Anda di halaman 1dari 24

WRAP UP SKENARIO 1

KEKURANGAN CAIRAN

Kelompok A-10

Ketua : Melsya Halim Utami (1102016118)


Sekretaris : Mahesa Kurnianti Putri (1102016108)
Anggota : Hielmy Aulia Hasyim (1102015091)
Adisti Arzabila (1102016008)
Aisha Nur Ashri Widya I. (1102016013)
Haryo Sampurno (1102016082)
Lulu Lukyati (1102016105)
Maya Aulia Marsam (1102016113)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2016/2017
DAFTAR ISI

Daftar Isi ......................................................................................................................... 1


Skenario .......................................................................................................................... 2
Kata Sulit ........................................................................................................................ 3
Pertanyaan dan Jawaban ................................................................................................. 4
Hipotesis ......................................................................................................................... 6
Sasaran Belajar ............................................................................................................... 7
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 22

1
SKENARIO 1
Kekurangan Cairan
Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RD YARSI karena lemas saat mengikuti
orientasi pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik: kesadaran komposmentis, tampak
sedang sakit sedang, lemas, bibir dan lidah kering, kekuatan ektremitas berkurang. Sebelum
dibawa ke UGD Rumah Sakit, tim darurat medis telah memberikan larutan pengganti cairan
tubuh. Di RS, penderita segera diberikan infus cairan. Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan, Kadar Natrium : 138 mEq/L (Normal = 135-147 mEq/L), Kalium: 2.9 mEq/L
(Normal = 3.5-5.5 mEq/L) dan Klorida: 103 mEq/L (Normal = 100-106 mEq/L). Pasien
dianjurkan untuk rawat inap dan minum sesuai dengan kaidah islam.

2
Kata Sulit
- Komposmentis : kesadaran normal, sadar sepenuhnya dan dapat menjawab pertanyaan
tentang keadaan disekeliling.
- Larutan : campuran homogen dari zat terlarut dan zat cair pelarut.
- Infus : pemasukkan suatu cairan/ obat ke dalam tubuh melalui rute
intra vena dengan laju konstan selama periode tertentu.
- Ekstremitas : anggota badan; bagian distal/ terminal dari struktur
memanjang.
- Nilai mEq : jumlah satuan ion yang dibutuhkan untuk menetralkan
elektrolit.
- Cairan : Bahan yang langsung mengalir secara ilmiah.

3
Pertanyaan
1. Kenapa kekurangan cairan dapat menyebabkan lemas?
2. Apa saja tingkat kesadaran manusia?
3. Mengapa bisa terjadi kekurangan cairan?
4. Apa fungsi larutan pengganti?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi larutan?
6. Siapa sajakah orang-orang yang mengalami kekurangan cairan?
7. Adakah perbedaan larutan pengganti caitan tubuh yang diberikan tim darurat medik
dengan cairan yang di rumah sakit?
8. Bagaimana mekanisme tubuh saat kekurangan cairan?
9. Gangguan apa saja yang terjadi jika mengalami ketidakseimbangan cairan elektrolit?
10. Bagaimana fungsi cairan dalam tubuh?
11. Bagaimana etika minum dalam islam?
12. Bagaimana penanganan pertama pada korban yang mengalami kekurangan cairan?
Jawaban
1. Terjadi ketidakseimbangan dalam tubuh di darah sehingga Hb tidak dapat mengikat
oksigen yang mengakibatkan di otak terjadi kekurangan oksigen.
2. Kompomentis: sadar penuh
- Apatis : keadaan pasien tampak acuh dengan lingkungan sekitar
- Delirium : keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran disertai kekacauan
motorik serta siklus tidur bangun yang terganggu.
- Somnolen : keadaan pasien mengantuk yang dapat pulih jika dirangsang, tapi
jika rangsangan itu berhenti pasien akan tidur kembali.
- Sopor : keadaan pasien mengantuk yang dalam.
- Semi-koma : keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang tidak
memberikan respons rangsang terhadap rangsang verbal, serta tidak mampu untuk di
bangunkan sama sekali, tapi respons terhadap nyeri tidak adekuat serta reflek (pupil &
kornea) masih baik.
- Koma : keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang sangat
dalam, tidak terdapat respons pada rangsang nyeri serta tidak ada gerakan spontan.
3. Karena input cairan dan output cairan tidak seimbang, dimana output lebih besar
daripada inputnya. Bisa juga penderita mengalami gagguan fungsi ginjal, diabetes dan
lainnya.
4. Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan membantu dalam metabolisme sel.
5. Usia
- Jenis kelamin
- Sel-sel lemak
- Strees
- Sakit
- Temperatur lingkungan
- Diet
6. Semua orang bisa mengalami kekurangan cairan jika melakukan aktivitas berlebihan.
Dapat dialami juga pada penderita diabetes dan pada orang di ketinggian.
7. Ada, mungkin dalam segi komposisi berbeda untuk pertolongan pertama.
8. Dalam keadaan kekurangan cairan tubuh akan memberikan sinyalnpada hipofisis,
yang mengakibatkan tekanan darah, ADH, renin,simpatis dan angion tensi akan
meningkat serta volume darah menurun.
9. Hipovalemik : kondisi tubuh mengalami kekurangan cairan.

