Anda di halaman 1dari 17

BAB II

ISI

A. NEOPLASIA

1. Konsep Dasar Neoplasia

Secara harfiah neoplasia berarti pertumbuhan baru, dan pertumbuhan baru ini disebut
neoplasma. Menurut Sir Rupert Willis seorang onkolog dari Inggris, neoplasma adalah massa
jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak terkoordinasi dengan jaringan normal dan
tumbuh terus meskipun rangangan yang menimbulkannya telah hilang. Jaringan yang
abnormal itu tidak mempunyai tujuan, merugikan penderitanya dan tumbuh otonom.

Sel neoplasma mengalami transformasi oleh karena mereka terus menerus membelah.
Hal ini berbeda dengan sel tubuh normal yang pembelahannya terkendali. Pertumbuhan atau
perkembangan normal memerlukan sel tubuh yang memperbanyak diri (membelah,
proliferasi) dalam keadaan terkendali dan seimbang, terbatas pada jumlah yang diperlukan
oleh tubuh. Apabila kebutuhan tubuh telah terpenuhi maka pembelahan sel akan berhenti.
Proliferasi demikian disebut proliferasi fisiologik atau proliferasi non-neoplastik. Contoh
proliferasi non-neoplastik adalah hiperplasia, pertumbuhan janin atau proses pemulihan
radang. Pada hiperplasia, proliferasi sel berlebihan sehingga alat tubuh menjadi lebih besar
dari normal. Penyebab hiperplasi epidermis atau aktivitas hormon tidak seimbang atau
berlebihan misalnya hiperplasia prostat atau hiperplasia endometrium.

Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus meskipun rangsangan yang


memulainya telah hilang. Proliferasi demikian disebut proliferasi neoplastik. Proliferasi
neoplastik mempunyai sifat progresif, tidak bertujuan, tidak memperdulikan jaringan
sekitarnya, tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitik.

Sel neoplasma bersifat parasitik dan pesaing sel atau jaringan normal atas kebutuhan
metabolismenya pada penderita yang berada dalam keadaan lemah. Neoplasma bersifat
otonom, karena ukurannya meningkat terus, meskipun hal ini bergantung kepada kondisi
setempat. Bergantung kepada pemenuhan kebutuhan darah dan makanan, bahkan pada
neoplasma tertentu diperlukan dukungan hormonal/ endokrin.

Proliferasi neoplastik menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan pembengkakan/


benjolan pada jaringan tubuh, membentuk tumor. Istilah tumor mula-mula dipergunakan oleh
sembab jaringan atau pendarahan. Kini istilah tumor untuk pembengkakan yang non
neoplastik telah ditinggalkan. Jadi tumor berarti neoplasma yang menurut sifat biologiknya
dibedakan atas tumor jinak dan tumor ganas. Semua tumor ganas disebut kanker (cancer).

Semua tumor baik tumor jinak maupun tumor ganas memiliki dua komponen dasar,
yaitu parenkim dan stroma. Parenkim adalah sel tumor yang proliferatif, yang menunjukkan
sifat pertumbuhan dan fungsi bervariasi menyerupai fungsi sel asalnya. Sebagai contoh
produksi kolagen, musin atau keratin. Produk dan fungi sel tumor dapat ditumpuk di sekitar
sel (dikenal pada pemeriksaan histopatologik) atau ditumpahkan ke dalam peredaran darah
(dikenali dengan pemeriksaan cara lain).

Troma merupakan pendukung parenkim tumor, terdiri atas jaringan ikat dan
pembuluh darah. Penyajian makanan kepada sel tumor melalui pembuluh darah dengan cara
difusi. Angiogenesis adalah proliferasi pembuluh darah yang dirangsang oleh faktor
angiogenesis yang diproduksi oleh sel tumor. Kemampuan penyebaran merata atau difusi
bahan makanan oleh pembuluh darah dalam jangkauan 1 – 2 mm. Kadang-kadang sel
parenkim merangsang pembentukan kolagen dalam jumlah banyak pada stroma yang disebut
desmoplasia. Sebutan limfosit pada stroma merupakan gambaran reaksi pejamu terhadap sel
tumor. Tatanan tumor berdasarkan komponen parenkim.

Biasanya neoplasma mempunyai sifat-sifat umum tertentu terutama tentang sifat


pertumbuhan yang tidak terkendali, progresifitas, gambaran makrospik dan mikrospik.
Penampilan klinis, sifat biologis, reaki atas pengobatan dan etiologinya sangat bermacam-
macam. Klaifikas neoplasma adalah kurang sama dan memisahkan yang tidak sama dengan
tujuan utama agar dapat menentukan prognisis dan pengobatannya. Klasifikasi yang
dipergunakan biasanya berdasarkan :

- Sifat biologik tumor

- Asal jaringan (histogenesis)

Yang penting ialah klasifikasi atas dasar sel atau jaringan. Tumor yang berasaldari
jenis jaringan yang sama cenderung mempunyai sifat sama, menunjukkan gambaran
makroskopik dan mikroskospik yang sama, membentuk tonjolan yang sama dan jika ganas,
invasi dan metastasinya menunjukkan gambaran yang lebih kurang sama.

