Anda di halaman 1dari 58

NEOPLASIA

Novita Fajriyah, S.Kep., Ns., M.Kep


1. DEFINISI

• “New growth”
• Willis: massa jaringan yang abnormal, tumbuh
berlebihan, tidak terkoordinasi dengan jaringan
normal dan tumbuh terus meskipun stimulus yang
menimbulkannya telah hilang.
• Dasar pertumbuhan neoplasma: hilangnya kontrol
pertumbuhan normal.
• Sifat neoplasma:
• Parasit
• Autonomi (tdk bisa dikendalikan, tapi punya kendali sendiri)
• Clonal: seluruh populasi sel dalam tumor berasal dari sel tunggal (single
cell) yang telah mengalami perubahan genetik.
• Istilah neoplasma dalam medis sering disebut juga sebagai
tumor.
• Tumor (arti sebenarnya): semua tonjolan abnormal pada tubuh.
Pada awalnya istilah tumor ini diterapkan pada pembengkakan
(swelling) akibat inflammasi.
• “Kanker” (cancer)
• terminologi umum untuk semua tumor ganas.
• diambil dari bahasa Latin: kepiting (crab).
• Ilmu yang mempelajari neoplasma disebut onkologi.
KANKER – “CRAB” / KEPITING
2. TATA NAMA & KLASIFIKASI

• Berdasarkan perilaku klinis, neoplasma dibagi:


• Jinak (benign)
• Ganas (malignant)

• Neoplasma (jinak / ganas) mempunyai 2 komponen dasar:


• Parenkim: sel tumor/neoplastik yang proliferatif, yang
menentukan perilaku biologis tumor.
• Stroma: jaringan pendukung parenkim, tidak bersifat neoplastik,
terdiri dari jaringan ikat & pembuluh darah

• Penamaan neoplasma --- berdasarkan komponen


parenkimnya.
KOMPONEN DASAR TUMOR ( PARENKIM & STROMA)
• Klasifikasi berdasarkan :
• Sifat Biologik  ditentukan oleh parenkim
• Jinak: lambat, berkapsul, tidak infiltratif, anak
sebar (-)
• Ganas: cepat, infiltratif, anak sebar (+) ---
kematian.
• Intermediate: jinak tetapi destruktif / ganas
tetapi metastase lambat.
• Klasifikasi lain:
• Simple neoplasma
• Terdiri dari satu tipe sel
• Contoh: fibroma, fibrosarcoma, adenoma, adenocarcinoma, squamous
cell carcinoma.
• Mixed neoplasma (neoplasma campur)
• Terdiri dari > 1 tipe sel yang berasal dari 1 germ cell layer
• Contoh:
• jinak: Benign mixed tumor dari kelenjar liur, fibroadenoma mamma.
• Ganas: Wilms’ tumor (nefroblastoma).

• Compound neoplasma (neoplasma gabungan)


• Terdiri dari > 1 tipe sel yang berasal dari > 1 germ layer
• Contoh: Teratoma.
TATA NAMA TUMOR JINAK
• Secara umum dengan menambah akhiran
“oma” pada sel asal tumor.
• Mesenkimal tumor:
• Fibrosit ---------------------- Fibroma
Lipid -------------------------- Lipoma
Osteosit --------------------- Osteoma
Chondrosit ----------------- Chondroma
Otot polos ------------------ Leiomyoma
Otot bergaris -------------- Rhabdomyoma
pembuluh darah ---------- Hemangioma, dst.
• Epitelial tumor --- tata nama lebih kompleks
• Berdasarkan sel asal
• Adrenocortical adenoma, bronchial adenoma
• Arsitektur mikroskopis
• Adenoma ginjal
• Papilloma: squamous cell papilloma, transisional cell papilloma
• Bentuk makroskopis
• Papilloma: membentuk tonjolan seperti jari pada epitel permukaan
• Cystadenoma: membentuk massa kistik
• Papillary cystadenoma: membentuk papil & menonjol dalam kista
• Polyp: membentuk tonjolan diatas permukaan mukosa dan
menonjol ke dalam lumen (lambung/usus)
• Pengecualian:
• neoplasma jinak sel epitel plasenta disebut Mola Hidatidosa
A)-ADENOMA THYROID