4
- Hiponatremia : keadaan tubuh mengalami kekurangan Natrium
- Hipernatremia : keadaan tubuh mengalami kelebihan Natrium.
- Hipokalemia : keadaan tubuh mengalami kekurangan kalium
-Hiperkalemia : keadaan tubuh mengalami kelebihan kalium.
10. Menetralkan (detoksifikasi)
- Menjaga keseimbangan dalam tubuh.
- Menjaga kelembaban kulit.
- Menjaga suhu tubuh.
11. Membaca basmalah
- Menggunakan tangan kanan serta dalam posisi duduk
- Jangan meniup dalam keadaan panas
- Jangan minum dari teko langsung
- Tidak boleh menarik nafas saat meneguk.
12. Memberi larutan pengganti cairan tubuh dan posisi tubuh lebih tinggi dari kepala.

5
Hipotesis
Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara ilmiah. Cairan sangatbberperan
penting dalam keseimbangan tubuh dimana input dan output cairan harus seimbang agar
dapat menetralkan (detoksifikasi), menjaga keseimbangan dalam tubuh, menjaga kelembaban
kulit dan menjaga suhu tubuh. Apabila terjadi kekurangan cairan tubuh akan memberikan
sinyal pada hipofisis yang mengakibatkan tekanan darah, ADH, renin,simpatis dan angion
tensi akan meningkat serta volume darah menurun dan juga mengakibatkan terjadinya
ketidakseimbangan dalam tubuh di darah sehingga Hb tidak dapat mengikat oksigen yang
mengakibatkan di otak terjadi kekurangan oksigen.
Adapun beberapa gangguan yang terjadi yaitu hipovalemik, hipervalemik,
hiponatremia, hipernatremia, hipokalemia dan hiperkalemia. Kekurangan cairan dapat di
tangani dengan memberikan larutan pengganti cairan tubuh dan posisi tubuh lebih tinggi dari
kepala agar terjadi keseimbangan cairan dalam tubuh dan membantu dalam metabolisme sel.

6
Sasaran Belajar
1. Memahami dan menjelaskan cairan dan larutan
1.1 Definisi
1.2 Fungsi
1.3 Jenis
1.4 Perbedaan
1.5 Faktor
2. Memahami dan menjelaskan cairan dalam tubuh
2.1 Kompertemen cairan
2.2 Sumber input dan output
2.3 Mekanisme cairan
3. Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan
3.1 Definisi
3.2 Jenis
3.3 Penanganan
3.4 Penyebab
3.5 Mekanisme terjadi gangguan
4. Memahami dan menjelaskan pandangan islam dalam etika minum
4.1 Al-Quran
4.2 Hadits

7
1. Cairan dan Larutan
1.1 Definisi
o Larutan adalah suatu campuran homogen zat atau lebih. Secara molekular dalam
jumlah medium pelarut secukupnya.
o Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah bukan padat atau gas.
1.2 Fungsi
Secara umum fungsi cairan dan larutan untuk menjaga homeostatis tubuh.
o Fungsi cairan bagi tubuh antara lain;
1. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan
cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan
berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun
dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan
pernafasan
4. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air
dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas
kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui
darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan
membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus
menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancer
6. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam
bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar
tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka
akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7. Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh
akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum
air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan
kelelahan.
8. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

o Fungsi larutan bagi tubuh antara lain;


1. Penunjang kehidupan yang utama
Salah satu fungsi utama dari larutan dalam hal ini air, adalah sebagai penunjang
kehidupan. Sudah jelas bahwa kebutuhan dari manusia salah satunya merupakan
air yang sangat penting bagi tubuh manusia itu sendiri seperti bisa menjadi
konsumsi manusia dan bisa menunjang kehidupan manusia secara jasmaniah.

