Etiologi
Secara umum penyebab neoplasma musculoskeletal tidak diketahui, tetapi ada
beberapa factor yang berhubungan dan memungkikan yang dapat menjadi factor
penyebab terjadnya neoplasma muskuluskeletal, yaitu sebagai berikut :
1. Genetik
Beberapa kelainan genetic dikaitkan dengan terjadinya keganasan
tulang misalnya pada sarcoma jaringan lunak atau Soft Tissue Sarcoma
(STS). Berdasarkan data penelitian, diduga mutasi genetic pada stem sel
mesenkim dapat menimbulkan sarcoma, ada beberapa gen yang sudah
diketahui mempunyai peranan dalam kejadian sarcoma, antara lain gen
RB-1 dan p53. Mutasi p53 mempunyai peranan yang jelas dalam
terjadinya STS. Gen lain yang juga diketahui punya peranan adalah gen
MDM-2 (Murine Double Minute 2), gen p53 yang telah ,utasi dan
menginaktivasi gen tersebut.
2. Radiasi
Keganasan pada jaringan lunak dapat terjadi pada daerah tubuh
yang terpapar radiasi seperti pada penderita kanker mamma dan limfoma
malignum yang mendapat radioterapi. Halperin dkk, memperkirakan risiko
terjadinya sarcoma pada penderita Hodgkin yang diradiasi adalah 0,9 %.
Terjadinya keganasan jaringan lunak dan sarcoma tulang akibat
pemaparan radiasi sudah diketahui sejak 1922, walaupun jarang ditemukan
mmiliki prognosi yang jelek dan umumnya memiliki tingkat yang tinggi.
Tumor yang sering ditemukan akibat radiasi adalah Malignant
Fibrous Hystiocytoma (MFH) dan angiosarkoma atau
lymphagiaosarkoma. Jarak waktu antara radiasi dan terjadinya sarkoma
diperkirakan sekitar 11 tahun.
3. Bahan kimia
Bahan kimia seperti Dioxin dan Phenoxyherbicide diduga
dapatmenimbulkan sarcoma, tetapi belum bisa dibuktikan. Pemaparan
terhadap thorium Dioxide (Thorotrast) suatu bahan kontras bisa
menimbulkan angiosarkoma pada hepar. Salain itu, abses juga dapat
diduga dapat menimbulkan Mesothelioma, sedangakan polyvinyl chloride
dapat menyebakan Angiosarkoma hepatik.
4. Trauma
Sekitar 30% kasus keganasan pada jarinagn lunak mempunyai
riwayat trauma. Walaupun sarcoma kadang-kadang timbul pada jaringan
sikatriks lama, luka bakar, dan riwayat trauma, tetapi semua ini tidak
pernah bisa dibuktikan.
5. Limphedema kronik
Limphedema kronik akibat operasi atau radiasi dapat menimbulkan
limphangiosarkoma dan kasus limphangiosarkoma pada ekskremitas
superior yang ditemukan pada penderita karsinoma mamma yang diberi
radioterapi pascamastektomi.
6. Infeksi
Keganasan pada jaringan lunak dan tulang dapat juga disebabkan
oleh infeksi parasit yaitu filariasis. Pada penderita limphedema kronik
akibat obstruksi filariasis dapat menimbulkan Limphangiosarkoma.
Jenis Neoplasma
c. Mieloma Multipel
Mieloma multipel (MM) adalah suatu keganasan sel plasma
(monoclonal paraprotein) dengan karakteristik selplasma yang abnormal,
dan membentuk tumor di sumsum tulang. Penyakit ini menyerang pria dan
wanita, dan biasanya ditemukan pada usia di atas 40 tahun. Keganasan sel
plasma (plasmasitoma) paling banyak ditemukan di tulang femur, tulang
panggul, tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang tengkorak.
d. Limfoma Maligna
Limfoma maligna (LM) adalah poliferasi abnormal system limfoid
dan struktur yang membentuknya, terutama menyerang kelenjar getah
bening. Limfoma merupakan penyakit keganasan yang sering ditemukan
pada anak sepertiga leukemia dan keganasan susunan saraf pusat.
5. Osteoklastoma (Giant Cells Tumor)
Osteoklasoma merupakan tumor tulang yang berada pada tulang dan
mempunyai sifat dan kecenderungan untuk berubah menjadi ganas dan agresif
sehingga tumor ini dikategorikan sebagai suatu umor ganas. Biasanya tumor ini
terdapat pada lengan bawah.
6. Hemangioma
a. Hemangioma
Hemangioma merupakan tumor jinak yang berasal dari system
vascular dan merupakan neoplasma tulang yang jarang di dapat. Kelainan
ini bersifat soliter atau multipel pada tulang, ditemukan terutama pada
tulang belakang dan tengkorak tanpa disertai gejala-gejala klinis yang jelas
dan harus dibedakan dengan hemangioma pada jaringan lunak. Lokasi
tumor sekitar 50% di dapat pada tulang vertebra dan 20% pada tulang
kalvaria.
b. Angiosarkoma (Hemangioedothelioma)
Angiosarkoma tulang sangat jarang ditemukan. Lesi pada kelainan
ini merupakan lesi multipel pada satu tulang, kemudian dengan sangat
cepat akan metastatis ke tulang sekitarnya atau menuju ke paru.
Angiosarkoma tulang dapat bersifat multipel, serta dapat terjadi pada tulang
dan jaringan lunak. Lokasi tumor terutama pada tulang panjang pada
diafisis tulang.
7. Neuroblastoma
Neoroblastoma adalah penyakit di mana sel-sel yang berbahaya
(kanker) terbentuk dalam jaringan saraf dari kelenjar adrenal, leher, dada atau
sumsum tulang belakang (spinal cord). Neuroblastoma sering kali mulai pada
jaringan saraf dan kelenjar-kelenjar adrenal. Ada dua kelenjar adrenal, satu di
ujung atas dari setiap ginjal di belakang dari perut bagian atas. Kelenjar-
kelenjar adrenal menghasilkan hormon-hormon penting yang membantu
mengontrol denyut jantung, tekanan darah, gula darah, dan cara tubuh bereaksi
pada stress. Neuroblastoma mungkin juga mulai di dada, pada jaringan saraf
dekat tulang belakang di leher, atau di sumsum belakang (spinal cord).
b. Epidemiologi
Tumor ini jarang ditemukan. Insidennya hanya 1,8%, serta hanya 10% dari
seluruh neoplasma jinak tulang
(http://indonesian.orthopaedicclinic.com.sg/) . Terutama mengenai usia
10-25 tahun. Tumor ini juga lebih sering pada laki-laki dibandingkan
wanita dengan perbandingan 2:1. 80-90% kasus mengenai korteks tulang
panjang.
d. Manifestasi Klinis
- Tempat tersering adalah pada femur (25%), tibia (25%), dan sisanya di
daerah lain seperti tulang belakang.
- Nyeri yang terasa lebih berat pada malam hari dan membaik dengan
pemberian aspirin atau salisilat dosis rendah.
-
e. Pemeriksaan dan Diagnosis
Radiologi : pada foto rontgen ditemukan daerah yang bersifat radiolusen
yang disebut nidus di daerah diafisis dand ikelilingi oleh suatu daerah
sclerosis yang padat, serta penebalan kortikal yang merupakan reaksi
pembentukan tulang. Kadang perlu pemeriksaan tomogram untuk
membantu diagnosis
Patologi : kelainan terdiri atas jaringan seluler dengan tingkat
vaskularisasi yang tinggi dari jaringan tulang yang belum matang serta
jaringan osteoid.
DD : abses Brodie, sarcoma ewing, periostitis kronik.
f. Tatalaksana
- Pemberian NSAID
- Bedah
Pengobatan yang efektif adalah dengan mengeluarkan seluruh jaringan
nidus disertai eksisi sebagian tulang. Setelah itu evaluasi dengan
pemeriksaan foto rontgen untuk menilai apakah eksisi yang dilakukan
akurat.
g. Komplikasi, Prognosis
Komplikasi : gastritis NSAID, fraktur pasca terapi bedah
Prognosis : baik
h. Rujukan :
2. Osteosarkoma
a. Definisi
Osteosarkoma merupakan neoplasma ganas yang berasal dari sel
osteogenik.
b. Epidemiologi
Osteosarkoma merupakan 21% dari seluruh tumor ganas tulang. Tumor ini
lebih sering diderita laki-laki, terutama usia 20-an. Pada usia 60an insidens
osteosarcoma kembali meningkat akibat osteosarcoma sekunder yang
berasal dari penyakit paget. Osteosarcoma ini sering muncul di daerah
metafisis, terutama daerah yang pertumbuhannya cepat, yaitu di femur
distal (32%), tibia proksimal (16%), dan humerus proksimal.
c. Etiologi, Faktor Risiko, Patogenesis = yg lain
d. Manifestasi Klinis
- Penderita umumnya mengeluhkan benjolan yang nyeri, batas tidak
tegas
- Nyeri dirasakan terus menerus, meningkat di malam hari
- Kulit di atas tumor hangat dan vena kelihatan menonjol
- Tumor membesar dengan cepat sehingga bila tidak segera ditangani,
akan terjadi nekrosis pada kulit yang membentuk ulkus.
e. Pemeriksaan dan Diagnosis
Radiologis : destruksi tipe permiatif, reaksi periosteal (sunburst, codman
triangle), gambaran matriks osteoblastik bercampur osteolitik, gambaran
massa jaringan lunak di sekitar tumor.
Patologi : gambaran dari jaringan tulang atau osteoid, serta gambaran
pleomorf jaringannya. Tulang dan osteoid akan menghasilkan tulang
rawan, jaringan lunak, atau jaringan miksoid. Juga mungkin ada daerah
jaringan tumor dengan sel-sel spindle.
DD:osteomyelitis kronis, osteoblastoma, fraktur stress, osteoid osteoma,
parosteal osteosarkoma
f. Tatalaksana
Kemoterapi, Radioterapi, Bedah
g. Komplikasi dan Prognosis
Prognosis sangat buruk. 90% penderita meninggal sebelum tiga tahun
dengan pengobatan apapun yang diberikan. Biasanya terjadi metastasis
hematogen. Harapan hidup 5 tahun hanya 20%.
De Jong : angka kesembuhan osteosarcoma tanpa metastasis dapat
mencapai 70% dengan perkembangan terapi adjuvant (kemo dan radio).
h. Rujukan : Kompetensi 1
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane C. Dan Joann C. Hackley. 2000. Buku Saku utuk Brunner dan
Suddart. Jakarta: EGC.
Brunner and Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Edisi 8. Jakarta:
EGC.