1
Parameter tes hemostasis adalah sebagai berkut :
Patient PT
INR [ X NRR ]
ISI
= 2,0 – 3,5
2
Tes yang berkaitan dengan hemostasis diuraikan secara singkat dibawah ini :
I. WAKTU PERDARAHAN
Tes ini digunakan untuk mengukur lama perdarahan setelah insisi
kecil pada kulit. Beberapa metode yaitu : Duke, Ivy, Template atau
modifikasi Ivy-Template.
Tujuan untuk mengetahu :
1. Fungsi hemostasis secara umum :
a. Respon thrombosit terhadap luka.
b. Fungsi elastisitas pembuluh darah dan kapasitas untuk
vasokontriksi, membantu menghentikan perdarahan. Tes
untuk ini yaitu Rumple Leede atau tes fraglitas kapiler.
2. Gangguan fungsi trombosit baik kongenital maupun aquisital.
3. Fungsi trombosit pada persiapan operasi. Dalam hal ini perlu juga
tes jumlah trombosit dan tes lain yang akan diterangkan pada bab
APTT, PT, dan lain-lain. Biasanya tidak direkomendasikan operasi
bila jumlah trombosit kurang sari 75.000/mm 3.
METODE :
1. PRA ANALITIK
- Persiapan pasien
a. Pasien diberi penjelasan bahwa tes waktu perdarahan dgunakan
untuk mengukur waktu berhentinya perdarahan atau terjadinya
koagulasi.
b. Jelaskan bahwa tidak ada larangan makan atau minum sebelum
tes.
c. Jelaskan hal yang diperlukan seperti psangai alat pengukur
tekanan darah, diinsisi kecil dua gari dan aka nada persarahan 10
– 20 menit.
3
d. Ditanyakan apakah pasien mengkonsumsi obat sebelum tes yang
dapt memperpanjang perdarahan seperti : thiazid, sulfonamid,
antineoplastik, antikoagulan atau antiinflamasi, aspirin.
- Alat :
a. Disposable lancet, atau simplate.
b. Antiseptic (alcohol 70 % atau larutan povidon – yodium)
c. Kertas saring
d. Plester
e. Stop watch
f. Tensimeter
2. ANALITIK
- CARA DUKE
a. Bersihkan cuping telinga dengan antiseptik, tunggu sampai kering.
b. Tusuk cuping telinga sedalam 2 – 4 mm dengan lancet dan pasang
stop watch.
c. Catat waktu perdarahan.
- CARA IVY :
a. Pasang tensimeter pada tekanan darah sekitar 40 mmHg
b. Bersihkan bagian volar lengan bawah dengan antiseptik.
c. Tusuk bagian volar lengan bawah 3 tusukan kecil sedalam 2,5 mm
dengan lanset dan jalankan stop watch.
d. Lap dengan kertas saring tiap setengan menit untuk 3 tusukan
tersebut secara bergantian sampai darah berhenti, dengan syarat
tidak menyentuh permukaan kulit.
e. Waktu perdarahan ialah rata-rata dari waktu yang didapatkana
untuk 3 tusukan tersebut.
- CARA IVY – TEMPLATE
4
Cara ini mirip dengan cara Ivy tetapi tusukan diganti dengan insisi
pada bagian volar lengan bawah yang bebeas vena berupa dua garis
dengan dalam 1 mm dan oanjang 4 mm. Waktu perdarahan yaitu rata-
rata dai waktu perdarahan pada dua garis tersebut sampai berhenti.
3. PASCA ANALITIK
Nilai Normal :
- Cara Duke : 1 – 3 menit
- Cara Ivy : 2 – 7 menit
- Cara Ivy – Template : 2,5 – 9,5 menit
Perhatikan :
5
kecil dan mudah melekat pada permukaan asing misalnya endotel
yang rusak, maka hitung jumlah trombosit perlu memperhatikan hal
tersebut.
Tujuan :
1. Evaluasi produksi trombosit.
2. Mengetahui efek kemoterapi atau radiasi terhadap produksi
trombosit.
3. Diagnosis dan monitor trombositois atau trombositopenia.
4. Konfirmasi estimasi jumlah dan morfologi trimbosit pada sediaan
apus.
METODE :
1. PRA ANALITIK
- Persiapan pasien
a. Terangkan pada pasien bahwa tes ini untuk mengetahui
kemampuan koagulasi darah.
b. Akan diambil darah seperluanya, karena itu ada sedikit rasa
sakit.
c. Tidak ada larangan makan dan minum sebelum tes.
d. Tanyakan apakah pasien mengkonsumsi obat yang dapat
mengganggu hasil tes, misalnya antineoplastik,
kloramfenikol, furosemide, thiazid, isoniasid, penisilin dan
antibiotik lainnya.
- Alat dan bahan :
1. Kamar hitung Improved Nabauer
2. Pipet eritosit
3. Mikroskop
4. Larutan engencer ( Rees Ecker yang harus disaring sebelum
dipakai)
2. ANALITIK
a. Cara Manual
6
- Langsung :
1. Darah diencerkan dengan Rees Ecker.
2. Hitung trombosit dengan mikroskop setelah trombosit
mengendap dalam kamar hitung selama 10 menit.
3. Hitung jumlah trombosit di seluruh kamar hitung seluas
1 mm3.
4. Hasilnya dikalikan 2.000.
- Cara Semi Otomatik dan Otomatik
Dipakai alat electronic particle counter sehingga
ketelitiannya lebih baik dari pada cara manual.
3. PASCA ANALITIK
Nilai rujukan : 150.000 – 400.000/mm3
Nilai abnormal :
a. Kelainan Jumlah Trombosit
- 100.000/mm3 : Belum terjadi perdarahan
spontan kecuali bila ada kelainan morfologi dan fungsi
trrombosit.
- 40.000 - <100.000/mm3 : Perdarahan mudah terjadi jika
ada trauma.
- 10.000 - <40.000/mm3 : terjadi perdarahan spontan
- <10.000 : Perdarahan berat
b. Trombositopenia :
Misalnya :
- Akibat aplasi atau hippoplasi sumsum tulang
- Penyakit infiltrative ke sumsum tulang sperti carcinoma,
leukemia.
- Trombopoesis infektif karena kekurangan asam folat atau
fitamin B12.
- Kekurangan trombosit karena splenektomi.
- Kerusakan trombosit karena obat atau kelainan imunologik.
7
- DIC (Disseminated Intravascula Coagulation)
Trombosit kurang dari 40.000/mm3 dapat menimbulkan
perdarahn spontan.
c. Trombositosis :
Misalnya :
- Akibat perdarahan, sesudah operasi
- Anemia dengan defisiensi besi
- Kerena keganasan
- Inflamasi dan jumlah kelmbali normal sesudah sembuh.
Thrombosis menetap pada trombositosis primer, myeloid
metaplasia, polisitemia dan leukemia myelod kronik.
III. TES AGREGASI TROMBOSIT
Setelah terjadi perdarahan, trombosit berkumpul membuat sumbatan
atau agregat untuk menghentikan perdarahan yang dapat deiketahui
dengan tes agregasi trombosit.
Tujuan :
1. Mengukur kemampuan trombosit membuat agregat setekah
ditambah reagen agregat.
2. Mengetahui gangguan perdarahan congenital maupun akuisital.
METODE :
1. PRA ANALITIK
- Persiapan pasien
a. Jelaskan kepada pasien bahwa tes ini digunakan untuk melihat
bekuan darah dengan menggunakand arah vena.
b. Jelaskan untuk tidak takut diambil darahnya, walaupun ada sedikit
rasa sakit atau tidak enak.
c. Jelaskan bahwa pasien tidak boleh makan lemak selama 8 jam
sebelum tes, karena darah lipemik dapat mengganggu hasil tes.
8
d. Pasien tidak boleh mengkosumsi aspirin selama 14 hari atau
antiinflamasi lainnya serta antidepresan selama 48 jam
sebelumnya. Bila mengkonsumsi harus dilaporakan pada hasil tes.
2. ANALITIK
- Cara kerja :
a. Ambil ± 20 ml darah vena dan campur dengan antikoagulan sitrat
(9:1).
b. Sampel dijaga pada temperature 22˚C untuk menghindari agregasi.
c. Centrifuge plasma 15 – 20 menit pada 150 – 200 G, temperature
(20 - 22˚C) untuk mendapatkan Platelet Rich Plasma (PRP).
d. PRP dipisahkan dari eritrosit dari buffy coat, dimasukkan dalam
tabung plastic dapat stabil pada temperature 20 - 22˚C selama 3
jam.
e. Sisa darah diputar pada 2000 G, selama 20 mnit untuk
memperoleh Platelet Poor Plasma (PPP).
f. Jumlah trombosit PRP. Nilai agregasi berpengaruh bila jumlah PRP
di luar 200.000 – 400.000/mm3. Bila perlu diencerkan hingga
memenuhi nilai tersebut.
g. Digunakan lima reagen agregasi yaitu :
ADP, Collagen, Ristocetin sulfat, Arachidonic acid dan adrenalin
yang disimpan dalam es.
h. Siapkan agregometer 30 menit sebelum tes dan selanjutnya,
lakukan sesuai petunjuk kit dan aregometer.
3. PASCA ANALITIK
Nilai normal agregasi terjadi dalam 3-5 menit, untuk diagnosis diferensial lihat
kurva dan table
Nilai abnormal :
- Trombastenia Glanzmann
- Penyakit von Willebrand
9
- Policithemia vera
Tes ini bermaksud menguji ketahan dinding kapiler dengan cara melakukan
pembendungan pada vena salah satu lengan atas, sehingga tekanan darah di dalam
kapiler meningkat.
Tujuan :
METODE
1. PRA ANALITIK
- Persiapan pasien :
a. Terangkan pada pasien bahwa tes ini untuk mengidentifikasi kelainan
perdarahan.
b. Jelaskan pada penderita tentang prosedur kerja tes fragilitas kapiler.
c. Tidak ada pembatasan makanan dan minuman sebelum tes.
d. Akan ada perasaan tidak enak sedikit pada saat pembendungan.
- Alat :
a. Tensimeter
b. Stethoscope
c. Stopwatch
d. Spidol
2. ANALITIK
a. Pasang manset tensimeter pada lengan atas.
b. Tentukam tekanan darah ditengah antara sistolik (TS) dan tekanan
diastolic (TD) dan dipertahankan selama 5 menit.
c. Buat lingkaran (pakai spidol) pada bagian volar lengan bawah :
+ Radius 3 cm
+ Titik pusat terletak 2 cm di bawah garis lipatan siku
10
d. Longgarkan manset tensimeter, perhatikan ada tidaknya pateki dalam
lingkaran yang telah dibuat.
3. PASCA ANALITIK
Penilaian :
1+ : 0-10 pateki : normal
2+ : 11-20 pateki
3+ : 21-50 pateki
4+ :>50 pateki
Nilai abnormal :
2+ sampai 4+ :
V. WAKTU BEKUAN
Diambil darah vena dan dimasukkan ke dalam tabung kemudian
dibiarkan membeku.Selang waktu dari saat pengambilan darah sampai saat darah
membeku dicatat sebagai waktu pembekuan.
Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan dalam sistem pembekuan
darah dan sistem fibrinolisis kecenderungan trombosit timbul bila aktivitas sistem
pembekuan darah memanjang.
METODE :
1. PRA ANALITIK
- Persiapan pasien :
a. Pasien diberi penjelasan bahwa tes waktu bekuan digunakan untuk
menentukkan waktu pembekuaan darah.
11
b. Jelaskan bahwa tidak ada larangan makan atau minum sebelum tes.
c. Ditanyakan apakah pasien mengkonsumsi obat sebelum tes seperti
thiazid, sulfonamid, antineoplastik, antikoagulan atau antiinflamasi
- Alat :
a. Tabung reaksi 100 x 10 mm : 4 buah
b. Stopwatch
c. Waterbath
2. ANALITIK
a. Tempatkan keempat tabung reaksi dalam waterbath (370 C)
b. Ambil darah vena (segera jalankan stopwatch pada saat darah tampak
di dalam spoit), tuangkan 1 ml ke dalam setiap tabung.
c. Setelah 3 menit, mulailah mengamati keempat tabung:
- Angkat keluar tabung dari waterbath dalam keadaan tegak lurus
lalu miringkan. Perhatikan apakah darah masih bergerak atau diam.
- Lakukan hal ini pada setiap tabung setiap selang 30 detik sampai
terlihat darah dalam tabung tidak lagi bergerak (darah sudah
membeku).
d. Catat selang waktu dari ssat pengambilan darah sampai saat darah
tidak bergerak lagi sebagai waktu pembekuan
3. PASCA ANALITIK
a. Nilai rujukan : 4 -10 menit (370 C)
b. Waktu bekuan memanjang (trombosis)
I. PENDAHULUAN
Hemostasis adalah mekanisme untuk menghentikan dan mencegah
perdarahan1. Bilamana terdapat luka pada pembuluh darah, segera akan terjadi
12
vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah ke pembuluh darah yang
terluka berkurang. Trombosit akan berkelompok dan melekat pada bagian
pembuluh darah yang terluka untuk membentuk sumbat trombosit 1,2. Faktor
pembekuan darah yang telah diaktivasi akan membentuk benang-benang fibrin
yang akan membuat sumbat trombosit menjadi non permeabel sehingga
perdarahan dapat dihentikan. Ada beberapa sistim yang berperan dalam sistim
hemostasis yaitu sitim vaskuler, trombosit dan pembekuan darah.
Proses pembekuan darah terdiri dari rangkaian reaksi enzimatik yang
melibatkan protein plasma yang disebut sebagai faktor pembekuan darah,
fosfolipid, dan ion kalsium1,2,4. Proses pembekuan darah dimulai dengan dua
jalur yaitu jalur intrinsik yang dicetuskan oleh aktivasi kontak dan melibatkan
F.XII, F.XI, F.IX, F.VIII, HMWK, Pre-Kalikrein, Platelet faktor 3 (PF.3) dan
ion kalsium, serta jalur ekstrinsik yang dicetuskan oleh tromboplastin jaringgan
dan melibatkan F.VII, ion kalsium. Kedua jalur ini kemudian akan bergabung
menjadi jalur bersama yang melibatkan F. X,F. V, PF.3, protrombin dan
fibrinogen (bagan pembekuan terlampir).
Tes-tes untuk sistim pembekuan darah dapat digolongkan atas tes
saring dan tes khusus.
Tes saring penting untuk menjamin integritas secara keseluruhan
sistim koagulasi dan untuk menentukan dimana letak kelainan dari jalur
intrinsik, ekstrinsik dan jalur bersama, yang meliputi :
1. Tes APTT (Activated Partial Thrombloplastin Time) ; adalah tes saring
terhadap jalur intrinsik dan bersama yang digunakan untuk mendeteksi
2. defisiensi terhadap semua factor dari jalur intrinsik dan bersama. APTT juga
secara umum digunakan untuk memonitor terapi heparin
3. Tes PT (Prothrombin Time) ; adalah tes untuk menentukan defisiensi dari
jalur ekstrinsik dan bersama dan secara umum digunakan untuk memonitor
penggunaan terapi antikoagulan oral.
13
4. Tes Fibrinogen (Quantitative fibrinogen) ; adalah tes yang dipakai untuk
mengukur kadar (kuantitas) fibrinogen dan tidak dapat mendeteksi adanya
kelainan kualitas (fungsi) dari fibrinogen.
5. Tes TT (Thrombin Time) ; adalah tes yang mengukur waktu yang
dibutuhkan untuk membentuk bekuan dari plasma setelah penambahan
trombin dalam sejumlah fibrinogen normal.
Tes khusus adalah suatu tes uji lanjutan dari tes saring, untuk memastikan
faktor yang mana dari faktor-faktor koagulasi yang mengalami defisiensi1,2.
Untuk selanjutnya akan dibahas ke-empat tes saring yang telah disebutkan di
atas berdasarkan cara kerja dan interpretasinya.
II. METODE
1. TES APTT
1.1. PRA ANALITIK
Persiapan Pasien : tidak dilakukan persiapan khusus6.
Persiapan Sampel :
a. sampel darah dapat diperoleh melalui vena
punksi.
b. Antikoagulan yang dipakai adalah sodium
sitrat 3,2% atau 3,8% dengan perbandingan
9 : 1 (9 bagian darah : 1 bagian Na. Sitrat).
c. Sampel darah disentrifus 10-15 menit
dengan kecepatan 2000 g
d. Penampung tidak boleh terbuat dari bahan
yang dapat menginduksi aktivasi kontak
seperti gelas. Sebaiknya dipakai
penampung gelas berlapis silikon atau
plastik
Prinsip5: Tes APTT adalah tes yang dilakukan dengan menambah
reagen APTT yang mengandung aktivator plasma dan fosfolipid
14
pada sampel tes. Fosfolipid berfungsi sebagai pengganti platelet.
Campuran diinkubasi 3-5 menit untuk aktivasi optimum, kemudian
direkalsifikasi dengan kalsium klorida dan beberapa saat akan
terbentuk bekuan.
Alat :
Cara manual
Bahan
a. Plasma (whole blood dengan antikoagulan natrium sitrat)
b. Reagen APTT yang mengandung ekstrak kloroform dari
otak kelinci dan asam elagik, kalsium klorida (CaCl2) 0,02
mol/L
1.2.ANALITIK
Cara Kerja :
Cara manual6,7
Ada dua cara yaitu 1) dan 2) :
Cara 1)4
a. Reagen APTT 100 µl + 100 µl plasma dimasukkan ke dalam
tabung 1
b. 200 µl CaCl2 dimasukkan ke dalam tabung 2
c. Tabung 1 +2 diinkubasi selama 5 menit pada inkubator yang
bersuhu 370 C
15
d. Ambil 100 µl CaCl2 (tabung 2), masukkan dalam tabung 1,
jalankan stopwatch, aduk, amati hingga terjadi bekuan
(jendolan)
e. Tes ini diulang pada plasma control.
Cara 2)7
Cara semiotometik6
16
a. Jika terjadi defisiensi satu atau lebih dari factor-faktor
koagulasi intrinsic dan jalur bersama (F. XII, XI, IX, VIII,
X,V, Protrombin dan Fibrinogen)
b. DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)
c. Lupus Antikoagulan
d. Penyakit hati
e. Hemofilia
2. TES PT
2.1. PRA ANALITIK
Persiapan Pasien : tidak dilakukan persiapan khusus.
Persiapan Sampel :
a. Sampel darah dapat diperoleh melalui vena
punksi.
b. Antikoagulan yang dipakai adalah sodium
sitrat 3,2% atau 3,8% dengan perbandingan
9 : 1 (9 bagian darah : 1 bagian Na. Sitrat).
c. Sampel darah disentrifus 10-15 menit
dengan kecepatan 2000 g
d. Penampung tidak boleh terbuat dari bahan
yang dapat menginduksi aktivasi kontak
seperti gelas. Sebaiknya dipakai
penampung gelas berlapis silikon atau
plastik5,6.
Prinsip5: PT tahap pertama mengukur waktu bekuan dari plasma
setelah penambahan factor jaringan (tromboplastin) dan kalsium.
Rekalsifikasi dari plasma dengan adanya factor jaringan
menimbulkan aktivasi faktor X, akibatnya membentuk thrombin
dan berakhir menjadi bekuan fibrin4,5.
Alat :
17
Cara manual
a. Tabung reaksi
b. Inkubator
c. Stop watch
d. Rak tabung
e. Batang pengaduk
a. Pipet
b. Tabung tes
c. Cuvet
d.Stiring bars
e.Stop watch
f.Alat humaclot
Bahan :
a. Plasma (whole blood dengan antikoagulan natrium sitrat)
b. Reagen tromboplastin yang mengandung ekstraklyophilized dari
otak kelinci dan kalsium klorida (dilarutkan dengan 2 ml air
suling).
2.2. ANALITIK
Cara Kerja :
Cara manual6,7
Ada dua cara yaitu 1) dan 2) :
Cara 1)4
a. Reagen tromboplastin 200 µl dimasukkan ke dalam tabung 1
b. Plasma 200 µl dimasukkan ke dalam tabung 2
c. Tabung 1 +2 diinkubasi selama 3 menit pada inkubator yang
bersuhu 370 C
18
d. Ambil 100 µl plasma pada tabung 2, masukkan dalam tabung 1
e. Jalankan stopwatch, aduk, amati hingga terjadi bekuan
(jendolan)
f. Tes ini diulang pada plasma control.
Cara 2)7
Cara semiotometik
19
optimum dari (bovin) trombin ditambahkan pada
1:10 sampel plasma yang telah diencerkan
terlebih dahulu. Waktu bekuan yang diukur
berbanding terbalik terhadap konsentrasi
fibrinogen dalam spesimen
Alat :
Cara Manual
Cara Semiotomatik
Bahan :
Cara manual
a. Larutan fibrinogen standar (2,5 g/l) atau larutan plasma standar (2,3g/l)
b. Larutan trombin 100 NIH unit/ml
c. Buffer Owners (pH 7,35)
Cara semiotomatik
a. Plasma
b. Reagen fibrinogen yang mengandung trombin (bovin) 100 NIH unit
per mililiter (dilarutkan dengan 2 ml air suling)
c. Imidiazole Buffered Salin (IBS) yng mengandung imidiazole 0,05
mol/l, NaCl 0,58%, sodium azide 0,0095%
d. Fibrinogen reference plasma (dilarutkan dengan ml air suling)
20
Catatan: plasma harus diencerkan 1:10 dengan IBS sebelum digunakan.
3.2. ANALITIK:
Cara Kerja :
Cara manual
a. Encerkan larutan standar kelipatan 5, 10, 15, 20, 40 dengan buffer.
b. Ambil 0,2 ml masing-masing larutan yang sudah diencerkan,
masukkan dalam tabung tes, tempatkan dalam inkubator selama 3
menit
c. Tambahkan 0,1 ml larutan trombin, amati hingga terjadi bekuan
d. Plot waktu bekuan terhadap Y-axis dan konsentrasi fibrinogen
terhadap X-axis dari log-log kertas grafik
Cara Semiotomatik
a. Siapkan sampel, referens/kontrol yang sudah diencerkan
b. Masukkan sampel/kontrol ke dalam tabung tes (0,2 ml), inkubasi
selama 4-6 menit
c. Tambahkan reagen fibrinogen (0,1 ml) saat itu juga jalankan stop
watch
d. Catat waktu yang dibutuhkan untuk membentuk bekuan (print out)
Nilai Rujukan :
150-350 mg/dl cara manual
150-375 mg/dl cara semiotomatik
Interpretasi :
Memanjang pada :
a. Peninggian produk degradasi fibrinogen (FDP)
b. Heparin lebih daripada 5 U.S.P unit/ml
4. TES TT
21
Persiapan Pasien : Tidak dilakukan persiapan khusus.
Persiapan Sampel :
a. Sampel darah dapat diperoleh melalui vena
punksi
b. Antikoagulan yang dipakai adalah sodium sitrat
3,2% atau 3,8% dengan perbandingan 9:1 (9
bagian darah : 1 bagian Na. Sitrat).
c. Sampel darah disentrifus 10-15 menit dengan
kecepatan 2000g
d. Penampung tidak boleh terbuat dari bahan yang
dpat menginduksi aktivitas kontak seperti gelas.
Sebaiknya dipaki penampung gelas berlapis
silikon atau plastik.
Prinsip :
TT adalah tes penyaring sederhan terhadap
perubahan fibrinogen menjadi fibrin. Sebuah
trombin dengan potensi yang rendah ditambahkan
pada plasma yang tidak cair akan membentuk
bekuan fibrin pada beberapa saat.
Alat :
Cara Manual
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Inkubator
d. Batang pengaduk
e. Stop watch
22
Cara Semiotomatik
a. Pipet
b. Stiring bars
c. Tabung tes
d. Stop watch
e. Cuvet
f. Alat humaclot
Bahan :
Cara manual
a. Larutan fibrinogen standar (2,5 g/l) atau larutan plasma standar (2,3g/l)
b. Larutan trombin 100 NIH unit/ml
c. Buffer Owners (pH 7,35)
Cara semiotomatik
a. Plasma
b. Reagen TT (bovin) yang mengandung lyophilisate (1,0 ml) (dilarutkan dengan 1,0
ml air suling)
c. Imidiazole Buffered Salin (IBS) yng mengandung imidiazole 0,05 mol/l, NaCl
0,58%, sodium azide 0,0095%
d. Fibrinogen reference plasma (dilarutkan dengan ml air suling)
Catatan: plasma harus diencerkan 1:10 dengan IBS sebelum digunakan.
3.2. ANALITIK:
Cara Kerja :
Cara manual
a. Encerkan plasma dengan Owners buffer dengan perbandingan 1:10
b. Masukkan 0,2 ml larutan plasma yang sudah diencerkan ke dalam tabung tes (tabung
A), tempatkan dalam inkubator selama 4 menit.
c. Tambahkan 0,1 ml larutan trombin ke dalam tabung A, amati,catat waktu bekuan
yang terjadi
23
Cara Semiotomatik
a. Siapkan sampel dan kontrol,sebelumnya hangatkan tabung tes
b. Masukkan plasma (0,2 ml) ke dalam tabung tes, inkubasi selama 3 menit pada suhu
ruang
c. Tambahkan reagen TT (0,1 ml) saat itu juga jalankan stop watch
d. Catat waktu yang dibutuhkan untuk membentuk bekuan (print out)
Nilai Rujukan :
15-19 detik cara manual
8-14 detik cara semiotomatik
Interpretasi :
Memanjang pada :
a. Penurunan nilai fibrinogen
b. Disfungsi molekul fibrinogen (disfibrinogenemia)
c. Terapi heparin
d. Peningkatan produk degradasi fibrinogen (FDP)
(DIC).
24
III. Algoritme
1. Tes untuk APTT
APTT Memanjang
History
Pendarahan
MemanjangRiwayat ≠ Pendarahan Memanjang Obat-obatan
Pendarahan dalam ≠ Riwayat Pendarahan
keluarga dalam keluarga
Terapi
Heparin
Uji faktor Mixing Test
Sumber:
25
2. Tes Untuk PTT
PT Memanjang
History
≠ Pendarahan
Obat-obatan Pendarahan Memanjang MemanjangRiwayat
defisiensi Vit. K yang
lama
Terapi Walfarin
Trial Vit. K
Defisiensi Vit. K
≠ Respon
Koreksi PT
Sumber:
26