2. Penyimpanan Energi

8
Untuk perkara yang satu ini, larutan elektrolit adalah ahlinya. Larutan elektrolit
sendiri memiliki banyak fungsi yang sangat berguna bagi manusia. Salah satunya
adalah penyimpanan energi, sebagai contoh yang paling konkrit adalah aki.

3. Menjaga pH pada plasma darah agar berada pada pH berkisar 7,35 7,45
,yaitu dari ion HCO3- denganion Na+
Apabila pH darah lebih dari 7,45 akan mengalami alkalosis, akibatnya terjdi
hiperventilasi/ bernapas berlebihan, mutah hebat.Apabila pH darah kurang dari
7,35 akan mengalami acidosis akibatnya jantung ,ginjal ,hati dan pencernaan akan
terganggu.

4. Menjaga pH cairan tubuh agar ekskresi ion H+ pada ginjal tidak terganggu,
yaitu asam dihidrogen posphat (H2PO4-) dengan basa monohidrogen posphat
(HPO42-)

1.3 Jenis jenis


Jenis larutan ada;
- Larutan zat padat dalam cairan
Pada jenis larutan ini gaya tarik antara solute lebih dominan daripada larutan
antara cairan dengan cairan. Dalam suatu zat padat, molekul-molekul atau ion-
ionnya tersusun dengan baik dan gaya tariknya maksimum. Agar terbentuk suatu
larutan, gaya tarik antar partikel solut dan solven harus baik. Seperti proses
larutnya gula dalam air.
- Larutan cairan dalam cairan
Pada pembentukkan larutan cairan, dua macam zat dapat saling
bercampur/melarutkan jika keduanya mempunyai gaya tarik antara molekulnya
sama. Proses terbentuknya suatu cairan larut dalam cairan lainnya yaitu
diperlukan tambahan energy untuk memisahkan masing-masing molekul dari
solute dan solvennya. Setelah solute dan solven yang molekul-molekulnya dalam
keadaan terpisah disatukan, energy akan kembali dilepaskan karena adanya gaya
tarik antara molekul solute dan solven.setelah energy dilepaskan maka solute dan
solven akan bersatu memebentuk larutan.

1 Berdasarkan fasanya (wujud zat)

2 Berdasarkan kejenuhannya
Larut Secara Secara
an Kualitatif Kuantita

9
tif
Belu Solute Qc <
m masih bisa Ksp
jenuh larut dalam
solvent
Jenuh
Solute larut solute tak larut Qc =
Keadaannya Ksp
berada
dalam
kesetimban
gan
Suda Mengendap Qc >
h semua Ksp
Jenuh (sudah
terdapat
endapan)

3 Berdasarkan daya hantar listriknya


Kekuatannya bergantung pada nilai (koefisien ionisasi). Nilai berkisar antara
0-1.

Larutan Nilai
Elektrolit - Elektrolit kuat = 1; karena larutan terionisasi
dengan sempurna
- Elektrolit lemah 0 1
Non = 0; karena tidak ada yang terionisasi
elektrolit

Elektrolit penting galam tubuh manusia


Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit.Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan
tidak bermuatan listrik, seperti:protein,urea,glukosa,oksigen,karbon dioksida dan
asam-asam organik.Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),kalium
(K+), Kalsium (Ca++),magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat(HCO3-),
fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian
denganbagian yang lainnya,tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian
berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan
negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif.Komposisi dari
elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun padaplasma terinci dalam
tabel di bawah ini :

10
No. Elektrolit Ekstraseluler Interstitial Intraseluler Plasma
1. Kation :
Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq
Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0
Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq
2. . Anion :
Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq
Fosfat (HPO42-)
Sulfat (SO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
Protein
0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq

1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEq

a. Kation :
o Sodium (Na+) :
- Kation berlebih di ruang ekstraseluler
- Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler
- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrogen pada
Ion sodium
di tubulus ginjal : ion hidrogen di ekresikan
- Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.
o Potassium (K+) :
- Kation berlebih di ruang intraseluler
- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel
- Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves.
- Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis.
o Calcium (Ca++) :
- Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride di dalam tulang
dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat
- Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle
- Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses pengaktifan
protrombin dan trombin
- Sumber : susu dengan kalsium tinggi,ikan dengan tulang,sayuran,dll.
b.Anion :
o Chloride (Cl -) :
- Kadar berlebih di ruang ekstrasel
- Membantu proses keseimbangan natrium

11
- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
- Sumber : garam dapur
o Bicarbonat (HCO3 -) :
Bagian dari bicarbonat buffer sistem
- Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana
garam untuk
- Menurunkan PH.
o Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) :
- Bagian dari fosfat buffer system
- Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel
- Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang
- Masuk dalam struktur genetik yaitu : DNA dan RNA.

4 Berdasarkan kepekatan
1. Larutan encer : larutan yang mengandung relative sedikit solute dalam
larutan.
2. Larutan pekat : larutan yang mengandung banyak solute dalam larutan.
Jenis cairan;
a. Cairan Intrasel : Cairan yang terdapat didalam sel tubuh manusia.
Volumenya Lebih kurang dari 33 % berat badan (60% air tubuh total).Kandungan air
intrasel lebih banyak dibandingkan ektrasel.
Contoh : Kalium sebagai kation utama, fosfat sebagai anion
b. Cairan Ektrasel : Cairan yang terdapat diluar tubuh. Cairan ektrasel
terdiri:
o Cairan Intersisium atau cairan antar sel yang berada diantara sel
o Cairan Intravaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan
bagian air dari plasma darah
o Cairan Transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan
otak ( likuor serebropinal), bola mata, sendi.
Cairan ektrasel berperan sebagai :
o Penghantar semua keperluan sel (nutrient, oksigen, baebagai ion, dan regulator
hormon)
o Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah
mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.
Contoh Na sebagai Kation, klorida sebagai anion.
1.4 Perbedaan
o Larutan adalah campuran homogen 2 zat atau lebih serta sama ukuran
partikelnya. tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan
zat terlarut partikel-partikel penyusunnya berukuran sama. Dalam larutan
fase cair pelarutnya (solvent) adalah cairan dan zat terlarut di dalamnya
disebut zat terlarut(solute) bisa berwujud cair, padat, atau gas.

12
o Cairan adalah campuran yang heterogen yaitu antara pelarut dan zat
terlarutnya masih dapat dibedakan. Partikel-partikel pembentuknya solute
maupun solventnya masih menunjukkan sifat dari masing-masing partikel
tersebut

1.5 Faktor
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat padat dalam cairan
antara lain (Martin dkk, 1993):
a. Intensitas Pengadukan
Pada pengadukan yang rendah aliran bersifat pasif. Zat padat tidak bergerak
dan kecepatan pelarutan bergantung pada bagaimana karakter zat padat
tersebut menghambur dari dasar wadah. Zat padat dan larutannya tidak
berpindah ke atas sistem sehingga mempunyai perbedaan konsentrasi.
Pada pengadukan yang tinggi sistem menjadi turbulent. Gaya sentrifugal dari
putaran cairan mendorong partikel ke arah luar dan atas.
b. pH (keasaman atau kebasaan)
Kebanyakan obat adalah elektrolit lemah. Obat-obat ini bereaksi dengan
kelompok asam dan basa kuat serta dalam jarak pH tertentu berada pada
bentuk ion yang biasanya larut dalam air, sehingga jelaslah bahwa kelarutan
elektrolit lemah sangat dipengaruhi oleh pH larutan.
c. Suhu
Untuk Campuran padat-cair pada umumnya :
T > Kelarutan >
Perubahan kelarutan suatu zat terlarut karena pengaruh suhu erat hubungannya
dengan panas pelarutan dari zat tersebut. Panas pelarutan didefinisikan
sebagai banyaknya panas yang dibebaskan atau diperlukan apabila satu mol
zat terlarut dilarutkan dalam dalam suatu pelarut untuk menghasilkan satu
larutan jenuh.
Kenaikan temperatur menaikkan kelarutan zat padat yang mengabsorpsi panas
(proses endotermik) apabila dilarutkan. Pengaruh ini sesuai dengan asas Le
Chatelier, yang mengatakan bahwa sistem cenderung menyesuaikan diri
sendiri dengan cara yang sedemikian rupa sehingga akan melawan suatu
tantangan misalnya kenaikan temperatur. Sebaliknya jika proses pelarutan
eksoterm yaitu jika panas dilepaskan, temperatur larutan dan wadah terasa

13
hangat bila disentuh. Kelarutan dalam hal ini akan turun dengan naiknya
temperatur. Zat padat umumnya termasuk dalam kelompok senyawa yang
menyerap panas apabila dilarutkan.
d. Pengaruh surfaktan
Obat yang bersifat asam lemah dan basa lemah yang sukar larut, dapat
dilarutkan dengan bantuan kerja dari zat aktif permukaan dengan menurunkan
tegangan permukaan antara zat terlarut dengan mediumnya.
Jika digunakan surfaktan dalam formulasi obat, maka kecepatan pelarutan
obat tergantung jumlah dan jenis surfaktan yang digunakan. Pada umumnya
dengan adanya penambahan surfaktan dalam suatu formula akan menambah
kecepatan pelarutan bahan obatnya (Lesson dan Cartensen, 1974).
e. Sifat solute dan solventnya
Berlaku aturan like dissolve like. Yakni suatu solute akan mudah larut dalam
solvent yang punya sifat yang sama dengan solute,di mana solute polar mudah larut
dalam solvent polar dan solute non polar mudah larut dalam solvent non polar.
Contoh : garam dapur (polar) larut dalam air (polar)
f. Tekanan
Sangat berpengaruh pada gas di atur oleh Hukum Henry di mana gas-gas yang
larut secara fisika C = Kp
Contoh : Minuman Soda
Untuk padat / cair tekanan tidak berubah (konstan)
g. Pengaruh ion sejenis
Adanya ion sejenis dalam larutan akan mengurangi kelarutan.

2. Memahami dan menjelaskan cairan dalam tubuh


2.1. Kompartemen Cairan
Volume Persentase Persentase
Kompartemen
cairan (L) Cairan Tubuh Berat Tubuh
Cairan Tubuh 42 100 60
Total
Cairan Intrasel 28 67 40
(CIS)
Cairan 14 33 20
Ekstrasel (CES)
Plasma 2,8 6,6 (20% 4
CES)
kompartemen cairan dalam tubuh yang utamnya,terbagi atas 2 yaitu

14
-cairan intraseluler,berkontribusi sebanyak 2/3% dari air dalam tubuh
a. apabila berat air dalam tubuh adalah 60% berat cairan intraseluler adalah 40% dari
berat
b. cairan intraseluler pada umunya berupa Solusi/larutan kalium dan protein sebagai
anion organic.
c. membrane sel dan proses metabolisme sel mengatur cairan intraseluler.
-cairan ekstraseluler,berkontribusi sebanyak 1/3 dari air di dalam tubuh
a. sebanyak 20% dari berat badan manusia adalah cairan ekstraseluler.
b. cairan ekstraseluler pada umumnya berupa solusi/larutan NaCl dan NaHCO3
c. ECF terbagi atas 3 subkompartemen : cairan interstitial,yaitu dari cairan
ekstraseluler,plasma darah yaitu dari cairan ekstraseluler,cairan transeluler yaitu
sebanyak kurang lebih 1-2 liter
-Cairan Transelular (CTS) : Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus
dari tubuh. Contoh (CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial,
dan cairan intraokular serta sekresi lambung.Pada waktu tertentu (CTS) mendekati
jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar
ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara
normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari

Cairan Ekstrasel
Cairan ekstrasel adalah semua cairan yang terdapat diluar sel atau biasa disebut
CES.Cairan ekstrasel terdiri dari ion-ion dan berbagai bahan nutrisi yang dibutuhkan
oleh sel untuk mempertahankan fungsi sel,seperti pertumbuhan,perkembangan dan
fungsi khusus lainya.Karena peranannya yang penting ini,maka cairan ekstrasel
disebut juga internal environment.Cairan ini bergerak secara constant pada seluruh
tubuh dan ditransport secara cepat kedalam sirkulasi melalui dinding kapiler.Cairan
ekstrasel terdiri atas beberapa komponen yaitu:Plasma,Cairan interstitial dan Cairan
transeluler.

Cairan Intrasel
Sekitar 25 liter dari 40 liter cairan dalam tubuh kita terdapat dalam 100 triliun
sel,disebut cairan intraseluler yang meliputi 2/3 dari seluruh cairan tubuh.Cairan
intrasel juga biasa disebut CIS.Cairan intrasel yang terdapat pada setiap sel
mempunyai komposisi yng berbeda,tetapi konsentrasinya dari tiap komposisi ini dapat
dikatakan sama dari sel satu ke sel lainya.Cairan intrasel ini mempunyai pH yang
sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pH pada cairan ekstrasel yaitu berkisar 6,8
samapai 7,2.

2.2. Sumber input dan output


Intake cairan yaitu jumlah atau volume kebutuhan tubuh manusia akan cairan per
hari.Selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-
kira 1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per
hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan
oksidasi selama proses metabolisme.
Kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan

No Umur BB (Kg) Kebutuhan Cairan

1 3 hari 3 250-300

15
2 1 tahun 9,5 1150-1300

3 2 tahun 11,8 1350-1500

4 6 tahun 20 1800-2000

5 10 tahun 28,7 2000-2500

6 14 tahun 45 2200-2700

7 18 tahun 54 2200-2700

Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus.Pusat haus


dikendalikan berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi
dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan
tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah.Perasaan
kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang
terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum
proses absorbsi oleh gastrointestinal.
-Output Cairan
Output cairan yaitu jumlah atau volume kehilangan cairan pada tubuh manusia per
hari. Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius
merupakan proses output cairantubuh yang utama. Dalam kondisi normal output
urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang
dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam
setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine
akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.

b. IWL (Insesible Water Loss)


IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit.Melalui kulit dengan mekanisme diffusi.
Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah
berkisar 300-400 ml per hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh
meningkat maka IWL dapat meningkat.
c. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini
berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui
sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d. Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

Input Output
Jalan ml/hari Jalan ml/hari
Asupan 1250 Insensible 900

16
Cairan loss*
H2O pada 1000 Keringat 100
makanan
H2O dari 350 Feses 100
metabolisme
Urin 1500
Total 2600 Total 2600

*paru dan kulit yang tidak berkeringat.

2.3. Mekanisme Cairan


Pergerakan cairan tubuh mencakup penyerapan air di usus, masuk ke
pembuluh darah, dan beredar ke seluruh tubuh. Pada pembuluh kapiler, air
mengalami filtrasi ke ruang interstisium, selanjutnya masuk dalam sel melalui
proses difusi, sebaliknya air dalam sel keluar ke ruang interstisium dan masuk ke
pembuluh darah (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan FKUI, 2007).
Cairan tubuh berpindah antara kedua kompartemen untuk mempertahankan
keseimbangan nilai cairan. Pergerakan cairan tubuh ditentukan oleh beberapa
proses transpor yaitu difusi, transpor aktif, filtrasi, dan osmosis (Horne, 2001).
1. Difusi : Adalah proses pergerakan partikel dalam dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan (Horne, 2001)
2. Transport Aktif : Adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi.
Banyak zat terlarut penting ditransport secara aktif melewati membran sel
meliputi natrium, kalium, hidrogen, glukosa dan asam amino. (Horne, 2001).
3. Filtrasi : Adalah merembesnya suatu cairan melalui selaput permeable.
Arah perembesan adalah dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi ke daerah
dengan tekanan yang lebih rendah (Horne, 2001).
4.Osmosis : Adalah gerakan air melewati membran semipermeable dari
area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut
lebih tinggi. Osmosis dapat terjadi melewati semua membran bila konsentrasi zat
terlarut pada kedua area berubah (Horne, 2001).

3. Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan


3.1 Definisi
Gangguan keseimbangan merupakan suatu keadaan ketidakmampuan badan
untuk mengontrol sirkulasi keluar masuknya cairan dalam tubuh.

3.2 Jenis-jenis

HIPOVOLEMI DEHIDRASI HIPERVOLEMI

17
1. Stimulus kronis pada
ginjal untuk menahan
1. Perdarahan
natrium dan air
2. Muntah
1. Penurunan 2. Fungsi ginjal abnormal
3. Diare
pemasukan air 4. Hipersalivasi dengan penurunan
2. Kehilangan cairan 5. Fistula ekskresi natrium dan air
yang abnormal 6. Luka bakar 3. Kelebihan pemberian
3. Perdarahan 7. Puasa cairan intravena (IV)
8. Terapi hipotonik 4. Perpindahan cairan
interstitial ke plasma

4. Hiponatremia : kadar Na+ serum di bawah normal yang menyebabkan terjadi


pembengkakan sel.
5. Hipernatremia : Na+ serum di atas normal (>145 mEq/L)
6. Hiperkalemia : kadar K+ serum di atas normal (> 5,5 mEq/L)
7. Hipokalemia : kadar K+ serum di bawah normal

3.3 Penyebab
3.3 Gejala dan Tanda-Tanda

HIPOVOLEMI DEHIDRASI HIPERVOLEMI


- Pusing 1. Dehidrasi ringan - Sesak napas
- Kelemahan, keletihan (kehilangan cairan 2- - Ortopnea (bernapas harus
- Anoreksia 5% dari BB) duduk tegak)
- Sinkope (pingsan)
- Mual, muntah, haus - Haus, gelisah
- Oliguria (produksi urin - Denyut nadi 90-
sedikit) 110kali/menit
- Konstipasi (sembelit) - Nafas normal
- Kekacauan mental - Turgor kulit normal
- Pengeluaran urin
(1300 mL/hari)
- Kesadaran baik
- Denyut jantung
meningkat

2. Dehidrasi sedang
(kehilangan cairan 5%
dari BB)

- Haus meningkat
- Nadi cepat dan lemah
- Turgor kulit kering,
membran mukosa
kering

18
- Pengeluaran urin
berkurang
- Suhu tubuh
meningkat

3. Dehidrasi berat
(kehilangan cairan 8%
dari BB)

- Penurunan kesadaran
- Lemah, lesu
- Takikardi
- Mata cekung
- Pengeluaran urin
tidak ada
- Hipotensi
- Nadi cepat dan halus
- Ekstemitas dingin

4. Hiponatremi : Kehilangan air yang mengandung natrium. Biasanya terjadi pada


penderita CHF, gangguan ginjal dan sindroma nefrotik, hipotiroid, penyakit Addison.
5. Hipernatremi : Kehilangan Na+ melalui ginjal misalnya pada terapi diuretik,
diuresis osmotik, diabetes insipidus, sekrosis tubulus akut, uropati pasca obstruksi,
nefropati hiperkalsemik; atau karena hiperalimentasi dan pemberian cairan hipertonik
lain.
6. Hipokalemia : Kehilangan K+ melalui saluran cerna (misalnya pada muntah-
muntah, sedot nasogastrik, diare, sindrom malabsorpsi, penyalahgunaan pencahar),
diuretik dan asupan K+ yang tidak cukup dari diet.
7. Hiperkalemia : Ekskresi renal tidak adekuat; misalnya pada gagal ginjal akut atau
kronik, diuretik hemat kalium, penghambat ACE. Bisa juga perpindahan dari intra ke
ekstraseluler; misalnya pada asidosis, digitalisasi, defisiensi insulin atau peningkatan
cepat dari osmolalitas darah serta insufisiensi adrenal.

3.4 Penanganan
Hipovolemi dapat diatas dengan :
1. Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam basa dan
elektrolit
2. Perbaikan perfusi jaringan
3. Rehidrasi oral pada diare pediatric
4. Tindakan terhadap penyebab dasar

Dehidrasi dapat diatasi dengan :


1. Obat-obatan antiemetik (untuk mengatasi muntah)
2. Obat-obatan anti diare
3. Pemberian air minum yang mengandung natrium
4. Pemberian cairan intravena
5. Pemberian bolus cairan IV

19
(Doenges, 1999)

Hipervolemia dapat diatasi dengan :


1. Mengatasi masalah pencetus penyakit
2. Pembatasan natrium dan air
3. Pemberian diuretic
4. Dialysis dan hemofiltrasi aerteriovena

Hiponatremia dan Hipernatremia dapat di atasi dengan menstabilkan natrium serum


sebelum mencapai titik kritis.

Hipokalemia dan Hiperkalemia dapat di atasi dengan menstabilkan kalium ke


normovalemia agar tidak terjadi henti jantung.
3.5Mekanisme Terjadinya Gangguan
- Hipovolemia
Diawali dengan kehilangan cairan intravascular, lalu cairan interseluler berpindah menuju
intravaskuler sehingga menyebabkan menurunnya cairan ekstraseluler. Penurunan CES
mengganggu curah jantung dengan mengurangi air balik vena ke jantung dimana penurunan
curah jantung mengakibatkan hipotensi. Hipotensi dideteksi oleh baroreseptor pada jantung
dan arteri karotis dan diteruskan ke pusat vasomotor di batang otak yang kemudian
menginduksi respon simpatis. Respon berupa vasokonstriksi perifer, peningkatan denyut, dan
kontraktilitas jantung. Selain itu, terjadi penurunan perfusi ginjal yang merangsang
mekanisme rennin-angiotensin-aldosteron. Angiotensi merangsang vasokontriksi sistemik
dan aldosteron meningkatkan reabsorpsi natrium oleh ginjal.

- Dehidrasi
Ketika keseimbangan cairan dalam tubuh mulai terganggu, misalnya rasa haus akan
muncul. Tubuh akan menghasilkan hormone ADH untuk mereduksi produksi urin di
ginjal agar tidak terjadi pengeluaran cairan yang lebih banyak. Saat dehidrasi, tubuh
tidak hanya kehilangan air tetapi juga kehilangan glukosa dan cairan elektrolit.
Kehilangan sekitar 2% cairan tubuh akan memberi tanda seperti rasa haus yang
berlebihan, mulut dan lidah kering, dan air liur berkurang serta produksi kencing
menurun. Jika kehilangan air meningkat hingga 3-4% dari BB dapat menyebabkan
penurunan performa tubu, suhu tubuh meningkat,nafsu makan hilang, kulit kering
memerah, dan muncul rasa mual. Sedangkan jika cairan tubuh yang hilang sekitar 5-
6% dari BB menyebabkan frekuensi nadi meningkat, denyut jantung menjadi cepat.

- Hipervolemia
Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air keduanya tertahan
dengan proporsi yang sama, hal itu menyebabkan berpindahnya ke kompartement
cairan interstitial sehingga menyebabkan edema. Dimana edema merupakan
penumpukan cairan interstitial yang berlebihan.
Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium
dalam serum. Kelebihan cairan terjadi akibar overload cairan atau adanya gangguan
mekanisme homeostatis pada proses regulasi keseimbangan cairan. (price and
Wilson, 1995)

20
4. Memahami dan menjelaskan etika minum menurut pandangan islam
4.1 Al-Quran

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah. (Q.S An-Nahl Ayat 114)
Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang
menurunkannya dari awan atau Kami yang menurunkan (Q.S Al-Waqiah:68:69)
4.2 Hadits
Rasulullah SAW juga bersabda:
Sesungguhnya Allah SWT meridhai seorang hamba yang ketika makan suatu
makanan lalu dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu
minuman maka dia pun mengucapkan Alhamdulillah. (HR. Muslim, Ahmad dan
Tirmidzi)
Makan dan Minum Dengan Tangan Kanan
Mengunakan tangan kanan untuk makan dan minum. Islam melarang makan dan
minum menggunakan tangan kiri. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya : Janganlah kalian makan dengan tangan kiri, karena setan makan
menggunakan tangan kiri. (HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)
Tidak Mencela Makanan dan Minuman
Memakanan makananan yang disukai dan tidak mencela makanan yang tidak
disukai. Bagaimana yang dipraktekkan Nabi SAW dalam hadist berikut:

Artinya : Rasulullah Sholallahu alaihi Wasallam tidak pernah mencela makanan
sama sekali. Jika beliau mau maka beliau memakannya, dan jika tidak makan
beliau meninggalkannya. (HR Bukhori, Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi)

21
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia : Jakarta
BAIPD. Jilid I. Edisi IV. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2006.
Brunner & Suddarth. 2000. Keperawatan Medical Medah, Edisi 8 vol.1. Jakarta: EGC
Doenges ME. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Horne, Mima M . 2001 . Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa . Jakarta : EGC
Ignatavicus, Donna D. Bayne, Marylin Varner. 1991. Medical Surgical Nursing. WB
Saunders Company Inc.
Guyton, Arthur C . 1987 . Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit . Jakarta : EGC
Price A & Wilson L . 2006 . Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit . Jakarta :
EGC
Price A & Wilson L. 1995. Pathofisiology Clinical Concept of Disease Process. Jakarta:
EGC
http://manfaat.co.id/manfaat-larutan-dalam-kehidupan-sehari-hari.
http://eprints.ums.ac.id/15356/2/bab_1.pdf.

22
23

Anda mungkin juga menyukai