ABO
GOLONGAN –GOLONGAN
DARAH ABO
Antigen pada sel Antibodi dalam serum
Gol A A Anti-B
Gol B B Anti-A
Genotip AB AO BO OO
Fenotip AB A B O
GENES A+H
SUBST A
B+H
GENES
SUBST B
H
H
AB A+B+H
Precursor substance
(P.S) O H
hh
A,B,AB,O
P.S Tidak ada
apa2
DARAH
BOMBAY
D-galactose N-acetylglucosamine N-acetyl
galactosamine
H gen Le gen
L-fu
-cose Hsubstance Lea substance
H gen Le gen
L-fu
-cose Hsubstance Lea substance
GENES A+H
SUBST A
B+H
GENES
SUBST B
H
H
AB A+B+H
Precursor substance
(P.S) O H
hh
A,B,AB,O
P.S Tidak ada
apa2
DARAH
BOMBAY
D-galactose N-acetylglucosamine N-acetyl
galactosamine
H gen Le gen
L-fu
-cose Hsubstance Lea substance
Anti-A + + + +
Anti-AB + + + +
Anti-A1 + - + -
Macam2 Subgroups
Sub-gol A Frekuensi Antibodi Antibodi yg
Yg selalu ada Kadang2 ada
GENES A+H
SUBST A
B+H
GENES
SUBST B
H
H
AB A+B+H
Precursor substance
(P.S) O H
hh
A,B,AB,O
P.S Tidak ada
apa2
DARAH
BOMBAY
Sistem H
Sistem H mempunyai 2 gen H dan h.
Antigen H adalah molekul pendahulu
antigen A dan B, sebelum menjadi
antigen A atau B.
Gol O tidak mempunyai antigen A dan B
dan pada sel banyak antigen H.
Banyaknya H antigen pada sel:
O>A2>B>A2B>A1>A1B
ANTIGEN
GENES A+H
SUBST A
B+H
GENES
SUBST B
H
H
AB A+B+H
Precursor substance
(P.S) O H
hh
A,B,AB,O
P.S Tidak ada
apa2
DARAH
BOMBAY
Sistem H
Seperti antigen A dan B , antigen seperti
antigen H terdapat dialam.
Individu dengan Oh,sel darah merah tidak
mempunyai H,mempunyai anti-A dan anti-B
dan mempunyai anti-H yang secara klinis
berarti /berbahaya dan kuat.
Pada Gol A1 , A1B , dan B ,antigen H yg
dirubah ke A dan B hanya sedikit dan
mempunyai anti-H,tetapi anti-H ini
lemah,bereaksi pada suhu kamar dan secara
klinis kurang berarti.
Sistem H
Oh –sel tidak punyai H,A dan B
ditemukan pertamakali di Bombay,India
disebut gol darah Bombay.
Pemeriksaan gol darah serupa dengan
gol O,akan tetapi bila diperiksa dengan
gol O maka akan terjadi ketidak
cocokan yg kuat pada immediate
spin/sentrifugasi.
Sistem H
Anti-H pada Oh bereaksi sekitar 4-370C
semua sel darah merah kecuali dengan
Oh .
Pasien harus ditransfusi dengan darah
Oh .
Phenotype Oh akan terlihat reaksi
dengan anti-H lectin (dari biji Ulex
europaeus)
Oh timbul karena pewarisan dari gen hh
Sistem H
Gol Parabombay dapat phenotype Ah,Bh,atau
ABh
Tidak terdeteksi antigen H,tetapi mempunyai
sedikit A atau B antigen tergantung dari gen
individu pada Lokus ABO.
Pemeriksaan dengan anti-A dan anti-B bisa
tidak bereaksi atau positip lemah tetapi tidak
bereaksi dengan anti-H lectin atau dengan
anti-H dari Oh.
Sistem H
Serum Ah dan Bh mempunyai anti-H
selain anti –A dan anti-B
Antibodi
Individu mempunyai antibodi terhadap
antigen A atau B yg tidak ada pada sel
darah merahnya.
Hal ini mengharuskan pemeriksaan
ABO pada sel dan serum
Antibodi
Waktu timbul
Anti-A dan anti-B dapat dideteksi dalam
serum setelah beberapa bulan setelah lahir.
Hampir tidak pernah, ditemukan antibodi
pada waktu lahir
Sebagian besar antibodi yang terdapat dalam
cord/umbilicus berasal dari ibu.
Pembentukan meningkat pada umur 5-10 th
dan menurun pada usia lanjut.
Antibodi
Pada orang tua mempunyai anti-A dan
anti-B yang lebih sedikit daripada orang
muda
Pemeriksaan anti-A dan anti-B pada
bayi2 baru lahir atau pada umur lebih
muda dari 4-5 bulan tidak dapat
dianggap valid sebab antibodi bayi
berasal dari transfer placenta IgG anti-A
dan anti-B ibu.
IgM dan IgG (yg alamiah dan
yg immun) anti-A dan anti-B
Setiap orang akan membuat ,kecuali gol AB
,IgM anti-A atau IgM anti-B sebagai akibat
rangsangan lingkungan,makanan dll.
Bila seorang mempunyai IgG anti- B maka
dipastikan titer IgM anti-Anya akan tinggi.
Dengan istilah titer anti-A tinggi .
Pada pemeriksaan serum grouping akan
melisiskan sel darah merah
IgM dan IgG(yg alamiah dan
yg immun) anti-A dan anti-B
Antibodi yg bertiter tinggi penting pada
keadaan berikut:
Transfusi whole blood gol O atau plasmanya
pada orang yang bukan gol O
Bila plasma gol O mengandung anti-AB yg
bertiter tinggi ,dapat menyebabkan
kerusakan sel darah merah atau reaksi
transfusi.
Hindari transfusi Whole Blood gol O pada yg
bukan O,Atau hilangkan plasma secara
aseptik terlebih dahulu-menjadi sel darah
merah pekat/packed cell.
Antibodi
IgG dapat melewati placenta ,bayi
dengan ibu gol O merupakan risiko
untuk terjadi hemolitik disease of the
newborn.(HDN)
IgM dan IgG(yg alamiah dan
yg immun) anti-A dan anti-B
Pada kehamilan bila ibu O dan bayinya A
atau B
IgG anti-AB dapat melewati placenta
sehingga dapat merusak sel darah merah
janin.
Sewaktu lahir bayi dapat menderita anemia
serta berwarna kuning akibat perusakan sel
darah merah,( haemolytic disease of the
newborn) dan bila karena IgG anti-D
(Rhesus) maka kelainan biasanya lebih berat.
IgM dan IgG(yg alamiah dan
yg immun) anti-A dan anti-B
Bila seorang bayi lahir kuning harus dicari
penyebabnya.
Ketidak cocokan gol ABO hanya merupakan
salah satu penyebab.
Bila perlu exchange transfusi(transfusi
tukar),dasar untuk memilih sama ,apapun
penyebab warna kuning tersebut.
Periksa Direct antiglobulin test untuk melihat
apakah sel bayi diselubungi oleh IgG.
Pemeriksaan laboratorium
sistem ABO
Penetapan gol darah ABO seseorang sangat berkaitan
dg transfusi darah yg aman.Ada beberapa methode
:
Serology :Penetapan langsung antigen ABO dan
naturally occuring antibodynya.Berarti penetapan gol
darah merupakan upaya utama diUTD bentuk
pemeriksaan meliputi dua komponen:
1.Antibody yg specifik pada penetapan antigen ABO
tertentu pada red cell
2.Cells yg diketahui gol ABOnya yg diagglutinasi oleh
naturally occuring antibody dalam serum seseorang.
Pemeriksaan laboratorium
sistem ABO
Molecular biology:Termasuk penetapan langsung dari
mutasi genotype yg sebenarnya yg menentukan
phenotype seseorang .Proses ini terutama digunakan
pada forensic medicine ,riset pada genetik populasi
Pengembangan molecular biology merupakan
revolusi kapasitas utk memeriksa mutasi pada
genomic DNA.Proses ini disebut Polymerase Chain
reaction .Proses ini memungkinkan specifik
amplifikasi dari urutan DNA yg mengandung allele yg
menentukan mutasi yg dapat dipelajari.
Pemeriksaan laboratorium
sistem ABO
PCR tidak cocok pada klinis/lingkungan rumah sakit
karena peekrjaannya lambat dan labour intensive
sehingga tidak cocok utk skala besar orang yg
membutuhkan peemriksaan dg cepat
Pemeriksaan laboratorium
sistem ABO
Metode rutin ialah dg cara serology.
Yg meliputi 2 cara peemriksaan:
1.Antigen sel darah merah-antigen sel darah merah
sebagai akibat penambahan enzym dari sugar yg
menentukan gol darah pada ujung precursor
oligosacharida.terdapat pada banyak individu lebih
dari 2 juta ABO antigen perred cell.Yg termasuk
H antigen
A antigen
B antigen
Pemeriksaan laboratorium
sistem ABO
Serum antibody-seseorang secara normal mempunyai
naturally occuring antibody pada A,B,H antigen yg
mereka tidak punya.Mereka timbul karena organisme
lain(mis bakteria)mengexpresikan A,B,H antigen pada
dinding sel,Expose yg terus menerus pada intestinal
flora,food,dllmerangsang immune response pada
antigen A,B,H yg mereka tidakpunya
Pembentukan anti-A dan anti-B mulai pada beberapa
bulan pertama.mencapai puncaknya pembentukan
pada umur 5-10th.
Pemeriksaan laboratorium
sistem ABO
Produksi antibody menurun dg umur.
AntiA dan anti-B gol B dan A biasanya IgM dan
bereaksi baik pada suhu kamar
Anti-A dan anti-B gol O biasanya IgG.Gol O
memproduksi campuran anti-AB yg mengaglutinasi
antigen A dan B.
Pemeriksaan laboratorium
sistem ABO
Dalam laboratorium pemeriksaan gol ABO antigen
dan naturally occuring antibodies dapat dilakukan dg
2 cara:
Manual serology-biasanya:slide test,micro titer
plates,dan glass tubes
Automated methods mesin yg khusus yg serupa dg
prinsip serology tetapimengauotmatisasi preses2
tertentu (kadang2 termasuk interpretation.
Kadang2 ada kondisi atau faktor yg dapat
memberikan false negative reaction dg peemriksaan
serology
Pemeriksaan rutin gol ABO
Pemeriksaan dengan menggunakan anti-A
dan anti-B untuk menentukan ada atau tidak
adanya antigen disebut Pemeriksaan sel
darah merah langsung.(Cell testing)
Pemeriksaan dengan menggunakan sel darah
A dan B untuk memeriksa anti-A dan anti-B
dalam serum disebut pemeriksaan
serum(serum testing)
Pemeriksaan pada donor dan pasien
harus pemeriksaan sel dan serum
SEL TYPING SERUM TYPING
Anti-A Anti-B Anti-AB Sel A Sel B Sel O
A + - + - + -
B - + + + - -
AB + + + - - -
O - - - + + -
O/A? +/- - +/-
AB? + + +
Pemeriksaan rutin gol ABO
Pemeriksaan gol ABO dapat dilakukan
dengan slide test,tube test,microplate
test.
Pemeriksaan rutin gol ABO
Dahulu Reagensia untuk pemeriksaan
dengan pool serum manusia dari orang
yg sudah distimulasi dengan substance
A dan B untuk memproduksi antibodi
dengan titer tinggi.
Sekarang reagensia ABO dibuat dari
monoclonal Antibodies yang didapat
dari biakan cell (cultured cell lines)
Pemeriksaan rutin gol ABO
Pemeriksaan serum harus dilakukan
dengan metode yg akan mendeteksi
antibodi secara adekwat,tube
test,microplate atau slide tehnik.
waspada dengan slide test karena
kemungkinan kontak dengan darah
Pemeriksaan gol ABO yg tidak
rutin
Reagensia anti-AB dipakai untuk cell
typing
Reagensia sel A2 dan O dipakai pada
serum typing
Alasan memakai anti-AB ialah lebih
effektif daripada hanya anti-A dan anti-
B dalam mendeteksi antigen yang
lemah,tetapi hal ini tidak benar bila
memakai reagen monoclonal.
Pemeriksaan gol ABO yg tidak
rutin
Sel untuk memeriksa serum komersial ada yg
mempunyai sel A2 disamping A1 dan sel B .
Hanya untuk menfasilitasi anti-A1 pada
sample yg memperlihatkan adanya subgroup
A.
Sebagian besar A tidak mempunyai anti-
A1,pemeriksaan rutin dengan reagensia ini
tidak diperlukan kecuali bila ditemukan
kelainan.
Penting untuk mengikuti petunjuk dari pabrik
mengenai reagensia dan pemakaiannya.
Perbedaan antara sel Typing
Dan Serum Typing
Pemeriksaan sel typing bila tidak sesuai
dengan serum typing maka timbul
perbedaan.
Kelainan harus dicatat,penetapan
golongan ABO harus ditunda sampai
perbedaan hasil pemeriksaan dapat
diselidiki.
Perbedaan antara sel Typing
Dan Serum Typing
Bila darah dari donor-darah tidak boleh
dikeluarkan untuk transfusi .
Bila darah dari pasien kemungkinan
dapat diberikan dahulu sel darah merah
gol O dan Rhesus yg compatible
sampai pemeriksaan diselidiki.
Perbedaan antara sel Typing
Dan Serum Typing
Kelainan antara sel typing dan serum typing
kemungkinan karena masalah intrinsic
dengan sel darah merah atau serum,masalah
berkaitan dengan pemeriksaan,atau
kesalahan tehnik.
Perbedaan timbul misalnya bila diharapkan
hasil negatip ternyata keluar hasil positip,atau
sebaliknya bila diharapkan hasil positip
ternyata yang keluar hasil negatip.
ABO Grouping –Tube Test
Reagensia
Polyclonal atau monoclonal anti-A
Polyclonal atau monoclonal anti-B
Anti-AB(optional)
Suspensi sel darah merah 5% A,B,O
Procedure –Cell Grouping
1.Siapkan 5 % suspensi sel darah
merah dalam saline
2.teteskan 1 drop anti-A ,1 drop
anti-B, 1 drop anti-AB pada 3
tabung yg sudah diberi label
3.tambahkan pada masing2
Anti-A Anti-B Anti-AB tabung 1 drop suspensi 5 %
sel darah merah yg akan
Sel darah diperiksa
merah
4.Secara halus campur,dan
1 drop 1 drop centrifuge 15-detik pada 3400
1 drop
Anti-A Anti-B rpm atau 1 menit pada 1000
Anti-AB
+ + rpm
+
1 drop 3-5% 1 drop 3-5% 1 drop 3-5% 5.Secara halus diresuspensi .
Suspensi sel Suspensi sel Suspensi sel 6.baca,interpretasi dan catat hasil
Darah merah Darah merah Darah merah pemeriksaan,bandingkan
dengan hasil pemeriksaan
serum.
Procedure –Serum Grouping
1.siapkan 5% suspensi sel A,B,O
dalam saline
2.tambah 1 drop sel A ,1 drop sel B,1
drop sel O pada tabung yg sudah
diberi label
3.tambah 2 drop serum pdmasing2
tabung
4.Campur dengan perlahan2 dan
centrifuge kira2 15 detik pada 3400
rpm atau 1 menit pada 1000 rpm
2 drops 2 drops 2 drops 5.Periksa serum diatas sel untuk
Serum Serum Serum melihat adanya hemolysis.Secara
+ + + halus disuspensi sel dan periksa
1 drop 1 drop 1 drop ada/tidaknya agglutinasi
5% 5% 5%
6 .Baca ,interprete ,catat,bandingkan
suspensi suspensi suspensi
hasil pemeriksaan dengan yg
Sel A Sel B sel O
didapat pada pemeriksaan sel
SEL TYPING SERUM TYPING
Anti-A Anti-B Anti-AB Sel A Sel B Sel O
A + - + - + -
B - + + + - -
AB + + + - - -
O - - - + + -
O/A? +/- - +/-
AB? + + +
Sistem Rhesus
System Rhesus
Yg kedua setelah system ABO dalam masalah
“Immunogenecity”
Bukan“naturally occuring antibodies”antibodies
sebagai akibat stimulasi immunologis dg kontak
langsung dg antigen pada sel darah merah(kecuali
anti-E )
5 antigen utama D C c E e
Antigen2 lain (sekarang total 56 antigen)
Antigen D
Rh positive dan Rh negative
Istilah ini tergantung dari ada tidaknya
antigen D
Kemungkinan klinis
Kebalikan dari gol A dan B,seseorang yg
tidak mempunyai antigen D tidak
mempunyai anti-D
Anti-D ditemukan setelah immunisasi
mendapat transfusi darah atau kehamilan
dengan D pos.
Antigen D
Antigen D mempunyai effek immunogenitas
yg lebih besar dari antigen2 lainnya,> 80%
orang yangD negatip yang mendapat
transfusi D positip akan membentuk anti-D
Untuk menghindari hal ini darah resipien dan
darah donor harus diperiksa antigen Dnya
untuk meyakinkan bahwa resipien D negatip
mendapat darah D negatip
Antigen D
Antigen2 lain sistem Rhesus
1940 ditemukan antigen2 lain
C,c,E dan e
Rh system
2 linked genes yg berdekatan satu
menandai utk antigan D dan yg lain
menandai utk C/c dan E ata/e antigens
Orang tua: Cc cc
Dd Dd
ee Ee
Anak:Cde/cde atau Cde/cDE atau cde/cDE atau
cde/cde
Perbandingan ketiga istilah
Wiener Fisher Race Rosenfield
Rho D Rh:1
rh’ C Rh:2
rh” E Rh:3
hr’ c Rh:4
hr” e Rh:5
hr f(ce) Rh:6
rhg G Rh:12
Istilah2 Rhesus
Penulisan haplotype
Penulisan phenotype menyatakan
haplotype dengan tulisan satu huruf R
dan r,untuk haplotype yg memproduksi
dan yang tidak memproduksi D.
Subscript atau superscript menunjukan
kombinasi adanya antigen lain.
Istilah2 Rhesus
Misalnya R1 mempunyai D,C dan e
bersama2
R2 mempunyai D,c dan E
Ro mempunyai D,c dan e
dll
Pemeriksaan serologis untuk
ekspresi Antigen Rh
Untuk memeriksa apakah seseorang
mempunyai gen C,c,E dan e, sel darah merah
harus diperiksa dengan anti-C,-c,-E,-e.
Bila sel darah menunjukan ada C atau c,E
atau e maka orang tersebut dapat
diperkirakan mempunyai gen2 tersebut.
Bila hanya mempunyai C atau c,E atau e
orang tersebut diperkirakan homozygos untuk
antigen tersebut.
Penentuan Rh phenotype
C c E e D
- + - + - cde/cde
+ + - + + CDe/CDe atau
CDe/Cde
Anti- Anti- Anti- Anti- Anti- Antigen Kemungkn
D C E c e Phenotype
+ + 0 + + D,C,c,e R1 r
+ + 0 0 + D,C,e R1 R 1
+ + + + + D,C,E,c,e R1 R2
+ 0 0 + + D,c,e RoRo/Ror
+ 0 + + + D,c,E,e R 2r
+ 0 + + 0 D,c,E, R 2 R2
+ + + 0 + D,C,E,e R 1Rz
+ + + + 0 D,C,c,E R 2Rz
+ + + 0 0 D,C,E R z Rz
0 0 0 + + c,e rr
0 + 0 + + C,c,e r’r
D Yang LEMAH/weak D
Dahulu sel darah merah yg
membutuhkan pemeriksaan tambahan
untuk melihat ada/tidaknya D disebut
Du.
Istilah Du tidak dipakai lagi.
Sel darah merah yg mempunyai bentuk
D yg lemah disebut D positip atau D yg
lemah“weak D”
Partial D
Antigen D ialah mosaic mis:beberapa
bagian dari beberapa D yg lemah
mewarisi gene yg memproduksi
sebagian dari mosaic biasanya
ditemukan bila D positip membuat allo
anti-D
Partial D
orang D pos memproduksi alloantibodi –D
yang tidak reaktif dengan selnya sendiri.
Sel ini bereaksi kuat dengan anti-D
Sel darah merah yang tidak mempunyai
sebagian dari antigen D disebut “D mosaic
“atau “D varian”
Istilah yg terbaru ialah “partial D”
D Yang LEMAH/weak D
Responder
Non Responder
Slide and modified tube anti-D
Slide and modified tube anti-D
IgG anti-D in a protein concentration 22
- 30 %
high concentration of albumin decreases
zeta potential - direct agglutination
Rh ctrl - everything that is present in
the anti-D except the anti-D itself.
Can be used for weak D testing
Saline anti-D
IgM anti-D
Suspended in 608% albumin
Is “saline reactive”
Often just used when ctrl positive
Use actrl 6% albumin
Rh Grouping- Tube Test
Reagensia
1.Anti-D
2.Rh control reagents:bovine albumin
22%
Rh Grouping –Tube Test
1.Teteskan 1 drop anti-D pada tabung
yg sudah diberi tanda
2.Teteskan 1 drop Bovine albumin
22% pada tabung yg sudah diberi
tanda
3.Tambahkan pada masing2 tabung1
drop 5 % suspensi sel darah merah yg
akan diperiksa
4.Campurkan secara halus dan
centrifuge kira2 15detik pada 3400
rpm atau 1 minute pada 1000 rpm
1 drop 1 drop 5.secara halus diresuspensi sell dan
Anti-D Bovine periksa ada tidaknya agglutinasi
+ albumin 22% 6 Derajat reaksi dan catat hasil
1 drop 5 % + pemeriksaan dan controlnya .
suspensionCells 1 drop 5 % 7.Bila negatip,Pemeriksaan dapat
To be tested Suspension cells diteruskan ke pemeriksaan weak D
To be tested
Pembacaan
D- - -
? + +
Test untuk Weak D atau D yg
lemah
Reagensia
anti-D
Antihuman globulin reagent,polyspecific
IgG coated red cell
Test untuk Weak D
1.Teteskan 1 drop anti –D pada
tabung yg sudah diberi tanda
2.Teteskan 1 drop reagen
control(Bovine albumin 22%) pada
tabung kedua yg sudah diberi tanda
3.Pada masing2 tabung tambahkan
1 drop suspensi 5% sel darah
merah yg akan diperiksa
4.Campur dan incubasi kedua
tabung kira2 15-30 minutes pada
1 drop 1 drop 37oC
Anti-D Bovine albumin 22% 5.Centrifuge 15 detik pada 3400
+ + rpm atau1 minute pada 1000 rpm
1 drop 1 drop 6.secara halus diresuspensi sel dan
5% suspensi 5% suspensi sel periksa ada tidaknya agglutinasi
Sel darah darah merah
merah
Bila sel darah merah diagglutinasi kuat dengan anti-D
tetapi tidak pada control,catat hasil pemeriksaan D
positip jangan meneruskan ke antiglobulin test.
Bila sel darah merah tidak diagglutinasi atau
meragukan,cuci sel 3 kali dengan saline yg banyak,
Setelah pencucian terakhir ,keluarkan saline secara
total, tambahkan 2 drops reagensia antiglobulin
serum.
Campur secara halus dan centrifuge 15detik pada
3400 rpm atau pada 1000 rpm 1 menit
Secara halus dirisuspensi sel darah merah,periksa
ada tidaknya agglutinasi dan tulis derajat agglutinasi
dan catat hasil pemeriksaan
Bila hasil pemeriksaan negatip ,tambahkan IgG
coated sel darah merah dan ulangi sentrifugasi dan
periksa ada tidaknya agglutinasi
Agglutinasi pada keadaan ini meyakinkan adanya
reagen antiglobulin yg aktip pada campuran
pemeriksaan .
Bila hasil pemeriksaan negatip pemeriksaan harus
diulang,
Sistem Lewis
D-galactose N-acetylglucosamine N-acetyl
galactosamine
H gen Le gen
L-fu
-cose Hsubstance Lea substance
I i
Transfusi
Anti-Jka dan anti-Jkb dapat mengikat
complement,dapat sebabkan reaksi transfusi
hemolitik.
Anti-Jka dan anti-Jkb cenderung untuk
mengurang kekuatannya pada pasien2 yg
mempunyai antibody tersebut,oleh karena itu
sering kadar dalam serum rendah,se-akan2
memberikan hasil pemeriksaan yang
negatip,dan oleh karena itu sering sebabkan
reaksi transfusi hemolitik yg lambat.
Sistem Duffy
Sistem Duffy
Terdapat 2 allel Fya dan Fyb
Pemeriksaan dengan anti-Fya dan
Anti –Fyb
Fy(a+b+) genotip FyaFyb
Fy(a+b-) FyaFya atau FyaFy
Fy(a-b+) FybFyb atau FybFy
Fy(a-b-) FyFy
Antigen Duffy
Fy(a-b-) jarang ditemukan pada orang
Eropa,kebanyakan ditemukan di Afrika
tengah & Barat.
Fenotyp (a-b-) mempunyai kekebalan
terhadap infeksi malaria.
Sel darah merah dari fenotip ini
resistant/kebal terhadap invasi
plasmodium vivax.
Antibodi
Anti-Fya dan anti-Fyb
Biasanya IgG
Bereaksi pada indirek antiglobulin test.
Anti-Fya dapat mengikat complement
Anti-Fy timbul sebagai akibat rangsangan transfusi
darah
1/3 orang dapat membentuk anti-Fya apabila kena
rangsangan antigen,tetapi anti-Fya hanya terdapat
pada beberapa orang saja yang mendapat
transfusi,Fya merupakan antigen yang lemah.
Aspek klinis
Transfusi darah
Pernah sebabkan reaksi transfusi
hemolitik
Kehamilan
Sebabkan HDN
Donor
plasma dibuang yang ditransfusikan
hanya red cellnya saja.
CONVENTIONAL NAME ISBT SYMBOL ISBT NUMBER ANTIGENS
P P1 003 1
Rh RH 004 47
Lutheran LU 005 18
Lewis LE 007 3
Duffy FY 008 6
Kidd JK 009 3
Diego DI 010 2
Cartwright YT 011 2
Xg XG 012 1
Scianna SC 013 3
Cartwright YT 011 2
Xg XG 012 1
Scianna SC 013 3
Dombrock DO 014 5
Colton CO 015 3
Landsteiner-Wiener LW 016 3
Hh H 018 1
Kx XK 019 1
Gerbich GE 020 7
Knops KN 022 5
Indian IN 023 2
Ok OK 024 --
ANTIGEN COLLECTIONS
Ii I 207 2
Er ER 208 2
Wright WR 211 2
Low Prevalence
High Prevalence
A
H
B
H
A
Anti B Anti A
Anti/aglutinin A
Antigen/aglutinogen A
Antigen/aglutinogen B
Anti/aglutinin B
Golongan AB Golongan O
-
A
H
B H
AB -
O -
-
-
Anti B Anti A
Anti/aglutinin A
Antigen/aglutinogen A
Antigen/aglutinogen B
Anti/aglutinin B
Golongan Genotipe Gen Imunologi
darah
memp phenotype
Bombay (Oh)
O - - - + + + + -
Golongan BOMBAY
h
BOMBAY
Anti B
Anti A
Anti/aglutinin H
Aglutinasi eritrosit oleh adanya reaksi
antigen-antibodi ada 2 tahap :
1. Tahap Sensitisasi
2. Tahap Hemaglutinasi
B
B
B B
B
B B
Anti A
B
Anti-B
Anti-B
+ B
Anti-B
Hemaglutinasi
= reaksi positif
Reaksi aglutinasi
Golongan O
Anti-A
Anti A
H
-
O - Anti B
O
Anti A - Anti A
O
Anti B Anti B
Anti-B
O
+
2 + Negatif + A
3 Negatif + + B
4 + + + AB
ANTIGLOBULIN TEST ( COOMBS TEST )
Definisi :
Tes utk mendeteksi adanya antibodi tidak sempurna
(incomplete antibody) yang diabsorpsi oleh eritrosit dengan jalan
mereaksikan anti Ig G dan anti komplemen dengan eritrosit yg
sudah tersensitisasi terjadi hemaglutinasi
Serum Coombs :
Serum kelinci yg telah diimunisasi dg fraksi globulin/Ig G manusia,
sehingga disebut juga Serum Anti Globulin
Pembuatan serum Coombs:
• Serum manusia disuntikkan ke kelinci
• Kelinci membuat Ab thd serum mns yg disuntikkan, disebut
Rabbit Antihuman globulin = serum Coombs
Digunakan dlm Tes Coombs / Uji Antiglobulin
Direct Coomb’s Test
Indikasi : untuk diagnosis
HDN ( Hemolytic Disease of the Newborn )
AIHA ( Autoimmune Hemolytic Anemia )
Reaksi transfusi hemolytik
Drug Induced Hemolytic Anemia
Cara :
Eritrosit penderita dicuci dengan salin untuk
menghilangkan globulin plasma yang tidak bersifat
antibodi spesifik
Campur dengan serum Coombs tambahkan pada
antibodi spesifik “incomplete“ yg diabsorbsi
/melapisi eritrosit in vivo
DIRECT ANTIGLOBULIN TEST
(DAT)/Direct Coombs Test
Ag Incompl Ab
hemaglutinasi
Serum Coombs
Indirek Antiglobulin Test / IAT
( Indirect Coombs Test )
Serum Coombs
hemaglutinasi
3 4
Kd tes Coombs menghasilkan hasil NEGATIF PALSU,
sebab: