant setelah presepitasi dari fraksi LDL oleh
c. Metode :
d. Alat :
1. Clinipet 100 µl
2. Yellow tip
3. Kenza 240TX
e. Bahan :
1. Reagen Cholesterol
2. Standar Cholesterol
3. Reagen Trigliserida
4. Standar Trigliserida
5. Sampel darah
21
f. Prosedur Kerja :
4. Buka tutup alat kenza dan masukkan cup kenza kedalam tatakan lubang
kenza.
6. lalu tekan pasien, pasien entry, dan masukkan data pasien beserta
8. kemudian tekan pasien list, setelah itu lihat hasil kemudian masukkan kedalam
a. Tujuan :
b. Prinsip:
𝑙𝑖𝑝𝑎𝑠𝑒
Trigliserida + H₂O → gliceral + fatti acids gliceral + ATP
22
𝑔𝑙𝑦𝑐𝑒𝑟𝑜𝑙 𝑘𝑖𝑛𝑎𝑠𝑒
→ Glicerol -3-p+ADP gliceral -3-p+₂O G-3-P oksida
𝑄𝑢𝑖𝑛𝑜𝑛𝑒𝑖𝑚𝑖𝑛𝑒 +4𝐻²𝑂
peroxidase → .
c. Metode :
d. Alat :
1. Clinipet 100 µl
2. Yellow tip
3. Kenza 240TX
e. Bahan:
1. Sampel darah
2. Reagen Trigliserida
3. Standar Trigliserida
f. Prosedur Kerja :
4. Buka tutup alat kenza dan masukkan cup kenza kedalam tatakan lubang
23
kenza.
6. Lalu tekan pasien, pasien entry, dan masukkan data pasien beserta
8. Kemudian tekan pasien list, setelah itu lihat hasil. Kemudian Laporkan hasil.
a. Tujuan :
b. Prinsip :
Protein dan ion cupric bereaksi dengan alkalis membentuk warna kompleks.
c. Metode :
d. Alat :
1. Clinipet 100µl
2. Yellow tip
3. Kenza 240TX
24
e. Bahan :
1. Reagen albumin
2. Standar albumin.
3. Sampel darah.
f. Prosedur Kerja :
4. Buka tutup alat kenza dan masukkan cup kenza kedalam tatakan lubang
kenza.
6. lalu tekan pasien, pasien entry, dan masukkan data pasien beserta
8. kemudian tekan pasien list, setelah itu lihat hasil. Kemudian Laporkan hasil.
25
2.6.7 Pemeriksaan Uric Acid (Asam Urat)
a. Tujuan :
b. Prinsip :
c. Metode :
d. Alat :
1. Clinipet 100 µl
2. Yellow tip
3. Kenza 240TX
e. Bahan :
3. Sampel darah
f. Prosedur kerja :
26
4. Buka tutup alat kenza dan masukkan cup kenza kedalam tatakan lubang
kenza.
6. Lalu tekan pasien, pasien entry, dan masukkan data pasien beserta
pemeriksaan asam urat selanjutnya tekan exit 2×, tekan start, calibration
8. kemudian tekan pasien list, setelah itu lihat hasil. Kemudian Laporkan hasil.
a. Tujuan :
b. Prinsip :
𝑢𝑟𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑛𝑖𝑡𝑟𝑜𝑝𝑟𝑢𝑠𝑠𝑖𝑑𝑒
Urea + H₂O → 2NH₄+ CO₂ NH₄+ salicylate+ Na CLO →
indophenols glutamate + 2.
c. Metode :
27
d. Alat :
1. Clinipet 100µl
2. Yellow tip
3. Kenza 240TX
e. Bahan :
1. Reagen Ureum
2. Standar Ureum
3. Sampel darah
f. Prosedur Kerja :
4. Buka tutup alat kenza dan masukkan cup kenza kedalam tatakan lubang
kenza.
6. lalu tekan pasien, pasien entry, dan masukkan data pasien beserta
pemeriksaan Ureum selanjutnya tekan exit 2×, tekan start, calibration pasien,
28
8. kemudian tekan pasien list, setelah itu lihat hasil .Kemudian Laporkan hasil.
a. Tujuan :
b. Prinsip :
c. Metode :
d. Alat :
1. Clinipet 100µl
2. Yellow tip
3. Kenza 240TX
e. Bahan :
1. Reagen Creatinin
2. Standar Creatinin
3. Sampel darah
29
f. Prosedur kerja :
4. Buka tutup alat kenza dan masukkan cup kenza kedalam tatakan lubang
kenza.
6. lalu tekan pasien, pasien entry, dan masukkan data pasien beserta pemeriksaan
Creatinine selanjutnya tekan exit 2×, tekan start, calibration pasien, dan tekan
ok.
8. kemudian tekan pasien list, setelah itu lihat hasil .Kemudian Laporkan hasil.
a. Tujuan :
30
b. Prinsip :
𝑎𝑠𝑡
Aspartate 2-oxoglutarate → oxoloacetate + glutamate oxaloacetate +
𝑀𝐷𝐻
NADH +H⁺ → Malate +NAD⁺
c. Metode :
d. Alat :
1. Clinipet 100µl
2. Yellow tip
3. Kenza 240TX
e. Bahan :
1. Reagen SGOT
2. Standar SGOT
3. Sampel darah
f. Prosedur :
4. Buka tutup alat kenza dan masukkan cup kenza kedalam tatakan lubang
31
kenza.
6. lalu tekan pasien, pasien entry, dan masukkan data pasien beserta
pemeriksaan AST selanjutnya tekan exit 2×, tekan start, calibration pasien,
8. kemudian tekan pasien list, setelah itu lihat hasil .Kemudian Laporkan hasil.
a. Tujuan :
Untuk mengetahui adanya peningkatan kadar GPT dan adanya kelainan fungsi
hati.
b. Prinsip :
c. Metode :
d. Alat :
1. Clinipet 100µl
2. Yellow tip
32
3. Kenza 240TX
e. Bahan :
1. Reagen SGPT
2. Standar SGPT
3. Sampel darah
f. Prosedur :
4. Buka tutup alat kenza dan masukkan cup kenza kedalam tatakan lubang
kenza.
6. lalu tekan pasien, pasien entry, dan masukkan data pasien beserta
pemeriksaan ALT selanjutnya tekan exit 2×, tekan start, calibration pasien,
8. kemudian tekan pasien list, setelah itu lihat hasil. Kemudian Laporkan hasil.
33
g. Nilai Normal SGPT :
HbA1C yaitu menghitung glukosa per 3 bulan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
a. Tujuan :
b. Prinsip :
gula. Semakin tinggi nilainya berarti control gula darah buruk sehingga
c. Metode :
d. Alat :
1. Ichroma
2. I-Chamber
34
e. Bahan :
1. Sampel darah
2. Cartridge
3. Buffer HbA1c
f. Prosedur Kerja :
3. Kemudian tekan tombol depan kiri kanan i chamber untuk mengatur suhu
pada alat, seting alat dengan suhu 30° dan 12 menit setelah 12 menit
4. Tekan multi tes pada alat lalu masukkan cartridge ke dalam i-chamber
i-chamber
35
13. Baca hasil tes
Senyawa ini diproduksi saat hati memecah sel darah dan dikeluarkan dari tubuh
melalui feses. Ini yang memberikan warna normal pada feses. Senyawa ini juga
berfungsi mengatur kadar zat besi pada berbagai jenis protein. Meski berpotensi
sebagai senyawa beracun, tubuh dapat mengeluarkan zat ini agar tidak menumpuk
a. Alat :
1. Tabung reaksi
2. Clinipet
4. Fotometer
b. Bahan :
1. Reagen pereaksi
2. Sampel serum
3. Parafilm
4. Tisu
36
c. Prosedur Kerja :
1. Billirubin total
- Persiapan sampel
- R1 R2 Sampel
Faktor : 13,0
Program : c/f
2. Direct billirubin
- Persiapan sampel
R1 R2 Sampel
Faktor : 13,0
Program : c/f
37
d. Nilai Normal Billirubin
cairan dalam tubuh (Natrium, Kalium, Clorida) yang biasanya hasilnya akan menurun pada
pasien yang sedang menderita BAB pemeriksaan elektrolit yaitu sebagai berikut :
1. Elektrolit Kering
a. Alat :
2. Makropipet
b. Bahan :
1. Serum
2. E-Plate
c. Prosedur Kerja :
4. Pipet serum pasa sisi pipet sebelah kanan dan pipet reagen pada sisi pipet sebelah
kiri
38
5. Letakkan pipet serum dan reagen tepat diatas plate dengan keadaan tegak lurus.
7. Hasil akan keluar melalui print out tekan tombol OFF untuk menonaktifkan alat
2. Elektrolit Basah
a. Alat :
1. Alat Dplyte
2. Clinipet 100µl
3. Yellow tip
4. Cup sampel
b. Bahan :
1. Sampel darah
2. Tisu
c. Prosedur Kerja :
5. Setelah itu, pada tampilan main menu tekan sample analysis, lalu buka pintu tempat
serum di masukkan.
6. Setelah itu masukan serum pada jarum/ selang kecil yang keluar pada pintu tersebut,
Imonologi adalah spesialisasi medis yang berkaitan dengan kekebalan dan semua
aspek dari kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit, yang biasanya adalah mikro
40iluents.
Serologi adalah ilmu yang mempelajari reaksi antigen dan antibody untuk dapat
a. Tujuan :
Untuk mendeteksi adanya bakteri salmonella typhi yaitu bakteri penyebab penyakit
thypoid
b. Prinsip :
Reaksi antara antibody dan antigen yang saling berikatan sehingga terjadi
aglutinasi.
c. Metode :
Slide test
40
d. Alat :
1. Slide test/keramik
2. Clinipet
3. Yellow tip
4. Batang pengaduk
e. Bahan :
1. Reagen Tyhpi O
2. Reagen Typhi AO
3. Reagen Typhi H
4. Reagen Typhi AH
5. Serum
f. Prosedur Kerja :
sebanyak 1 tetes.
5. Baca hasil dengan melihat adanya aglutinasi pada ke empat serum tadi.
g. Catatan :
widal 4× selama 2-3 minggu maka dinyatakan positif (+). Titer 1/160 masih dilihat dulu
dalam 1 minggu kedepan, apakah ada kenaikan titer atau tidak, jika ada maka
dinyatakan positif (+). Jika satu kali pemeriksaan langsung 1/320 langsung dinyatakan
41
positif (+), pada gejala klinis tertentu.
a. Alat :
b. Bahan :
1. Serum
c. Prosedur Kerja :
2. Ambil rapid test, lalu pipet serum sebanyak 100 µl dan masukkan kedalam bulatan
HbsAg
d. Interpretasi Hasil :
Pemeriksaan HIV dilakukan untuk mendeteksi adanya inveksi HIV pada tubuh manusia.
42
a. Prinsip :
Terjadinya reaksi antara antibody yang spesifik pada sampel antigen virus HIV, reaksi
b. Metode :
Immunocromatography
c. Alat :
2. Clinipet 10 µl
3. Tip putih
d. Bahan :
1. Serum
e. Prosedur Kerja :
2. Ambil rapid test HIV, lalu pipet serum sebanyak 10µl kedalam tanda huruf “S”
f. Interpretasi Hasil :
43
2.7.4 Pemeriksaan IgG/IgM
Pemeriksaan Anti-Dengue IgG dan IgM mendeteksi antibodi IgG dan IgM terhadap
virus dengue dalam darah yang baru dapat terdeteksi setelah hari ketiga gejala demam muncul.
a. Alat :
1. Uji Casselte
b. Bahan :
1. Dropper
2. Buffer
3. Sampel
c. Prosedur kerja :
2. Bawa kantong ke suhu kamar sebelum permukaan. Lepaskan perangkat uji dari
3. Tempatkan perangkat uji pada permukaan yang bersih dan bertingkat. Pegang pipet secara
vertikal menarik spesimen hingga isi Line (sekitar 5ul ), dan transfer sendimen untuk
sendimen dengan baik (S) dari perangkat tes, lalu tambahkan 2 tetes buffer (sekitar
4. Tunggu garis berwarna (S) muncul. Bacalah hasilnya dalam 10 menit. Jangan
d. Interprestasi Hasil :
IgM POSITIF : Garis berwarna di wilayah garis kontrol (C) berubah dari merah
ke biru. Dan garis berwarna muncul dalam tes jalur wilayah 1 (igM). Hasilya
positif virus Dengus spesifik igM dan mungkin merupakan infeksi Dengue
primer.
44
IgG POSITIF : Garis berwarna di wilayah garis kontrol (C) berubah dari merah
ke biru, dan garis berwarna muncul dalam tes jalur wilayah 2 (igG). Hasilnya
IgM DAN IgG POSITIF : Garis berwarna di wilayah garis kontrol (C) perubahan
dari merah ke biru, dan dua garis berwarna akan muncul dalam tes baris daerah
NEGATIF:Garis kontrol (C) berubah dari merah ke biru. Tidak ada garis yang
INVALID : Garis kontrol (C) masih sepenuhnya atau sebagian merah, dan gagal
Hormone (TSH) dalam darah. Hormon tersebut punya peranan besar untuk proses metabolisme
tubuh. Hampir setiap sel di jaringan tubuh terdapat hormon TSH. Oleh karena itu, kadarnya
a. Alat :
1. Cartridge
3. Chip reagen
b. Bahan :
1. Serum
45
c. Prosedur Kerja :
5. Bolak-balik 10 kali
8. Tunggu 12 menit
d. Nilai Normal :
2.7.6 Pemeriksaan T4
biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki gejala atau tanda-tanda dari gangguan tiroid.
a. Alat :
1. Cartridge Tes
4. Chip reagen
b. Bahan :
1. Serum
46
c. Prosedur Kerja :
3. Pipet 75 ul (serum/plasma/control)
5. Lakukan pipetting 10 kali untuk mencapur cairan (gunakan dalam waktu 1 menit)
6. Bolak-balik 10 kali
7. Tunggu 8 menit
8. Pipet sampel 75 ul
d. Nilai Normal :
2.7.7 Pemeriksaan T3
dalam bentuk bebas (tidak terikat dengan protein) dan terikat dengan protein dalam darah.
Pemeriksaan ini membantu dalam evaluasi fungsi kelenjar tiroid, mendiagnosis gangguan
a. Alat :
1. Cartridge Tes
47
3. Diluen detector (vial)
4. Chip reagen
b. Bahan :
1. Serum
c. Prosedur Kerja :
3. Pipet 75 ul (Serum/plasma/control)
5. Lakukan pipetting 10 kali untuk mencampur cairan (gunakan dalam waktu 1 menit)
6. Bolak-balik 10 kali
7. Tunggu 8 menit
8. Pipet sampel 75 ul
d. Nilai Normal :
Ferritin merupakan protein dalam tubuh yang mengikat zat besi. Sebagian besar zat besi
Protein ini banyak ditemukan di hati, limpa, otot rangka, dan sumsum tulang. Hanya sedikit
48
a. Alat :
1. Cartridge Tes
4. Chip reagen
5. i-chamber
b. Bahan :
1. Serum
c. Prosedur Kerja :
3. Pipet 30 ul (Serum/Plasma/Control)
5. Bolak-balik 10 kali
6. Pipet sampel 75 ul
8. Tunggu 10 menit
d. Nilai Normal :
49
2.8 Pemeriksaan Urine
adanya kelainan didalam saluran kemih yaitu dari ginjal dengan salurannya, kelainan yang
terjadi diluar ginjal, untuk mendeteksi adanya metabolisme obat seperti zat narkoba dan
a. Tujuan :
Untuk mengetahui adanya kelainan pada saluran kemih yaitu dari ginjal dan
salurannya.
b. Metode :
Carik celup
c. Alat :
2. Standar pembanding
d. Bahan :
1. Sampel urine
e. Prosedur Kerja :
2. Lihat warna pada pita carik celup, cocokkan dengan pita yang negative kecuali Bj dan
Ph.
50
3. Homogenkan urine sebelum diperiksa.
Bilirubin Negatif
Urobilinogen Negatif
Keton Negatif
ASC Negatif
Glucose Negatif
Protein Negatif
Erytrosit Negatif
PH 5–9
Nitrit Negatif
Leukosit Negatif
51
2.8.2 Pemeriksaan HCG
plasenta. Adanya hormone HCG pada urine dan darah merupakan salah satu tanda kehamilan
a. Tujuan :
b. Metode :
Test pack
c. Alat :
1. Test pack
d. Bahan :
1. Sampel Urine
e. Prosedur Kerja :
2. Ambil test pack lalu celupkan ke dalam sampel urine tunggu selama 1 menit
52
f. Interpretasi Hasil HCG :
2.9 Centrifuge
Centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memisahkan organel berdasarkan masa
rotasi atau perputaran tabung yang berisi larutan agar dapat dipisahkan berdasarkan massa
jenisnya. Larutan akan terbagi menjadi dua fase yaitu supernatant yang berupa cairan dan
Centrifuge berfungsi untuk memutar sampel pada kecepatan tinggi, memaksa partikel
yang lebih berat terkumpul ke dasar tabung centrifuge. Pemakaian centrifuge yang paling
sering adalah untuk pemisahan komponen sel darah dari cairannya sehingga cairannya bisa
53
2.9.2 Cara Mengunakan Centrifuge
2. Nyalakan centrifuge
4. Masukkan sampel yang ada dalam tabung kedalam lubang centrifuge masukan dengan
pembanding yang sama dengan sampel agar centrifuge bisa seimbang, letakkan tabung
secara bersilang/berlawanan.
6. Atur waktu yang diperlukan dan juga tentukan kecepatan rotasi putaran (Rpm) yang
7. Setelah selesai, tekan tombol OPEN dan ambil semua larutan dalam tabung yang telah
54
2.10 Pemeriksaan Yang Dilaksanakan Di Lab. RSUD AINUN
55
2.10.2 Pemeriksaan Bulan Juni
Glukosa
2 Darah - 27 33 38 98 72 26
Sewaktu
3 Ureum - 11 19 28 58 45 13
4 Kreatinin - 14 17 34 62 52 10
5 Albumin - 21 26 30 77 61 16
56
2.10.3 Pemeriksaan Bulan Juli
Glukosa
2 Darah 44 46 49 41 180 102 78
Sewaktu
57
2.10.4 Pemeriksaan Bulan Agustus
Glukosa
2 Darah 50 - - - 50 38 12
Sewaktu
3 Ureum 15 - - - 15 7 8
4 Kreatinin 16 - - - 16 10 6
5 Albumin 12 - - - 12 10 2
Pada 4 tabel bulan mei, juni, juli, agustus di atas adalah hasil pemeriksaan dilokasi RSUD
dr. Hasri Ainun Habibie yang kebanyakan pasien dilokasi pertama ini adalah pasien yang
memiliki gula. Berdasarkan hasil tabel di atas ada 2 bidang pemeriksaan yaitu, Hematologi
terdapat pemeriksaan darah rutin, pada darah rutin terdapat 9 parameter yaitu HGB, RBC,
HCT, MCV, MCH, MCHC, RDW, WBC, PLT. Pada darah ruin terdapat 313 pasien normal
58
dan 61 pasien abnormal biasanya leukosit pada pasien yang meningkat melebihi normal tetapi
ada juga pasien yang HB yang menurun dan juga trombosit yang menurun. Bidang kedua yaitu
Kimia Darah, kimia darah 1 pemeriksaan yaitu Glukosa Darah Sewaktu 251 pasien normal 135
pasien abnormal.
59
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Selama proses pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini kami semua mendapat banyak
pengalaman dalam dunia kerja. Banyak pemeriksaan dalam Laboratorium yang belum kami
dapati di Sekolah, akan tetapi kami dapat mengetahuinya di Laboratorium RSUD dr. Hasri
Ainun Habibie.
Dari benyaknya penjelasan dan pemeriksaan yang kami dapat, bisa disimpulkan bahwa
pemeriksaan laboratorium harus dilakukan dengan sangat hati-hati, karena kesalahan hasil
Setiap pemeriksaan yang ada di laboratorium memiliki metode dan prinsip kerja yang
berbeda-beda, untuk itu kita harus memperhatikan prinsip kerja setiap pemeriksaan.
Pemeriksaan di Laboratorium banyak menggunakan alat atau rapid test, dengan tujuan untuk
3.2 Saran:
Dari pembahasan dan penjelas tersebut, ada beberapa saran dari saya sebagai berikut:
1. Guru dapat menjelaskan lebih lanjut atau melengkapi pengetahuan yang kami dapat
dilaboratorium.
2. Lebih mempersiapkan diri dengan baik sehingga memiliki bekal yang cukup selama
praktik.
60
DAFTAR PUSTAKA
AlatLabor (2018) Pipet Volumetrik dan Fungsinya. Tersedia pada:
http://www.alatlabor.com/article/detail/225/pipet-volumetrik-dan-fungsinya (Diakses:
21 September 2018).
Balai Labkesda Prov Lampung, 2018 (2018) Profil UPTD Balai Laboratorium Kesehatan
Provinsi Lampung-Balai Lbkesda Provinsi Lampung. Tersedia pada:
https://dinkes.lampungprov.go.id/profil/ (Diakses: 20 September 2018).
KARS, K. S.-J. dan 2012, undefined (tanpa tanggal) “Panduan penyusunan dokumen
akreditasi,” academia.edu. Tersedia pada:
http://www.academia.edu/download/33466089/Buku_PANDUAN_PENYUSUN
AN_DOKUMEN_AKREDITASI_-_2012.pdf (Diakses: 21 September 2018).
Kompasiana@kompasiana.com (2015) Apa itu Tabung Reaksi dan Fungsi Tabung Reaksi
oleh Alat Labor - Kompasiana.com. Tersedia pada:
https://www.kompasiana.com/alatlabor/54f906eca33311af488b496d/apa-itutabung-
reaksi-dan-fungsi-tabung-reaksi (Diakses: 21 September 2018).
61
DAFTAR LAMPIRAN
62
63