Anda di halaman 1dari 17

LI.

1 M&M cairan tubuh dan larutan


LO.1.1 DEFINISI larutan= campuran homogen antara dua zat atau lebih . larutan terdiri dari zat pelarut (solvent) dan terlarut (solotue) campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) +zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar. Cairan : istilah yang dipakai dalam kedokteran untuk menyebutkan cairan-cairan tubuh, sebenarnya lebih tepat didefenisikan sebagai campuran yang bersifat heterogen . Sifat heterogen ini terlihat dari partikel-partikel pembentuknya(solute dan solvent) yang masih menunjukkan sifat dari masing partikel-partikel pembentuk tersebut. Selain itu, cairan khususnya cairan tubuh, biasanya bersifat koloid ataupun suspensi, dimana ukuran partikel pembentuknya lebih besar dari ukuran partikel pembentuk larutan solute (terlarut). Buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program strata 1 fakultas bioeksakta , damin sumardjo LO.1.3 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SOLUTE DAN SOLVENT 1. Sifat dari solute dan solvent Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpoar pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform. 2. Cosolvensi Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit. 3. Kelarutan Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya adalah : a. Dapat larut dalam air Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat larut kecuali nitrat base. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4. b. Tidak larut dalam air Semua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO3. Semua oksida dan

hidroksida tidak larut kecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua garam phosfat tidak larut kecuali K3PO4, Na3PO3. 4. Temperatur Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas. Zat terlarut + pelarut + panas larutan. Beberapa zat yang lain justru kenaikan temperatur menyebabkan tidak larut, zat tersebut dikatakan bersifat eksoterm, karena pada proses kelarutannya menghasilkan panas. Zat terlarut + pelarut larutan + panas Contoh : KOH dan K2SO4 Berdasarkan pengaruh ini maka beberapa sediaan farmasi tidak boleh dipanaskan, misalnya : a. Zat-zat yang atsiri, Contohnya : Etanol dan minyak atsiri. b. Zat yang terurai, misalnya : natrium karbonas. c. Saturatio d. Senyawa-senyawa kalsium, misalnya : Aqua calsis. 5. Salting Out Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh. 6. Salting In Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida. 7. Pembentukan Kompleks 1. Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh. 1. klasifikasi cairan dan larutan arutan dapat diklasifikasikan berdasarkan empat klasifikasi : 1. Berdasarkan kepekatannya, dibagi atas 3 macam : a. Larutan tidak jenuh, yakni larutan yang pada kondisi standar (tekanan 1 atm dan suhu 25 derajat C) masih dapat melarutkan solute. b. Lautan jenuh, yakni larutan yang dalam kondisi standar tidak dapat lagi melarutkan solute. Pada kondisi ini terjadi kesetimbangan antara jumlah solute yang larut dan yang tidak terlarut. c. Larutan lewat jenuh, yakni larutan yang mengandung konsentrasi zat terlarut melebihi konsentrasi zat terlarut pada keadaan jenuh.

2. Berdasarkan daya hantar listriknya, dibagi atas 2 macam : a. Larutan elektrolit, yakni larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Adapun larutan elektrolit dibagi lagi atas 2 macam yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. b. Larutan non elektrolit, yakni larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. 3. Berdasarkan fasa/wujud Solvent No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Fasa Cair Cair Cair Padat Padat Padat Gas Gas Gas Contoh Air Aseton Air Pd Cd Au O2 Udara O2 Fasa Cair Gas Padat Gas Cair Padat Gas Cair Padat Solut Contoh Alkohol Asetilen Garam H2 Hg Ag He Minyak wangi naftalen Spiritus Zat untuk las Larutan garam Gas oven Amalgam gigi Sinsin Gas untuk menyelam Spray Kamfer Larutan

4. Berdasarkan kemampuan menyerap atau melepaskan kalor dibagi atas 2 : a. Larutan ideal yakni larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran larutan. b. Larutan tak ideal yakni larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu : Larutan yang mengalami pelepasan kalor pada saat pencampuran sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari hukum Roult. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult. LO.1.4 KLASIFIKASI CAIRAN DAN LARUTAN a. Cairan ekstraseluler (CES) Seluruh cairan di luar sel semuanya disebut cairan ekstraseluler. Cairan ini merupakan 20% dari berat badan atau sekitar 14 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg. Dua kompertemen terbesar dari cairan ekstraseluler adalah :

1. Cairan interstisial Adalah cairan yang terdapat di ruang-ruang antar sel dan merupakan lingkungan internal sejati yaitu cairan yang membasahi sel-sel jaringan. Oleh karena itu sering disebut cairan jaringan. Cairan ini membentuk 4/5 dari seluruh kompartemen CES atau sekitar 15%. 2. Cairan intravascular atau plasma Plasma adalah bagian darah nonselular dan terus menerus berhubungan dengan cairan interstisial melalui celah-celah membran kapiler. Celah ini bersifat sangat permeable untuk hampir semua zat terlarut dalam CES. Oleh karena itu, CES secara konstan terus bercampur sehingga antara plasma dan cairan interstisial memiliki komposisi yang sama kecuali protein yang konsentrasinya lebih tinggi dari plasma. Plasma membentuk 1/5 dari seluruh kompartemen CES atau sekitar 5%. Plasma juga adalah satu-satunya cairan yang dapat langsung diatur volume dan komposisinya. 3. Cairantranseluler, yang beradadalamrongga-ronggakhusus, misalnyacairanotak (likuorserebrospinal), bola mata, sendi. Cairanekstraselberperansebagai: Pengantarsemuakeperluansel (nutrient,oksigen,berbagai ion, dan regulator hormon) Pengangkut C , sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel. Contoh : Na sebagaikation, kloridasebagai anion b. Cairan intraseluler (CIS) Cairan yang terdapat didalam sel tubuhmanusia. Cairan yang membentuk sekitar 2/3 dari cairan tubuh total atau sekitar 40% dari berat badan total pada pria rata-rata. Cairan ini memiliki berbagai konstituen yang memiliki komposisi yang sangat serupa oleh karena itu CIS dari seluruh sel yang berbeda dianggap sebagai satu kompartemen cairan yang besar. Perbedaan antara CIS dan CES adalah: 1. Adanya protein sel di CIS yang tidak dapat menembus membran untuk keluar sel. 2. Pada CIS, Distribusi tidak setara Na dan K serta anion-anion yang ada akibat kerja dari pompa Na-K ATPase di membran yang terapat di semua sel. Na adalah kation utama CES dan Cl adalah anionnya. Sedangkan K adalah kation utama CIS dan anionnya adalah PO4 Semua pertukaran H2O dan konstituen lain antara CIS dan lingkungan eksternal harus melalui CES. Air yang ditambahkan ke cairan tubuh pertama kali selalu memasuki kompartemen CES dan cairan selalu keluar dari tubuh malalui CES. Karena plasma adalah satu-satunya cairan yang dapat langsung diatur volume dan komposisinya maka setiap mekanisme kontrol yang bekerja pada plasma pada dasarnya mengatur CES keseluruhan. CIS pada gilirannya dipengaruhi oleh perubahan CES sampai ke tingkat yang diperbolehkan oleh permeabilitas sawar.

www.biochimical.com

LI.2 M&M LARUTAN DALAM TUBUH


LO.2.1 KADAR NORMAL Cairan Tubuh Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50% - 60% dari berat badan. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen yaitu 1.Cairan intraseluler Cairan intraseluler terdiri dari 40% dari berat badan orang dewasa atau 70% total dari cairan tubuh 2.Cairan ekstraseluler. Cairan ekstraseluler terdiri dari 20% dari berat badan orang dewasa atau 30% dari total dari cairan tubuh ( Metheny, 1992 dari C.Taylor, C. Lillis dan P. LeMone, 1998). Cairan ekstraseluler terdiri dari cairan intravascular dan interstisial. Cairan intravascular atau plasma merupakan cairan dari komponen darah. Cairan interstisial adalah cairan yang terdapat pada jaringan sel dan limpa. Cairan Total Tubuh ( Total Body Water) atau TBW/TBF adalah jumlah total cairan yang dikeluarkan prosentase dari berat badan. A. Elektrolit Adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Ion-ion positif disebut kation dan ion-ion negative disebut anion. Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent (mEq). Satu milliequivalent adalah aktivitas secara kimia dari 1 mg dari hidrogen Pengaturan Elektrolit Sodium ( Natrium/ Na+) Adalah elektrolit paling banyak terdapat pada cairan ekstraseluler. Natrium berfungsi mempertahankan keseimbangan air, pengatur utama volume cairan ekstraseluler, mempengaruhi volume cairan intraseluler, sebagai hantaran impuls saraf dan kontraksi otot, sebagai dasar elektrolit pada pompa Natrium Kalium. Natrium diatur oleh intake garam, aldosteron dan pengeluaran urin. Nilai normal sekitar 135-145 mEq/ L (mmol/L) Potassium ( Kalium ) Adalah kation yang paling banyak pada intraseluler Kalium berfungsi sebagai pengatur aktivitas enzim sel dan komponen dari cairan sel. Berperan vital pada proses transmisi dari impuls listrik dan kontraksi syaraf, jantung, otot, intestinal, dan jaringan paru; metabolisme protein dan karbohidrat. Membantu pada pengaturan keseimbangan asam basa karena ion K dapat diubah menjadi ion hydrogen. Pengaturan ion K oleh pompa Natrium, sekresi aldosteron merangsang ekskresi K dalam

urin. Nilai normal Kalium sekitar 3,5 5 mEq/L Calsium ( Kalsium ) Berfungsi untuk transmisi impuls syaraf dan pembekuan darah, katalisatos kontraksi otot dan kekuatan kontraksi otot. Dibutuhkan untuk absorpsi vitamin B12 dan kekuatan tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid mengabsorpsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal. Hormon thyrokalsitonin menghambat penyerapan Kalsium tulang. Nilai normal 1,3 2, 1 mEq/L atau 1/3 dari jumlah plasma protein Magnesium Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Berfungsi pada aktivitas enzim, metabolisme karbohidrat dan protein. Magnesium di absorpsi oleh intestinal dan diekskresi oleh ginjal. Nilai normal 1,3 2, 1 mEq/L atau 1/3 dari jumlah plasma protein Chlorida (Klorida) Merupakan cairan anion ekstraseluler ditemukan di darah, cairan intestinal, dan limpa. Berfungsi mempertahankan tekanan osmotik darah. Nilai normal klorida sekitar 95 105 mEq/L (mmol/L) Bikarbonat Bikarbonat merupakan molekul anion. Berfungsi pada keseimbangan asam basa. Di atur oleh ginjal. Nilai normal sekitar 25 29 mEq/ L (mmol/L) Fosfat Ion fosfat merupakan anion dalam sel tubuh. Berfungsi sebagai keseimbangan asam basa. Penting pada pembelahan sel dan transmisi dari herediter. Fosfat diatur oleh PTH (Parathyroidhormon) dan diaktifkan oleh vitamin D. Nilai normal sekitar 2,5 4,5 mEq/L (mmol/L) LO.2.2 GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN LARUTAN Penurunan Berat Badan Akut 2-5% 5-10% 10-15% 15-20% Keparahan Deficit Cairan Tubuh Ringan Sedang Berat Fatal

Tabel 2 penilaian derajat dehidrasi berdasarkan tanda dan gejala klien Penilaian A B C Baik, sadar Gelisah, rewel* Lesu, lunglai, atau Lihat :keadaan tidak sadar* umum Normal Cekung Sangat Cekung Dan Mata Kering Ada Tidak ada Tidak ada Air mata

Mulut dan lidah Rasa haus Periksa : turgor kulit Hasil pemeriksaan

Basah Minum biasa, tidak haus Kembali cepat Tanpa dehidrasi

Kering Haus, ingin minum banyak* Kembali lambat*

Dehidrasi ringan/sedang NB: bila ada 1 tanda *, ditambah 1 atau lebih tanda lain.

Sangat kering Malas minum atau tidak bisa minum* Kembali sangat lambat* Dehidrasi berat

Sumber : mansjoer dkk. 2003 (Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika) Hipokalemia: - tanpa defisit K+ total tubuh - dg.defisit K+ total Tanpa defisit: - terjadi pada Alkalosis Resp. K+ intrasel; juga terjadi pada hipokalemik periodik paralysis & hiperalimentasi Dengan defisit: - asupan K+ kurang : anoreksia& alkoholism - Kehilangan K+ >>: diare hebat, muntah2, laxans> - Mel.Ginjal: mineralokortikoid> (hiperaldosteron primer/sekunder pada sirosis, SN, dekomp.); diuretik berlebihan, pemberian penisilin atau karbenisilin; asidosis tubular akut, AML, hipomagnesia Gejala nya: aritmi: terutama bila mendapat digitalis EKG: T mendatar, gel.U, ST depresi, QT melebar, kepekaan berkurang Ileus paralitik, kelemahan otot/kuadriplegi, hipotensi ortostatik Kronik: vakuolisasi sel tub.proksimal, fibrosis interstitial, atrofi/dilatasi tubulus, poliuri&polidipsi, osmol.urine menurun NH3 meningkat ekskresi NH4 urine meningkat Keasaman berkurang H+ menurun reabs. HCO3- metabolik alkalosis

Pengobatan: - dapat peroral/ parenteral - Alkalosis : K+ dalam bentuk KCl - Alkalosis : bikarbonat, sitrat, glukonat - Parenteral: 10 meq/jam dengan pemantauan kadar K+ plasma - Pemberian dalam larutan NaCl/dextrose

Hyperkalemia Etiologi : - asupan berlebih peroral/enteral - Perpindahan K+ ke ekstrasel pada asidosis - Pseudohiperkalemia: pada pem. Penderita dg. Lekositosis/trombositosis ok.proses koagulasi/hemolisis. Gejala: - kelemahan otot s/d paralisa - Utk.menurunkan K+, meningkatkan hormon2 aldosteron, insulin, epinephrin, glukagon u/ menstabilkan gula darah - Jantung: aritmia/arrest; gambaran EKG: tall T, QRS >, interval P >, hilangnya P, QRS menyatu dg.T dan disebut sine-wave LO2.3 MEKANISME KESEIMBANGAN CAIRAN DAN LARUTAN Kompartemen Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen besar yaitu 1. Kompartemen intrasel Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh.Volumenya 33%berat badan (60% air tubuh total). Kandungan air intrasel lebih banyak dibandingkan ekstrasel, presentase volume cairan intrasel pada anak lebih kecil dibandingkan orang dewasa karena jumlah sel lebih sedikit dan ukuran sel lebih kecil. Peranan cairan intrasel: Pada proses menghasilkan,menyimpan,dan penggunaan energi Proses perbaikan sel Proses replikasi Dan fungsi khusus: sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel Kandungan Elektrolit Intrasel Dalam cairan intrasel,kation utama adalah kalium, sedamgkan anion utama adalah fosfat dan protein 2. Kompartemen ekstrasel Cairan ekstrasel terdiri atas: 1.cairan interstisium/cairan antar sel yang berada diantara sel sel 2. cairan intravaskular,yang berada dalam pembuluh darah 3. cairan tran-sel,yang berada dalam rongga rongga khusus misalnya cairan otak, bola mata,sendi.Jumlah cairan trans-sel relatif sedikit

Tabel 3.Volume air tubuh pada masing masing kompartemen Kompartemen Volume intraseluler Volume ekstraseluler Terdiri atas: Volume interstisium Volume plasma Volume trans seluler ** 11,2 L 3,2 L 1,6 L 15,4 4,4 2,2 28 8 4 Jumlah 24.0 L 16.0 L % BB 33 % jumlah cairan 60 40

22

*sebagai model adalah seorang pria sehat BB=73 kg dan cairan tubuh total sejumlah 40 L(55%) **cairan serebrospinal,gastrointestinal,traktus urinarius,duct of glands,cairan sereous cavities Peran cairan ekstrasel: 1. Pengantar semua keperluan sel (nutrien,oksigen,berbagai ion,trace minerals,dan regulator hormon/molekul) 2. Pengangkut CO2,sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel. Kandungan Elektrolit Sel + Kation utama dalam cairan ekstrasel adalah natrium (Na ). Kation ekstasel lainnya 2+ 2+ adalah kalium (K+),Kalsium (Ca )dan magnesium (Mg ).Anion adalah klorida,bikarbonat,dan albumin.

LI.3. M&M dehidrasi Definisi Dehidrasi adalah kehilangan cairan dari jaringan tubuh yang berlebihan. Dehidrasi merupakan gangguan umum yang terjadii pada bayi dan anak anak ketika haluaran cairan total melebihi asupan cairan total. Marry E muscari keperawatan pediatric edisi 3 tahun 2001

Gejala Derajat dehidrasi Tanda Kehilangan cairan Warna kulit Turgor kulit Membrane mukosa Haularan urin Tekanan darah Denyut nadi Ringan <5% Pucat Menurun Kering Menurun Normal Normal atau meningkat Sedang 5-9% Abu abu Tidak elastis Sangat kering Oliguria Normal atau semakin rendah meningkat berat 10% Bercak bercak Sangat tidak elastis Pecah pecah Oliguria nyata Semakin rendah Cepat dan panjang

Wong,D.L (1999). whaley and wongs nursing care of infants and children (edusu ke-6, hlm 1290). St. Louis: C.V mosby.

Penyebab 1. Dehidrasi dapat disebabkan oleh kehilangan air yang tidak disadari pada kulit dan saluran pernapasan, peningkatan eksresi cairan pada ginjal dan gastrointestinal , atau penurunan asupan cairan. 2. Kemungkinan penyebab dehidrasi antara lain: - muntah dan diare yang berlebihan - asupan cairan yang tidak cukup - ketoasidosis diabetic - luka bakar berat - demam tinggi berkepanjangan - hiperventilasi Marry E muscari keperawatan pediatric edisi 3 tahun 2001 klasifikasi berdasarkan klasifikasi dehidrasi WHO, maka dehidrasi dibagi tiga menjadi dehidrasi ringan, sedang, atau berat. 1. Dehidrasi Ringan Tidak ada keluhan atau gejala yang mencolok. Tandanya anak terlihat agak lesu, haus, dan agak rewel.

2. Dehidrasi Sedang Tandanya ditemukan 2 gejala atau lebih gejala berikut: Gelisah, cengeng Kehausan Mata cekung Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali ke posisi semula. 3. Dehidrasi berat Tandanya ditemukan 2 atau lebih gejala berikut: Berak cair terus-menerus Muntah terus-menerus Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk Tidak bisa minum, tidak mau makan Mata cekung, bibir kering dan biru Cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik Tidak kencing 6 jam atau lebih/frekuensi buang air kecil berkurang/kurang dari 6 popok/hari. Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi http://medicastore.com/diare/diagnosa_diare.htm mekanisme dehidrasi Masalah defisit cairan dapat mempengaruhi homeostasis fungsi tubuh. Air yang menyusun dua per tiga tubuh orang sehat memiliki fungsi yang krusial. Masalah gangguan cairan tubuh menjadi hal yang paling penting untuk mengembalikan fungsi tubuh secara optimal. Salah satu gangguan cairan yang paling umum adalah Diare. Diare merupakan suatu proses pengeluaran feses secara berlebihan dan bersifat cair. Penyebab diare pun banyak dari factor internal maupun eksternal tubuh. Diare disebut sebagai salah satu gangguan cairan tubuh karena melalui feses yang dikeluarkan secara berlebihan dan cair inilah yang membuat air dan ion ion tubuh penting menjadi hilang. Diare dapat menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi dan masalah yang signifikan yaitu syok. Bagi sebagian orang Diare juga menjadi salah satu resiko kematian. Akibat dari pengeluaran cairan yang berlebihan oleh Diare adalah Dehidrasi. Dehidrasi, atau disebut juga ketidakseimbangan hiperosmolar, terjadi akibat kehilangan cairan yang tidak diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama natrium. Kehilangan cairan (air) menyebabkan peningkatan kadar natrium,

pengingkatan osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. Kondisi ini menyebabkan gangguan fungsi sel dan kolaps sirkulasi. Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar serum dari natrium. Dehidrasi Isotonis terjadi ketika kehilangan cairan hampir sama dengan natrium dalam darah. Kehilangan cairan dan natrium besarnya relative sama dalam kompartemen intravaskuler maupun kompartemen ekstravaskuler. Dehidrasi hipotonis terjadi ketika kehilangan cairan dengan kandungan natrium lebih bnayak dari darah. Karena kadar natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskuer ke ekstravaskuler, sehingga menurunkan volume intravascular. Dehidrasi hipertonis terjadi ketika kehilangan cairan dengan kandungan natrium lebih sedikit dari darah. Secara garis besar kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan natrium yang hilang Awal tanda dehidrasi dapat terjadi pada stadium awal ketika Na dan Cl keluar bersama cairan tubuh. 36 48 jam kemudian terjadi reabsorpsi berlebihan oleh ginjal yang mengakibatkan Na dan Cl ektrasel meningkat (Hipertonik). Peningkatan osmolaritas ekstrasel inilah yang mengakibatkan penarikan air dari dalam sel. Sel menjadi dehidrasi sehingga merangsang hipofisis untuk mensekresi ADH yang nantinya menahan cairan di Ginjal dan menghasilkan oliguria. Pada dehidrasi yang disebabkan diare, tubuh

kehilangan sodium, hipotoni ekstrasel (sebagian air masuk ke sel sehingga sel tidak merasa kehilangan air) sehingga osmosis menurun dan ADH dihambat lalu ekskresi urin meningkat (agar tercapai CES yg normal). Akibatnya volume plasma dan cairan interstisial menurun. Penanganan akan dehidrasi harus segera dipenuhi. Jika kehilangan air dan elektrolit terus berlanjut, tekanan darah bisa turun sangat rendah, menyebabkan syok dan kerusakan yang berat pada berbagai organ dalam, seperti ginjal, hati, dan otak. Syok adalah kondisi dimana tekanan darah turun sedemikian rendah sehingga aliran darah ke jaringan tidak lagi dapat dipertahankan secara adekuat (Sherwood, L. 2001). Syok yang terjadi akibat diare atau kehilangan cairan yang berlebih dapat dikategorikan sebagai syok hipovolemik. Kehilangan cairan dan elektrolit akibat dehidrasi membuat air tidak dapar berpindah dari cadangannya dari dalam sel ke dalam vascular, sehingga jumlah air dalam aliran darah berkurang. Aliran darah yang berkurang menyebabkan tekanan darah menurun.

Penurunan tekanan darah menyebabkan supali darah otak menurun (pusing), dan osmolaritas plasma darah meningkat (haus). Saat penurunan tekanan darah ada dua respon yang terjadi yaitu 1. Respon Jangka Pendek. Respon jangka pendek merangsang saraf dan hormonal tubuh untuk mengeluarkan zat yang dibutuhkan. SSP mengaktivasi saraf simpatis yang berhubungan dengan kardiovaskuler untuk meningkatkan denyut jantung, dan RR. Peningkatan kerja simpatis juga membuat peningkatan sekresi adreanalin dan noradrenalin sehingga terjadi vasokonstriksi perifer, dan peningkatan aliran balik vena sehingga curah jantung meningkat. Disaat yang sama, sistem hormonal juga mengaktifkan ADH, dan Angiotensin II untuk peningkatan aliran balik vena yang akhirnya peningkatan curah jantung. 2. Respon jangka panjang. Pada respon ini hormone sepert ADH, Aldosteron, dan Angiotensin 2 meningkatkan volume darah dengan cara menahan cairan di ginjal, sehingga terjadi peningkatan curah jantung yang nantinya meningkatkan tekanan darah. Jika kompensasi dua respon diatas tidak terpenuhi, maka:

Kompensasi Hipovolemik gagal Peningkatan permeabilitas vascular Penurunan sangat besar vol darah Curah jantung menurun

Kerusakan miokardium

Penurunan aliran balik vena

Aliran darah ke jantung turun


Tekanan arteri menurun Aktivasi simpatis & respon iskemik sentral Kerusakan irreversible miokardium

Penggumpalan darah pd P.darah Peningkatan asam laktat, pH, CO2

Aliran darah perifer menurun Jaringan kekurangan O2

Aktivitas simpatis turun Kerusakan SSP irreversibel Aliran darah SSP menurun

Penurunan curah jantung bertahap


Tekanan Arteri turun

Kematian

Sirkulasi kolaps

Vasodilatasi general

Perubahan kimia yg drastic pd jaringan

Aliran darah perifer sangat rendah

Sumber: Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Ed.2. Jakarta: EGC Buku Penerbit Kedokteran Tambayong, J. 2005. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC Buku Kedokteran Tamsuri, A. 2009. Gangguan Keseimbangan Cairan & Elektrolit: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC Buka Penerbit Kedokteran

Komplikasi dehidrasi Akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi komplikasi karena dehidrasi dan asidosis antara lain : hipokalemi, kejang, syok, gagal ginjal dan malnutrisi. Hipokalemia adalah rendahnya kadar kalium didalam darah kita. Kalium kita ketahui juga sebagai elektrolit yang berperan penting pada fungsi syaraf dan sel otot, terutama fungsi sel otot jantung. Gejala hipokalemi biasanya debaran jantung yang tidak teratur, bisa ringan sampai berat. Dan pada kasus yang berat bisa menyebabkan henti jantung dan lumpuhnya otot paru. Gejala lain adalah lemah otot, kram, atau lemes, tidak nyaman didaerah tangan, rasa haus yang berlebihan, sering kencing dan rasa bingung. Pada bayi dan anak kecil dengan masalah penyakit saluran cerna, seperti muntah dan diare yang berkepanjangan disertai kadar kalium yang sangat rendah akan sangat berbahaya karena bisa terjadi henti jantung. Gagal ginjal atau juga disebut insufisiensi ginjal adalah kondisi ketika ginjal tidak lagi berfungsi cukup untuk mempertahankan keadaan normal kesehatan. Ada dua macam gagal ginjal: Gagal ginjal akut, yang terjadi tiba-tiba. Hal ini mungkin karena infeksi, obat, luka trauma, operasi besar, racun nefrotoksik, dll. Insufisiensi ginjal kronis, yang terjadi saat sebuah penyakit secara perlahan dan bertahap menghancurkan kapasitas penyaringan ginjal. Kadang-kadang kondisi ini disebut juga sebagai insufisiensi ginjal progresif, penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal kronis. Kerusakan semacam ini saat ini tidak dapat diperbaiki (ireversibel). Seseorang mungkin telah mengalami gagal ginjal kronis selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, sebelum memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal. LI.7 Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam LO.7.1 Menjelaskan Tata Cara Etika Minum dalam Islam Aktivitas minum merupakan aktivitas yang lekat dengan kehidupan kita sehari hari Berikut merupakan etika minum dalam islam: Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahala Segala perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk beribadah. Oleh karena itu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar dapat beribadah kepada Allah Memulai minum dengan membaca basmalah Diantara sunah Nabi adalah mengucapkan basmalah sebelum minum. Hal ini berdasarkan hadist yang memerintahkan membaca bismillah sebelum makan.Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar rahman dan ar rahim Dari Amr bin abi shalamah,Rasullulah SAW bersabda 3 wahai anakku, jiks engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di dekatmu ( HR Thabrani dalam Mujam kabirz) inum dengan tangan kanan aullulah ersa da wahai anakku jika salah

seorang dari kalian hendak makan hendaklah makan dengan tangan kanan. esungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya ( uslim Tidak bernafas dengan dan meniup air minum Termasuk adab ketika minum adalah tidak ernafas dan meniup air minum. da e erapa hadist mengenai hal ini ari u qatadah a i aw ersa da ika kalian minum maka janganlah kalian ernafas di wadah air minumnya ( ukhari uslim Dalam Syarah Syahih Muslim, imam nawawi mengatakan, 3Larangan bernafas dalam wadah air minum termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum dan menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal hal semacam itu Bau ini dapat menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih lebih jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah.Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang yang meniupnya akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasullulah SAW melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupnya. ernafas tiga kali ketika minum ari nas in alik ra eliau mengatakan ketika rasullulah minum eliau mengam il nafas di luar wadah se anyak tiga kali Dan beliau bersabda 3 hal itu le ih segar le ih enak dan le ih nikmat nnas mengatakan leh karena itu ketika aku minum aku ernafas tiga kali ( Bukhari no 45631 dan muslim no 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali dalam hadist diatas adalah bernafas di luar wadah air minum dan menjauhkan wadah tersebut karena bernafas dalam wadah air minum adalah hal yang dilarang seperti hal diatas.

Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret enutup ejana air pada malam hari iasakanlah diri kita untuk menutup ejana air pada malam hari. e agaimana hadist dari a ir in dillah ku mendengar asullulah ersa da utuplah ejana ejana dan wadah air. arena dalam satu tahun ada suatu malam ketika itu turun suatu wa ah dan tidaklah ia melewati ejana ejana yang tidak tertutup ataupun wadah air yang diikat melainkan akan turun padanya i it penyakit ( uslim

Tidak minum berlebihan Minum berlebihan pada saat makan sangat tidak dianjurkan karena dapat mengganggu pencernaan, hendaknya minum beberapa saat sebelum dan sesudah makan. Tidak minum dengan menggunakan tempat dari emas dan perak Diriwayatkan dari Ummu salamah RA, dia berkata Rasullulah SAW bersabda 3 orang orang yang makan dan minum dari ejana emas dan perak sungguh ia telah menuangkan pada perutnya api dari neraka ( uslim

Minum tiga tegukan yang diawali dengan basmalah dan diakhiri dengan hamdalah Diriwayatkan dari Ibnu Abbas R, dia berkata, Rasullulah SAW bersabda 3Janganlah kalian minum seperti minuman unta tetapi minumlah dengan dua-dua (teguk tau tigatiga (teguk hendaklah kalian mem aca asmalah ketika minum dan mengakhiri dengan hamdalah setelah minum ( tirmid i

Anda mungkin juga menyukai