Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rencana Kerja Tahunan (RKT) disusun berdasarkan instruksi Presiden Nomor

7 tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja istansi pemerintah sesuai dengan UU

No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang namanya diganti Rencana

Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Melalui kebijakan ini Presiden

menginstruksikan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota di seliruh Indonesia

untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dengan

menyusun rencana strategis (Renstra) yang diganti nama nya menjadi Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang mengacu pada RPJP Nasional.


Instumen yang digunakan instansi pemerintahan dalam memenuhi kewajiban

untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan visi dan misi organisasi, adalah

melalui sistem laporan Akuntabilitas Kinerja Istansi Pemerintah (AKIP) yang

merupakan satu kesatuan yaitu perencanan strategis (Renstra/RPJM), Rencana

Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintahan (LAKIP).
Sebagai implementasi dari penjabaran kegiatan tahunnya diharuskan menyusun

dahulu Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang didalamnya

merupakan penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja serta targetnya

berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra

DPKD Propinsi Sumbar Sesuai dengan UU No.32 Tahun 2004 tentang

pemerintah daerah, rencana kerja juga memuat rancangan kerangka ekonomi

prioritas pembangunan daerah dan pendanaanya.


Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) juga merupakan rencana awal

pembangunan, yang selanjutnya kegiatan tersebut dipertanggung jawabkan

dengan membuat laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP)

yang menggambarkan hasil capaian dari rencana kegiatan yang telah

dilaksanakan.
Penyusunan Rencana kerja (Ranja) tahun ini dalam rangka terselenggaranya

pemerintahan yang berhasil guna, transparan, bersih, serta bertanggung jawab

yang merupakan persyaratan bagi pemerintah Propinsi Sumbar untuk

mewujudkan aspirasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Disamping

itu tersusunya Rencana Kerja Tahunan ini bertujuan untuk memberi gambaran

tentang beben tugas yang harus dilaksanakan sesuai dengan targed yang telah

ditetapkan untuk tahun 2014 sehingga deharapkan hasilnya dapat terukur, terarah

dan dapat dipertanggung jawabkan.


Dinas Pengelolaan Keuangan daerah Propinsi sumbar merupakan suatu badan

yang mempunyai kegiatan untuk mengatur segala yang berhubungan dengan

pendapatan yang ada di kota Padang. Sehingga dalam melaksanakan kegiatannya,

DPKD harus membuat Renja-SKPD yang merupakan suatu informasi mengenai

transaksi ekonimi dan keuangan untuk mengambil suatu keputusan-keputusan

ekonomi agar dapat mencapai hasil yang optimal.


Dalam pelaksanaan tugasnya, DPKD Propinsi Sumbar dipimpin oleh kepala

dinas yang dibantu salah satunya oleh unit pelaksana teknis dinas (UPTD)

pelayanan pendapatan Propinsi di padang.


Berdasarkan hal diatas agar menjadi tenaga kerja yang siap pakai dengan daya

kompetensi tinggi melalui praktek kerja lapangan, penulis memilih Dinas

Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Propinsi Sumbar sebagai tempat


melaksanakan kegiatan Magang. Oleh karna itu, Penulis tertarik untuk

mengangkat topik yang berjudul “RENCANA KERJA UPTD PELAYANAN

PENDAPATAN PROPINSI DI PADANG TAHUN 2014 PADA DINAS

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (DPKD)”

1.2 Perumusan masalah


Bertitik tolak pada latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, agar tidak

menyimpang dari tujuan penulis dalam pembahasan selanjutnya maka penulis

membuat beberapa perumusan masalah yang berubungan dengan Rencana Kerja

UPTD Pelayanan Pendapatan Propinsi di Padang tahun 2014 pada Dinas

Pengelolaan Keuangan Daerah diantaranya:


1. Bagaimana program kerja UPTD Pelayanan Pendapatan Propinsi di Padang

tahun 2014?
2. Apa apa saja yang termasuk sumber penerimaan UPTD Pelayanan Pendapatan

propinsi di Padang
3. Berapa rencana terget kinerja UPTD Pelayanan Pendapatan Propinsi di

Padang tahun 2014?

1.3 Tujuan dan Manfaat Kegiatan Magang


1.1.1 Tujuan Kegiatan Magang
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis antara lain:
1. Untuk mengetahui dan mempelajari proses Penyusunan Rencana Kerja UPTD

pelayanan Pendapatan Propinsi di Padang pada Dinas Pengelolaan Keuangan

Daerah.
2. Untuk mempraktekkan ilmu teori yang di dapat dari bangku perkuliahan ke

instansi pemerintahan yang sesuai dengan jurusan penulis yaitu Keuangan

Negara.
3. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli madya (Amd) pada

Program Diploma III Fakultas Ekonomi Andalas Univercity Padang.


4. Memperkenalkan peserta magang pada dunia kerja sehingga peserta memiliki

wawasan dan motivasi tinggi terhadap perannya di masa depan.

1.1.2 Manfaat Kegiatan Magang


Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam kegiatan magang adalah:
1. Untuk lebih memahami dunia kerja serta mampu mengaplikasikan teori yang

dapat selama perkuliahan ke instansi pemerintahan lainya.


2. Penulis dapat mengetahui dan memahami Rencana Kerja UPTD Pelayanan

Pendapatan Propinsi di Padang tahun 2014.


3. Dapat membantu instansi pemerintahan untuk menyelesaikan tugasnya.
4. Menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam berinteraksi dengan

staholder di lingkungan kerja.

1.4 Metodologi Penelitian


Dalam penyusunan laporan magang ini penulis menggunakan metode-metode

sebagai berikut:
1. Metode Pengumpulan Data
a. Penelitian kepustakaan
Yaitu dengan mencari data sekunder berupa teori dari buku-buku tentang

rencana kerja di perpustakaan


b. Penelitian Lapangan
 Observasi/magang
Yaitu mencari data primer dan sekunder langsung kelapangan yaitu

dengan mendatangi Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD)

Propinsi Sumbar selama 40 hari kerja untuk mengamati dan mencari

informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Renja.


 Wawancara untuk mendapatkan data primer dengan menanyakan

langsung kebagian program dan pendapatan.


2. Metode Analisa Data
Dengan melakukan analisa terhadap data data yang di berikan oleh Dinas

Pengelolaan Keuangan Daerah mengenai Renja baik secara kualitatif

sebagai alat dalam menarik kesimpulan dengan cara membandingkan teori

yang ada dengan pelaksanaanya pada Dinas itu sendiri, maupun secara
kuantitatif yaitu dengan membuat anggaran rencana target kinerja tahun

2014 yang menggunakan data-data keuangan.

1.5 Sistematika Penulisan


Penulisan laporan magang ini terdiri dari 6 bab yang sistematika penulisanya

adalah seperti berikut:


BAB I : PENDAHULUAN
berisikan latar belakang, perumusan masalah, manfaat dan tujuan

magang, serta sistematika penulisan laporan magang.


BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
berisikan risikan landasan teori, dasar hukum, dan bentuk kegiatan

magang.
BAB III : GAMBARAN UMUM DPKD
berisikan sejarah berdirinya DPKD Propinsi Sumbar, visi dan misi,

tugas pokok dan fungsi, serta struktur organisasi.


BAB IV : PEMBAHASAN
berisikan Rencana Kerja UPTD Pelayanan Pendapatan Propinsi di

Padang Tahun 2014 pada Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah.


BAB V : PENUTUP
berisikan kesimpulan dari laporan magang beserta saran-saran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI


2.1.1 Pengertian Rencana Kerja
Pengertian Rencana Kerja menurut Permendagri No. 13 tahun 2006:
Rencana Kerja adalah dokumen rencana yang memuat kegiatan kegiatan yang

di perlukan untuk menghasilkan secara utuh sasaran hasil kinerja pembangunan, dalam

bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran. Setiap rencana kerja menjadi

landasan dalam pelaksanaan koordinasi dan monitoring implementasi rencana dalam

maksud menghasilkan setiap sasaran hasil kinerja pembangunan daerah.

Rencana Kerja (Renja) SKPD merupakan dokumen rencana pembangunan

masing-masing SKPD yang berjangka waktu 1 (satu) tahun, memuat kebijakan

program dan kegiatan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang

bersangkutan berdasarkan urusan yang menjadi kewenangan daerah,sasaran

(indikator) hasil dan keluaran yang terukur beserta rincian pendanaanya.

Dokumen Renja SKPD mengoperasionalkan RKP Daerah disertai upaya

mempertahankan dan meningkatkan capaian kerja pelayanan masyarakat yang sudah

dicapai oleh SKPD, dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat sesuai kesepakatan

yang dicapai dalam forum SKPD propinsi musrenbang propinsi

Renja SKPD yang telah di tetepkan dengan keputusan kepala SKPD menjadi

dasar dalam penyusun RKA-SKPD. Anggaran yang disusun dan termuat dakam RKA-

SKPD mencerminkan anggaran berbasis prestasi kerja, oleh sebap itu perlu disiapkan

dan di pahami beberapa dokumen dalam rangka penyusunan anggaran berbasis kinerja

standar biaya dan formulir RKA-SKPD untuk menyusun usulan program, kegiatan

beserta anggaran.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa rencana kerja berisikan tentang:
a. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap SKPD,
b. Sasaran (indikator) hasil dan keluaran yang akan dicapai pada akhir tahun

rencana berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan,


c. Upaya mencapai sasaran akhir pada priode pembangunan jangka menengah

2.1.2 Penyiapan Rancangan Renja SKPD


Penyusunan rancangan Renja SKPD, memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Capaian sasaran hasil pada Renstra-SKPD, yang direncanakan akan dicapai

pada tahun rencana berkenaan.


b. Penjabaran kegiata dan sasaran keluaranya untuk mencapai sasaran hasil

pada tahun rencana berkenaan.


c. Hasil analisis perkiraan laju anggaran untuk mengetahui pagu indikatif bagi

setiap pelaksanaan program kegiatan pada tahun rencana berkeneen dengan

biaya pembangunan di utamakan untuk memenuhi pelayanan kepada

masyarakat berdasarkan Standar Pelayanan Minimum (SPM).


d. Rancangan awal RKP Daerah dalam rangka mensrikronisasikan capaian

sasaran hasil / keluaran dan pagu anggaran indikatif.

2.1.3 Forum SKPD

a. Kepala SKPD menyelenggarakan forum SKPD atau forum gabungan SKPD

untuk membahas rancangan Renja SKPD, dengan mengikut sertakan para

pemangku kepentingan pembangunan yang terkait dengan fingsi SKPD


b. Mendapatkan komitmen para pemangku kepentingan pembangunan yang

menjadi masukan dalam penyempurnaan rancangan Renja SKPD.


c. Memberikan keputusan terbaik dalam penyusunan rancangan Renja SKPD

berdasarkan surat sekretaris daerah propinsi sumbar

2.1.4 Penyusunan Rancangan Akhir Renja SKPD


Penyusunan rancangan akhir Renja SKPD menggunakan hasil kesepakatan

forom SKPD, dan mengacu pada RKP daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan

Kepala Daerah
2.1.5 Penetapan Peraturan kepala SKPD tentang Renja SKPD
Anggaran Renja SKPD menjadi dokumen perencanaan tahunan SKPD yang juga

menjadi pedoman dalam penyusunan RKA-SKPD, maka Renja SKPD di tetapkan

dengan peraturan kepala SKPD.

Pengertian Keuangan Negara & Daerah

Berdasarkan undang-undang No. 17 Tahun 2003. Pengertian keuangan negara dan

Daerah adalah sebagai berikut:

Keuangan Negara adalah :

 Semua hak dan kewajiban warga negara dalam rangka penyelenggaraam

pemerintahan yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk

kekayaan yang berhubunghan dengan hak dan kewajiban negara tersebut.


 Semua hak dan kewajiban warga negara dalam rangka penyelenggaraan

pemerintah daerah yang dapat diniali dengan uang termasuk didalamnya segala

bentuh kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut

2.2 DASAR HUKUM


Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja adalah :
1. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentangan Keuaangan Negara.
2. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
3. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangn antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.


4. Peraturan Pemerintah No. 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
5. Peraturan Mentri Dalam Negri No. 13 tahun 2006 tentang pedoman

pengelolaan keuangan daerah.


BAB III
GAMBARAN UMUM DPKD PROPINSI SUMBAR
3.1 Sejarah berdirinya DPKD Propinsi Sumbar
Dalam rangka meningkatkan dan menyempurnakan penyelenggaraan

pemerinta dan pembangunan serta terakomodirnya seluruh permasalahan

pengelolaan pendapatan daerah secara berdaya guna dan berhasil maka

pengelolaan pendapatan daerah perlu di kelolaoleh suatu unit kerja tersendiri.


Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 18 tahun 2007 tentang

perubahan atas peraturan daerah Propinsi Sumarera Barat Nomor 4 Tahun 2001

tentang pembentukan organisasi dan tata kerja sekretariatan daerah sekretariatan

dewan perwakilan daerah rakyat daerah propinsi sumatera barat. Untuk menjawab

tantangan terjadinya pergeseran dalam sestim pengelolaan keuangan daerah yang

baru hanya peranannya lebih diarahkan pada pengelolaan keuangan secara efektif

dan efisien, maka untuk itu diperlukan perubahan terhadap organisasi

sekretariatan daerah.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap Organisasi dan tata

kerja perangkat Daerah Propinsi Sumatera Barat sesuai dengan kebutuhan


Propinsi Sumbar dalam melaksanakan kewenangan dengan memperhatikan

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah dan peratauran Mentri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.


Dan berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 19

Tahun 2007 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Propinsi Sumbar

nomor 5 Tahun 2001 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Dinas Daerah

Propinsi Sumbar maka terbentuklah Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah yang

merupaka gabungan dari Dinas Pendapatan Daerah, Biro Keuangan Setda

Propinsi Sumbar dan Biro Perlengkapan Satda Propinsi Sumbar.


3.2 TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3.2.1 TUGAS POKOK
Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 19 Tahun

2007 tentang perubahan kedua atas Peraturan Daerah Propinsi Sumbar

Nomor 5 Tahun 2001 tentang pembentukan organisasi dan Tata Kerja

Dinas Daerah Propinsi Sumbar, Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah

(DPKD) Propinsi Sumatera Barat mempunyai tugas membantu Gubernur

dalam menyelenggarakan pemerintah propinsi dalam urusan pengelolaan

keuangan daerah dan asset.

3.2.2 FUNGSI
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Dinas

Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut:


a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan daerah dan

asset daerah
b. Penyiapan rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

dan rancangan perubahan APBD


c. Pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah yang telah di tetapkan

dalam Peraturan Daerah


d. Pengelolaan akuntansi keuangan daerah.
e. Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah (BUD)
f. Menyiapkan laporan keuangan daerah dalam rangka pelaksanaan

pertanggung jawaban keuangan daerah.


g. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah propinsi di bidang

Pengelolaan Keuanagn Daerah.


h. Pembinaan anggaran bawahan.
i. Pembinaan jabatan fungsional.
j. Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD), serta
k. Pelaksanaan tugas-tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fingsinya

Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Propinsi Sumatera Barat

dipimpin oleh Kepala Dinas yang dalam pelaksanaan tugasnya

dibantu oleh:
1. Sekretariat
2. Bidang Asset
3. Bidang Pendapatan
4. Bidang Anggaran
5. Bidang Akuntansi
6. Bidang Bina Anggaran Daerah Bawahan
7. Bidang Kuasa BUD

3.3 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari tujuan penyusunan Renja SKPD Dinas Pengelolaan

Keuangan Daerah Propinsi Sumatera Barat untuk Tahun 2015 adalah

sebagai berikut:
 Sebagai acuan dan pedoman pelaksanaan Tugas Pokok Unit

Kerja Dinas untuk mencapai tujuan organisasi.


 Untuk memberi gambaran tentang beban tugas yang harus

dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan untuk

tahun 2014 sehingga diharapkan hasilnya dapat terukur, terarah

dan dapat dipertanggung jawabkan.


 Untuk mengukur kinerja sasaran dari masing-masing kegiatan

pada masing-masing unit kerja dinas.


 Terlaksananya penggunaan anggaran sesuai dengan jadwal

kegiatan yang telah di tetaPKAN


3.4 SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
3.4.1 SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dalam pengelolaan keuangan daerah adalah:
1. Terlaksananya pelayanan pembayaran pajak sesuai dengan Standar Pelayanan

Minimal (SPM), bersama Dinas Pendapatan Daerah, Dirlantas dan Jasaraharja


2. Meningkatkan penerimaan pajak daerah sebagai kontributor PAD terbesar

sesuai kekuatan yang berlaku.


3. Meningkatkan tertib admintrasi penatausahaan keuangan daerah
4. Meningkatkan pengelolaan (penataan dan pemanfaatan) asset daerah.
5. Meningkatnya kualitas dan kapasitas aparatur (SDM).
6. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelayanan dalam pengelolaan

keuangan daerah.

3.4.2 ARAH KEBIJAKAN


Untuk mewujudkan sasaran yang ingin dicapai dalam pengelolaan

keuanagn daerah, maka arah kebijakan adalah sebagai berikut:


1. Mengoptimalkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui

upaya intensifikasi, terutama melaluai peningkatan pelayanan, sarana

dan prasarana, pengawasan, koordinasi dan penyempurnaan prosedur

pembayaran pajak.
2. Menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah tentang

pengelolaan keuangan seperti Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan

Standar Anggaran Biaya (SAB), Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi

Keuangan Daerah.
3. Meningkatkan pengelolaan asset daerah melalui penataan, pemanfaatan

dan optimalisasi asset daerah, dan


4. Meningkatkan ketepatan waktu siklus penyusunan APBD.
3.5 Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada kantor dinas disusun berdasarkan fungsi dan objek,

sebap kegiatan pada kantor dinas dititikberatkan pada penyusunan kebijakan

bidang pengelolaan keuangan daerah. Sedangkan struktur organisasi pada

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Padang disusun berdasarkan proses

dan tujuan untuk meningkatkan kinerja operasional dan pelayanan pada

masyarakat.
Struktur organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah propinsi Sumatera

Barat diatur dalam Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat nomor 1

tahun 2003 tentang susunan organisasi dana tata kerja Dinas Propinsi

Sumbar.

Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Propinsi

Sumatera Barat terdiri dari:


a. Kepala Dinas
b. Sekretariatan, terdiri dari:
 Sub. Bagian
 Sub. Bagian Program dan Pelaporan
 Sub. Bagian Keuangan
c. Bidang Asset, terdiri dari:
 Sub. Bidang Inventarisasi dan Pembukuan
 Sub. Bid. Analisa Kebutuhan dan Penghapusan
 Sub. Bidang Investasi
d. Bidang Pendapatan, Terdiri dari:
 Sub. Bid. Perencanaan & Pengawasan PAD
 Sub. Bid. Pengelolaan dan Intensifikasi
 Sub. Bid. Dana dan Bagi Hasil
e. Bidang Anggaran, Terdiri dari:
 Sub. Bidang Anggaran Pemerintahan
 Sub. Bidang Anggaran Ekonomi
 Sub. Bid. Anggaran Kesehatan Sosbud
f. Bidang Akuntansi, terdiri dari:
 Sub. Bid. Akuntansi Pemerintahan
 Sub. Bid. Akuntansi Ekonomi
 Sub. Bid. Akuntansi Kesejahteraan Sosbud
g. Bidang Bina Anggaran Daerah Bawahan, terdiri dari:
 Sub. Bid Wilayah I
 Sub. Bid Wilayah II
 Sub. Bid Wilayah III
h. Bidang Kuasa BUD, terdiri dari:
 Sub. Bidang Tata Usaha
 Sub. Bidang Penerimaan
 Sub. Bidang Pengeluaran
i. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) terdiri atas:
 Sub. Bagian Tata Usaha
 Seksi Penetapan
 Seksi Penagihan

URAIAN TUGAS
A. KEPALA DINAS
Mempunyai tugas memimpin, mengendalikan, mengkoordinir pelaksanaan

tugas Dinas pengelolaan keuangan daerah serta menyelenggarakan

kewenangan desentralisasi dan tugas dekonsentrasi sesuai dengan

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan perundang-

undangan yang berlaku.

B. SEKRETARIAT
Mempunyai tugas melakukan melakukan pengelolaan urusan rumah tangga

dinas, perlengkapan, surat menyurat, protokkoler, keuangan, kepegawaian,

hukum, tatalaksanaan dan hubungan masyarakat dan organisasi.


a. Sub Bagian Umum, Mempunyai tugas:
 Mengendalikan surat masuk dan kekayaan daerah yang menjadi

tanggung jawab dinas


 Melaksanakan urusan rumah tangga dan keamanan kantor dan

lingkungan kantor serta rumah dinas


 Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan umum.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
b. Sub Bagian Program dan Pelaporan, mempunyai tugasl:
 Mengumpulkan data dan bahan dalam pembuatan rencana, program

kerja dan pelaporan.


 Menyiapkan pedoman dan petunjuk kerja program dan pelapor.
 Menyusun data statistik.
 Melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan kinerja.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
c. Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas:
 Menyusun program dan rencana keuangan daerah berdasarkan

ketentuan yang berlaku.


 Menyelenggarakan pelaksanaan adminstrasi keuangan.
 Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan

tunjangan PNS serta penghasilan lainya.


 Menyusun laporan bulanan, triwulan dan tahunan keuangan sesuai

ketentuan yang berlaku.


 Melaksanakan tugas lain yang diberikan pinjaman.

C. BIDANG ASSET
Bidang asset mempunyai tugas mempersiapkan bahan perumusan teknis

pengelolaan barang daerah, inventerasi dan pembukuan, analisa kebutuhan dang

penghapusan serta pengelolaan invastasi barang daerah.


Dalam melaksanakan tugas, bidang asset mempunyai fungsi:
1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan aseet daerah
2. Pelaksanaan penempatan uang daerah dan pengelolaan penatausahaan

investasi asset daerah.


3. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan keuangan daerah dan penghapusan

barang milik daerah.


4. Penyelenggaraan pemeliharaan, perlengkapan, penghapusan, penyerahan

barang bergerak dan tidak bergerak milik daerah.


5. Pelaksanaan inventarisasi dan pembukuan asset.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Bidang asset terdiri dari:


a. Sub Bidang inventarisasi dan pembukuan, mempunyai tugas :
 Mengumpulkan data dan memgumpulkan bahan tentang permasalahan

dalam menginventarisasi asset dan pembukuan


 Menyiapkan bahan penyusunan tatacara pendataan dan pembukuan

aseet daerah.
 Menyiapkan pedoman dan petunjuk kerja bidang inventarisasi dan

pembukuan.
 Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan

kegiatan.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan.
b. Sub Bidang Analisa kebutuhan dan penghapusan, mempunyai tugas :
 Mengumpulkan data bahan analisa dan kebutuhan barang dari SKPD
 Menganalisa kebutuhan barang permintaan dan pelaksanaan

penghapusan barang milik daerah


 Menyiapkan bahan hasil analisa kebutuhan barang daerah.
 Menyusun rencana analisa kebutuhan dan penghapusan barang daerah.
 Melakukan pengawasan terhadap analisa kebutuhan dan penghapusan

barang dan asset milik daerah.


 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
c. Sub Bidang Investasi, mempunyai tugas:
 Mengumpulkan data dan bahan tentang investasi.
 Menyiapkan bahan kebijakan tentang penyertaan modal daerah.
 Menyiapkan rumusan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan

dengan investasi daerah.


 Melakukan inventarisasi kekayaan daerah yang diinvestasikan.
 Membuat rencana dan program kerja Sub Bidang investasi.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

D. BIDANG PENDAPATAN
Fungsi bidang pendapatan adalah :
1. Pengkoordinasikan, penyusunan dan perencanaan pendapatan daerah.
2. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan pendapatan.
3. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam pemungutan

pendapatan daerah.
4. Pelaksanaan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah.
5. Pengawasan pelaksanaan pemugutan pendapatan daerah.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
Bidang pendapatan terdiri dari :
a. Sub Bidang Perencanaan, mempunyai tugas :
 Mengumpulkan, mengolah dan menyusun target pendapatan daerah.
 Mengkoordinasikan penyusunan target pendapatan daerah dengan unit

kerja terkait.
 Menyusun dan menyiapkan bahan yang berhubungan dengan perencanaan

pendapatan.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
b. Sub Bidang Intensifikasi dan Pengawasan PAD, mempunyai tugas :
 Mengumpulkan dan mengolah, menyusun data serta bahan tentang sumber-

sumber pendapatan.
 Menyiapkan pedoman pelaksanaan.
 Melaksanakan pengawasan PAD.
 Menyiapkan bahan laporan hasil pengawasan PAD
 melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
c. Sub Bidang Dana Perimbangan dan Bagi Hasil, mempunyai tugas :
 Mengumpulkan data dan bahan tentang sumber dan penerimaan dana

perimbangan dan bagi hasil pajak propinsi.


 Menyiapkan bahan administrasi tentang dana perimbangan dan bagi hasil

pajak propinssi
 Membuat laporan penerimaan dana perimbangan dan bagi hasil pajak

propinsi.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

E. BIDANG ANGGARAN
Mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan bahan kebijakan dan pedoman penyusunan APBD dan

perubahan APBD.
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan pinjaman daerah dana cadangan dan

piutang daerah.
3. Penyiapan bahan perumusan pemberian hibah pemerintah propinsi.
4. Penyiapan bahan perumusan kebijakan pendanaan keadaan darurat dan

keadaan luar biasa.


5. Penyiapan bahan-bahan penyusunan rencana APBD dan perubahan APBD

dengan SKPD Propinsi.

Bidang anggran terdiri dari :


a. Sub bidang anggaran Pemerintahan, mempunyai tugas :
 Mengumpulhan data dan bahan yang berkaitan dengan anggaran

pemerintah.
 Menyiapkan bahan penyusunan RAPBD dan RRAPBD dengan SKPD

bersama TAPD bidang pemerintahan.


 Mengumpulkan data / dokumen RKA-SKPD yang membidangi

pemerintahan.
 Melakukan rancangan DPA-SKPD, DPAL-SKPD yang membidangi

pemerintahan.
 Melakukan rancangan DPA-SKPD, DPAL-SKPD dan DPPA-SKPD.
 Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh pimpinan.
b. Sub Bidang Anggaan Ekonomi, mempunyai tugas :
 Mengumpulkan data yang berkaitan dengan anggaran ekonomi.
 Mengumpulkan dokumen RKA-SKPD yang yang membidangi urusan

ekonomi.
 Menyiapkan bahan penyusunan rencana APBD dan rancangan

perubahan APBD dengan SKPD bersama TAPD.


 Mengelola dan mengkonsultasikan dokumen RKA-SKPD dengan

SKPD terkait dengan TAPD.


 Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh pimpinan.
c. Sub Bidang Anggaran Kesejahteraan Sosial budaya, mempunyai tugas :
 Mengumpulkan data dan bahan yang berkaitan dengan anggaran

kesejahteraan sosial budaya.


 Mengumpulkan dokumen RKA-SKPD yang yang membidangi urusan

kesejahteraan sosial budaya.

Anda mungkin juga menyukai