B)-POLYP COLON
A)-CYSTADENOMA OVARII,
UNILOKULARE
B)-CYSTADENOMA OVARII,
MULTILOKULARE
A)-CYSTADENOMA OVARII

B)-PAPILLARY CYSTADENOMA
OVARII
TATA NAMA TUMOR GANAS

• Tumor ganas mesenkimal: akhiran “sarcoma”


• Fibrosit ---------------------- Fibrosarcoma
Lipid -------------------------- Liposarcoma
Osteosit --------------------- Osteosarcoma
Chondrosit ----------------- Chondrosarcoma
Otot polos ------------------ Leiomyosarcoma
Otot bergaris -------------- Rhabdomyosarcoma
pembuluh darah ---------- Angiosarcoma, dst.

• Pengecualian: limfoma (= limfo sarcoma): tumor ganas


jaringan limfoid
• Tumor ganas epitelial; akhiran “carcinoma”
• Contoh:
• Adenoma --- adenocarcinoma
• Squamous cell papilloma --- squamous cell carcinoma
• Cystadenoma --- cystadenocarcinoma

• Pengecualian:
• Hepatoma = hepatocellular carcinoma
• Basalioma = basal cell carcinoma
• seminoma = carcinoma dari testicular epithelium
• Choriocarcinoma = neoplasma ganas dari epitel plasenta
(bentuk ganas dari Mola Hidatidosa)
• Melanoma = tumor ganas sel melanosit (jinak: nevus)
A)-PAPILLARY CYSTADENOMA
OVARII

B)-PAPILLARY CYSTADENO-
CARCINOMA OVARII
3. KARAKTERISTIK NEOPLASMA JINAK & GANAS

• Neoplasma dapat dibedakan menjadi jinak /


ganas, berdasarkan:
• Differensiasi & anaplasia
• Kecepatan pertumbuhan (rate of growth)
• Invasi lokal (local invasion)
• Metastasis (anak sebar)
3.1 DIFFERENSIASI & ANAPLASIA
• Differensiasi: derajat kemiripan sel neoplastik (sel
parenkim tumor) dengan sel normal. Makin mirip –
makin baik differensiasinya.
• Well differentiated
• Moderately differentiated
• Poorly differentiated
• undifferentiated
• Semua tumor jinak --- tersusun dari sel neoplastik
yang mirip dengan sel normal (well differentiated)
• Tumor ganas bisa: well differentiated s.d
undifferentiated.
• Anaplasia --- menunjukkan pertumbuhan ke
arah tingkatan lebih rendah atau hilangnya
differensiasi struktural & fungsional suatu sel
normal.
• Anaplasia --- hallmark of malignant
transformation (petanda tumor ganas).
• Ciri-ciri morfologik sel anaplastik :
• Pleomorfik: ukuran & bentuk bervariasi (variation
in size & shape). Sel bisa berukuran >> besar atau
<< kecil.
• Morfologi inti sel tidak normal
• Inti sel hiperkromatik (karena DNA >>)
• Rasio inti : sitoplasma (N/C ratio) (hampr 1:1)
(normalnya N/C ratio 1:4 atau 1:6)
• Butiran kromatin kasar
• Nukleoli (anak inti) nyata / prominent
• Mitosis: jumlah > & didapatkan mitosis atipik.
• Hilangnya polaritas: gangguan orientasi susunan sel dalam
jaringan.
SEL ANAPLASTIK:
• DYSPLASIA
• Artinya: disordered growth.
• Terutama pada sel epitelial, ditandai oleh hilangnya uniformitas
individual sel & hilangnya orientasi arsitektur normal sel dalam
jaringan.
• Morfologi:
• Pleomorfisme (+) ( ukuran + bentuk bervariasi )
• Inti hiperkromatik (+) ( DNA >>> )
• Mitosis meningkat ( jumlah > + didapatkan mitosis atipik )
• Derajat dysplasia
• Displasia ringan (mild dysplasia)
• Displasia sedang (moderate dysplasia)
• Displasia berat (severe dysplasia) = Carsinoma insitu.
DYSPLASIA CERVIX
3.2 KECEPATAN PERTUMBUHAN
(RATE OF GROWTH)
• Secara umum:
• Kebanyakan tumor jinak: tumbuh lambat.
tergantung hormon & supply darah
contoh: leiomyoma uterus akan tumbuh cepat jika estrogen >>
(kehamilan)
• Kebanyakan tumor ganas: tumbuh cepat.

• Secara umum, kecepatan pertumbuhan tumor


berhubungan dengan derajat differensiasinya – kebanyakan
tumor ganas tumbuh lebih cepat daripada tumor jinak.
3.3 INVASI LOKAL (LOCAL
INVASION)
• Tumor jinak
• Tumbuh lokal & tidak mempunyai kemampuan untuk
menginfiltrasi, menginvasi jaringan sekitarnya.
• Berbatas jelas dengan jaringan sekitar, mempunyai kapsul
(simpai) ataupun pseudocapsul (simpai semu).
• Tidak metastasis (tidak beranak sebar)
• Pengecualian: hemangioma (tumor jinak pembuluh darah) –
tidak berkapsul & tumbuh seperti infiltratif dalam jaringan.
LEIOMYOMA UTERI
•Tumor Ganas:
• Tumbuh progresif, invasi & infiltrasi ke jaringan
sekitarnya.
• Batas tidak jelas & tidak berkapsul
• pengecualian: tumor ganas yang tumbuhnya lambat
bisa terlihat berbatas jelas pada makroskopis,
namun secara mikroskopis akan terlihat
pertumbuhan yang infiltratif ke jaringan sekitar.
• Beberapa kanker dapat tumbuh dari suatu lesi
preinvasif, disebut sebagai Carcinoma insitu.
• Biasanya terjadi pada cervix, kulit, mamma.
• Ca insitu menunjukkan gambaran sel ganas tetapi tidak
menginvasi membran basal (basal membrane intak).
3.4 METASTASIS
• Adalah anak sebar ke jaringan yang jauh dari tumor asal.
• Merupakan petanda keganasan yang paling kuat
diantara tanda lain:
• Tumor jinak --- tidak metastasis
• Tumor ganas --- metasatasis

• Metastasis:
• Percontinuatum – lewat rongga
• Limfogen
• Hematogen
• Metastasis per continuatum:
• Lewat rongga tubuh (body cavity)
• Contoh: Ca ovarium --- ke peritoneum
Ca colon --- ke cavum peritoneum
Ca paru --- ke cavum pleura
• Metastasis secara limfogen:
• Terutama pada carcinoma
• Pola penyebaran metastasis kelenjar limfe mengikuti rute normal
dari lymphatic drainage.
contoh: Ca mamma - metastasis KGB axilla
Ca paru – metastasis ke KGB hilus
Ca nasofaring – metastasis KGB colli
• Metastases secara hematogen
• Terutama pada sarcoma
• Dapat juga terjadi pada carcinoma
• Renal cell ca --- vena renalis

• Penetrasi ke vena > arteri, karena arteri memiliki dinding > tebal – lebih
tahan.
• Invasi pada vena --- sel tumor mengikuti aliran vena --- metastasis sering
terjadi pada paru & hepar.
HEPAR YANG MENGANDUNG METASTASIS KANKER
PERBANDINGAN ANTARA TUMOR JINAK & GANAS
(CONTOH: LEIOMYOMA >< LEIOMYOSARCOMA)
4. EPIDEMIOLOGY

• Epidemiologi kanker (study tentang pola kanker pada populasi) dapat


memberikan pengetahuan tentang:
• Penyebab / asal kanker
• Faktor resiko terjadinya kanker
• Hubungan antara lingkungan, faktor herediter, faktor kebudayaan dengan terjadinya
kanker.
4.2 FAKTOR GEOGRAFIK & LINGKUNGAN

• Faktor geografik & lingkungan merupakan salah satu


faktor penting dalam terjadinya kanker.
• Perbedaan geografik kanker
• Ca mamma > sering di AS & Eropa daripada di Jepang diet
>>> lemak
• Ca lambung 7x lebih banyak di Jepang daripada di AS
• Ca Liver – sering di Afrika konsumsi alkohol
• Ca nasofaring – sering di Cina makan ikan asap / asin
• Faktor Lingkungan
Merokok --- Ca. paru
Sirih --- Ca bibir / rongga mulut
Kawin muda ---- Ca. cervix
Makanan ikan asap/asin – Ca. Nasofaring
Konsumsi alkohol --- Ca liver
Diet >>lemak --- Ca. colon, Ca. mamma
4.3 UMUR (AGE)
• Secara umum, frekuensi kanker meningkat dengan
meningkatnya umur, terkait dengan akumulasi mutasi
somatik & penurunan sistem imun.
• Kebanyakan kematian akibat kanker terjadi antara umur
55-75 tahun.
• Pada anak-anak dibawah usia 15 tahun --- kanker
menyebabkan kematian sekitar 10% dari seluruh total
kematian pada anak.
• Kanker penyebab kematian pada anak yang tersering
adalah: leukemia, tumor CNS, limfoma, soft tissue
sarcoma, & bone sarcoma.
4.4 HEREDITER

• Faktor herediter juga berperan dalam


terjadinya kanker.
• Inheredited Cancer Syndromes:
• Mutasi pada single gene – meningkatkan resiko terjadinya
tumor
• Contoh:
Retinoblastoma
Neurofibromatosis tipe 1& 2
• Familial Cancers:
• Contoh: Ca colon, Ca mamma, Ca ovarium.
• Ciri khas: tumor terjadi pada usia > muda, tumor
terjadi pada 2/ > hubungan keluarga, tumor
bilateral / multiple.
• Autosomal Recessive Syndromes of
Defective DNA Repair:
• Contoh: Xeroderma pigmentosusm– terjadi
gagngguan DNA repair – Ca kulit.
5. KARSINOGENESIS:
DASAR MOLEKULAR PEMBENTUKAN KANKER

• Oncogen: gen yang produknya berkaitan dengan


terjadinya transformasi neoplastik (genes that promotes
autonomous cell growth in cancer cells)
• Prinsip fundamental:
• Dasar karsinogenesis adalah adanya kerusakan genetik
nonlethal pada sel. Kerusakan genetik ini dapat karena
pengaruh lingkungan atau herediter.
• Tumor merupakan hasil dari proliferasi klonal suatu single cell
yang telah mengalami kerusakan genetik.
• Terdapat 3 golongan gen pengatur pertumbuhan:
• Pencetus pertumbuhan --- protooncogen (protoncogen mengalami
mutasi menjadi oncogenes)
• Penghambat pertumbuhan --- tumor supressor genes /
antioncogenes
• Gen pengatur apoptosis
Ketiga golongan gen ini merupakan target utama kerusakan genetik.
• Selain ke-3 gen diatas, terdapat gen lain yang juga penting
yaitu: gen yang mengatur perbaikan kerusakan DNA (DNA
repair genes).
Kerusakan pada DNA repair genes --- mutasi gen tidak
dapat diperbaiki --- transformasi neoplastik.
SKEMA
DASAR MOLEKULER
TERJADINYA
KANKER:
6. PENYEBAB KANKER (CARCINOGEN)

• 3 golongan karsinogen:
• Bahan kimia
• Radiasi
• Agen biologik
• Virus
• Mikroba lain.
6.1 KARSINOGEN KIMIA

• Karsinogen kimia sangat beragam, termasuk bahan


kimia natural maupun synthetic.
• Karsinogen kimia dapat secara langsung (direct)
menyebabkan kanker.
• Kebanyakan karsinogen kimia bersifat tidak langsung
(indirect) --- disebut procarcinogens --- perlu
perubahan metabolik untuk menjadi bahan aktif
(ultimate carcinogens) --- menyebabkan kanker
• Beberapa karsinogen kimia dapat bekerja sama dengan
karsinogen lain dalam menimbulkan kanker.
6.2 KARSINOGEN RADIASI
• Sumber radiasi:
• Sinar ultra-violet (matahari)
• Sinar X
• nuklir
• Sinar UV: dapat menyebab kanker kulit (melanoma, basalioma,
squamous cell ca). Efek sinar UV pada sel:
• Inaktifasi enzim, perubahan protein
• Induksi mutasi
Sinar UV --- pembentukan pyrimidine dimer pada DNA ---
kerusakan DNA --- gangguan DNA repair --- kanker.
• Nuklear (Hiroshima & Nagasaki): menyebabkan leukemi.
Mekanisme: radiasi – kerusakan makromolekul/ interaksi cairan
sel --- radikal bebas --- perubahan ikatan2 kimia --- inaktifasi
enzym, perubahan protein, fragmentasi kromosom/ translokasi/
point mutasi.
6.3 KARSINOGEN AGEN
BIOLOGIK
• Virus oncogenic: penyebab kanker
• RNA virus
• DNA virus
• Virus RNA
• Human T-cell Leukemia Virus Type 1 –
menyebabkan T cell leukemia / lymphoma.
mekanisme: infeksi HTLV-1--- stimulasi proliferasi
sel limfosit T--- mutasi --- proliferasi klonal sel T.
• Virus DNA:
• Human Papilloma Virus (HPV)
• Tipe 1,2,4,7 – menyebabkan squamous papilloma (warts).
• Tipe 6,11 – menyebabkan genital warts
• Tipe 16, 18, 31 – menyebabkan ca. cervix
• Epstein-Barr Virus (EBV)
• menyebabkan: limfoma Burkit, Hodgkin’s disesase,
carcinoma nasofaring.
• Hepatitis B Virus (HBV)
• Menyebabkan Hepatocellular carcinoma
• Human Herpes Virus 8 (HHV-8)
• menyebabkan Kaposi sarcoma  muncul pada penderita
HIV
• Helicobacter Pylori (HP)
• Bukan virus, tetapi suatu bakteri.
• Menyebabkan infeksi lambung & ulkus lambung (peptic ulcer)
• Berhubungan dengan terjadi ca. lambung & limfoma lambung.
• Mekanisme:
• Infeksi HP --- gatritis kronis --- gastric atrophy --- intestinal metaplasia --- dysplasia -
-- ca. lambung.
• Infeksi HP --- gastritis kronis --- proliferasi folikel limfoid pada mukosa --- proliferasi
sel limfosit B --- limfoma lambung.
7. GAMBARAN KLINIK NEOPLASIA
7.1 EFEK TUMOR PADA HOST
• Kanker lebih mengancam jiwa pasien daripada tumor
jinak, namun baik tumor ganas maupun jinak keduanya
dapat menyebabkan morbiditas & mortalitas,
dikarenakan lokasinya & gangguan pada organ sekitar,
efek pada aktifitas fungsional (seperti sintesis
hormon), & perdarahan serta sekunder infeksi.
• Kanker juga dapat menyebabkan cachexia (adanya
penurunan berat badan)
• Efek lokal
• Adenoma hipofise kecil (dia.1cm) --- dapat menyebabkan kompresi & merusak kelenjar
lain sekitarnya --- terjadi hypopituitary.
• Tumor hipofise --- mendesak chiasma opticum --- visus menurun
• Leiomyoma pada dinding a.renalis --- menyebabkan renal ischemia--- hipertensi
• Carcinoma pada common bile duct, diameter kecil --- menyebabkan obstruksi bilier
• Ameloblastoma --- menyebabkan destruksi tulang
• Tumor ganas: infiltratif --- nekrosis & perdarahan --- anemia & infkesi.
• Efek Metabolik
• Adenoma / carcinoma dari ß cells of the islets of the pancreas --- hyperinsulinisme
• Adenoma / carcinoma pada korteks adrenal --- kortikosteroid >> --- retensi Na,
hipertensi, hipokalemia.
• Tumor parathyroid --- PTH >> --- parathyroidisme.
• Cancer cachexia: suatu keadaan pada penderita kanker (advance / stadium
lanjut) dimana terjadi penurunan berat badan, anorexia dan anemia, akibat
kelainan metabolisme.
7.2 GRADING & STAGING KANKER
• Grading
• Derajat keganasan tumor
• Dilhat secara mikroskopis, berdasarkan
• Differensiasi sel
• Jumlah mitosis
• Kriteria grading pada berbagai kanker – berbeda-beda.
• Contoh: Adenocarcinoma grade I / II / III,
Squamous cell ca – Broders grade I-IV.
• Staging
• Stadium kanker, penting untuk menentukan prognosis.
• Berdasarkan pemeriksaan klinis & radiologis, kadang juga berdasarkan
eksplorasi saat operasi.
• Digambarkan dengan TNM system
• T = Tumor size (ukuran tumor)
• N = Nodal metastasis (metastasis KGB regional)
• M = Metastasis (anak sebar)
8.3 DIAGNOSIS LABORATORIUM KANKER
8.3.1 METODE MORFOLOGI
• Sitologi
• Aspiratif --- Biopsi Aspirasi Jarum Halus / Fine Needle
Aspiration Biopsy
• Exfoliatif --- Pap smear, sitologi cairan tubuh lainnya.
• Histopatologi
• Frozen Section examination / Vries Coupe :
pemeriksaan histologi cepat saat operasi – (jaringan
dbekukan – dipotong – dicat – dilihat dgn mikroskop).
Contoh:
• untuk menentukan radikalitas operasi tumor ganas
• untuk menentukan jinak / ganas saat operasi
• Imunohistokimia (immunohistochemistry)
• Adalah suatu metode dimana antibodi (Ab)
digunakan sebagai probe untuk mendeteksi antigen
(Ag) dalam potongan jaringan
• Flow cytometry
• Terutama digunakan pada kasus leukemia & limfoma
• Berguna untuk mengetahui DNA content (ploidy)
dari sel tumor --- menentukan prognosis
8.3.2 PEMERIKSAAN BIOKIMIA
(BIOCHEMICAL ASSAYS)
• Menentukan kadar enzim, hormon dan petanda tumor
dalam darah.
• Tidak dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis
kanker
• Berguna untuk:
• Deteksi dini (menemukan kasus). Contoh: level PSA dalam
darah tinggi --- curiga ca. prostat.
• Menilai efektifitas terapi. Contoh: level CEA tinggi setelah
operasi ca. colon --- curiga terjadi kekambuhan / metastasis.
8.3.3 DIAGNOSIS MOLEKULAR

• Penggunaan teknik molekuler di negara maju telah berkembang, untuk


menentukan diagnosis tumor maupun melihat prognosis tumor
(memperkirakan perilaku tumor).
• Fluorescent in situ hybridization (FISH)
• Dapat mendeteksi translokasi
• Dapat melihat amplifikasi oncogene

• Polymerase Chain Reaction (PCR)


• Untuk membedakan sel limfosit T yang monoclonal (neoplastik) & policlonal (jinak)
• Dapat melihat amplifikasi oncogene
TERIMAKASIH
&
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai