1.5.Faktor yang mempengaruhi suatu kelarutan Sifat dari solute (terlarut) dan solvent (pelarut) Substansi polar cenderung lebih miscible atau soluble dengan substansi polar lainnya. Substansi nonpolar cenderung untuk miscible dengansubstansino npolar lainnya, dan tidak miscible dengan substansi polarlainnyaSifat pelarut (Sukardjo, 1977). pH Suatu zat asam lemah atau basa lemah akan sukar terlarut, karena tidakmudah terionisasi. Semakin kecil pKanya maka suatu zat semakin sukarlarut, sedangkan semakin besar pKa maka suatu zat akan akan mudahlarut(Lund, 1994). Suhu Kenaikan temperatur akan meningkatkan kelarutan zat yang prosesmelarutnya melalui penyerapan panas/kalor (reaksi endotermik) dan akanmenurunkan kelarutan zat yang proses melarutnya dengan pengeluaran panas/kalor (reaksi eksotermik) (Lund, 1994). Solution aditif Additivies baik dapat meningkatkan atau mengurangi kelarutan zatterlarut dalam pelarut tertentu(Lund, 1994). Pengaruh konstanta dielektrik Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Pelarut polar mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi dapat melarutkan zat-zat non polar sukar larut di dalamnya, begitu pula sebaliknya. Besarnya tetapan dielektrik ini menurut Moore dapat diatur dengan penambahan pelarut lain. Tetapan dielektrik suatu campuran pelarut merupakan hasil penjumlahan dari tetapan dielektrik masing-masing yang sudah dikalikandengan % volume masing-masing komponen pelarut. Adakalanya suatuzat lebih mudah larut dalam pelarut campuran dibandingkan pelarut tunggalnya. Fenomena ini dikenal dengan istilah pelarut campur dan pelarut yang mana dalam bentuk campuran dapat menaikkan kelarutan suatu zat disebut pelarut campur. Etanol, gliserin dan propilen glikoladalah pelarut campur yang umum digunakan dalam bidang farmasi untuk pembuatan eliksir(Sukardjo, 1977). Pengaruh penambahan zat-zat lain Surfaktan adalah suatu zat yang sering digunakan untuk menaikan kelarutan suatu zat. Molekul surfaktan terdiri atas dua bagian yaitu bagian polar dan non polar apabila didispersikan dalam air pada konsentrasi yang rendah, akan berkumpul pada permukaan dengan mengorientasikan bagian polar ke arah air dan bagian non polar kearah udara, surfaktanm empunyai kecenderungan berasosiasi membentuk agregat yang dikenalsebagai misel. Konsentrasi pada saat misel mulai terbentuk disebutkonsentrasi misel kritik (KMK)(Sukardjo, 1977).