Anda di halaman 1dari 26

WRAP UO SKENARIO 1

BLOK CAIRAN
KEKURANGAN CAIRAN

KELOMPOK B4

Ketua : Monika Wulandari


(1102015141)
Sekretaris : Meylita Diaz Stovana
(1102016119)
Anggota : 1. Muhammad Andian Ikbar
(1102016131)
2. Muhammad Salman Nasution
(1102016139)
3. Nur Anisa Muthia
(1102016157)
4. Nurcahya Tria Agusti
(1102016158)
5. Shiva Fairuz (1102016207)
6. Viera Dzakiyyah Muthohharoh
(1102016220)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


TAHUN AJARAN 2016/2017
Jl. Letjen Suprapto Kav. 13, Jakarta Pusat, 10510
Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21. 4244574

DAFTAR ISI

Daftar Isi

2
Skenario

... 3
Kata Sulit

.. 4
Pertanyaan dan Jawaban
.
.5
Hipotesis

6
Sasaran Belajar

. 7
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan
7
LO 1.1. Definisi
LO 1.2. Jenis
LO 1.3. Fungsi
LO 1.4. Perbedaan
LO 1.5. Faktor Kelarutan
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan
. 10
LO 2.1. Defini
LO 2.2. Mekanisme
LO 2.3. Sumber Input dan Output
LO 2.4. komposisi
LO 2.5. Fungsi
LI 3. Memahami dan Menjelaskan Mineral dalam Tubuh
. 15
LO 3.1. Defini
LO 3.2. Sifat
LO 3.3. Klasifikasi
LO 3.4. Fungsi
LO 3.5. Metabolisme
LO 3.6. Kadar Normal
LI 4. Memahami dan Menjelaskan
... 17
LO 4.1. Definisi
LO 4.2. Gejala

2
LO 4.3. Etiologi
LO 4.4. Manifestasi
LO 4.5. Patofisiologi
LO 4.6. Faktor Pencetus
LO 4.7. Tingkat Derajat Dehidrasi
LO 4.8. Prognosis
LI 5. Memahami dan Menjelaskan
... 22
LO 5.1. Dalil
LO 5.2. Hadist
Daftar Pustaka

23

Skenario 1

KEKURANGAN CAIRAN
Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena lemas saat
orientasi pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik : kesadaran
komposmentis, tampak sakit sedang, lemas, bibir dan lidah kering,
kekuatan ekstremitas berkurang. Sebelum dibawa ke UGD Rumah Sakit,
tim darurat medis telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di
RS, penderita diberikan infus cairan. Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan, Kadar Natrium: 138 mEq/L (Normal = 135-147 mEq/L),
Kalium: 2.9 mEq/L (Normal = 3.5-4.5 mEq/L), dan Klorida: 103 mEq/L
(Normal = 100-106 mEq/L). Pasien dianjurkan untuk rawat inap dan
minum sesuai dengan kaidah Islam.

3
IDENTIFIKASI KATA SULIT

1. Komposmentis : Sadar sepenuhnya atau sehat mental


2. Ekstremitas : Anggota badan seperti lengan dan tungkai
3. Infus : Pemasukan obat atau cairan ke dalam tubuh berupa
tekanan istimewa melalui pembuluh darah
4. Cairan Tubuh : Larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut yang
terdiri atas heterogen atau homogeny
5. Natrium : Kation utama pada cairan ekstraseluler
6. Kalium : Kation utama pada cairan intraseluler
7. Klorida : Anion utama pada Cairan ekstraseluler

4
PERTANYAAN DAN JAWABAN

A. Pertanyaan
1. Mengapa kekurangan cairan dapat menyebabkan lemas?
2. Apa fungsi utama cairan tubuh?
3. Apa saja gejala dari kekurangan cairan tubuh?
4. Apa penyebab kekurangan cairan tubuh?
5. Jelaskan tingkat kesadaran seseorang?
6. Bagaimana cara mengatasi kekurangan cairan tubuh?
7. Larutan apa saja yang digunakan untuk menambah cairan?
8. Apa saja penyakit akibat kekurangan cairan?
9. Berapa persen cairan tubuh pada manusia?
10. Apa saja jenis cairan didalam tubuh?
11. Bagaimana tata cara minum dalam Islam?
12. Perbedaan larutan pengganti cairan tubuh dan infus electron?
13. Darimana sumber input dan output cairan?

B. Jawaban
1. Kekurangan cairan menyebabkan darah mengental sehingga Hb
kurang mengikat oksigen. Jadi, oksigen dalam otak sedikit dan
menyebabkan lemas.
2. Menjaga homeostasis tubuh, pelumas antar organ (Cth: mata),
melancarkan peredaran darah, menghantarkan makanan seluruh
tubuh.
3. Lemas, mata kunang-kunang, terasa haus, kulit kering, pucat, sakit
kepala ringan, kurang konsentrasi, halusinasi, sakit pinggang.
4. Pengeluaran cairan lebih besar dari pada pemasukan cairan.
Contoh: suhu lingkungan tinggi, aktivitas berlebih, dan sakit seperti
diare.
5. Composmentis, apatis, delirium, somnolen, spoor, semi-coma, coma

5
6. Infus.
7. Na, Cl, K, dan Ca.
8. Dehidrasi, dan diare.
9. Laki-laki 60%, perempuan 55%, 2/3 intraseluler, 1/3 ekstraseluler,
dan anak-anak lebih banyak.
10. Cairan intaseluler, dan cairan ektraseluler (plasma, cairan
interstitial, cairan transeluler).
11. Minum sambil duduk, menggunakan tangan kanan, mengucap
basmalah, dan meneguk dengan 3 tegukan.
12. Pengganti cairan tubuh : melalui oral.
Infus electron : melalui vena.
13. Input : hasil metabolisme, infus, makanan, dan minuman.
Output : urin, feses, dan keringat.

HIPOTESIS

Cairan adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut yang
terdiri atas heterogen dan homogen yang berfungsi untuk menjaga
homeostasis tubuh. Jika kekurangan cairan akan menimbulkan
gejala lemas, mata kunang-kunang, terasa haus, kulit kering, pucat,
sakit kepala ringan, kurang konsentrasi, halusinasi, dan sakit
pinggang. Hal ini mengakibatkan dehidrasi serta diare, dapat diatasi
dengan cara memasukan cairan infus serta mengikuti dasar Islam.

6
Sasaran Belajar

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan


LO 1.1. Definisi
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang
saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak
dapat dibedakan lagi secara fisik. Suatu campuran dikatakan
homogen karena susunannya seragam sehingga tidak
teramati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan
dengan mikroskop optik. Larutan (solution) terdiri atas zat
pelarut (solvent) dan satu atau lebih zat terlarut (solute).

Cairan merupakan pertengahan antara gas dan padatan yang


dapat melarutkan zat jauh lebih cepat daripada padatan.
Setiap molekul dalam cairan berkelana lebih cepat dan
bersentuhan dengan molekul kedua yang ditambahkan, serta
terjadi gaya tarik-menarik baru di antara molekulnya. Cairan
tubuh total kurang lebih 60% dari berat badan, persentase ini
dipengaruhi oleh umur, lemak tubuh dan jenis kelamin.

LO 1.2. Jenis
Larutan

7
a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute
(zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat
larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel-
partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih
bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila
hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh
( masih dapat larut).
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung
sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn
dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang
partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat
dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila
bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan
yang mengandung lebih banyak solute daripada yang
diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan
yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi
endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali
konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh
(mengendap).

8
Cairan

LO 1.3. Fungsi
Fungsi cairan antara lain:
1. Sebagai pelarut universal
2. Menjaga suhu tubuh(37%)
3. Partisipasi dalam semua reaksi hidrolisis
4. Pelumas berbagai organ

9
5. Menjaga tekanan sel
6. Menjaga homeostasis tubuh
7. Struktur protein, asam nukleat dan membran sel jadi
sifatnya normal

Fungsi Larutan:
Secara umum larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat
baru antara solute (zat yang dilarutkan) dan solvent (zat
pelarut)

LO 1.4. Perbedaan
Larutan adalah campuran homogen serta sama ukuran
partikelnya, tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan
zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat
pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya
berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua
zat atau lebih. Dalam larutan fase cair pelarutnya (solvent)
adalah cairan dan zat terlarut di dalamnya disebut zat
terlarut(solute) bisa berwujud cair, padat, atau gas.

Sedangkan, cairan adalah campuran yang heterogen yaitu


antara pelarut dan zat terlarutnya masih dapat dibedakan.
Partikel-partikel pembentuknya solute maupun solventnya
masih menunjukkan sifat dari masing-masing partikel
tersebut. Cairan, terdiri dari unsur-unsur atau partikel- partikel
yang posisi relatifnya bebas berubah tanpa terpisah.

LO 1.5. Faktor kelarutan


Suhu
Kenaikan suhu akan memberikan tambahan energi untuk
memutuskan ion-ion dari senyawa elektroiitnya. Oleh karena
itu, semakin tinggi suhu, semakin mudah suatu elektrolit larut.

Konsentrasi

Semakin besar konsentrasi ion-ion yang terdapat dalam


larutan akan memperbesar hasil perkalian konsentrasi ion-ion
dalam larutan. Hasil perkalian konsentrasi ion-ion ini apabila
mampu melewati harga Ksp, elektrolit tersebut akan mudah
mengendap dan sukar larut.

Pengaruh Penambahan Ion Senama

Elektrolit-elektrolit yang terdiri atas ion logam yang sama


seperti AgCI, AgNO3, Ag2CrO4,AgBr, dan Ag3PO4dikatakan
mempunyai ion senama, yaitu ion perak (Ag +). Demikian juga
dengan AgCI, NaCI, CaCI2, dan AICI3 juga dikatakan memiliki
ion senama yaitu ion klorida (Cl)

10
Sifat Pelarut

Garam-garam organik lebih mudah larut dalam air dibanding


garam-garam anorganik

Pengaruh pH

Kelarutan dari garam-garam yang berasal dari asam lemah


bergantung pada larutannya. Contoh asam oksalat, saat
dilarutkan ke dalam air akan melepaskan ion H + dan ion
C2O24. Ion H+ dari air akan bergabung dengan ion oksalat
C2O24 membentuk asam oksalat kembali H2C2O4 sehingga
menambah kelarutan garamnya.

Pengaruh Hidrolisis

Apabila garam dari asam lemah dilarutkan ke dalam air, akan


menghasilkan ion H+ sehingga jumlah ion H+dalam air
bertambah. Kation dari garam mengalami hidrolisis sehingga
menambah kelarutan garam tersebut.

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan


LO 2.1. Definisi
Keseimbangan cairan tubuh adalah usaha untuk
mempertahankan jumlah volume cairan yang terdapat dalam
kompartemen ekstrasel dan intrasel yang masuk dalam
keadaan tetap. Hal ini dipengaruhi oleh: a. Jumlah cairan yang
masuk an keluar tubuh, b. Proses difusi melalui membran sel,
c. Tekanan osmotik yang dihasilkan pada kedua kompartemen

Pergerakan cairan tubuh mencakup penyerapan air di


usus, masuk ke pembuluh darah, dan beredar ke seluruh
tubuh. Pada pembuluh kapiler, air mengalami filtrasi
ke ruang interstisium, selanjutnya masuk ke dalam sel
melalui proses difusi, sebaliknya air dalam sel keluar ke ruang
interstisium dan masuk ke pembuluh darah, lalu darah di
filtrasi di ginjal dan sebagian kecil dibuang sebagai urin; Ke
saluran cerna dikeluakan sebagai air liur pencernaan
(umumnya diserap kembali); ke kulit dan saluran nafas keluar
sebagai keringan dan uap air

LO 2.2. Mekanisme
Cairan ekstraselular merupakan perantara antara sel dan
lingkungan luar. Semua pertukaran air dan konstituen lainnya
antara ICF dan lingkungan harus terjadi melewati ECF. Plasma
hanyalah satu-satunya cairan yang bias diatur secara
langsung baik volume maupun komposisinya. Cairan ini
berada dalam sirkulasi. Perubahan komposisi dan volume
plasma juga akan mempengaruhi cairan interstisial. Oleh

11
karena itu, semua control terhadap plasma akan mengatur
keseluruhan ECF juga.
Dua faktor yang diatur untuk mempertahankan keseimbangan
cairan tubuh adalah volume dan osmolaritasnya. Walaupun
regulasi keduanya saling berhubungan (kadar NaCl dan H 2O),
alasan mengapa keduanya dikontrol sangatlah berbeda.
a. Volume CES
Regulasi volume CES sangat penting untuk mempertahankan
tekanan darah. Pemeliharaan keseimbangan garam sangat
penting dalam regulasi jangka panjang volume CES.
- Regulasi jangka panjang
Regulasi ini dilakukan oleh ginjal dan mekanisme haus, yang
masing-masingmelakukan pertukaran cairsn yang diperlukan
antara CES dan lingkunganeksternal untuk mengatur volume
cairan tubuh total.

- Regulasi jangka pendek


Regulasi ini dilakukan dengan cara :
Reflek baroreseptor mengubah curah jantung dan
resistensi perifer total. Akan meningkat untuk
meningkatkan tekanand arah pada saat tekanan darah
terlalu rendah dan sebaliknya akan menurunkan
tekanan darah bila tekanan darah terlalu tinggi.
Perpindahan cairan berlangsung secara temporer dan
otomatis antara plasma dan cairan interstisium. Jika
volume plasma teralalu besar, kelebihan cairan akan
berpindah kekompartemen interstisium dan sebaliknya
jika volume plasma terlalu rendah makan, cairan akan
berpindah dari kompartemen interstisium ke plasma.
Regulasi pengerluaran darah di urin
Regulasi ini dilakukan dengan dua cara, yaitu :
Laju filtrasi glomerulus (LFG)
Pada saat jumlah natrium dalam tubuh menurun,
ginjal akan menahan natrium yang difiltrasi agar
eksresi natrium menurun sehingga dapat
meningkatkan konsentrasi NaCl dan mengatasi
penurunan natrium.
Reabsorpsi natrium di tubulus
Pada saat kadar natrium menurun, aldosteron
akan meningkat dan natrium yang di reabsorpsi
meningkat sehingga menurunkan kadar natrium
yang dieksresi dan meningkatkan konsentrasi
NaCl, hal ini akan mengatasi penurunan natrium.

b. Regulasi Osmolaritas CES


Regulasi ini untuk mencegah membengkak atau
menciutnya suatu sel. Setiap perubahan,
penambahan/pengurangan air menyebabkan perubahan
osmolaritas CES. Jika terjadi defisit air, maka zat terlarut

12
pekat dan osmolaritas meningkat (hipertonik) dan
sebaliknya jika terjadi kelebihan air, maka zat terlarut akan
encer dan osmolaritas menurun (hipotonik).
Ketonusan ECF dipertahankan oleh mekanisme haus dan
vasopressin.
a. Mekanisme haus
Haus adalah sensasi subjektif yang menigkatkan keinginan
untuk intake air. Pusat haus terletak di hipotalamus, dekat
dengan sel pensekresi vasopressin. Ada beberapa stimulus
yang dapat memicu rasa haus. Salah satu yang paling penting
adalah peningkatkan osmolaritas cairan ekstraselular yang
menyebabkan dehidrasi intraselular di pusat rasa haus,
dengan demikian merangsang sensasi rasa haus. Kegunaan
dari respons ini sangat jelas yaitu membantu mengencerkan
cairan ekstraselular dan mengembalikan osmolaritas kembali
ke normal.
Penurunan volume cairan ekstraselular dan tekanan arterial
juga merangsang rasa haus melalui suatu jalur yang tidak
bergantung pada jalur yang distimulasi oleh peningkatan
osmolaritas plasma. Jadi, kehilangan volume darah melalui
perdarahan akan merangsang rasa haus walaupun mungkin
tidak terjadi perubahan osmolaritas plasma. Hal ini mungkin
terjadi akibat input neutral dari baroreseptor kardiopulmonar
dan baroreseptor arterial sistemik dalam sirkulasi.
Stimulus rasa haus ketiga yang penting adalah angiotensin II.
Karena angiotensin II juga distimulasi oleh factor-faktor yang
berhubungan dengan hipovolemia dan tekanan darah rendah,
pengaruhnya pada rasa haus membantu memulihkan volume
darah dan tekanan darah kembali normal, bersama dengan
kerja lain dari angiotensin II pada ginjal untuk menurunkan
ekskresi cairan.

Gambar 1. Mekanisme ketonusan ECF

13
Gambar 2. System rennin, angiotensin, dan aldosteron yaitu respon
terhadap penurunan volume ECF dan NaCl.

Gambar 3. Mekanisme respon peningkatan NaCl atau volume


ECF.

b. Vasopressin
Hormone vasopressin (ADH) mempunyai fungsi yaitu mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh yang bekerja pada tubulus ginjal.
Dimana tubulus ginjal merupakan pengaturan pengaturan
penyerapan air yang mengatur 2 hal:

14
- Mengatur aliran air dalam tubuh yang akan kembali masuk ke
dalam darah
- Mengatur aliran air yang sebagiannya akan dibuang dalam
bentuk urin
Peningkatan hormone ADH akan meningkatkan osmolaritas plasma
serta penurunan volume darah dan tekanan darah. Sebaliknya,
penurunan hormone ADH akan menurunkan osmolaritas plasma
serta peningkatan volume darah dan tekanan darah.

LO 2.3. Sumber input dan output


1. Sumber input
a. Minuman dan makanan
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang
dewasa minum kira-kira 1500 ml per hari, sedangkan
kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari
sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh
dari makanan, dan oksidasi selama proses
metabolisme.Berikut adalah kebutuhan intake cairan
yang diperlukan berdasarkan umur dan berat badan,
perhatikan tabel di bawah ini :
Pengatur N Umur Berat Kebutuan
utama intake o badan cairan(ml/24j
cairan adalah (kg) am)
melalui
mekanisme 1 3 hari 3 250-300
haus. Pusat 2 1 tahun 9,5 1150-1300
haus 3 2 tahun 11,8 1350-1500
dikendalikan 4 6 tahun 20 1800-2000
berada di .
otak 5 10 28,7 2000-2500
Sedangakan . tahun
rangsangan 6 14 45 2200-2700
haus berasal . tahun
dari kondisi 7 18 54 2200-2700
dehidrasi . tahun(a
intraseluler, dult)
sekresi
angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan
yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut
biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walupun kadang terjadi
secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum
proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal.

b. Produksi metabolisme
Reaksi kimia di dalam sel menguba makanan dan O
menjadi energi, dengan menghasilkan CO dan HO
dalam prosesnya. HO metabolik yang diproduksi
selama metabolisme sel dan dibebaskan ke dalam CES
berjumlah 350mL/hari. Asupan rerata HO dari ketiga

15
sumber ini berjumlah 260 mL/hari. Sumber lain HO
yang sering digunaan alam pengobatan infus cairan
intravena.

2. Sumber output:
Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
a.Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui
tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang
utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar1400 - 1500
ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang
dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine
bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar
keringat meningkat maka produksi urine akan menurun
sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam
tubuh.
b.IWL (Insesible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan
mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan
cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL
per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat
maka IWL dapat meningkat.
c.Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh
yang panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus,
sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang
belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada
kulit.
d.Feces
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per
hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam
mukosa usus besar (kolon).

LO 2.4. Komposisi
Kompartemen Volume cairan Persentase Persentase
(L) Cairan Tubuh Berat Tubuh
Cairan tubuh 42 100 60
total
CIS 28 67 40
CES 14 33 20
Plasma 2,8 6,6 4
Cairan 11,2 26,4 16
Interstisium

LO 2.5. Fungsi
Homeostasis bergantung pada pemeliharaan keseimbangan
antara pemasukan dan pengeluaran semua konstituen yang
terdapat di lingkungan cairan internal. Regulasi keseimbangan

16
cairan melibatkan dua komponen terpisah : kontrol
kesimbangan garam dan kontrol keseimbangan H2O.
- kontrol keseimbangan garam penting dalam regulasi
jangka panjang tekanan darah arteri karena jumlah garam
tubuh secara osmotic menahan H 2O, sehingga menentukan
volume CES.
jumlah garam di CES -> ekspansi volume CES yang ->
tekanan darah keseimbangan garam dipertahankan
dengan terus menerus menyesuaikan pengeluaran garam
diurine untuk menyamai asupan garam
- control keseimbangan H2O penting untuk mencegah
perubahan osmolaritas CES, yang dapat menimbulkan
perpindahan osmotic H2O antara sel dan CES yang
membahayakan. Masuk/keluarnya H2O pada sel akan
menyebabkan sel membengkak/menciut yang dapat
membuat sel tidak dapat berfungsi normal. Keseimbangan
air dipertahankan dengan mengontrol volume H2O bebas
yang keluar di urin untuk mengkompensasi pengeluaran
dan pemasukan H2O.

LI 3. Memahami dan Menjelaskan Mineral dalam Tubuh


LO 3.1. Definisi
Mineral merupakan komponen inorganic yang terdapat dalam
tubuh manusia. Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral
terbagi menjadi dua yaitu mineral makro dan mikro. Mineral
makro dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 100 mg per hari,
sedangkan mineral mikro dibutuhkan dengan jumlah kurang
dari 100 mg per hari.

LO 3.2. Sifat
Sifat mineral seperti sifat kimia, biokimia maupun proses
biologis dalam jaringan makhluk hidup, perlu diketahui dalam
upaya mendiagnosis penyakit defisiensi mineral

LO 3.3. Klasifikasi
Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, mineral
(logam) dibagi menjadi dua golongan, yaitu mineral logam
esen- sial dan nonesensial. Logam esensial diperlukan dalam
proses fisiologis hewan, sehingga logam golongan ini
merupakan unsur nutrisi penting yang jika kekurang- an dapat
menyebabkan kelainan proses fisiologis atau disebut penyakit
defisiensi mineral. Mineral ini biasanya terikat dengan protein,
termasuk enzim untuk proses metabolisme tubuh, yaitu
kalsium (Ca), fosforus(P),kalium(K),natrium(Na), klorin (Cl),
sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng
(Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se).
Logam nonesensial adalah golongan logam yang tidak
berguna, atau belum diketahui kegunaannya dalam tubuh
hewan, sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari normal

17
dapat menyebabkan keracunan. Logam tersebut bahkan
sangat berbahaya bagi makhluk hidup, seperti timbal (Pb),
merkuri (Hg), arsenik (As), kadmium (Cd), dan aluminium (Al).
Berdasarkan banyaknya, mineral di- bagi menjadi dua
kelompok, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro diperlukan atau terdapat dalam jumlah relatif besar,
meliputi Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg. Mineral mikro ialah
mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan
umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat
kecil, yaitu Fe, Mo, Cu, Zn, Mn, Co, I, dan Se.

LO 3.4. Fungsi
Elektroli Fungsi Ekstraseluler Intraseluler
t
Na+ Menjaga keseimbangan asam-basa 142 mEq/L 10 mEq/L
K+ Peran dalam fungsi otot dan saraf 4 mEq/L 140 mEq/L
Ca++ Mineralisasi tulang dan gigi, 2,4 mEq/L 0,0001
meningkatkan efektivitas mEq/L
pembekuan darah
Mg++ Mengikat hormon dan reseptor 1,2 mEq/L 58 mEq/L
Cl- Membantu proses keseimbangan 103 mEq/L 4 mEq/L
natrium, sekresi asam lambung sel-
sel parental
HCO3- Bereaksi dengan asam kuat untuk 28 mEq/L 10 mEq/L
membentuk asam karbonat dan
suasana garam untuk menurunkan
pH
HPO4 2- Menjadi energi pada metabolisme 4 mEq/L 75 mEq/L
SO4- 1 mEq/L 2 mEq/L

LO 3.5. Metabolisme
Natrium (Na+)
Natrium adalah zat mineral yang kita andalkan sebagai
pembentuk garam didalam tubuh dan sebagai penghantar
impuls dalam serabut syaraf dan tekanan osmosis pada sel
yang menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan yang
ada disekitarnya. Letak Natrium (Na) terbanyak di Extra
seluler (CES). Volume cairan ekstraseluler diatur
keseimbangannya melalui mekanisme homeostasis.Natrium
diatur oleh intake garam, aldosteron, dan pengeluaran urine.
Kadar Normal Natrium (Na) dalam tubuh : 135-148 mEq/lt.
Kalium (K+)
Merupakan Kation utama intra seluler (CIS). Kalium dalam
makanan dan dalam tubuh ditemukan dalam bentuk ion K+,
baik dalam larutan ataupun dalam bentuk garam. Kalium
ditemukan banyak dalam makanan, terutama pada buah-
buahan dan sayuran. Kalium banyak terdapat dalam bayam,
pisang, jamur, brokoli, susu, daging, tomat, jeruk, kol, dan

18
asparagus.Kadar Normal Kalium (K+) dalam tubuh : 3,5-5,5
mEq/lt.
Clorida (Cl)
Ion Cl merupakan anion yang paling banyak terdapat dalam
cairan ektraseluler (CES). Di dalam tubuh terdapat sekitar
0,15 persen ( 1,9 gram per kg berat badan). Cairan
cerebrospinal dan lambung mengandung Cl lebih banyak. Otot
dan syaraf kandungannya rendah. Ion Cl juga terdapat pada
CIS walupun jumlahnya tak sebanyak pada CES. Kandungan
Clorida normal dalam tubuh : 95-105 Eq/lt

LO 3.6. Kadar normal


-Sodium : Normal range is 135-145 mEq/L
-Pottasium : Normal range is 3.5-5.0 mEq/L
-Calsium : Normal serum range 8.5-10 mg/dL
-Magnesium : Normal range is 1.3-2.1 mEq/L
-Chloride : Normal range is 95-108 mEq/L
-Phosphates : Normal range is 2.5-4.5 mg/L
-Bicarbonates : Normal range- 22-26 mEq/L

LI 4. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi


LO 4.1. Definisi
Dehidrasi dideskripsikan sebagai suatu keadaan
keseimbangan cairan yang negatif atau terganggu yang bisa
disebabkan oleh berbagai jenis penyakit. Dehidrasi terjadi
karena kehilangan air (output) lebih banyak daripada
pemasukan air (input). Cairan yang keluar biasanya disertai
dengan elektrolit.

LO 4.2. Gejala
Respon awal tubuh terhadap dehidrasi antara lain berupa rasa
haus untuk meningkatkan pemasukan cairan hingga dengan
penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal
mungkin cairan yang keluar. Air seni akan tampak lebih pekat
dan berwarna gelap.
Jika kondisi awal ini tidak tertanggulangi maka tubuh akan
masuk ke kondisi selanjutnya yaitu :
a. Mulut kering.
b. Berkurangnya air mata.
c. Berkurangnya keringat.
d. Kekakuan otot.
e. Mual dan muntah.
f. Kepala terasa ringan terutama saat berdiri.
Selanjutnya tubuh dapat jatuh ke kondisi dehidrasi berat yang
gejalanya berupa gelisah dan lemah lalu koma dan kegagalan
multi organ.

19
LO 4.3. Etiologi
Dehidrasi terjadi bila kehilangan cairan sangat besar
sementara pemasukan cairan sangat kurang. Beberapa
kondisi yang sering menyebabkan dehidrasi antara lain :
a. Diare merupakan keadaan yang paling sering
menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah besar. Di
seluruh dunia, 4 juta anak-anak meninggal setiap tahun
karena dehidrasi akibat diare.
b. Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit
untuk menggantikan cairan yang keluar dengan cara
minum.
c. Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi
lingkungan yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha
mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat. Bila
keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan
cairan kurang maka tubuh dapat jatuh ke dalam kondisi
dehidrasi.
d. Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes
atau kencing manis akan menyebabkan banyak gula dan
air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga penderita
diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing.
e. Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat
keluarnya cairan berlebihan pada kulit yang rusak oleh luka
bakar.
f. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu
sebab rentan untuk jatuh ke kondisi dehidrasi.
g. Gastroenteritis. Ini adalah penyebab paling umum
dehidrasi. Jika disertai muntah dan diare, dehidrasi akan
semakin mudah terjadi.
h. Stomatitis. Nyeri dapat membatasi asupan oral.
i. Diabetic ketoasidosis (DKA). Dehidrasi ini disebabkan oleh
diuresis osmotik. Penurunan berat badan disebabkan oleh
kehilangan cairan yang berlebihan dan katabolisme
jaringan. Rehidrasi cepat, dapat menimbulkan hasil
neurologis yang buruk. DKA sangat spesifik dan
memerlukan perawatan yang intensif.
j. Demam penyakit.Demam mengakibatkan peningkatan
insensible loss water dan dapat mempengaruhi nafsu
makan.
k. Pharyngitis, ini dapat mengurangi asupan oral.
l. Congenital adrenal hiperplasia. berhubungan dengan
hipoglikemia, hipotensi, hiperkalemia, dan hiponatremia.
m. Heat stroke. Hyperpyrexia, kulit kering, dan perubahan
status mental dapat terjadi.
n. Cystic Fibrosis. mengakibatkan kerugian natrium dan
klorida keringat, menempatkan pasien pada risiko
hiponatremia, hipokloremia dan dehidrasi parah.

20
o. Diabetes insipidus. output urin yang berlebihan yang
sangat encer dapat mengakibatkan kerugian besar air
bebas dan hipernatremia.
p. Tirotoksikosis. Berat badan yang diamati, meskipun nafsu
makan meningkat. Diare terjadi

LO 4.4. Manifestasi
Langkah pertama untuk mengatasi dehidrasi adalah dengan
mencegahnya. Untuk orang dewasa, minumlah minimal 8
gelas air setiap hari. Pada sebagian orang, kebutuhan minum
air akan lebih besar, seperti pada atlet atau orang-orang yang
tinggal di dataran tinggi atau di tempat yang bersuhu tinggi
dan beriklim kering. Untuk para atlet, sangat disarankan untk
mengonsumsi minuman elektrolit. Ketika dehidrasi sudah
berkembang, pengobatan yang tepat akan memberikan hasil
yang baik, sekaligus meminimalisir kemungkinan komplikasi
yang serius. Pengobatan dehidrasi akan tergantung dari
penyebab, adanya penyakit lain, usia dan beberapa faktor
lainnya.

Pengobatan dehidrasi ringan


Dehidrasi ringan dapat diatasi dengan minum cairan sedikit-
sedikit namun dengan interval yang pendek (sering). Untuk
bayi dan anak-anak yang muntah atau diare, berikan rehidrasi
oral seperti oralit, yang mana oralit juga sangat dianjurkan
ketika terjadi muntah dan diare. Semua minuman yang
mengandung kafein, seperti kopi dan minuman soda harus
dihindari. Kafein akan memperburuk dehidrasi karena
menyebabkan peningkatan potensi buang air kecil.

Pengobatan dehidrasi sedang hingga berat


Dehidrasi sedang hingga berat biasanya membutuhkan rawat
inap dan perawatan intensif di rumah sakit. Cairan intravena
diberikan berikut penggantian cairan elektrolit. Elektrolit dan
parameter penting lainnya, seperti tanda-tanda vital harus
dipantau secara kontinyu. Untuk kasus dehidrasi yang
komplikasinya sampai mengancam jiwa seperti gagal ginjal
dan syok hipovolemik, maka diperlukan tindakan-tindakan
penunjang kehidupan.

LO 4.5. Patofisiologi
Kekurangan volume cairan adalah keadaan yang umum terjadi
pada berbagai keadaan dalam klinik. Keadaan ini hampir
selalu berkaitan dengan kehilangan cairan tubuh melalui ginjal
atau di luar ginjal. Terkumpulnya cairan di dalam ruang non
CEF. Pada prinsipnya cairan menjadi terperangkap dan tidak
dapat dipakai oleh tubuh. Penumpukan volume cairan yang
cepat dan banyak pada ruang-ruang seperti beradal dari
volume CEF sehingga dapat mengurangi volume sirkulasi
darah efektif.

21
Perdarahan, muntah, diare, keringat adalah cairan hipotonik
yang terdiri dari, Na (30-70 m Eg/l) dan klorida. Selama latihan
berat pada lingkungan yang panas, bisa terjadi kehilangan 1 L
keringat / jam. Sehingga dapat menyebabkan kekurangan
volume jika asupannya tidak mencukupi. Kehilangan Na dan
air melalui ginjal tanpa adanya penyakit ginjal terjadi pada 3
keadaan yang paling sering adalah pemakaian diuretik yang
berlebihan, terutama tiazid atau diuretik sampai yang kuat
seperti furosemid. Diuresis osmotik obligatorik juga sering
menyebabkan kehilangan Na dan air yang terjadi selama
glikosuria pada DM yang tidak terkontrol atau koma
hipermosmolar non ketonik pada kasus pemberian makanan
tinggi protein secara enternal atau parenteral dapat terbentuk
urea dalam jumlah besar yang bisa bertindak sebagai agen
osmotik.

Apapun penyebab dari kekurangan volume cairan,


berkurangnya volume CEF menganggu curah jantung dengan
mengurangi alir balik vene ke jantung, sehingga
mengakibatkan penurunan curah jantung. Karena tekanan
arteri rata-rata = curah x tahanan perifer total maka
penurunan curah jantung mengakibatkan hipotensi.
Penurunan tekanan darah dideteksi oleh baroreseptor pada
jantung dan arteri karotis dan diteruskan ke pusat vasomotor
di batang otak, yang kemudian menginduksi respon simpatis.
Respon berupa vasokonstriksi perifer, peningkatan denyut dan
kontraktilitas jantung bertujuan untuk mengembalikan curah
jantung dan perfusi jaringan yang normal. Penurunan perfusi
ginjal merangsang mekanisme renin-angiotensin-aldosteron.
Angiotensin merangsang vasokonstriksi sistemik dan
aldosteron meningkatkan reabsorbsi natrium oleh ginjal.

Jika terjadi hipovolemi yang lebih berat (1000 ml) maka


vasokontriksi yang diperantai oleh angiotensin II yang
meningkat. Terjadi penahanan aliran darah yang menuju
ginjal, saluran cerna, otot dan kulit, sedangkan aliran yang
menuju koroner dan otak relatif dipertahankan.

LO 4.6. Faktor Pencetus


Dehidrasi adalah berkurangnya volume cairan intrasel akibat
perpindahan air intrasel ke ekstrasel. Dehidrasi disebabkan
oleh kurangnya konsumsi cairan yang dibutuhkan atau
keluarnya atau hilangnya cairan lebih besar dibandingkan
yang masuk. Cairan dapat keluar melalui keringat, air mata,
muntah, urin atau diare.
Diare, muntah. Parah, diare akut
Demam.
Suhu

22
LO 4.7. Tingkat Derajat Dehidrasi
Dehidrasi juga dibagi berdasarkan derajatnya:

1. Dehidrasi ringan
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 5%
bb
2. Dehidrasi sedang
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 5%-
10% bb
3. Dehidrasi berat
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 10%
bb

LO 4.8. Prognosis
~ Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, dehidrasi
dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat
seperti pada tabel di bawah ini:

2. Berdasarkan gambaran elektrolit serum, dehidrasi dapat dibagi


menjadi :

a. Dehidrasi Hiponatremik atau Hipotonik


Dehidrasi hiponatremik merupakan kehilangan natrium yang relatif
lebih besar daripada air, dengan kadar natrium kurang dari 130
mEq/L. Apabila terdapat kadar natrium serum kurang dari 120

23
mEq/L, maka akan terjadi edema serebral akibatnya, seperti apatis,
anoreksia, nausea, muntah, agitasi, gangguan kesadaran, kejang
dan koma (Garna, dkk., 2000). Pada dehidrasi hipotonik atau
hiponatremik, cairan ekstraseluler relatif hipotonik terhadap cairan
intraseluler, sehingga air bergerak dari kompartemen ekstraseluler
ke intraseluler. Kehilangan volume akibat kehilangan eksternal
dalam bentuk dehidrasi ini akan makin diperberat dengan
perpindahan cairan ekstraseluler ke kompartemen intraseluler. Hasil
akhirnya adalah penurunan volume ekstraseluler yang dapat
mengakibatkan kegagalan sirkulasi (Behrman et al, 2000). Dehidrasi
hiponatremik dapat disebabkan oleh penggantian kehilangan cairan
dengan cairan rendah solut (Graber, 2003).

b. Dehidrasi Isonatremi atau Isotonik


Dehidrasi isonatremik (isotonik) terjadi ketika hilangnya cairan sama
dengan konsentrasi natrium dalam darah. Kehilangan natrium dan
air adalah sama jumlahnya/besarnya dalam kompartemen cairan
ekstravaskular maupun intravaskular.
Kadar natrium pada dehidrasi isonatremik 130-150 mEq/L (Huang et
al, 2009). Tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah pada
dehidrasi isonatremik (Latief, dkk., 2005).

c. Dehidrasi Hipernatremik atau Hipertonik


Dehidrasi hipernatremik (hipertonik) terjadi ketika cairan yang
hilang mengandung lebih sedikit natrium daripada darah
(kehilangan cairan hipotonik), kadar natrium serum > 150 mEq/L.
Kehilangan natrium serum lebih sedikit daripada air, karena natrium
serum tinggi, cairan di ekstravaskular pindah ke intravaskular
meminimalisir penurunan volume intravaskular (Huang et al, 2009).
Dehidrasi hipertonik dapat terjadi karena pemasukan (intake)
elektrolit lebih banyak daripada air (Dell, 1973 dalam Suharyono,
2008)
LO 3.9. Penata Laksana

LI 5. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam


LO. 5.1. Dalil
QS Al Araf : 31 = Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang
indah di setiap (memasuki) mesji, makan dan minumlah dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan

LO. 5.2. Hadist


1 Memulai minum dengan membaca basmallah.
Dari Amir bin Abi Salamah, Rasulullah Shallallahualaihi
wasalam bersabda, Wahai anakku, jika engkau hendak
makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan
kananmu dan makanlah makanan yang berada didekatmu.
(HR Thabrani dalam Mujam Kabir).

24
2 Minum dangan tangan kanan.
Rasulullah Shalllallahualaihi wasalam Bersabda, Jika salah
seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan
tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan
kirinya dan minum dengan tangan kirinya. (HR.Muslim).
3 Tidak Bernafas dan meniup air minum.
Dari abu Qatadah, Nabi shallallahualai wasalam bersabda,
Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air
minumnya. (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no.263)
5 Minum Dengan Keadaan duduk.
Disunnahkan minum dengan keadaan duduk, karena dalam
hadits Anas disebutkan Bahwa sesungguhnya nabi
Shallallahualaihi wasalam melarang minum sambil berdiri.
(HR.Muslim).
6 Bersyukur dan jangan mencela makanan dan minuman.
Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan
minuman yang ada, dan jangan sekali sekali mencelanya. Abu
Hurairah Radhiallahuanhu di dalam haditsnya menuturkan:
Rasulullah Shallallahualaihi wasalam sama sekali tidak
pernah mencela makanan. Apabila suka sesuatu ia makan dan
jika tidak, maka ia tinggalkan. (Muttafaqalaih).
7 Larangan makan dan minum menggunakan emas/perak
"Dan janganlah kalian minum dari gelas emas atau perak, dan
jangan (pula) makan menggunakannya. bahwa itu
(piring/gelas dari emas dan perak) untuk mereka (non-
muslim) didunia dan untuk kita diakherat." (HR Bukhori,
Muslim, Ahmad, At-tirmidzi, An-Nasai, Abu Daud dan Ibnu
Majah).
8 Larangan makan dan minum dalam posisi bersandar "Aku
pernah bersama Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam ketika
beliau berkata kepada seseorang yang bersamanya juga :
Aku tidak makan dalam posisi bersandar." (HR Bukhori,
Ahmad, At-tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah).
9 Tidak berlebihan dan kekurangan
"Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan
sepertiga untuk nafas." (HR At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu
Majah).

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, MD. 2000. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 31. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Madjid, A., dkk. 2013. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam


Basa. Badan Penerbit FK UI. Jakarta

25
Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 8.
Terjemahan dari Introduction to Human Physiology. 8th Ed., oleh Pendit,
Brahm U. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Sudoyo, W Aru., dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. Jilid III.
Interna Publishing. Jakarta.

Braunwald. et al., 2014. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi


13. Volume 5. Terjemahan dari Harrison Princple of Internal Medicine. 13th
Ed. 5th Vol., oleh Asdie, A.H. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

(http://kalbemed.com/Portals/6/23_224Praktis-Strategi%20Terapi
%20Cairan%20pada%20Dehidrasi.pdf)

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19075/5/Chapter
%20I.pdf)

Slide Ajar Mineral in Heart

Slide Ajar Metabolism Mineral

26

Anda mungkin juga menyukai