Anda di halaman 1dari 62

ILMU DASAR KEPERAWATAN C

KESIMPULAN HASIL DISKUSI PRAKTIKUM 4 DAN 5


NEOPLASIA DAN KELAINAN KONGENITAL

Oleh Kelompok HG 3
1. Indah Alza Farhana Yusuf (2006520802)
2. Septia Ningtias Rahayu Pamungkasari (2006598616)
3. Rosita Febriyanti C (2006598603)
4. Ershanda Nadhira S (2006527121)
5. Laily Haquina Noor Zanna (2006520374)
6. Emilia Annuri Mumtaazah (2006598471)
7. Annisa Apriliana (2006464966)

Fakultas Ilmu Keperawatan


Universitas Indonesia
2021
NEOPLASIA

4.1 Review Definisi

a) Hubungan antara neoplasia, tumor, neoplasma, kanker, dan onkologi yaitu:

● Neoplasia (pertumbuhan baru), yaitu pertumbuhan baru yang abnormal yang


menghasilkan lesi biasanya disebut dengan neoplasma. Secara harfiah, Neoplasia adalah
pertumbuhan baru dan pertumbuhan baru ini disebut dengan neoplasma.
● Neoplasma, yaitu massa abnormal dari sel – sel yang mengalami proliferasi. Neoplasma
bersifat otonom. Artinya ukurannya yang selalu meningkat dan melampaui pertumbuhan
jaringan. Neoplasma ini akan terus tumbuh meskipun rangsang yang menyebabkannya
telah hilang. Neoplasma ini bersifat merugikan. Neoplasma berasal karena hilangnya
responsivitas terhadap faktor pengendali pertumbuhan yang normal.
● Tumor, yaitu sebuah pembengkakan atau benjolan yang terbentuk karena proliferasi
neoplastic (proliferasi yang berlangsung terus menerus meskipun rangsang yang
menyebabkannya telah hilang).Proliferasi ini bersifat progresif, tidak bertujuan, dan tidak
memperdulikan jaringan sekitarnya, serta bersifat parasitic.Tumor ini merupakan
neoplasma yang berkembang. Tumor dibedakan menjadi 2, yaitu tumor yang jinak dan
tumor yang ganas.
● Kanker merupakan jenis tumor yang ganas.
● Onkologi, yaitu ilmu yang mempelajari mengenai tumor.

b) Perbedaan benigna dan maligna, yaitu

Benigna (Tumor Jinak) merupakan peristiwa lokal semata. Sel-sel tumor jinak yang
berproliferasi, sebagian besar tumbuh sebagai massa ekspansif kohesif yang membentuk
sebingkai jaringan ikat yang padat atau kapsul di bagian tepinya. Laju pertumbuhan tumor ini
agak lambat, tidak menembus kapsul atau jaringan normal di sekitarnya, dan terdapat lempeng
pemisah antara kapsul dan jaringan sekitarnya. Tumor ini tidak menyebar dan tidak
menyebabkan metastasis.

Maligna disebut juga Tumor ganas. Tumor ganas umumnya memiliki laju pertumbuhan
yang lebih cepat dan bersifat menghancurkan jaringan normal di sekitarnya. tumor ganas ini
tidak memiliki sifat kohesif, sehingga pola penyebarannya sering kali tidak teratur. Oleh karena
itu, tindakan bedah pada tumor seperti ini cukup luas karena bagian tepi tumor yang terdiri atas
jaringan sehat yang tidak terkena tumor harus ikut diambil juga. Maligna ini berpotensi merusak
jaringan sekitarnya, hal ini diakibatkan karena tumor ganas tidak memiliki kapsul yang berfungsi
sebagai batasan yang jelas dan lempeng pemisah. Oleh karena itu, tidak mudah dipisahkan dari
sekitarnya dan bersifat menyerbu ke daerah sekitar. Maligna dapat menyebar dan menyebabkan
metastasis.

Metastasis merupakan pelepasan sel neoplasma yang diangkut oleh darah atau kelenjar getah
bening (limfe) dan rongga tubuh ke tempat yang jauh dan membentuk massa baru.

c) Hubungan antara onkogenesis dan karsinogenesis, yaitu

● Onkogenesis merupakan proses pembentukan neoplasma atau tumor, baik jinak maupun
ganas.
● Karsinogenesis merupakan proses normal sel yang ditransformasikan ke dalam sel
kanker. Karsinogenesis ini merupakan penyebab dari kanker. Dengan kata lain,
karsinogenesis adalah proses pembentukan neoplasma atau tumor. Sedangkan, segala
sesuatu yang menyebabkan kanker disebut karsinogen.
Hubungan antara onkogenesis dan karsinogenesis adalah jika sel normal mengalami
proses onkogenesis yang semula merupakan tumor jinak dan jika tidak segera mendapat
penanganan dapat beresiko timbulnya proses karsinogenesis, yaitu suatu tumor yang ganas
(kanker). Karsinogenesis ini termasuk ke dalam onkogenesis.

4.2 Tumor Ganas

Perhatikan gambaran mitosis abnormal pada gambar berikut.

Mitosis Abnormal

Gambar yang saya amati adalah tiga mitos abnormal. Mitosis sendiri bukalah indikator
keganasan. Namun, mitos yang abnormal sangat menunjukkan keganasan. Tanda Pleomorfisme
dan hiperkromatisme sel-sel sekitarnya mendukung keganasan.

Bandingkan dengan gambar mitosis normal pada gambar berikut:

Mitosis Normal
Gambar yang saya amati adalah mitotik yang terlihat di sini di tengah, dikelilingi oleh
sel-sel karsinoma sel skuamosa yang kurang diferensiasi, dengan sel-sel pleomorfik yang
memiliki keratinisasi merah muda minimal di sitoplasma mereka. Secara umum, mitosis lebih
terlihat pada neoplasma ganas meskipun sel-sel normal dapat secara aktif membagi di banyak
jaringan tubuh termasuk kulit, sumsum tulang, gonad, dan saluran pencernaan.

d) Apakah pleomorfisme dan hiperkromatinisme? Tunjukkan pada ciri-ciri tersebut pada


gambar!

Pleomorfisme merupakan variasi pada bentuk dalam suatu organisme atau spesies. Ciri
pleomorfisme, yaitu inti sel hiperkromatik atau lebih gelap dari pada sel yang normal, bentuk dan
ukuran inti selnya tidak teratur, kromatin terlihat kasar dan menggumpal, dan terjadi banyak
pembelahan sel.

Hiperkromatinisme merupakan kondisi kromatin kasar dan bergumpal disertai ukuran


nukleus yang sangat besar. Ciri hiperkromatinisme, yaitu sel mengalami mitosis dan
menghasilkan 3 sel yang terjadi secara tidak normal dan dapat berpotensi menjadi malignant
tumor, sel mengalami perubahan warna menjadi biru kehitaman, dan terdapat banyak lendir
mukosa dan eksudat pada sel atau jaringan.

Pertanyaan:

Untuk neoplasia dan neoplasma sendiri merupakan sesuatu yang berbeda ya? karena kalau dari
yang saya tahu keduanya sama, pada poin pertama disebutkan juga neoplasia disebut dengan
neoplasma. Namun, kamu mengartikan kembali neoplasma, mungkin bisa dijelaskan lagi. Oleh
Ershanda

Jawab:

Sepertinya yang Eca maksud kalimat yang ini ya "Secara harfiah, Neoplasia adalah pertumbuhan
baru dan pertumbuhan baru ini disebut dengan neoplasma." Memang kalimatnya
membingungkan hehehe. Saya jelaskan ya.. Kalo neoplasia itu pertumbuhan baru atau proses
pertumbuhan baru. Sedangkan neoplasma itu pertumbuhan barunya (maksudnya sesuatu yang
tumbuhnya).

e) Perhatikan gambar makroskopik kanker payudara di bawah ini:

Apa tanda khas kanker payudara yang bisa diamati dari gambar di atas?

Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada jaringan payudara, terutama pada lapisan
dalam kelenjar susu atau lobulus yang menyuplai kelenjar dengan susu. Kanker payudara
merupakan karsinoma paling umum (setelah kanker kulit) yang terjadi pada wanita dan dapat
menyebabkan kematian. Gender perempuan, umur, menopause telat, obesitas, hiperplasia
atipikal, serta faktor keuturunan merupakan faktor risiko dari kanker payudara.

Pada gambar diatas, kondisi yang terjadi adalah adenokarsinoma pada payudara, jenis karsinoma
payudara yang paling umum terjadi. Tanda – tanda yang terlihat adalah sebagai berikut:

- Payudara mengalami pembengkakan


- Penebalan pada puting dan kulit payudara
- Payudara mengeluarkan darah dan nanah
- Terdapat benjolan benjolan asing pada payudara yang berbentuk tidak beraturan
- Tumor sudah mengalami perluasan dan pembesaran
f) Dilihat dari penamaan tumor, termasuk jenis apakah tumor payudara tersebut?

Kanker payudara diatas termasuk ke dalam malignant tumor yang dapat menyebabkan kematian.

Perhatikan gambar makroskopik osteosarkoma di bawah ini:


https://library.med.utah.edu/WebPath/NEOHTML/NEOPL049.html

g) Lihat pertanyaan dan jawaban pada teks di bawah gambar. Apa yang dapat Anda
simpulkan dari pertanyaan dan jawaban tersebut?
Osteosarkoma adalah kanker tulang yang paling sering terjadi, khusunya pada laki – laki.
Merupakan salah satu malignant tumor yang memproduksi matriks osteoid. Kebanyakan terjadi
pada masa remaja hingga dewasa muda. Biasanya terjadi di metafisis di sekitar lutut, baik di
femur distal atau tibia proksimal, yang merupakan lokasi aktivitas pertumbuhan kerangka
terbesar.
Sebenarnya etiologi dari osteosarkoma masih belum pasti. Namun, beberapa faktor yang
mempengaruhi adalah faktor genetik (keturunan), epidemiologi, dan lingkungan. Kelainan
genetik dalam kasus osteosarkoma seperti hereditary retinoblastoma, sindrom Li-Fraumeni,
sindrom Rothmund-Thompson, bloom syndrome, dan sindrom Werner. Faktor epidemiologi
berupa usia, etnis, dan gender. Puncak awal terjadinya osteosarkoma biasanya pada usia 10 – 14
tahun, dimana masa pubertas terjadi. Orang kulit hitam merupakan etnis yang paling sering
terkena osteosarkoma, diikuti oleh hispanic dan orang kulit putih.
Tanda – tanda yang terjadi pada pasien osteosarkoma adalah:
- Sakit tulang
- Adanya pembengkakan dan benjolan
- Gejala sistemik dan pernapasan biasanya tidak ada karena metastasis tumor jarang terjadi.

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:


- Ada massa yang teraba yang lembut dan hangat tanpa adanya denyut nadi
- Keterbatasan sendi dan berkurangnya rentang gerakan anggota gerak
- Limfadenopati lokal maupun regional (jarang terjadi)

Perhatikan gambar hasil biopsi tumor payudara berikut:


https://www.webpathology.com/image.asp?n=1&Case=324

Untuk lebih jelas memahami struktur makroskopik tumor, baca penjelasan pada halaman
http://www.webpathology.com/case.asp?case=324

h) Apa komponen yang ditemukan pada hasil biopsy tumor/ kanker payudara? Tampilan
seperti apa yang tampak pada sel-sel tumor yang tumbuh?
Pada gambar diatas merupakan tampilan mikroskopik adenoid cystic carcinoma pada payudara,
yang merupakan tumor langka. Dapat dilihat adanya campuran kelenjar yang berkembang biak
(komponen adenoid) dan bahan membran dasar yang diproduksi oleh sel mioepitel (komponen
silinder) yang didistribusikan dalam proporsi yang bervariasi ke seluruh tumor.
Sel tumor menampilkan banyak pola pertumbuhan yang berbeda, termasuk cribriform, tubular,
trabecular, solid, dan basaloid.

Tambahan
Rosita - Osteosarkoma merupakan tumor primer jaringan mesenkim pembentuk tulang yang
paling ganas (Pringgoutomo, 2006). Sering bermetastasis secara hematogen ke paru-paru. Lebih
dari 50% kasus terjadi pada daerah lutut. Tulang yang sering mengalami osteosarkoma ini adalah
bagian ujung tulang panjang, terutama pada lutut. Osteosarkoma menyebabkan rasa nyeri (sakit)
yang tiada henti. Oleh karena itu, tindakan yang diambil adalah amputasi pada bagian yang
diserang neoplasma.

Pertanyaan untuk Emilia Annuri


1. Indah Alza - Bagaimana mekanisme bisa terjadinya kanker tulang tersebut? apa
yang sebenarnya terjadi pada jaringan tulang tersebut sehingga bisa menghasilkan
sel kanker seperti pada gambar?
Osteosarkoma ini merupakan kanker yang cukup jarang ditemukan yang penyebabnya
adalah genetik atau faktor keturunan. Biasanya akan muncul ketika pasien memasuki usia
remaja. Invasi jaringan tulang oleh sel tumor ini akan mempengaruhi keseimbangan
antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Deregulasi ini menginduksi pelepasan
sitokin atau faktor pertumbuhan yang awalnya terperangkap dalam matriks tulang, seperti
mengubah faktor pertumbuhan-β (TGF-β), sehingga mendorong perkembangan tumor.
Untuk mengetahui sebarapa parah progress dari osteosarkoma ini dilakukan staging,
tepatnya Musculoskeletal Tumor Society (MSTS) staging system. MSTS sistem ini
berdasarkan pada 3 poin utama, yaitu grade, luasnya tumor primer, dan metastasis.

2. Annisa Apriliana - Tadi emil menjelaskan bahwa Sel tumor menampilkan banyak
pola pertumbuhan yang berbeda. Boleh tolong dijelaskan tidak tentang pola
pertumbuhan tumor?
● cribriform cancer cells
Pada karsinoma cribriform invasif, sel kanker menyerang stroma (jaringan ikat
payudara) dalam formasi seperti sarang antara saluran dan lobulus. Di dalam
tumor, ada lubang khusus di antara sel kanker yang membuatnya terlihat seperti
keju Swiss.
● tubular cancer cells
Karsinoma tubular biasanya berukuran kecil (sekitar 1 cm atau kurang) dan terdiri
dari struktur berbentuk tabung yang disebut "tubulus".
● trabecular cancer cells
Sel kanker yang terbentuk di atau tepat di bawah kulit, biasanya di bagian tubuh
yang terpapar sinar matahari.
● solid cancer cells
Massa jaringan abnormal yang biasanya tidak mengandung kista atau area cairan.
Tumor padat dapat bersifat benignt dan malignant.
● basaloid cancer cells
Merupakan jenis sel kanker yang langka dan bersifat agresif. Jenis sel ini
dianggap sebagai tumor tingkat tinggi dengan kecenderungan meningkat untuk
metastasis ke tempat yang jauh.

3. Septia Ningtias - Pada poin e kondisi yang terjadi adalah adenokarsinoma pada
payudara yang merupakan jenis karsinoma payudara yang paling umum terjadi.
Aku pengen tahu lebih lanjut tentang jenis-jenis karsinoma payudara yang lain dan
apakah tanda-tandanya sama?
Tanda - tanda pada beberapa macam kanker payudara tentunya berbeda. Hal ini
dikarenakan area yang terkena bermacam-macam. Sebagai salah satu contoh yaitu Paget's
disease pada puting susu. Kanker ini merupakan jenis kanker yang cukup jarang.
Payudara pada pasien ini akan terlihat memiliki lesi merah atau merah muda, eczematous,
scaling, pruritik pada kompleks puting / areolar. Saat kanker berkembang, akan terjadi
perdarahan, ulserasi, dan keluarnya darah atau cairan serosanguin dari puting. Puting susu
bisa berubah bentuk atau terbalik dan bisa hancur total dalam kasus lanjut (seperti yang
terlihat pada gambar).
i) Mengapa hasil biopsi tersebut digolongkan sebagai adenokarsinoma?

Karena gambar tersebut adalah tumor ganas yang berasal dari epitel kelenjar dan dapat
mengadakan penyebaran melalui limfogen (sel kanker masuk ke saluran limfe, ikut aliran limfe
dan menimbulkan metastasis di kelenjar getah bening regional) dan hematogen (sel kanker
menyusup ke kapiler darah, masuk pembuluh darah, vena, sampai ke organ tubuh lainnya, lalu
sel kanker tumbuh disana, menjadi tumor baru).
Hasil biopsi diatas menunjukkan ciri morfologi yang sama dengan AdCC (Adenoid Cystic
Carcinoma) yaitu sebagai berikut:
● Terdiri dari nodul tumor sentral yang berbatas tegas dan pola infiltratif di pinggiran.
● Terdapat komponen adenoid dan bahan membran dasar yang dihasilkan oleh sel-sel
mioepitel (komponen silinder).
● Sel-sel tumor menampilkan banyak pola pertumbuhan diantaranya: Cribriform, tubular,
trabecular, solid dan basaloid.
● Fitur yang tidak biasa seperti metaplasia sebasea, diferensiasi skuamosa, diferensiasi
adiposa, stroma metaplastik spindle sel, dan daerah syringomatous.

Selain yang disebutkan Indah tadi, terdapat juga Faktor Usia yang mempengaruhi terjadinya
kanker Serviks. Puncak insidensi lesi prakanker serviks terjadi pada kelompok dengan usia 30-39
tahun, sedangkan kejadian kanker serviks terjadi pada usia di atas 60 tahun.

j) Apakah tujuan dan fungsi pemeriksaan mammogram?

Mammogram atau mammography merupakan salah satu jenis pemeriksaan radiologi dengan
menggunakan sinar-X yang khusus untuk payudara. Radiasi sinar-X yang digunakan dalam
pemeriksaan payudara ini sangat rendah, sehingga aman untuk diterapkan pada wanita.
Pemeriksaan mammogram ini dilakukan untuk mendeteksi adanya tumor maupun kanker pada
payudara. Mammogram digunakan sebagai screening dan juga sebagai alat diagnosis. Screening
digunakan untuk menentukan perubahan pada payudara. Daerah yang berwarna putih pada hasil
mammogram merupakan mikrokalsifikasi, yaitu deposit-deposit kecil kalsium dalam jaringan
payudara yang terlihat sebagai titik-titik kecil putih di sekitar jaringan payudara. Mikrokalsifikasi
yang dicurigai sebagai tanda kanker berbentuk seperti noda berukuran kecil dan terkadang
berupa titik-titik, terdapat di dalam lobulus (kelenjar susu) atau ductal (saluran susu) (Putra,
Santoso, & Ajulian, 2009). Mammografi adalah rontgen untuk mendeteksi kista, tumor, kanker,
atau bahkan adanya penumpukan kalsium (kalsifikasi). Yang dianjurkan untuk cek adalah wanita
yang ada riwayat kanker payudara dan yang berusia diatas 40 tahun (dianjurkan periksa 1-2
tahun sekali).
Mammografi ada 2, yaitu:
1. Mammografi skrining (mendeteksi kelainan payudara meskipun tidak terlihat tanda)
2. Mammografi diagnostik (mendeteksi kelainan payudara karena ada keluhan).
Keluhan yang perlu diperhatikan adalah adanya benjolan/penebalan tanpa ada rasa nyeri,
keluar darah atau cairan dari puting susu, warna kemerahan/bengkak dan perubahan
warna/bentuk pada puting.

j) Mengapa pada hasil mammogram, daerah tumor berwarna putih?


Warna putih menunjukan jaringan payudara yang padat. Warna abu-abu menunjukkan bagian
payudara lainnya yang terdiri dari jaringan lemak dengan kepadatan rendah. Sedangkan
keberadaan tumor/kista/kanker (perlu ditinjau lebih dalam lagi untuk memastikan) akan
ditunjukkan dengan gambar berwarna putih sama seperti jaringan payudara yang padat.
Selain biopsi dan mammografi, pemeriksaan penunjang apalagi yang direkomendasikan untuk
klien dengan yang diduga menderita keganasan?

k) Ada beberapa metode yang dapat direkomendasikan, yaitu :


1. Metode Aplikasi
Pemeriksaan Fisik melalui wawancara dengan pasien dan melalui pemeriksaan langsung.
a. Teknik radiografi Penggunaan film polos (X-ray),
b. Computed Tomography (CT) scan,
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI),
d. Mamografi
e. Ultrasonografi (AS)
f. Angiografi (sinar-X yang memeriksa pembuluh darah)
2. Analisis Laboratorium
Penanda tumor dalam serum seperti:
1. Antigen Carcinoembryonic (CEA)
2. Alpha-fetoprotein (AFP)
3. Human Chorionic Gonadotropin (HCG).
Pengujian yang lebih spesifik, seperti:
a. Pengukuran PSA atau antigen prostat spesifik, yaitu protein yang diproduksi oleh
kelenjar prostat untuk mendeteksi kanker prostat.
b. IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat, untuk tes kanker serviks)
c. Spinal tap mengambil beberapa cairan serebrospinal
d. Fecal Immunochemical Test (FIT) menggunakan antibodi untuk mendeteksi darah
di tinja
3. Penanda Genetic
Menggunakan pengujian genetik termasuk perubahan kromosom (translokasi, delesi,
duplikasi, dll), cacat gen tertentu, polimorfisme nukleotida tunggal, dan penyusunan
ulang gen. Terdapat deteksi gen tertentu, seperti:
a. BRCA1 untuk kanker payudara
b. FIT-DNA (gabungan FIT dan satu tes yang bisa mendeteksi perubahan DNA
dalam tinja) untuk tes kanker usus.
4. Metode Sitologi
Seperti :
a. Pap smear
b. FNAB atau Aspirasi Jarum Halus
c. Sitologi Sputum (sampel dahak)
5. Biopsi Jaringan dan Metode Bedah
Biopsi : potongan-potongan kecil sampel jaringan sel tertentu, melalui teknik endoskopi
terlebih dahulu, seperti:
1. Kolonoskopi (tabung panjang, tipis, fleksibel, dan ringan dimasukkan kedalam
anus untuk memeriksa polip atau kanker di dalam rektum dan seluruh usus.
2. Sigmoidoskopi (untuk usus seperti kolonoskopi)
3. Bronkoskopi
4. Laparoskopi atau operasi lubang kunci (menyayat dinding perut untuk
memasukkan
alat seperti tabung tipis bernama laparoskopi)

Perhatikan gambar kanker serviks di bawah ini:


https://www.webpathology.com/image.asp?n=1&Case=559
http://library.med.utah.edu/WebPath/NEOHTML/NEOPL008.html
l) Jumlah kasus kanker serviks tergolong tinggi di Indonesia. Apa saja yang menjadi
faktor risiko kanker serviks?

Penyebab kanker serviks adalah (virus pemicu kanker) yang biasanya ditularkan melalui seks.
Adapun faktor risiko terjadinya kanker serviks antara lain: aktivitas seksual pada usia muda,
berhubungan seksual dengan multi partner, merokok, mempunyai anak banyak, sosial ekonomi
rendah, pemakaian pil KB (dengan HPV negatif atau positif), penyakit menular seksual, dan
gangguan imunitas.

Pertanyaan diskusi
1. Oleh Ershanda : Jelaskan lebih lanjut perbedaan antara poin 1-3 dengan 4-7 yang
dituliskan lebih spesifik, maksudnya yang seperti apa?
Jawaban : Jadi, analisis laboratorium itu merupakan salah satu opsi bagi pasien untuk
menganalisis apabila ada tumbuhnya tumor atau kanker pada bagian organ tertentu. Ada
berbagai macam cara untuk mengatasinya yaitu pada no 1-3 menggunakan serum yang
dapat mendeteksi adanya tumor atau tidak, sedangkan no 4-7 itu merupakan analisis lebih
dalam yang menggunakan metode berbeda-beda (tidak menggunakan serum, melainkan
seperti PSA (menggunakan protein yang diproduksi oleh kelenjar prostat), FIT
(menggunakan antibodi), IVA (mendeteksi ada tidaknya asam asetat), dan spinal tap
(menggunakan cairan serebrospinal)
2. Oleh Septia Ningtias Rahayu : Apakah bisa adenokarsinoma atau pada gambar
menyebar melalui dinding rongga tubuh?
Jawaban : Gambar tersebut menunjukkan karsinoma kistik adenoid payudara (ACC).
Sel-sel tumor menampilkan banyak pola pertumbuhan yang berbeda, termasuk
cribriform, tubular, solid, dan basaloi. Karsinoma ini cenderung menginvasi jaringan
saraf dan dapat bermetastasis (menyebar jauh). Karsinoma ini merupakan kejadian
langka, yang bisa terjadi di rongga mulut.
3. Oleh Emillia Annuri Mumtaazah: Apakah ada efek samping bagi penderita dari
metode - metode pemeriksaan yang disebutkan tadi?
Jawaban : jadi untuk pemeriksaan tumor atau kanker yang saya jelaskan diatas itu tidak
memiliki efek samping yang spesifik karena hal itu hanya bertujuan untuk mengambil
sampel atau mengecek bagian tubuh tertentu guna mendeteksi sel kanker

m) Sebagai perawat, apakah yang akan Anda sampaikan pada klien Anda saat memberikan
edukasi kesehatan untuk mencegah kanker serviks?
Saya akan menyampaikan terlebih dahulu bahwa kanker serviks merupakan urutan kedua kanker
yang paling banyak terjadi pada perempuan dan terjadi karena human papillomavirus (HPV) tipe
16 dan 18. Virus ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual, baik dengan pasangan sah,
non-sah, maupun pasangan sesama jenis, dan kebanyakan orang akan terinfeksi dengan HPV
sesaat setelah melakukan hubungan seksual dengan partner yang telah terinfeksi. Kanker ini
dapat dideteksi dan dicegah sejak dini dengan dilakukan screening minimal sekali seumur hidup,
atau lebih idealnya sekali per tahunnya. Screening test ini dapat dilakukan dengan melakukan
pap smear (pengecekan lapisan dinding epitel serviks) ataupun tes HPV. Screening test ini sangat
penting terutama bagi wanita yang sudah aktif secara seksual, sebab apabila individu sudah
terinfeksi oleh virus HPV tipe 16 atau 18, maka individu tersebut dapat mengalami perubahan di
leher rahim yang akan secara lambat berubah menjadi kanker. Lama perubahan ini memakan
waktu 15-20. Selain itu, untuk wanita yang belum aktif secara seksual, idealnya harus dilakukan
pemvaksinan HPV.
Edukasi selanjutnya mengenai nutrisinya, yaitu mengenai jumlah nutrisi, jenis nutrisi, serta
perlunya pola makan yang baik agar berat badan tetap ideal serta direkomendasikan untuk terus
melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan secara teratur karena pasien dengan penderita ini
memiliki kemungkinan untuk mengalami malnutrisi, sehingga perlu mendapat terapi nutrisi
adekuat.

Perhatikan struktur mikroskopik kanker serviks berikut:


https://webpath.med.utah.edu/NEOHTML/NEOPL009.html
n) Apakah perbedaan karsinoma in situ dan invasif?
● Karsinoma in situ merupakan sekelompok sel abnormal yang muncul pada organ pertama
kali dan belum menyebar ke bagian lain serta tidak menembus membran basal sel-sel
epitel. Sel abnormal ini bisa berkembang menjadi kanker dan menyebar ke bagian normal
yang ada disekitarnya. Disebut dengan penyakit stadium 0.
● Invasif merupakan jenis sel abnormal yang telah menyebar ke jaringan lain dan
berkembang. Biasanya sel kanker ini terdistribusi ke jaringan lain melalui aliran darah
dan aliran limfe. Biasa disebut juga kanker infiltrasi atau umumnya disebut kanker yang
merupakan tahap akhir dari rangkaian neoplasma. Karsinoma invasif merupakan suatu
penyakit yang bila tidak diobati akan menginvasi jaringan tubuh dan menyebabkan
kematian.

o) Bagaimana mekanisme karsinogenesis pada kanker serviks?


Pada wanita akan terjadi perubahan fisiologis pada epitel serviks, epitel kolumnar akan
digantikan oleh epitel skuamosa. Proses pergantian epitel kolumnar menjadi epitel skuamosa ini
disebut dengan proses metaplasia. Aktivitas metaplasia yang tinggi sering dijumpai pada masa
pubertas. Jenis karsinoma yang paling lazim pada serviks adalah karsinoma sel skuamosa (75%),
diikuti oleh adenokarsinoma dan campuran karsinoma adenoskuamosa (20%) dan karsinoma sel
kecil neuroendokrin (kurang dari 5%). Semua jenis ini disebabkan oleh HPV.
Pada proses karsinogenesis, asam nukleat virus dapat bersatu ke dalam gen dan DNA sel host
sehingga menyebabkan terjadinya mutasi sel. Sel yang mengalami mutasi tersebut dapat
berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia. Pada
tahap awal infeksi, sebelum menjadi kanker didahului oleh adanya lesi prakanker yang disebut
Cervical Intraepithelial Neoplasia (CIN) atau Neoplasia Intraepitel Serviks (NIS). Dalam
perjalanannya CIN I (NIS I) akan berkembang menjadi CIN II (NIS II) kemudian menjadi CIN
III (NIS III) yang bila penyakit berlanjut maka akan berkembang menjadi kanker serviks.

Perhatikan gambar tumor ileum di bawah ini:


http://library.med.utah.edu/WebPath/NEOHTML/NEOPL011.html

p) Melalui apakah cara penyebaran tumor tersebut?


Pada gambar diatas merupakan lipoma jinak pada permukaan serosa usus kecil. Ia memiliki
karakteristik neoplasma jinak: ia dibatasi dengan baik, pertumbuhan lambat, non-invasif, dan
sangat mirip dengan jaringan asal (lemak). Karena tumor jinak tumbuh dan berkembang
perlahan, mereka biasanya mengembang ke tepi jaringan berserat terkompresi. Kapsul ini
sebagian besar terdiri dari ekstraseluler matriks yang disimpan oleh sel-sel stroma seperti
fibroblas, yang diaktifkan oleh kerusakan hipoksia sel parenkim yang dihasilkan dari kompresi
oleh tumor yang meluas. Pada lipoma ini karena bersifat jinak maka tidak dapat bermetastasis
atau menyebar ke jaringan lain dan menimbulkan tumor baru.
Pertanyaan dan Tambahan Diskusi:
1. Indah: Namun, saya memiliki pertanyaan, mengenai tumor lipoma jinak yang ada di usus
(pada gambar), apakah tumor tersebut memiliki dampak bagi proses metabolisme pasien
yang menderita? apabila ada, tolong bisa kasih penjelasan sedikit apa yang dialami pasien
tersebut.
Jawab: Lipoma ini termasuk ke dalam tumor jinak, di mana neoplasma jinak terdiri dari
sel yang berdiferensiasi baik yang sangat mirip dengan sel normal. Lipoma terdiri atas sel
lemak matur dengan vakuola lipid di sitoplasmanya. Pada tumor jinak dengan diferensiasi
baik, mitosis jarang dijumpai dan konfigurasinya adalah normal. Jika dilihat dari lipoma
pada bagian tubuh lain misalnya jantung tumor-tumor tersebut dapat asimptomatik,
menimbulkan obstruksi bola-katup (mirip dengan miksoma), atau dapat mengakibatkan
aritmia. Sehingga, menurut saya pribadi terdapat kemungkinan terjadinya gangguan
metabolisme
2. Rosita: Karsinoma in-situ merupakan bentuk awal karsinoma tanpa invasi ke jaringan
sekitar. Tingkat karsinoma in-situ dikenal juga sebagai tingkat pra-kanker. Sel
neoplastiknya hanya berproliferasi pada daerah tumor saja, sehingga dinamakan in-situ
(bahasa latin yang berarti “pada tempatnya”). Sedangkan karsinoma invasif merupakan
neoplasma yang letaknya melewati dinding, umumnya dinamakan kanker yang
merupakan tahap akhir dari rangkaian neoplasma.
3. Tyas: Pada poin p merupakan lipoma jinak yang termasuk ke dalam tumor jinak. Apakah
keadaan ini akan mengganggu fungsi tubuh? Dan perlukan dilakukan suatu tindakan
untuk menghilangkan tumor tersebut?
Jawab: Pertanyaan awal sudah sama dengan jawaban kepada Indah. Untuk perlu atau
tidaknya dilakukan pengangkatan, itu tergantung dari tumornya bila dia melakukan
perkembangan maka dianjurkan untuk diangkat melalui pembedahan. Namun, seringkali
lipoma ini tidak berbahaya sehingga tidak diperlukan pengobatan ataupun pengangkatan.
4. Annisa April: Apa yang menyebabkan adanya lipoma jinak pada permukaan serosa usus
kecil?
Jawab: Untuk penyebab pasti lipoma belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang
dapat meningkatkan resiko seseorang terkena lipoma, yaitu faktor keturunan, usia 40-60
tahun, dan sedang menderita penyakit tertentu, seperti penyakit Madelung, sindrom
Cowden, sindrom Gardner, dan adiposis dolorosa.
5. Emil: Bagaimana cara kita mencegah terjadinya kanker serviks? Apa dengan menjaga
kebersihan sebelum berhubungan seksual atau penggunaan pengaman dapat mencegah
terjadinya kanker ini?
Jawab: Betul sekali, untuk mencegahnya kita bisa dengan menjaga kebersihan sebelum
berhubungan seksual atau penggunaan pengaman dan sudah disebutkan juga sebelumnya
apabila wanita belum aktif secara seksual bisa dengan melakukan vaksin HPV.

q) Perhatikan makroskopik kanker sel ginjal di bawah ini:

Tampak pengurangan dan penggantian sel parenkim ginjal oleh sel neoplastik. Klien
dengan kondisi tersebut akan mengalami gangguan fungsi ginjal, mengapa?

Pertumbuhan karsinoma sel ginjal/ tumor berasal dari sel tubulus ginjal dimulai dari korteks
atau daerah medulla. Jika kondisinya semakin buruk dapat bermetastasis ke daerah sekitar
ginjal. Dengan adanya mutasi gen yang terjadi di sel pertumbuhan organ ginjal dapat
menyebabkan pertumbuhan ginjal yang tidak normal. Tumor akan terus membesar dan
memberikan tekanan pada parenkim ginjal di sekitarnya daripada masuk ke parenkim. Tumor
ini biasanya avaskular atau cenderung di sekitar pembuluh darah dan menyempitkannya
sehingga dapat menimbulkan gangguan atau masalah pada ginjal. Hal ini terjadi karena semua
proses penyaringan melibatkan pembuluh darah. Semua tumor memiliki 2 komponen yaitu
parenkim dan stroma. Parenkim merupakan sel-sel neoplastik sedangkan stroma adalah
jaringan ikat dan pembuluh darah yang menyokong sel-sel neoplastik tersebut.
r) Perhatikan gambar metastasis ke hati di bawah ini:

Hal ini terlihat dari perubahan warna yang tidak terlalu putih atau warna krem, ini merupakan
karsinoma metastasis,serta terlihat dari penyebarannya di daerah yang terkena, memiliki batas
tidak jelas, tidak berkapsul, dan manifestasinya yang tidak memiliki batas yang jelas atau tegas,
sehingga tergolong tumor ganas yang menyebabkan perubahan struktur dan fungsi akibat
perkembangan (displasia) yang akan mempengaruhi fungsi ginjal dari sel yang normal.

s) Mengapa pada keganasan dapat terjadi nekrosis? Nekrosis yang ditemukan pada
jaringan kanker dapat menjadi penanda apa?

Tumor ganas dapat menimbulkan resiko kerusakan jaringan, bahkan sampai menyebabkan
kematian jaringan/ nekrosis. Kerusakan jaringan ini sering disebut dengan nekrosis. Nekrosis
berfungsi untuk menghancurkan sel yang masih berguna namun diserang penyakit, terkena
trauma fisik, ataupun kekurangan oksigen. Nekrosis itu sendiri terjadi secara tidak terencana.
Salah satu penyebab nekrosis yaitu berkaitan dengan kondisi lingkungannya yang tidak
mendukung kelangsungan hidup sel/organ/jaringan untuk hidup sehingga akan menyebabkan
nekrosis. Ketika kanker ganas terjadi, kanker secara langsung akan menyebarkan langsung di
sekitar pusat kanker dan mengakibatkan terjadinya nekrosis pada kanker ganas.

Selain itu, ketika tumor ganas tumbuh di dalam tubuh kita, pasti akan mempertahankan
hidupnya di dalam organ/ jaringan yang ditempatinya dengan membentuk pembuluh darah
baru. Pembuluh darah ini akan memberikan nutrisi dan kebutuhan utama untuk kelangsungan
hidup dan perkembangan tumor. Hal ini membuat sel-sel di sekitar lokasi pertumbuhan tumor
tidak dapat memperoleh nutrisi, oksigen, dan kebutuhan lain untuk mempertahankan
kehidupan sel-sel tersebut. Hal ini juga akan menyebabkan nekrosis.

t) Perhatikan penyebaran kanker pada peritoneum di bawah ini:

Bagaimana mekanisme terjadinya penyebaran? Mengapa terjadinya di rongga


peritoneum?

Gambar di atas adalah gambar kelainan kanker yang menyebar ke rongga peritoneum.
Neoplasma menyebar melalui penempatan di dalam rongga tubuh seperti rongga pleura atau
rongga peritoneum. Metastasis dapat menyebar melalui 3 cara penyebaran, yaitu penyebaran
limfogen, penyebaran hematogen, dan penyebaran transluminal. Penyebaran limfogen Sel
kanker masuk ke saluran limfe, mengikuti aliran limfe dan akan menyebabkan metastasis di
kelenjar getah bening, kemudian yang bersirkulasi hingga terjepit atau terperangkap pada
saluran kecil di dalam kelenjar getah bening. Disitulah kanker sekunder muncul.

Penyebaran hematogen, sel-sel neoplasma ganas yang berproliferasi dapat melepaskan diri
dari tumor induk (tumor primer) dan memasuki sirkulasi untuk menyebar ke tempat lain. Jika
sel-sel kanker embolik ini tersangkut dan ternyata berproliferasi sehingga membentuk tumor
sekunder. Kanker primer dapat menimbulkan banyak fragmen embolik yang dapat
membentuk lusinan atau bahkan ratusan nodul sekunder yang tempatnya sangat jauh dari
fokus primer. Metastasis atau penyebaran juga dapat menyebar lewat pembuluh limfe, darah,
atau lewat rongga tubuh (Jong, 2004). Metastasis yang menyebar lewat pembuluh darah dapat
terjadi dimana saja sehingga sering disebut dengan metastasis jarak jauh dan sering dijumpai
di paru-paru, hati, tulang, dan rongga perut (Jong, 2004).

Selain itu, sel kanker dapat langsung bermetastasis melalui rongga tubuh (misalnya rongga
peritoneum) dan berinflamasi pada permukaan yang jauh dari rongga tersebut. Dengan cara
ini, neoplasma ganas yang melakukan invasi ke seluruh dinding tebal abdomen dapat
menyebabkan sel-sel ganas pada seluruh rongga peritoneum, sehingga dapat menimbulkan
ratusan metastasis secara langsung. Dan yang terakhir penyebaran transluminal terjadi dalam
saluran, seperti saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan saluran kemih. Sel lepas dalam
ke dalam lumen kemudian tertanam pada satu tempat, lalu mengalami implantasi. Maka
penyebaran tersebutlah dapat menyebabkan sel / jaringan kanker menyusup keluar dari organ
tempat tumbuhnya, kemudian masuk ke dalam organ atau struktur lainnya.

Pertanyaan dan tambahan diskusi


Indah
Terkait tumor primer yang ada di liver itu, apakah itu menyebabkan kematian bagi
penderitanya? lalu, apakah yang menjadi dampak nya bagi kesehata? atau apakah
sistem ekskresi pasien akan bermasalah bagi pasien tersebut?
Jawab: Bahwa tumor hati primer lebih lanjut dibagi lagi menjadi empat jenis
berdasarkan asal kanker dalam hati:
● Karsinoma hepatoseluler (HCC) – muncul dari sel hati (hepatosit) dan lebih
umum terjadi pada laki-laki dan mereka yang menderita sirosis. Kanker ini
merupakan jenis kanker hati yang paling umum
● Kolangiokarsinoma – kadang-kadang disebut kanker saluran empedu, dimulai
dari saluran empedu dalam hati.
● Hepatoblastoma – umumnya berdampak pada anak-anak di bawah empat
tahun.
● Angiocarcinoma atau hemangiosarcoma – dimulai dalam pembuluh darah di
hati dan berkembang sangat cepat.
● Karsinoma hepatoseluler (HCC) adalah kanker keenam yang paling umum
dan penyebab paling umum ketiga terkait kematian akibat tumor. Banyaknya
kejadian kanker hati di Asia sepertinya terkait dengan infeksi virus Hepatitis
B kronis.

Karena hati memiliki peran yang besar dalam keberlangsungan kerja tubuh,
gangguan ini tentunya akan sangat mengganggu kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Sel neoplastik di liver pada gambar diatas tergolong tumor ganas yang akan
mempengaruhi kerja ginjal karena perubahan dari struktur dan fungsi akibat
perkembangan (displasia) dari sel yang normal.
Pengobatan untuk penderita gagal hati kronis dilakukan dengan operasi untuk
menyelamatkan bagian hati yang masih berfungsi. Jika upaya ini ternyata tidak
memungkinkan, diperlukan transplantasi hati untuk menyelamatkan nyawa penderita.

Ershanda

Izin bertanya mengenai pasien dengan karsinoma sel ginjal/ tumor, apakah hal-hal yang
disebabkan dari terdapatkan tumor tersebut? apakah bisa mengganggu proses ekskresi? atau
boleh disebutkan selain itu bila memang ada.

Jawab: Berdasarkan buku yang saya baca bahwa bahwa adanya tumor pada karsinoma sel ginjal
terjadi akibat DNA dalam sel-sel ginjal bermutasi, yaitu berubah struktur dan sifat genetiknya.
Mutasi ini menyebabkan sel ginjal tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Akibatnya, kumpulan
sel abnormal tersebut membentuk tumor yang dapat menyebar ke seluruh ginjal atau organ tubuh
lainnya.Kemudian tumor cenderung mengelilingi pembuluh darah dan menyempitkannya. Pada
akhirnya pembuluh darah yang menyempit akan menimbulkan gangguan pada ginjal. Pembuluh
darah yang sempit akan mengganggu kinerja ginjal karena semua proses penyaringan melibatkan
pembuluh darah.

Penelitian menunjukkan bahwa penyakit ini paling banyak ditemukan pada pria berusia 50
hingga 70 tahun. Ditemukan pula, faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker
sel ginjal. Seperti merokok dan konsumsi obat pereda nyeri dalam jangka panjang.
4.3 Tumor Jinak
Perhatikan gambar di bawah ini:
http://library.med.utah.edu/WebPath/NEOHTML/NEOPL014.html

u) Apa dan terjadi di mana kelainan tersebut?


Gambar tersebut merupakan neoplasma atau tumor jinak yang terjadi di rahim (uterus). Hal
tersebut ditandai dengan adanya leiomioma yang berwarna putih sehingga disebut dengan
leiomioma uteri (tumor jinak pada otot polos uterus). Leiomioma uteri merupakan suatu kelainan
yang paling umum pada saluran kelamin wanita. Tumor ini akan cepat membesar ketika masa
kehamilan dan berhenti berkembang ketika memasuki masa menopause karena mengalami
fibrokalsifikasi. Selain itu, leiomyoma akan mengalami atrofi atau berubah menjadi jaringan ikat
kolagen setelah penderita memasuki masa menopause. Laju pertumbuhan tumor ini juga
dipengaruhi oleh hormon estrogen yang beredar di dalam tubuh.
v) Jika dilihat dari strukturnya, ciri-ciri apakah yang khas menunjukkan bahwa kelainan
tersebut adalah tumor jinak?
Leiomioma uteri memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu massa padat berwarna putih. Tumor ini
memiliki berbagai macam ukuran, berbentuk bulat, keras, dan tersusun atas otot polos. Biasanya
leiomioma memiliki kapsul atau simpai untuk memisahkan jaringan tumor dengan jaringan
sekitarnya, laju pertumbuhannya lambat, dan tidak merusak jaringan di sekitarnya.
Perhatikan gambar fibroadenoma payudara berikut. Klik area fibroadenoma pada
gambar:
http://library.med.utah.edu/WebPath/NEOHTML/NEOPL019.html
w) Apakah perbedaan fibroadenoma dan karsinoma payudara?
Gambar tersebut merupakan fibroadenoma dengan bulatan kecil yang terletak di payudara.
Fibroadenoma merupakan tumor jinak yang paling sering dialami oleh wanita pada usia
produktif. Tumor ini mengandung campuran elemen duktus yang berproliferasi di dalam jaringan
ikat longgar (fibroma). Sementara itu, karsinoma merupakan tumor ganas atau kanker payudara
yang berasal dari komponen kelenjar payudara itu sendiri, seperti jaringan lemak, pembuluh
darah, dan persarafan jaringan payudara.
x) Ingatlah ciri-ciri tumor jinak jika dibandingkan dengan tumor ganas!
Ciri-ciri dari tumor jinak, yaitu:
● Terdiferensiasi dengan sempurna,
● Bersifat menekan,
● Laju pertumbuhannya lambat,
● Nekrosis dan efek sistemik jarang terjadi.
Sementara itu, ciri-ciri dari tumor ganas adalah:
● Beberapa kurang terdiferensiasi dan terjadi anaplasia sehingga strukturnya dapat
berubah-ubah,
● Bersifat menyerang,
● Laju pertumbuhannya cepat,
● Nekrosis dapat terjadi,
● Memicu timbulnya efek sistemik.

Pertanyaan dan tambahan saat diskusi:


1. Ershanda: Izin bertanya untuk poin U, disebutkan bahwa Leiomioma uteri merupakan
suatu kelainan yang paling umum pada saluran kelamin wanita apakah berarti semua
perempuan berpotensi memilikinya? dan disebutkan juga laju pertumbuhannya juga
dipengaruhi oleh hormon estrogen yang beredar di dalam tubuh, lajunya yg seperti
bagaimana ya? Terimakasih
Jawab: Memang benar leiomioma uteri merupakan suatu kelainan yang paling umum
pada saluran kelamin wanita, namun yang lebih berpotensi memiliki tumor tersebut
adalah perempuan pada usia produktif atau dapat disimpulkan juga bahwa hanya wanita
yang subur yang berpotensi memiliki tumor tersebut. meskipun begitu, tetap tidak
menutup kemungkinan tumor ini akan berkembang pada wanita yang tidak subur.
kemudian yang dimaksud dengan laju pertumbuhan yang dipengaruhi oleh hormon
estrogen adalah karena sel tumor ini akan membesar ketika berespons dengan estrogen.
Hal ini ditandai dengan adanya kehamilan. Ketika hamil, hormon estrogen di dalam
tubuh meningkat sangat tajam sehingga tumor tersebut juga akan terlihat membesar lebih
cepat.
2. Indah: Saya ingin menambahkan leiomioma adalah tumor jinak yang berasal dari otot
polos dan memang umumnya terjadi pada otot polos uterus (leiomyoma atau mioma
uteri). Kejadiannya meningkat seiring bertambahnya usia, dan ditemukan pada 20-50%
wanita berusia di atas 30 tahun. Saya juga ingin menambahkan tanda-tanda ada nya
fibroadenoma dan karsinoma payudara.
a. Tanda-tanda yang menunjukkan fibroadenoma :
● Bulat dengan batas yang jelas dan halus
● Mudah berpindah atau digeser
● Keras namun kenyal
● Tidak terasa sakit
● Bisa tumbuh di salah satu payudara atau keduanya
b. Tanda -tanda karsinoma payudara :
● Benjolan pada payudara atau adanya penebalan yang terasa berbeda dari
jaringan disekitarnya
● Mengubah ukuran, bentuk, atau penampilan payudara
● Puting berubah bentuk
● Kulit mengelupas
● Kemerahan atau bintik-bintik pada kulit bagian atas payudara
3. Rosita: Aku izin menambahkan ya, Fibroadenoma sering kali terasa seperti benjolan di
dalam payudara. Beberapa fibroadenoma terlalu kecil untuk dirasakan, namun beberapa
di antaranya beberapa inchi. Fibroadenoma cenderung bulat dan memiliki batas yang
berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya. Seorang wanita bisa memiliki satu atau
banyak fibroadenoma (American Cancer Society, 2017). Karsinoma payudara
merupakan tumor ganas non-kulit pada wanita, yang juga disebut sebagai kanker
payudara. Kanker payudara disebabkan oleh abnormal proliferasi klonal (seleksi dan
reproduksi suatu jenis sel) dari sel yang mengalami kelainan genetik ganda, efek kelainan
paparan hormon, dan gen kerentanan yang diwariskan. (Lester, 2015). Pada kanker
payudara, sel yang mengalami proliferasi abnormal adalah sel epitel yang membatasi
duktus atau lobus payudara. Pada awalnya, sel tersebut hanya mengalami hiperplasia
kemudian berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma (Price & Wilson,
2003).
4. Septia: Pada poin u, dikatakan bahwa tumor ini akan cepat membesar ketika masa
kehamilan. Apakah tumor ini akan berpengaruh terhadap janin?
Jawab: Meskipun tumor ini jarang menjadi hambatan bagi wanita untuk hamil, tapi tentu
saja hal tersebut sangat berpengaruh ke janin. Nantinya, mungkin bayi tersebut akan
mengalami kecacatan atau bahkan kematian. Masalah yang paling umum terjadi pada
janin yaitu bayi lahir secara prematur.
5. Annisa: Izin menambahkan pada poin v bahwa pada gambar di atas terlihat leiomioma
dengan ukuran bervariasi, bulat, keras, tetapi semuanya adalah massa berwarna putih
hingga merah muda pucat yang jinak, sebagian besar terdiri atas otot polos dengan
beberapa jaringan ikat. Pada penampakan klinisnya akan terlihat uterus mengalami
pembesaran yang ireguler dan biasanya asimetris. Pada penderita terjadi pembesaran
pada perut bagian bawah disertai dengan rasa nyeri di area panggul, akan mengalami
kesulitan selama buang air kecil, dan pendarahan yang cukup banyak dan menyakitkan
selama periode tertentu.

y) Apa hubungan antara angiogenesis dan pertumbuhan tumor?

Angiogenesis diperlukan untuk keberlangsungan pertumbuhan tumor dan metastasis. Sel tumor
tidak dapat bermetastasis tanpa akses ke pembuluh darah. Pada keganasan, angiogenesis
merupakan aspek biologik yang sangat penting. Tumor memiliki faktor yang mampu
memengaruhi seluruh rangkaian kejadian yang berperan dalam pembentukan kapiler baru yang
ditunjukkan oleh beberapa penelitian. Sel tumor atau sel radang (misalnya, makrofag) mungkin
menghasilkan faktor angiogenik terkait tumor (tumor associated angogenic factor) yang
menyebuk tumor. Vascular endothelial growth factor (VEGF, faktor pertumbuhan endotel
vaskular) dan basic fibroblast growth factor merupakan dua yang paling penting dari sekitar
selusin faktor angiogenik terkait tumor. Sel tumor menghasilkan faktor angiogenik serta
menginduksi molekul antiangogenesis. Paradigma yang muncul, yaitu pertumbuhan tumor
dikendalikan oleh keseimbangan antara faktor angiogenik dan factor yang menghambat
angiogenesis. Sel tumor mungkin menghasilkan atau memicu produksi faktor antiangiogenesis
seperti trombospondin-I. Angiostatin, endostatin, dan vaskulostatin merupakan tiga kategori
terakhir dari inhibitor angiogenesis yang poten dan masing-masing berasal dari penguraian
plasminogen, kolagen, dan transtiretin secara proteolitis (Kumar et al, 2007).

Sebagian besar tumor manusia tidak memicu angiogenesis pada awal pertumbuhannya. Selama
bertahun-tahun, tumor tetap kecil atau in situ sampai terjadi angiogenic swith yang mengakhiri
stadium quescence vascular. Angiogenic swith memiliki dasar molekular yang belum jelas
seluruhnya, tetapi kemungkinan melibatkan peningkatan produksi faktor angiogenik atau
hilangnya inhibitor angiogenesis. Angiogenesis terhambat oleh gen TP53 wild-type dengan
menginduksi sintesis molekul antiangiogenik trombospondin-1. Kadar trombospondin-1 sangat
berkurang pada mutasi inaktivasi kedua alel TP53 (suatu proses yang sering terjadi pada banyak
kanker) sehingga keseimbangan condong ke faktor angiogenik (Kumar et al, 2007).

z) Perhatikan gambaran nevus di bawah ini:


http://library.med.utah.edu/WebPath/NEOHTML/NEOPL020.html
Nevus jinak (tahi lalat berpigmen) merupakan neoplasma yang paling umum serta terdapat pada
kulit dan kebanyakan orang memiliki beberapa. Gambar menunjukkan nevus jinak pada kulit
dada. Neoplasma ganas tidak timbul dari neoplasma jinak, sebagai aturan pada umumnya,
kecuali ada serangkaian peristiwa perubahan.

aa) Bedakan dengan makrokopik di bawah ini


https://webpath.med.utah.edu/NEOHTML/NEOPL024.html

Apakah perbedaan ciri-ciri nevus jinak dan melanoma maligna?

Gambar di atas merupakan eksisi kulit yang menunjukkan melanoma maligna atau ganas.
Melanoma ganas lebih besar dan tidak teratur dibandingkan dengan nevus jinak. Ukurannya
tumbuh dengan cepat dalam waktu 3 bulan. Sementara itu, nevus jinak tampaknya hampir tidak
berubah selama bertahun-tahun.

A. Nevus Jinak

- Tumor jinak

- Pigmentasi yang abnormal atau proliferasi pembuluh darah dan struktur dermis atau epidermis
lainnya merupakan penyebab nevus jinak.

- Nevus non-kanker

- Warna yang tidak seragam karena percampuran dari merah muda hingga coklat tua

- Bentuk datar dengan permukaan yang halus


- Agak bersisik dan tepi memudar ke kulit sekitarnya sehingga batas tidak terlalu jelas dan
teratur

B. Melanoma maligna

- Tumor ganas

- Bentuk melanoma tidak simetris

- Struktur batas tepi tidak teratur

- Warna yang tidak lazim untuk sebuah luka pada kulit dengan warnanya cenderung mencolok
dan gelap

(Isnaini & Juniati, 2010)

ab) Dari etiologi, proses penyakit, dan manifestasi klinik yang terjadi pada neoplasia, apa
dampaknya terhadap biologi, psikologi, sosiol, dan spiritual pasien?

Pasien merasa kesakitan jika terkena kanker. Saat menjalani kemoterapi, pasien cenderung
menutup rambut karena rontok dengan menggunakan jilbab, penutup kepala, atau wig. Hal ini
dilakukan oleh pasien untuk tetap percaya diri. Dalam aspek psikososial, harapan menjadi faktor
penting karena berkaitan dengan bagaimana kepercayaan individu mempengaruhi perilakunya.
Contohnya, pasien yang menjalani pengobatan kemoterapi berharap untuk sembuh. Pasien
memiliki fungsi sosial yang dilihat dari perspektif sosial, yaitu pemenuhan peran individu yang
ada sebagai hasil interaksi individu dengan diri, keluarga, masyarakat, dan lingkungannya sendiri
untuk menjalankan tugas yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam aspek spiritualitas,
pasien lebih banyak mendekatkann diri kepada Tuhan, berdoa, serta menerima penyakit sebagai
ujian (Ambarwati, 2017).

Apa implikasinya dalam asuhan keperawatan kepada pasien neoplasia? Jelaskan perannya
dalam aspek preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif!

Perawat dapat memberikan edukasi maupun informasi terkait neoplasia. Selain itu, perawat dapat
memberikan informasi terkait penyebab kanker. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan
atau preventif. Perawat dapat menginformasikan terkait pentingnya memelihara kesehatan agar
terhindar dari penyakit yang membahayakan tubuh. Selain itu, perawat dapat membantu
kepercayaan pasien penderita neoplasia bahwa kemungkinan sembuh akan tetap ada. Perawat
juga dapat berperan sebagai penolong atau mitra pasien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Saat pasien sudah dinyatakan sembuh, perawat juga berperan untuk memulihkan kesehatan klien
dengan memberikan tindakan pola hidup sehat kepada klien dan berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya.

Pertanyaan saat diskusi:

1. Rosita Febriyanti: Apakah semua tahi lalat dikatakan tumor yang jinak? Faktor apa yang
dapat menyebabkan tahi lalat?

Jawab: Menurut Isnaini & Juniati (2010), selain nevus jinak dan melanoma terdapat
nevus normal yang dapat diartikan sebagai tanda lahir atau tahi lalat. Tampilan
makroskopisnya, dapat dilihat pada gambar berikut

Suatu organ tubuh terbesar dari makhluk hidup adalah kulit yang memiliki peran sebagai
pelindung dari interaksi tubuh dengan lingkungan sekitarnya termasuk kerusakan akibat
radiasi sinar ultraviolet. Paparan sinar UV secara langsung yang terlalu sering dapat
mengakibatkan berbagai masalah atau penyakit untuk kulit. Tumor kulit merupakan salah
satu penyakit kulit tersebut (Isnaini & Juniati, 2010).
REFERENSI NEOPLASIA

Ambarwati, G. (2017). Studi Fenomenologi: Pemenuhan Kebutuhan Psikososial Pasien Kanker


Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Tugurejo Semarang. Retrieved from
http://eprints.undip.ac.id/56631/1/TESIS_GANDES.pdf

American Cancer Society. (2020). Osteosarcoma Stages. USA. Retrieved from


https://www.cancer.org/cancer/osteosarcoma/detection-diagnosis-staging/staging.html

Breastcancer.org. (2019). IDC Type:Ciribiform Carcinoma of The Breast. USA. Retrieved from
https://www.breastcancer.org/symptoms/types/cribriform#:~:text=In%20invasive%20crib
riform%20carcinoma%2C%20the,look%20something%20like%20Swiss%20cheese.

Breastcancer.org. (2019). IDC Type: Tubular Carcinoma of the Breast. USA. Retrieved from
https://www.breastcancer.org/symptoms/types/tubular

Gupta, B., Bhattacharyya, A., Singh, A., Sah, K., & Gupta, V. (2018). Basaloid squamous cell
carcinoma - A rare and aggressive variant of squamous cell carcinoma: A case report and
review of literature. National journal of maxillofacial surgery, 9(1), 64–68.
https://doi.org/10.4103/njms.NJMS_14_17

Isnaini, N. A., & Juniati, D. (2010). Klasifikasi Jenis Tumor Kulit Menggunakan Dimensi
Fraktal Box Counting dan K-Means. Jurnal Riset dan Aplikasi Matematika, 3(2), p.73

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (n.d). Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks.


Diakses dari http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKServiks.pdf
Kumar, V., Abbas, A. K. & Aster, J. C. (2013). Robbins Basic Pathology (9th Ed.). Philadelphia:
Elsevier Inc
Kummar, et al. (2010). Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease. 8th edition.
Philadelphia: Saunders Elsevier.
Kumar, V., Cotran, R., & Robbins, S. L. (2003). Buku Ajar Patologi Edisi 7; Vol. 1. Jakarta :
EGC.
Lamora, A., Talbot, J., Mullard, M., Brounais-Le Royer, B., Redini, F., & Verrecchia, F. (2016).
TGF-β Signaling in Bone Remodeling and Osteosarcoma Progression. Journal of Clinical
Medicine, 5(11), 96. MDPI AG. Retrieved from http://dx.doi.org/10.3390/jcm5110096
National Cancer Institute. (n.d). Carcinoma in situ. Diakses dari
https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/carcinoma-in-situ
National Cancer Institute. (n.d). Invasive cancer. Diakses dari
https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/invasive-cancer
National Cancer Institue. (n.d). trabecular cancer. USA. Retrieved from
https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/trabecular-cancer
National Cancer Institue. (n.d). solid tumor. USA. Retrieved from
https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/solid-tumor
Prater, S. & McKeon, B. (2021). Osteosarcoma. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549868/
Price, Sylvia A & Lorraine M. Wilson. (2005). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Terj. Brahm U. Pendit et. al.Jakarta : EGC.
Pringgoutomo, S., Himawan, S., & Tjarta, A. (2002). Buku Ajar Patologi I (Umum) Ed. 1.
Jakarta: Sagung Seto
Pringgoutomo, S., dkk. (2006). Buku ajar patologi I (umum). Jakarta: Sagung Seto
Robbins, S.L., Cotran, R.S., Kumar, V. (2003). Buku Ajar Patologi. edisi 7. Vol 1. Jakarta: EGC
Sattar, Husain A. (2011). Fundamentals of Pathology : Medical Course and Step I Review, First
Edition. Chicago, US: Pathoma LLC.
Sharma, G. N., Dave, R., Sanadya, J., Sharma, P., & Sharma, K. K. (2010). Various types and
management of breast cancer: an overview. Journal of advanced pharmaceutical
technology & research, 1(2), 109–126.
Sinta. (n.d). Kanker Serviks. Universitas Udayana. Diakses dari
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/b8464c27950b5557a989ec996a258510.pdf
Suyanto. (2016). Patologi. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
World Health Organization. (2016). Human papillomavirus (HPV) and cervical cancer. Diakses
dari http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs380/en/
KELAINAN KONGENITAL

5.1 KELAINAN KONGENITAL

Perhatikan gambar berikut!

http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED001.html

a. Gambar apa yang tampak? Pada saat melakukan pengkajian neonatus bayi baru lahir,
mengapa ditemukannya satu anomali dapat mengindikasikan adanya kelainan tambahan
yang lain, termasuk kelainan dalam organ dalam?

Kondisi ini adalah salah satu anomali kongenital yaitu labioskizis atau labiopalatoskizis.
Labioskiziz (cleft lip/celah bibir) merupakan kelainan pada kotak paltine sehingga pada bagian
bibir dan langit-langit mulut tidak menutup dengan sempurna yang biasa dikenal dengan bibir
sumbing. Bibir sumbing pada anak dapat menyebabkan kesulitan dalam makan/minum,
mendengar, berbicara, dan masalah gigi. Kelainan ini dapat terjadi pada usia kehamilan trimester
pertama akibat tidak terbentuknya mesoderm pada bagian yang telah menyatu sehingga pecah
kembali. Kelainan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti:
- Genetik (keturunan)
- Merokok dan minum alkohol saat masa kehamilan
- Obesitas saat masa kehamilan
- Kekurangan asam folat selama kehamilan
- Konsumsi obat – obatan tertentu selama kehamilan, seperti obat anti kejang atau steroid.

Karena kondisi ini disebakan oleh banyak faktor maka dapat dijadikan sebagai indikasi kelainan
lain.

Perhatikan kelainan di bawah ini! klik tulisan berwarna merah pada keterangan gambar!

b) apa penyebab kelainan - kelainan berikut?

http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED005.html

Gambar tersebut memperlihatkan single flexion crease, yaitu sebuah lipatan palmar melintang
tunggal ditemukan pada 5% bayi baru lahir yang bersifat keturunan. Merupakan tipikal trisomi
21 yang disebabkan oleh kromosom somatik gagal memisahkan diri selama proses meiosis.
Sebagian besar trisomi menyebabkan aborsi embrio secara spontan, walaupun terdapat
kemungkinan kecil untuk kelahiran hidup. Kelainan ini dapat dikaitkan dengan sindrom Down,
sindrom Turner dan kelainan genetik lainnya.
http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED006.html

Gambar ini menunjukkan omphalocele, yaitu cacat lahir pada dinding perut tepatnya pada daerah
tali pusat. Bayi dengan kelainan ini, usus, hati dan organ lainnya keluar dari perut melalui pusar
dan diselubungi oleh kantung tipis transparan seperti pada gambar. Bayi dengan kelainan ini
biasanya diikuti oleh kecacatan lain seperti cacat jantung, cacat tabung saraf serta kelainan
kromosom. Pada usia kehamilan 6 – 10 minggu, biasanya usus bayi akan memanjang dan
mendorong keluar kearah pusar. Pada minggu 11, biasanya usus kembali ke perut lagi. Namun,
apabila usus tidak kembali kearah perut, akan terjadi omphalocele ini. omphalocele dapat
berukuran kecil maupun besar, tergantung pada banyaknya organ yang keluar.

http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED011.html

Gambar diatas menunjukkan kelaianan sindaktili, yaitu malformasi digital di mana jari tangan
dan / atau jari kaki yang berdekatan berselaput karena gagal memisahkan selama perkembangan
ekstremitas. Sindaktili dapat bersifat parsial atau lengkap, kulit atau tulang, dan hanya
melibatkan falang atau lebih lanjut meluas ke tingkat metakarpal / metatarsal atau karpal / tarsal,
kadang-kadang bahkan mendekati ujung distal lengan bawah / kaki depan. Kelainan ini
disebabkan oleh faktor genetik keadaan di dalam rahim yang menyebabkan posisi janin tidak
normal, cairan amnion pecah, atau selama masa kehamilan ibu hamil mengkonsumsi obat-obatan
tertentu.

Tambahan

Rosita - Selain yang dipaparkan oleh emil, bibir sumbing juga dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu terjadinya trauma pada kehamilan trisemester pertama, infeksi rubella dan sifilis pada
ibu dapat mempengaruhi keadaan janin, dan kekurangan nutrisi, kekurangan defisiensi Zn, B6,
dan vitamin C ketika bayi masih di dalam kandungan.

Annisa Apriliana - Kelainan yang tampak pada gambar diatas adalah atresia bowel. Pada
kelainan tersebut terjadi penyempitan pada saluran pencernaan bagian atas sehingga volume dari
air ketuban meningkat (polihidramnion). Polihidramnion adalah suatu kondisi medis yang
ditandai dengan akumulasi berlebihan dari cairan ketuban dalam rahim (Berhman, K & Arvin, N.
2000). Cairan amnion adalah cairan yang melindungi bayi. Hal ini umumnya terjadi karena
adanyaketidaksesuaian antara golongan darah ibu dan janinnya.

