Anda di halaman 1dari 23

NOMENKLATUR NEOPLASIA

(Robbins & Cotran Pathologic Basis of Disease 8th Edition)

Neoplasia berarti “pertumbuhan baru”. Onkologi: ilmu yang mempelajari tentang neoplasma.
Onkologis Inggris bernama Willis mendefinisikan neoplasma sebagai: massa jaringan
yang abnormal yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasi (bila dibandingkan
dengan jaringan normal), dan terus tumbuh dengan persisten walaupun stimuli yang memicu
pertumbuhan telah menghilang. Persistensi ini berasal dari perubahan-perubahan genetik
yang diwariskan ke sel-sel anak dari sel tumor sehingga mengijinkan terjadinya pembelahan
berlebihan dan tidak terkontrol yang lalu menjadi otonomik (tidak bergantung pada stimuli
pertumbuhan fisiologis), namun tetap bergantung pada inang untuk memenuhi kebutuhan
suplai darah dan nutrisi. Seluruh populasi sel-sel neoplastik dalam satu tumor tunggal berasal
dari satu sel tunggal yang telah mengalami perubahan genetik, maka populasi ini disebul klon
(clonal).
Tumor dikatakan jinak apabila karakteristik makroskopik dan mikroskopiknya relatif
tenang (innocent), dalam arti tumor tersebut akan tetap terlokalisir, tidak dapat menyebar ke
tempat lain, dan pada umumnya dapat diatasi dengan pembedahan lokal; Pasien pada
umumnya akan survive. Namun perlu diingat, bahwa tumor jinak dapat bukan hanya sekedar
benjolan terlokalisir, terkadang dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius.
Tumor-tumor maligna secara kolektif disebut kanker. Berasal dari bahasa latin yang
artinya ‘kepiting’, karena menempel dengan erat di jaringan seperti cengkeraman kepiting.
Maligna: berarti lesi dapat menginvasi dan menghancurkan struktur-struktur yang berdekatan
dengannya dan dapat menyebar ke tempat-tempat jauh (metastasis) menyebabkan kematian.
Semua tumor memiliki dua komponen dasar: (1) sel-sel neoplastik klonal yang
menyusun parenkimnya, dan (2) stroma reaktif yang terdiri atas jaringan ikat, pembuluh
darah, dan sejumlah makrofag dan limfosit. Pertumbuhan dan evolusi sel tumor bergantung
pada stroma. Suplai darah dari stroma yang adekuat merupakan syarat bagi sel-sel tumor
untuk tetap hidup dan membelah, dan jaringan ikat stroma menyediakan kerangka struktural
untuk sel-sel yang sedang membelah. Terdapat komunikasi antara sel-sel tumor dengan sel-
sel stroma yang secara langsung mempengaruhi komposisi dan pertumbuhan tumor. Bila
stroma jarang/sedikit, neoplasma akan berbentuk daging lunak, bila stroma
berlebihan/banyak (oleh karena sel parenkim menstimulasi pembentukan kolagen stroma:
desmoplasia), maka neoplasma akan menjadi keras seperti batu (scirrhous), contohnya pada
beberapa tipe kanker payudara. Nomenklatur tumor dan aktivitas biologisnya utamanya
berdasarkan komponen parenkimnya.

Tumor Benigna/Jinak
Pada umumnya, tumor jinak menggunakan akhiran –oma mengikuti nama asal selnya. Tumor
yang berasal dari sel mesenkim umumnya mengikuti aturan ini. Contohnya, tumor jinak yang
berasal dari jaringan fibrous dinamakan fibroma, sementara tumor kartilago jinak dinamakan
chondroma. Nomenklatur tumor epitel jinak lebih kompleks; diklasifikasikan bervariasi:
berdasarkan asal sel, pola mikroskopik, maupun arsitektur makroskopiknya.
Adenoma adalah nama untuk kelompok neoplasma epitel jinak yang berasal dari
kelenjar, mereka dapat membentuk/tidak membentuk struktur-struktur kelenjar. Neoplasma
epitel jinak yang secara makros/mikroskopis memiliki tonjolan seperti jari/kutil dari
permukaan epitelnya dinamakan papilloma; yang berasal dari massa kista besar (seperti pada
ovarium), dinamakan cystadenoma; beberapa membentuk pola papil yang menonjol ke dalam
lumen kista dan dinamakan papillary cystadenoma. Neoplasma jinak maupun ganas yang
secara makroskopis membentuk tonjolan visibel diatas permukaan mukosa (misalnya di
lumen gaster atau kolon), dinamakan polyp.

Tumor Maligna/Ganas
Nomenklatur tumor ganas prinsipnya mengikuti skema yang sama dengan tumor jinak,
namun dengan beberapa penambahan tertentu. Tumor ganas yang berasal dari jaringan
mesenkim dinamakan sarcoma (bahasa Latin = fleshy), olehkarena tumor ini hanya memiliki
sedikit jaringan ikat stroma dan sangat menyerupai konsistensi daging lunak (contoh:
fibrosarcoma, chondrosarcoma, leiomyosarcoma, dan rhabdomyosarcoma). Neoplasma
ganas yang berasal dari sel epitel (dari lapisan germinal ekto/meso/endoderm) dinamakan
carcinoma. Karsinoma lalu dapat diklasifikasikan lebih jauh menjadi: squamous cell
carcinoma (SCC) (sel epitel neoplastik membentuk epitel skuama berlapis) dan
adenocarcinoma (sel epitel neoplastik tumbuh dalam pola kelenjar). Terkadang, asal jaringan
atau organ dapat teridentifikasi, misalnya pada adenocarcinoma ginjal atau bronchogenic
SCC. Namun tidak jarang, kanker tersusun atas sel-sel yang tidak berdiferensiasi dari jaringan
yang tidak dikenal, yang mana selanjutnya hanya dinamakan undifferentiated malignant
tumor.
Pada berbagai neoplasma ganas dan jinak, sel-sel parenkimnya sangat menyerupai
satu dengan yang lainnya, seakan-akan semua berasal dari satu sel yang sama, dijumpai pada
neoplasma yang monoclonal origin. Tidak jarang, pada satu klon neoplasma terdapat
diferensiasi sel yang berbeda (menjadi dua jalur keturunan), dikenal sebagai mixed tumors,
contoh: mixed tumor of salivary gland origin; tumor ini mengandung komponen-komponen
epitel yang tersebar dalam stroma myxoid yang terkadang juga mengandung pulau-pulau
kartilago atau tulang. Elemen-elemen ini diduga berasal dari satu klon tunggal yang mampu
tumbuh menjadi sel-sel epitel dan myoepithelial; dengan demikian, nama yang dipilih untuk
neoplasma seperti ini adalah pleomorphic adenoma. Sebagian besar neoplasma, termasuk
mixed tumor, tersusun atas sel-sel yang mewakili satu lapisan germinal tunggal.
Multifaceted mixed tumor harus dapat dibedakan dengan teratoma yang mana mengandung
jaringan-jaringan/sel-sel matur dan imatur yang mewakili lebih dari satu lapisan sel germinal,
terkadang ketiganya sekaligus. Teratoma berasal dari sel-sel totipotensial seperti yang
normalnya terdapat pada ovarium dan testis, dan terkadang secara tidak wajar juga terdapat
pada sequestered midline embrionic rest. Sel-sel semacam ini memiliki kapasitas untuk
berdiferensiasi menjadi berbagai macam tipe sel yang ditemukan pada tubuh orang dewasa.
Apabila semua bagian komponennya berdiferensiasi baik, teratoma digolongkan jinak
(benign/mature teratoma); apabila diferensiasi kurang baik, teratoma tergolong
malignant/immature teratoma. Pola yang umumnya dijumpai adalah yang terlihat pada
teratoma kista ovarium (kista dermoid), yang mana diferensiasinya yang terutama adalah
sepanjang garis keturunan ektodermal membentuk tumor kistik yang dilapisi kulit yang
penuh dengan rambut, kelenjar sebasea, dan struktur-struktur gigi.
Nomenklatur berbagai neoplasma yang umum dijumpai diringkas pada tabel dibawah.
Terdapat penamaan yang kurang sesuai, namun tetap dipertahankan dari generasi ke generasi,
seperti penamaan tumor jinak yang masih digunakan pada tumor ganas: misalnya lymphoma,
melanoma, mesothelioma, dan seminoma. Sebaliknya juga terjadi, akhiran –oma digunakan
untuk lesi-lesi trivial/bukan neoplasma, seperti hamartoma (massa jinak tak beraturan yang
tersusun atas sel-sel yang memang berasal dari tempat tersebut), lebih tergolong malformasi
(developmental malformation), contoh: pulmonary chondroid hamartoma (mengandung
pulau-pulau pembuluh darah, bronkus, dan kartilago yang tak beraturan namun secara
histologis normal). Penamaan lain yang kurang tepat: choristoma, yang mana merupakan
anomali kongenital yang lebih tepat disebut sebagai heterotopic rest of cells; contoh: suatu
nodul kecil yang berasal dari sel pankreas matur dapat ditemukan di submukosa gaster,
duodenum, atau usus halus. Heterotopic rest ini penuh dengan kelenjar eksokrin dan pulau-
pulau Langerhans.

Tabel Nomenklatur Tumor


Tissue of Origin Benign Malignant
COMPOSED OF ONE PARENCHYMAL CELL TYPE
Tumors of Mesenchymal Origin
Connective tissue and Fibroma Fibrosarcoma
derivatives
Lipoma Liposarcoma
Chondroma Chondrosarcoma
Osteoma Osteogenic sarcoma
Endothelial and Related Tissues
Blood vessels Hemangioma Angiosarcoma
Lymph vessels Lymphangioma Lymphangiosarcoma
Synovium Synovial sarcoma
Mesothelium Mesothelioma
Brain coverings Meningioma Invasive meningioma
Blood Cells and Related Cells
Hematopoietic cells Leukemias
Lymphoid tissue Lymphomas
Muscle
Smooth Leiomyoma Leiomyosarcoma
Striated Rhabdomyoma Rhabdomyosarcoma
Tumors of Epithelial Origin
Stratified squamous Squamous cell papilloma Squamous cell carcinoma
Basal cells of skin or adnexa Basal cell carcinoma
Epithelial lining of glands or Adenoma Adenocarcinoma
ducts
Papilloma Papillary carcinomas
Cystadenoma Cystadenocarcinoma
Respiratory passages Bronchial adenoma Bronchogenic carcinoma
Renal epithelium Renal tubular adenoma Renal cell carcinoma
Liver cells Liver cell adenoma Hepatocellular carcinoma
Urinary tract epithelium Transitional-cell papilloma Transitional-cell carcinoma
(transitional)
Tissue of Origin Benign Malignant
Placental epithelium Hydatidiform mole Choriocarcinoma
Testicular epithelium (germ Seminoma
cells)
Embryonal carcinoma
Tumors of Melanocytes Nevus Malignant melanoma
MORE THAN ONE NEOPLASTIC CELL TYPE—MIXED TUMORS, USUALLY
DERIVED FROM ONE GERM CELL LAYER
Salivary glands Pleomorphic adenoma (mixed Malignant mixed tumor of
tumor of salivary origin) salivary gland origin
Renal anlage Wilms tumor
MORE THAN ONE NEOPLASTIC CELL TYPE DERIVED FROM MORE THAN
ONE GERM CELL LAYER—TERATOGENOUS
Totipotential cells in gonads Mature teratoma, dermoid cyst Immature teratoma,
or in embryonic rests teratocarcinoma



A. Pengertian Neoplasma

Neoplasma ialah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan , tidak


terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus- menerus meskipun
rangsang yang menimbulkan telah hilang. Sel neoplasma mengalami
transformasi , oleh karena mereka terus- menerus membelah. Pada neoplasma,
proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang yang memulainya telah hilang.
Proliferasi demikian disebut proliferasi neoplastik, yang mempunyai sifat
progresif,tidak bertujuan, tidak memperdulikan jaringan sekitarnya,tidak ada
hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitic.

Sel neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan normal atas
kebutuhan metabolismenya pada penderita yang berada dalam keadaan lemah .
Neoplasma bersifat otonom karena ukurannya meningkat terus. Proliferasi
neoplastik menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan pembengkakan /
benjolan pada jaringan tubuh membentuk tumor.

B.Klasifikasi dan Tata nama

Semua tumor baik tumor jinak maupun ganas mempunyai dua komponen
dasar ialah parenkim dan stroma. Parenkim ialah sel tumor yang proliferatif,yang
menunjukkan sifat pertumbuhan dan fungsi bervariasi menyerupai fungsi sel
asalnya. Sebagai contoh produksi kolagen ,musin,atau keratin. Stroma
merupakan pendukung parenkim tumor ,terdiri atas jaringan ikat dan pembuluh
darah. Penyajian makanan pada sel tumor melalui pembuluh darah dengan cara
difusi.

Klasifikasi neoplasma yang digunakan biasanya berdasarkan :

1. Klasifikasi Atas Dasar Sifat Biologik Tumor

Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang bersifat
jinak ( tumor jinak ) dan tumor yang bersifat ganas (tumor ganas) dan tumor
yang terletak antara jinak dan ganas disebut “ Intermediate” .

1. Tumor Jinak ( Benigna )

Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai kapsul. Tidak


tumbuh infiltratif, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak menimbulkan
anak sebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak pada umumnya disembuhkan
dengan sempurna kecuali yang mensekresi hormone atau yang terletak pada
tempat yang sangat penting, misalnya disumsum tulang belakang yang dapat
menimbulkan paraplesia atau pada saraf otak yang menekan jaringan otak.

2. Tumor ganas ( maligna )


Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltratif. Dan merusak

jaringan sekitarnya. Disamping itu dapat menyebar keseluruh tubuh melalui


aliran limpe atau aliran darah dan sering menimbulkan kematian.

3. Intermediate

Diantara 2 kelompok tumor jinak dan tumor ganas terdapat segolongan


kecil tumor yang mempunyai sifat invasive local tetapi kemampuan
metastasisnya kecil.Tumor demikian disebut tumor agresif local tumor ganas
berderajat rendah. Sebagai contoh ialah karsinoma sel basal kulit.
Tumor jinak Tumor Ganas Tumor ganas
derajat rendah
( agresif local )

Lambat Bervariasi Cepat

Tidak Local Infiltratif

Sifat Tidak ada Rendah / tidak Tinggi


pertumbuhan
tumbuh eksisi Aksisi luas Eksisi luas,
infiltratif pengangkatan keb
kemampuan rasional,pengobatan
metastasis system k
pengobatan (kemoterapi)

Buruk, cenderung
residef dan
metastasis.

tinggi Cenderung
residef

Angka
kesembuhan

Setelah operasi

2. Klasifikasi atas dasar asal sel / jaringan ( histogenesis )


Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar asal sel tumor yaitu :

1. Neoplasma berasal sel totipoten

Sel totipoten ialah sel yang dapat berdeferensiasi kedalam tiap jenis
sel tubuh.Sebagai contoh ialah zigot yang berkembang menjadi janin. Paling
sering sel totipoten dijumpai pada gonad yaitu sel germinal. Tumor sel
germinal dapat berbentuk sebagai sel tidak berdifensiasi, contohnya :
Seminoma atau diseger minoma.Yang berdiferensiasi minimal contohnya :
karsinoma embrional, yang berdiferensiasi kejenis jaringan termasuk trofobias
misalnya chorio carcinoma. Dan yolk sac carcinoma. Yang berdiferensiasi
somatic adalah teratoma.

2. Tumor sel embrional pluripoten

Sel embrional pluripoten dapat berdiferensiasi kedalam berbagai jenis sel-


sel dan sebagai tumor akan membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh.
Tumor sel embrional pluripoten biasanya disebut embiroma atau biastoma,
misalnya retinobiastoma, hepatoblastoma, embryonal rhbdomyosarcoma/

3. Tumor sel yang berdiferensiasi

Jenis sel dewasa yang berdiferensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-lat
tubuh pada kehidupan pot natal. Kebanyakan tumor pada manusia terbentuk
dari sel berdiferensiasi.

Tata nama tumor ini merupakan gabungan berbagai faktor yaitu perbedaan
antara jinak dan ganas, asal sel epnel dan mesenkim lokasi dan gambaran
deskriptif lain.

1. Tumor epitel

Tumor jinak epitel disebut adenoma jika terbentuk dari epitel kelenjar
misalnya adenoma tiroid, adenoma kolon. Jika berasal dari epitel permukaan
dan mempunyai arsitektur popiler disebut papiloma. Papiloma dapat timbul
dari eitel skuamosa (papiloma skuamosa), epitel permukaan duktus kelenjar
( papiloma interaduktual pada payudara ) atau sel transisional ( papiloma sel
transisional ).

Tumor ganas epitel disebut karsinoma. Kata ini berasal dari kota yunani yang
berarti kepiting. Jika berasal dari sel skuamosa disebut karsinoma sel skuamosa. Bila
berasal dari sel transisional disebut karsinoma sel transisional. Tumor ganas epitel
yang berasal dari epitel belenjar disebut adenokarsinoma.

2. Tumor jaringan mesenkin

Tumor jinak mesenkin sering ditemukan meskipun biasanya kecil dan tidak begitu
penting. Dan diberi nama asal jaringan (nama latin) dengan akhiran “oma”. Misalnya
tumor jinak jaringan ikat (latin fiber) disebut “Fibroma”. Tumor jinak jaringan lemak
(latin adipose) disebut lipoma.

Tumor ganas jaringan mesenkin yang ditemukan kurang dari 1 persendiberi nama asal
jaringan (dalam bahasa latin atau yunani ) dengan akhiran “sarcoma” sebagai contoh
tumor ganas jaringan ikat tersebut Fibrosarkoma dan berasal dari jaringan lemak diberi
nama Liposarkoma.

 Tumor campur (mixed Tumor)

Neoplasma yang terdiri dari lebih dari 1 jenis sel disebut tumor campur (mixed tumor).
Sebagai contoh tumor campur kelenjar liur (adenoma pleomorfik kelenjar liur) yang
terdiri atas epitel kelenjar, jaringan tulang rawan dan matriks berdegenerasi musin.
Contoh lain ialah fibroadenoma mammae terdiri atas epitel yang membatasi lumen, atau
celah dan jaringan ikat reneging matriks.

 Hamartoma dan koristoma


Hamartoma ialah lesi yang menterupai tumor. Pertumbuhannya ada koordinasi dengan
jaringan individu yang bersangkutan. Tidak tumbuh otonom seperti
neoplasma.Hamartoma selalu jinak dan biasanya terdiri atas 2 atau lebih tipe sel matur
yang pada keadaan normal terdapat pada alat tubuh dimana terdapat lesi hamartoma.

 Kista

Kista ialah ruangan berisi cairan dibatasi oleh epitel. Kista belum tentu tumor / neoplasma
tetapi sering menimbulkan efek local seperti yang ditimbulkan oleh tumor / neoplasma.

Beberapa yang sering kita jumpai ialah kista :

 Congenital ( ialah kista bronchial dan kista ductus tiroglosusus)


 Neoplastik ( chystadenoma , cystadenocarcinoma ovarium )
 Parasitic ( kista hidatid oleh echinococcus granulosus )
 Implantasi ( kista epidermoid pada kulit setelah operasi )

C. Sifat Tumor Jinak dan Tumor Ganas

1. Diferensiasi dan Anaplasia

Istilah diferensiasi dipergunakan untuk sel parenkim tumor.

Diferensiasi yaitu derajat kemiripan sel tumor ( parenkim tumor ). Jaringan

asalnya yang terlihat pada gambaran morfologik dan fungsi sel tumor. Proliferasi
neoplastik menyebabkan penyimpangan bentuk. Susunan dan sel tumor. Hal ini
menyebabkan set tumor tidak mirip sel dewasa normal jaringan asalnya. Tumor yang
berdiferensiasi baik terdiri atas sel-sel yang menyerupai sel dewasa normal jaringan
asalnya,sedangkan tumor berdiferensi buruk atau tidak berdiferensiasi menunjukan
gambaran sel primitive dan tidak memiliki sifat sel dewasa normal jaringan asalnya.
Semua tumor jinak umumnya berdiferensiasi baik. Sebagai contoh tumor jinak otot
polos yaitu leiomioma uteri. Sel tumornya menyerupai sel otot polos. Demikian pula
lipoma yaitu tumor jinak berasal dari jaringan lemak ,sel tumornya terdiri atas sel lemak
matur,menyerupai sel jaringan lemak normal.

Tumor ganas berkisar dari yang berdiferensiasi baik sampai kepada yang tidak
berdiferensiasi . Tumor ganas yang terdiri dari sel-sel yang tidak berdiferensiasi disebut
anaplastik. Anaplastik berasal tanpa bentuk atau kemunduran ,yaitu kemunduran dari
tingkat diferensiasi tinggi ke tingkat diferensiasi rendah.

Anaplasia ditentukan oleh sejumlah perubahan gambaran morfologik dan perubahan


sifat, pada anaplasia terkandung 2 jenis kelainan organisasi yaitu kelainan organisasi
sitologik dan kelainan organisasi posisi.

Anaplasia sitologik menunjukkan pleomorfi yaitu beraneka ragam bentuk dan ukuran
inti sel tumor. Sel tumor berukuran besar dan kecil dengan bentuk yang bermacam-
macam . mengandung banyak DNA sehingga tampak lebih gelap (hiperkromatik )

Anaplasia posisionalmenunjukkan adanya gangguan hubungan antara sel tumor yang


satu dengan yang lain . terlihat dari perubahan struktur dan hubungan antara sel tumor
yang abnormal.

2. Derajat Pertumbuhan

Tumor jinak biasanya tumbuh lambat sedangkan tumor ganas cepat . tetapi derajat
kecepatan tumbuh tumor jinak tidak tetap,kadang – kadang tumor jinak tumbuh lebih
cepat daripada tumor ganas.karena tergantung pada hormone yang mempengaruhi dan
adanya penyediaan darah yang memadai.

Pada dasarnya derajat pertumbuhan tumor berkaitan dengan tingkat diferensiasi


sehingga kebanyakan tumor ganas tumbuh lebih cepat daripada tumor jinak.

Derajat pertumbuhan tumor ganas tergantung pada 3 hal,yaitu :

1. Derajat pembelahan sel tumor


2. Derajat kehancuran sel tumor
3. Sifat elemen non-neoplastik pada tumor

Pada pemeriksaan mikroskopis jumlah mitosis dan gambaran aktivitas metabolisme inti
yaitu inti yang besar,kromatin kasar dan anak inti besar berkaitan dengan kecepatan
tumbuh tumor.

Tumor ganas yang tumbuh cepat sering memperlihatkan pusat-pusat daerah nekrosis /
iskemik. Ini disebabkan oleh kegagalan penyajian daerah dari host kepada sel – sel
tumor ekspansif yang memerlukan oksigen.

3.Invasi Lokal

Hampir semua tumor jinak tumbuh sebagai massa sel yang kohesif dan ekspansif pada
tempat asalnya dan tidak mempunyai kemampuan mengilfiltrasi ,invasi atau penyebaran
ketempat yang jauh seperti pada tumor ganas.

Oleh karena tumbuh dan menekan perlahan – lahan maka biasanya dibatasi jaringan
ikat yang tertekan disebut kapsul atau simpai,yang memisahkan jaringan tumor dari
jaringan sehat sekitarnya. Simpai sebagian besar timbul dari stroma jaringan sehat
diluar tumor, karena sel parenkim atropi akibat tekanan ekspansi tumor. Oleh karena
ada simpai maka tumor jinak terbatas tegas, mudah digerakkan pada operasi. Tetapi
tidak semua tumor jinak berkapsul,ada tumor jinak yang tidak berkapsul misalnya
hemangioma.

` Tumor ganas tumbuh progresif,invasive,dan merusak jaringan sekitarnya. Pada


umumnya terbatas tidak tegas dari jaringan sekitarnya. Namun demikian ekspansi
lambat dari tumor ganas dan terdorong ke daerah jaringan sehat sekitarnya. Pada
pemeriksaan histologik,masa yang tidak berkapsul menunjukkan cabang – cabang
invasi seperti kaki kepiting mencengkeram jaringan sehat sekitarnya.

Kebanyakan tumor ganas invasive dan dapat menembus dinding dan alat tubuh
berlumen seperti usus,dinding pembuluh darah,limfe atau ruang perineural.
Pertumbuhan invasive demikian menyebabkan reseksi pengeluaran tumor sangat sulit.
Pada karsinoma in situ misalnya di serviks uteri ,sel tumor menunjukkan tanda ganas
tetapi tidak menembus membrane basal. Dengan berjalannya waktu sel tumor tersebut
akan menembus membrane basal.

4. Metastasis / Penyebaran

Metastasis adalah penanaman tumor yang tidak berhubungan dengan tumor primer.
Tumor ganas menimbulkan metastasis sedangkan tumor jinak tidak. Infasi sel kanker
memungkinkan sel kanker menembus pembuluh darah, pembuluh limfe dan rongga
tubuh,kemudian terjadi penyebaran. Dengan beberapa perkecualian semua tumor ganas
dapat bermetastasis. Kekecualian tersebut adalah Glioma ( tumor ganas sel glia ) dan
karsinoma sel basal , keduanya sangat infasif, tetapi jarang bermetastasis.

Umumnya tumor yang lebih anaplastik,lebih cepat timbul dan padanya kemungkinan
terjadinya metastasis lebih besar. Namun banyak kekecualian. Tumor kecil
berdiferensiasi baik, tumbuh lambat, kadand- kadang metastasisnya luas. Sebaliknya
tumor tumbuh cepat ,tetap terlokalisir untuk waktu bertahun- tahun.

D. Penyebab Kanker

Segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya kanker disebut karsinogen. Dan berbagai
penelitian dapat diketahui bahwa karsinogen dapat dibagi ke dalam 4 golongan :

1. Bahan kimia
2. Virus
3. Radiasi (ion dan non-ionisasi)
4. Agen biologic

Karsinogen kimia
Kebanyakan karsinogen kimia ialah pro-karsinogen . Yaitu karsinogen yang memerlukan
perubahan metabolis agar menjadi karsinogen aktif, sehingga dapat menimbulkan
perubahan pada DNA, RNA, atau Protein sel tubuh.

Karsinoen virus

Virus yang bersifat karsinogen disebut virus onkogenik. Virus DNA dan RNA dapat
menimbulkan transformasi sel. Mekanisme transformasi sel oleh virus RNA adalah
setelah virus RNA diubah menjadi DNA provirus oleh enzim reverse transeriptase yang
kemudian bergabung dengan DNA sel penjamin. Setelah mengenfeksi sel, materi genitek
virus RNA dapaat membawa bagian materi genitek sel yang di infeksi yang disebut V-
onkogen kemudian dipindahkan ke materi genitek sel yang lain.

Karsinogen Radrasi

Radrasi UV berkaitan dengan terjadinya kanker kulit terutama pada orang kulit putih. Karena
pada sinar / radiasi UV menimbulkan dimmer yang merusak rangka fosfodiester DNA.

Agen Biologik

1. Hormon : bekerja sebagai kofaktor pada karsinogenesis


2. Mikotoksin : Mikotoksin ialah toksin yang dibuat oleh jamur
3. Parasit : Parasit yang dihubungkan dengan terjadinya kanker ialah schistosoma dan
clonorchis sinensis.

Faktor-faktor mempengaruhi angka kejadian kanker :

1. Jenis kelamin
2. Umur
3. Ras ( suku bangsa )
4. Lingkungan
5. Geografik
6. Herediter

E. Biologi Pertumbuhan Tumor

Faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan tumor :

1. Kinetik pertumbuhan sel tumor

Ini akan terlihat dari pernyataan beberapa lama waktu yang diperlukan oleh suatu sel
transformasi untuk membentuk massa tumor yang jelas secara klinis.

2. Angiogenesis Tumor

Pasokan darah terhadap jaringan tumor. Tanpa ada pembuluh darah atau pembuluh umfe
tumor ganas akan gagal untuk bermetastasis.

3. Progresi dan Heterogenitas Sel Tumor

Tumor ganas berasal morokional dengan berjalannya waktu mereka menjadi heterogen .
pada tingkat molecular progresi tumor dan heterogenitas sebagai akibat dari mutasi
multiple yang terkumpul dan saling tidak tergantungpada sel yang berbeda sehingga
menurunkan subklonal dengan sifat yang berbeda.

F. Penyebab Tumor Ganas

Dua yang dimiliki oleh sel tumor ganas ( kanker ) ialah kemampuan untuk menginvasi
jaringan setempat dimana tumor ganas itu tumbuh ( lokal ) dan metastasis / menyebar
ketempat yang jauh dari tumor induk. Invasi dan metastasis merupakan sifat biologik
utama tumor ganas.
G. Gambaran Klinik Neoplasma

Pengaruh tumor pada penderita :

 Akibat local

Masa jaringan tumor yang tumbuh menimbulkan tekanan pada alat – alat penting di
sekitarnya. Misalnya pembuluh darah, saraf,saluran visceral,duktus dan alat padat yang
menimbulkan berbagai komplikasi.

 Akibat umum

Pada umumnya penderita kanker menjadi kurus diikuti oleh badan lemah,anemia, dan
anoreksia.

Koheksi (kumpulan gejala- gejala) disebabkan oleh kelainan metabolisme ,bukan dari
kebutuhan makanan ,melainkan akibat dari kerja factor terlarut seperti sitoksin yang
diproduksi tumor.

 Aktivitas Fungi

Aktifitas fungi lebih khas pada tumor jinak dari pada tumor ganas / kanker,karena tumor
ganas selnya udak berdiferensiasi maka kemampuannya hilang.

H. Pendekatan Diagnosis Tumor

 Kecurigaan klinis

Kecurigaan diagnosa kanker ialah badan lemah, anoreksia, berat badan turun.
Menegakkan diagnosis dengan adanya riwayat penyakit.

 Diagnosis Lab Kanker


Pemeriksaan Histopatologi dan Sitologi

Diagnosis hispatologi adalah cara yang pasti untuk menegakkan diagnosis neoplasma.
Kedua ujung sprektum jinak – ganas memang tidak ada masalah,tetapi diantara
keduanya terletak daerah abu – abu daerah yang sukar dan sebaiknya kita bijaksana
dan hati – hati.

 Diagnosis Dini Kanker

Untuk menemukan stadium dini kanker harus dilakukan pemeriksaan rutin pada pasien
yang tidak menunjukkan gejala.

Beberapa usaha penemuan kanker tingkat dini :

1. Pemeriksaan sitologi serviks ( PAPTES ) rutin tahunan pada wanita berusia > 35
tahun.
2. Usia 50 tahun atau lebih diadakan pemeriksaan sigmoideskopi tiap 3-5 tahun,untuk
menemukan lesi pada rectum.
3. SADARI ( memeriksa payudara sendiri ) bulanan,untuk menemukan benjolan kecil
pada payudara sendiri.
4. Pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara berkala.
5. Agar memperhatikan tanda WASPADA akan kanker.
A. Definisi
Radang dalam bahasa medik dikenal dengan Inflammasi yaitu suatu respon jaringan tubuh
yang kompleks saat menerima rangsang yang kuat akibat pengrusakan sel, infeksi
mikroorganisme patogen dan iritasi. Radang juga merupakan proses tubuh mempertahankan
diri dari aneka rangsangan tadi agar tubuh dapat meminimalisir dampak dari rangsangan tadi.
Peradangan dapat dikenali dengan adanya beberapa tanda khas yang sering menyertai, Aulus
Cornelius Celcus (30 SM – 45 M) memberi istilah latin yaitu Rubor, Calor, Dolor, Tumor.
Sementara Galen menambahkan dengan Functio laesa. Menurut Katzung (2002):Radang
ialah suatu proses yang dinamis dari jaringan hidup atau sel terhadap suatu rangsang atau
injury (jejas) yang dilakukan terutama oleh pembuluh darah (vaskuler) dan jaringan ikat
(connective tissue).

B. Penyebab Peradangan

1. Infeksi dari mikroorganisme dalam jaringan.


2. Trauma fisik.
3. Cedera kimiawi, radiasi, mekanik atau termal.
4. Reaksi imun (menimbulkan respon hipersensitif dalam jaringan).

C. Jenis-jenis Radang

1. Radang Akut

Radang akut adalah respon yang cepat dan segera terhadap cedera yang didesain
untuk mengirimkan leukosit ke daerah cedera. Leukosit membersihkan berbagai
mikroba yang menginvasi dan memulai proses pembongkaran jaringan nekrotik.
Terdapat 2 komponen utama dalam proses radang akut, yaitu perubahan penampang
dan struktural dari pembuluh darah serta emigrasi dari leukosit.Perubahan penampang
pembuluh darah akan mengakibatkan meningkatnya aliran darah dan terjadinya
perubahan struktural pada pembuluh darah mikro akan memungkinkan protein plasma
dan leukosit meninggalkan sirkulasi darah. Leukosit yang berasal dari mikrosirkulasi
akan melakukan emigrasi dan selanjutnya berakumulasi di lokasi cedera.

2. Radang Kronis
Radang kronis dapat diartikan sebagai inflamasi yang berdurasi panjang (berminggu-
minggu hingga bertahun-tahun) dan terjadi proses secara simultan dari inflamasi aktif,
cedera jaringan, dan penyembuhan.
Perbedaannya dengan radang akut, radang akut ditandai dengan perubahan vaskuler,
edema, dan infiltrasi neutrofil dalam jumlah besar. Sedangkan radang kronik ditandai
oleh infiltrasi sel mononuklir (seperti makrofag, limfosit, dan sel plasma), destruksi
jaringan, dan perbaikan.
Radang kronik dapat timbul melalui satu atau dua jalan. Dapat timbul menyusul
radang akut, atau responnya sejak awal bersifat kronik. Perubahan radang akut
menjadi radang kronik berlangsung bila respon radang akut tidak dapat reda,
disebabkan agen penyebab jejas yang menetap atau terdapat gangguan pada proses
penyembuhan normal. Ada kalanya radang kronik sejak awal merupakan proses
primer. Sering penyebab jejas memiliki toksisitas rendah dibandingkan dengan
penyebab yang menimbulkan radang akut. Terdapat 3 kelompok besar yang menjadi
penyebabnya, yaitu infeksi persisten oleh mikroorganisme intrasel tertentu (seperti
basil tuberkel, Treponema palidum, dan jamur-jamur tertentu), kontak lama dengan
bahan yang tidak dapat hancur (misalnya silika), penyakit autoimun. Bila suatu
radang berlangsung lebih lama dari 4 atau 6 minggu disebut kronik. Tetapi karena
banyak kebergantungan respon efektif tuan rumah dan sifat alami jejas, maka batasan
waktu tidak banyak artinya. Pembedaan antara radang akut dan kronik sebaiknya
berdasarkan pola morfologi reaksi.

D. Tanda-Tanda Radang
Reaksi tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut:

1. Rubor (kemerahan)

Rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang
mengalami peradangan.Saat reaksi peradangan timbul,terjadi pelebaran arteriola yang
mensuplai darah ke daerah peradangan.
Sehingga lebih banyak darah mengalir ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang
dengan cepat terisi penuh dengandarah.Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti,
menyebabkan warna merahlokal karena peradangan akut.

2. Kalor (panas)
Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut.Kalor
disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang memiliki
suhu 37oC disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami radang lebih banyak dari
pada ke daerah normal.
3. Tumor (pembengkakan)

Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan oleh


pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial.
Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat
meradang.

4. Dolor (rasa nyeri)


Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-
ujung saraf.Pengeluaran zat seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapat
merangsang saraf.Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi akibat
pembengkakan jaringan yang meradang.
5. Functiolaesa (gangguan fungsi)
Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang hilang (Dorland,
2002).Functio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi
belum diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang
meradang.

E. Faktor Yang Mempengaruhi Peradangan Dan Penyembuhan


Seluruh proses peradangan bergantung pada sirkulasi yang utuh ke daerah yang terkena. Jadi,
jika ada defisiensi suplai darah kedaerah yang terkena, maka proses peradangannya sangat
lambat, infeksi yang menetap dan penyembuhan yang jelek.
Banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka atau daerah cidera atau daerah
peradangan lainnya,salah satunya adalah bergantung pada poliferasi sel dan aktivitas
sintetik,khususnya sensitif terhadap defisiensi suplai darah lokal dan juga peka terhadap
keadaan gizi penderita.
Penyembuhan juga dihambat oleh adanya benda asing atau jaringan nekrotik dalam luka, oleh
adanya infeksi luka dan immobilisasi yang tidak sempurna.
Komplikasi pada penyembuhan luka kadang-kadang terjadi saat proses penyembuhan luka.
Jaringan parut mempunyai sifat alami untuk memendek dan menjadi lebih padat, dan kompak
setelah beberapa lama. Akibatnya adalah kontraktur yang dapat membuat dareah menjadi
cacat dan pembatasan gerak pada persendian.
Komplikasi penyembuhan yang kadang-kadang dijumpai adalah amputasi atau neuroma
traumatik, yang secara sederhana merupakan poliferasi regeneratif dari serabut-serabut saraf
kedalam daerah penyembuhan dimana mereka terjerat pada jaringan parut yang padat.

F. Macam-Macam Penyakit Radang

1. Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis).


2. Radang Tenggorokan.
3. Radang Lambung.
4. Infeksi saluran kencing
5. Penyakit Radang/Pembesaran Prostat.dll

G. Mekanisme Infeksi
Infeksi adalah masuknya kuman penyakit kedalam tubuh hingga menimbulkan gejala–gejala
penyakit dan juga merupakan keadaan jaringan tubuh yang terpapar mikroorganisme baik
oleh bakteri,virus,jamur maupun parasit. Sama seperti radang, infeksi dapat terjadi baik di
permukaan luar tubuh maupun di permukaan rongga dalam tubuh.
Pada setiap luka pada jaringan akan timbul reaksi inflamasi atau reaksi vaskuler. Mula-mula
terjadi dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler sehingga plasma akan merembes keluar.
Selanjutnya cairan edema akan terkumpul di daerah sekitar luka, kemudian fibrin akan
membentuk semacam jala, struktur ini akan menutupi saluran limfe sehingga penyebaran
mikroorganisme dapat dibatasi.
Pada proses inflamasi juga terjadi inflamasi juga terjadi phagositosis, mula-mula phagosit
membungkus mikroorganisme, kemudian dimulailah digesti dalam sel. Hal ini akan
mengakibatkan perubahan pH menjadi asam. Selanjutnya akann keluar protease selluler yang
akan menyebabkan lysis leukosit. Setelah itu makrofak mononuklear besar akan tiba dilokasi
infeksi untuk membungkus sisa-sisa leukosit. Dan akhirnya terjadi pencairan (resolusi) hasil
proses inflamasi lokal.

H. Pembagian Infeksi:

1. Primer
Apabila terjadi secara langsung sebagai akibat dari proses yang ditimbulkan
mikroorganisme sendiri.
2. Sekunder
Terjadi oleh sesuatu sebab, misalnya:kelemahan tubuh,kelaparan, kelelahan,luka dan
sebagainya.
I. Macam-macam Infeksi lainnya

1. Reinfeksi
Penyakit yang mula-mula sudah sembuh tapi kemudian muncul lagi. Disebut juga
“Residif”.
2. Super Infeksi
Proses penyakit belum sembuh akan tetapi sudah disusul oleh infeksi yang lain.
Disebut juga “infeksi Ganda”.
3. Infeksious
Penyakit infeksi yang mudah menular dari seorang kepada orang lain. Disebut juga
“Infeksiosa”.
4. Epidemi
Penyakit infeksi yang bersifat menular, kadang–kadang dapat menyerang orang bayak
dalam waktu singkat.
5. Pandemi
Merupakan Epidemi yang menyebar ke Negara lain.
6. Endemi
Suatu penyakit yang terus–menerus secara menetap terdapat dalam daerah tertentu.

J. Stadium–stadium Infeksi

1. Tahap Rentan
Pada tahap ini individu masih dalam kondisi relatif sehat, namun peka atau labil,
disertai faktor predisposisi yang mempermudah terkena penyakit, seperti umur,
keadaan fisik, perilaku/kebiasaan hidup, sosial ekonomi, dll. faktor – fator
predisposisi tersebut mempercepat masuknya agen penyebab penyakit (mikroba
patogen) untuk berinteraksi dengan pejamu.
2. Tahap Inkubasi
Inkubasi disebut juga masa tunas, masa dari mulai masuknya kuman kedalam tubuh
(waktu kena tular) sampai pada waktu penyakit timbul. Setiap penyakit berlainan
masa ikubasinya. Penularan penyakit dapat terjadi selama masa inkubasi.
Lamanya masa inkubasi dipengaruhi oleh:
o Jenis mikroorganisme.
o Virulensi atau ganasnya mikroorganisme dan Jumlah mikroorganisme.
o Kecepatan berkembangbiaknya mikroorganisme dan Kecepatan pembentukan
toksin dari mikroorganisme.
o Porte de’entre (pintu masuk dari mikroorganisme).
o Endogen (daya tahan host atau tuan rumah).
3. Tahap Sakit
Penderita dalam keadaan sakit.Merupakan tahap tergangunya fungsi organ yang dapat
memunculkan tanda dan gejala (signs and symptoms) penyakit.Dalam perjalanannya
penyakit akan berjalan bertahap.Pada tahap awal,tanda dan gejala penyakit masih
ringan.Penderita masih mampu melakukan aktivitas harian dan masih dapat diatasi
dnegan berobat jalan.Pada tahap lanjut,penyakit tidak dapat diatasi dengan berobat
jalan,karena penyakit bertambah parah,baik secara obyektif maupun subyektif.Pada
tahap ini penderita tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari dan jika berobat
umumnya membutuhkan perawatan.Penularan mikroorganisme melalui
hidung,mulut,telinga,mata,urin,feses,sekret dari ulkus,luka,kulit,organ-organ dalam.
4. Tahap Penyembuhan
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir pula. Perjalanan penyakit tersebut
dapat berakhir dengan 5 alternatif:

o Sembuh sempurna
Penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi
sel/jaringan/organ tubuh kembali seperti sediakala.
o Sembuh dengan cacat
Penderita sembuh dari sakitnya namun disertai adanya kecacatan. Cacat dapat
berbentuk cacat fisik, cacat mental, maupun cacat sosial.
o Pembawa (carier)
Perjalanan penyakit seolah-olah berhenti, ditandai dnegan menghilangnya
tanda dan gejala penyakit. Pada kondisi ini agen penyebab masih ada dan
masih potensial sebagai sumber penularan.
o Kronis
Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap atau
tidak berubah.
o Meninggal dunia
Akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagagalan fungsi-fungsi ogan.

Anda mungkin juga menyukai