Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SITOHISTOTEKNOLOGI

“NEOPLASIA”

DISUSUN OLEH :

1. Aditya Damara (P27903218001)


2. Markus evan Anggia (P27903218018)
3. Zaenab Novianti (P27903218038)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN AKADEMIK 2019 – 2020


KATA PENGATAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan Hidayat-Nya ke pada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah SITOHISTOTEKNOLOGI yang
berjudul “NEOPLASIA”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun
bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka
kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah kami di kemudian hari.

Jakarta, 15 Juli 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sel mempunyai dua tugas utama yaitu bekerja dan berkembang biak. Bekerja
bergantung kepada aktivitas sitoplasma sedangkan berkembang biak bergantung
pada aktivitas intinya. Proliferasi sel adalah proses fisiologis yang terjadi hampir
pada semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkebang
biak. Homeostasis antara proliferasi sel dan kematian sel yang terprogram
(apoptosis) secara normal dipertahankan untuk menyediakan integritas jaringan
dan organ.
Mutasi pada DNA sel menyebabkan kemungkinan terjadinya neoplasma
sehingga terdapat gangguan pada proses regulasi homeostasis sel. Karsinogenesis
akibat mutasi materi genetik ini menyebabkan pembelahan sel yang tidak
terkontrol dan pembentukan tumor atau neoplasma. Pada sel neoplasma
terjadi perubahan sifat, sehingga sebagian besar energi yang digunakan untuk
berkembang biak. Pertumbuhan tak terkontrol yang seringnya terjadi dengan cepat
itu dapat mengarah ke pertumbuhan jinak (benign) maupun ganas (maligant atau
kanker). Tumor jinak biasanya tidak menginvasi dan tidak menyebar ke jaringan
lain sekitarnya. Tumor jinak biasanya juga tidak mengancam jiwa kecuali bila ia
terletak pada area struktur vital. Sedangkan tumor ganas dapat menginvasi jaringan
lain dan beranak sebar ke tempat jauh (metastasis) bahkan dapat menimbulkan
kematian. Sel-sel malignant ini mempunyai sifat resisten terhadap apoptosis, tidak
sensitif terhadap faktor anti pertumbuhan dan contact inhibitation-nya disurpresi.
Untuk terjadinya karsinogenesis diperlukan lebih dari satu mutasi. Bahkan
pada kenyataannya, beberapa serial mutasi terhadap kelas gen tertentu diperlukan
untuk mengubah suatu sel normal menjadi sel-sel kanker. Hanya mutasi pada jenis
gen tertentu yang berperan penting pada divisi sel, apoptosis sel dan DNA repair
yang akan mengakibatkan suatu sel kehilangan regulasi terhadap
proliferasinya.Hampir semua sel neoplasma berasal dari satu sel yang mengalami
mutasi karsinogenik. Sel tersebut mengalami proses evolusi klonal yang akan
menambah resiko terjadinya mutasi ekstra pada sel desendens mutan. Sel-sel
hyang hanya memerlukan sedikit mutasi untuk menjadi ganas diperkirakan
bersumber dari tumor jinak. Ketika mutasi berakumulasi, maka sel dari tumor jinak
itu akan menjadi tumor ganas

Neoplasia didefinisikan sebagai perkembangan massa jaringan abnormal


yang tidak responsif terhadap mekanisme kontrol pertumbuhan normal
(Tambayong, 2000). Neoplasma adalah suatu kelompok atau rumpun sel
neoplastik. Intilah ini biasanya sinonim dengan tumor (Tambayong, 2000).
Menurut Sir Rupert Willis (dalam Pringgoutomo, 2002), neoplasma ialah massa
jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak terkoordinasi dengan jaringan
normal da tumbuh terus meskipun rangsangan yang menimbulkannya/memulainya
telah hilang. Pada sel neoplasma terjadi perubahan sifat, sehingga sebagian besar
energi digunakan untuk berkembang biak. Pertumbuhan tak terkontrol yang
seringnya terjadi dengan cepat itu dapat mengarah ke pertumbuhan jinak
(benigna) maupun ganas (maligna atau kanker). Tumor jinak biasanya tidak
menginvasi dan tidak menyebar ke jaringan lain di sekitarnya. Sedangkan tumor
ganas dapat menginvasi jaringan lain dan bermetastasis bahkan dapat
menimbulkan kematian

Dalam ilmu patologi anatomik, tumor identik dengan neoplasma. Sedangkan


dalam klinik istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan dan diartikan
sebagai pembengkakan, pembengkakan ini dapat disebabkan baik oleh neoplasma,
maupun oleh radang (rubor, calor, dolor, tumor, fungsio laesa) atau perdarahan,
dan sebagainya. Neoplasma membentuk tonjolan disebabkan oleh neoplasma.
Neoplasma ialah penyakit pertumbuhan sel. Regenerasi epitel dan pembentukan
jaringan granulasi juga merupakan kumpulan sel baru yang sedang tumbuh. Tetapi
bukan neoplasma karena pertumbuhannya sesuai dengan jalannya pertumbuhan
normal. Seperti diketahui sel itu mempunyai dua tugas utama yaitu bekerja dan
berkembangbiak. Bekerja bergantung kepada aktivitas sitoplasma, sedangkan
berkembang biak bergantung kepada aktivitas intinya. Pada sel neoplasma terjadi
perubahan sifat, sehingga sebagian besar energy digunakan untuk berkembang
biak. Pada tomur-tumor eksperimentil mitochondria sangat berkurang jumlahnya,
kadang-kadang hanya ¼ dari jumlah normal, besarnya tidak sama, kristanya tidak
teratur dan sering menunjukkan degenerasi

Neoplasma atau tumor ganas atau yang sering disebut dengan kanker adalah
pembelah sel tubuh yang melampaui batas normal, yang kemudian dapat
menyerang kebagian tubuh manapun. Menurut World Health Organization (WHO,
2017) kanker adalah penyebab utama kematian kedua di dunia, sekitar 8,8 juta
kematian pada 2015. Penyebab kematian akibat kanker diantaranya kanker paru
1,69 juta kematian, kanker hati 788.000 kematian, kanker kolorektal 774.000
kematian, kanker abdomen 754.000 kematian, dan kanker payudara 571.000
kematian. Salah satu faktor resiko terjadinya kematian akibat kanker adalah
penggunaan tembakau sekitar 22%. Menurut Organisasi Penanggulangan Kanker
Dunia dan Badan Kesehatan Dunia, pada tahun 2030 di perkirakan akan terjadi
peningkatan 300 persen kejadian kanker di dunia, termasuk Indonesia dan
negaranegara berkembang lainnya yang lebih mayoritas terjadinya kanker.

Penderita kanker tidak hanya pada orang dewasa dan lanjut usia, melainkan
dapat terjadi pada semua umur. Pada tahun 2013 semua umur penduduk di
indonesia terjadi angka kejadian penyakit kanker sebesar 1,4%, atau ditaksir
sekitar 347.792 jiwa. Data statistik menurut WHO(2014) jumlah kematian yang
diakibatkan oleh kanker sebesar 195.300, terbagi atas laki-laki 103.100 kematian
dan perempuan 92.200 kematian. Kematian pada laki-laki terbesar yang
diakibatkan oleh kanker trakea, bronkus, dan paru dengan persentase 21.8%.
kematian terbesar yang diakibatkan kanker pada wanita yaitu kanker payudara
dengan persentas 21.4%.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Neoplasia


2. Istilah-istilah dalam Neoplasia
3. Klasifikasi Neoplasia
4. Tata nama dalam Neoplasia
5. Perbedaan tumor ganas dan jinak

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Neoplasia


2. Untuk mengetahui Istilah-istilah dalam neoplasia
3. Untuk mengetahui klasifikasi Neoplasia
4. Untuk mengetahui Tata nama dalam Neoplasia
5. Untuk mengetahui Perbedaan tumor ganas dan jinak

D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari Neoplasia
2. Mahasiswa mampu mengetahui Istilah-istilah dalam neoplasia
3. Mahasiswa mampu mengetahui klasifikasi Neoplasia
4. Mahasiswa mampu mengetahui Tata nama dalam Neoplasia
5. Mahasiswa mampu mengetahui Perbedaan tumor ganas dan jinak
BAB II

PEMBAHASAN

A. Neoplasia

Neoplasia didefinisikan sebagai perkembangan massa jaringan abnormal


yang tidak responsif terhadap mekanisme kontrol pertumbuhan normal
(Tambayong, 2000). Neoplasma adalah suatu kelompok atau rumpun sel
neoplastik. Intilah ini biasanya sinonim dengan tumor (Tambayong, 2000).
Menurut Sir Rupert Willis (dalam Pringgoutomo, 2002), neoplasma ialah massa
jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak terkoordinasi dengan jaringan
normal da tumbuh terus meskipun rangsangan yang menimbulkannya/memulainya
telah hilang. Pada sel neoplasma terjadi perubahan sifat, sehingga sebagian besar
energi digunakan untuk berkembang biak. Pertumbuhan tak terkontrol yang
seringnya terjadi dengan cepat itu dapat mengarah ke pertumbuhan jinak
(benigna) maupun ganas (maligna atau kanker). Tumor jinak biasanya tidak
menginvasi dan tidak menyebar ke jaringan lain di sekitarnya. Sedangkan tumor
ganas dapat menginvasi jaringan lain dan bermetastasis bahkan dapat
menimbulkan kematian.

Sebagai tambahannya bahwa penumbuhan jaringan abnormal itu tidak


mempunyai tujuan,merugikan penderitanya dan tumbuh otonom. Sel neoplasia
mengalami transformasi oleh karena mereka terus menerus membelah. Berbeda
dengan sel tubuh normal yang pembelahannya terkendali. Pertumbuhan atau
perkembangan normal memerlukan sel tubuh yang memperbanyak diri
(membelah,berploriferasi ) dalam keadaan terkendali dan seimbang,terbatas pada
jumlah yang dibutuhkan tubuh, Apabila kebutuhan telah terpenuhi maka
pertumbuhan akan berhenti.Proliferasi denikian disebut proliferasi fiaologik atau
non-neoplastik.

Contoh proliferasi fisiologik :

1. Terjadi karena rangsangan menahun misalnya:Hiperplasia epidermis,prostat,dan


endometrium
2. Proliferasi neoplastik bersifat progresif,tidak bertujuan,tak memperdulikan
jaringan sekitarnya,tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat
parasitik
3. Sel neoplastik juga bersifat pesaing sel atau jaringan normal atas kebutuhan
metabolismenya pada penderita yang berada dalam keadaan lemah.

B. Istilah-istilah dalam Neoplasia

Barbara, L Bullock (dalam Jan Tambayong, 1999) mengidentifikasikan


beberapa istilah-istilah dalam neoplasia diantaranya:

1. Neoplasma
Pertumbuhan baru; reproduksi selular abnormal
2. Tumor
Suatu pertumbuhan sel neoplastik yang dikelompokkan bersama; mungkin
banigna atau maligna
3. Banigna
Dikarakteristikkan oleh pembelahan sel abnormal tetapi tidak bermetastatis
atau menginvasi jaringan sekitar
4. Maligna
Pembelahan sel abnormal dengan kemampuan untuk menyerang, metastatis,
dan terjadi berulang
5. Kanker
Pertumbuhan maligna disertai dengan pembelahan sel abnormal, invasi
jaringan sekitar, dan metastatis ke sisi yang jauh
6. Karsinogenesis
produksi atau orginasi suatu kanker
7. Karsinoma
Pertumbuhan maligna yang berasal dari jaringan epitel
8. Sarkoma
Pertumbuhan maligna yang berasal dari jaringan mesoderm yang membentuk
jaringan penyambung, pembuluh darah, jaringan limfatik
9. Metastasis
Kemampuan untuk membangun pertumbuhan tumor sekuder pada lokasi
baru jauh dari tumor primernya
10. Pertumbuhan selular menyimpang
Perubahan dalam pertumbuhan selular normal

C. Klasifikasi Neoplasia

1. Klasifikasi atas sifat dasar biologis tumor


a) Tumor jinak (benigna) yaitu tumor yang tumbuhnya lambat dan biasanya
mempunyai simpai, tidak tumbuh infiltratif, tidak merusak jaringan
sekitarnya dan tidak menimbulkan anaksebar pada tempat yang jauh.
Tumor jinak dapat disembukan kecuali yang mensekresi hormone atau
yang terletak pada tempat yang sangat penting misalnya di sum-sum tulang
belakang
b) Tumor ganas (maligna), yaitu tumor yang tumbuh dengan cepat,
infiltrative, dan dapat merusak jaringan sekitarnya. Tumor ganas ini juga
dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran limfe atau aliran darah dan
sering menimbulkan kematian
c) Tumor Intermediate , yaitu tumor yang berada diantara tumor jinak dan
ganas, berupa segolongan kecil tumor yang mempunyai sifat invasif lokal
akan tetapi memiliki kemampuan metaatasis yang kecil dan sering di sebut
sebagai tumor agresif lokal atau tumor banar berderajat rendah. Contohnya
adalah karsinoma sel basal kulit

2. Klasifikasi atas dasar sel atau jaringan


a) Tumor Sel Totipoten , yaitu sel yang dapat berdiferensiasi kedalam tiap
jenis sel tubuh. Sebagai contohnya ialah zigot yang berkembang menjadi
janin. Sel totipoten ini paling sering dijumpai pada gonad yaitu sel
germinal. Tumor sel germinal ini dapat berbentuk sebagai sel yang tidak
berdiferensiasi, contohnya seminoma atau disgerminoma
b) Tumor sel embrional pluripoten, yaitu tumor yang dapat berdiferensiasi ke
dalam berbagai jenis sel dan serbagia tumor yang akan membentuk
berbagai jenis struktur alat tubuh. Contohnya ialah tumor sel embrional
pluripoten yang berasal dari ginjal disebut nefroblastoma yang sering
berdiferensiasi kedalam struktur yang menyerupai tubulus ginjal dan
kadang-kadang jaringan otot tulang rawan atau tulang rudimrnter. Tumor
sel embrional pluripoten biasanya disebut embrioma atau blastoma,
misalnya retinoblastoma, hepatoblastoma, embryonal rhabdomyosarcoma
c) Tumor sel yang berdiferensiasi, yaitu jenis sel yang terdapat dalan bentuk
sel alat-alat tubuh pada kehidupan postnatal. Kebanyakan tumor pada
manusia terbentuk dari sel berdiferensiasi. Tatanam tumor ini merupakan
gabungan berbagai faktor yaitu perbedaan antara jinak dan ganas, asal sel
epitel dan mesenkim, lokasi dan gambaran deskriptif lainnya.

D. Tata Nama dalam Neoplasia


Pemberian nama neoplasma didasarkan oleh asal sel atau jaringan tempat
terjadinya neoplasia serta sifat dari neoplasma yang terbentuk. Penamaan
neoplasma menempatkan sel atau tipe jaringan asal sebagai bagian pertama dari
nama, dan sufiks” -oma” (tumor) membentuk bagian akhir.

Berikut adalah tata nama dan klasifikasi neoplasma :

Sel Benigna Maligna

Epitel :
Skuamosa Papiloma sel skuamosa Karsinoma sel skuamosa
Sel basal Papiloma sel basa Karsinoma sel basal
Grandular Adenoma Adenokarsinoma
Terpigmentasi Melanoma benigna Melanoma maligna
Otot :
Otot polos Leiomioma Leiomiosarkoma
Otot rangka Rabdomioma Rabdomiosarkoma
Saraf :
Pembungkus saraf Neurilemoma Neurofibrosarkoma
Sel glial Glioma Glioblastoma
Sel ganglion Ganglioeuroma
Meninges Meningioma Meningioma maligna
Jaringan penyambung :
Fibrosa Fibroma Fibrosarkoma
Lemak Lipoma Liposarkoma
Tulang Osteoma Osteosarkoma
Kartilago Kondroma Kondrosarkoma
Pembuluh darah Hemangioma Angiosarkoma
Pembuluh limfe Limfangioma Limfangiosarkoma
Sumsung tulang Meiloma multiple
Leukimia
Limfoid :
Limfoma maligna
Limfosarkoma
Sarkoma sel reticulum
Leukimia limfatik
Penyakit Hodgkin
Gigi
Odortogenic fibroma

E. Perbedaan Tumor Jinak (Benigna) dengan Tumor Ganas (Maligna)


Perbedaan antara tumor jinak dan ganas didasarkan pada morfologi dan
akhirnya pada perilaku dengan menggunakan empat kriteria :
1. Perubahan keganasan (transformasi) sel target (diferensiasi versus anaplasia)
Diferensiasi merupakan taraf sejauh mana sel-sel tumor menyerupai sel-sel
normal yang sebanding. Sebagian besar sel-sel tumor jinak sangat menyerupai
sel-sel normal, yang sejenis. Selanjutnya, sel-sel tumor ganas kehilangan
kemampuan untuk berdiferensiasi disebut anaplasia. Gambaran sitologik berikut
ini terkait dengan anaplasia :
a) Pleomofisme nucleus dan seluler
Variasi pada bentuk dan ukuran nukleus dan sel
b) Hiperkromasia
Nucleus berwarna gelap yang kerap kali berisi nukleolus yang menonjol
c) Rasio nukleus-sitoplasma
Perbandingan yang mencerminkan pembesaran nucleus
d) Mitosis yang berlebihan
Mencerminkan aktivitas proliferasi
e) Kehilangan polaritas
Sel-sel anaplastic memperlihatkan orientasi yang terganggu dan cenderung
membentuk massa yang anarkis serta tidak terorganisasi
f) Sel-sel raksasa tumor
mengandung nucleus polipoid tunggal yang besar atau nukleus yang
multipel
2. Kecepatan pertumbuhan
Sebagian besar tumor ganas lebih cepat tumbuh daripada tumor jinak. Kendati
demikian sebagian kanker tumbuh dengan lambat selama bertahun-tahun, dan
kemudian memasuki fase pertumbuhan cepat; sebagian lainnya berekspansi
cepat dari awal. Pertumbuhan kanker yang muncul dari jaringan yang sensitif-
hormon dapat dipengaruhi oleh variasi hormonal yang berkaitan dengan
kehamilan dan menopause.
a) Tumor yang tumbuh dengan cepat dapat memiliki pergantian sel yang
cepat, yaitu kecepatan proliferasi maupun apopsitosis sangat tinggi
b) Proporsi sel dalam sebuah populasi tumor berproliferasi aktif dinamakan
fraksi pertumbuhan. Fraksi pertumbuhan sel-sel tumor memiliki dampak
yang sangat besar pada kerentanan terhadap intervensi terapeutik, karena
sebagian besar terapi kanker hanya bekerja pada sel-sel yang berada dalam
siklus tersebut
c) Tumor ganas tumbuh lebih cepat daripada pertumbuhan lesi jinak. Secara
umum, kecepatan pertumbuhnan tumor berkolerasi dengan tingkat
diferensiasi
3. Invasi lokal
Invasi lokal pada lesi yang jinak dan ganas ditandai dengan hal-hal berikut :
a) Tumor jinak : sebagian besar tumor jinak tumbuh sebagai massa
ekspansif kohesif yang membentuk sebingkai jaringan ikat yang padat,
atau kapsul pada bagian tepinya. Tumor ini tidak menembus kapsul atau
jaringan normal disekitarnya, dan lempeng pemisah antara kapsul dan
jaringan sekitarnya memudahkan tindakan bedah enukleasi.
b) Tumor ganas bersifat invasif serta infiltrative, dan menghancurkan
jaringan normal disekitarnya. Neoplasma ini tidak memiliki kapsul yang
terdapat batasan yang jelas dan lempeng pemisah sehingga tindakan
enukleasi sulit atau tidak mungkin dilakukan. Akibatnya tindakan bedah
pada tumor semacam ini cukup luas karena bagaian tepi tumor yang
terdiri atas jaringan sehat yang tidak terkena tumor harus ikut diambil
4. Metasitasis
Proses metastasis meliputi invasi tumor pada sistem limfatik, pembuluh darah,
atau rongga tubuh yang diikuti oleh transportasi dan pertumbuhan massa sel
tumor sekunder yang tidak berhubungan dengan tumor primer. Keadaan ini
merupakan satu-satunya ciri paling penting yang membedakan tumor jinak
dengan tumor ganas. Kecuali tumor pada otak dan karsinoma sel basal pada
kulit, hampir semua tumor ganas memiliki kemampuan untuk mengadakan
metastasis.

Tabel perbedaan tumor jinak dan tumor ganas

Jinak Ganas

Serupa sel asal Tidak sama dengan sel asal

Tepian licin (bersimpai) Tepian tidak rata

Menekan Menyusup

Tumbuh perlahan Tumbuh sangat cepat


Jarang timbul ulang Sering residivis setelah dibuang

Jarang nekrosis dan alserasi Umumnya nekrosis dan alserasi

Jarang efek sistemik kecuali neoplasma


Umumnya efek sistemik
endokrin

Sedikit vaskuler Vaskuler atau sangat vaskuler

Neoplasma banigna Neoplasma Maligna

Hamartoma dan Kista


Hamartoma ialah lesi yang menterupai tumor. Pertumbuhannya ada
koordinasi dengan jaringan individu yang bersangkutan. Tidak tumbuh otonom
seperti neoplasma.Hamartoma selalu jinak dan biasanya terdiri atas 2 atau lebih
tipe sel matur yang pada keadaan normal terdapat pada alat tubuh dimana
terdapat lesi hamartoma.
Kista ialah ruangan berisi cairan dibatasi oleh epitel. Kista belum tentu
tumor atau neoplasma tetapi sering menimbulkan efek local seperti yang
ditimbulkan oleh tumor atau neoplasma.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Proliferasi sel adalah proses fisiologis yang terjadi hampir pada semua
jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkebang biak.
Homeostasis antara proliferasi sel dan kematian sel yang terprogram (apoptosis)
secara normal dipertahankan untuk menyediakan integritas jaringan dan organ.
Mutasi pada DNA sel menyebabkan kemungkinan terjadinya neoplasma sehingga
terdapat gangguan pada proses regulasi homeostasis sel. Karsinogenesis akibat
mutasi materi genetik ini menyebabkan pembelahan sel yang tidak terkontrol dan
pembentukan tumor atau neoplasma.
Neoplasia didefinisikan sebagai perkembangan massa jaringan abnormal yang
tidak responsif terhadap mekanisme kontrol pertumbuhan normal. Neoplasma atau
tumor ganas atau yang sering disebut dengan kanker adalah pembelah sel tubuh
yang melampaui batas normal, yang kemudian dapat menyerang kebagian tubuh
manapun. Pada sel neoplasma terjadi perubahan sifat, sehingga sebagian besar
energi digunakan untuk berkembang biak. Sebagai tambahannya bahwa
penumbuhan jaringan abnormal itu tidak mempunyai tujuan,merugikan
penderitanya dan tumbuh otonom. Sel neoplasia mengalami transformasi oleh
karena mereka terus menerus membelah.

B. Saran
Disarankan kepada masyarakat setelah membaca makalah ini untuk mengubah
perspektif terhadap Neoplasia dan macam-macamnya agar lebih memahami dan
mengerti tentang Neoplasia, dan untuk mahasiswa diharapkan dengan ini agar
dapat mengerti dan memahami tentang Neoplasia dan penerapannya di dunia
medis.
Daftar Pustaka

Barbara. L. Bullock. 1996. Pathophysiology: adaptation and alterations in function.


4th ed. Philadelphia: Lippincot

Mitchell, Richard N, et al. (2008). Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins &
Cotran, Ed.7terjemahan. Jakarta: EGC

Otto, Shirley E. (2003). Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC

Price, S. A. & Wilson, L. M. (2003). Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease


Prosseses. 6th Ed. Singapore: Elsevier Science
Pringgoutomo, S., Himawan, S., & Tjarta, A. (2002). Buku Ajar Patologi I (Umum)
Ed. 1. Jakarta: Sagung Seto.
Robbins, Stannley dkk. (2007). Buku Ajar Paologi Robbins. Jakarta: EGC
Soemantri, Irman. (2007). Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai