Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada dasarnya neoplasma adalah sekumpulan sel abnormal yang terbentuk


oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi
dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.

Sel neoplasma mengalami transformasi, oleh karena mereka terus- menerus


membelah.Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang yang
memulainya telah hilang.Proliferasi demikian disebut proliferasi neoplastik, yang
mempunyai sifat progresif,tidak bertujuan, tidak memperdulikan jaringan sekitarnya,
tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitic.

Semua tumor baik tumor jinak maupun ganas mempunyai dua komponen
dasar ialah parenkim dan stroma.Parenkim ialah sel tumor yang proliferatif,yang
menunjukkan sifat pertumbuhan dan fungsi bervariasi menyerupai fungsi sel
asalnya.Sebagai contoh produksi kolagen,musin,atau keratin.Stroma merupakan
pendukung parenkim tumor,terdiri atas jaringan ikat dan pembuluh darah. Penyajian
makanan pada sel tumor melalui pembuluh darah dengan cara difusi.

1
1.2 Rumusan masalah

a. Tujuan umum

Agar mahasiswa dapatmemahamitentang konsep neoplasma

b. Tujuan khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami:

1 Definisi Neoplasma

2 Metabolisme Sel Neoplasma

3 Sifat Neoplasma

4 Klasifikasi dan Tata Nama Neoplasma

5 Efek Neoplasma

6 Sifat Tumor Jinak dan Tumor Ganas

7 Penyebab Kanker

8 Biologi Pertumbuhan Tumor

9 Penyebab Tumor Ganas

10 Gambaran Klinik Neoplasma

11 Pendekatan Diagnosis Tumor

2
1.3 Daftar isi

KATAPENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan

1.3 Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Neoplasma

2.2 Metabolisme Sel Neoplasma

2.3 Sifat Neoplasma

2.4 Klasifikasi dan Tata Nama Neoplasma

2.5 Efek Neoplasma

2.6 Sifat Tumor Jinak dan Tumor Ganas

2.7 Penyebab Kanker

2.8 Pertumbuhan Tumor

2.9 Penyebab Tumor Ganas

2.10 Gambaran Klinik Neoplasma

2.11 Pendekatan Diagnosis Tumor

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Neoplasma

Neoplasma adalah sekumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh terus-menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Suatu Neoplasma, sesuai definisi Willis,
adalah massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak
terkoordinasi dengan pertumuhan jaringan normal serta terus demikian walaupun
rancangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti. Hal mendasar tentang
asal neoplasma adalah hialngnya responsivitas terhadap faktor pengendali
pertubuhan yang normal.Sel neoplastik disebut mengalami transformasi karena
terus memblah diri, tampak nya tidak perduli terhadap pengaruh regulatorik yang
mengandalikan pertumbuhan senormal.Selain itu, neoplasma berperilaku seperti
parasit dan bersaing dengan sel dan jaringan normal untuk memenuhi kebutuhan
metaboliknya.Tumor mungkin tumbuh subur pada pasien yang kurus kering.Sampai
tahap tertentu, neoplasma memiliki otonomi dan sedikit banyak terus membesar
tanpa bergantung pada lingkugan lokal dan status gizi pejamu.Namun, otonomi
tersebut tidak sempurna.Beberapa neoplasma membutuhkan dukungan endokrin,
dan ketergantungan semacam ini kadang-kadang dapat dieksploitasi untuk
merugikan neoplasma tersebut.Semua neoplasma bergantung pada pejamu untuk
memenuhi kebutuhan gizi dan aliran darah.
Dalam penggunaan istilah kedoteran yang umum, neoplasma sering disebut
sebagai tumor, dan ilmu tentang tumor disebut onkologi (dari onkos, tumor dan
logos, ilmu) dalam onkologi, pembagian neoplasma menjadi kategori jinak dan ganas
merupakan hal penting.Pembagian ini didasarkan pada penilaian tentang
kemungkinan prilaku neoplasma. Suatu tumor dikatakan jinak (beniga) apabila
gambaran mikroskopik dan makroskopiknya dianggap relatif tidak berdosa, yang
mengisyaratkan bahwa tumr tersebut akan terlokalisasi, tidak dapat menyebar
ketempat lain, dan pada umumnya dapat dikeluarkan dengan tindakan bedah lokal;

4
pasien umumnya selamat. Namun, perlu dicatat bahwa tumor jinak dapat
menimbulkan kelainan yang lebih dari sekedar benjolan lokal, dan kadang-kadang
tumor jinak menimbulkan penyakit serius. Tumor Ganas (maligna) secara kolektif
disebut kanker, yang berasal dari kata latin untuk kepiting tumor melekat erat
kesemua permukaan yang dipijaknya, seperti seekor kepiting. Ganas, apabila
diterapkan pada neoplasma, menunjukkan bahwa lesi dapat menyerbu dan merusak
struktur didekatnya dan menyebar ke tempat jauh (metastesis) serta menyebabkan
sedemikian ematikan.Sebagian ditemukan secara dini dan berhasil dihilangkan,
tetapi sebutan ganas menandakan bendera merah.

2.2 Metabolisme Sel Neoplasma

Dalam metabolisme neoplasma ada beberapa hal yang penting untuk kita ketahui,
yaitu :
1. Sumber Energi
Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari glikosis anaerob karena
kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, walaupun mempunyai enzim-
enzim lengkap untuk oksidasi. Berbeda dengan sel-sel jaringan normal
yang susunan enzimnya berbeda-beda maka susunan enzim semua sel
neoplasma ialah kurang lebih sama (uniform).
2. Susunan Enzim
Sel normal lebih mengutamakan melakukan fungsi (yang menghasilkan
energi dengan jalan katabolisme) daripada pembiakan (yang
membutuhkan energi untuk anabolisme).Sel neoplasma lebih
mengutamakan pembiakan daripada melakukan fungsinya, sehingga
susunan enzim untuk katabolisme menjadi tidak penting lagi.Karena itu
susunan enzim sel-sel neoplasma adalah uniform.
3. “Competitive Struggle”
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk
protoplasma dan energi untuk tujuan tersebut. Sel-sel neoplasma agaknya
diberikan prioritas untuk mendapat asam-asam amino sehingga sel-sel
tubuh lainnya akan mengalami kekurangan. Ini dapat menerangkan

5
mengapa penderita tumor ganas pada stadium terakhir mengalami
cachexia.

2.3 Sifat Neoplasma

Sel neoplasma mengalami transformasi , oleh karena mereka terus- menerus


membelah. Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang yang
memulainya telah hilang.Proliferasi demikian disebut proliferasi neoplastik, yang
mempunyai sifat progresif,tidak bertujuan, tidak memperdulikan jaringan
sekitarnya,tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitic.
Sel neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan normal atas
kebutuhan metabolismenya pada penderita yang berada dalam keadaan lemah
.Neoplasma bersifat otonom karena ukurannya meningkat terus. Proliferasi
neoplastik menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan pembengkakan /
benjolan pada jaringan tubuh membentuk tumor.
Sifat lainnya:
1) Tumbuh Aktif
2) Otonom
3) Parasit
4) Tidak Berguna

2.4 Klasifikasi dan Tata Nama Neoplasma

Semua tumor baik tumor jinak maupun ganas mempunyai dua komponen
dasar ialah parenkim dan stroma. Parenkim ialah sel tumor yang proliferatif,yang
menunjukkan sifat pertumbuhan dan fungsi bervariasi menyerupai fungsi sel
asalnya. Sebagai contoh produksi kolagen ,musin,atau keratin. Stroma merupakan
pendukung parenkim tumor ,terdiri atas jaringan ikat dan pembuluh darah.
Penyajian makanan pada sel tumor melalui pembuluh darah dengan cara difusi.
Klasifikasi neoplasma yang digunakan biasanya berdasarkan :

6
1. Klasifikasi Atas Dasar Sifat Biologik Tumor
Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang
bersifat jinak ( tumor jinak ) dan tumor yang bersifat ganas (tumor ganas)
dan tumor yang terletak antara jinak dan ganas disebut “ Intermediate” .
a) Tumor Jinak ( Benigna )
Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai kapsul.Tidak
tumbuh infiltratif, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak
menimbulkan anak sebar pada tempat yang jauh.Tumor jinak pada
umumnya disembuhkan dengan sempurna kecuali yang mensekresi
hormone atau yang terletak pada tempat yang sangat penting, misalnya
disumsum tulang belakang yang dapat menimbulkan paraplesia atau
pada saraf otak yang menekan jaringan otak.
b) Tumor ganas ( maligna )
Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltratif.Dan merusak
jaringan sekitarnya.Disamping itu dapat menyebar keseluruh tubuh
melalui aliran limpe atau aliran darah dan sering menimbulkan
kematian.
c) Intermediate
Diantara 2 kelompok tumor jinak dan tumor ganas terdapat segolongan
kecil tumor yang mempunyai sifat invasive local tetapi kemampuan
metastasisnya kecil.Tumor demikian disebut tumor agresif local tumor
ganas berderajat rendah.Sebagai contoh ialah karsinoma sel basal kulit.
2. Klasifikasi atas dasar asal sel / jaringan ( histogenesis )
Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar asal sel tumor yaitu :
a) Neoplasma berasal sel totipoten
Sel totipoten ialah sel yang dapat berdeferensiasi kedalam tiap jenis
sel tubuh.Sebagai contoh ialah zigot yang berkembang menjadi
janin.Paling sering sel totipoten dijumpai pada gonad yaitu sel germinal.
Tumor sel germinal dapat berbentuk sebagai sel tidak berdifensiasi,
contohnya : Seminoma atau diseger minoma.Yang berdiferensiasi
minimal contohnya : karsinoma embrional, yang berdiferensiasi kejenis
jaringan termasuk trofobias misalnya chorio carcinoma. Dan yolk sac
carcinoma.Yang berdiferensiasi somatic adalah teratoma.

7
b) Tumor sel embrional pluripoten
Sel embrional pluripoten dapat berdiferensiasi kedalam berbagai
jenis sel-sel dan sebagai tumor akan membentuk berbagai jenis struktur
alat tubuh. Tumor sel embrional pluripoten biasanya disebut embiroma
atau biastoma, misalnya retinobiastoma, hepatoblastoma, embryonal
rhbdomyosarcoma/
c) Tumor sel yang berdiferensiasi
Jenis sel dewasa yang berdiferensiasi, terdapat dalam bentuk sel
alat-lat tubuh pada kehidupan pot natal.Kebanyakan tumor pada
manusia terbentuk dari sel berdiferensiasi.

Tata nama tumor ini merupakan gabungan berbagai faktor yaitu


perbedaan antara jinak dan ganas, asal sel epnel dan mesenkim lokasi
dan gambaran deskriptif lain.
1) Tumor epitel
Tumor jinak epitel disebut adenoma jika terbentuk dari
epitel kelenjar misalnya adenoma tiroid, adenoma kolon.Jika
berasal dari epitel permukaan dan mempunyai arsitektur popiler
disebut papiloma. Papiloma dapat timbul dari eitel skuamosa
(papiloma skuamosa), epitel permukaan duktus kelenjar (
papiloma interaduktual pada payudara ) atau sel transisional (
papiloma sel transisional ).
Tumor ganas epitel disebut karsinoma. Kata ini berasal dari kota
yunani yang berarti kepiting. Jika berasal dari sel skuamosa
disebut karsinoma sel skuamosa.Bila berasal dari sel transisional
disebut karsinoma sel transisional.Tumor ganas epitel yang
berasal dari epitel belenjar disebut adenokarsinoma.
2) Tumor jaringan mesenkin
Tumor jinak mesenkin sering ditemukan meskipun biasanya
kecil dan tidak begitu penting. Dan diberi nama asal jaringan
(nama latin) dengan akhiran “oma”. Misalnya tumor jinak

8
jaringan ikat (latin fiber) disebut “Fibroma”. Tumor jinak
jaringan lemak (latin adipose) disebut lipoma.
Tumor ganas jaringan mesenkin yang ditemukan kurang dari 1
persendiberi nama asal jaringan (dalam bahasa latin atau yunani
) dengan akhiran “sarcoma” sebagai contoh tumor ganas jaringan
ikat tersebut Fibrosarkoma dan berasal dari jaringan lemak
diberi nama Liposarkoma.
 Tumor campur (mixed Tumor)
Neoplasma yang terdiri dari lebih dari 1 jenis sel
disebut tumor campur (mixed tumor). Sebagai contoh
tumor campur kelenjar liur (adenoma pleomorfik kelenjar
liur) yang terdiri atas epitel kelenjar, jaringan tulang
rawan dan matriks berdegenerasi musin. Contoh lain ialah
fibroadenoma mammae terdiri atas epitel yang
membatasi lumen, atau celah dan jaringan ikat reneging
matriks.
 Hamartoma dan koristoma
Hamartoma ialah lesi yang menyerupai
tumor.Pertumbuhannya ada koordinasi dengan jaringan
individu yang bersangkutan.Tidak tumbuh otonom
seperti neoplasma.Hamartoma selalu jinak dan biasanya
terdiri atas 2 atau lebih tipe sel matur yang pada keadaan
normal terdapat pada alat tubuh dimana terdapat lesi
hamartoma.
 Kista
Kista ialah ruangan berisi cairan dibatasi oleh epitel.
Kista belum tentu tumor / neoplasma tetapi sering
menimbulkan efek local seperti yang ditimbulkan oleh
tumor / neoplasma.Beberapa yang sering kita jumpai
ialah kista :
 Congenital ( ialah kista bronchial dan kista ductus
tiroglosusus).

9
 Neoplastik (chystadenoma, cystadenocarcinoma
ovarium.)
 Parasitic (kista hidatid oleh echinococcus
granulosus).
 Implantasi (kista epidermoid pada kulit setelah
operasi).

2.5 Efek Neoplasma

Tumor jinak memberikan akibat-akibat pada penderita karena ketiga


kemungkinan:
1) Karena Posisinya
Posisi tumor. Proliferasi sel tumor akan membentuk masa yang
dapat menekan jaringan sekitarnya. Jaringan yang tertekan akan menjadi
atrofik. Adenoma kelenjar gondok akan menekan trakea dan menggangu
pernafasan. Tumor dalam ureter atau piala ginjal akan menyebabkan
bendungan air kemih. Tumor intracranial misalnya meningioma dapat
menyebabkan tekanan intracranial meninggi.

10
2) Karena Komplikasi Sekunder
Perdarahan dapat terjadi pada tumor-tumor jinak di selaput lender,
misalnya papilloma pada tractus digestivus dan tractus urinarus.
Pada tumor-tumor ini dapat pula terjadi tukak pada permukaannya yang
kemudian akan diikuti oleh infeksi.Pada tumor-tumor jinak yang
bertangkai seperti pada myoma subserosum atau suatu cystadenoma
ovarii dapat terjadi perputaran tangkai dan menimbulkan rasa nyeri yang
sangat. Tumor-tumor yang bertangkai pada usus dapat menimbulkan
intususepsi (invaginasi).
3) Produksi Hormone Yang Berlebihan
Tumor-tumor jinak kelenjar endokrin dapat menghasilkan
hormone yang berlebihan sehingga akan timbul akibat-akibat kelebihan
hormone ini pada penderita.Tumor ganas dapat menimbulkan gangguan
pada penderita disebabkan oleh posisinya dan komplikasi sekunder
seperti pada tumor jinak. Produksi hormone yang berlebihan pada tumor
ganas kelenjar endokrin mungkin tidak terjadi karena sel-selnya
berdiferensiasi buruk dan tidak membentuk hormone.Malah mungkin
terjadi defisiensi karena terjadi kerusakan sel-sel normal oleh sel
tumor.Yang terpenting pada tumor ganas adalah terjadinya destruksi
jaringansekitarnya oleh pertumbuhan yang infiltratif dan terjadinya
metastasis.Sebagian variasi ini dipengaruhi oleh reaksi penderita terhadap
tumor.Beberapa penderita tampaknya tahan terhadap penyebaran dan
mungkin daya imunologik sel menahan petumbuhan dan penyebaran sel
kanker seperti suatu reaksi radang lokal dengan perubahan histiosit pada
kelenjar getah bening regional.
Tumor ganas paling bayak menyebabkan kematian oleh karena terjadinya
cachexia, yaitu penderita sangat lemah, berat badan sangat menurun dan
keadaan umum sangat buruk. Keadaan ini menyebabkan penderita sangat
mudah diserang penyakit lain seperti pneumonia. Biasanya ada hubungan
antara jumlah keganasan tumor dengan beratnya cachexia.Tumor yang
berat dengan penyebaran yang banyak biasanya menyebabkan cachexia
yang berat.Friedel (1965) berpendapat bahawa cachexia disebabkan
adanya anemi yang berat akibat banyaknya perusakan sel-sel darah merah.

11
Perusakan sel-sel darah merah yang berlebihan ini disebabkan adanya
hiperplasi susunn retikuloendotel pada keadaan adanya tumor ganas,
akibat dirangsang oleh jaringan tumor yang nekrotik.Wilis (1967)
berpendapat bahwa cachexia disebabkan oleh berbagai faktor yang terjadi
pada keadaan tumor ganas seperti: starvation, terjadinya tukak dengan
perdarahan, infeksi sekunder, destruksi alat-alat tubuh penting seperti hati
atau paru-paru oleh anaksebar, rasa nyeri kurang tidur dan kegelisahan
penderita.

2.6 Sifat Tumor Jinak dan Tumor Ganas

1. Diferensiasi dan Anaplasia


Istilah diferensiasi dipergunakan untuk sel parenkim tumor.Diferensiasi
yaitu derajat kemiripan sel tumor ( parenkim tumor ). Jaringan asalnya yang
terlihat pada gambaran morfologik dan fungsi sel tumor.Proliferasi neoplastik
menyebabkan penyimpangan bentuk.Susunan dan sel tumor. Hal ini
menyebabkan set tumor tidak mirip sel dewasa normal jaringan asalnya.
Tumor yang berdiferensiasi baik terdiri atas sel-sel yang menyerupai sel
dewasa normal jaringan asalnya,sedangkan tumor berdiferensi buruk atau
tidak berdiferensiasi menunjukan gambaran sel primitive dan tidak memiliki
sifat sel dewasa normal jaringan asalnya. Semua tumor jinak umumnya
berdiferensiasi baik.Sebagai contoh tumor jinak otot polos yaitu leiomioma
uteri.Sel tumornya menyerupai sel otot polos. Demikian pula lipoma yaitu
tumor jinak berasal dari jaringan lemak ,sel tumornya terdiri atas sel lemak
matur,menyerupai sel jaringan lemak normal. Tumor ganas berkisar dari yang
berdiferensiasi baik sampai kepada yang tidak berdiferensiasi .Tumor ganas
yang terdiri dari sel-sel yang tidak berdiferensiasi disebut anaplastik.
Anaplastik berasal tanpa bentuk atau kemunduran ,yaitu kemunduran dari
tingkat diferensiasi tinggi ke tingkat diferensiasi rendah. Anaplasia ditentukan
oleh sejumlah perubahan gambaran morfologik dan perubahan sifat, pada
anaplasia terkandung 2 jenis kelainan organisasi yaitu kelainan organisasi
sitologik dan kelainan organisasi posisi.Anaplasia sitologik menunjukkan

12
pleomorfi yaitu beraneka ragam bentuk dan ukuran inti sel tumor. Sel tumor
berukuran besar dan kecil dengan bentuk yang bermacam-macam
.mengandung banyak DNA sehingga tampak lebih gelap (hiperkromatik
)Anaplasia posisionalmenunjukkan adanya gangguan hubungan antara sel
tumor yang satu dengan yang lain . terlihat dari perubahan struktur dan
hubungan antarasel tumor yang abnormal.
2. Derajat Pertumbuhan
Tumor jinak biasanya tumbuh lambat sedangkan tumor ganas cepat .tetapi
derajat kecepatan tumbuh tumor jinak tidak tetap,kadang – kadang tumor jinak
tumbuh lebih cepat daripada tumor ganas.karena tergantung pada hormone
yang mempengaruhi dan adanya penyediaan darah yang memadai.
Pada dasarnya derajat pertumbuhan tumor berkaitan dengan tingkat
diferensiasi sehingga kebanyakan tumor ganas tumbuh lebih cepat daripada
tumor jinak.
Derajat pertumbuhan tumor ganas tergantung pada 3 hal,yaitu :
1. Derajat pembelahan sel tumor
2. Derajat kehancuran sel tumor
3. Sifat elemen non-neoplastik pada tumor
Pada pemeriksaan mikroskopis jumlah mitosis dan gambaran aktivitas
metabolisme inti yaitu inti yang besar,kromatin kasar dan anak inti besar
berkaitan dengan kecepatan tumbuh tumor.
Tumor ganas yang tumbuh cepat sering memperlihatkan pusat-pusat daerah
nekrosis / iskemik. Ini disebabkan oleh kegagalan penyajian daerah dari host
kepada sel – sel tumor ekspansif yang memerlukan oksigen.
3. Invasi Lokal
Hampir semua tumor jinak tumbuh sebagai massa sel yang kohesif dan
ekspansif pada tempat asalnya dan tidak mempunyai kemampuan
mengilfiltrasi ,invasi atau penyebaran ketempat yang jauh seperti pada tumor
ganas.
Oleh karena tumbuh dan menekan perlahan – lahan maka biasanya dibatasi
jaringan ikat yang tertekan disebut kapsul atau simpai,yang memisahkan
jaringan tumor dari jaringan sehat sekitarnya. Simpai sebagian besar timbul
dari stroma jaringan sehat diluar tumor, karena sel parenkim atropi akibat

13
tekanan ekspansi tumor.Oleh karena ada simpai maka tumor jinak terbatas
tegas, mudah digerakkan pada operasi. Tetapi tidak semua tumor jinak
berkapsul,ada tumor jinak yang tidak berkapsul misalnya hemangioma.
Tumor ganas tumbuh progresif,invasive,dan merusak jaringan sekitarnya. Pada
umumnya terbatas tidak tegas dari jaringan sekitarnya.Namun demikian
ekspansi lambat dari tumor ganas dan terdorong ke daerah jaringan sehat
sekitarnya. Pada pemeriksaan histologik,masa yang tidak berkapsul
menunjukkan cabang – cabang invasi seperti kaki kepiting mencengkeram
jaringan sehat sekitarnya.
Kebanyakan tumor ganas invasive dan dapat menembus dinding dan alat
tubuh berlumen seperti usus,dinding pembuluh darah,limfe atau ruang
perineural. Pertumbuhan invasive demikian menyebabkan reseksi
pengeluaran tumor sangat sulit.
Pada karsinoma in situ misalnya di serviks uteri ,sel tumor menunjukkan
tanda ganas tetapi tidak menembus membrane basal. Dengan berjalannya
waktu sel tumor tersebut akan menembus membrane basal.
4. Metastasis / Penyebaran
Metastasis adalah penanaman tumor yang tidak berhubungan dengan
tumor primer.Tumor ganas menimbulkan metastasis sedangkan tumor jinak
tidak. Infasi sel kanker memungkinkan sel kanker menembus pembuluh darah,
pembuluh limfe dan rongga tubuh,kemudian terjadi penyebaran. Dengan
beberapa perkecualian semua tumor ganas dapat bermetastasis. Kekecualian
tersebut adalah Glioma ( tumor ganas sel glia ) dan karsinoma sel basal ,
keduanya sangat infasif, tetapi jarang bermetastasis.
Umumnya tumor yang lebih anaplastik,lebih cepat timbul dan padanya
kemungkinan terjadinya metastasis lebih besar. Namun banyak
kekecualian.Tumor kecil berdiferensiasi baik, tumbuh lambat, kadand- kadang
metastasisnya luas. Sebaliknya tumor tumbuh cepat ,tetap terlokalisir untuk
waktu bertahun- tahun.

14
2.7 Penyebab Kanker

Segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya kanker disebut karsinogen. Dan


berbagai penelitian dapat diketahui bahwa karsinogen dapat dibagi ke dalam 4
golongan :
1.Bahan kimia
Karsinogen kimia, Kebanyakan karsinogen kimia ialah pro-karsinogen
.Yaitu karsinogen yang memerlukan perubahan metabolis agar menjadi
karsinogen aktif, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada DNA, RNA, atau
Protein sel tubuh.

2.Virus

Karsinoen virus, Virus yang bersifat karsinogen disebut virus onkogenik.


Virus DNA dan RNA dapat menimbulkan transformasi sel. Mekanisme
transformasi sel oleh virus RNA adalah setelah virus RNA diubah menjadi DNA
provirus oleh enzim reverse transeriptase yang kemudian bergabung dengan
DNA sel penjamin. Setelah mengenfeksi sel, materi genitek virus RNA dapaat
membawa bagian materi genitek sel yang di infeksi yang disebut V-onkogen
kemudian dipindahkan ke materi genitek sel yang lain.
3.Radiasi (ion dan non-ionisasi)
Karsinogen Radrasi, Radrasi UV berkaitan dengan terjadinya kanker kulit
terutama pada orang kulit putih. Karena pada sinar / radiasi UV menimbulkan
dimmer yang merusak rangka fosfodiester DNA.
4.Agen biologic
Agen Biologik
1.Hormon : bekerja sebagai kofaktor pada karsinogenesis
2.Mikotoksin : Mikotoksin ialah toksin yang dibuat oleh jamur
3.Parasit : Parasit yang dihubungkan dengan terjadinya kanker ialah
schistosoma dan clonorchis sinensis.
Faktor-faktor mempengaruhi angka kejadian kanker :
1.Jenis kelamin
2.Umur

15
3.Ras ( suku bangsa )
4.Lingkungan
5.Geografik
6.Herediter

2.8 Pertumbuhan Tumor

Faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan tumor :


1.Kinetik pertumbuhan sel tumor
Ini akan terlihat dari pernyataan beberapa lama waktu yang diperlukan oleh
suatu sel transformasi untuk membentuk massa tumor yang jelas secara klinis.

2.Angiogenesis Tumor
Pasokan darah terhadap jaringan tumor. Tanpa ada pembuluh darah atau
pembuluh umfe tumor ganas akan gagal untuk bermetastasis.
3.Progresi dan Heterogenitas Sel Tumor

Tumor ganas berasal morokional dengan berjalannya waktu mereka


menjadi heterogen .pada tingkat molecular progresi tumor dan
heterogenitas sebagai akibat dari mutasi multiple yang terkumpul dan
saling tidak tergantungpada sel yang berbeda sehingga menurunkan
subklonal dengan sifat yang berbeda.

2.9 Penyebab Tumor Ganas

Dua yang dimiliki oleh sel tumor ganas ( kanker ) ialah kemampuan untuk
menginvasi jaringan setempat dimana tumor ganas itu tumbuh ( lokal ) dan
metastasis / menyebar ketempat yang jauh dari tumor induk. Invasi dan metastasis
merupakan sifat biologik utama tumor ganas.

16
2.10 Gambaran Klinik Neoplasma

Pengaruh tumor pada penderita :


 Akibat local
Masa jaringan tumor yang tumbuh menimbulkan tekanan pada alat – alat
penting di sekitarnya. Misalnya pembuluh darah, saraf,saluran visceral,duktus
dan alat padat yang menimbulkan berbagai komplikasi.
 Akibat umum
Pada umumnya penderita kanker menjadi kurus diikuti oleh badan
lemah,anemia, dan anoreksia.
Koheksi (kumpulan gejala- gejala) disebabkan oleh kelainan metabolisme
,bukan dari kebutuhan makanan ,melainkan akibat dari kerja factor terlarut
seperti sitoksin yang diproduksi tumor.

 Aktivitas Fungi

Aktifitas fungi lebih khas pada tumor jinak dari pada tumor ganas /
kanker,karena tumor ganas selnya udak berdiferensiasi maka
kemampuannya hilang.

2.11 Pendekatan Diagnosis Tumor

• Kecurigaan klinis
Kecurigaan diagnosa kanker ialah badan lemah, anoreksia, berat badan
turun.Menegakkan diagnosis dengan adanya riwayat penyakit.
• Diagnosis Lab Kanker
Pemeriksaan Histopatologi dan Sitologi

17
Diagnosis hispatologi adalah cara yang pasti untuk menegakkan diagnosis
neoplasma. Kedua ujung sprektum jinak – ganas memang tidak ada
masalah,tetapi diantara keduanya terletak daerah abu – abu daerah yang sukar
dan sebaiknya kita bijaksana dan hati – hati.
•Diagnosis Dini Kanker
Untuk menemukan stadium dini kanker harus dilakukan pemeriksaan rutin
pada pasien yang tidak menunjukkan gejala.
Beberapa usaha penemuan kanker tingkat dini :
1.Pemeriksaan sitologi serviks ( PAPTES ) rutin tahunan pada wanita berusia >
35 tahun.
2.Usia 50 tahun atau lebih diadakan pemeriksaan sigmoideskopi tiap 3-5
tahun,untuk menemukan lesi pada rectum.
3.SADARI ( memeriksa payudara sendiri ) bulanan,untuk menemukan benjolan
kecil pada payudara sendiri.
4.Pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara berkala.
5.Agar memperhatikan tanda WASPADA akan kanker.

2.12 Perkembangan Sel Normal Menjadi Sel Kanker

Kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel
khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk :

Tumbuh tidah normal (pembelahan sel melebihi batas normal)

Meyerang jaringan biologis didekatnya

Bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darahatau limpatik

Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel kanker
adalah

Hiperplasia

Hiperplasia adalah keadaan saat sel normal dalam jaringan bertumbuh dalam jumlah
yang berlebihan.

Displasia

18
Displasia adalah kondisi ketika sel berkembang tidak normal dan pada umumnya terlihat
adanya perubahan pada nukleusnya. Pada tahapan ini nukleus bervariasi,aktivitas
mitosis meningkat dan tidak ada ciri khas sitoplasma yang berhubungan dengan
differensiasi sel pada jaringan.

Neoplasia

Neoplasia merupakan kondisi sel pada jaringan yang sudah berpoloferasi secara tidak
normal dan memiliki sifat invasive

Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA,menyebabkan


mutasi gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi mungkin dibutuhkan
untuk mengubah sel mormal menjadi sel kanker. Mutasi mutasi tersebut sering
diakibatkan agen kimia maupun fisik.Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh)
ataupun diwariskan.

A. Klasifikasi

Perkembangan sel normal menjadi sel kanker

Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat
terjadinya.Sebagai contoh, kanker yang bermula pada usus besar dirujuk sebagai kanker
usus besar, sedangkan kanker yang terjadi pada sel basal dari kulit dirujuk sebagai
karsinoma sel basal. Klasifikasi kanker kemudian dilakukan pada kategori yang lebih
umum, misalnya:[4]

• Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel, seperti kulit atau
jaringan yang menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada sistem pencernaan atau
kelenjar. Contoh meliputi kanker kulit, karsinoma serviks, karsinoma anal, kanker
esofageal, karsinoma hepatoselular, kanker laringeal, hipernefroma, kanker lambung,
kanker testiskular dan kanker tiroid.

• Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti osteosarkoma, tulang
rawan seperti kondrosarkoma, jaringan otot seperti rabdomiosarcoma, jaringan adiposa,
pembuluh darah dan jaringan penghantar atau pendukung lainnya.

• Leukemia, merupakan kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel darah yang
berkembang di dalam sumsum tulang dan memiliki kecenderungan untuk berakumulasi
di dalam sirkulasi darah.[5]

19
• Limfoma, merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan jaringan dalam sistem
kekebalan tubuh

B. Patofisiologi

Kanker adalah kelas penyakit beragam yang sangat berbeda dalam hal penyebab dan
biologisnya.Setiap organisme, bahkan tumbuhan, bisa terkena kanker.Hampir semua
kanker yang dikenal muncul secara bertahap, saat kecacatan bertumpuk di dalam sel
kanker dan sel anak-anaknya (lihat bagian mekanisme untuk jenis cacat yang umum).

Setiap hal yang bereplikasi memiliki kemungkinan cacat (mutasi). Kecuali jika
pencegahan dan perbaikan kecatatan ditangani dengan baik, kecacatan itu akan tetap
ada, dan mungkin diwariskan ke sel anang/(daughter cell). Biasanya, tubuh melakukan
penjagaan terhadap kanker dengan berbagai metoda, seperti apoptosis, molekul
pembantu (beberapa polimerase DNA), penuaan/(senescence), dan lain-lain. Namun,
metoda koreksi-kecatatan ini sering kali gagal, terutama di dalam lingkungan yang
membuat kecatatan lebih mungkin untuk muncul dan menyebar.Sebagai contohnya,
lingkungan tersebut mengandung bahan-bahan yang merusak, disebut dengan bahan
karsinogen, cedera berkala (fisik, panas, dan lain-lain), atau lingkungan yang membuat
sel tidak mungkin bertahan, seperti hipoksia.Karena itu, kanker adalah penyakit
progresif, dan berbagai kecacatan progresif ini perlahan berakumulasi hingga sel mulai
bertindak berkebalikan dengan fungsi seharusnya di dalam organisme. Kecacatan sel,
sebagai penyebab kanker, biasanya bisa memperkuat dirinya sendiri (self-amplifying),
pada akhirnya akan berlipat ganda secara eksponensial. Sebagai contohnya :

• Mutasi dalam perlengkapan perbaikan-kecacatan bisa menyebabkan sel dan sel


anangnya mengakumulasikan kecacatan dengan lebih cepat.

• Mutasi dalam perlengkapan pembuat sinyal (endokrin) bisa mengirimkan sinyal


penyebab-kecacatan kepada sel di sekitarnya.

• Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi neoplastik, membuat sel bermigrasi dan dan
merusak sel yang lebih sehat.

Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi kekal (immortal), lihat telomeres, membuat sel
rusak bisa membuat sel sehat rusak selamanya.

Pembentukan Sel Kanker

20
Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel kanker
adalah hiperplasia, displasia, dan neoplasia.Hiperplasia adalah keadaan saat sel normal
dalam jaringan bertumbuh dalam jumlah yang berlebihan.Displasia merupakan kondisi
ketika sel berkembang tidak normal dan pada umumnya terlihat adanya perubahan pada
nukleusnya.Pada tahapan ini ukuran nukleus bervariasi, aktivitas mitosis meningkat, dan
tidak ada ciri khas sitoplasma yang berhubungan dengan diferensiasi sel pada jaringan.
Neoplasia merupakan kondisi sel pada jaringan yang sudah berproliferasi secara tidak
normal dan memiliki sifat invasif.[6]

Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan


mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi mungkin
dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut
sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen.Mutasi dapat terjadi
secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).

Kelainan siklus sel, antara lain terjadi saat:

• perpindahan fasa G1 menuju fasa S.[7]

• siklus sel terjadi tanpa disertai dengan aktivasi faktor transkripsi.[8] Pencerap hormon
tiroid beta1 (TRbeta1) merupakan faktor transkripsi yang diaktivasi oleh hormon T3 dan
berfungsi sebagai supresor tumor dan gangguan gen THRB yang sering ditemukan pada
kanker.[9]

• siklus sel terjadi dengan kerusakan DNA yang tidak terpulihkan.[10]

• translokasi posisi kromosom yang sering ditemukan pada kanker sel darah putih
seperti leukimia atau limfoma, atau hilangnya sebagian DNA pada domain tertentu pada
kromosom.[11] Pada leukimia mielogenus kronis, 95% penderita mengalami translokasi
kromosom 9 dan 22, yang disebut kromosom filadelfia.

Karsinogenesis pada manusia adalah sebuah proses berjenjang sebagai akibat paparan
karsinogen yang sering dijumpai dalam lingkungan, sepanjang hidup, baik melalui
konsumsi,[12] maupun infeksi.[13] Terdapat empat jenjang karsinogenesis:

• inisiasi tumor

• promosi tumor

• konversi malignan

• progresi tumor

21
Angiogenesis

Pada umumnya, sel kanker membentuk sebuah tumor, kecuali pada leukemia. Sebelum
tahun 1960, peneliti kanker berpendapat bahwa asupan nutrisi yang mencapai tumor
terjadi oleh karena adanya jaringan pembuluh darah yang telah ada, namun penelitian
yang lebih baru menunjukkan bahwa lintasan angiogenesis diperlukan bagi tumor untuk
berkembang dan menyebar.[14] Tanpa lintasan angiogenesis, sebuah tumor hanya akan
berkembang hingga memiliki diameter sekitar 1-2 mm, dan setelah itu perkembangan
tumor akan terhenti.[15] Sebaliknya, dengan angiogenesis, sebuah tumor akan
berkembang hingga melampaui ukuran diameter 2 milimeter.[16] Oleh karena itu, sel
tumor memiliki kemampuan untuk mensekresi protein yang dapat mengaktivasi lintasan
angiogenesis. Dari berbagai protein yang dapat mengaktivasi lintasan angiogenesis
seperti acidic fibroblast growth factor, angiogenin, epidermal growth factor, G-CSF, HGF,
interleukin-8, placental growth factor, platelet-derived endothelial growth factor, scatter
factor, transforming growth factor-alpha, TNF-α, dan molekul kecil seperti adenosina, 1-
butyryl glycerol, nikotinamida, prostaglandin E1 dan E2; para ilmuwan telah
mengidentifikasi dua protein yang sangat penting bagi pertumbuhan tumor yaitu
vascular endothelial growth factor (VEGF) dan basic fibroblast growth factor (bFGF).
Kedua protein ini disekresi oleh berbagai jenis sel kanker dan beberapa jenis sel
normal.[17]

Sekresi VEGF atau bFGF akan mengikat pada pencerap sel endotelial dan mengaktivasi
sel tersebut untuk memicu lintasan metabolisme yang membentuk pembuluh darah
baru.[18] Sel endotelial akan memproduksi sejumlah enzim MMP yang akan melakukan
degradasi terhadap jaringan matriks ekstraselular yang mengandung protein dan
polisakarida, dan berfungsi untuk sebagai jaringan ikat yang menyangga jaringan
parenkima dengan mengisi ruang di sela-sela selnya. Degradasi jaringan tersebut
memungkinkan sel endotelial bermigrasi menuju jaringan parenkima, melakukan
proliferasi dan diferensiasi menjadi jaringan pembuluh darah yang baru.

Reaksi antara asam tetraiodotiroasetat dengan integrin adalah penghambat aktivitas


hormon tiroksin dan tri-iodotironina yang merupakan salah satu faktor yang berperan
dalam angiogenesis dan proliferasi sel tumor.[19]

Metastasis

Walaupun telah dilakukan penelitian intensif selama beberapa dekade, mekanisme


patofisiologis dari metastasis belum benar-benar diketahui dan masih menjadi
kontroversi. Namun terdapat dua model metastasis fundamental,[20] yang mirip dengan
proposal metastasis yang diajukan oleh Stephen Paget pada tahun 1889 yang

22
mengatakan bahwa metastasis bergantung pada komunikasi antara sel kanker yang
disebut the seed dan lingkungan mikro pada organ tertentu yang disebut the soil.[21]

Model yang pertama menjelaskan bahwa tumor primer pada organ akan timbul dari sel
yang sama, yang mengalami berbagai perubahan seperti heterogenitas,
ketidakseimbangan genomik, akumulasi mutasi atau penyimpangan genetik, hingga
terjadi evolusi klonal meliputi perubahan fenotipe dan perilaku sel hingga potensi untuk
melakukan metastasis ke organ lain dan membentuk tumor sekunder.

Model yang kedua menjabarkan bahwa kanker yang timbul pada organ, terjadi akibat
aktivasi ruang yang diperuntukkan bagi sel punca kanker sehingga memungkinkan
metastasis dari sejumlah jaringan tubuh yang lain.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Neoplasma adalah massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya


berlebihan dan tidak terkoordinasi dengan pertumuhan jaringan normal serta terus
demikian walaupun rancangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti. Hal
mendasar tentang asal neoplasma adalah hialngnya responsivitas terhadap faktor
pengendali pertubuhan yang normal.Sel neoplastik disebut mengalami transformasi
karena terus memblah diri, tampak nya tidak perduli terhadap pengaruh regulatorik
yang mengandalikan pertumbuhan senormal.Selain itu, neoplasma berperilaku
seperti parasit dan bersaing dengan sel dan jaringan normal untuk memenuhi
kebutuhan metaboliknya.

23
Tumor mungkin tumbuh subur pada pasien yang kurus kering.Sampai tahap
tertentu, neoplasma memiliki otonomi dan sedikit banyak terus membesar tanpa
bergantung pada lingkugan lokal dan status gizi pejamu.Namun, otonomi tersebut
tidak sempurna.Beberapa neoplasma membutuhkan dukungan endokrin, dan
ketergantungan semacam ini kadang-kadang dapat dieksploitasi untuk merugikan
neoplasma tersebut.Semua neoplasma bergantung pada pejamu untuk memenuhi
kebutuhan gizi dan aliran darah.

3.2 Saran

Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan para pembaca mengetahui tentang


“konsep neoplasma” serta untuk lebih jauhnya para pembaca khususnya para
mahasiswa Akper Pemda Cianjur dapat mengimplementasikan teori-teori tersebut
dalam dunia nyata.

24

Anda mungkin juga menyukai