Anda di halaman 1dari 50

Neoplasia

MEKANISME DASAR PENYAKIT


BAGIAN PATOLOGI ANATOMI
UNIVERSITAS NEGRI GORONTALO
• Neoplasma: massa jaringan yang abnormal dengan
pertumbuhan yang pada hakekatnya bersifat otonom dan
melampaui pertumbuhan jaringan normal.
• Pertumbuhan neoplasma terus menetap, sekalipun
stimulus yang memulai pertumbuhan tersebut sudah
berhenti.
• Tipe neoplasma ditentukan berdasarkan karakteristik
parenkimnya.
• Neoplasma
• Jinak (Benign)

• Ganas (Malignant)
• Sel neoplasma yang mengalami transformasi
• Stroma penyangga yang tersusun dari unsur-
unsur yang tidak mengalami transformasi,
Komponen dasar neoplasma: seperti jaringan ikat dan pembuluh darah
Tata Nama Neoplasma Benign

• Nama neoplasma ini umumnya (tetapi tidak seragam) diakhiri


dengan akhiran –oma.
• Contoh: neoplasma mesenkim yang jinak seperti lipoma, fibroma,
osteoma, angioma dan leiomyoma.
• Tata nama tumor epitel yang jinak agak kompleks dan didasarkan
pada histogenesis serta arsitekturnya.
• Seperti:
1. Adenoma : tumor epitel jinak yang timbul dalam kelenjar atau
membentuk pola kelenjar.
2. Kistadenoma : adenoma yang menimbulkan massa kistik yang besar dan
secara tipikal terlihat, misalnya: kista ovarium
3. Papiloma : tumor epitel yang secara mikroskopik maupun
makroskopik membentuk tonjolan seperti jari-jari tangan.
4. Polip : tumor yang menonjol dari mukosa ke dalam
lumen sebuah organ yang berongga, misalnya: polip kolon
Tata Nama Neoplasma Malignant
• Neoplasma ganas dinamakan kanker.
• Dibagi menjadi dua kategori umum, yaitu:
1. Karsinoma : yang tumbuh dari sel epitel
2. Sarkoma : yang tumbuh dari jaringan mesenkim
• Tata nama jenis karsinoma dan sarcoma yang spesifik didasarkan pada penampakannya
dan asal histogenetik yang diperkirakan.
• Neoplasma epitel ganas dengan pola pertumbuhan kelenjar disebut sebagai
adenokarsinoma, sementara sarcoma yang timbul dari sel-sel otot polos atau menyerupai
sel-sel otot polos dinamakan leiomiosarkoma.
• Sebagian neoplasma memiliki lebih dari satu tipe sel parenkim. Ada dua
anggota penting dalam kategori ini, yaitu:
1. Neoplasma Campuran (Mix Neoplasm): berasal dari satu lapisan sel
benih yang berdiferensiasi menjadi lebih dari satu tipe sel parenkim,
contoh: adenoma pleomorfik (Mix Tumour)
2. Teratoma: terbentuk dari berbagai tipe sel parenkim yang mewakili
lebih dari satu lapis sel benih, biasanya tiga lapis. Neoplasma ini
timbul dari sel-sel totipotensial yang mempertahankan kemampuan
membentuk jaringan endoderm, ectoderm dan mesoderm.
Ada dua lesi non-neoplastic yang secara makroskopis menyerupai tumor, yaitu:

• Sisa ektopik jaringan yang


tidak mengalami
transformasi.
Choristoma • Misalnya: sel pancreas yang
ada di balik mukosa usus
halus.

