Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kanker bukan suatu penyakit, tetapi beragam penyakit yang sama-

sama memiliki gambaran kekacauan pengendalian pertumbuhan. Beberapa


kanker seperti Limfoma Hodkgin, dapat disembuhkan, sementara yang lain,
misalnya kanker pancreas, memperlihatkan angka kematian yang sangat
tinggi. Satu-satunya harapan untuk mengendalikan kanker terletak pada
mempelajari lebih banyak tentang kausa dan patogenesisnya, dan telah
banyak dilakukan upaya untuk memahami kausa dan dasar molecular
kanker.
Dalam ilmu patologi anatomik, tumor identik dengan neoplasma.
Sedangkan dalam klinik istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan
dan diartikan sebagai pembengkakan, pembengkakan ini dapat disebabkan
baik oleh neoplasma, maupun oleh radang (rubor, calor, dolor, tumor,
fungsio laesa) atau perdarahan, dan sebagainya. Neoplasma membentuk
tonjolan disebabkan oleh neoplasma.
Neoplasma ialah penyakit pertumbuhan sel. Regenerasi epitel dan
pembentukan jaringan granulasi juga merupakan kumpulan sel baru yang
sedang tumbuh. Tetapi bukan neoplasma karena pertumbuhannya sesuai
dengan jalannya pertumbuhan normal. Seperti diketahui sel itu mempunyai
dua tugas utama yaitu bekerja dan berkembangbiak. Bekerja bergantung
kepada aktivitas sitoplasma, sedangkan berkembang biak bergantung
kepada aktivitas intinya. Pada sel neoplasma terjadi perubahan sifat,
sehingga sebagian besar energy digunakan untuk berkembang biak.
Seperti diketahui sitoplasma itu terdiri atas 3 bagian terpenting yaitu :
1. Partikel-partikel besar atau mitochonrdria

2. Partikel-partikel kecil atau mikrosom = ergastoplasma = endoplasmic


reticulum
3. Zat-zat yang terlarut.
Pada

tomur-tumor

eksperimentil

mitochondria

sangat

berkurang

jumlahnya, kadang-kadang hanya dari jumlah normal, besarnya tidak


sama, kristanya tidak teratur dan sering menunjukkan degenerasi. Karena itu
enzim-enzim yang diperlukan untuk fungsi sel juga sangat berkurang.
Ergastoplasma ialah saluran-saluran dengan pelebaran-pelebaran, cisterncisterna

dan

vesikel-

esikel

yang

mengandung

ribosomal

RNA

di

permukaannya untuk pembuatan asam-asam amino. Pada neoplasma


vesikel-vesikel melebar dan berkurang jumlahnya. Ini menunjukkan bahwa
ergatoplasma fungsi-fungsinya berkurang atau hilang sama sekali.
1.2
a.
b.
c.
d.
e.
f.
1.3
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Rumusan Masalah
Apakah itu neoplasma?
Bagaimana proses metabolisme sel neoplasma?
Bagaimana pathogenesis neoplasma?
Bagaimana sifat neoplasma?
Bagaimana klasifikasi dan tatanama neoplasma?
Bagaimana mekanisme dan patofisiologi nyeri akibat neoplasma?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa itu neoplasma
Untuk mengetahui proses metabolism sel neoplasma
Untuk mengetahui pathogenesis neoplasma
Untuk mengetahui sifat neoplasma.
Untuk mengetahui mengtahui klasifikasi dan tatanama neoplasma.
Bagaman meanisme dan patofisiologi nyeri akibat neoplasma.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Definisi Neoplasma
Neoplasma ialah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan ,

tidak terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus- menerus


meskipun

rangsang

yang

menimbulkan

telah

hilang.

Sel

neoplasma

mengalami transformasi , oleh karena mereka terus- menerus membelah.


Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang yang
memulainya telah hilang. Proliferasi demikian disebut proliferasi neoplastik,
yang mempunyai sifat progresif,tidak bertujuan, tidak memperdulikan
jaringan sekitarnya,tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan
bersifat parasitic.
Neoplasia secara harfiah berarti proses pertumbuhan baru dan suatu
pertumbuhan baru disebut neoplasma. Kata tumor semula diterapkan untuk
pembengkakan

akibat

peradangan.

Neoplasma

juga

dapat

memicu

pembengkakan, tetapi setelah beberapa lama pemakaian tumor untuk


menerangkan hal selain neoplasma mulai ditinggalkan. Oleh karena itu, kata
ini sekarang berarti neoplasma. Onkologi (Yunani oncos=tumor) adalah ilmu
tentang tumor atau neoplasma. Kanker adalah kata umum untuk semua
tumor ganas. Meskupun asal mula asal kata ini agak kurang jelas,
diperkirakan kanker berasal dari kata lathin untuk kepiting, cancer-mungkin
karena kanker melekat pada bagian apapun yang dapat dicenghkramnya
secara terus menerus, seperti kepiting.
Onkologi ialah ilmu yang mempelajari penyakit yang disebabkan oleh
tumor. Dalam artian umum, tumor adalah benjolan atau pembengkakan
abnormal didalam tubuh, tetapi dalam artian khusus, tumor adalah benjolan
yang disebabkan neoplasma. Secara klinis secara klinis, tumor dibedakan

atas golongan neoplasma dan nonneoplasma misalnya, kista, akibat reaksi


radang atau hiper trofi.
Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma ganas atau
kanker terjadi karena timbul atau berkembangbiaknya sel secara tidak
terkendali sehingga sel-sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan fungsi
organ

tempat

tumbuhnya. Kanker karsinoma,

atau sarkoma

tumbuh

menyusut (infiltratif) kejaringan sekitarnya sambil merusaknya (destruktif),


dapat menyebar kelain tubuh, dan umumnya fatal jika dibiarkan. Neoplasma
jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak, tetapi
membesar dan menekan jaringan disekitarnya (ekspansif), dan umumnya
tidak bermetastasis misalnya lifoma.
Menurut Sir Rupert Willis, Neoplasma(Tumor) adalah massa abnormal
jaringan yang pertumbuhannya berlebihan & tidak terkoordinasikan dengan
pertumbuhan jaringan normal serta terus demikian walaupun rangsangan
yang memicu perubahan tersebut telah berhenti. Klasifikasi patologi tumor
dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan miskroskopik pada jarinagan dan sel
tumor. Dari pemeriksaan mikroskopik ini tampak gambaran keganasan yang
sangat bervariasi, mulai dari yang relatif jinak, ke yang paling ganas. Pada
satu organ dapat timbul satu atau lebih neoplasma yang sifatnya berlainan.
Meskipun semua dokter mengetahui apa yang maksud ketika menggunakan
kata neoplasma, untuk menentukan difinisi kata ini, ternyata cukup sulit.
Ahli onkologi inggris terkemuka Willis, mungkin paling mendekati,
neoplasma adalah suatu massa abnormal jaringan, yang pertumbuhannya
melebihi serta tidak terkoordinasi dengan jaringan normal dan tetap
berlebihan walaupun rangsangan yang memicunya telah berhenti. Kita
mengetahui bahwa mneatapnya tumor karena bahkan setelah rangsangan
pemicu lenyap terjadi akibat perubahan genetik (herediter) yang diwariskan
keketurunan sel tumor. Perubahan genetik ini memungkinkan sel tumor

berpoliperasi

secara

berlebihan

dan

tidak

terkendali

serta

menjadi

otonom(independen terhadap rangsangan pertumbuhan fisiologis).


2.2

Metabolisme Sel Neoplasma

Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari glikolisi anaerob karena


kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, walaupun mempunyai enzimenzim lengkap untuk oksidasi. Berbeda dengan sel-sel jaringan normal yang
susunan enzimnya berbeda-beda maka susunan enzim semua sel neoplasma
ialah lebih kurang sama. Sel neoplasma lebih mengutamakan pembiakan
daripada melakukan fungsinya sehingga susunan enzim untuk katabolisme
menjadi tidak penting lagi.
Banyak pasien kanker yang menderita anemia yang diikuti kelemahan
tubuh atau disebut dengan cachexia. Sel-sel neoplasma agaknya diberikan
prioritas untuk mendaat asam-asam amino sehingga sel tubuh lainnya akan
mengalami kekurangan. Juga karena penderita kanker kehilangan lemak
tubuh dan masa tubuh yang progresif, penggunaan kalori BMR yang tetap
meninggi. Ini dapat menerangkan mengapa enderita tumor ganas stadium
akhir mengalami cachexia. Penyebabnya sangat multifaktorial, seperti intake
makanan yang berkurang karena abnormalitas indera perasa dan kontrol
nafsu makan dari pusat. Ada juga kemungkinan terlibatnya faktor TNF dan ILI yang dihasilkan oleh magroag yang teraktivasi. Disini TNF menekan nafsu
makan dan menginhibisi aksi liporotein lipase, menginhibisi pelepasan asam
lemak bebas dari lipoprotein.
Suatu tumor dikatakan jinak bila ciri-ciri makroskopik dan sitologinya
tergolong relatif tidak berbahaya, yaitu diantaranya tetap di lokasinya, tidak
dapat menyebar ke tempat lain, oleh karena itu, biasanya mudah diangkat
dengan pembedahan lokal dan tidak menyebabkan kematian enderita. Tetapi
harus diperhatikan ialah bahwa tumor jinak dapat juga menghasilkan bukan
hanya suatu benjolan di lokasinya dan kadang-kadang dapat menyebabkan
kematian yang nyata.

Tumor ganas secara keseluruhan dinyatakan sebagai kanker, yang bersal


dari kata dalam bahasa latin yang berarti kepiting, sesuai dengan sifatnya
yang melekat pada setiap bagian dan mengcengkram erat seperti seekor
keiting. Suatu neoplasma dikatanakan ganas apabila dapat menembus dan
menghasncurkan struktur yang berdekatan dan menyebar ke temat yang
jauh dan dapat menyebabkan kematian. Memang tidak smeua kankaer
mempunyai

perjalanan

penyakit

yang

demikian

ganas.

Beberapa

diantaranya dapat ditemukan secara dini dan daat diobati dengan berhasil.
Namun demikian penamaan ganas sudah merupakan suatu peringatan keras
Tumor tidak dapat membesar lebih dari 1-2 mm kecuali tumor ini memiliki
vaskularisasi yang baik. Zona 1-2 mm merupakan jarak maksimal nutrisi dan
oksigen yang berasal dari pembuluh darah dapat berdifusi ke jaingan
sekitarnya. Oleh akrena itu, untuk dapat mencapai ukuan yang lebih besar,
maka dierlukan untk pembentukan neovaskularisasi guna mendukung nutrisi
jaringan tumor baru, yaitu dengan menstimulasi sekresi polipeptida seperti
IGF (insulin like growth factor), PDGF, granulosit macrophage colony
stimulaing factor (GM-CSF) dan IL I. Angiogenesis juga diperlukan untuk
proses metastase jaringan tumor
Pertumbuhan
angiogenik

dan

tumor
faktor

dikontrol

oleh

penghambat

keseimbangan

proses

antara

angiogenesis.

faktor

Faktor

anti

angiogenesis adalah antara lain trombosponsdin 1, angiostatin, endostatin,


dan vaskulostatin. Sedangkan faktor angiogenesis yang ada antara lain
hypoxi inducible factor I (HIF)I
Dalam metabolisme neoplasma ada beberapa hal yang penting untuk kita
ketahui, yaitu :
a. Sumber Energi
Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari glikosis anaerob
karena

kemampuan

sel

untuk

oksidasi

berkurang,

walaupun

mempunyai enzim-enzim lengkap untuk oksidasi. Berbeda dengan selsel jaringan normal yang susunan enzimnya berbeda-beda maka

susunan enzim semua sel neoplasma ialah lebih kurang sama


(uniform).
b. Susunan Enzim
Sel normal lebih mengutamakan melakukan fungsi (yang menghasilkan
energi

dengan

membutuhkan

jalan
energi

katabolisme)
untuk

daripada

anabolisme).

pembiakan

Sel

neoplasma

(yang
lebih

mengutamakan pembiakan daripada melakukan fungsinya, sehingga


susunan enzim untuk katabolisme menjadi tidak penting lagi. Karena
itu susunan enzim sel-sel neoplasma adalah uniform.
c. Competitive Struggle
aringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk
protoplasma dan energi untuk tujuan tersebut. Sel-sel neoplasma
agaknya

diberikan prioritas

untuk

mendapat

asam-asam amino

sehingga sel-sel tubuh lainnya akan mengalami kekurangan. Ini dapat


menerangkan mengapa penderita tumor ganas pada stadium terakhir
2.3

mengalami cachexia.
Patogenesis Neoplasma.
Neoplasma atau tumor adalah transformasi sejumlah gen yang

menyebabkan gen tersebut mengalami mutasi pada sel DNA. Karsinogenesis


akibat mutasi materi genetik ini menyebabkan pembelahan sel yang tidak
terkontrol dan pembentukan tumor atau neoplasma. Gen yang mengalami
mutasi disebut proto-onkogen dan gen supresor tumor, yang dapat
menimbulkan abnormalitas pada sel somatik. Usia sel normal ada batasnya,
sementara sel tumor tidak mengalami kematian sehingga multiplikasi dan
pertumbuhan sel berlangsung tanpa kendali. Sel neoplasma mengalami
perubahan morfologi, fungsi, dan siklus pertumbuhan, yang akhirnya
menimbulkan

disintegrasi

dan

hilangnya

komunikasi

antarsel.

Tumor

diklasifikasikan sebagai benigna, yaitu kejadian neoplasma yang bersifat


jinak dan tidak menyebar ke jaringan di sekitarnya. Sebaliknya, maligna
disinonimkan sebagai tumor yang melakukan metastasis, yaitu menyebar
dan menyerang jaringan lain sehingga dapat disebut sebagai kanker.

Untuk terjadinya karsinogenesis diperlukan lebih dari satu mutasi.


Bahkan pada kenyataannya, beberapa serial mutasi terhadap kelas gen
tertentu diperlukan untuk mengubah suatu sel normal menjadi sel-sel
kanker. Hanya mutasi pada gen tertentu yang berperan penting pada divisi
sel, apoptosis sel dan DNA repair yang akan mengakibatkan suatu sel
kehilangan regulasi terhadap poliferasinya. Hampir semua sel neoplasma
berasal dari satu sel yang mengalami mutasi karsinogenik. Sel tersebut
mengalami proses evolusi klonal yang akan menambah resiko terjadinya
mutasi ekstra pada sel desendens mutan. Sel-sel yang hanyamemerlukan
sedikit mutasi untuk menjadi ganas diperkirakan bersumber dari tumor
jinak. Ketika mutasi berakumulasi , maka sel tumor jinak itu akan menjadi
tumor ganas.
Pertumbuhan neoplasma / kanker pada dasarnya dibagi menjadi beberapa
fase yaitu:
a. Fase inisiasi yaitu fase dimana berubahnya sel normal tubuh menjadi
sel yang peka / terinisiasi.
b. Fase induksi yaitu fase dimana sel tubuh yang sudah peka itu oleh
karsinogen akan merubah menjadi sel kanker. Fase initiasi dan fase
induksi tidak bisa diketahui, diperkirakan dapat berlangsung puluhan
tahun.
c. Fase insitu yaitu fase dimana sel kanker itu bertumbuh terus tetapi
masih pada tempatnya, belum menembus membrana basalis intra
epitelial, intra lobuler. Fase ini lamanya sangat bervariasi bisa
selamanya tetap dalam fase ini, biasanya berlangsung sampai 5
d.

tahun.
Fase Invasif yaitu dimana sel kanker telah keluar dari membrana
basalis dan menginfiltrasi jaringan sekitarnya. Fase ini lebih cepat

berlangsung kira-kira kurang dari 5 tahun.


e. Fase disseminasi yaitu fase dimana sel kanker itu sudah tumbuh jauh
diluar organnya. Bila telah mencapai fase ini dikatakan kanker sudah

tak dapat diobati dan biasanya berlangsung sangat cepat (1 5


tahun).1
Teori Patogenesis Neoplasma.
Sampai sekarang belum diketahui apakah tumor ganas disebabkan
oleh hanya satu macam bahan penyebab atau beberapa macam bahan
penyebab yang bekerja serentak atau berturut-turut, apakah terdapat satu
macam mekanisme penyebab atau beberapa macam mekanisme yang
berjalan sejajar atau berbeda-beda.2
a.

Teori Perubahan Genetik.


Menurut teori ini, pada suatu saat terjadi perubahan genetik yang
menetap pada sel, yang dinamakan mutasi sehingga terjadi sintesis
protein yang lebih aktif dan ini digunakan lebih banyak untuk reproduksi
sel daripada bekerja. Ketika sel sudah mulai berproliferasi aktif,
kemudian terjadi perubahan mutasi lebih lanjut, jadi awalnya terjadi
perubahan

epigenetic

yaitu

perubahan

metabolism

sel

yang

menyebabkan gen pengendali pembelahan sel menjadi tidak aktif


(perubahan

kariotip).

Pada

stadium

awal

pembentukan

kanker,

kerusakan ini tidak terlihat, kemudian perubahan yang tidak terlihat ini
secara langsung atau melalui bahan karsinogen lain akan menjadi
perubahan yang terlihat, yang secara klinis tampak sebagai kanker.
b.

Teori Feedback Deletion.


Semua sel mempunyai potensi genetic untuk berubah menjadi kanker
tetapi dalam keadaan normal potensi ini terhambat. Karsinogen akan
merusak gen pengatur (efek genetic) atau merusak enzim (efek
epigenetik) sehingga merusak mekanisme yang stabil. Padas el tumor,
gen pengatur pertumbuhan menghilang sehingga kemampuan sel untuk
membelah menjadi tidak dihambat. Kehilangan gen pengatur atau

rusaknya enzim pengontrol menyebabkan sel mendekati perubahan


menjadi kanker. Konsep kehilangan kontrol ini disebut feedback deletion.
c.

Teori Multifaktor.
Satu tumor dapat disebabkan oleh beberapa penyebab yang bekerja
sinergistik atau aditif. Contohnya : faktor genetik, hormon dan virus atau
kimia, virus dan penyinaran. Faktor hormone memengaruhi jaringan
sedemikian rupa sehingga jaringan mudah dipengaruhi oleh karsinogen
lain.
d.

Teori Stadium Ganda.

Tumor ganas tidak hanya timbul akibat faktor penyebab yang banyak
(multifactor)

tetapi

juga

melalui

stadium

yang

progresif

(multi

stage/multi step). Evolusi ini memerlukan waktu beberapa bulan atau


tahum. Menurut teori ini, perubahan terjadi melalui dua stadium yaitu
inisiasi dan promosi. Jadi, mula-mula harus inisiator dulu yang bekerja,
baru kemudian promoter. Promotor disebut juga ko-karsinogen. Inisiator
menimbulkan mutasi genetic, tetapi setiap usaha regenerasi sel akan
dirusak oleh promoter, sehingga pada awalnya akan terjadi hyperplasia
baru kemudian terjadi mutasi spontan dengan terbentuknya kanker.
e.

Multicellular Origin of Cancer Field Theory.


Neoplasma terbentuk oleh beberapa sel yang berdekatan secara
serentak dan bukan berasal dari satu sel. Neoplasma mulai di tempat
yang dipengaruhi karsinogen secara maksimal, respons neoplastik
kemudian terjadi pada jaringan sekitarnya yang juga terkena pengaruh
karsinogen yang sama.

2.4

Sifat Neoplasma
Terdapat beberapa sifat-sifat yang dimiliki oleh Neoplasma, diantara

lain :

a. Tumbuh Aktif
Sesui denga definisi dari Neoplasma Bahwa Neoplasma adalah suatu
abnormal dari sel-sel yang berada dalam tubuh, dimana sel ini sangat
aktif dalam membelah, bahkan intensitas pertumbuhannya diluar
kewajaran,

sehingga

tidak

terkoordinasi,

meskipu

rangsangan

pertumbuhan untuk sel normal sudah hilang.


b. Otonom
Neoplasma bersifat otonom dikarenakan ukurannya terus meningkat,
dalam

arti

lain

memiliki

kebebasan

dalam

memperluas

atau

memperlebar volume serta jumlahnya.


c. Parasit
Kenapa Neoplasma disebut parasit, karena sel-sel yang abnormal ini
merupakan pesaing berat bagi sel-sel yang normal, yang berarti
neoplasma sangat merugikan.
d. Tidak Berguna
Dilihat dari segi fungsionalnya, neoplasma ini merupakan sel-sel yang
tidak ada gunanya bagi tubuh manusia, malahan sangat berdampak
negatik apabila pertumbuhannya tidak dihentikan.
Neoplasma dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya; ada yang jinak, ada
pula

yang

ganas

(Price

et

al.,

2006).

Di

bawah

ini

menunjukkan

perbandingan karakteristik dari tumor jinak dan tumor ganas


a. Diferensiasi dan Anaplasia
Istilah diferensiasi dipergunakan untuk sel parenkim tumor. Diferensiasi
yaitu derajat kemiripan sel tumor ( parenkim tumor ). Jaringan asalnya
yang terlihat pada gambaran morfologik dan fungsi sel tumor. Proliferasi
neoplastik menyebabkan penyimpangan bentuk. Susunan dan sel

tumor. Hal ini menyebabkan set tumor tidak mirip sel dewasa normal
jaringan asalnya. Tumor yang berdiferensiasi baik terdiri atas sel-sel
yang menyerupai sel dewasa normal jaringan asalnya, sedangkan tumor
berdiferensi buruk atau tidak berdiferensiasi menunjukan gambaran sel
primitive dan tidak memiliki sifat sel dewasa normal jaringan asalnya.
Semua tumor jinak umumnya berdiferensiasi baik. Sebagai contoh
tumor jinak otot polos yaitu leiomioma uteri. Sel tumornya menyerupai
sel otot polos.
Demikian pula lipoma yaitu tumor jinak berasal dari jaringan lemak ,sel
tumornya terdiri atas sel lemak matur,menyerupai sel jaringan lemak
normal. Tumor ganas berkisar dari yang berdiferensiasi baik sampai
kepada yang tidak berdiferensiasi . Tumor ganas yang terdiri dari sel-sel
yang tidak berdiferensiasi disebut anaplastik. Anaplastik berasal tanpa
bentuk atau kemunduran ,yaitu kemunduran dari tingkat diferensiasi
tinggi ke tingkat diferensiasi rendah. Anaplasia ditentukan oleh sejumlah
perubahan gambaran morfologik dan perubahan sifat, pada anaplasia
terkandung 2 jenis kelainan organisasi yaitu kelainan organisasi sitologik
dan kelainan organisasi posisi.
Anaplasia sitologik menunjukkan pleomorfi yaitu beraneka ragam
bentuk dan ukuran inti sel tumor. Sel tumor berukuran besar dan kecil
dengan bentuk yang bermacam-macam . mengandung banyak DNA
sehingga

tampak

lebih

gelap

(hiperkromatik

)Anaplasia

posisionalmenunjukkan adanya gangguan hubungan antara sel tumor


yang satu dengan yang lain . terlihat dari perubahan struktur dan
hubungan antara sel tumor yang abnormal.
b. Derajat Pertumbuhan
Tumor jinak biasanya tumbuh lambat sedangkan tumor ganas cepat.
tetapi derajat kecepatan tumbuh tumor jinak tidak tetap, kadang
kadang tumor jinak tumbuh lebih cepat daripada tumor ganas. Karena

tergantung pada hormone yang mempengaruhi dan adanya penyediaan


darah yang memadai. Pada dasarnya derajat pertumbuhan tumor
berkaitan dengan tingkat diferensiasi sehingga kebanyakan tumor ganas
tumbuh lebih cepat daripada tumor jinak. Derajat pertumbuhan tumor
ganas tergantung pada 3 hal, yaitu:
a. Derajat pembelahan sel tumor
b. Derajat kehancuran sel tumor
c. Sifat elemen non-neoplastik pada tumor
Pada pemeriksaan mikroskopis jumlah mitosis dan gambaran aktivitas
metabolisme inti yaitu inti yang besar,kromatin kasar dan anak inti
besar berkaitan dengan kecepatan tumbuh tumor. Tumor ganas yang
tumbuh cepat sering memperlihatkan pusat-pusat daerah nekrosis /
iskemik. Ini disebabkan oleh kegagalan penyajian daerah dari host
kepada sel sel tumor ekspansif yang memerlukan oksigen.
c. Invasi Lokal
Hampir semua tumor jinak tumbuh sebagai massa sel yang kohesif dan
ekspansif pada tempat asalnya dan tidak mempunyai kemampuan
mengilfiltrasi ,invasi atau penyebaran ketempat yang jauh seperti pada
tumor ganas. Oleh karena tumbuh dan menekan perlahan lahan maka
biasanya dibatasi jaringan ikat yang tertekan disebut kapsul atau
simpai,yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat sekitarnya.
Simpai sebagian besar timbul dari stroma jaringan sehat diluar tumor,
karena sel parenkim atropi akibat tekanan ekspansi tumor. Oleh karena
ada simpai maka tumor jinak terbatas tegas, mudah digerakkan pada
operasi. Tetapi tidak semua tumor jinak berkapsul,ada tumor jinak yang
tidak berkapsul misalnya hemangioma.
`

Tumor ganas tumbuh progresif,invasive,dan merusak jaringan


sekitarnya.

Pada

umumnya

terbatas

tidak

tegas

dari

jaringan

sekitarnya. Namun demikian ekspansi lambat dari tumor ganas dan

terdorong ke daerah jaringan sehat sekitarnya. Pada pemeriksaan


histologik,masa yang tidak berkapsul menunjukkan cabang cabang
invasi seperti kaki kepiting mencengkeram jaringan sehat sekitarnya.
Kebanyakan tumor ganas invasive dan dapat menembus dinding dan
alat tubuh berlumen seperti usus,dinding pembuluh darah,limfe atau
ruang

perineural.

Pertumbuhan

invasive

demikian

menyebabkan

reseksi pengeluaran tumor sangat sulit. Pada karsinoma in situ


misalnya di serviks uteri ,sel tumor menunjukkan tanda ganas tetapi
tidak menembus membrane basal. Dengan berjalannya waktu sel
tumor tersebut akan menembus membrane basal.
d. Metastasis / Penyebaran
Metastasis adalah penanaman tumor yang tidak berhubungan dengan
tumor primer. Tumor ganas menimbulkan metastasis sedangkan tumor
jinak tidak. Infasi sel kanker memungkinkan sel kanker menembus
pembuluh darah, pembuluh limfe dan rongga tubuh,kemudian terjadi
penyebaran. Dengan beberapa perkecualian semua tumor ganas dapat
bermetastasis. Kekecualian tersebut adalah Glioma ( tumor ganas sel
glia ) dan karsinoma sel basal , keduanya sangat infasif, tetapi jarang
bermetastasis. Umumnya tumor yang lebih anaplastik,lebih cepat timbul
dan padanya kemungkinan terjadinya metastasis lebih besar. Namun
banyak kekecualian. Tumor kecil berdiferensiasi baik, tumbuh lambat,
kadand- kadang metastasisnya luas. Sebaliknya tumor tumbuh cepat
,tetap terlokalisir untuk waktu bertahun- tahun
Perbandingan karakteristik dari tumor jinak dan tumor ganas.
Karakteristik

Tumor Jinak

Tumor Ganas

Diferensiasi /

Berdiferensiasi

Sebagian

anaplasia

baik;

tidak

struktur mungkin

memperlihatkan

khas jaringan asal

diferensiasi

Laju pertumbuhan

Biasanya progresif Tidak


terduga
disertai anaplasia;
dan
lambat;

dan
mungkin mungkin cepat atau

berhenti
atau
Invasi lokal

tumbuh lambat;
menciut; mitotik

mungkin

Biasanya
gambaran kohesif
mitotik Invasif
banyak

dan

dan
ekspansil,

Metastasis

gambaran

lokal,
massa menginfiltrasi

berbatas

tegas jaringan normal di

yang

tidak sekitarnya; kadang-

menginvasi

atau kadang

Tidak
ada
menginfiltrasi

mungkin

Sering
tampak kohesif dan
ditemukan;
semakin besar dan
semakin

kurang

berdiferensiasi

2.5

Klasifkasi dan Tatanama Neoplasma


Semua tumor baik tumor jinak maupun ganas mempunyai dua

komponen dasar ialah parenkim dan stroma, dimana :

a. Parenkim adalah sel tumor yang proliferatif, artinya menunjukkan


sifat pertumbuhan dan fungsi bervariasi menyerupai fungsi sel
asalnya. Sebagai contoh produksi kolagen,musin,atau keratin.
b. Stroma adalah pendukung parenkim tumor ,terdiri atas jaringan ikat
dan pembuluh darah.
Penyajian makanan pada sel tumor melalui pembuluh darah dengan cara
difusi. Klasifikasi neoplasma yang digunakan biasanya berdasarkan :
1. Klasifikasi Atas Dasar Sifat Biologik Tumor
Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang
bersifat jinak ( tumor jinak ) dan tumor yang bersifat ganas (tumor ganas)
dan tumor yang terletak antara jinak dan ganas disebut Intermediate .
a) Tumor Jinak ( Benigna )
Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai kapsul.
Tidak tumbuh infiltratif, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak
menimbulkan anak sebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak pada
umumnya

disembuhkan

dengan

sempurna

kecuali

yang

mensekresihormone atau yang terletak pada tempat yang sangat


penting, misalnya disumsum tulang belakang yang dapat menimbulkan
paraplesia atau pada saraf otak yang menekan jaringan otak.
b) Tumor ganas ( maligna )
Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltratif. Dan
merusak

jaringan sekitarnya. Disamping itu dapat menyebar

keseluruh tubuh melalui aliran limpe atau aliran darah dan sering
menimbulkan kematian.
c) Intermediate
Diantara 2 kelompok tumor jinak dan tumor ganas terdapat
segolongan kecil tumor yang mempunyai sifat invasive local tetapi

kemampuan metastasisnya kecil.Tumor demikian disebut tumor agresif


local tumor ganas berderajat rendah. Sebagai contoh ialah karsinoma
sel basal kulit.
2. Klasifikasi atas dasar asal sel / jaringan ( histogenesis )
Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar asal sel tumor yaitu :
a. Neoplasma berasal sel totipoten
Sel totipoten ialah sel yang dapat berdeferensiasi kedalam tiap jenis
sel tubuh.Sebagai contoh ialah zigot yang berkembang menjadi
janin. Paling sering sel totipoten dijumpai pada gonad yaitu sel
germinal. Tumor sel germinal dapat berbentuk sebagai sel tidak
berdifensiasi, contohnya : Seminoma atau diseger minoma.Yang
berdiferensiasi minimal contohnya : karsinoma embrional, yang
berdiferensiasi kejenis jaringan termasuk trofobias misalnya chorio
carcinoma. Dan yolk sac carcinoma. Yang berdiferensiasi somatic
adalah teratoma.
b. Tumor sel embrional pluripoten
Sel embrional pluripoten dapat berdiferensiasi kedalam berbagai
jenis sel-sel dan sebagai tumor akan membentuk berbagai jenis
struktur alat tubuh. Tumor sel embrional pluripoten biasanya
disebut

embiroma

atau

biastoma,

misalnya

retinobiastoma,

hepatoblastoma, embryonal rhbdomyosarcoma/


c. Tumor sel yang berdiferensiasi
Jenis sel dewasa yang berdiferensiasi, terdapat dalam bentuk sel
alat-lat tubuh pada kehidupan pot natal. Kebanyakan tumor pada
manusia terbentuk dari sel berdiferensiasi.

Tata nama tumor ini merupakan gabungan berbagai faktor yaitu


perbedaan antara jinak dan ganas, asal sel epnel dan mesenkim lokasi dan
gambaran deskriptif lain.
a. Tumor epitel
Tumor jinak epitel disebut adenoma jika terbentuk dari epitel
kelenjar misalnya adenoma tiroid, adenoma kolon. Jika berasal dari
epitel

permukaan

dan

mempunyai

arsitektur

popiler

disebut

papiloma. Papiloma dapat timbul dari eitel skuamosa (papiloma


skuamosa),

epitel

permukaan

duktus

kelenjar

papiloma

interaduktual pada payudara ) atau sel transisional ( papiloma sel


transisional ).
Tumor ganas epitel disebut karsinoma. Kata ini berasal dari kota
yunani yang berarti kepiting. Jika berasal dari sel skuamosa disebut
karsinoma sel skuamosa. Bila berasal dari sel transisional disebut
karsinoma sel transisional. Tumor ganas epitel yang berasal dari
epitel belenjar disebut adenokarsinoma.
b. Tumor jaringan mesenkin
Tumor jinak mesenkin sering ditemukan meskipun biasanya kecil
dan tidak begitu penting. Dan diberi nama asal jaringan (nama
latin) dengan akhiran oma. Misalnya tumor jinak jaringan ikat
(latin fiber) disebut Fibroma. Tumor jinak jaringan lemak (latin
adipose) disebut lipoma. Tumor ganas jaringan mesenkin yang
ditemukan kurang dari 1 persendiberi nama asal jaringan (dalam
bahasa latin atau yunani ) dengan akhiran sarcoma sebagai
contoh tumor ganas jaringan ikat tersebut Fibrosarkoma dan berasal
dari jaringan lemak diberi nama Liposarkoma.
Kekecualian ketentuan di atas diberlakukan pada beberapa kelompok
tumor yang namanya tidak sesuai dengan ketentuan diatas.

1. Tumor yang kedengarannya jinak, tapi ganas


Terdapat beberapa tumor ganas yang berakhiran oma pada
naman asal selnya. Tetapi sebenarnya tumor tersebut ganas.
Contohnya adalah limfoma, plasmasitoma, glioma, astrositoma.
Untuk menjelaskan sifat ganasnya maka dicantumkan nama
maligna, sehingga namanya menjadi Lymphoma maligna,
melanoma maligna
2. Tumor yangolongan namnya ganas, tapi jinak
Dua tumor tulang yang jarang ditemukan yaitu osteoblastoma
dan kondroblastoma bergolongan nama ganas sebab berakhiran
blastoma, tapi ini adalah tumor jinak
3. Leukimia
Merupakan tumor pembentuk darah, penyakit ini dianggap
ganas meskipun bebrapa diantaranya menunjukkan perjalanan
klinik lambat.
4. Tumor yang asal selnya tidak di ketahui
Untuk tumor yang tidak diketahui asal selnya, maka orang yang
pertama kallinya menemukan tumor tersebut dipakai dan
dijadikan sebagai nama tumor. Contoh : Ewings Sarcoma,
Hodgkins Sarcoma
a) Tumor campur (mixed Tumor)
Neoplasma yang terdiri dari lebih dari 1 jenis sel disebut tumor campur
(mixed tumor). Sebagai contoh tumor campur kelenjar liur (adenoma
pleomorfik kelenjar liur) yang terdiri atas epitel kelenjar, jaringan
tulang rawan dan matriks berdegenerasi musin. Contoh lain ialah
fibroadenoma mammae terdiri atas epitel yang membatasi lumen,
atau celah dan jaringan ikat reneging matriks.
b) Hamartoma dan koristoma
Hamartoma ialah lesi yang menterupai tumor. Pertumbuhannya ada
koordinasi dengan jaringan individu yang bersangkutan. Tidak tumbuh
otonom seperti neoplasma.Hamartoma selalu jinak dan biasanya terdiri

atas 2 atau lebih tipe sel matur yang pada keadaan normal terdapat
pada alat tubuh dimana terdapat lesi hamartoma.
c) Kista
Kista ialah ruangan berisi cairan dibatasi oleh epitel. Kista belum tentu
tumor / neoplasma tetapi sering menimbulkan efek local seperti yang
ditimbulkan oleh tumor / neoplasma.Beberapa yang sering kita jumpai
ialah kista :

Congenital ( ialah kista bronchial dan kista ductus tiroglosusus).


Neoplastik (chystadenoma, cystadenocarcinoma ovarium).
Parasitic (kista hidatid oleh echinococcus granulosus).
Implantasi (kista epidermoid pada kulit setelah operasi)

2.6 Mekanisme dan Patofisiologi Nyeri Akibat Neoplasma


a. Mekanisme Neoplasma
Mekanisme pembentukan neoplasma atau tumor ganas disebut
dengan Karsinogenesis. Karsinogenesis merupakan suatu proses multi-tahap.
Sebagian besar karsinogen sebenarnya tidak reaktif (prokarsinogen atau
karsinogen proximate), namun di dalam tubuh diubah menjadi karsinogen
awal (primary) atau menjadi karsinogen akhir (ultimate). SitokromP450 suatu
mono-oksidase

dependen

retikulum

endoplasmik

sering

mengubah

karsinogen proximate menjadi intermediate defisien elektron yang reaktif


(electrophils). Intermediate (zat perantara) yang reaktif ini dapat berinteraksi
dengan pusat-pusat di DNA yang kaya elektron (nucleophilic) untuk
menimbulkan mutasi. Interaksi antara karsinogen akhir dengan DNA
semacam ini dalam suatu sel diduga merupakan tahap awal terjadinya
karsinogenesis kimiawi. DNA sel dapat pulih kembali bila mekanisme
perbaikannya normal, namun bila tidak sel yang mengalami perubahan
dapat tumbuh menjadi tumor yang akhirnya nampak secara klinis. Kokarsinogen

(promoter)

sendiri

bukan

karsinogen.

Promoter

berperan

mempermudah pertumbuhan dan perkembangan sel tumor dormant atau

latent. Waktu yang diperlukan untuk terjadinya tumor dari fase awal
tergantung pada adanya promoter tersebut dan untuk kebanyakan tumor
pada manusia periode laten berkisar dari 15 sampai 45 tahun.
Proses transformasi sel normal menjadi sel ganas melalui displasi terjadi
melalui mekanisme yang sangat rumit, tetapi secara umum mekanisme
karninogenesis ini terjadi melalui tiga tahap yaitu:
a. Inisiasi
Adalah proses

yang melibatkan mutasi genetik yang menjadi

permanen dalam DNA sel. Dipicu oleh insiator (bahan yg mampu


menyebabkan mutasi gen) initiated cells. Sel-sel masih mirip
dengan sel normal.
b. Promosi
Merupakan suatu tahap ketika sel mutan berproliferasi. Diakibatkan
karena klon yang tidak stabil dan mengalami inisiasi, dipaksa untuk
berproliferasi dan menjalani mutasi tambahan sehingga akahirnya
berkembang menjadi tumaor ganas (neoplasma). Initiated cells dipicu
oleh

promotor

(terus

menerus/berulang)

transformed

cells.

Perubahan informasi genetik, sintesis DNA, replikasi meningkat a lesi


insitu.

Hormon

sering

menjadi

promotor

yang

merangsang

pertumbuhan sel ganas. Misalnya Esterogen dapat merangsang


pertumbuhan kanker pada payudara dan ovarium.
c.

Progresi
Sutau tahap ketika klon sel mutan mendapatkan satu atau lebih
karakteristik neoplasma ganas seiring berkembangnya tumor, sel
menjadi lebih heterogen akibat mutasi tambahan terhadap gen.
Perubahan Protoonkogen menjadi onkogen onkoprotein. Perubahan
fenotip: klinik terdpt benjolan (tumor). Contohnya Perubahan karyotip
kromosom. Beberapa subklon ini dapat memperlihatkan perilaku
ganas yang lebih agresif atau lebih mampu untuk menghindari
seranganoleh sistem imun. Selama stadium ini, massa tumor yang
meluas mendapat lebih banyak perubahan yang memungkinkan

tumor menginvasi jaringan yang berdekatan, membentuk pasokan


darahnya sendiri (angigenesis), atau masuk melalui pembuluh darah
dan bermigrasi ke bagian tubuh lainnya yang letaknya berjauhan
untuk membentuk tumor sekunder.
Proses transformasi sel kanker terjadi melalui pengaturan proliferasi oleh
beberapa jenis gen yaitu:
1. Protoonkogen dan onkogen
Protoonkogen berfungsi mengatur proliferasi dan diferensiasi sel
normal. Ransangannya faktor pertumbuhan ekstraseluler diterima oleh
reseptor faktor pertumbuhan di permukaan membran dan diteruskan
melalui transmembran sel (guanine nucleotide binding protein) ke
dallam sitoplasma dan kedalam inti sel. Bila kemudian terjadi hit oleh
bahan karsinogen maka akan terjadi roliferasi sel abnormal yang
berlebihan dan tak terkendali, dimana protoonkogen berubah menjadi
onkogem
2. Anti onkogen
Terjadinya kanker tidak semata disebabkan oleh aktivasi onkogen tapi
dapat

teraktivasi

anti

onkogen.

Pada

sel

normal

terdapat

keseimbangan antara onkogen dan anti onkogen. Anti onkogen yang


sudah dikenal secara umum adalah tp53. Apabila tp53 gagal mengikat
DNA, maka kemampuan mengontrol proliferasi menjadi hilang dan
proliferasi sel jaringan terus menerus dan tidak terkendali. Inaktivasi
p53 dapat terjadi oleh translokasi atau delesi. Gen tp53 ini merupakan
tumor supresor gen

yang paling sering mengalami mutasi dalam

kanker
3. Gen repair DNA
Dalam keadaan normal, kerusakan gen akibat fakor endogen maupun
eksogen dapat diperbaiki oleh mekanisme excission repair DNA
lession kegagalan mekanisme ini menimbulkan DNA yang cacat dan
diturunkan pada keturunan berikutnya sebagai mutasi permanen yang
berpotensial menjadi kanker.
4. Gen anti apoptosis

Pada berbagai sel oagan tubuh kematian sel secara terprogram yang
disebut apoptosis. Sepeti misalnya protein ABL yang terdapat dalam
nukleus. Ia berperan untuk memulai proses apptosis sel yang
menderita kerusakan pada DNA. Sel nekrosis tanpa reaksi radan
diabsorsi oleh magrofag
5. Gen anti metastesis
Para pakar teah mengidentifikasi gen nmEl dan nmE2 pada beberapa
kasus

insiden

metastase

tinggi,

hilangnya

fungsi

gen

tertentu

tanmpaknya berpotensi sebagai petanda agresifitas tumor


6. Imunitas
Peran imunitas ikut mempengaruhi proses pertumbuhan kanker baik
imunitas humoral maupun selular. Bukti-bukti menunjukkan bahwa
adanya keterlibatan proses immune dalam neplasia dengan insiden
tinggi terutama pada pasien dengan imunodefisiensi dan pasien pasca
transplantasi yang diberi obat imunosupresif.
b. Patofisiologi Nyeri Akibat Neoplasma
Patofisiologi nyeri diawali dengan pengeluaran mediator-mediator
inflamasi, seperti bradikinin, prostaglandin (PGE2 dan PGEa), histamin,
serotonin, dan substansi P yang akan merangsang ujung-ujung saraf
bebas.

Stimulus

ini

akan

diubah

menjadi

impuls

listrik

yang

dihantarkan melalui saraf menuju ke sistem saraf pusat. Adanya impuls


nyeri akan menyebabkan keluarnya endorfin yang akan berikatan
dengan reseptor m, d, dan k di sistem saraf pusat. Terikatnya endorfin
pada reseptor tersebut akan menyebabkan hambatan pengeluaran
mediator di perifer, sehingga akan menghambat penghantaran impuls
nyeri ke otak. pada keganasan, nyeri yang disebabkan oleh aktivasi
nosiseptor disebut nyeri nosiseptif; sedangkan nyeri yang ditimbulkan
oleh gangguan pada sistem saraf disebut nyeri neuropatik.Nyeri
nosiseptif terjadi akibat kerusakan jaringan yang potensial yang dapat
disebabkan oleh penekanan langsung tumor, trauma, inflamasi, atau
infiltrasi ke jaringan yang sehat dan dapat berupa nyeri somatik

maupun viseral. Nyeri somatik terjadi akibat terkenanya struktur


tulang dan otot, bersifat tajam, berdenyut, serta terlokalisasi dengan
jelas. Nyeri viseral adalah nyeri nosiseptif yang disebabkan oleh
penarikan, distensi, atau inflamasi pada organ dalam toraks dan
abdomen.

Nyeri

viseral

bersifat

difus,

tidak

teralokalisasi,

dan

dideskripsikan sebagai tegang atau kejang disertai rasa mual dan


muntah Nyeri neuropatik sering dijumpai pada pasien keganasan dan
umumnya sulit untuk ditangani. Nyeri neuropatik dapat terjadi akibat
kompresi saraf oleh masa tumor, trauma saraf pada prosedur
diagnostik atau pembedahan, serta cedera sistem saraf akibat efek
samping kemoterapi atau radioterapi. Adanya gangguan pada sistem
saraf akan menyebabkan lepasnya muatan spontan dan paroksismal
pada sistem saraf perifer dan pusat atau menyebabkan hilangnya
modulasi inhibitor pusat.

Karakteristik nyeri neuropatik adalah

hiperalgesia (respon berlebihan terhadap stimulus yang menimbulkan


nyeri) dan alodinia (nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara
normal tidak menyebabkan nyeri)Beberapa contoh mekanisme nyeri
pada kanker
1. Nyeri Kanker Somatik
Nyeri kanker somatik dapat disebabkan oleh invasi neoplastik pada
tulang, sendi, otot dan jaringan penyambung. Massa tumor
menghasilkan dan menstimulasi mediator inflamatorik lokal, yang
menyebabkan stimulasi nosiseptor perifer yang terus berlangsung.
Sumber nyeri kanker somatic yang lain yaitu fraktur tulang, spasme
otot sekitar area tumor, nyeri insisi setelah pembedahan, dan
sindrom nyeri akibat radio/kemoterapi. Sindroma nyeri somatik
yang paling banyak adalah akibat invasi sel tumor pada tulang.
Nyeri tulang bisa bersifat akut, kronik atau insidentil. Sifatnya
terlokalisasi

dengan

jelas,

intermitten

atau

konstan

dan

dideskripsikan sebagai nyeri berdenyut-denyut, tercabik, seperti

digerogoti, menyebabkan reaksi lokal, dan diperberat oleh gerakan


atau beban.
2. Stimulasi nosiseptor oleh massa tumor
Tumor terdiri dari beberapa tipe sel selain sel kanker, termasuk sel
sistem imun seperti makrofag, netrofil dan sel T. Sel-sel ini
mensekresi
langsung

berbagai

merangsang

prostaglandin,

tumour

faktor

yang

neuron

mensensitasi

aferen

necrosis

primer,

factor-

atau
dan

(TNF-),

secara

termasuk
endothelin,

interleukin 1 dan 6, epidermal growth factor, transforming growth


factor-, dan platelet-derived growth factor. Reseptor untuk banyak
faktor ini diekspresikan oleh neuron aferen primer. Meskipun
seluruh faktor ini penting dalam terjadinya nyeri kanker, obat-obat
dengan target pada prostaglandin dan endotelin adalah yang
tersedia saat ini untuk mengontrol nyeri kanker.

Gambar

3.

Hubungan antar sel


tumor dan nosisepsi.
Selain

sel-sel

kanker,

tumor terdiri dari sel-sel


inflamasi dan pembuluh
darah,

serta

kadang

berbatasan

dengan

nosiseptor

aferen

primer.

Sel-sel

kanker

dan

sel

inflamatorik melepaskan berbagai produk seperti ATP, bradykinin,


H+, nerve growth factor, prostaglandin dan vascular endothelial
growth

factor

(VEGF),

yang

mengeksitasi

atau

mensensitasi

nosiseptor. Stimuli nyeri dideteksi oleh nosiseptor , dimana badan

selnya

terdapat

pada

dorsal

root

ganglion

(DRG),

dan

ditransmisikan ke neuron-neuron pada medulla spinalis. Sinyal


selanjutnya ditransmisikan ke pusat yang lebih tinggi di otak. Sinyal
nyeri akibat kanker tampaknya naik sampai ke otak setidaknya
melalui dua jalur medulla spinalis traktus spinothalamikus dan
kolumna dorsalis. Aktivasi nosiseptor menghasilkan pelepasan
neurotransmitter seperti calcitonin gene-related peptide (CGRP),
endothelin, histamin, glutamat dan substansi P. Aktivasi nosiseptor
juga menyebabkan pelepasan prostaglandin dari ujung perifer
serabut saraf sensorik, yang menginduksi ekstravasasi plasma,
rekruitmen dan aktivasi sel-sel imun, serta vasodilatasi. (4)
3. Asidosis yang Diinduksi oleh Massa Tumor.
Baik pH intrasellular maupun ekstrasellular tumor padat lebih
rendah dari jaringan normal sekitarnya. Asidosis lokal-yang
ditandai oleh akumulasi metabolit asam-adalah ciri trauma
jaringan.
langsung

Ditemukan
terangsang

bahwa

neuron

sensorik

oleh

proton

atau

dapat

asam.

secara

Penelitian

memperlihatkan bahwa neuron sensorik mengekspresikan saluran


ion berbeda-beda yang mendeteksi asam. Kelompok utama acidsensing ion channel ini diekspresikan oleh nosiseptor VR1 dan the
acid-sensing ion channel-3 (ASIC3). Kedua saluran ini disensitasi
dan dirangsang oleh
teraktivasi

ketika

pH

penurunan pH. Lebih spesifik lagi, VR1


turun

dibawah

6.0,

dan

pH

yang

mengaktivasi ASIC3 sangat bergantung pada ekspresi saluran


ASIC pada reseptor yang sama.
Terdapat beberapa mekanisme tumor menyebabkan penurunan
pH. Bersamaan invasi sel-sel inflamasi ke jaringan neoplastik,
mereka melepaskan proton yang menimbulkan asidosis lokal.
Besarnya jumlah apoptosis yang terjadi disekitar tumor juga
memperbesar asidosis, karena sel-sel apoptosis melepaskan ionion intrasellular yang menyebabkan suasana asam. Penurunan pH

ini mengaktivasi pengiriman sinyal oleh acid-sensing channel yang


diekspresikan oleh nosiseptor.
4. Nyeri Kanker Viseral
Beberapa karakteristik klinik khas untuk nyeri viseral. Beberapa
organ dalam kurang sensitif terhadap nyeri. Organ padat seperti
paru, hati, dan parenkim ginjal tidak sensitif, meski terjadi
destruksi besar-besaran oleh proses keganasan dan nyeri terasa
hanya jika kapsular atau struktur dekat kapsul terlibat. Organ
berlubang dengan mukosa serosa seperti kolon sangat sensitif
dengan distensi lumen dan inflamasi namun tidak terhadap
pembakaran atau pemotongan. Nyeri akibat distensi kolon lebih
bergantung pada tekanan daripada volume. Diketahui bahawa
tekanan

intralumen

dalam

kolon

yang

dibutuhkan

untuk

menimbulkan sensasi nyeri adalah 40-50 mm Hg. Sehingga


tumor

dapat

terus

berkembang

tanpa

terdeteksi

dan

menyebabkan nyeri hanya pada stadium terjadinya obstruksi


komplit dan terjadi peningkatan tekanan intrakolonik.
Nyeri viseral bersifat difus dan sulit dilokalisir, dan kadang
dialihkan oleh nyeri struktur nonviseral yang lain, sehingga
sumber nyeri sebenarnya sulit dijelaskan. Nyeri viseral kadang
disalah artikan sebagai nyeri kutaneus. Nyeri bahu, dihasilkan oleh
iritasi diafragma akibat penyakit pada pleura, adalah contoh nyeri
alih kutaneus dari nyeri viseral. Nyeri viseral kadang disertai
refleks

otonom

seperti

mual.

Nyeri viseral dimediasi oleh nosiseptor tersendiri pada sistem


kardiovaskular, respirasi, gastrointestinal, dan urogenitalia, yang
dideskripsikan sebagai nyeri yang dalam, menekan, kolik, dan
diteruskan ke daerah kutaneus yang nyeri. Nyeri alih ini dianggap
sehubungan dengan fakta bahwa struktur somatik dan viseral

memiliki innervasi ganda dengan serabut saraf yang umum.


Serabut saraf ini bertemu pada kornu dorsalis medulla spinalis.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Neoplasma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh terus menerus dan tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan
jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Berdasarkan sifatnya
biologinya dibagi menjadi 3 yaitu neoplasma benigna atau biasa diebut
dengan tumor yang mempunyai sifat yang tidak berbahaya, sedangkan
neoplasma maligna atau biasa disebut dengan kanker bersifat berbahaya.
Penyebab terjadinya neoplasma adalah terjadi akibat terkena radiasi, virus,
bahan kimia, dan agen biologi. Neoplasma Maligna dapat menyebabkan
kematian apabila tidak ditangani.

Anda mungkin juga menyukai