Anda di halaman 1dari 5

INTUBASI

A. Definisi
Intubasi endotrakeal adalah proses memasukan pipa endotrakeal kedalam
trakea pasien. Dalam hal ini intubasi didalam trakea merupakan tata laksana jalan
napas tingkat lanjut.

B. Indikasi
1. Cardiac or respiratory arrest
2. Kehilangan kesadaran
3. Hemodynamik instability dengan SBP < 70 mm Hg
4. PaO2< 45 mm Hg walaupun sudah diberi oksigen

C. Langkah-Langkah
1. Alat
a) Laryngoscope

1) Terdiri dari: Blade (bilah) dan Handle (gagang)


2) Pilih ukuran blade yang sesuai dengan pasien
 Dewasa : No. 3 atau 4
 Anak : No. 2
 Bayi : No. 1
3) Pasang blade dengan handle
4) Memasang dan melepas laryngoscope selalu dengan sudut 45o
5) Cek lampu harus menyala terang
6) Memegang laryngoscope selalu dengan tangan kiri
7) Posisi tangan yang betul adalah memegang pada handle, bukan pada
pertemuan blade dan handle
b) Endotrakeal Tube (ET)
1) Pilih ET yang Low Pressure High Volume
2) Pilih ukuran yang sesuai: (ID = Internal Diameter)
 Dewasa : ID 6,5 ; 7 atau + sebesar kelingking kiri pasien
 Anak : ID 4
 Bayi
 Prematur : ID 2,5
 Aterm : 3 atau 3,5
(Selalu menyiapkan satu ukuran di bawah dan di atas, ET memiliki
cuff (balon) yang dapat dikembangkan dengan spuit).
c) Spuit 20cc
d) Stylet (biasanya jadi satu dengan ET)
e) Handsglove steril = Untuk menjaga keselamatan sebagai tenaga
medis
f) Lubrikan = Untuk mempermudah masuknya ET ke trakea
g) Forceps Magill (bila perlu)
h) AMBU Bag
1) Berguna untuk memberikan VTP (Ventilasi Tekanan Positif) sebelum
dilakukan intubasi
2) Pada AMBU Bag terdapat:
 Sungkup untuk muka (face mask)
 Kantung reservoir
 Dapat dihubungkan dengan sumber oksigen
i) Plester = untuk fiksasi ET supaya tidak mudah lepas
j) Oropharyngeal Airways (OPA) = untuk mencegah ET supaya tidak
tergigit
k) Alat suction dengan suction catheter
l) Stetoscope = untuk pengecekan apakah posisi ET sudah sesuai dengan
yang diinginkan yaitu di trakea
2. Obat Emergency
a) Sulfas Atropin (SA) dalam spuit = untuk mengatasi bradikardi akibat
salah satu efek samping dari laringoskopi
b) Aderenalin Epinefrin dalam spuit = sebagai vasopressor apabila terjadi
Cardiac Arrest akibat tindakan laringoskopi intubasi.
3. Pasien
Informed consent mengenai tujuan dan risiko tindakan intubasi laringoskopi.
4. Cara Kerja
a) Alat-alat diatur
1) Kiri pasien : laringoskop dalam posisi terbalik
2) Kanan pasien : AMBU Bag, ET (Endotrakeal Tube), OPA
(OroPharyngeal Airway), Spuit, Plester
b) Sebelum melakukan intubasi WAJIB dilakukan Ventilasi Tekanan Positif
(VTP) O2 100% dengan tujuan untuk mencegah HIPOKSIA, caranya
dengan:

1) 2 jari berada di atas sungkup muka, menekan sungkup muka ke


bawah
2) 3 jari lain berada di Ramus Mandibula, mengangkat mandibula ke
atas
3) Dengan gerakan yang lembut, kantung AMBU Bag ditekan sampai
dada terangkat
4) VTP dilakukan sampai pasien TIDAK HIPOKSIA lagi yang bisa
dilihat dari Saturasi O2 yang baik atau tidak ada tanda sianosis di
sentral maupun perifer
5) Apabila dada tidak terangkat maka dilakukan manuver jalan nafas
kembali untuk membuka nafas
c) Gunakan laringoskopi intubasi
1) Laringoskop dinyalakan
2) Buka mulut dengan tangan kanan, gerakan jari menyilang (ibu jari
menekan mandibula ke bawah, jari telunjuk menekan maksila ke
atas)
3) Pegang laringoskop dengan tangan kiri
4) Masukkan mulai dari sisi kanan kemudian menyingkirkan lidah ke
kiri
5) Cari epiglotis. Tempatkan ujung bilah laringoskop di valekula
(pertemuan epiglotis dan pangkal lidah)

6) Angkat epiglotis dengan elevasi laringoskop ke atas (jangan


menggunakan gigi seri atas sebagai tumpuan!!!) untuk melihat plica
vocalis
7) Bila tidak terlihat, minta bantuan asisten untuk melakukan BURP
Manuver (Back, Up, Right Pressure) pada cartilago cricoid sampai
terlihat plica vocalis

8) Masukkan ET sampai ujung proksimal cuff ET melewati plica


vocalis
9) Kembangkan cuff ET secukupnya (sampai tidak ada kebocoran
udara)
10) Cek dengan cara memberikan VTP. Pada pasien cek dengan
auskultasi menggunakan stetoskop, bandingkan suara nafas paru
kanan sama dengan paru kiri

11) Setelah pasti diletakkan di trakea, pasang OPA supaya tidak tergigit
oleh pasien
12) Fiksasi supaya tidak lepas = mulai dari sisi sebelah atas kemudian
memutar dan menyilang ke sebelah bawah.

Anda mungkin juga menyukai