Pertanyaan untuk Emilia

1. Ershanda Nadhira - izin bertanya juga untuk kelainan bibir sumbing dituliskan
dapat mengganggu pendengaran, apakah ada atau bagaimana hubungannya?

Terima kasih Ershanda atas pertanyaanya. Jadi pasien dengan bibir sumbing ini biasanya
juga memiliki masalah pendengaran. Mengapa? Karena otot pada langit-langit mulut kita
berfungsi untuk mengalirkan udara ke telinga tengah, serta memungkinkan drainase
sekresi dari telinga tengah. Jika proses ini terhenti, cairan dapat menumpuk (otitis media)
di telinga tengah dan menyebabkan gangguan pendengaran sementara. Selain itu, pasien
juga biasanya mengalami infeksi pada telinga tengah. Penyakit ini dapat diobati dengan
antibiotik. Jika tidak segera ditindaklanjuti, dapat menyebabkan gangguan pendengaran
permanen.
Perhatikan gambar berikut!

http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED227.html

d. Kelainan apa yang tampak? Organ apa saja yang mengalami anomali?

Gambar tersebut merupakan atresia kolon yang disertai dengan anomali tambahan termasuk
kloaka persisten yang disebabkan oleh kegagalan pembentukan septum urogenital.
Kriptorkismus pada testis kanan dan kiri dan ada tidaknya penis. Adanya satu anomali
menunjukkan adanya anomali lain dan berlaku istilah “anomali kongenital multiple”.

Selain itu, atresia intestinal adalah obstruksi yang sering terjadi pada neonatus yang baru lahir.
Pada 1 dari 1000 kelahiran, atresia intestinal dapat terjadi dengan lokasinya pada usus halus.
Kasus atresia terjadi pada duodenum sebesar 50%. Obstruksi usus merupakan gejala yang sering
timbul. Aspirasi gastrik dapat dialami oleh anak dengan atresi duodenum dengan ukuran lebih
dari 30 ml (normalnya 5 ml). Akibatnya, jalan nafas anak akan mengalami gangguan akibat
aspirasi gastrik ini (Widiastuti & Darmaja, n.d)
Perhatikan gambar berikut!

http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED224.html

e. Kelainan apa yang tampak? Apa yang dimaksud dengan ’fistula’ dan perubahan fungsi
seperti apa yang terjadi pada organ yang terdapat fistula?

Gambar tersebut merupakan fistula trakeo-esofagus dengan atresia esofagus. Atresia esofagus
terdapat di pertengahan esofagus. Sementara itu, fistula trakeoesofageal terletak di bawah karina.

Fistula trakeoesofagus atau trakeoesofageal fistula (TEF) adalah suatu kelainan pada esofagus
yang bersifat kongenital. Fistula antara trakea dan esofagus merupakan tanda dari kelainan ini
yang merupakan hubungan abnormal yang dapat disertai putusnya antara distal dengan
proksimal esofagus (Sunarya et al, 2017).

Trias Helmsworth-Pryles merupakan gejala utama TEF berupa batuk dan aspirasi selama
pemberian makanan, distensi abdomen, serta sianosis dan pneumonia berulang. Gangguan
pemberian makanana, perkembangan, dan peningkatan kebutuhan perawatan terjadi pada
penderita TEF (Sunarya et al, 2017).
Perhatikan gambar berikut!

http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED015.html

f. Jelaskan patofisiologi kelainan tersebut!

Gambar tersebut merupakan ginjal kistik yang merupakan dua massa besar di bawah hati. Hal ini
merupakan contoh penyakit ginjal polikistik resesif autosom atau autosomal recessive polycystic
kidney disease (ARPKD).

Kista atau benjolan berisi cairan yang terbentuk pada ginjal biasanya terjadi sebagai kelainan
bawaan atau kasus penyakit kista ginjal (polycystic kidney disease/PKD). Fungsi ginjal akan
terganggu akibat pembesaran kista dan berakibat gagal ginjal. Penyakit kista ginjal memiliki
beberapa gejala, yaitu perut terasa kembung akibat pembesaran ginjal, pengeluaran urin dalam
jumlah yang banyak, dan terdapat gumpalan besar pada bagian kanan atau kiri panggul. Nyeri
pinggang merupakan keluhan yang biasa dirasakan dari penyakit kista ginjal karena massa kista
ginjal yang cukup besar. Infeksi saluran kemih juga merupakan gejala utama kista ginjal yang
biasa dirasakan (Soelaeman & Sumarlina, 2015).
Pertanyaan dan tambahan saat diskusi

1. Rosita (tambahan): Atreisa kolon adalah keadaan dimana terdapat penyempitan atau
hilangnya lumen usus yang menyebabkan obstruksi usus pada neonatus. Hal ini terjadi
pada saat masa perkembangan embrio di alam kandungan ibu. Kelainan ini dapat terjadi
karena tertutupnya saluran kolon yang selanjutnya menyebabkan perkembangan kolon
yang tidak sempurna akibat berkurangnya pasokan darah. Organ yang mengalami
kelainan yang ditunjukan pada gambar diatas adalah kolon, alat kelamin, saluran kemih,
testis, dan rektum
2. Emilia: apakah ada jenis lain dari atresia selain atresia kolon dan esofagus? Lalu apa
sebenarnya yang menyebabkan atresia ini?

Jawab: terdapat jenis atresia lain selain atresia kolon dan esofagus, yaitu atresia ani dan
bilier. Atresia ani adalah kelainan kongenital ketika bayi yang baru lahir tidak memiliki
anus atau bentuknya tidak sempurna. Sementara itu, atresia bilier adalah kondisi saat
saluran empedu bayi yang baru lahir tertutup. Sampai saat ini, atresia belum diketahui
pasti penyebabnya. Namun, ada beberapa dugaan seperti terjadinya gangguan saat
berlangsungnya proses perkembangan bayi ketika dalam kandungan, adanya paparan
terhadap infeksi atau zat beracun dalam kandungan atau sebelum lahir, ataupun kelainan
bawaan.

3. Indah: apakah atresia kolon, fistula trakeo-esofagus, dan ginjal polikistik resesif autosom
tersebut dapat membuat peluang hidup pasien menjadi kecil? atau adakah kemungkinan
untuk sehat?

Jawab: angka harapan hidup untuk bayi dengan atresia duodenal sebesar 90-95%.
Prematuritas dan abnormalitas kongenital yang multiple merupakan penyebab mortalitas
yang tinggi. Pasien yang menderita atresia dapat dilakukan suatu tindakan seperti operasi.
Namun, beberapa pasien perlu operasi kembali dan terjadi komplikasi post operatif yang
dilaporkan pada 14-18% pasien. Kebocoran anstomosis, obstruksi fungsional duodenal,
dan adanya adhesi merupakan beberapa kondisi yang sering terjadi dan menyebabkan
pasien perlu dioperasi kembali.
Angka harapan hidup yang kecil pada bayi dengan kondisi fitsula trakeaesofagus jika
tidak segera dilakukan tindakan operasi untuk memisahkan trakea dan esofagusnya.
Bentuk esofagus perlu diperbaiki agar tetap terpisah dari trakea setelah dilakukan operasi.
Namun, bayi yang terlahir prematur, memiliki kondisi cacat lahir lainnya, atau
mengalami komplikasi pneumonia aspirasi tidak dapat langsung dilakukan operasi.

Pada kondisi ginjal polikistik, pasien tidak perlu melakukan perawatan intensif jika
penyakit kista ginjal tidak menunjukkan suatu gejala apapun dan tidak mengganggu
aktivitas sehari-hari. Namun, tes pencitraan secara rutin tetap direkomendasikan oleh
dokter untuk melihat apakah ukuran dari kista ginjal ini membesar atau tidak.

4. Ershanda: apakah dari kelainan kelainan tersebut bayi-bayi yang menderita masih dapat
hidup?

Jawab: bayi masih dapat hidup jika langsung ditangani beberapa tindakan seperti
operasi.

5. Annisa: apa saja akibat yang terjadi pada penyakit kista ginjal selain nyeri pinggang dan
infeksi saluran kemih?

Jawab: Kista ginjal dapat menimbulkan beberapa akibat, seperti perut terasa kembung
karena terjadi pembesaran ginjal, urin keluar dalam jumlah yang banyak, dan terdapat
gumpalan besar pada bagian kanan dan kiri. Kemudian, kista juga kadang-kadang
mengalami infeksi ataupun trauma yang berasal dari luar. Akibatnya terjadi perdarahan
sehingga terasa nyeri yang hebat.
Perhatikan gambar berikut!

g. Gambar apa yang tampak? Berdasarkan gambar tersebut, jelaskan definisi herniasi!
Gambar yang saya amati ini hilangnya kubah diafragmatik di sebelah kiri,
memungkinkan herniasi (protrusi atau penonjolan dari sebuah organ atau jaringan melalui lubang
yang abnormal) isi perut ke rongga dada. Probe logam dalam foto berada di belakang paru-paru
kiri yang telah displaced oleh perut. Di bawah perut terdapat limpa gelap (di panah putih). Panah
putih menutupi lobus kiri hati yang memanjang ke atas.
Selain itu, lobus kiri hati juga meluas ke atas. Hal ini menunjukkan terjadinya herniasi.
Herniasi ialah penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat yang tipis dan lemah pada
dinding rongga. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut, dimana isi yang keluar biasanya
bagian dari usus.

Perhatikan gambar berikut!

h. Gambaran apa yang tampak?


Gambar yang saya amati ini adalah Agenesis pada ginjal. Agnesis itu sendiri adalah
kegagalan pada pembentukan atau perkembangan sebagian atau seluruh organ atau bagian tubuh.
Agnesis ini mengacu pada tidak adanya pembentukan bagian tubuh dalam embriogenesis.
Pada gambar tersebut, ginjal tidak terdapat pada retroperitoneum dan agenesis ginjal ini
akan menghasilkan oligohidramnion karena cairan ketuban terutama yang berasal dari urin janin.
Oligohidramnios sendiri adalah kondisi dimana cairan ketuban terlalu sedikit. Oligohidramnion
ini dapat menyebabkan deformasi seperti penyempitan dada, penurunan perkembangan
paru-paru, dan hipoplasia paru. Oligohidramnion ini menandakan berkurangnya cairan amnion,
dapat disebabkan oleh beragam kelainan ibu, plasenta, atau janin yang tidak terkait.

i. Bagaimana kelainan tersebut memberi dampak pada perkembangan organ lain?


Oligohidramnion dapat menyebabkan bayi tidak memiliki buntalan terhadap dinding
Rahim. Tekanan dinding Rahim ini dapat menyebabkan deformasi (kelainan bentuk atau posisi
suatu bagian tubuh akibat suatu mekanis, seperti penekanan intra uterin) bentuk wajah yang khas
atau wajah potter. Selain itu, ruang di dalam Rahim yang sempit dapat menyebabkan anggota
gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku di posisi yang abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan hipoplasia pulmoner karena kompresi akibat tidak adanya
cairan yang melindungi janin, dan terjadi inhalasi cairan yang dapat menghambat pertumbuhan
paru dan terjadi defek paru intrinsic.
Penyebab dari agenesis ginjal ini adalah gangguan pada tunas ureter yang merupakan
bagian dari mesonefros. Agenesis ginjal ini biasanya disertai anomaly pada sistem genitalia
(terutama pada pria) karena bagian distal dari sistem mesonefros ini akan ikut membentuk sistem
genitalia. Oleh karena itu, apabila ditemukan kelainan genital (ditemukan pada vas deferens,
hipoplasia testis pada satu sisi, dan kelainan lainnya) maka perlu dicurigai adanya agenesis
ginjal.
Pertanyaan:
1. Dari pembelajaran praktikum 5 ini saya menyadari bahwa kelebihan cairan ketuban
(polihidramnion) dan kekurangan cairan ketuban (oligohidramnion) dapat menyebabkan
berbagai macam kelainan pada janin. Apa yang harus dilakukan seorang ibu untuk
mencegah hal ini? Oleh Emil
Jawab:
Kita dapat Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan. Hal ini dapat membantu kita
memantau perkembangan janin dan apa yang terjadi pada kehamilan kita. Selain itu,
dokter akan mengukur tingkat cairan ketuban kita, dan kita dapat mengatasi masalah
yang terjadi.
Ditambahkan oleh Emil:
Hal ini dapat diatasi juga dengan menjaga nutrisi selama kehamilan
2. Sebelumnya dijelaskan bahwa oligohidramnion juga menyebabkan hipoplasia pulmoner.
Boleh tolong dijelaskan tidak apa itu hipoplasi pulmoner lebih detailnya? Oleh Annisa
April
Jawab:
Hipoplasia yaitu kondisi dimana terjadinya proses pengembangan yang tidak sempurna
pada suatu jaringan tubuh tertentu. Dalam hal ini adalah pada paru-paru. Hipoplasia
pulmoner dalam hal ini disebabkan karena kompresi akibat tidak adanya cairan yang
melindungi janin, dan terjadi inhalasi cairan yang dapat menghambat pertumbuhan paru
(sehingga proses pengembangan paru tidak sempurna).
3. Apa dampaknya atau akibat bagi pasien yang mengalami gangguan tersebut (Hernia
Diafragmatik)? Oleh Septia Ningtyas
Jawab:
Diafragma merupakan otot berbentuk kubah yang berfungsi membantu proses
pernapasan.ketika terjadi hernia diafragmatik maka dapat menyebabkan gangguan
pernapasan yang disebabkan oleh otot diafragma yang tidak berfungsi dengan baik akibat
tekanan yang terjadi. Kondisi ini berdampak pada berkurangnya kadar oksigen yang
dihirup. Hernia ini juga dapat mengakibatkan komplikasi, seperti infeksi paru-paru.
Perhatikan gambar berikut!

http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED230.html

j. apa yang dimaksud dengan oligohidramnion? Apa penyebab terjadinya serta


dampaknya terhadap gangguan perkembangan fetus?

Jawaban :

Terlihat di gambar kanan adalah ciri khas penampilan wajah dengan oligohidramnion, dengan
lipatan infraorbital yang menonjol dan hidung yang rata. Di gambar kiri tangan tampak memiliki
lipatan kulit yang berlebihan, seperti sarung tangan yang longgar. Oligohidramnion membatasi
gerakan janin. Tali pusar mungkin pendek. Oligohidramnion merupakan volume cairan ketuban
yang sedikit (Leveno, et al, 2009)

Dampak:

1. Kelainan kongenital
2. Post date pregnancy
3. Ketuban pecah dini
4. Janin tidak bisa bergerak bebas
5. Lebih jauh bisa menyebabkan janin memiliki cacat bawaan pada saluran kemih dan
pertumbuhan terhambat
6. Pada kondisi kronik, dapat terbentuk amniotic band (benang serat amnion) yang dapat
menimbulkan kecacatan karena anggota tubuh janin terjepit / terpotong oleh amniotic
band tersebut
Amniotic bands berasal dari pecahnya amnion dan terbentuk pita yang bisa melilit atau
ngecompress bagian janin yang berkembang.

Perhatikan gambar-gambar berikut!

http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED023.html
http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED024.html

http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED026.html

k. kelainan apa saja yang tampak?

Jawaban :
Ini adalah komplikasi yang tidak umum dari kembar monozigot di mana terjadi fusi pada si
kembar. Istilah populernya adalah kembar "siam". Istilah ilmiah yang berlaku dalam kasus yang
ditunjukkan di sini yang melibatkan dua bayi lahir mati adalah craniothoracopagus, atau
kembar yang disatukan di kepala (cranio) dan dada (thoraco). Hanya ada satu otak, dan
jantung serta saluran pencernaan juga menyatu. Lokasi dan jumlah fusi dapat bervariasi.
Pemisahan dimungkinkan dengan fusi sederhana dari struktur superfisial.

Ini adalah contoh dari siam thoracopagus. Perhatikan omfalokel besar di perut bagian bawah
yang dimiliki oleh kembar monozigot ini. Kembar ini berbagi hati dan hati dan beberapa organ
lainnya sebagian menyatu. Upaya pemisahan kembar semacam itu dapat dipandang sebagai
teknologi baru yang heroik atau kesia-siaan yang mahal. Tingkat kelangsungan hidup dengan
fusi organ yang signifikan pada dasarnya adalah nol.
Ini adalah kelainan kembar siam acardiac. Kembar jenis ini merupakan anomali kongenital
langka yang ditandai dengan malformasi fetus tanpa jantung atau jantungnya non-fungsional.
Ada beberapa organ internal yang bentuknya buruk. Meskipun demikian, ia tidak dapat hidup.

l. Menurut Anda, apakah ada dari fetus dengan kelainan-kelainan tersebut yang
berpeluang hidup?

Jawaban :

Saat dilahirkan kebanyakan kembar siam sudah dalam keadaan letal, yang lahir hidup hanya
sekitar 40%. Ketiga kelainan yang terjadi pada fetus tersebut memiliki peluang hidup yang
sangat kecil. Bagian dada yang menyatu menyebabkan janin hanya memiliki 1 jantung. Kasus
bayi dengan satu jantung ini memiliki peluang untuk hidup, tetapi biasanya tidak akan bertahan
lama.

Pada kelainan kembar acardiac, tidak memiliki kesempatan untuk bertahan hidup. Disebabkan
karena dorongan sistemik yang dihasilkan oleh massa parasit dapat meningkatkan tuntutan
kardiovaskular pada kembar pompa, yang menyebabkan gagal jantung kongestif dan
polihidramnion. Selain itu, pertumbuhan lanjutan dari kembar acardiac dapat meningkatkan
volume intrauterin.
Pertanyaan saat diskusi:

1. Oleh Rosita Febriyanti : Apakah tidak bertahan lama ini tidak mencapai setahun
tetapi hanya bulanan?

Jawaban : Jadi, Keselamatan bayi yang mengalami kembar ini tidak akan bertahannya
lama apalagi sampai bertahun-tahun. Kelainan kembar acardiac, tidak memiliki
kesempatan untuk bertahan hidup. Disebabkan karena dorongan sistemik yang dihasilkan
oleh massa parasit dapat meningkatkan tuntutan kardiovaskular pada kembar pompa,
yang menyebabkan gagal jantung kongestif dan polihidramnion.

2. Oleh Emillia Annuri Mumtaazah : Apakah faktor identik dan non-identik


mempengaruhi risiko terjadinya kembar siam?

Jawaban : jadi faktor identik dan non identik pada bayi kembar tidak mempengaruhi
terjadinya siam

Sumber :

http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED023.html

http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED024.html

http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED026.html

http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED230.html

Perhatikan gambar berikut!


http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED039.html
m. Gambar apa yang tampak? Proses apa yang mendasari kelainan tersebut?
Gambar tersebut merupakan gumma atau proses granulomatosa yang terjadi pada kasus sifilis
kongenital dan terletak di jantung janin. Sifilis kongenital disebabkan oleh bakteri treponema
pallidum. Sifilis kongenital ditularkan melalui ibu penderita ketika hamil dan mulai berkembang
di dalam rahim pada usia kehamilan trimester ketiga. Penyakit ini dapat menginfeksi organ
lainnya dan bahkan menyebabkan kematian apabila tidak segera ditangani dengan baik.

Perhatikan gambar berikut!


http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED242.html

n. Bagaimana mekanisme terjadinya kelainan tersebut?


Gambar tersebut merupakan pewarnaan kuning pada otak bayi yang baru lahir atau biasa disebut
juga dengan kernikterus. Kernikterus disebabkan oleh bilirubin yang menumpuk di otak sehingga
bersifat toksik bagi jaringan otak. Kernikterus biasanya terjadi pada bayi yang prematur, berat
lahirnya di bawah normal, serta kadar bilirubinnya meningkat.

Perhatikan gambar berikut!


http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED212.html

o. Kelainan apa yang tampak? Apa yang dimaksud dengan ‘stenosis’?


Gambar tersebut merupakan stenosis pilorus pada otot yang mengalami hipertrofi berupa
pemanjangan dan penyempitan pilorus di bagian saluran keluar lambung sebelah kiri. Stenosis
sendiri merupakan penyempitan. Stenosis pilorus menyerang saluran pencernaan bayi sehingga
bayi sering muntah dan menyebabkan dehidrasi.

Pertanyaan dan tambahan saat diskusi:


1. Rosita: Peningkatan bilirubin tak terkonjugasi, yang menyumbang kernikterus
merupakan racun bagi jaringan otak. Pada bayi prematur biasanya kadar albuminya
rendah sehingga kadar bilirubin indirek yang bebas inilah yang dapat melekat pada sel
otak. Mekanisme bilirubin masuk ke dalam susunan saraf pusat (SSP), yaitu:
a. Bilirubin indirek bebas bersifat lipofilik
Bilirubin indirek bebas yang bersifat lipofilik ini dapat menembus sawar darah
otak dan masuk ke sel neuron otak, selanjutnya terjadi presipitasi dalam membran
sel saraf. Keadaan asidosis, hipoalbuminemia dapat meningkatkan jumlah
bilirubin bebas ke dalam jaringan otak.
b. Bilirubin indirek dalam bentuk monoanion
Bilirubin indirek dalam plasma berikatan dengan albumin dalam bentuk di anion
setelah disosiasi dengan 2 ion H. Suasana asam bilirubin indirek cenderung
membentuk mono-anion(bilirubin acid) serta menyebabkan terjadinya penurunan
afinitas albumin-bilirubin indirek. Pada bentuk tersebut dapat meningkatkan
presipitasi didalam jaringan serta dapat menembus sawar otak.
c. Kerusakan sawar otak Kadar P-glikoprotein (P-gp) ialah suatu substrat dalam
sawar otak yang dapat membatasi masuknya bilirubin ke dalam SSP. Pada
kerusakan sawar otak, zat tersebut mengalami penurunan sehingga bilirubin
indirek dapat bebas menembus sawar otak yang mengakibatkan presipitasi
bilirubin indirek di dalam SSP.
2. Emilia: Saya izin bertanya mengenai gumma pada kasus sifilis kongenital diatas.
Kelainan pada janin ini kan disebabkan karena adanya penularan dari ibu penderita.
Apakah selanjutnya kelainan ini menjadi suatu bawaan keturunan, atau apakah kelainan
pada janin ini bisa disembuhkan sehingga tidak akan menular pada keturunan
selanjutnya?
Jawab: Seperti yang aku katakan sebelumnya bahwa penyakit sifilis kongenital ini
disebabkan oleh bakteri treponema pallidum. Penyakit ini ditularkan melalui infeksi
bakteri dari ibu penderita ketika mengandung, sehingga penyakit ini tidak bersifat
genetik.
3. Indah: Gumma yang merupakan kasus sifilis kongenital yang disebabkan oleh
spirochaeta, treponema pallidum, yang masuk ke dalam tubuh melalui celah kecil pada
kulit genitalia eksterna yang terjadi selama hubungan seksual. Granulomatosa merupakan
salah satu penyebab dari radang. Pola dari radang kronis khas adalah radang
granulomatosa yang ditandai dengan berkumpulnya banyak makrofag atau histiosit.
​Benda asing yang menjadi penyebab dikurung dan dipisahkan dari jaringan sekitar, dan
tidak dibuang. Penyakit infeksi sifilis pada kehamilan penyebabnya adalah treponema
pallidum dengan masa inkubasi 10—90 hari dan selanjutnya menimbulkan penyakit
sifilis primer. Lalu, kernicterus yang terjadi pada otak terutama nukleus subtalamus,
hipokampus, dan nukleus pada dasar ventrikel IV.
4. Annisa: Izin menambahkan pada poin o bahwa kelainan tersebut adalah stenosis pilorus.
Stenosis berarti penyempitan, jadi stenosis pilorus merupakan penyempitan sfingter
pilorus pada saluran keluar lambung. Hipertropi dan hiperplasia otot sirkuler pilorus
menyebabkan obstruksi pada sfingter pilorus. Otot sirkuler menebal sampai dua kali tebal
normalnya dan pilorus memanjang, yang menyebabkan lumen sangat menyempit. Selain
itu lambung akan melebar dan terjadi hipertropi.

Perhatikan gambar berikut!


http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED212.html

p) Apa yang dimaksud dengan muntah proyektil dan apa kaitannya dengan kelainan pada
gambar di atas?
Muntah proyektil ialah muntah yang terjadi secara tiba-tiba dengan sedikit atau bahkan tanpa
ditandai gejala awal. Penyakit ini merupakan manifestasi klinis dalam kelainan stenosis pilorus.
Penyebab dari stenosis pilorus pun tidak diketahui walaupun diduga terjadi keterlibatan antara
persarafan sekitarnya. Stenosis ini berhubungan dengan malrotasi intestinal, atresia esofagus
(duodenum) dan anomalianorektal. Selain itu, stenosis pilorus ini jarang terjadi, bahkan dapat
disebabkan melalui faktor genetik keturunan. Contohnya ialah muntah proyektil yang diderita
bayi berusia sekitar 3 sampai 6 minggu. Hal ini terjadi dalam frekuensi lebih sedikit bagi bayi
yang menyusui, yaitu timbulnya gejala setelah 6 minggu, sementara bayi yang minum susu
formula gejala akan timbul setelah 4 minggu.

Perhatikan gambar berikut!


http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED047.html

q) Apa kelainan yang tampak? Dari mana asal mekonium? Apa penyebab terjadinya
peritonitis mekonium?
Kelainan yang tampak pada gambar adalah peritonitis mekonium. Peritonitis mekonium di sini
sebagai eksudat kehijauan yang melapisi permukaan serosa rongga peritoneal dan dapat
mempersulit ileus mekonium dalam rahim, khususnya pada janin dengan fibrosis kistik. Pada
fibrosis kistik mukosa yang sangat kental dapat menyumbat saluran pankreas dan menebalkan isi
usus. Pada periode neonatal, mekonium tenacious dapat menumpuk dan menghalangi usus kecil.
Komplikasi lain dari mekonium ileus adalah volvulus.
Peritonitis mekonium ini mengacu pada peritonitis kimiawi steril akibat perforasi usus intra
uterus dan tumpahan mekonium janin ke dalam rongga peritoneum janin. Ini adalah penyebab
umum kalsifikasi peritoneal.

Perhatikan gambar berikut!


http://library.med.utah.edu/WebPath/PEDHTML/PED048.html

r) Angka kejadian kelainan tersebut cukup tinggi di Indonesia. Jelaskan patogenesis kelainan
tersebut! Secara umum apa yang dilakukan dalam manajemen terapi pada bayi dengan
kelainan seperti di atas?
Kelainan disamping merupakan penyakit Hirschsprung (megakolon aganglionik kongetinal)
yang ditandai dengan pelebaran usus (megakolon) proksimal ke daerah yang terkena
penyempitan di bagian tengah kiri bawah di kolon sigmoid. Penyakit Hirschsprung terjadi karena
tidak adanya sel ganglion pada pleksus submukosa dan mysenterika dan dapat terjadi pada
segmen kolon (penyakit segmen pendek) atau seluruh kolon (penyakit segmen panjang). Bila
segmen aganglionik menyempit, menyebabkan obstruksi, dengan dilatasi proksimal. Penyakit
segmen pendek lebih sering terjadi pada laki-laki, sedangkan penyakit segmen panjang yang
lebih jarang terjadi pada perempuan. Selain itu, penyakit ini dapat terjadi juga bila migrasi
normal dari "neural crest" dari sekum ke rektum terganggu. Bila gangguan migrasi sel neural
crest tidak diketahui, terjadi mutasi yang menyebabkan hilangnya fungsi gen heterozygote pada
reseptor kinase RET dan terjadi pada mayoritas kasus-kasus familial. Hasil dari mutasi gen
rentan yang berinteraksi dengan faktor lingkungan dan faktor lain, menghasilkan penetrasi
variabel. Beberapa mutasi genetik telah ditemukan, tetapi sekitar setengah dari kasus familial dan
15% kasus sporadis dikaitkan dengan mutasi gen RET yang menonaktifkan aktivitas reseptor
kinase RET. Bayi baru lahir yang terkena dapat mengalami peradangan fokal pada titik obstruksi,
disertai demam dan diare dan bisa terjadi perforasi usus besar. Bayi dengan penyakit ini mungkin
akan mengalami diare dan sembelit, sementara anak-anak umumnya mengalami sembelit.
Perawatan terdiri dari koreksi bedah dengan reseksi segmen aganglionik. Prinsip penanganan
atau terapinya dilakukan dengan dekompresi rectal washing dan diversion (colostomi) serta
terapi definitifnya dengan pembedahan, yaitu dengan mengganti atau membungkus usus yang
mengalami aganglion dengan yang ganglion.
Tambahan Diskusi:
1. Rosita: Stenosis berarti penyempitan, jadi stenosis pilorus merupakan penyempitan
sfinger pilorus pada saluran keluar lambung. Hipertropi dan hiperplasia otot sirkuler
pilorus menyebabkan obstruksi pada sfinger pilorik. Otot sirkuler menebal sampai dua
kali tebal normalnya dan pilorus memanjang, yang menyebabkan lumen sangat
menyempit. Selain itu lambung akan melebar dan terjadi hipertrofi.

s) Perhatikan gambar-gambar berikut!

Apa perubahan yang tampak pada jaringan tersebut?

Penyakit alzheimer adalah penyakit dimana neuron berada di beberapa lokasi otak yang
mengalami kematian, mengakibatkan penurunan tingkat neurotransmitter yang diproduksi lebih
rendah, sehingga dapat mengakibatkan masalah konduksi sinyal di otak. Seluruh jaringan otak
juga mengalami penyusutan (Gaya Hidup Penghambat ALHEIMER, 2008). Penyakit Alzheimer
menyebabkan atrofi serebral yang dapat dilihat dari permukaan luar otak dengan sulcus yang
melebar atau seperti merenggang dan gyrus menyempit atau mengkerut serta pembesaran
ventrikel-ventrikel. Pada tahap awal penyakit Alzheimer, akan mengalami memori jangka
pendek menurun ketika sel dalam hipokampus (bagian dari sistem limbik) memburuk.

t) Terkait dengan perubahan yang ditemukan di jaringan otak pada lansia, apa yang
dimaksud dengan ’Lewy body”?
Lewy body merupakan penyebab paling umum dari demensia pada orang tua. Penyakit lewy
body adalah endapan protein alpha-synuclein yang ditemukan di sel saraf yang rusak, yang
menyebar ke area terbesar daerah otak serta berfungsi sebagai pusat berfikir dan mengingat
(Ahlskog, 2014). Hal ini mengakibatkan munculnya permasalahan dalam berpikir dan
mengingat. Abnormalitas ini terdapat di bagian otak tertentu dan dapat menyebabkan
perubahan pada gerakan, pemikiran, dan perilaku. Endapan ini sering ditemukan pada bagian
dalam di otak pasien Parkinson. Orang yang menderita penyakit Lewy body dapat merasakan
sangat naik-turunnya perhatian dan pemikiran. Gejala dari penyakit lewy body adalah
perubahan kewaspadaan dan konsentrasi, halusinasi, masalah gerak dan postur, kebingungan,
dan kehilangan memori. Bila tersebar luas di seluruh otak, lewy body dapat menyebabkan
tanda dan gejala yang mirip penderita Alzheimer.
u) Perhatikan gambar di bawah ini!

Apa perbedaan anatomi yang bisa diamati dari kedua gambar di atas?

Gambar pertama adalah gambar vertebra normal sedangkan gambar yang kedua adalah
gambar vertebra yang menderita osteoporosis. Perbedaan yang terlihat adalah tulang vertebra
dengan osteoporosis mengalami penurunan massa dengan spikula tulang lebih sedikit dan
menyempit. Osteoporosis adalah kelainan pada tulang yang diakibatkan oleh fungsi osteoklas
yang relatif berlebihan. Pada osteoporosis, osteoklas terganggu sehingga ketidakseimbangan
antara kerja osteoklas dengan osteoblas. Aktivitas sel osteoklas lebih besar daripada osteoblas.
Secara umum massa tulang akan semakin menurun yang pada akhirnya menyebabkan
terjadinya pengeroposan tulang pada penderita osteoporosis. Pada pengeroposan tulang,
volume tulang tetap (ukuran tulang), tetapi cortical terlihat berlubang-lubang atau berpori dan
trabecular menjadi lebih tipis atau bahkan dapat hilang. Contoh dari tulang trabecular adalah
kalkaneus atau tulang tumit.

Pertanyaan dan tambahan diskusi

Emilia

Apakah dengan membiasakan diri beraktivitas fisik dapat mencegah terjadinya osteoporosis?
Jika iya, apa bisa jelaskan sedikit mekanismenya?

Jawab:

Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya kepadatan tulang. Hal ini menyebabkan tulang
menjadi keropos dan mudah patah.Osteoporosis bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak
dan orang dewasa. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang telah memasuki
masa menopause. Pada beberapa keadaan, osteoporosis sulit untuk dicegah. Namun, Anda bisa
mengurangi risiko terkena osteoporosis dengan berhenti merokok, tidak mengonsumsi minuman
beralkohol, melakukan pemeriksaan berkala jika sudah menopause, berolahraga secara teratur,
dan mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin D dan kalsium.

Mekanisme latihan olahraga yang dapat membantu memperkuat tulang Anda:

● Latihan Fleksibilitas

Dapat membuat otot tegang dan memberi banyak tekanan pada tulang belakang.
Meningkatkan fleksibilitas atau kelenturan sangat baik untuk tulang belakang, otot paha
dan dada, serta pinggul. Hindari latihan yang membuat banyak membungkuk ke depan,
untuk mencegah tekanan ekstra pada tulang dan tulang belakang.

● Latihan Kardio

Melompat, berlari, atau menyeimbangkan tubuh kita, dampaknya menyebabkan gaya


tekan pada tulang yang pada gilirannya mendorong pembentukan tulang jadi lebih kuat.
Itulah mengapa latihan yang melibatkan gerakan-gerakan tersebut penting untuk
meningkatkan kesehatan tulang.

● Latihan Beban

Latihan beban akan merangsang pembentukan tulang. Jika Anda ingin meningkatkan
massa tulang, latihan harus melibatkan otot yang menempel pada tulang

● Latihan Keseimbangan
Kekuatan dan fleksibilitas yang baik akan memastikan mampu menjaga keseimbangan
dengan lebih mudah. Ini penting untuk membantu mencegah jatuh, aktivitas yang
membutuhkan keseimbangan, juga agar bisa berolahraga dengan baik

Septyas

Terkait penyakit alzheimer dan lewi body, apakah dapat menyebabkan kematian pada pasien
mengingat otak merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh. Berapa lama pasien dapat
bertahan dengan kondisi tersebut?

Jawab:

● Penyakit Alzheimer adalah bentuk demensia yang paling umum, berjumlah kira-kira
dua-pertiga dari semua kasus. Penyakit ini menyebabkan penurunan kemampuan kognitif
secara berangsur-angsur, sering bermula dengan kehilangan daya ingat.
● Lewy body adalah gumpalan-gumpalan protein alpha-synuclein yang abnormal yang
berkembang di dalam sel-sel syaraf. Orang yang menderita penyakit Lewy body dapat
merasakan sangat naik-turunnya perhatian dan pemikiran.

Kondisi ini disebabkan oleh pembentukan Lewy Body, yakni sejenis penumpukan protein di otak
yang disebut alpha synuclein. Tidak ada yang tahu pasti mengapa Lewy Body terakumulasi,
tetapi penumpukan ini ditemukan juga pada pasien Parkinson dan Alzheimer. Demensia jenis ini
menyebabkan halusinasi visual, gerakan rigid atau kaku dan gangguan gerak seperti pada
Parkinson, gangguan tidur, kegelisahan, gangguan pada kemampuan untuk memperhatikan, juga
berkurangnya daya ingat. Pada kasus William, penyakit ini turut memperparah depresi dan bisa
menyebabkan pasien bunuh diri dan meninggal.

Menurut the Alzheimer's Foundation of America, orang yang didiagnosis dengan penyakit
Alzheimer, biasanya rata-rata hidup selama delapan hingga 10 tahun dari waktu mereka
didiagnosis.

Tambahan

Rosita

Osteoporosis ini sering ditemukan pada wanita dewasa terutama mereka yang telah mengalami
menopause karena tingkat estrogen sangat berpengaruh dalam pembentukan tulang atau
osteoblas. Didalam tulang yang mengalami osteoporosis akan ditemukan struktur padat dan
rongga tulang pun berkurang. Pada dinding tulang yang kompak ( padat ) akan mengalami
penipisan dan akhirnya mempermudah terjadinya fraktur, dan pada tulang yang berongga pun
tampak terjadi ketidaksinambungan antara rongga.
REFERENSI KELAINAN KONGENITAL

Center of Disease Control and Prevention. (2020). Facts about Omphalocele. United States.
Retrieved from
https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/omphalocele.html#:~:text=What%20is%20Om
phalocele%3F,ever%20is%20open%20or%20broken.
Hamza, A., Herr, D., Solomayer, E. F., & Meyberg-Solomayer, G. (2013). Polyhydramnios:
Causes, Diagnosis and Therapy. Geburtshilfe und Frauenheilkunde, 73(12), 1241–1246.
https://doi.org/10.1055/s-0033-1360163
Kumar, V., Abbas, A. K. & Aster, J. C. (2013). Robbins Basic Pathology (9th Ed.). Philadelphia:
Elsevier Inc
Malik S. (2012). Syndactyly: phenotypes, genetics and current classification. European journal
of human genetics : EJHG, 20(8), 817–824. https://doi.org/10.1038/ejhg.2012.14
National Cancer Institute. (2021). Single Palmar Crease. United States. Retrieved from
https://ncit.nci.nih.gov/ncitbrowser/ConceptReport.jsp?dictionary=NCI_Thesaurus&ns=n
cit&code=C87120
NHS. (2019). Cleft Lip and Palate. United Kingdom. Retrieved from
https://www.nhs.uk/conditions/cleft-lip-and-palate/

Robbins, S.L., Cotran, R.S., Kumar, V. (2003). Buku Ajar Patologi. Edisi 7, Volume 1. Jakarta:
EGC
Rubin, R. & Strayer, D. (2012). Pathology: Clinicopathologic Foundations of Medicine (6th ed.).
China: Wolters Kluwer
Siagian, M., & Rinawati. (2003). Diagnosis dan Tata Laksana Sifilis Kongenital. Sari Pediatri.
Vol 5(2). 52-57.
Skandhan, A.K. (n.d). Meconium Peritonitis. Diakses dari
https://radiopaedia.org/articles/meconium-peritonitis
Soelaeman, R., & Sumarlina, L. (2015). Gejala Penyakit Ginjal. Retrieved from
http://www.rsmb.co.id/2015/01/24/gejala-penyakit-ginjal/

Sunarya, U., Oktaliansah, E., & Sitanggang, R. H. (2017). Angka Mortalitas dan Faktor yang
Memengaruhi pada Pasien Trakeoesofageal Fistula (TEF) yang Menjalani Operasi di
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2010-2015. Jurnal Anestesi Perioperatif, 5(2),
p.114
Sylvia A. Price, L. M. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6,
Volume 7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
The Royal Children's Hospital Melbourne. (2015). Cleft and Hearing. Australia. Retrieved from
https://www.rch.org.au/uploadedFiles/Main/Content/plastic/Cleft%20and%20hearing.pdf
Trisnawan, I. P. (n.d). Metode Diagnosis Penyakit Hirschsprung. Diakses dari
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/5351/4100/
University of Utah. (n.d). Laboratory for Medical Education. Retrieved from
library.med.utah.edu: http://library.med.utah.edu/WebPath/CINJHTML/CINJIDX.html

Widiastuti, I. D. A. W., & Darmajaya, I. M. (n.d). Diagnosis dan Tata Laksana Atresia
Duodenum. Retrieved from
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/5343/4092/

Anda mungkin juga menyukai