• Massa jaringan yang asli dari


tempat tertentu tetapi sudah
mengalami disorganisasi.
Hamartoma • Misalnya: nodul hamartoma
dalam paru yang bisa
mengandung pulau kartilago,
bronkus dan pembuluh
darah.
BIOLOGI PERTUMBUHAN TUMOR:
NEOPLASMA JINAK & GANAS
• Perbedaan antara neoplasma jinak dan ganas didasarkan pada penampakan
(morfologi) dan akhirnya pada perilaku (perjalanan klinis) dengan menggunakan
empat kriteria, yaitu:
1. Perubahan keganasan (transformasi) sel target (yaitu:diferensiasi dan anaplasia).
2. Kecepatan pertumbuhan.
3. Invasi local
4. Metastasis
1. Diferensiasi dan Anaplasia
• Diferensiasi : taraf sejauh mana sel-sel neoplasma menyerupai sel-sel normal
yang sebanding.
• Pada neoplasma jinak: sel-sel yang menyusun sangat menyerupai sel normal,
yang sejenis.
• Pada neoplasma ganas: dapat berkisar dari jenis neoplasma yang
berdiferensiasi baik hingga yang berdiferensiasi sangat buruk.
• Anaplasia: kehilangan kemampuan berdiferensiasi 🡪 petunjuk utama sel-sel ganas.
• Gambaran sitologik berikut ini digunakan untuk menandai anaplasia:
a. Pleomorfisme nucleus dan seluler: variasi pada bentuk dan ukuran nucleus dan sel.
b. Hiperkromasia: nucleus berwarna gelap yang kerapkali berisi nucleolus yang menonjol.
c. Rasio nukleus-sitoplasma: mendekati 1:1 dan bukannya 1:6 atau 1:4.
d. Mitosis yang berlebihan: mencerminkan aktivitas proliferasi. Bisa ditemukan mitosis
yang abnormal (misalnya:tripolar)
e. Kehilangan polaritas: sel-sel anaplastik memperlihatkan orientasi yg terganggu dan
cenderung membentuk massa yang anarkis serta tidak terorganisasi.
f. Sel-sel raksasa neoplasma: mengandung nucleus polipoid tunggal yang besar atau
nucleus yang multiple.
• Neoplasma anaplastic dengan diferensiasi yang buruk juga memperlihatkan
kekacauan total pada susunan arsitektur jaringan.
• Neoplasma ganas terdiferensiasi baik dan neoplasma jinak cenderung masih
mempertahankan karakteristik fungsional yang dimiliki oleh sel normal.
• Displasia: pertumbuhan yang menyimpang, tetapi tidak neoplastic.
• Displasia ditemukan di dalam epitelium.
• Displasia ringan: tidak mengakibatkan kanker dan kerapkali bersifat reversible,
bila penyebabnya dihilangkan.
• Displasia yang meliputi keseluruhan tebal epitelium 🡪 neoplasma prainvasif
🡪 karsinoma in situ 🡪 awal karsinoma yang invasive.
2. Kecepatan Pertumbuhan

• Secara umum neoplasma ganas tumbuh lebih cepat daripada


neoplasma jinak.
• Perjalanan tumor dan kecepatan pertumbuhannya ditentukan oleh
produksi sel yang melebihi kehilangan sel.
• Neoplasma yang tumbuh dengan cepat dapat memiliki pergantian
sel yang cepat, yaitu kecepatan proliferasi maupun apoptosis yang
sangat tinggi.
• Proporsi sel dalam sebuah populasi neoplasma yang
berproliferasi aktifdinamakan fraksi pertumbuhan.
• Fraksi pertumbuhan sel-sel neoplasma memiliki dampak
yang sangat besar pada kerentanan terhadap intervensi
terapeutik, karena sebagian besar terapi kanker hanya
bekerja pada sel-sel yang berada dalam siklus tersebut.
• Kecepatan pertumbuhan neoplasma maligna berkorelasi
dengan tingkat diferensiasi.
3. Invasi Lokal

• Neoplasma Jinak
• Sebagian besar neoplasma jinak tumbuh sebagai massa ekspansif kohesif yang membentuk kapsul jaringan
ikat padat pada bagian tepinya.
• Neoplasma ini tidak menembus kapsul atau jaringan normal di sekitarnya.
• Keberadaan kasul memudahkan tindakan bedah enukleasi.

• Neoplasma Ganas
• Bersifat invasive serta infiltrative dan menghancurkan jaringan normal di sekitarnya.
• Neoplasma ini tidak memiliki kapsul yang batasnya jelas.
• Tindakan enukleasi tidak mungkin dilakukan, sehingga pada tindakan bedah: batas bagian tepi tumor sulit
ditentukan 🡪 jaringan sehat yang tidak terkena neoplasma akan ikut terambil.
4. Metastasis
• Proses metastasis meliputi invasi neoplasma pada system limfatik, pembuluh
darah, atau rongga tubuh yang diikuti oleh transportasi dan pertumbuhan
massa sel neoplasma sekunder yang tidak berhubungan dengan neoplasma
primer.
• Ciri yang paling penting yang membedakan jinak dan ganas.
• Hanya neoplasma pada otak dan karsinoma sel basal pada kulit yang tidak
memiliki kemampuan metastasis.
Metastasis terjadi lewat tiga jalur, yaitu:

• Kejadian ini diikuti oleh transportasi sel-sel tumor ke limfonodi regional.


Invasi ke system • Terjadi pada penyebaran awal karsinoma
limfatik

Penyebaran • Terjadi secara tipikal pada semua sarkoma


hematogen • Pembuluh vena lebih tipis🡪 mudah diinvasi 🡪 ikut aliran darah vena 🡪 paru &
hati=tempat metastase paling sering

Penyebaran ke • Terjadi lewat perbenihan sel-sel tumor pada permukaan rongga peritoneum, pleura,
pericardium atau subaraknoid.
dalam rongga tubuh • Contoh: Ca.Ovarium menyebar transperitoneal ke permukaan hati
EPIDEMIOLOGI
• Sejumlah factor menjadi factor predisposisi terjadinya kanker pada seseorang atau
pada suatu populasi:
a. Faktor geografik dan lingkungan
b. Usia
c. Predisposisi genetic
d. Kondisi predisposisi non-herediter
e. Inflamasi kronik
f. Kondisi prakanker
DASAR MOLEKULAR KANKER
• Kanker merupakan penyakit genetic: kerusakan genetic nonletal menjadi inti
karsinogenesis.
• Jejas genetic dapat diperoleh dari sel somatic karena gen lingkungan atau
karena diturunkan dalam garis turunan benih (germ line).
• Karsinogenesis merupakan proses multitahap.
• Faktor pemicu keganasan didapat secara bertahap 🡪 proses progresi tumor.
• Progresi tumor terjadi karena akumulasi mutasi yang bertururt-turut terjadi.
• Defek perbaikan DNA memudahkan terjadinya mutasi genomic
(fenotipe mutator) dan dengan demikian akan memicu transformasi
neoplastic.
• Ada 4 kelas gen regulatorik normal yang menjadi sasaran kerusakan
genetic, yaitu:
a. Protoonkogen yang meningkatkan pertumbuhan (Growth-promoting
protooncogene)
b. Gen supresor tumor penghambat pertumbuhan
c. Gen yang mengatur apoptosis
d. Gen yang mengatur perbaikan DNA
Perubahan Esensial bagi Transformasi Keganasan
- Perubahan fundamental tertentu dalam fisiologi sel turut menyebabkan
timbulnya suatu fenotipe ganas; gen yang turut menyebabkan transformasi
ganas bekerja pada satu atau lebih lintasan ini:
a. Kemandirian dalam menghasilkan sinyal pertumbuhan (proliferasi tanpa
stimuli eksternal).
b. Ketidaksensitifan terhadap sinyal yang menghambat pertumbuhan.
c. Penghindaran apoptosis
d. Defek pada perbaikan DNA
e. Potensi replikasi yang tidak terbatas (berkaitan dengan
pemeliharaan telomere)
f. Angiogenesis yang dipertahankan.
g. Kemampuan untuk menginvasi dan bermetastasis.
h. Kemampuan untuk menghindari pengenalan dan regulasi imun.
Kemandirian dalam Menghasilkan Sinyal Pertumbuhan
- Otonomi pertumbuhan tumor terjadi ketika tahap-tahap proliferasi sel normal
berlangsung tanpa adanya sinyal yang meningkatkan pertumbuhan.
- Proliferasi sel yang normal meliputi tahap-tahap berikut ini yang berpotensi
dirugikan oleh onkogen:
a. Faktor pertumbuhan yang terikat pada reseptor permukaan sel.
b. Aktivasi reseptor factor pertumbuhan yang terjadi sepintas dan berbatas dengan
aktivasi protein penghantar-sinyal pada sisi sitoplasmik membrane plasma.
c. Transmisi sinyal nucleus-melalui perantara kedua atau molekul penghantar
sinyal.
d. Induksi dan aktivasi factor regulatori nucleus yang memicu transkripsi
DNA.
e. Masuknya sel dan progresi sel lewat siklus sel.
• Merupakan gen yang
meningkatkan
Onkogen pertumbuhan sel secara
otonom pada sel-sel
kanker

• Merupakan gen selular


normal yang
Protoonkogen mempengaruhi
pertumbuhan dan
diferensiasi

• Merupakan produk
protein onkogen.
• Protein ini menyerupai
produk normal
Onkoprotein protoonkogen keuali
bahwa protein tersebut
tidak mengandung unsur-
unsur pengatur yang
normal
AGEN KARSINOGENIK & INTERAKSI
SELULERNYA
• Agen yang menyebabkan kerusakan genetic dan menimbulkan transformasi
neoplastic meliputi:
a. Karsinogen kimia
b. Energi radiasi
c. Virus onkogenik dan mikroba lainnya
• Transformasi neoplastic yang ditimbulkan oleh zat kimia merupakan
proses dinamik yang multitahap.
• Transformasi ini secara luas dapat dibagi menjadi dua stadium:
a. Inisiasi mengacu kepada induksi perubahan tertentu (mutasi) yang
ireversibel dalam genom sel. Sel yang sudah mengalami inisiasi akan
menghasilkan neoplasma ketika distimulasi secara tepat oleh agen
penggalak.
b. Promosi mengacu kepada proses induksi neoplasma dalam sel yang
terinisiasi. Proses induksi ini diebabkan oleh zat kimia yang disebut
promoter.
• Karsinogenesis Radiasi
• Sinar ultraviolet: khususnya UVB yang berasal dari matahari dapat menyebabkan kanker kulit.
• Radiasi ionisasi : radiasi elektromagnetik dan partikel 🡪 menginduksi mutasi

• Karsinogenesis Viral & Mikrobial


• Sejumlah virus DNA & RNA dapat menyebabkan kanker, yaitu:
• Human papillomavirus (HPV)
• Virus Epstein-Barr (HPV)
• Virus hepatitis B (HBV)
• Herpesvirus sarcoma Kaposi (KSHV)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai