Anda di halaman 1dari 31

WRAP UP SKENARIO 1

Blok Homeostasis dan Cairan


Kekurangan Cairan

KELOMPOK A-02

Adhara Yasmine Aqila Pramono (1102019002)


Anastasya Bellindiva Amalia Putri (1102019016)
Ari Fajar Maulana (1102019030)
Carolin Aprilia Baslani (1102019044)
Desica Destya Putri (1102019058)
Faishal Arief Athallah Huda (1102019072)
Jean Kharismatik Perada (1102019100)
M. Usama Royhul Azhar (1102019114)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM


FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI
2019/2020

1
DAFTAR ISI

SKENARIO............................................................................................................................... 3

KATA SULIT .......................................................................................................................... 4

PERTANYAAN ....................................................................................................................... 4

JAWABAN ...............................................................................................................................
5

HIPOTESIS .............................................................................................................................. 6

SASARAN BELAJAR ............................................................................................................. 7

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN CAIRAN DAN LARUTAN ......................................


9

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH ...................


15

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN


TUBUH
( DEHIDRASI ) .......................................................................................................................
19

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN MINERAL DALAM TUBUH MANUSIA ..............


22

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ETIKA MINUM DALAM ISLAM ..........................


27

2
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
30

3
SKENARIO 1

Kekurangan Cairan

Seorang remaja 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan setelah berolahraga.
Pada pemeriksaan fisik: tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah
sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di rumah sakit, pasien
segera diberikan infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan: kadar natrium 130 mEq/L, kalium 2,5 mEq/L dan klorida 95 mEq/L. Setelah
kondisi membaik pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan
etika islam.

4
KATA SULIT

1. Larutan = campuran homogen antara solute dan solvent


2. Infus = memberikan cairan berisi vitamin melalui botol
3. Larutan elektrolit = substansi yang berionisasi menjadi ion saat mengalami fusi dan
mampu menghantarkan listrik
4. Natrium = kation utama di cairan ekstrasel
5. Kalium = kation utama di cairan intrasel
6. Klorida = anion utama di cairan ekstrasel
7. Pingsan = kondisi kehilangan kesadaran
8. Etika = akhlak/moral

PERTANYAAN

1. Apa penyevab kekurangan cairan ?


2. Apa perbedaan pingsan dan tidur?
3. Apa penanganan yang harus dilakukan pada orang yang kekurangan cairan?
4. Bagaimana fungsi Na, K, Cl dalam tubuh ?
5. Bagaimana minum dengan etika Islam ?
6. Mengapa pasien dianjurkan untuk minum sesuai etika Islam
7. Berapa kadar normal Na, K, Cl dalam tubuh ?
8. Apasaja penyakit yang ditimbulkan jika kekuranagna Na, K, Cl ?
9. Bagaimana manusia dapat kekurangan cairan ?
10. Apakah fungsi cairan dalam tubuh

5
JAWABAN

1. Kurangnya asupan cairan ( cairan yang keluar lebih bnayak dari pada yang masuk )
2. Pingsan : adanya ketidak seimbangan pada tubuh
Tidur : tubuh dalam keadaan seimbang
3. Diberikan cairan elektrolit
4. Kalium : kelancaram fungsi otak, sel seimbang, transmisi saraf, mengubah glukosa
menjadi glikogen
Natrium : menjaga keseimbangan elektrolit, mengenfalikan cairan tubuh,
mampengaruhi tekanan darah
Klorida : keseimbangan elektrolisis, menjaga pH tubuh
5. - Tidak sambil berdiri
- Dengan tangan kanan
- Membaca basmallah sebelum minum dan hamdallah sesudah
- Tidak meniup air
- Tidak bersuara
- Minum yang halal dan baik
6. – Mengikuti sunah Rasul
- Agar cairan dapat dicerna dengan baik oleh tubuh
- Menjaga fungsi organ
7. Natrium : 135-145 mmol/ L atau 140 mEq/L
Kalium : 3,5-5 mmol/L atau 4,5 mEq/L
Klorida : 98-105/L atau 104 mEq/L
8. Natrium : hiponatremia
Kalium : hipokalemia
Klorida : hipokloremia
9. Metabolisme air dan metabolisme natrium
10. Menjaga keseimbangan tubuh

6
HIPOTESIS

Adanya kekurangan cairan pada tubuh khususnya pada cairan intrasel dan ekstrasel
menyebabkan ketidak seimbangan yang dapat mengakibatkan hiponatremia, hipokalemia,
dan hipokloremia, sehingga dokter menyarankan untuk minum sesuai etika Islam.

7
SASARAN BELAJAR

LI 1. Mengetahui dan Memahami Cairan dan Larutan

LO 1.1. Definisi cairan dan larutan

LO 1.2. Fungsi cairan dan larutan

LO 1.3. Jenis-jenis cairan dan larutan

LO 1.4. Faktor yang mempengaruhi kelarutan

LO 1.5. Perbedaan cairan dan larutan

LI 2. Mengetahui dan Memahami Keseimbangan Cairan Tubuh

LO 2.1. Definisi keseimbangan cairan tubuh

LO 2.2. Kompartemen cairan tubuh

LO 2.3. Sumber input dan output cairan

LO 2.4. Mekanisme keseimbangan cairan tubuh

LI 3. Mengetahui dan Memahami Gangguan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh ( Dehidrasi)

LO 3.1. Definisi dehidrasi

LO 3.2. Penyebab dehidrasi

LO 3.3. Gejala dan manifestasi klinis

LO 3.4. Penatalaksanaan

LI 4. Mengetahui dan Memahami Mineral dalam Tubuh Manusia ( Na, K, Cl )

LO 4.1. Fungsi dan metabolisme mineral dalam tubuh

LO 4.2. Ekskresi mineral dalam tubuh

LO 4.3. Kebutuhan dan Sumber mineral dalam tubuh

LO 4.4. Klasifikasi mineral dalam tubuh

8
LI 5. Mengetahui dan Memahami Etika Minum dalam Islam

LO 5.1. Dalil

LO 5.2. Tata cara minum dalam Islam

LO 5.3. Manfaat

9
SASARAN BELAJAR

LI 1. Mengetahui dan Memahami Cairan dan Larytan

LO 1.1. Definisi cairan dan larutan

o Larutan adalah Campuran yang homogen dari 2 atau lebih zat yang terdiri dari
solute dan solvent
o Cairan adalah fluida yang menyesuaikan dengan bentuk wadahnya tetapi
mempertahankan volume (yang hampir konstan ) / tidak tergantung pada tekanan.

LO 1.2. Fungsi cairan dan larutan

Fungsi cairan tubuh antara lain :


1. Mengatur suhu tubuh

Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.

2. Melancarkan peredaran darah


Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan
cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan
berpengaruh pada kinerja otak dan jantung. 
3. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam
tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan
pernafasan. 
4. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam
tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat
pengaruh suhu udara dari luar tubuh. 
5. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui
darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan
membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus
menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam
bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar

10
tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan
terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7. Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh
akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum
air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan
kelelahan.
8. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

LO 1.3. Jenis-jenis cairan dan larutan

 Larutan
1. Berdasarkan daya hantar listriknya
Kekuatan daya hantar listrik larutan bergantung pada nilai koefisien
ionisasinya (α)

o Larutan elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik Sedangkan kekuatan larutan elektroit ditentukan oleh
beberapa faktor :
1) Jenis larutan elektrolit
Elektrolit kuat dalam konsentrasi yang sama atau hampir sama
mempunyai kekuatan jauh lebih besar jika dibanding larutan
elektrolit lemah. Sebab dalam larutan elektrolit lemah hanya
sebagian kecil larutan yang terurai menjadi ionionnya (misal
dengan derajat dissosiasi = 0,00001 berarti yang terurai hanya
0,001% dari total konsentrasinya) sedangkan larutan elektrolit
kuat hampir semuanya terurai (100% dari konsentrasi terurai)

2) Kadar/Konsentrasinya.
Bila sama jenisnya (sama-sama elektrolit lemah atau sama-
sama elektrolit kuat) kekuatan larutan elektrolit ditentukan

11
oleh konsentrasinya,semakin besar konsentrasi maka semakin
besar kekuatannya. karena semakin banyak yang mengion.

3) Jumlah ion yang terbentuk per molekul


Konsentrasi larutan bukan satu-satunya faktor yang
mempengaruhi kekuatan larutan elektroli tetapi jumlah ion
yang terbentuk per molekul pun juga punya pengaruh.

Berdasarkan daya hantar listriknya larutan elektrolit dibedakan atas :

1) Elektrolit Kuat

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar


listrik kuat, karena zat terlarutnya saat berada di dalam pelarut
(umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (α = 1).
Berdasarkan percobaan, larutan elektrolit kuat memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
- Terionisasi sempurna
- Menghantarkan arus listrik
- Lampu menyala terang
- Terdapat gelembung gas
Adapun yang tergolong elektrolit kuat antara lain:
a) Asam-asam kuat, seperti : HCl, HClO3, H2SO4, HNO3,dan lain-
lain.
b) Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali
tanah,(seperti NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2, dan lain-lain)
c) Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3,
dan lain-lain.
2) Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya
lemah dan derajad disosiasi 0 < α < 1.
Berdasarkan percobaan, larutan elektrolit lemah memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
- Terionisasi sebagian

12
- Menghantarkan arus listrik
- Lampu menyala redup
- Terdapat gelembung gas

Adapun yang tergolong elektrolit lemah meliputi:

a) Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S, dan


lain-lain.
b) Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
c) Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO 4, PbI2 dan
lain-lain.

o Larutan non elektrolit


Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut
tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak mengion).
Berdasarkan percobaan larutan non elektrolit memiliki ciri-ciri
seperti:
- Tidak terionisasi
- Tidak menghantarkan arus listrik
- Lampu tidak menyala
-Tidak terdapat gelembung gas

Tergolong ke dalam jenis ini misalnya larutan urea (CO(NH2)2), larutan


sukrosa, larutan glukosa (C6H12O6), larutan alcohol (C2H5OH) dan lain-lain.

2. Bardasarkan tingkat kejenuhan larutan


Bardasarkan tingkat kejenuhannya larutan dapat dibagi menjadi tiga macam
yaitu:

1) Tidak jenuh  Qc < Ksp

Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut)
kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan

13
kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat).

2) Jenuh  Qc = Ksp


Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang
larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan
kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan
pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal).

3) Lewat jenuh/sangat jenuh  Qc > Ksp


Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang
mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan
jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat
terlarut sehingga terjadi endapan.

 Cairan
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler.

o Cairan intraselular

Pada orang dewasa, sekitar 2/3 dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular.
Sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan
intraselular.

o Cairan ekstraselular

Jumlah relatif cairan ekstraselular menurun seiring dengan bertambahnya usia,


yaitu sampai sekitar sepertiga dari volume total pada dewasa.Cairan ekstraselular
terbagi menjadi cairan interstitial dan cairan intravaskular. Cairan interstitial
adalah cairan yang mengelilingi sel dan termasuk cairan yang terkandung diantara
rongga tubuh(transseluler)seperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial,
intraokular dan sekresi saluran pencernaan. Sementara, cairan intravaskular
merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah, dalam hal ini plasma
darah

14
LO 1.4. Faktor yang mempengaruhi kelarutan
1. suhu
Pengaruh Temperatur pada Kelarutan Kelarutan gas umumnya berkurang pada
temperatur yang lebih tinggi. Misalnya jika air dipanaskan, maka timbul
gelembunggelembung gas yang keluar dari dalam air, sehingga gas yang terlarut
dalam air tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih besar
pada temperatur yang lebih tinggi. Ada beberapa zat padat yang kelarutannya
berkurang pada temperatur yang lebih tinggi, misalnya natrium sulfat dan serium
sulfat. Pada larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara proses pelarutan dan proses
pengkristalan kembali. Jika salah satu proses bersifat endoterm, maka proses
sebaliknya bersifat eksoterm. Jika temperatur dinaikkan, maka sesuai dengan azas Le
Chatelier (Henri Louis Le Chatelier: 1850-1936) kesetimbangan itu bergeser ke arah
proses endoterm. Jadi jika proses pelarutan bersifat endoterm, maka kelarutannya
bertambah pada temperatur yang lebih tinggi. Sebaliknya jika proses pelarutan
bersifat eksoterm, maka kelarutannya berkurang pada suhu yang lebih tinggi.
2. sifat solut dan solvent
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan
baik, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat
saling bercampur (like dissolves like). Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut
dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut
nonpolar. Contohnya alkohol dan air bercampur sempurna (completely miscible), air
dan eter bercampur sebagian (partially miscible), sedangkan minyak dan air tidak
bercampur (completely immiscible).
3. Tekanan
Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat.
Kelarutan gas sebanding dengan tekanan partial gas itu. Menurut hukum Henry
(William Henry: 1774-1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan
(pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu (tekanan
partial), yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu. Contohnya kelarutan
oksigen dalam air bertambah menjadi 5 kali jika tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali.
Hukum ini 50 tidak berlaku untuk gas yang bereaksi dengan pelarut, misalnya HCl
atau NH3 dalam air.

15
4. Pengaruh ion sejenis
Adanya ion sejenis dalam larutan akan mengurangi kelarutan.
Contoh :

Adanya ion Cl- akan menggeser kesetimbangan ke kiri sehingga kelarutan akan
berkurang

LO 1.5. Perbedaan cairan dan larutan

Cairan adalah fluida yang menyesuaikan dengan bentuk wadahnya tetapi volume
(hampir) sama dan dapat berupa zat cair ( homogen) ataupun campuran heterogen.
Sedangkan larutan adalah campuran dua zat atau lebih yang bersifat homogen.
Sehingga, suatu larutan dapat dinyatakan sebagi cairan sedangkan cairan belum tentu
larutan.

LI 2. Mengetahui dan Memahami Keseimbangan Cairan Tubuh

LO 2.1. Definisi keseimbangan cairan tubuh

Efinisi keseimbangan cairan dalam tuubuh secara umum adalah keseimbangan antara
jumlah pemasukan cairan melalui ingesti atau produksi metabolik dengan
pengeluarannya melalui ekskresi atau konsumsi metabolik.

LO 2.2. Kompartemen cairan tubuh

a. Cairan Intraselular (CIS) CIS adalah cairan yang terkandung di dalam sel.
Kompartemen CIS membentuk sekitar dua pertiga dari cairan tubuh total. Namun
pada bayi, hanya setengah dari cairan tubuh  bayi adalah cairan intraselular.

b. Cairan Ekstraseluler (CES) CES adalah cairan di luar sel. Sepertiga sisa dari H2O
total tubuh yang terdapat di kompartemen CES dapat dibagi lagi menjadi plasma
dan cairan interstitium. Plasma membentuk sekitar seperlima dari volume CES ,
adalah bagian cair dari darah. Cairan interstititum mewakili emapt perlima dari
volume CES adalah cairan di ruang antar sel. Cairan ini merendam dan melakukan
pertukaran antar sel.

16
LO 2.3. Sumber input dan output cairan

a. Input
Intake cairan yaitu jumlah atau volume kebutuhan tubuh manusia akan cairan per hari.

Selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira 1500
ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga
kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama
proses metabolisme.

Tabel. Kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan

No Umur BB (Kg) Kebutuhan Cairan

1 3 hari 3 250-300

2 1 tahun 9,5 1150-1300

3 2 tahun 11,8 1350-1500

4 6 tahun 20 1800-2000

5 10 tahun 28,7 2000-2500

6 14 tahun 45 2200-2700

7 18 tahun 54 2200-2700

Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi
intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah,
perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut
biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.
Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh
gastrointestinal.

17
b. Output
Output cairan yaitu jumlah atau volume kehilangan cairan pada tubuh manusia per
hari. Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :

a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius
merupakan proses output cairantubuh yang utama. Dalam kondisi normal output
urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang
dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam
setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine
akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.

b. IWL (Insesible Water Loss)


IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi.
Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah
berkisar 300-400 ml per hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh
meningkat maka IWL dapat meningkat.

c. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini
berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui
sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.

d. Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

Hal – hal yang perlu di perhatikan:

Rata-rata cairan per hari :

1.    Air minum : 1500-2500 ml


2.    Air dari makanan :750 ml
3.    Air dari hasil oksidasi atau metabolisme : 200 ml

18
Rata- rata pengeluaran cairan per hari

1. Urin : 1400 -1500 ml


2. Iwl
a. Paru : 350 - 400 ml

b. Kulit : 350 - 400 ml

3. Keringat : 100 ml
4.    Feses : 100 - 200 ml
Iwl
5.   dewasa : 15 cc/kg BB/hari
6.   anak : (30-usia{tahun}cc/kgBB/hari

LO 2.4. Mekanisme keseimbangan cairan tubuh

Cairan ekstraseluler berfungsi sebagai penghubung antara sel dan lingkungan sel.
Semua  pertukaran H2O dan konstituen lain antara CIS dan dunia luar harus melalui
CES. Plasma adalah satu-satunya cairan yang dpaat dikontrol secara langsung volume
dan komposisinya. Cairan ini  beredar melalui semua organ perekondisi yang
melakukan penyesuaian homeostatic. Terdapat dua factor yang diatur
untukmempertahankan keseimbangan cairan ditubuh yaitu : volume CES dan
osmolaritas CES. Keduanya bergantung juga pada jumlah reltif NaCl dan H2O di
tubuh. Volume CES harus diatur untuk membantu mempertahan kan tekanan darah.
Pemeliharaan keseimbangan garam sangat penting dalama regulasi jangka panjang
CES. Osmolaritas CES harus diatur untuk mencegah membengkaknya atau
menciutnya sel. Pemeliharaan keseimbangan cairan sangat penting

19
LI 3. Mengetahui dan Memahami Gangguan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh
( Dehidrasi)

LO 3.1. Definisi dehidrasi

Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang
didapatkan, sehingga keseimbangan zat gula dan garam menjadi terganggu, akibatnya tubuh
tidak dapat berfungsi secara normal.

Sedangkan klasifikasi dehidrasi menurut Donna D. Ignatavicus ada 3 jenis: 

Dehidrasi Isotonik       

Dehidrasi isotonik adalah air yang hilang diikuti dengan elektrolit sehingga kepekatannya
tetap   normal, maka jenis dehidrasi ini biasnaya tidak mengakibatkan cairan ECF berpindah
ke ICF. 

Dehidrasi Hipotonik 

Dehidrasi hipotonik adalah kehilangan pelarut dari ECF melebihi kehilangan cairan, sehingga
dipembuluh darah menjadi lebih pekat. Tekanan osmotik ECF menurun mengakibatkan
cairan bergerak dari EFC ke ICF. Volume vaskuler juga menurun serta terjadi pembengkakan
sel. 

Dehidrasi Hipertonik 

Dehidrasi hipertonik adalah kehilangan cairan ECF melebihi pelarut pada dehidrasi ini non
osmotik ECF menurun, mengakibatkan cairan bergerak dari ICF ke ECF.

LO 3.2. Penyebab dehidrasi

 Berkeringat secara berlebihan.


 Demam.
 Berolahraga atau melakukan latihan yang berat.
 Luka bakar
 Pengidap diabetes, kadar glukosa dalam darah naik dan tidak terkontrol

LO 3.3. Gejala dan manifestasi klinis

1. Dehidrasi Ringan

20
- Merasa haus
- Urin berubah menjadi warna kuning pekat
- Cepat lelah dan mudah mengantuk
- Sakit kepala dan pusing

2. Dehidrasi Berat

- Mulut kering
- Mudah marah dan kebingungan
- Kulit menjadi tidak elastis

LO 3.4. Penatalaksanaan

 Dieare dengan dehidrasi berat


-Ringer Laktat

-Ringer Asetat

-Larutan garam normal (Nacl 0.9%)

Beri 100 ml/kg larutan yg dipilih dandibagi sesuai tabel berikut

 Dehidrasi berat disertai dengan syok

-20ml/kg/secepatnya (10 menit) cairankristaloid

- Jika belum berespon bisa diulangsampai 3 kali

- Evaluasi respon (tanda vital normal kembali)

Hasil positif : Nilai ulang derajat dehidrasi tatalaksana sesuai derajat dehidrasi

Hasil negatif : Pertimbangkan septic shock, metabolic, cardiac or neurologic disorders

21
 Diare dengan dehidrasi sedang

-Beri larutan oralit pada 3 jam pertama 

-Edukasi pemberian oralit, 1 sdt/1-2 menit (<2th) & dengan cangkir utk >2 th 

-Pemeriksaan rutin 

-Nilai kembali setelah 3 jam untuk cek tanda dehidrasi 

 Tatalaksana Gangguan Elektrolit 

HIPOKALIUM 

-Jangan memberikan secara bolus 

-ORAL : 75 mg/kg/hari, dibagi 3 dosis 

-Drip 

-Apabila Kadar K < 2 mEq/L 

-[3,5-K] x BB X 0,4 + 2 meq/kgBB/dalam 4jam 

HIPERKALIUM 

-Calcium glukonas=0,1-1 ml/kg bb, bolus pelan (100 mg/kg bb) bolus pelan2 

Hiponatrium

- [(135-[Na]) x 0,6 x BB] / hari 

-Rumatan 2 meq/kg/hari 

22
HIPERNATRIUM 

-Na 155 mEq/L jangan tergesa2 (kp tetap RL)-24-48 jam 

-Bertahap 

-RL diganti D 1/2S ; D1/4S: 24-48 jam

23
LI 4. Mengetahui dan Memahami Mineral dalam Tubuh Manusia ( Na, K, Cl )

LO 4.1. Fungsi dan metabolisme mineral dalam tubuh

1. Natrium (Na)

Merupakan kation utama didalam cairan ekstraseluler

Fungsi :

 Menjaga keseimbangan cairan


 Menjaga cairan darah tidak masuk dalam sel
 Menjaga keseimbangan asam basa
 Transmisi saraf dan konstraksi otot
 Absorpsi glukosa dan alat angkut zat gizi lain melalui dinding usus halus
sebagai pompa Na+
2. Kalium (K)

Merupakan kation utama didalam caitan intraseluler

Fungsi :

 Bekerja bersama dengan Na dalam mengatur keseimbangan cairan dan asam


basa
 Bekerja bersama dengan Ca dalam mentransmisi saraf dan kontraksi otot
 Pertumbuhan sel
 Dalam sel sebagai kofaktor dalam metabolisme energy dan sintesis glikogen
dan protein
3. Klorin (Cl)

Merupakan anion utama didalam cariran ekstraseluler

Fungsi :

 Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit


 Merupakan bagian dari asam lambung untuk menjaga suasana asam pada
lambung
 Menjaga homeostasis asam basa bersama P dan Sulfur
 Membantuk mengangkut CO2 dalam plasma darah ke paru-paru

24
 Metabolisme Na+ pada kondisi dehidrasi

LO 4.2. Ekskresi mineral dalam tubuh

 Mekanisme eksresi Na+ dan K+ oleh hormon aldosterone

25
LO 4.3. Kebutuhan mineral dalam tubuh

1. Kebutuhan dan Sumber Na

Kebutuhan sehari-hari dianjurkan 5 sampai 15 gram NaCL. Kebutuhan ini berdasarkan


penyelidikan exresinya melalui urine. Bila intaka NaCL tidak dibatasi, maka kebanyakkan
dari garam ini dalam urine berasal dari intaka yang banyak. Dalam keadaan normal exresi Na
tiap hari seharusnya dalam urine 5 – 35 mg; faeces : 10 –125 mg; dalam kulit (tidak
berkeringat) 25 mg, jumlah 40 – 185 mg. Exresi melalui keringat sangat variabel, tetapi
exresi inipun dikecilkan sekecil mungkin selama kita berada pada temperatur yang tinggi
dalam waktu lama, bila saja diadakan waktu beberapa hari untuk adaptasi. Untuk penderita
hipertensi dianjurkan intaka tidak lebih dari 1 gram Na tiap hari. Sumber utama dari Na ialah
NaCL, dari makanan yang mengandung Na relatif tinggi : wortel, kubis, seledri, telur,
kacang, susu, bayem, lobak, havermout. Exresi Na 95% melalui urine.Na sangat mudah
diabsorbsi, maka dalam faeces sangat sedikit, kecuali pada diarre, bila Na banyak terdapat

26
dalam faeces, merupakan bentuk yang tidak diserap. Kira-kira 1/3 total Na dalam badan
terdapat sebagai bagian dari bahan anorganik skeleton. Tetapi kebanyakan Na terdapat dalam
cairan extraseluler badan.

2. Kebutuhan dan Sumber K

Intake normal dari K kira-kira 4 gram/hari, K tersebar luas sehingga tidak terjadi
defisiensi kecuali dalam keadaan patologis. Makanan yang banyak mengandung K : daging
sapi, ayam, babi; pada buah-buahan : pisang, jeruk, apel, ubi, tomat, dll. Adapula bahan
makanan yang banyak mengandung N tetapi juga banyak Na. Karena dalam banyak hal
kebutuhan akan intake banyak K sejajar dengan intake sedikit Na, maka makanan ini tidak
berguna untuk sumber K.

3. Kebutuhan dan Sumber Cl

Dalam diet, Cl hampir seluruhnya terdapat sebagai NaCl, maka intake Cl adalah cukup
selama diet Na memadai (adequat). Umumnya intake dan exresi kedua-duanya tidak dapat
dipisahpisahkan. Pada diet garam yang rendah, Na dan Cl keduanya rendah dalam urine.
Gannguan metabolisme Na disertai juga oleh gangguan metabolisme Cl. Bila eksresi Na
banyak seperti pada diarre, banyak keringat dan pada gangguan endoerine, juga terjadi
kekurangan Cl. Pada kehilangan getah lambung seperti pada muntah-mutah, obstruksi
pylorus atau duodenum, lebih banyak terjadi kekurangan Cl dibanding dengan Na. Ini
menyebabkan Cl plasma darah rendah, dengan kompensasi naiknya bikarbonat dan
menyebabkan hypochloremis alkalis. Pada pemakaian corticotrophin (ACTH) atau cortisone
akan terjadi pula hypoceloemia disertai hypochloremic alkalosis. Klor terdapat bersamaan
dengan natrium dalam garam dapur. Beberapa sayuran dan buah juga mengandung klor,
daging, susu dan telur.

LO 4.4. Klasifikasi mineral dalam tubuh

Berdasarkan jumlah kebutuhan dalam tubuh, mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
makromineral dan mikromineral.

1. Makromineral adalah mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar.


Makroelemen meliputi kalium (K), kalsium (Ca), natrium (Na), fosfor (P),
magnesium (Mg), belerang (S), dan klor (Cl).
2. Mikromineral yaitu mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit. Misalnya
besi (Fe), mangan (Mn), kobalt (Co), molibdenum (Mo), dan selenium (Se).

27
Mineral merupakan elemen esensial nonorganik pada tubuh sebagai katalis dalam reaksi
biokimia. Mineral diklasifikasi sebagai makromineral ketika kebutuhan sehari – hari adalah
100 mg atau lebih dan mikromineral ketika kurang dari 100 mg yang diperlukan setiap hari.

LI 5. Mengetahui dan Memahami Etika Minum dalam Islam

LO 5.1. Dalil

 Al-Qur’an

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap
(memasuki) mesjid, makan,dan minumlah, tetapi jangan sampai berlebian.
Sungguh, Allah tidak meyukai orang yang berlebih-lebihan” ( QS.Al-Araf :
31)
 Hadits

a. diriwayatkan dari Anan RA, dia berkata : Rasulullah SAW melarang


seseorang minum dengan berdiri. Maka mereka bertanya, “bagaimana
dengan makan?’’ beliau menjawab, & “lebih lagi waktu makan” ( HR.
Muslim)
b. diriwayatkan dari Hafshah RA. : “Rasulullah SAW menggunakan tangan
kanannya ketika makan dan minum serta tangan kirinya untuk yang
lainnya.” (HR.Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
c. tidak meniup makanan yang masih panas atau bernafas disaat minum.
Hadits Ibnu Abbas menuturkan “ Bahwansanya Nabi Shallallaahu alaihi
wa Sallam melarang bernafas pada  bejana minuman dan meniupn”.
( HR.At-Tirmidzi dan di shahihkan oleh Al-Albani)

LO 5.2. Tata cara minum dalam Islam

1. Memulai dengan membaca basmallah


Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum.
Hal ini  berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca ‘bismillah’

28
sebelum makan. Bacaan  bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup
dengan bismillah tanpa tambahan ar2 Rahman dan ar2Rahim.Dalilnya : Dari
Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah
dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.”
(HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)
2. Minum dengan tangan kanan
Dalilnya: Rasulullah shalallahu ‘allaihi wa sallam bersabda “jika salah
seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan.
Dan apabila ingin minum, hendaklah minum dengan tangan kanan.
Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan
kirinya. (HR. Muslim)
3. Tidak bernafas dan meniup air minum

Dalilnya: Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘allaihi wa sallam


bersabda, “jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air
minumnya. “(HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)

4. Bernafas tiga kali ketika minum

Dalilnya: Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan,


“Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum beliau mengambil
nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.’’ Dan belliau bersabda,
“Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.”

5. Larangan minum langsung dari mulut teko/coret

Dalilnya : Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Rasulullah melarang


minum langsung dari mulut qirbah (wadah air yang terbuat dari kulit) atau
wadah air minum yang lainnya.’’ (HR Bukhari no. 5627).

6. Minum dengan posisi duduk


Dari Abu Hurairah radhiyallahu, ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, ‘’janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa

29
lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk
memuntahkannya.” ("HR Ahmad no 8135)

LO 5.3. Manfaat

Adapun penjelasan dari hadist HR Tirmidzi no. 1888 dan Abu Dawud no.
3728.Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena
dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak
enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya
dan hal-hal semacam itu.

Minum dengan posisi duduk juga akan membuat air yang kita minum
mengalami penyaringan oleh sfinger sehingga dapat menghindari terjadinya
pengendapan limbah-limbah di saluran ureter. Sfinger adalah suatu struktur muskuler
(berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Ia
berfungsi untuk membantu kerja ginjal.Tanpa adanya penyaringan oleh sfinger ini
maka dapat menyebabkan munculnya penyakit kristal ginjal. fungsi sfinger sebagai
penyaring air minum ini hanya dapat bekerja ketika kita minum dengan posisi duduk
dan sfinger tidak akan berfungsi jika kita minum dengan berdiri.

30
DAFTAR PUSTAKA
 Mahmud, M H. (2007) Terapi Air. Jakarta: QultumMedia
 https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/
35d20c2877bb3fd87a3bd0b1118e8f20.pdf
 https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
4631b9b8c3f8152608a46238e4a719dc.pdf
 http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-aliarridho-7289-3-
babii.pdf
 Sherwood.L., (2016). Human Physiology : From Cell to System. 9th ed.,
Cengage Learning, Boston
 Darwis D, Moenajat Y, Nur B.M, Madjid A.S, Siregar P, Aniwidyaningsih W,
dkk,2017.Fisiologi Keseimbangan Air dan Elektrolit’ dalam Gangguan
Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa, Fisiologi, Patofisiologi,
Diagnosis dan Tatalaksana, ed. ke-3, FK-UI, Jakarta

31

Anda mungkin juga menyukai