ABO DAN RH
PENDAHULUAN
• Pada tahun 1901, Sistem Golongan Darah ABO ditemukan oleh Karl Laindstanier.
Seorang ilmuwan Austria yang menyatakan bahwa setiap individu memiliki golongan
• Pada tahun 1902, Alfred Decastello dan Adriana Struli menemukan golongan darah AB
yang melengkapi sistem golongan darah ABO. Penemuan inilah yang menunjukkan
bahwa transfusi darah tidak boleh dilakukan pada dua orang dengan golongan darah
yang berbeda.
• Istilah sistem golongan darah mengacu pada jenis antigen (Ag) yang terdapat pada sel
darah merah yang dientukan dari gen yag berada pada kromosom. Sedangkan jenis
golongan darah mengacu pada hasil reaksi sel darah merah pada antisera tertentu
ANTIGEN ABH PADA SISTEM
GOLONGAN DARAH ABO
• Sistem golongan darah ABO ditentukan oleh ada/tidaknya Ag A dan Ag B
yang terekspresikan pada sel darah merah, dan ada tidaknya Ab A dan Ab B
yang terdapat di dalam serum/plasma.
• Sistem golongan darah ABO terdiri dari 4 golongan yaitu:
• Golongan darah A
• Golongan darah B
• Golongan darah AB
• Golongan darah O
1 A A Anti B AA/AO
2 B B Anti A BB/BO
3 AB A dan B Tidak ada AB
Anti A dan
4 O Tidak ada OO
Anti B
• Ag pada sistem golongan darah ABO merupakan jenis Ag oligosakarida. Jenis
Ag oligosakarida tdak di sel darah merah saja tp terdapat di sel dan jaringan
lain seperti Sel epitel paru dan cairan tubuh dalam bentuk Ag terlarut
• Ag pada sistem ABO merupakan produk dari ekspresi gen H,gen ABO dan
gen Se.ketiga gen itu berfungsi untuk menentukan jenis, sifat dan letak Ag
sistem ABO yang terekspresikan.
• Gen ABO berada pada lokus di kromosom 9. pada lokus tersebut terdapat
alel A, B dan O.
jumlah banyak dibandingkan pada individu golongan darah A,B dan AB.
dan B. Manusia tersebut akan terindentifikasi sebagai golongan darah “O” Bombay.
• Manusia yang mmiliki golongan darah O Bombay tidak menunjukkan gejala penyakit,
namun ketika harus transfusi darah maka individu tersebut harus mendapatkan darah
dari glongan darah O bombay juga. Jika manusia tersebut mendapat trasnfusi yang
bukan dari golongan darah O bombay juga seperti golongan darah O biasa, maka
GENES A+H
SUBST A
B+H
GENES
SUBST B
H
H
AB A+B+H
Precursor substance
(P.S) O H
hh
A,B,AB,O
P.S Tidak ada
apa2
DARAH
BOMBAY
ANTIGEN SISTEM ABO
• Gen ABO mempunyai 3 alleles A,B dan O yang berlokasi pada lokus ABO
pada kromosom 9.
• Gen A dan B memproduksi enzym glycosyl transferase yang dipergunakan
untuk membentuk antigen A dan B
ANTIGEN SISTEM ABO
• Gen O tidak memproduksi enzyme sehingga
Sel darah merah gol O tidak mempunyai antigen A dan B,tetapi
mempunyai banyak antigen H yang merupakan rantai oligosacharida
untuk membentuk antigen A atau B.
ANTIGEN SISTEM ABO
• Gen2 Hh dan Se terdapat pada kromosom 19 dan keduanya sangat
berkaitan.
• Masing2 lokus mempunyai 2 allele.
• Salah satu dari allele tersebut tidak menghasilkan produk yang dapat
dibuktikan/dilihat disebut Amorph.
ANTIGEN SISTEM ABO
• Allele yang aktif pada lokus H,ialah H memproduksi enzym glycosyl
transferase yang bekerja pada tingkat seluler untuk membentuk antigen H
,yang akan menjadi antigen A dan B
• Yang amorph disebut h,sangat jarang
ANTIGEN
GENES A+H
SUBST A
B+H
GENES
SUBST B
H
H
AB A+B+H
Precursor substance
(P.S) O H
hh
A,B,AB,O
P.S Tidak ada
apa2
DARAH
BOMBAY
ANTIGEN SISTEM ABO
• Gen Se bertanggung jawab terhadap
adanya H pada glycoprotein pada
epithelial sekresi seperti saliva.
• 80% populasi adalah sekretor
• Orang yang mempunyai gen Se adalah
secretor.
• H akan diubah menjadi antigen A atau B
bila orang tersebut mempunyai gen A
atau gen B.
• Yang amorph disebut se/nonsecretor
ANTIGEN SISTEM ABO
• Perbedaan bayi dan dewasa dalam aktivitas A,B dan H mungkin
berhubungan dengan jumlah struktur yang bercabang yang terdapat pada
membran sel pada umur2 yg berbeda.
ANTIGEN ABO
• Pemeriksaan untuk mendeteksi antigen A
dan B dengan aglutinasi langsung .Reaksi
lebih lemah pada bayi daripada
orangdewasa.Meskipun demikian dapat
dideteksi pada embryo umur 5-6 mg
• Antigen A dan B tidak secara penuh
berkembang pada waktu
lahir,kemungkinan karena struktur cabang
oligoscharida tumbuh bertahap.
• Pada umur 2-4 tahun expresi antigen A
dan B telah penuh berkembang dan
tetap konstan sepanjang hidup.
ANTIGEN2 SISTEM ABO
• Glycosphingolipid yang membawa A dan B oligosacharida
merupakan bagian integral dari membrane sel darah
merah,sel epithelial dan sel endothelial .
• Bila orang tersebut mempunyai gen secretor,terdapat juga
dalam bentuk larut dalam plasma,dalam sekresi cairan
tubuh,saliva .
ANTIGEN SISTEM ABO
• Gen2 terletak pada 3 lokus yang terpisah –Gen ABO,Gen Hh dan Gen Se
(Sekretor) mengontrol terjadinya dan lokasi antigen A dan B
SUBGROUPS
• Subgroups ialah phenotype ABO yang berbeda dalam jumlah antigen yang
ada pada sel darah merahnya dan pada sekretor,pada saliva ,sebagai
akibat produk yg kurang effektif dari enzym glycosyltransferase.
• Subgroup A lebih sering ditemukan daripada subgroup B.
REAKSI-REAKSI SEROLOGI DENGAN ANTI-
A,ANTI-AB DAN ANTI-A1
A1 A2 A1B A2B
Anti-A + + + +
Anti-AB + + + +
Anti-A1 + - + -
MACAM2 SUBGROUPS
Sub-gol A Frekuensi Antibodi Antibodi yg
Yg selalu ada Kadang2 ada
GENES A+H
SUBST A
B+H
GENES
SUBST B
H
H
AB A+B+H
Precursor substance
(P.S) O H
hh
A,B,AB,O
P.S Tidak ada
apa2
DARAH
BOMBAY
SISTEM H
• Seperti antigen A dan B , antigen seperti
antigen H terdapat dialam.
• Individu dengan Oh,sel darah merah tidak
mempunyai H,mempunyai anti-A dan
anti-B dan mempunyai anti-H yang secara
klinis berarti /berbahaya dan kuat.
• Pada Gol A1 , A1B , dan B ,antigen H yg
dirubah ke A dan B hanya sedikit dan
mempunyai anti-H,tetapi anti-H ini
lemah,bereaksi pada suhu kamar dan
secara klinis kurang berarti.
SISTEM H
• Oh –sel tidak punyai H,A dan B ditemukan pertamakali di Bombay,India
disebut gol darah Bombay.
• Pemeriksaan gol darah serupa dengan gol O,akan tetapi bila diperiksa
dengan gol O maka akan terjadi ketidak cocokan yg kuat pada immediate
spin/sentrifugasi.
SISTEM H
• Anti-H pada Oh bereaksi sekitar 4-370C semua sel
darah merah kecuali dengan Oh .
• Pasien harus ditransfusi dengan darah Oh .
• Phenotype Oh akan terlihat reaksi dengan anti-H
lectin (dari biji Ulex europaeus)
• Oh timbul karena pewarisan dari gen hh
SISTEM H
• Gol Parabombay dapat phenotype Ah,Bh,atau ABh
• Tidak terdeteksi antigen H,tetapi mempunyai sedikit A atau
B antigen tergantung dari gen individu pada Lokus ABO.
• Pemeriksaan dengan anti-A dan anti-B bisa tidak bereaksi
atau positip lemah tetapi tidak bereaksi dengan anti-H
lectin atau dengan anti-H dari Oh.
SISTEM H
• Serum Ah dan Bh mempunyai anti-H selain anti –A dan anti-B
ANTIBODI
• Individu mempunyai antibodi terhadap antigen A atau B yg tidak ada pada
sel darah merahnya.
• Hal ini mengharuskan pemeriksaan ABO pada sel dan serum
ANTI A,B DAN H
Anti A dan B merupakan jenis antibodi yang
terbentuk secara alamiah dan dapat dideteksi di
dalam serum setelah bayi berusia sekitar 3-6
bulan. Sistem imun tubuh akan membentuk
antibodi terhadap antigen yang berlawanan atau
yang tidak dipunyai oleh tubuh dan timbul karena
adanya paparan terhadap antigen lingkungan(Ab
alamiah).
• Anti A dan B juga mempunyai jenis igG, yang
dapat menyebabkan reaksi inkompatibilitas pada
ibu golongan darah O yang mengandung anak
dengan golongan darah selain O. reaksi ini
menyebabkan lisis sel darah merah(hemolitik)
pada bayi baru lahir, tapi tidak berbahaya seperti
inkompatibilitas golongan darah Rh
• Anti H, bersama dengan anti A dan anti B dapat
ditemukan pada individu dengan genotip
hh(golongan darah O Bombay). Goldar O
menyebabkan aglutinasi antara anti H dan Ag H
• Reaksi inkompatibilitas pd individu golongan
darah O Bombay yang ditransfusi dengan donor
golongan darah O biasa.
• Pada sistem golongan darah ABO, umumnya
adalah jenis igM(cold antibody) yang sangat
cepat beraglutinasi jika Ag dan Ab yang
jenisnya sama direaksikan, seperti Ag A dan
anti-A
• Transfusi harus dilakukan dengan golongan
darah ABO yang sesuai.
ANTI-RH
Berbeda dengan anti A dan B yang terbentuk secara alami di dalam tubuh,
Ab Rh terbentuk kalau ada paparan dengan Ag Rh, baik pada proses
transfusi maupun kehamilan. Seperti setelah di jelaskan sebelumnya, Ag
Rh mempunya sifat imunogenik dan dapat merangsang respon imun pada
80% individu Rh negatif pada saat di transfusi dengan 200 Ml darah Rh
positif sehingga menyebabkan reakski hemolitik.
• Ab Rh juga bisa didapat melalui proses kehamilan dari
perkawinan ibu Rh negatif dengan ayah Rh positif,
sehingga ibu mengandung bayi Rh positif. Pada
kehamilan pertama,eritrosit janin dapat masuk ke
peredaran darah ibu pada saat pelepasan plasenta dari
diding rahim pada proses kelahiran ,dan Ibu Rh negatif
membentuk Ab dari bayi Rh positif. Pada kehamilan
berikutny, anti Rh yang terbentuk dari kehamilan
pertama, dapat melewati plasenta masuk ke dalam
darah janin. Hal tersebut mengakibatkan sel darah
merah janin di selimuti dengan Ab Rh sehingga sel darah
merah bayi hemolisis. Kondusu ini di sebut dengan
Hemolytic Disease of Newborn (HDN). Skema terjadinya
HDN karena inkompatibilitas Rh dapat dilihat pada
gambar 2.12
• Umumnya, jenis anti Rh yang terbentuk adaah jenis lgG
dan sebagai lgM. Ab Rh tidak mengaktifkan komplemen.
Reaksi optimal pada suhu 37oC. Reaktifitas untuk
pengujian Ab dapat di tingkatkan dengan penambahan
enzim.
• Anti Rh yang dapat menyebabkan reaksi HDN yang
cukup parah yaitu, antu D dan anti C. Anti C , anti E dan
anti e jarang menyebakan HDN, kalaupun terjadi,
reaksinya tidak terlalu parah.
• Pada individu dengan weak D, tidak bisa membuat anti
D,sedangkan individu dengan patrial D, dapat terbentu
anti-D dan patrial D penting pada proses transfusi darah.
Jika donor mempunya golongan darah weak D atau
patrial D, maka harus di anggap sebagai Rh positif. Hal ini
di lakukan untuk menghindari transfusi ke pasien dengan
Rh negatif. Sebaliknya, jika pasien mempunya golongan
darah weak D atau patrial D, maka harus dianggap
sebagai Rh negatif, supaya tidak terjadi reaksi
aloimunisasi pada pasien.
• Anti Rh yang terbentuk jika ada paparan Ag Rh dari
proses transfusi darah ataupun kehamilan. Individu Rh
negatif, tidak boleh di transfusi dengan darah Rh positif.
Umumnya,jenis Ab Rh adalah igG sehingga terdapat
reaksi inkompatibilitas melalui proses kehaimlan, reaksi
optimal pada suhu 37oC , tidak mengaktifkan
komplemen.
POLA PEWARISAN
GOLONGAN DARAH ABO
• Golongan darah ABO diturunkan dari kedua orang tua
• Setiap anak mempunyai kombinasi gen dalam bentuk dua alel, yang
berasal dari ayah dan ibu.
GENOTIP ABO
Alel ABO yang diwaris dari
ibu
Genotip ABO A B O
pada keturunan
Alel A A AB A
ABO
yang B AB B B
diwarisi
dari O A B O
ayah
ANTIGEN RH
• Sistem golongan darah rh merupakan jenis golongan darah dengan jumlah Ag yg cukup banyak.
D C E c e
D Ce Dce R1 Rh positif
D cE DcE R2 Rh positif
D ce Dce R0 Rh positif
D CE DCE R2 Rh positif
D Ce dCe 𝑟𝐼 Rh negatif
D cE dcE 𝑟 𝐼𝐼 Rh negatif
D ce dce r Rh negatif
D CE dCE 𝑟𝑦 Rh negatif
Pada tabel 7. dapat dilihat jika terdapat Ag D (Rh positif), maka penulisan nomenklatur
Wiener adalah R yang diikuti dengan angka atau simbol, seperti R1, R2, dan R0. jika terdapat
𝐼
Ag C, maka penulisan nomenklaturnya adalah dengan 1 atau . Sebagai contoh, DCe = R2
dan dcE = 𝑟 . Bila hanya ada Ag D, tanpa Ag C dan E, maka penulisan nomenklaturnya
𝐼𝐼
adalah R0. fenotip dCE dan DCE sangat jarang, sehingga penulisan nomenklaturnya
menggunakkan y dan z(ry dan R2)
WEAK ‘D’
• Terjadi karena jumlah Ag D yang terekspresikan tidak banyak, sehingga menghasilkan reaksi aglutinasi yang lemah
dengan reagen anti-D
• Weak ‘D’ disebabkan karena terjadi pergantian asam amino yang berada di area transmembran pada protein
RhD(pembawa Ag) masuk ke area membran sel darah merah, sehingga mengurangi Ag Rh yang terekspresikan di
membran sel darah merah
• Weak’D’ di hubungkan dengan pola pewarisan R0. induvidu ini tidak bisa membentuk anti-D
• Pada golongan darah ini, digolongkan ke dalam Rh positif
• Jika terjadi pergantian reaksi asam amino di protein, maka protein bagian luar membran sel darah merah, maka epitop
dari Ag D bisa berubah
• Atau dapat juga terdapat bentuk Ag baru.
• Variasi Ag RH terjadi karena mutasi titik, nonsense mutasi, deteksi nukleotida yang dapat menyebabkan perubahan
pada asam amina yang terekspresi
Pola pewarisan
Terdapat tiga teori yang melatarbelakangi pola pewarisan Ag Rh yaitu
teori wiener, fisher race dan tippett. Gen Rh berada pada kromosom 1
dan di wariskan secara kodominan. Pola pewarisan berdasarkan teori
wiener yaitu satu gen dapat memproduksi lebih dari 1 jenis Agdengan
spesifitas yang hampir sama, yaitu Rh,Rh1,Rh2 dan Rhz
Pola pewarisan bedasarkan teori fisher-race,menyatakan bahwa
terdapat 3 gen yang berdekatan .tiap gen masing-masing
mengekspresikan satu Ag. Jenis Agnya adalah : D,C atau c ,E atau e,
dan tidak ada Ag d. Istilah Ag di gunakan untuk menyatakan tidak
adanya Ag D
Teori Tippett
• Ag Rh diturunkan dari 2 gen”
• Gen RHD memproduksi Ag D dan gen RHCE memproduksi Ag kombinasi
C/E.
• Menggunakan teknik biomolekular
• DIKASIH GAMBAR!!!
• Setiap individu mendapatkan satu copy kromosom dari ayah dan ibu
• Contoh seorang anak menerima R1 dari ibu dan R2 dari ayah. Jenis Ag
yang diekspresikan adalah kombinasi gen yang ia terima dari kedua
orangtuanya.
• DIKASIH GAMBAR!!!
Ilustrasi pada pewarisan Rh juga dapat di gambarkan bedasarkan ada tidaknya AgD
Individu Rh positif mempunyai genotip DD dan Dd . Individu Rh negatif mempunyai genotip
dd.jika ibu bergolongan darah Rh positif (HETEROZIGOT) dan ayah Rh positif (heterozygot).
Maka salah satu anaknya bergolongan darah Rh positif (homozygot/DD). Berikut adalah
gambar pada pola pewarisan Rh yang lebih sederhana
ayah
D d
ibu D DD Dd
(Rh+) (Rh+)
d Dd dd
(Rh+) (Rh-)
Dapat di lihat bahwa ayah dengan golongan darah Rh positif
(heterozygot/Dd) dan ibu Rh positif ( heterozygot /Dd), maka 75 %
kemungkinan anak bergolongan darah Rh positif dan 25% kemungkinan
golongan darah Rh negatif