DISUSUN OLEH :
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “KENDALI MUTU KIMIA KLINIK” Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap
makalah tentang “Karakteristik Kimia Limbah Cair ” ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu mutu?
2. Apa itu mutu laboratorium klinik?
3. Bagaimana cara menentukan mutu laboratorium klinik?
4. Apa itu tahapan Pra Analitik, Analitik dan Pasca Analitik dalam
penentuan mutu laboratorium klinik?
5. Apa itu 5Q Framework?
6. Apa yang dimaksud dengan Pemeriksaan Mutu Internal (PMI)
7. Apa yang dimaksud dengan Pemeriksaan Mutu Eksternal (PME)?
8. Bagaimana cara melakukan Pemeriksaan Mutu Internal (PMI)?
9. Apa yang dimaksud dengan bahan control
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu mengetahui apa itu mutu
2. Mampu mengetahui apa itu mutu laboratorium klinik?
3. Mampu mengetahui Bagaimana cara menentukan mutu laboratorium
klinik?
4. Mampu mengetahui Apa itu tahapan Pra Analitik, Analitik dan Pasca
Analitik dalam penentuan mutu laboratorium klinik
5. Mampu mengetahui Apa itu 5Q Framework
6. Mampu mengetahui Apa yang dimaksud dengan Pemeriksaan Mutu
Internal (PMI) Kimia Klinik
7. Mampu mengetahui Apa yang dimaksud dengan Pemeriksaan Mutu
Eksternal (PME)?
8. Mampu mengetahui Bagaimana cara melakukan Pemeriksaan Mutu
Internal (PMI)?
9. Mampu mengetahui bahan control
D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui apa itu mutu
2. Mahasiswa mampu mengetahui apa itu mutu laboratorium klinik?
3. Mahasiswa mampu mengetahui Bagaimana cara menentukan mutu
laboratorium klinik?
4. Mahasiswa mampu mengetahui Apa itu tahapan Pra Analitik, Analitik
dan Pasca Analitik dalam penentuan mutu laboratorium klinik
5. Mahasiswa mampu mengetahui apa itu 5Q Framework
6. Mahasiswa mampu mengetahui Apa yang dimaksud dengan
Pemeriksaan Mutu Internal (PMI)
7. Mahasiswa mampu mengetahui Apa yang dimaksud dengan
Pemeriksaan Mutu Eksternal (PME)?
8. Mahasiswa mampu mengetahui Bagaimana cara melakukan
Pemeriksaan Mutu Internal (PMI)?
9. Mahasiswa mampu mengetahui bahan control
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mutu
Untuk menghasilkan pemeriksaan laboratorium yang dapat dipercaya/
bermutu, maka setiap tahap pemeriksaan laboratorium harus dikendalikan.
Pengendalian setiap tahap ini untuk mengurangi atau meminimalisir
kesalahan yang terjadi di laboratorium. Agar dapat melakukan pengendalian
mutu di laboratorium dengan baik, maka Anda harus dapat menjelaskan
konsep mutu. Beberapa tokoh penting telah menelurkan konsep mutu
produk atau jasa, yaitu:
1. William Edwards Deming (1900-1993)
2. Philip B. Crosby (1926 –2001)
3. J.M. Juran (1904-2008)
Dari ketiga tokoh ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa mutu
itu suatu kebutuhan konsumen, yaitu kepuasan pelanggan sepenuhnya
terhadap suatu produk/ jasa yang dibutuhkan atau mutu merupakan
suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan terhadap
sebuah produk/ jasa. Mutu sangat tergantung pada situasi dan kondisi
serta orang yang terlibat dalam menentukan suatu mutu produk/ jasa.
Selain dari ketiga tokoh tersebut, Anda juga harus tahu tentang konsep
mutu menurut ISO 9000, mutu adalah bentuk keseluruhan dan
karakteristik dari sebuah produk atau jasa yang mempunyai
kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau
tersirat. Sedangkan menurut American Society for Quality Control,
mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa
pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk
memberikan kebutuhan kepuasan
B. Mutu Laboratorium Klinik
Mutu laboratorium klinik meliputi mutu hasil pemeriksaan dan mutu
layanan. Mutu hasil yaitu hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat
dipercaya (memenuhi standar mutu), sedangkan mutu layanan adalah
aktivitas yang diberikan sesuai kebutuhan atau harapan pelanggan
(mengatasi keluhan pasien/pelanggan menurun)
Laboratorium klinik sebagai bagian dari pelayanan kesehatan
mempunyai arti penting dalam diagnostik. Data hasil pemeriksaan
laboratorium merupakan informasi yang penting digunakan untuk
menegakkan diagnosis oleh klinisi berdasarkan anamnase dan riwayat
penyakit pasien. Hasil uji laboratorium juga merupakan bagian integral dari
penapisan kesehatan dan tindakan preventif kedokteran.
Menurut Permenkes RI nomor 43 tahun 2013, bahwa pelayanan
laboratorium klinik merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis, dengan menetapkan
penyebab penyakit, menunjang sistem kewaspadaan dini, monitoring
pengobatan, pemeliharaan kesehatan, dan pencegahan timbulnya penyakit.
Laboratorium klinik perlu diselenggarakan secara bermutu untuk
mendukung upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
Layanan pemeriksaan yang dapat dilakukan di laboratorium klinik
diantaranya di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi anatomi dan atau bidang lain
yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Hasil pemeriksaan laboratorium klinik yang bermutu
menjadi tujuan kegiatan pemeriksaan laboratorium sehari-hari.
Untuk mendapatkan mutu laboratorium yang diharapkan, maka banyak
hal yang harus diperhatikan, seperti:
1. Staff yang qualified
2. Fasilitas yang mencukupi
3. Tersedianya pemeriksaan yang memadai
4. Tersedianya protokol pemeriksaan yang baik (SOP)
5. Spesimen yang cukup dan memenuhi syarat
6. Penanganan dan penyerahan spesimen yang baik
7. Prossesing spesimen yang baik
8. Identifikasi, aliquoting dan distribusi sampel yang benar
9. Kehandalan hasil pemeriksaan
10. Turn arround time
11. Format pelaporan yang benar
12. Angka rujukan
13. Komunikasi yang baik dengan pelanggan
C. Penentuan Mutu Laboratorium Klinik
Hasil pemeriksaan laboratorium klinik yang terbaik adalah apabila tes
tersebut teliti, akurat, sensitif, spesifik, cepat, tidak mahal dan dapat
membedakan orang normal dari abnormal.
1. Teliti atau presisi adalah kemampuan untuk mendapatkan nilai yang
hampir sama pada pemeriksaan yang berulang-ulang dengan metode
yang sama. Namun teliti belum tentu akurat.
2. Tepat atau akurat adalah kemampuan untuk mendapatkan nilai yang
sama atau mendekati nilai biologis yang sebenarnya (true value),
tetapi untuk dapat mencapainya mungkin membutuhkan waktu lama
dan biaya yang mahal.
3. Sensitif adalah kemampuan menentukan substansi pada kadar terkecil
yang diperiksa. Secara teoritis tes dengan sensitifitas tinggi sangat
dipilih namun karena nilai normalnya sangat rendah misalnya enzim
dan hormon, atau tinggi misalnya darah samar, dalam klinik lebih
dipilih tes yang dapat menentukan nilai abnormal (Kahar H. 2005).
E. 5Q Framework
Mutu pelayanan laboratorium kesehatan haruslah baik dan bermutu
agar dapat memberikan hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat,
teliti,benar, dapat dipercaya dan memuaskan pengguna jasa. Salah satu
pendekatan yang digunakan adalah Total Quality management yang
memperkenalkan dengan suatu strategi 5 Q framework
Strategi 5 Q Framework meliputi:
1. QLP (Quality Laboratory Process)
a. Pra Analitik :
1) persiapan Pasien
2) Pengambilan dan penampungan specimen
3) Penanganan Spesimen
4) pengiriman specimen
5) Pengolahan dan penyimpanan specimen
b. Analitik
1) Pemeriksaan specimen
2) Pemeliharaa Dan kalibrasi alat
3) Uji kualitas reagen
4) Uji ketelitian
5) Uji ketepatan
c. Analitik
1) Laporan
2) Penulisan hasil
3) Interprestasi hasil
Kesalahan yang dapat terjadi :
Faktor Proses Kesalahan yang terjadi
1) Test yang diminta tidak sesuai
2) Tulisan tangan tidak jelas
Permintaan Test 3) Identitas pasien salah
4) Jenis pemeriksaan tidak spesifik
5) Permintaan terlambat
Pra Analitik
1) Tabung sampel salah
2) Volume sampel tidak sesuai
Pengambilan Sampel 3) Sampel hemolisis
4) Waktu pengambilan salah
5) Kondisi pengiriman sampel tidak baik
1) Alat tidak di kalibrasi dengan benar
2) Sampel tertukar atau tercampur
Analitik Pengukuran Analitik
3) Ada masalah pada presisi alat
4) Ada bahan yang mempengaruhi analisa
1) Hasil tidak dikirimkan
2) Hasil tidak dapat dibaca
Pelaporan Hasil 3) Hasil terlambat
Pasca Analitik
4) Kesalahan dalam menyalin hasil
5) Spesifitas test tidak diketahui
Interpretasi hasil
2. Quality Control
QC adalah salah satu komponen dalam proses kontrol dan
merupakan elemen utama dari sistem manajemen mutu, memonitor
proses yang berhubungan dengan hasil tes serta dapatmendeteksi
adanya kesalahan yang bersumber dari :
a. Kesalahan teknik :
1) Kesalahan acak: hasil pemeriksaan bervariasi dari nilai
seharusnya
2) Kesalahan sistematik : hasil pemeriksaan menjurus kesatu
arah
3) Hasil nya selalu lebih besar atau selalu lebih kecil dari
nilai seharusnya.
b. Kesalahan non teknis :
1) Kesalahan pengambilan sampel
Contoh: kesalahan yagn terjadi pada saat dalam persiapan
penderita,hemolisis,serum terkena matahari
2) Kesalahan penulisan, penghitungan hasil. Kesalahan non
teknik dapat dihindari dengancara menerapkan organisasi
yang teratur, bekerja dengan kesadaran dan disiplinyang
tinggi
QC Meliputi :
1. QC Reagen (verifikasi reagen)
2. QC Instrumen ( pengecekan fungsi instrumen, prosedur
pemelihara instrumen )
3. Proses QC
Program QC yang baik meliputi :
1) Memantau kinerja pemeriksaan dengan tolok ukur akurasi dan
presisi,
2) Mengindentifikasi masalah pemeriksaan
3) Menilai keandalan hasil pemeriksaan
Tujuan merencanakan QC :
1) Dapat menjamin mutu pemeriksaan dengan biaya minimal
2) Prosedur QC dirancang atas dasar mutu yang diinginkan dari
setiap metode pemeriksaan
3) Menggunakan program QC validator dapat direncanakan control
rules, jumlah pengukuran bahan kontrol, kemampuan
mendeteksi kesalahan dan derajat penolakan palsu suatu metode
pemeriksaan
Prosedur QC yang tepat :
1) Perhitungan yang tepat untuk mendapatkan Mean dan SD
2) Membuat batas kontrol yang tepat
3) Menggunakan aturan kontrol yang tepat ( grafik levy jennings
dengan penilaian westgard multirule chart)sehingga dapat
mendeteksi setiap sinyal out of kontrol yang mewakili kesalahan
yang sesungguhnya,
4) Kebutuhan terhadap frekuensi pengukuran bahan kontrol dengan
hasil yang tepat.Sehingga dalam hal ini pemantauan kualitas
ditikberatkan pada prosedur statistik yang dilakukan dengan
memeriksa sampel yang konsentrasinya diketahui kemudian
hasilnya dibandingkan dengan nilai target sampel yang diperiksa
3. Quality Assesment
QA ini lebih ditujukan untuk penilaian terhadap kinerja suatu
laboratorium. QA adalah suatu kegiatan yg dilakukan oleh institusi
tertentu untukmenentukan kualitas pelayanan laboratorium. Salah satu
kegiatan yang dilakukan untuk menilai kinerja suatu laboratorium
adalah dengan proficiency test
Persyaratan penanganan sampel :
1) Sampel yang harus diuji dengan alat yang sama seperti
pemeriksaan pasien rutin laboratorium
2) Sampel harus diuji dengan frekuensi pemeriksaan yang sama
dengan sampel pasien rutin
3) Laboratorium harus mencatat semua langkah (penangan,
pengolahan, tes, pelaporan) untuk periode proficeency testing
4) hanya diperlukan untuk metode primer yg digunakan untuk
menguji analit dalam sampel pasien selama periode proficiency
testing
4. Quality Improvement
Kegiatannya menetapkan bentuk proses pemecahan masalah
untuk mengidentifikasi akar masalah dan mencari pemecahannya,
dengan melakukan quality improment penyimpangan akan dapat
dicegah dan diperbaiki selama proses pemeriksaan berlangsung
5. Quality Planning
Menstandarisasi pemecahan, menetapkan ukuran ukuran untuk
menilai kinerja suatu laboratorium serta mendokumentasikan langkah
langkah pemecahan masalah dan untuk diimplementasikan pada QLP
Uji Profiensi :
1. Memberikan gambaran kinerja laboratorium dengan baik dan
obyektif.
2. Dapat gunakan untuk sebagian besar jenis pengujian di laboratorium.
3. Hemat biaya dan karenanya dapat sering digunakan.
Pengecekan Ulang
1. Berguna bila sulit atau tidak mungkin mempersiapkan sampel untuk
menguji semua pemeriksaan.
2. Mahal dan menggunakan waktu dan orang yang cukup banyak
Onsite Evaluation
1. Dapat memberikan gambaran yang benar tentang keseluruhan kinerja
laboratorium, dan menawarkan realtime untuk perbaikan yang
dibutuhkan.
2. Paling mahal, karena membutuhkan waktu cukup lama
PME mengacu pada proses pengendalian keakuratan metode analisis
dengan perbandingan hasil pemeriksaan antar laboratorium. Langkah-
langkah dan gambaran umum melakukan PME adalah sebagai berikut :
1. Koordinator PME mempersiapkan dan mengirimkan satu atau dua
sampel pada peserta PME
2. Sampel diuji oleh laboratorium dengan menggunakan peralatan dan
pereaksi yang sama dengan yang digunakan pada pemeriksaan sampel
pasien
3. Koordinator PME mengumpulkan semua hasil dan
mengelompokkannya sesuai dengan metode, reagen dan instrument
analisis laboratorium atau kriteria lainnya.
4. Koordinator PME menghitung nilai target (mean konsensus) dan total
variasi (dinyatakan sebagai standar deviasi) hasil laboratorium.
5. Jika salah satu laboratorium memiliki nilai di luar batas kontrol (nilai
target ± variasi yang diijinkan) maka laboratorium ini dianggap "out
of control".
6. Laboratorium "out of control" harus memperbaiki prosedur analitis.
Data input dari semua laboratorium yang ikut berpartisifasi dalam
program survei PME mencakup hasil untuk semua analit dan identifikasi
reagen/metode/instrumen yang digunakan untuk analisis. Sedangkan data
output mencakup :
1. Hasil dilaporkan untuk setiap analit
2. Mean (rerata) yang dapat diaplikasikan untuk setiap analit
3. Standard deviation hasil dengan metode komparatif
4. Jumlah laboratorium yang menggunakan metode yang sama dengan
laboratorium yang hasilnya dievaluasi
5. Standard deviation index (SDL)
6. Batas bawah (lower limit,LL) dan batas atas (upper limit,UL) yang
dapat diterima
7. Plot jarak relatif hasil yang dilaporkan dari target sebagai persentase
simpangan yang diperbolehkan (allowed deviation,AD)
Hasil PME yang masuk dalam batas atas dan bawah dapat diterima
dan dianggap memuaskan. Hasil PME yang ternyata di luar batas (Out of
Control) dianggap tidak memuaskan :
1. Hasil PME < LL : kinerja laboratorium yang tidak memuaskan
2. Hasil PME > UL : kinerja laboratorium yang tidak memuaskan
3. LL ≤ hasil PT ≤ UL : kinerja laboratorium yang memuaskan
Program Nasional PME
Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal (PN PME) adalah
suatu program untuk menilai penampilan pemeriksaan laboratorium secara
periodik, serentak, dan berkesinambungan yang dilakukan oleh pihak luar
laboratorium dengan jalan membandingkan hasil pemeriksaan laboratorium
peserta terhadap nilai target. Penyelenggaraan kegiatan ini dilaksanakan
oleh pihak pemerintah, yaitu Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik
dan Sarana Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sejak tahun 2005 PN PME
diselenggarakan secara kerjasama antara pemerintah dan swasta karena
belum terbentuknya Badan Independen Penyelenggara Program PME
Laboratorium Kesehatan Nasional. Penyelenggara Program PME swasta
dikelola bersama-sama antara Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik
dengan Pengurus Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI).
Setiap laboratorium kesehatan wajib mengikuti PN PME yang
diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik meliputi semua
bidang pemeriksaan laboratorium. Landasan hukum setiap laboratorium
kesehatan wajib megikuti PN PME adalah, sebagai berikut :
1. PMK No. 411/Menkes/Per/III/2010 Pasal 6 Ayat (a) Bahwa
Laboratorium kesehatan wajib melaksanakan PMI dan mengikiuti
kegiatan PME yang diakui pemerintah
2. MOU No. HK.06.20/V.5/5271/2010 No. 89/MOU/PP/ILKI/10-2010
Tgl. 12 Oktober 2010 antara Direktur Bina Pelalayanan Penunjang
Medik dan Sarana Kesehatan, Ditjen Bina Upaya Kesehatan
Kemenkes RI dengan Ketua Umum PP ILKI tentang Penyelenggaraan
PN PME bagi Laboratorium RS Swasta / Laboratorium Kesehatan
Swasta
Dalam pelaksanaannya, kegiatan PN PME ini mengikutsertakan
semua laboratorium, baik milik pemerintah maupun swasta dan dikaitkan
dengan akreditasi laboratorium kesehatan serta perizinan laboratorium
kesehatan swasta. maka pemerintah menyelenggarakan PN PME untuk
berbagai bidang pemeriksaan dan diselenggarakan pada berbagai tingkatan,
yaitu :
1. tingkat nasional/tingkat pusat : Kementrian Kesehatan
2. tingkat Regional : BBLK
3. tingkat Provinsi/wilayah: BBLK/BLK
Saat ini bidang PN PME yang dapat diikuti diantaranya Hematologi,
Kimia Klinik, Imunologi, Napza, Hemostasis dan Urinalisa. Kegiatan PN
PME ini sangat bermanfaat bagi suatu laboratorium sebab dari hasil evaluasi
yang diperolehnya dapat menunjukkan penampilan laboratorium yang
bersangkutan dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan. Tujuan dari PN
PME yang diselegarakan oleh Kementrian Kesehatan yaitu:
1. Mengenali kesalahan sistematik
2. Kontrol seluruh daerah pemeriksaan ( normal atau patologis )
3. Mengenali pengaruh zat sampingan
4. Menghindari kekeliruan pemeriksaan secara sadar maupun tidak
5. Menghindari kekeliruan pimpinan laboratorium secara sadar maupun
tidak
6. Meningkatkan reproduksibilitas hasil-hasil laboratorium peserta
H. Pemantapan Mutu Internal Kimia Klinik
Pemantapan mutu (quality assurance) kimia klinik adalah segala usaha
/ kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan laboratorium kimia klinik. Kegiatan ini terdiri atas empat
komponen penting, yaitu : pemantapan mutu internal (PMI), pemantapan
mutu eksternal (PME), verifikasi, validasi, audit, dan pendidikan dan
pelatihan
1. Persiapan pasien
Macam specimen : Serum, Plasma, Darah, Urine, cairan otak, Bilasan
lambung, sperma, cairan pleura,cairan arcites
Persiapan :
1. Pasien puasa selama 8-12 jam sebelum diambil darah
No Pemeriksaan Lama puasa
1 Glukosa Puasa 10 – 12 jam
2 Tes toleransi glukosa Puasa 10 – 12 jam
3 Glukosa kurva harian Puasa 12 jam
4 Trigliserida Puasa 10 – 12 jam
5 Asam urat Puasa 10 – 12 jam
6 VMA Puasa 10 – 12 jam
7 Renin Puasa 10 – 12 jam
8 Insulin Puasa 8 jam
9 C. Peptide Puasa 8 jam
10 Gastrin Puasa 12 jam
3. Akurasi dan presisi adalah independen satu dengan yang lain Metode yang
baik adalah yang mempunyai akurasi dan presisi yang baik
4. Daftar batas minimum presisi (CV maksimum) beberapa pemeriksaan ,
dapat dilihat pada tabel berikut:
Cara Penilaian
Penilaian peserta dilakukan menggunakan sistem indeks varians. Pada
sistem penilaian VI digunakan chosen coefficient of variation (CCV)
sebagai pengganti standart deviation (SD). Dengan penilaian VI dapat
diketahui penyimpangan hasil pemeriksaan terhadap nilai target. Selian itu
dengan digunakannya CCV maka dapat dibandingkan hasil antar negara
yang menggunakan sistem yang sama. Pada sistem penilaian VI juga
diperkenalkan besaran kumulatoif seperti MRVIS dan OMRVIS, sehingga
penilaian ini selain memberikan penilaian sesaat, juga penilaian secara
kumulatif
CCV merupakan skala atau stuan yang menjadi patokan untuk
menentukan sejauh maan hasil pemeriksaan menyimpang dari hasil yang
diharapkan. Pada saat ini program pemantapan mutu WHO (IEQAS)
menggunakan sistem yang sama dan telah menetapkan CCV masingmasing
parameter
Tolak ukur yang digunakan adalah
A. Kesimpulan
Mutu laboratorium klinik meliputi mutu hasil pemeriksaan dan mutu
layanan. Mutu hasil yaitu hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat
dipercaya (memenuhi standar mutu), sedangkan mutu layanan adalah
aktivitas yang diberikan sesuai kebutuhan atau harapan pelanggan
(mengatasi keluhan pasien/pelanggan menurun)
Menurut Permenkes RI nomor 43 tahun 2013, bahwa pelayanan
laboratorium klinik merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis, dengan menetapkan
penyebab penyakit, menunjang sistem kewaspadaan dini, monitoring
pengobatan, pemeliharaan kesehatan, dan pencegahan timbulnya penyakit.
Laboratorium klinik perlu diselenggarakan secara bermutu untuk
mendukung upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
Untuk mencapai mutu hasil laboratorium yang memiliki ketepatan dan
ketelitian tinggi maka seluruh metode dan prosedur operasional
laboratorium harus terpadu mulai dari persiapan sampel, pengambilan
sampel, pemeriksaan sampel sampai pelaporan hasil uji laboratorium ke
pelanggan
Tujuan pengendalian tahap pra analitik yaitu untuk menjamin bahwa
spesimenspesimen yang diterima benar dan dari pasien yang benar pula
serta memenuhi syarat yang telah ditentukan. Kesalahan yang terjadi pada
tahap pra analitik adalah yang terbesar, yaitu dapat mencapai 60% - 70%
Laboratorium wajib melakukan pemeliharaan dan kalibrasi alat baik
secara berkala atau sesuai kebutuhan, agar dalam melaksanakan
pemeriksaan spesimen pasien tidak mengalami kendala atau gangguan yang
berasal dari alat laboratorium. Kerusakan alat dapat menghambat aktivitas
laboratorium, sehingga dapat mengganggu performa/ penampilan
laboratorium yang pada akhirnya akan merugikan laboratorium itu sendiri.
Untuk mendapatkan mutu yang dipersyaratkan, laboratorium harus
melakukan uji ketelitian – ketepatan
Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara
terus menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Program
pengendaliandan pemantapan mutu internal meliputi semua upaya yang
dilakukan secara mandiri untuk menjamin agar mutu hasil pemeriksaan
yang dikeluarkan dapat dipercaya dan diandalkan Pemantapan Mutu
Eksternal (PME) merupakan kegiatan yang diselenggarakan secara periodik
oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan
menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.
PME hendaknya dilakukan secara teratur dengan mengikuti program yang
dilaksanakan oleh organisasi independen atau yang telah ditetapkan
Uji Profisiensi menurut ISO/IEC 43-1: 1997 adalah perbandingan
antar laboratorium yang disusun secara teratur untuk menilai kinerja
laboratorium analitik dan kompetensi personil laboartorium Metode ini
biasanya dilakukan, ketika sulit melakukan uji profisiensi atau untuk
menggunakan metode pengecekan ulang / pengujian ulang
Penyimpanan. Spesimen yang sudah didapatkan segera dikirim ke
laboratorium untuk diperiksa, karena stabilitas spesimen dapat berubah
B. Saran
Diharapkan setelah membaca ini mahasiswa dapat lebih memahami
mengenai penetapan mutu di bagian kimia klinik
Daftar Pustaka