KELOMPOK A-02
UNIVERSITAS YARSI
2019/2020
1
DAFTAR ISI
SKENARIO............................................................................................................................... 3
PERTANYAAN ....................................................................................................................... 4
JAWABAN ...............................................................................................................................
5
HIPOTESIS .............................................................................................................................. 6
2
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
30
3
SKENARIO 1
Kekurangan Cairan
Seorang remaja 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan setelah berolahraga.
Pada pemeriksaan fisik: tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah
sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di rumah sakit, pasien
segera diberikan infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan: kadar natrium 130 mEq/L, kalium 2,5 mEq/L dan klorida 95 mEq/L. Setelah
kondisi membaik pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan
etika islam.
4
KATA SULIT
PERTANYAAN
5
JAWABAN
1. Kurangnya asupan cairan ( cairan yang keluar lebih bnayak dari pada yang masuk )
2. Pingsan : adanya ketidak seimbangan pada tubuh
Tidur : tubuh dalam keadaan seimbang
3. Diberikan cairan elektrolit
4. Kalium : kelancaram fungsi otak, sel seimbang, transmisi saraf, mengubah glukosa
menjadi glikogen
Natrium : menjaga keseimbangan elektrolit, mengenfalikan cairan tubuh,
mampengaruhi tekanan darah
Klorida : keseimbangan elektrolisis, menjaga pH tubuh
5. - Tidak sambil berdiri
- Dengan tangan kanan
- Membaca basmallah sebelum minum dan hamdallah sesudah
- Tidak meniup air
- Tidak bersuara
- Minum yang halal dan baik
6. – Mengikuti sunah Rasul
- Agar cairan dapat dicerna dengan baik oleh tubuh
- Menjaga fungsi organ
7. Natrium : 135-145 mmol/ L atau 140 mEq/L
Kalium : 3,5-5 mmol/L atau 4,5 mEq/L
Klorida : 98-105/L atau 104 mEq/L
8. Natrium : hiponatremia
Kalium : hipokalemia
Klorida : hipokloremia
9. Metabolisme air dan metabolisme natrium
10. Menjaga keseimbangan tubuh
6
HIPOTESIS
Adanya kekurangan cairan pada tubuh khususnya pada cairan intrasel dan ekstrasel
menyebabkan ketidak seimbangan yang dapat mengakibatkan hiponatremia, hipokalemia,
dan hipokloremia, sehingga dokter menyarankan untuk minum sesuai etika Islam.
7
SASARAN BELAJAR
LO 3.4. Penatalaksanaan
8
LI 5. Mengetahui dan Memahami Etika Minum dalam Islam
LO 5.1. Dalil
LO 5.3. Manfaat
9
SASARAN BELAJAR
o Larutan adalah Campuran yang homogen dari 2 atau lebih zat yang terdiri dari
solute dan solvent
o Cairan adalah fluida yang menyesuaikan dengan bentuk wadahnya tetapi
mempertahankan volume (yang hampir konstan ) / tidak tergantung pada tekanan.
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
10
tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan
terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7. Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh
akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum
air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan
kelelahan.
8. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
Larutan
1. Berdasarkan daya hantar listriknya
Kekuatan daya hantar listrik larutan bergantung pada nilai koefisien
ionisasinya (α)
o Larutan elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik Sedangkan kekuatan larutan elektroit ditentukan oleh
beberapa faktor :
1) Jenis larutan elektrolit
Elektrolit kuat dalam konsentrasi yang sama atau hampir sama
mempunyai kekuatan jauh lebih besar jika dibanding larutan
elektrolit lemah. Sebab dalam larutan elektrolit lemah hanya
sebagian kecil larutan yang terurai menjadi ionionnya (misal
dengan derajat dissosiasi = 0,00001 berarti yang terurai hanya
0,001% dari total konsentrasinya) sedangkan larutan elektrolit
kuat hampir semuanya terurai (100% dari konsentrasi terurai)
2) Kadar/Konsentrasinya.
Bila sama jenisnya (sama-sama elektrolit lemah atau sama-
sama elektrolit kuat) kekuatan larutan elektrolit ditentukan
11
oleh konsentrasinya,semakin besar konsentrasi maka semakin
besar kekuatannya. karena semakin banyak yang mengion.
1) Elektrolit Kuat
12
- Menghantarkan arus listrik
- Lampu menyala redup
- Terdapat gelembung gas
Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut)
kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan
13
kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat).
Cairan
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler.
o Cairan intraselular
Pada orang dewasa, sekitar 2/3 dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular.
Sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan
intraselular.
o Cairan ekstraselular
14
LO 1.4. Faktor yang mempengaruhi kelarutan
1. suhu
Pengaruh Temperatur pada Kelarutan Kelarutan gas umumnya berkurang pada
temperatur yang lebih tinggi. Misalnya jika air dipanaskan, maka timbul
gelembunggelembung gas yang keluar dari dalam air, sehingga gas yang terlarut
dalam air tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih besar
pada temperatur yang lebih tinggi. Ada beberapa zat padat yang kelarutannya
berkurang pada temperatur yang lebih tinggi, misalnya natrium sulfat dan serium
sulfat. Pada larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara proses pelarutan dan proses
pengkristalan kembali. Jika salah satu proses bersifat endoterm, maka proses
sebaliknya bersifat eksoterm. Jika temperatur dinaikkan, maka sesuai dengan azas Le
Chatelier (Henri Louis Le Chatelier: 1850-1936) kesetimbangan itu bergeser ke arah
proses endoterm. Jadi jika proses pelarutan bersifat endoterm, maka kelarutannya
bertambah pada temperatur yang lebih tinggi. Sebaliknya jika proses pelarutan
bersifat eksoterm, maka kelarutannya berkurang pada suhu yang lebih tinggi.
2. sifat solut dan solvent
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan
baik, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat
saling bercampur (like dissolves like). Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut
dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut
nonpolar. Contohnya alkohol dan air bercampur sempurna (completely miscible), air
dan eter bercampur sebagian (partially miscible), sedangkan minyak dan air tidak
bercampur (completely immiscible).
3. Tekanan
Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat.
Kelarutan gas sebanding dengan tekanan partial gas itu. Menurut hukum Henry
(William Henry: 1774-1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan
(pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu (tekanan
partial), yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu. Contohnya kelarutan
oksigen dalam air bertambah menjadi 5 kali jika tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali.
Hukum ini 50 tidak berlaku untuk gas yang bereaksi dengan pelarut, misalnya HCl
atau NH3 dalam air.
15
4. Pengaruh ion sejenis
Adanya ion sejenis dalam larutan akan mengurangi kelarutan.
Contoh :
Adanya ion Cl- akan menggeser kesetimbangan ke kiri sehingga kelarutan akan
berkurang
Cairan adalah fluida yang menyesuaikan dengan bentuk wadahnya tetapi volume
(hampir) sama dan dapat berupa zat cair ( homogen) ataupun campuran heterogen.
Sedangkan larutan adalah campuran dua zat atau lebih yang bersifat homogen.
Sehingga, suatu larutan dapat dinyatakan sebagi cairan sedangkan cairan belum tentu
larutan.
Efinisi keseimbangan cairan dalam tuubuh secara umum adalah keseimbangan antara
jumlah pemasukan cairan melalui ingesti atau produksi metabolik dengan
pengeluarannya melalui ekskresi atau konsumsi metabolik.
a. Cairan Intraselular (CIS) CIS adalah cairan yang terkandung di dalam sel.
Kompartemen CIS membentuk sekitar dua pertiga dari cairan tubuh total. Namun
pada bayi, hanya setengah dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.
b. Cairan Ekstraseluler (CES) CES adalah cairan di luar sel. Sepertiga sisa dari H2O
total tubuh yang terdapat di kompartemen CES dapat dibagi lagi menjadi plasma
dan cairan interstitium. Plasma membentuk sekitar seperlima dari volume CES ,
adalah bagian cair dari darah. Cairan interstititum mewakili emapt perlima dari
volume CES adalah cairan di ruang antar sel. Cairan ini merendam dan melakukan
pertukaran antar sel.
16
LO 2.3. Sumber input dan output cairan
a. Input
Intake cairan yaitu jumlah atau volume kebutuhan tubuh manusia akan cairan per hari.
Selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira 1500
ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga
kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama
proses metabolisme.
1 3 hari 3 250-300
4 6 tahun 20 1800-2000
6 14 tahun 45 2200-2700
7 18 tahun 54 2200-2700
Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi
intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah,
perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut
biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.
Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh
gastrointestinal.
17
b. Output
Output cairan yaitu jumlah atau volume kehilangan cairan pada tubuh manusia per
hari. Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius
merupakan proses output cairantubuh yang utama. Dalam kondisi normal output
urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang
dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam
setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine
akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
c. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini
berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui
sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d. Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
18
Rata- rata pengeluaran cairan per hari
3. Keringat : 100 ml
4. Feses : 100 - 200 ml
Iwl
5. dewasa : 15 cc/kg BB/hari
6. anak : (30-usia{tahun}cc/kgBB/hari
Cairan ekstraseluler berfungsi sebagai penghubung antara sel dan lingkungan sel.
Semua pertukaran H2O dan konstituen lain antara CIS dan dunia luar harus melalui
CES. Plasma adalah satu-satunya cairan yang dpaat dikontrol secara langsung volume
dan komposisinya. Cairan ini beredar melalui semua organ perekondisi yang
melakukan penyesuaian homeostatic. Terdapat dua factor yang diatur
untukmempertahankan keseimbangan cairan ditubuh yaitu : volume CES dan
osmolaritas CES. Keduanya bergantung juga pada jumlah reltif NaCl dan H2O di
tubuh. Volume CES harus diatur untuk membantu mempertahan kan tekanan darah.
Pemeliharaan keseimbangan garam sangat penting dalama regulasi jangka panjang
CES. Osmolaritas CES harus diatur untuk mencegah membengkaknya atau
menciutnya sel. Pemeliharaan keseimbangan cairan sangat penting
19
LI 3. Mengetahui dan Memahami Gangguan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh
( Dehidrasi)
Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang
didapatkan, sehingga keseimbangan zat gula dan garam menjadi terganggu, akibatnya tubuh
tidak dapat berfungsi secara normal.
Dehidrasi Isotonik
Dehidrasi isotonik adalah air yang hilang diikuti dengan elektrolit sehingga kepekatannya
tetap normal, maka jenis dehidrasi ini biasnaya tidak mengakibatkan cairan ECF berpindah
ke ICF.
Dehidrasi Hipotonik
Dehidrasi hipotonik adalah kehilangan pelarut dari ECF melebihi kehilangan cairan, sehingga
dipembuluh darah menjadi lebih pekat. Tekanan osmotik ECF menurun mengakibatkan
cairan bergerak dari EFC ke ICF. Volume vaskuler juga menurun serta terjadi pembengkakan
sel.
Dehidrasi Hipertonik
Dehidrasi hipertonik adalah kehilangan cairan ECF melebihi pelarut pada dehidrasi ini non
osmotik ECF menurun, mengakibatkan cairan bergerak dari ICF ke ECF.
1. Dehidrasi Ringan
20
- Merasa haus
- Urin berubah menjadi warna kuning pekat
- Cepat lelah dan mudah mengantuk
- Sakit kepala dan pusing
2. Dehidrasi Berat
- Mulut kering
- Mudah marah dan kebingungan
- Kulit menjadi tidak elastis
LO 3.4. Penatalaksanaan
-Ringer Asetat
-20ml/kg/secepatnya (10 menit) cairankristaloid
Hasil positif : Nilai ulang derajat dehidrasi tatalaksana sesuai derajat dehidrasi
21
Diare dengan dehidrasi sedang
-Edukasi pemberian oralit, 1 sdt/1-2 menit (<2th) & dengan cangkir utk >2 th
-Pemeriksaan rutin
Tatalaksana Gangguan Elektrolit
HIPOKALIUM
-Drip
HIPERKALIUM
-Calcium glukonas=0,1-1 ml/kg bb, bolus pelan (100 mg/kg bb) bolus pelan2
Hiponatrium
-Rumatan 2 meq/kg/hari
22
HIPERNATRIUM
-Bertahap
-RL diganti D 1/2S ; D1/4S: 24-48 jam
23
LI 4. Mengetahui dan Memahami Mineral dalam Tubuh Manusia ( Na, K, Cl )
1. Natrium (Na)
Fungsi :
Fungsi :
Fungsi :
24
Metabolisme Na+ pada kondisi dehidrasi
25
LO 4.3. Kebutuhan mineral dalam tubuh
26
dalam faeces, merupakan bentuk yang tidak diserap. Kira-kira 1/3 total Na dalam badan
terdapat sebagai bagian dari bahan anorganik skeleton. Tetapi kebanyakan Na terdapat dalam
cairan extraseluler badan.
Intake normal dari K kira-kira 4 gram/hari, K tersebar luas sehingga tidak terjadi
defisiensi kecuali dalam keadaan patologis. Makanan yang banyak mengandung K : daging
sapi, ayam, babi; pada buah-buahan : pisang, jeruk, apel, ubi, tomat, dll. Adapula bahan
makanan yang banyak mengandung N tetapi juga banyak Na. Karena dalam banyak hal
kebutuhan akan intake banyak K sejajar dengan intake sedikit Na, maka makanan ini tidak
berguna untuk sumber K.
Dalam diet, Cl hampir seluruhnya terdapat sebagai NaCl, maka intake Cl adalah cukup
selama diet Na memadai (adequat). Umumnya intake dan exresi kedua-duanya tidak dapat
dipisahpisahkan. Pada diet garam yang rendah, Na dan Cl keduanya rendah dalam urine.
Gannguan metabolisme Na disertai juga oleh gangguan metabolisme Cl. Bila eksresi Na
banyak seperti pada diarre, banyak keringat dan pada gangguan endoerine, juga terjadi
kekurangan Cl. Pada kehilangan getah lambung seperti pada muntah-mutah, obstruksi
pylorus atau duodenum, lebih banyak terjadi kekurangan Cl dibanding dengan Na. Ini
menyebabkan Cl plasma darah rendah, dengan kompensasi naiknya bikarbonat dan
menyebabkan hypochloremis alkalis. Pada pemakaian corticotrophin (ACTH) atau cortisone
akan terjadi pula hypoceloemia disertai hypochloremic alkalosis. Klor terdapat bersamaan
dengan natrium dalam garam dapur. Beberapa sayuran dan buah juga mengandung klor,
daging, susu dan telur.
Berdasarkan jumlah kebutuhan dalam tubuh, mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
makromineral dan mikromineral.
27
Mineral merupakan elemen esensial nonorganik pada tubuh sebagai katalis dalam reaksi
biokimia. Mineral diklasifikasi sebagai makromineral ketika kebutuhan sehari – hari adalah
100 mg atau lebih dan mikromineral ketika kurang dari 100 mg yang diperlukan setiap hari.
LO 5.1. Dalil
Al-Qur’an
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap
(memasuki) mesjid, makan,dan minumlah, tetapi jangan sampai berlebian.
Sungguh, Allah tidak meyukai orang yang berlebih-lebihan” ( QS.Al-Araf :
31)
Hadits
28
sebelum makan. Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup
dengan bismillah tanpa tambahan ar2 Rahman dan ar2Rahim.Dalilnya : Dari
Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah
dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.”
(HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)
2. Minum dengan tangan kanan
Dalilnya: Rasulullah shalallahu ‘allaihi wa sallam bersabda “jika salah
seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan.
Dan apabila ingin minum, hendaklah minum dengan tangan kanan.
Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan
kirinya. (HR. Muslim)
3. Tidak bernafas dan meniup air minum
29
lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk
memuntahkannya.” ("HR Ahmad no 8135)
LO 5.3. Manfaat
Adapun penjelasan dari hadist HR Tirmidzi no. 1888 dan Abu Dawud no.
3728.Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena
dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak
enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya
dan hal-hal semacam itu.
Minum dengan posisi duduk juga akan membuat air yang kita minum
mengalami penyaringan oleh sfinger sehingga dapat menghindari terjadinya
pengendapan limbah-limbah di saluran ureter. Sfinger adalah suatu struktur muskuler
(berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Ia
berfungsi untuk membantu kerja ginjal.Tanpa adanya penyaringan oleh sfinger ini
maka dapat menyebabkan munculnya penyakit kristal ginjal. fungsi sfinger sebagai
penyaring air minum ini hanya dapat bekerja ketika kita minum dengan posisi duduk
dan sfinger tidak akan berfungsi jika kita minum dengan berdiri.
30
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud, M H. (2007) Terapi Air. Jakarta: QultumMedia
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/
35d20c2877bb3fd87a3bd0b1118e8f20.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
4631b9b8c3f8152608a46238e4a719dc.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-aliarridho-7289-3-
babii.pdf
Sherwood.L., (2016). Human Physiology : From Cell to System. 9th ed.,
Cengage Learning, Boston
Darwis D, Moenajat Y, Nur B.M, Madjid A.S, Siregar P, Aniwidyaningsih W,
dkk,2017.Fisiologi Keseimbangan Air dan Elektrolit’ dalam Gangguan
Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa, Fisiologi, Patofisiologi,
Diagnosis dan Tatalaksana, ed. ke-3, FK-UI, Jakarta
31