2. Klasifikasi atas dasar sifat dasar biologik tumor

Atas dasar biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang bersifat jinak (tumor
jinak), tumor yang bersifat ganas (tumor ganas) dan tumor yang terletak di antara jinak dan
ganas yang disebut “intermediate”.

a) Tumor Jinak atau Benigna

Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai simpai


(kapsul), tidak tumbuh infiltratif, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak
menimbulkan anaksebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak pada umumnya
dapat disembuhkan dengan sempurna kecuali yang mensekresi hormon yang
terletak pada tempat yang sangat penting, misalnya di sumsum tulang
belakang yang dapat menimbulkan paraplegia atau pada saraf otak yang
menekan jaringan otak

b) Tumor ganas atau Maligna


Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltratif dan merusak
jaringan sekitarnya. Di samping itu dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui
aliran limfe atau aliran darah dan sering menimbulkan kematian.

c) Intermediate

Diantara 2 kelompoktumor jinak dan tumor ganas terdapat segolongan


kecil tumor yang mempunyai sifat invasif lokal tetapi kemampuan
metastasisnya kecil. Tumor demikian disebut tumor yang agresif lokal atau
tumor ganas berderajat rendah. Sebagai contoh ialah karsinoma sel basal kulit.

3. Sifat tumor jinak dan tumor ganas

Tumor jinak dan tumor ganas dapat dibedakan atas dasar diferensiasi dan anaplasia, derajat
pertumbuhan, invasi lokal dan metastasis.

a. Diferensiasi dan Anaplasia

Diferensiasi adalah derajat kemiripan sel tumor (parenkim tumor) jaringan


asalnya yang terlihat pada gambaran morfologik dan fungsi sel tumor. Sumua
tumor jinak umumnya berdiferensiasi baik ; sebagai contoh tumor jinak otot polos
yaitu leiomioma uteri, sel tumornya menyerupai sel otot polos. Demikian pula
lipoma yaitu tumor jinak berasal dari jaringan lemak sel tumornya terdiri atas sel
lemak matur, menyerupai sel jaringan lemak normal.

Tumor ganas berkisar dari yang berdiferensiasi baik sampai kepada yang tidak
berdiferensiasi. Tumor ganas yang terdiri dari sel-sel yang tidak berdiferensiasi
tinggi ketingkat diferensiasi rendah.

b. Derajat Pertumbuhan

Tumor jinak biasanya tumbuh lambat sedangkan tumor ganas cepat. Tetapi
derajat kecepatan tumbuh tumor jinak tidak tetap kadang-kadang tumor jinak
tumbuh lebih cepat dari pada tumor ganas. Karena bergantung kepada hormon
yang mempengaruhi dan adanya penyediaan darah yang memadai.

Pada dasarnya derajat pertumbuhan tumor berkaitan dengan tingkat


diferensiasi sehingga kebanyakan tumor ganas tumbuh lebih cepat dari pada tumor
jinak. Namun demikian terdapat variasi yang luas antara tumor ganas yang sangat
cepat tumbuhnya dan segera menimbulkan kematian, sedangkan yang lain tumbuh
lebi lambat dari pada tumor jinak dan tetap berlangsung untuk waktu bertahun-
tahun.

Tidak ada kecepatan kritis yang membedakan tumor ganas dari tumor jinak.
Penggunaan kriteria kecepatan tumor atas dasar keterangan klinik misalnya karena
perubahan ukuran tumor pada pemeriksaan serial tumor. Tumor ganas derajat
pertumbuhannya bergantung pada 3 hal, yaitu :

1. Derajat pembelahan sel tumor

2. Derajat kehancuran sel tumor

3. Sifat elemen non-neoplastik pada tumor

Pada pemeriksaan mikroskopik jumlah mitosis dan gambaran aktivitas


metabolisme inti yaitu inti yang besar, kromatin kasar dan antak inti besar berkaitan
dengan kecepatan tumbuh tumor.

Tumor ganas yang tumbuh cepat sering memperlihatkan pusat-pusat daerah


nekrosis/ iskemik. Hal ini disebabkan oleh kegagalan penyajian darah dari host
kepada sel-sel tumor ekspansif yang memerlukan oksigen.

4. Invasi Lokal

Hampir semua tumor jinak tumbuh sebagai massa sel yang kohesif dan
ekspansif pada tempat asalnya dan tidak mempunyai kemampuan mengilfiltrasi,
invasi ke tempat yang jauh seperti tumor ganas. Pada tumor jinak terdapat kapsul
yang berfungsi membatasi jaringan ikat yang tertekan. Kapsul pada tumor jinak
berbatas tegas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitaarnya dan mudah
dikeluarkan pada operasi. Tetapi tidak semua tumor jinak berkapsul, namun ada
tumor jinak yang tidak berkapsul, misalnya hemangioma

Tumor ganas tumbuh progresif, ivasif dan merusak jaringan disekitarnya. Pada
umumnya berbatas tidak tegas dari jaringan sekitarnya. Namun demikian pada
tumor ganasekspansinya lambat dan terdorong ke arah jaringan sehat sekitarnya.
Pertumbuhan pada tumor ganas infiltratif sehingga pada eksisnya diperlukan tepi
sayatan yang lebar. Tumor ganas dapat menembus dinding dab alat tubuh
berlumen seperti usus, dinding pembuluh darah, limfe atau ruang perineural.
Pertumbuhan invasif demikian menyebabkan reseksi pengeluaran tumor sangat
sulit. Pada krsionoma in situ misalnya serviks uteri, sel tumor menunjukkan tanda
ganas tetapi tidak menembus membran basal. Dengan berjalnnya waktu sel tumor
tersebut akan menembus membran basal.

5. Metastasis/ Penyebaran

Metastasis adalah penanaman tumor yang tidak berhubungan dengan tumor


primer. Tumor ganas menimbulkan metastasis sedangkan tumor jinak tidak. Invasi
sel kanker memungkinkan sel kanker menembus pembuluh darah, pembuluh limfe
dan rongga tubuh, kemudian terjadi penyebaran. Dengan beberapa kecualian
semua tumor ganas dapat bermetastasis. Kekecualian tersebut ialah glioma
( tumor ganas sel gila) dan karsinoma sel basal, keduanya sangat invasif, tetapi
jarang bermetastasis.
B. TUMOR GANAS ( KANKER)

1. Definisi Kanker

Kanker, yang juga dinamakan neoplasia malignan adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan
berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan terus membelah diri, selanjutnya menyusup
ke jaringan di sekitarnya (invasive) dan terus menyebar (bermetastasis) melalui jaringan ikat,
darah, dan menyerang organ-organ penting serta saraf tulang belakang. Dalam keadaan
normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak.
Sebaliknya, sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga
akan terjadi penumpukan sel baru. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan
normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya (Mangan, 2009).

Kanker adalah salah satu penyakit yang paling banyak menimbulkan kesakitan dan
kematian pada manusia. Diperkirakan, kematian akibat kanker di dunia mencapai 4,3 juta per
tahun dan 2,3 juta di antaranya ditemukan di negara berkembang. Jumlah penderita baru per
tahun 5,9 juta di seluruh dunia dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara yang sedang
berkembang (Anonim, 2010).

Kanker adalah pertumbuhan sel- sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui
batas normal, dan pada akhirnya dapat menyerang bagian tubuh dan menyebar ke organ lain
(metastases). Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan neoplasma
ganas dan ada banyak tumor atau neoplasma lain yang tidak bersifat kanker (Wahyuningsih,
2013).

2. Etiologi

Segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya kanker disebut karsinogen. Karsinogen


menimbulkan perubahan pada DNA yang satuan kecilnya adalah gen, sehingga sering
karsinogen disebut bersifat mutagenik. Sangat sering lebih dari satu karsinogen diperlukan
untuk terjadinya perubahan sel normal menjadi sel neoplastik (transformasi sel). Dari
berbgaia penelitian diketahui bahwa neoplasia (proses terbentuknya neoplasma) terjadi dalam
beberapa tahap dan sering memerlukan waktu yang panjang. Terdapat masa laten (tidak
menunjukkan penampilan klinis) sebelum menjadi progresif. Pada masa progresif terjadi
invasi ke jaringan di sekitarnya dan menyebar ke tempat yang jauh (metastasis). Proses
transformasi sel normal menjadi sel ganas melalui displasi terjadi melalui mekanisme yang
sangat rumit, tetapi secara umum mekanisme karsinogenesis ini terjadi melalui empat tahap
(Campbell, Reece, Mitchell, 2007) yaitu:

a) Tahap Inisiasi

Tahap inisiasi merupakan tahap pertama karsinogenesis yang bersifat irreversible,


dimana gen pada sel normal bertransformasi menjadi malignan. DNA dirusak oleh zat-zat
inisiator seperti radiasi dan radikal bebas dapat mengganggu proses reparasi normal, sehingga
terjadi mutasi DNA dengan kelainan pada kromosomnya. Kerusakan DNA ini diturunkan
pada anak-anak sel dan seterusnya. Tahap inisiasi berlangsung dalam satu sampai beberapa
hari.

b) Tahap Promosi

Pada proses proliferasi sel terjadi pengulangan siklus sel tanpa hambatan dan secara
continue terus mengulang. Diteruskan dengan proses metastasis dimana penyebab utama dari
kenaikan morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan keganasan. Dalam berlangsungnya
proses ini melibatkan interaksi kompleks, tidak hanya ditentukan oleh jenis sel kanker itu
sendiri, namun matriks ekstraseluler, membran basal, reseptor endotel serta respon kekebalan
host yang berpartisipasi. Mekanisme metastasis merupakan indikasi bahwa mekanisme
pertahanan pasien kanker gagal untuk mengatasi dan memblokir penyebaran sel kanker.
Setelah itu terjadi lagi proses neoangiogenesis.

c) Tahap angiogenesis

Tahap angiogenesis adalah proses pembentukan pembuluh darah baru yang terjadi
secara normal dan sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
Angiogenesis juga terlibat dalam proses penyembuhan, seperti pembentukan jaringan baru
setelah cidera. Angiogenesis juga merupakan tahap yang sangat penting dalam karsiogenesis
atau pertumbuhan sel kanker sehingga terjadi perkembangan sel kanker yang tidak terkendali
dan bersifat ganas.

Angiogenesis dapat berkembang menjadi sesuatu yang bersifat patologis dan


berhubungan dengan kanker, inflamasi, penyakit kulit dan penyakit mata. Kondisi patologi
angiogenesis ini diawali oleh pembentukkan pembuluh darah baru dan penghancuran sel
normal yang ada di sekitarnya. Berbeda dangan angiogenesis fisiologis, angiogenesis patologi
ini dapat berlangsung lama sampai beberapa tahun dan biasanya berhubungan dengan
beberapa gejala klinis.

d) Tahap Progresif

Pada tahap progresif gen-gen pertumbuhan yang diaktivasi oleh kerusakan DNA
mengakibatkan mitosis dipercepat dan pertumbuhan liar dari sel-sel ganas. Terjadi aktivasi,
mutasi atau hilangnya gen. Pada tahap progresi ini timbul perubahan benigna menjadi pra-
malignan dan malignan. Metastasis kanker terjadi akibat penyebaran sel kanker utama dan
terjadi pembentukan tumor di tempat baru yang jauh dari sel kanker utama. Pada awalnya
kanker primer harus memiliki akses ke sirkulasi, baik melalui pembuluh darah maupun sistim
limfatik, setelah sel kanker mampu menembus saluran tersebut, sel kanker harus mampu
bertahan hidup dan pada akhirnya sel kanker tersebut akan menyebar ke organ dan
membentuk jaringan baru. Selanjutnya sel kanker harus bisa memulai pertumbuhan jaringan
baru dengan membentuk vaskularisasi baru untuk suplay oksigen dan nutrisi.

Dari berbagai penelitian dapat diketahui bahwa karsinogen dapat dibagi ke dalam 4
golongan :
1) Karsinogen Kimia

Yang pertama kali mengemukakan bahwa kimia sebagai penyebab kanker ialah Sir
Percival Pott pada tahun 1775, yang melukiskan sering terjadi kanker kulit skrotum pada
orang-orang yang pekerjaannya membersihkan cerobong asap.

Kebanyakan karsinogen kimia adalah pro-karsinogen, yaitu karsinogen yang


memerlukan perubahan metabolis agar menjadi karsinogenaktif (ultimate carcinogen),
sehingga dapat menimbulkan perubahan pada DNA, RNA atau protein sel tubuh. Dengan
demikian terjadi neoplasma pada tempat bahan kimia terbentuk sebagai hasil metabolisme,
dan bekerja sebagai karsinogen aktif.

Bahan kimia yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan berbagai jenis kanker
pada perokok dan perokok pasif (orang bukan perokok yang tidak sengaja menghirup asap
rokok orang lain) dalam jangka waktu yang lama. Bahan kimia untuk industri serta asap yang
mengandung senyawa karbon dapat meningkatkan kemungkinan seorang pekerja industri
menderita kanker . Selain itu, bahan kimia yang terdapat pada makanan tertentu juga dapat
menyebabkan timbulnya kanker misalnya makanan yang lama tersimpan dan berjamur dapat
tercemar oleh aflatoxin. Aflatoxin adalah zat yang dihasilkan jamur Aspergillus Flavus yang
dapat meningkatkan resiko terkena kanker hati.

2) Karsinogen Virus

Virus yang bersifat karsinogen disebut virus onkogenik. Dari berbagai penelitian
diketahui bahwa baik virus DNA maupun virus RNA dapat menimbulkan transformasi sel.

- Golongan virus DNA :

Human papiloma virus (HPV)

Dikenal hampir 50 tipe HPV yaitu HPV 1, 2, 4, dan 7 sering menyebabkan


terjadinya papiloma skuamosa, sedangkan HPV tipe 16, 18, dan 31
dihubungkan dengan terjadinya karsinogen serviks uteri

Epstein-Barr virus (EBV)

Golongan virus herpes ini dihubungkan dengan terjadinya karsinoma


nasofaring, limfoma Burkitt atau beberapa subtipe penyakit Hodgkin.

Virus heppatitus B (HBV)

Pada daerah yang endemik tinggi infeksi HBV terdapat angka kejadian
yang tinggi karsinoma sel hati

CYTOMEGALOVIRUS (CMV)

CMV juga merupakan virus herpes yang dihubungkan dengan sarkoma


Kopsi pada penderita AIDS .
Virus DNA mengandung DS- DNA yang dapat berinteraksi sebagian atau
seluruhnya dengan kromosom sel pejamu. Mereka dapat bergabung untuk
waktu yang lama. Pada perpaduan yang lama ini menimbulkan mutasi
sehingga terjadi neoplasma.

- Golongan virus RNA :

Salah satu golongan virus RNA adalah HLTVI yang menimbulkan leukimia
sel T. Limfoma sel B pada penderita AIDS berkaiatan dengan HIV

3) Karsinogen Radiasi

Radiasi UV dengan panjang gelombang 280-320 mm berkaitan dengan terjadinya


kanker kulit (karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, melanoma malignum) terutama
pada orang kulit putih yang sering mendapat sinar matahari berlebihan. Radiasi pangion yang
biasanya digunakan untuk diagnostik, pengobatan, maupun yang dipergunakan di kalangan
industri dapat menimbulkan neoplasma, sehingga sangat diperlukan perlindungan bagi orang-
orang yang bekerja mempergubakan radiasi pengion.

Radiasi pengion dapat langsung menimbulkan kerusakan macromolecules atau


berinteraksi dengan cairan sel menimbulkan radikal bebas yang kemudian menimbulkan
kerusakan atau perubahan ikatan kimia. Dapat menimbulkan enzim yang tidak aktif,
perubahan protein, kromosom pecah, dan mutasi titik. Dapat juga menghambat imunitas
selular. Radiasi yang menimbulkan mutasi bertindak sebagai inisiator dan hambatan imunitas
bertindak sebagai promotor.

. Penyinaran yang berlebihan dari sinar ultra violet yang berasal dari matahari dapat
menimbulkan kanker kulit. Sinar radio aktif, sinar X yang berlebihan atau sinar radiasi dapat
menimbulkan kanker kulit dan leukemia

4) Agen biologik

- Hormon : beberapa jenis hormon ada yang bertindak sebagai ko-faktor pada
karsinogenesis. Sebagai contoh estrogen membantu pembentukan kanker
endometrium dan payudara. Hormon steroid merangsang pembentukan karsinoma
sel hati

- Mikotoksin : Mikotoksin adalah toksin yang dibuat oleh jamur. Apergilus flavus
adalah jamur yang terdapat pada kacang-kacangan yang kurang baik pengolahan
dan penyimpanan membuat aflatoksin terutama aflatoksin B1, karena aflatoksin
B1 bersifat karsinogenik kuat dan berkaitan dengan terjadinya karsinoma sel hati.
Apabila aflatoksin tercerna maka akan dioksidasi di sel hati dan menimbulkan
haasil antara yang kemudian berkaitan dengan guanin pada DNA.

- Parasit : Parasit yang dihubungkan dengan terjadinya kanker ialah Schistosoma


dan Clonorchis Sinensis. Infeksi Schistosoma dihubungkan dengan terjadinya
kanker kandung kemih (Karsinoma sel skuamosa) dan infeksi Clonorchis Sinensis
dihubungkan dengan terjadinya adenorkasinoma kandung empedu.

Selain disebabkan oleh karsinogen persebaran kanker juga disebabkan oleh factor
imunitas pada tubuh manusia. Ada beberapa sebab sel kanker menyebar begitu cepat di tubuh
manusia yang berhubungan dengan factor imunitas :

a. Kegagalan Imunosurveilen

Menurut hasil penelitian, sel kanker tumbuh dan berkembang dengan cepat secara
terus-menerus meskipun system imun mengenali sel-sel abnormal ini dan
menghancurkannya. Mekasnisme pertahanan ini yang dinamakan imunosurveilen, memiliki
dua komponen utamayaitu :responsimun yang diantaraisel (cell –mediated) dan respon imun
humoral, kedua sel ini yang bekerjasama dalam meningkatkan produksi antibodi,
imunitasseluler, dan memori imunologik. Sedangkan system imun yang utuh selama ini
dipercaya merupakan penyebab regresi spontan sel-sel tumor.

b. Kerusakan Respos Imun

Imunosurveilens bukanlah sistem yang aman dari kegagalan.Jika system imun tidak
berhasil mengenali sel tumor sebagai se lasing, respons imun tidak akan bekerja aktif. Sel-sel
tumor akan terus tumbuh sampai berada di luar kemampuan system imun untuk
menghancurkannya.

Sel-sel tumor dapat menekan pertahanan tubuh yang dihasilkan oleh sistem imun.
Antigen tumor dapat bergabung dengan antibodi humoral untuk membentuk kompleks yang
pada hakikatnya akan menyembunyikan antigen dari pertahanan imun tersebut. Tumor juga
dapat mengubah penampilan antigennya atau menghasilkan substansi yang mengganggu
pertahanan imun yang normal.

3. Pertumbuhan penyakit kanker

Pertumbuhan sel kanker tidak terkendali disebabkan kerusakan deoxyribose nucleic


acid (DNA), sehingga menyebabkan mutasi gen vital yang mengontrol pembelahan sel.
Beberapa mutasi dapat mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut
diakibatkan agen kimia maupun fisik yang edisebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara
spontan maupun diwariskan (Sunaryati, 2011: 12).

Sel-sel kanker membentuk suatu masa dari jaringan ganas yang kemudian menyusup
ke jaringan di dekatnya dan menyebar ke seluruh tubuh. Sel-sel kanker sebenarnya dibentuk
dari sel normal melalui proses transformasi terdiri dari dua tahap yaitu tahap iniasi dan
promosi. Tahap inisiasi, pada tahap ini perubahan bahan genetis sel yang memancing sel
menjadi ganas. Perubahan sel genetis disebabkan unsur pemicu kanker yang terkandung
dalam bahan kimia, virus, radiasi, atau sinar matahari (Sunaryati, 2011: 13).
Pada tahap promosi, sel menjadi ganas disebabkan gabungan antara sel yang peka
dengan karsinogen. Kondisi ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh berusaha merusak
sebelum sel berlipat ganda dan berkembang menjadi kanker. Sistem kekebalan tubuh yang
tidak berfungsi normal menjadikan tubuh rentan terhadap kannker (Sunaryati, 2011: 14).

4. Jenis-jenis penyakit kanker

Jenis-jenis kanker yaitu karsioma, limfoma, sarkoma, glioma, karsinoma in situ.


(Akmal, dkk., 2010: 188) :

Karsinoma : merupakan jenis kanker berasal dari sel yang melapisi permukaan
tubuh atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan seperti sel kulit, testis,
ovarium, kelenjar mucus, sel melanin, payudara, leher rahim, kolon, rektum,
lambung, pankreas
Limfoma termasuk jenis kanker berasal dari jaringan yang membentuk darah,
misalnya sumsum tulang, lueukimia, limfoma merupakan jenis kanker yang tidak
membentuk masa tumor, tetapi memenuhi pembuluh darah dan mengganggu fungsi
sel darah normal
Sarkoma adalah jenis kanker akibat kerusakan jaringan penujang di permukaan
tubuh seperti jaringan ikat, sel-sel otot dan tulang.
Glioma adalah kanker susunan saraf, misalnya sel-sel glia (jaringan panjang) di
susunan saraf pusat.
Karsinoma in situ adalah istilah untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang masih
terbatas di daerah tertentu sehingga dianggap lesi prainvasif (kelainan/ luka yang
belum menyebar)

5. Patofisiologi
Ciri khas penyakit kanker terdapat pada poliferasi sel yang cepat serta tidak terkendali
dan pada penyebaran independen dari suatu lokasi primer (tempat asal sel kanker) ke jaringan
lain tempat sel kanker membentuk fokus sekunder (metastasis). Penyebaran ini terjadi
melalui sirkulasi darah atau cairan limfatik., transplantasi tanpa sengaja dari satu tempat ke
tempat lain pada saat pembedahan, dan melalui peluasan setempat. Sel kanker juga dapat
bermigrasi ke jaringan dan sistem organ yang jauh letaknya.
Sel-sel kanker tidak berespon terhadap sinyal-sinyal yang mengontrol reproduksi sel.
Sebaliknya sel-sel ini menjalani siklus sel dengan kecepatan dan frekuensi yang lebih tinggi.
Sel-sel kanker hanya menghabiskan sedikit waktu dalam fase istirahat interfase dan sering
dijumpai berada di dalam stadium M (mitosis) dan S (penyalinan DNA). Apabila diletakkan
dalam kondisi eksperimental, sel-sel kanker secara agresif tumbuh di atas satu sama lain dan
membentuk lapisan-lapisan sel yang tidak teratur.
Sel-sel kanker sering memperlihatkan berbagai kelainan atau kerusakan inti sel,
organel sitoplasma, dan sitoskeleton. Inti sel sering membesar dan tidak berbentuk, disertai
pemutusan, delesi, dan translokasi kromosom. Kecepatan mitosis biasanya meningkat. Pada
sitoplasma struktur-struktur intrasel memperlihatkan disorganisasi dan perubahan dalam
ukuran dan bentuk. Perubahan pada mikrotubulus yang menunjang sel dan penting untuk
mengontrol hampir semua fungsi sel, memiliki dampak besar. Mitokondria mengalami
disorganisasi dan tidak berbentuk.
Sebagian sel kanker mengeluarkan tanda-tanda sel. Tanda-tanda tersebut merupakan
zat spesifik yang dikeluarkan oleh tumor ke dalam darah, urin, atau cairan spinalis pada
seseorang yang mengidap kanker. Tanda sel tumor ganas merupakan antigen spesifik yang
terdapat di sel kanker. Sebagian antigen tumor serupa dengan antigen janin yang disebut
antigen onkofetal (onko berarti tumor). Karena sering tidak merangsang respons imun, maka
antigen-antigen janin tersebut sering menyamarkan tumor dari sistem imun pejamu.

6. Gambaran Klinis

(Menurut Kowalak 2013) Pada sebagian pasien, semakin dini kanker ditemukan maka
akan semakin efektif terapi yang dapat diberikan dan semakin baik prognosisnya. Sebagian
kanker dapat didiagnosis pada pemeriksaan fisik yang dilakukan rutin bahkan sebelum tanda
dan gejala muncul.sebagian pasien yang lain hanya memperlihatkan tanda dan peringatan
yang dini, ACS telah membuat sebuah singkatan peringatan untuk mengenali tanda-tanda
peringatan kanker, yaitu CAUTION.
 C = Change in bowel and bladder habits (perubahan kebiasaan buang air besar
dan kecil)
 A = A sore that doesn’t heal (luka atau borok yang kunjung sembuh)
 U = nusual bleeding or discharge (pendarahan atau pengeluaran secreat yang
abnormal
 T = Thickening or lump in the breast or elsewhere (penebalan atau benjolan
pada payudara atau tempat lain
 I = Indigestion of difficulti Swalowwing (dispepsia atau kesulitan menelan)
 O = Obvious change in a wart or mole (perubahan yang nyata pada kutil atau
tahi lalat
 N = Nagging cough or hoarseness (batuk atau suara paru yang terus menerus)
Namun banyak sekali orang yang tidak mempedulikan tanda peringatan ini. Beberapa
pasien ditemukan memilki beberapa tanda dan gejala penyakit yang sudah lanjut, seperti :
Keletihan :

Pasien umumnya mengeluh keletihan sebagai perasaan lemah, mudah lelah


dan kehilangan tenaga atau kehilangan kemampuan berkonsentrasi. Mekanisme yang
mendasari keluhan kelemahan ini tidak diketahui tetapi diyakini terjadi sebagai akibat
gabungan beberapa mekanisme patofisilogi. Contohnya adalah sel kanker yang
menyerang paru-paru maka dapat mengganggu pertukaran gas dan pasokan oksigen
ke jantung dan jaringan perifer.

Keberadaan kanker di dalam tubuh manusia dapat menyebabkan keletihan,


dikarenakan kanker tersebut membutuhkan oksigen dan nutrisi untuk tumbuh, oleh
karena itu sel kanker akan menghabiskan pasokan darah dan oksigen jaringan
sekitarnya. Faktor lain juga berperan dalam patogenesis keletihan, seperti nyeri yang
dapat menguras kemampuan fisik dan emosional. Stress, ansietas, dan emosional juga
akan menambah berat persoalan. Jika pasien kekurangan energi yang dibutuhkan
dalam tubuh maka akan mengalami malnutrisi dan anemia.

Kakeksia :

Kakeksia merupakan keadaan dimana hilangnya lemak dan protein, yang


sering dijumpai pada penderita kanker. Pasien dengan kakeksia akan terlihat kurus
dan lisut disertai ditandai kemunduran total pada status fisiknya. Kakeksia ditandani
dengan anoreksia, perubahan persepsi indra pengecap, perasaan cepat kenyang,
penurunan berat badan, anemi, kelemahan yang mencolok dan perubahan
metabolisme protein, karbohidrat serta lipid. Malnutrisi protein-kalori dapat
menyebabkan hipoalbuminemia, edema, pelisutan otot dan imunodefisiensi.

Aktivitas metabolik yang tinggi pada sel kanker mengakibatkan kebutuhan


akan nutrisi terlampaui bagi kebutuhan metabolisme normal. Sel kanker akan
mengambil nutrisi dalam tubuh sehingga jaringan tubuh yang normal akan merasakan
kelaparan serta deplesi dan pelisutan mulai terjadi. Dalam keadaan normal ketika
kelaparan terjadi, tubuh tidak akan menggunakan protein tetapi bergantung pada
karbohidrat, dan lemak untuk memproduksi energi. Akan tetapi sel kanker
memetabolisasi baik protein maupun asam lemak untuk memproduksi energi.

Nyeri :

Pada stadium dini kanker rasa nyeri secara khas tidak ada atau ringan, namun
setelah kanker berlanjut, intensitas nyeri biasanya meningkat. Umumnya rasa nyeri
terjadi karena satu atau lebih penyebab berikut ini :

- Penekanan
- Obstruksi
- Invasi pada jaringan yang sensitif
- Peregangan permukaan viseral
- Kerusakan jaringan
- Inflamasi

Penekanan atau obstruksi pada saraf, pembuluh darah atau hipoksia serta
organ tubuh lainnya akan menimbulkan hipoksia, penimbunanan asam laktat, dan
memungkinkan terjadi kematian sel. Biasanya rasa nyeri terjadi ketika visera yang
biasanya berongga teregang oleh sel kanker, seperti pada kanker GI.

Sel kanker juga dapat melepas enzim-enzim proteolitik yang langsung


mencederai atau menghancurkan sel-sel tetangganya. Cidera ini menimbulkan respons
inflamasi yang terasa nyeri.

Anemia :

Kanker pada sel pembentuk darah, sel darah putih, atau sel darah merah dapat
langsung menyebabkan anemia. Anemia pada pasien kanker metastasik sering
terjadi karena perdarahan kronis, malnutrisi berat, atau karena kemoterapi atau
radiasi.

Leukopenia dan trombositopenia :

Secara khas Leukopenia dan trombositopenia terjadi ketika kanker menginvasi


sumsum tulang. Kemoterapi dan terapi radiasi pada tulang juga dapat
menyebabkan Leukopenia. Leukopenia sangat memberbesar risiko pada pasien
untuk terkena infeksi. Pasien dengan Leukopenia berisiko mengalami
perdarahan. Meskipun jumlah trombositnya normal, fungsinya dapat terganggu
pada jenis kanker hematologi tertentu.

Infeksi :

Infeksi sering dijumpai pada pasien kanker yang sudah lanjut, terutama pada
pasien yang mengalami mielosupresi karena terapi kanker, invasi langsung sel
kanker ke dalam sumsum tulang, pembentukan fistula atau karena
imunosupresi akibat pelepasan hormon sebagai respons terhadap stres kronis.
Malnutrisi anemia menambah lebih lanjut risiko pasien untuk terkena infeksi.
Obstruksi, efusi, dan ulserasi juga dapat terjadi sehingga tercipta lingkungan
yang memudahkan pertumbuhan mikroba.

7. Sintem Imunitas dan Sel Kanker

Sistem imun, termasuk sel T dan B, biasanya berespons terhadap antigen-


antigen tumor. Adanya antibodi dan sel-sel T yang dibentuk melawan suatu tumor
menegaskan teori ini. Selain itu, suatu zat antikanker yang kuat, faktor nekrosis tumor
(tumor necrosis factor, TNF), dihasilkan oleh sel-sel makrofag sebagai respons
terhadap antigen tumor. Fungsi TNF adalah sebagai sitokonin untuk merangsang
sistem imun agar berespons terhadap tumor. TNF juga dihasilkan sebagai respons
terhadap infeksi bakteri, virus, dan parasit. Kadar TNF yang sangat tinggi berperan
dalam pembuangan lemak tubuh yang terjadi pada pasien dengan stadium kanker
yang lanjut atau infeksi yang parah dan berkepanjangan. Pasien yang mendapat obat
imunosupresan untuk menghambat penolakan cangkok organ atau untuk mengontrol
suatu penyakit otoimun mengenai peningkatan risiko mengidap kanker, yang
mengisyaratkan bahwa sistem imun berperan protektif dalam pencegahan kanker.

Walaupun jelas tampak respons imun terhadap tumor, sel-sel kanker sering
mampu menghindari sistem imun. Sel-sel yang sangat anaplastik yang secara primer
mengekspresikan antigen-antigen onkofetal memiliki kemungkinan besar
menghindari deteksi imun dan dengan demikian sangat ganas. Sebagian sel kanker
memperlihatkan perubahan-perubahan dalam ekspresi antigen pejamu tertentu
(antigen HLA) yang secara normal merangsang respons imun selular terhadap sel
tumor. Hal ini juga memungkinkan sel-sel kanker menghindari sistem imun.

Sel-sel kanker juga dapat bertahan hidup dari respons imun pejamu dengan
merangsang fungsi sel T penekan atau dengan membentuk antibodi penghambat yang
menangkap semua antibodi pejamu yang dibentuk untuk melawan tumor, sehingga
tumor terus tumbuh.

a. Antigen Tumor
Antigen yang mendatangkan respon imun telah dapat diperhatikan pada
banyak tumor-tumor eksperimental dan pada beberapa kanker manusia. Secara
garis besar antigen tumor dapat dikelompokkan atas :
1. TSA (tumor-sprsific antigen) yang terdapat hanya pada sel tumor dan
tidak pada sel normal. TSA pada tumor terdiri dari sebuah peptida yang
berhadapan dengan sel T melalui molekul MHC (Major
Histocompatibility Complex) kelas I. Sebagai contoh adalah MAGE-1
(Melanoma-associated antigen 1) yang tidak terdapat pada jaringan
normal kecuali pada testis.
2. TAA (tumor associated antigen) yang terdapat pada sel tumor dan juga
pada beberapa sel normal dalam jaringan. Misalnya CD 10 pada limfosit
B awal, laukimia sel B, limfoma, serta PSA pada sel epitel prostat normal
ataupun kanker. Berguna sebagai marker diferensiasi.
b. Mekanisme Efektor Anti Tumor
Baik imunitas seluler maupun hormonal memiliki aktivitas anti tumor
melalui :
1. Limfosit T sitotoksik
Limfosit manusia berfungsi protektif, terutama terhadap neoplasma yang
berhubungan dengan virus (mis. EBV, HPV)
2. Sel natural killer
Merupakan limfosit yang mampu menghancurkan sel-sel tumor tanpa
sensitisasi terlebih dahulu, oleh karena itu dapat berfungsi sebagai garis
depan pertahanan terhadap tumor. Sesusah aktivasi dengan IL-2, sel NK
dapat melisiskan bermacam-macam tumor, termasuk yang non
imunologenik terhadap blimfosit T sitotoksi. Oleh karena itu sel NK dan
limfosit T sitotoksik bekerja komplomenter dalam mekanisme anti tumor.
3. Makrofag
In vitro, makrofag yang teraktivasi menunjukkan sitotoksisitas selektif
terhadap sel tumor. Interferon yaitu sitokin yang dikeluarkan oleh limfosit T
sitotoksik dan sel NK merupakan aktivator poten makrofag. Makrofag
membunuh sel tumor dengan mekanisme yang hampir sama dalam
membunuh mikroba atau dengan sekresi TNF-ἀ (Tumor necrosing Factor).
4. Mekanisme humoral
Mekanisme humoral berpartisipasi menghancurkan sel tumor melalui
aktivasi komplemen dan induksi ADCC (antibody-dependent cellular
cytotoxicity), oleh sel NK.

8. Imunoterapi Tumor pada Manusia


Imunoterapi adalah bentuk terapi kanker yang baru diciptakan yang memanfaatkan
dua sifat atau ciri utama dari sistem imun: spesifisitas dan daya ingat. Imunoterapi dapat
digunakan untuk mengidentifikasi tumor dan memungkinkan pendeteksian semua tempat
metastasis yang tersembunyi. Imunoterapi dapat merangsang sistem kekebalan pejamu agar
berespons secara lebih agresif terhadap tumor, atau sel-sel tumor dapat diserang oleh antibodi
yang dibuat di laboratorium.

Tujuan dari imunologiterapi (Sudarto, 2006)adalah untuk mengganti komponen


sistem imun yang tertekan dan merangsang respon endogen. Tiga pendekatan imun telah
dicoba pada manusia melalui :

1. Terapi selular adoptif


Limfosit darah pasien diinkubasi dengan IL-2 in vitro, menghasilkan LAK
(limfosit activated killer) yang aktivitas antitumor tinggi. Kemudian sel LAK
diinfus kembali dengan IL-2 tambahan. Atau limfosit dari massa tumor hasil
reseksi dikultur dalam IL-2 lalu diinfuskan kembali.
2. Terapi sitokin
Sitokin dapat mengaktivasi pertahanan pejamu spesifik atau non-spesifik.
Misalnya adalah IL-2. IFN-ɣ, IFN-ἀ, TNF- ἀ, dan GM-CSF, G-CSF. Sitokin ini
akan mengaktivasi sel NK, meningkatkan ekspresi MHC pada sel tumor, juga
bersifat sitostatik. IFN-a penting pada leukimia sel berambut
3. Terapi berdasar antibodi
Antibodi dipakai untuk membawaa toksin-toksin sel. Misalnya antibodi
monoklonal terhadap limfoma sel B dokonjugasi dengan “ricin” (suatu toksin
kuat) menghasilkan imunotoksin lalu di infus ke pasien. Sekarang sedang diteliti
untuk terapi leukimia dan limfoma.

9. Pencegahan Kanker (Elizabeth 2001)


Pencegahan kanker adalah sama pentingnya dengan terapi kanker. Walaupun
kanker akan tetap tumbuh pada orang-orang tertentu bagaimanapun gaya hidup
atau perilaku mereka, karena gaya hidup dan perilaku tertentu dapat meningkatkan
risiko timbulnya kanker, sementara yang lain dapat menurunkan risiko tersebut.
Pencegahan kanker mencakup hal-hal berikut :
 Menghindari rokok
Memberikan pengaruh postif yang kuat dalam mencegah timbulnya kanker
dalam tubuh. Baik individu maupun dalam keluarga. Anak yang tampaknya sehat
dapat mengalami peningkatan pembentukan kanker setelah terpajan asap rokok
secara pasif bahkan utero.
 Makanan yang kaya buah dan sayuran serta rendah lemak
Telah terbukti berkaitan dengan penurunan kanker pada banyak kelompok
populasi.
 Menghindari penyakit menular seksual
Dengan menghindari dapat menurunkan risiko terjangkit kanker tertentu,
misalnya kanker servix dan hati
 Uji penapisan secara dini
Misalnya Pap Smear dan pemeriksaan untuk perdarahan dan polip usus
memungkinkan interverensi dini sebelum sel-sel displastik (sel-sel yang
memperlihatkan tanda-tanda awal perubahan organisasi sel) berubah menjadi
kanker.
 Deteksi dini
Mendeteksi dini kanker yang sudah ada, meskipun bukan tindakan
pencegahan, dapat berfungsi menahan atau menghancurkan kanker sebelum ia
bermetastasis ke seluruh tubuh

10. Contoh neoplasma pada sistem tubuh dan responnya dengan identifikasi
kebutuhan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Pringgoutomo, Sudarto, dkk.2006. Patologi (Umum).Edisi 1. Jakarta:Sagung Seto

Corwin, Elizabeth J.2001.Patofisiologi.Jakarta: EGC

Mangan, Y. 2003. Cara Bijak Menaklukkan Kanker. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Mangan, Y. 2009. Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker.Jakarta:PT Agromedia


Pustaka.
Kowalak, Jennifer P., dkk.2013.Patofisiologi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai