Karsinogen kimia
Energi radiasi
Mikroba onkogenik
Virus
Bakteri, Parasit, dll.
kmr/Neop/10
2. TATA NAMA & KLASIFIKASI
Berdasarkan perilaku klinis, neoplasma
dibagi:
Jinak (benign)
Ganas (malignant)
Istilah benign dan malignant
menunjukkan sifat (behavior) biologik tumor
Sifat biologik ditentukan oleh derajat
diferensiasi tumor dan kecepatan tumbuh
(juga kecepatan kematian sel)
Neoplasma (jinak / ganas) mempunyai 2
komponen dasar:
Parenkim: sel tumor/neoplastik yang
proliferatif, yang menentukan perilaku
biologis tumor determine their behavior
and pathologic consequences
Stroma: jaringan pendukung parenkim,
tidak bersifat neoplastik, terdiri dari
jaringan ikat & pembuluh darah the growth
and evolution of neoplasms
Desmoplasia:sel parenkim merangsang
pembentukan kolagen dalam jumlah yang
banyak pada stroma
Penamaanneoplasma berdasarkan
komponen parenkimnya.
KLASIFIKASI BERDASARKAN :
Sifat Biologik Tumor
Jinak:
- Tumbuh lambat, berkapsul, tidak infiltratif, sebar (- anak
), kerusakan jaringan sekitar (-)
- Umumnya dapat disembuhkan
Ganas:
- tumbuh cepat, infiltratif, anak sebar (+),
kerusakan jaringan sekitar (+)
- Sering menimbulkan kematian.
- Teratoma
Neoplasma ganas
parenkhim + akhiran carcinoma
mesenkhim + akhiran sarcoma
A. TATA NAMA TUMOR JINAK
Secara umum dengan menambah akhiran
oma pada sel asal tumor.
1. Mesenkimal tumor:
Fibrosit ---------------------- Fibroma Lipid
-------------------------- Lipoma Osteosit
--------------------- Osteoma Chondrosit
----------------- Chondroma Otot polos
------------------ Leiomyoma Otot bergaris
-------------- Rhabdomyoma
pembuluh darah ---------- Hemangioma, dst.
A. TATA NAMA TUMOR JINAK
Pengecualian:
Hepatoma = hepatocellular carcinoma
Tumor jinak
Tumbuh lokal & tidak mempunyai kemampuan
untuk menginfiltrasi, menginvasi jaringan
sekitarnya.
Berbatas jelas dengan jaringan sekitar,
mempunyai kapsul (simpai) ataupun
pseudocapsul (simpai semu).
Tidak metastasis (tidak beranak sebar)
Pengecualian: hemangioma (tumor jinak pembuluh
darah) tidak berkapsul & tumbuh seperti
infiltratif dalam jaringan.
3. KARAKTERISTIK NEOPLASMA JINAK & GANAS
3.3. INVASI LOKAL
Tumor ganas:
Tumbuh progresif, invasi & infiltrasi ke
jaringan sekitarnya.
Batas tidak jelas & tidak berkapsul
pengecualian: tumor ganas yang tumbuhnya
lambat bisa terlihat berbatas jelas pada
makroskopis, namun secara mikroskopis akan
terlihat pertumbuhan yang infiltratif ke jaringan
sekitar.
3. KARAKTERISTIK NEOPLASMA JINAK & GANAS
3.3. INVASI LOKAL
3.4 METASTASIS
Adalah anak sebar ke jaringan yang jauh dari
tumor asal.
Merupakan petanda keganasan yang
paling kuat diantara tanda lain:
Tumor jinak --- tidak metastasis
Tumor ganas --- metasatasis
Metastasis:
Percontinuatum lewat rongga
Limfogen
Hematogen
3. KARAKTERISTIK NEOPLASMA JINAK & GANAS
3.4. METASTASIS
Metastasis per
continuatum:
Lewat rongga tubuh (body cavity)
Contoh: Ca ovarium --- ke peritoneum
Ca colon --- ke cavum
peritoneum
Ca paru --- ke cavum pleura
3. KARAKTERISTIK NEOPLASMA JINAK & GANAS
3.4. METASTASIS
Metastasis
secara limfogen:
Terutama pada carcinoma
Pola penyebaran metastasis kelenjar
limfe mengikutirute normaldari
lymphatic drainage.
contoh: Ca mamma - metastasis KGB axilla
Ca paru metastasis ke KGB hilus
Ca nasofaring metastasis KGB colli
3. KARAKTERISTIK NEOPLASMA JINAK & GANAS
3.4. METASTASIS
M8000/1
M8010/0
M8010/3
29
Tabel Neoplasms
30
Lead-terms
Tumor (548; 596)
Tumor (M8000/1) see laso Neoplasm
uncertain behaviour
Di bawah Tumor tidak dapat ditelusuri site lokasi
tubuh yang terkena tumor yang dimaksud.
M8000/1 adalah kode morfologi untuk tumor
yang sifatnya belum dapat dipastikan.
KANKER TIROID ADALAH SUATU KEGANASAN PADA TIROID YANG MEMILIKI 4 TIPE ; PAPILER, FOLIKULER,
ANAPLASTIK ATAU MEDULER.
KANKER JARANG MENYEBABKAN PEMBESARAN KELENJAR, LEBIH SERING MENYEBABKAN PERTUMBUHAN
KECIL (NODUL) DI DALAM KELENJAR.
SEBAGIAN BESAR NODUL TIROID BERSIFAT JINAK DAN BIASANYA KANKER TIROID BISA DISEMBUHKAN.
KANKER TIROID SERINGKALI MEMBATASI KEMAMPUAN MENYERAP YODIUM DAN MEMBATASI
KEMAMPUAN MENGHASILKAN HORMON TIROID; TETAPI KADANG KANKER MENGHASILKAN CUKUP
BANYAK HORMON TIROID SEHINGGA TERJADI HIPERTIROIDISME.
EPIDEMIOLOGI
KANKER TIROID LEBIH SERING DITEMUKAN PADA ORANG-ORANG YANG PERNAH MENJALANI TERAPI
PENYINARAN DI KEPALA, LEHER MAUPUN DADA.
FAKTOR RESIKO LAINNYA ADALAH ADANYA RIWAYAT KELUARGA YANG MENDERITA KANKER TIROID DAN
GONDOK MENAHUN
KANKER PAPILER
60-70% DARI KANKER TIROID ADALAH KANKER PAPILER.
2-3 KALI LEBIH SERING TERJADI PADA WANITA
KANKER PAPILER LEBIH SERING DITEMUKAN PADA ORANG MUDA, TETAPI PADA USIA LANJUT KANKER INI
LEBIH CEPAT TUMBUH DAN MENYEBAR.
RESIKO TINGGI TERJADINYA KANKER PAPILER DITEMUKAN PADA ORANG YANG PERNAH MENJALANI
TERAPI PENYINARAN DI LEHER.
KANKER INI DIATASI DENGAN TINDAKAN PEMBEDAHAN, YANG KADANG MELIBATKAN PENGANGKATAN
KELENJAR GETAH BENING DI SEKITARNYA.
KANKER FOLIKULER
PADA KANKER MEDULER, KELENJAR TIROID MENGHASILKAN SEJUMLAH BESAR KALSITONIN (HORMON
YANG DIHASILKAN OLEH SEL-SEL TIROID TERTENTU).
KARENA JUGA BISA MENGHASILKAN HORMON LAINNYA, MAKA KANKER INI MENYEBABKAN GEJALA-
GEJALA YANG TIDAK BIASA.
KANKER CENDERUNG MENYEBAR MELALU SISTEM GETAH BENING KE KELENJAR GETAH BENING DAN
MELALUI DARAH KE HATI, PARU-PARU DAN TULANG.
PADA SINDROMA NEOPLASIA ENDOKRIN MULTIPEL, KANKER MEDULER BISA TERJADI BERSAMAAN
DENGAN KANKER ENDOKRIN LAINNYA.
DIAGNOSA
PERTANDA AWAL DARI KANKER TIROID BIASANYA ADALAH BENJOLAN YANG TIDAK TERASA NYERI DI
LEHER.
SCREENING TIROID BISA MENENTUKAN APAKAH NODULNYA BERFUNGSI ATAU TIDAK, KARENA NODUL
YANG TIDAK BERFUNGSI CENDERUNG BERSIFAT GANAS.
PEMERIKSAAN USG BISA MEMBANTU MENENTUKAN APAKAH NODULNYA PADAT ATAU BERISI CAIRAN.
CONTOH NODUL BIASANYA DIAMBIL DENGAN JARUM UNTUK KEPERLUAN BIOPSI.
BIOPSI MERUPAKAN CARA TERBAIK UNTUK MENENTUKAN APAKAH NODULNYA JINAK ATAU GANAS
Kanker
Testikuler
definisi
Tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia epitel di daerah squamokolumner junction
yaitu daerah peralihan mukosa vagina dan mukosa kanalis servikalis.
Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu daerah
pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara
Rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina.
Kanker leher rahim biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. Sebanyak 90% dari
kanker leher rahim berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal
dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke rahim.
EPIDEMIOLOGI
Penyebab utama kanker leher rahim adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Saat ini
terdapat 138 jenis HPV yang sudah dapat teridentifikasi yang 40 di antaranya dapat ditularkan
lewat hubungan seksual.
Beberapa tipe HPV virus risiko rendah jarang menimbulkan kanker, sedangkan tipe yang lain
bersifat virus risiko tinggi. Baik tipe risiko tinggi maupun tipe risiko rendah dapat
menyebabkan pertumbuhan abnormal pada sel tetapi pada umumnya hanya HPV tipe risiko
tinggi yang dapat memicu kanker.
Virus HPV risiko tinggi yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual adalah tipe 7,16, 18,
31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 68, 69, dan mungkin masih terdapat beberapa tipe yang
lain.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa lebih dari 90% kanker leher rahim disebabkan oleh
tipe 16 dan 18.
KLASIFIKASI
Squalous carcinoma
Adenocarcinoma
Mixed carcinoma
Undifferentiated carcinoma
Carcinoma tumor
Malignant melanoma (malignant non epithelial tumors)
GEJALA KLINIS
Karsinoma serviks adalah penyakit yang progresif, mulai dengan intraepitel, berubah menjadi
neoplastik, dan akhirnya menjadi kanker serviks setelah 10 tahun atau lebih.
Secara histopatologi lesi pre invasif biasanya berkembang melalui beberapa stadium displasia
(ringan, sedang dan berat) menjadi karsinoma insitu dan akhirnya invasif.
Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi yang tinggi. Waktu yang
diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS) berkisar antara 1 7 tahun, sedangkan
waktu yang diperlukan dari karsinoma insitu menjadi invasif adalah 3 20 tahun (TIM FKUI,
1992).
DIAGNOSIS KANKER SERVIKS
Pap smear
DNA HPV
Biopsi
Kolposkopi
Tes Schiller
Radiologi
KANKER PAYUDARA
DEFINISI
Tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu dan
jaringan penujangnya yang tumbuh infiltratif, desktruktif serta dapat bermetastase (dari
berbagai sumber)
EPIDEMIOLOGI
Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal
dari epitel duktus maupun lobulusnya.
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia. Berdasarkan
Pathological Based Registration di Indonesia, KPD menempati urutan pertama dengan frekuensi
relatif sebesar 18,6%. (Data Kanker di Indonesia Tahun 2010, menurut data Histopatologik ;
Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) dan Yayasan
Kanker Indonesia (YKI)).
EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini juga dapat diderita pada laki - laki dengan frekuensi sekitar 1%.
Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana
upaya pengobatan sulit dilakukan.
Oleh karena itu perlu pemahaman tentang upaya pencegahan, diagnosis dini, pengobatan
kuratif maupun paliatif serta upaya rehabilitasi yang baik, agar pelayanan pada penderita
dapat dilakukan secara optimal.
GEJALA KLINIS
Gangguan puting
Tertarik ke dalam
Eksim
Putting discharge
KLASIFIKASI
Invasive carcinoma
Pagets disease dari papilla mammae
Invasive ductal carcinoma
Invasive lobular carcinoma
PEMERIKSAAN
Fisik
Inspeksi
palpasi
Penunjang
Mammografi
USG
MRI
Biopsi
biomarker