Skenario 1
“BLOK CAIRAN”
“KEKURANGAN CAIRAN “
Kelompok A1
Daftar Isi.....................................................................................................................................1
Skenario......................................................................................................................................2
Kata Sulit....................................................................................................................................3
Pertanyaan..................................................................................................................................3
Brain Storming...........................................................................................................................3
Hipotesa......................................................................................................................................6
Learning Objective.....................................................................................................................9
Pembahasan
1. Memahami dan Menjelaskan cairan dan Larutan………………………………………………………………………..10
1.1. Definisi cairan dan larutan
1.2. Komposisi cairan dan larutan
1.3. Fungsi cairan dan Larutan
1.4. Perbedaan cairan dan Larutan
1.5. Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan cairan dalam tubuh……………………………………………..…21
2.1. Mekanisme keseimbangan
2.2. Kompartmen keseimbangan cairan tubuh(kadar)
2.3. Input output
3. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi dan Hipovalemi…………..…………………………………………….……27
3.1. Definisi Dehidrasi dan Hipovolemi
3.2. Gejala dehidrasi dan hipovolemi
3.3. Klasifikasi dehidrasi dan hipovolemi
3.4. Mekanisme dehidrasi dan hipovolemi
4. Gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh……………………………………………………………………..….38
4.1. Hiponatremi
4.2. Hipokalemi
5. Etika minum dalam Islam……………………………………………………………………………………………………………..48
Daftar Pustaka........................................................................................................................................54
Skenario
Kekurangan cairan
Seorang remaja 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI kaarena pingsan setelah berolahraga. Pada
pemeriksaan fisik tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa kerumah sakit,
temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS,penderita segera diberikan
infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil pemeriksaanlaboratorium menununjukan kadar natrium:
130 mEq/L, kalium: 2,5 mEq/L dan klorida:95 mEq/L. Setelah kondisi membaik pasien
diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika islam
Kata Sulit
Pertanyaan
1. Sebutkan apa saja Gejala dari kekurangan cairan selain merasa lemas, bibir dan lidah
kering?
2. Penyakit apa yang ditimbulkan dari kekurangan cairan elektrolit?
3. Jelaskan bagaimana mekanisme tubuh saat kekurangan Cairan?
4. Bagaimana penangganan Dehidrasi
5. Apa fungsi cairan elektrolit sendiri bagi tubuh kita?
6. Zat-zat apa yang terkandung dalam Infus cairan elektrolit?
7. Bagaimana Cara pencegahan dehidrasi?
8. Faktor dan penyebab apa saja yang dapat mempengaruhi kekurangan cairan?
9. Sebutkan etika minum dalam islam?
10. Mineral apa saja yang ada dalam tubuh manusia?
11. Sebutkan komposisi cairan dalam tubuh manusia?
Brain Storming
1 Gejala dehidrasi
1) Dehirasi ringan :yang ditandai oleh mulut dan bibir kering turgor kulit normal,
tenggorokan kering dan sakit kepala.
2) Dehidrasi sedang :yang ditandai oleh mengantuk, pusing, otot lemah, mata kering, haus
urin sedikit dan berwarna gelap/kuning tua, demam
3) Dehidrasi berat: urin gelap, hipotensi, ekstremitas dingin, kram otot, lemah, lidah
bengkak, nadi cepat, mata cekung, menggigil, penurunan fungsi ginjal
pingsan
2 Penyakit yang ditimbulkan dari kekurangan cairan elektrolit adalah
Hipovolemi: adalah situasi darurat dimana terdapat kekurangan cairan dan darah
yang parah yang membuat jantung tidak bisa memompa cukup darah ke
organ-organ tubuh.
Hiponatremia: adalah suatu kondisi yang terjadi ketika kadar natrium dalam darah
adalah rendah abnormal.
Hipokalemia: adalah rendahnya kadar kalium didalam darah kita bisa menyebabkan
kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan.
Menjaga keseimbangan homeostatis tubuh yaitu keseimbangan cairan tubuh dan membantu
dalam metabolism sel dan dalam pencernaan sel
Diet keras
Obat-obatan yang di gunakan terlalu lama contoh: pemberian obat deuretika yang panjang
Luka bakar yang dapat mengakibatkan seseorang kehilangan banyak cairan tubuh
Kompartemen Ekstrasel :
CES adalah cairan diluar sel.CES dibagi menjadi 3 bagian:
Interstisial : cairan disekitar sel. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial.
Intravaskular : cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah.
Transelular : cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh.
Hipotesa
Aktifitas sehari-hari atau penyakit dapat menyebabkan tidak seimbangnya cairan tubuh yaitu
dehidrasi dan hipovolemi serta ketidakseimbangan elektrolit yang menyebabkan hypokalemia
dan hiponatermia. Olahraga yang teratur dan asupan cairan tubuh sehari-hari sesuai etika islam
harus di jaga agar kondisi tubuh tetap optimal sehingga tubuh tidak kekurangan cairan
Learning Objective
cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat
tertentu (zatterlarut). Cairan sangat diperlukan dalam rangka menjaga
kondisi tubuh tetap sehat.Cairan di dalam tubuh sebanyak 60% dari
berat tubuh atau 2/3 dari berat tubuh.(Mima & Swearingen, 1995)
Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut (Price,
2006).
Cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut /zat terlarut
(Horne, 2001).
Kesimpulan: Cairan adalah larutan/air(pelarut/solvent) dan solute (elektrolit dan non
elektrolit)
Definisi larutan
a. Menurut R. Voight hal. 391
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung obat terlarut, menurut aturannya
didalam air atau cairan yang didominasi air.
f. Menurut RPS
Larutan adalah campuran homogen yang dibuat dengan cara melarutkan zat cair,
padat atau garam dalam pelarut- pelarut (beberapa pelarut) lain dan mewakili
beberapa kelompok sediaan yang mana molekul pada pelarut atau bahan pelarut
yang terdispersi dalam larutan.
Berdasarkan Kejenuhan
a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari
yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel-
partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan
tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh (
masih dapat larut).
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut
dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang
partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi
maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan
tepat jenuh.
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih
banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan
yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh
terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).
Macam-macam Cairan
a. Cairan Intrasel : Cairan yang terdapat didalam sel tubuh manusia. Volumenya
Lebih kurang dari 33 % berat badan (60% air tubuh total).
Kandungan air intrasel lebih banyak dibandingkan ektrasel.
Contoh : Kalium sebagai kation utama, fosfat sebagai anion
b. Cairan Ektrasel : Cairan yang terdapat diluar tubuh. Cairan ektrasel terdiri:
Cairan Intersisium atau cairan antar sel yang berada diantara sel
Cairan Intravaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan
bagian air dari plasma darah
Cairan Transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan
otak ( likuor serebropinal), bola mata, sendi.
Cairan ektrasel berperan sebagai :
-Penghantar semua keperluan sel (nutrient, oksigen, baebagai ion, dan regulator
hormon)
-Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah
mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.
Contoh Na sebagai Kation, klorida sebagai anion.
1. Air
Merupakan senyawa utama dalam tubuh manusia (Horne, 2001), sedangkan menurut Price
(2006), air adalah pelarut bagi semua zat terlarut dalam tubuh baik dalam tubuh suspensi maupun
larutan.
2. Solut (terlarut )
Selain air cairan tubuh mengandung 2 jenis substansi terlarut (zat terlarut), yaitu :
a. Elektrolit
Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk
saling berkaitan satu sama lain (miliekuivalen / liter [mEq/v]) atau dengan berat molekul dalam
gram (milimol/liter [mol/L]).
1) Kation
Merupakan ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraseluler utama
adalah Natrium (Na+)-, sedangkan kation intraseluler utama adalah Kalium (K+). Sistem pompa
terdapat di dinding sel tubuh yang memompa Natrium ke luar dan Kalium ke dalam.
2) Anion
Merupakan ion-ion yang membentuk muatan negative dalam larutan. Anion ekstraseluler utama
adalah Klorida (Cl-), sedangkan anion intraseluler utama adalah Fosfat (Po43-).
b. Non-elektrolit
Adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan bermuatan listrik ( Prrice, Sylvia ).
Nonelektrolit terdiri dari protein, urea, glukosa, oksigen, karbondioksida, dan asam-asam
organik.
Fungsi Larutan :
Secara umum berfungsi untuk membentuk suatu zat baru antara solute (zat terlarut) dan solvent
(pelarut)
Sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan
mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan seperti oksigen dan hormon. Zat-zat gizi
dan hormon ini di bawa ke seluruh bagian tubuh yang membutuhkan. Di samping itu,
cairan tubuhjuga berperan sebagai alat angkut berbagai komponen sisa metabolisme
termasuk kabondioksida dan urea untuk dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, ginjal,
dan kulit.
b. sebagai katalisator
c. sebagai pelumas
Dalam air sendi-sendi tubuh sehingga tidak saling bergesekan dan dapat bergerak dengan
bebas tanpa menimbulkan rasa sakit.
f. Menjaga Dengan terapi air yang penggunaanya secara internal dengan minum air atau
ekternal sebagai pengobatan penyakit.
Hal ini terjadi karena cairan yang berupa air diminum dengan jumlah cukup dan metode
yang benar dapat memurnikan racun-racun yang terdapat di dalam tubuh. Terapi air juga
dapat menjaga ketersediaan air dalam tubuh sehingga darah tidak mengalami kekentalan
yang berlebihan yang dapat menyebabkan darah tinggi. Terapi air dapt juga untuk menjaga
kecantikan. Kulit merupakan bagian terluar yang langsung bersentuhan dengan udara luar,
panas, cahaya matahari juga polusi. Untuk menjaga elastisitas kulit, air yang diperlukan
dalam jumlah yang cukup mutlak diperlukan. Air dapat melembabkan kulit sehingga tidak
mudah kering dan menimbulkan kerutan. Untuk menjaga keseimbangan berat badan, air
sangat mutlak diperlukan. Ternyata air dapat meningkatkan metabolisme dan menekan
nafsu makan. Minum banyak air putih dapat menyaring kelebihan kalori.
1. Difusi
2. Osmosis
Pergerakan dari solvent (pelarut) melintasi membran sel dari larutan berkonsentrasi
rendah
menuju konsentrasi tinggi.
3. Transport aktif
Pergerakan dari konsentrasi tinggi ataupun rendah. Proses transpor aktif penting untuk
mempertahankan keseimbangan natrium dan kalsium antara cairan intraselular dan
ekstraselular.
4. Filtrasi
Proses perpindahan cairan dan solut melintasi membran bersama-sama dari kompartemen
(Faqih, 2009)
Larutan itu campuran homogen dari dua zat atau lebih serta sama ukuran partikelnya, tidak
dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut partikel-partikel
penyusunnya berukuran sama. Dalam larutan fase cair pelarutnya (solvent) adalah cairan dan
zat terlarut di dalamnya disebut zat terlarut(solute) bisa berwujud cair, padat, atau gas.
Sedangkan cairan, adalah campuran yang heterogen yaitu antara pelarut dan zat terlarutnya
masih dapat dibedakan. Partikel-partikel pembentuknya solute maupun solventnya masih
menunjukkan sifat dari masing-masing partikel tersebut.. (juliantara, 2009)
Kesimpulanya:
Cairan terdiri dari 1 zat, sedangkan larutan terdiri dari 2 zat atau lebih yang terdiri dari solute
dan solvent
1. Pengaruh pH
Zat aktif yang sering digunakan di dalam dunia pengobatan umumnya adalah Zat
organik yang bersifat asam lemah, dimana kelarutannya sangat dipengaruhi oleh
pH pelarutnya.
Kelarutan asam-asam organik lemah seperti barbiturat dan sulfonamide dalam
air akan bertambah dengan naiknya pH karena terbentuk garam yang mudah
larut dalam air.
Sedangkan basa-basa organik lemah seperti alkoholida dan anastetika lokal pada
umumnya sukar larut dalam air.
2. Pengaruh temperatur (suhu)
o Kelarutan zat padat dalam larutan ideal tergantung kepada temperatur, titik leleh
zat padat dan panas peleburan molar zat tersebut.
Kelarutan suatu zat padat dalam air akan semakin tinggi bila suhunya dinaikan.
Adanya panas (kalor) mengakibatkan semakin renggangnya jarak antar molekul
zat padat tersebut. Merenggangnya jarak antar molekul zat padat menjadikan gaya
antar molekul tersebut menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik
molekul-molekul air.
Berbeda dengan zat padat, adannya pengaruh kenaikan suhu akan menyebabkan
kelarutan gas dalam air berkurang. Hal ini disebabkan karena gas yang terlarut di
dalam air akan terlepas meninggalkan air bila suhu meningkat.
Suhu
Untuk Campuran padat-cair pada umumnya :
Jika suhu tinggi maka kelarutanyaakan tinggi
(T > → Kelarutan >)
3. Pengaruh jenis pelarut
Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut.
Pelarut polar akan melarutkan lebih baik zat-zat polar dan ionik, begitu pula
sebaliknya. Kelarutan juga bergantung pada struktur zat, seperti perbandingan
gugus polar dan non polar dari suatu molekul. Makin panjang rantai gugus non
polar suatu zat, makin sukar zat tersebut larut dalam air.
Dari beberapa sumber pengeluaran dan pemasukan H2O, hanya dua sumber yang dapat diatur
oleh tubuh untuk menjaga keseimbangan H2O. Untuk input H2O, rasa haus dapat diatur untuk
memenuhi intake H2O dan untuk output H2O, ginjal dapat mengatur banyaknya urin yang akan
dibentuk. Pengaturan pengeluaran H2O pada urin adalah faktor terpenting dalam menjaga
keseimbangan H2O.
Beberapa faktor lain dapat diatur, namun tidak menjadi pengaturan utama dalam menjaga
keseimbangan H2O. Asupan air dari makanan dapat diatur untuk menjaga keseimbangan energi,
dan kontrol terhadap pengeluaran keringat penting untuk menjaga suhu tubuh. H2O yang
dihasilkan secara metabolik dan pengeluaran H2O dengan cara insensible loss tidak dapat diatur
oleh tubuh
Haus adalah sensasi yang dirasakan secara subjektif, yang mendorong manusia untuk minum.
Pusat haus terletak di hypothalamus, dekat dengan sel-sel yang mensekresi vasopressin.
Pusat kontrol hypothalamus yang mengatur sekresi vasopressin dan rasa haus bekerja secara
bersamaan. Adanya vasopressin dan rasa haus distimulasi oleh defisit H2O, dan kebalikannya,
ditekan oleh adanya H2O bebas. Oleh karena itu, perintah untuk mengurangi output H2O oleh
urin biasanya diiringi dengan rasa haus, supaya segera mendapat asupan H2O.
Gambar 4. Regulasi Sekresi Vasopressin & Rasa Haus (Sherwood, et. al., 2010)
hipertonis cairan dapat diatasi. Kebalikannya, apabila terjadi kelebihan H2O, dengan manifestasi
rendahnya osmolaritas cairan ekstraselular, menyebabkan meningkatnya produksi urin, dan
menghilangkan rasa haus.
Meskipun stimulus sekresi vasopresin dan rasa haus terjadi karena peningkatan osmolaritas
cairan ekstraselular, namun sel pensekresi vasopressin dan pusat rasa haus juga dipengaruhi oleh
perubahan volume cairan ekstraselular yang dideteksi oleh reseptor volume pada arteri kiri
jantung. Reseptor-reseptor ini merespon tekanan peregangan pembuluh darah yang dipengaruhi
oleh aliran darah, yang dapat dianggap sebagai volume cairan ekstraselular. Reseptor tersebut
memonitor ‘seberapa penuhnya’ pembuluh darah. Ketika terjadi penurunan volume ekstraselular
yang tinggi (penurunan volume lebih dari 7%)
Di ekstraselular terbagi menjadi 2, yaitu cairan plasma dan cairan interstitial. Cairan
plasma adalah cairan yang ada di dalam darah dan merupakan 1/5 dari cairan
ekstraselular. Cairan interstitial adalah cairan yang terdapat pada rongga antar sel, dan
merupakan 4/5 dari cairan ekstraselular.
Dua kategori cairan ekstraselular yang tergolong sedikit yaitu cairan limfe dan cairan
transelular. Limfe adalah cairan yang dikembalikan dari cairan interstitial ke plasma
darah melalui system limfe, yang berfungsi sebagai imunitas tubuh. Cairan traselular
terdiri dari cairan kumpulan cairan-cairan yang terspesialisai, yaitu cairan yang
disekresikan oleh sel tertentu, yang ditujukan kepada bagian tubuh tertentu dengan fungsi
spesifik. Cairan transelular meliputi cairan serebrospinal (mengeilingi,melindungi, dan
menutrisi otak dan saraf tulang belakang), cairan intraocular( mempertahankan bentuk
dan menutrisi mata), cairan synovial (melumasi dan berfungsi sebagai bantalan
persendian), cairan pericardial, intrapleural, dan peritoneal (secara berurutan, melumasi
gerakan jantung,paru-paru,usus), dan cairan digestistivus. (Sherwood, et al, 2010)
2. Output Cairan
Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius merupakan
proses output cairantubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-
1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang
sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar
keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
b. IWL (Insesible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi. Pada
orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400
ml per hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat
meningkat.
d. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari
anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang
dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d. Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui mekanisme
reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
Kesimpulan:
Input:
Asupan cairan : 1250 ml/hari
H2O dalam makanan : 1000 ml/hari
H2O yang diproduksi : 350 ml/hari
oleh metabolisme
Jumlah : 2600 ml/hari
Output:
Urine : 1500 ml/hari
Faeces : 100 ml/hari
Keringat : 100 ml/hari
Insensible water loss : 900 ml/hari
Jumlah : 2600 ml/hari
LO 3. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh
1. Dehidrasi adalah suatu keadaan terlalu banyaknya cairan tubuh yang hilang dan
tidak dapat digantikan dengan baik. Menurut Mann dan Stewart (2007) dan Gavin
(2006), dehidrasi disebabkan karena meningkatnya kehilangan cairan tubuh,
kurangnya asupan air, atau oleh kedua hal tersebut. Dehidrasi ditandai oleh
munculnya rasa haus. Apabila rasa haus tersebut tidak direspon dengan meminum
air dalam jumlah yang cukup maka keadaannya akan semakin memburuk. Rasa
haus ini akan semakin sulit diterima dan direspon seiring dengan bertambahnya
usia. Akibatnya, rasa haus tersebut akan berkembang menjadi rasa lemah dan
lemas, letih, kehilangan kesadaran, bahkan kematian (Whitney & Rolfes 2008;
Adyas, 2011).
Dehidrasi dideskripsikan sebagai suatu keadaan keseimbangan cairan yang negatif
atau terganggu yang bisa disebabkan oleh berbagai jenis penyakit (Huang et al,
2009). Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak daripada
pemasukan air(input) (Suraatmaja, 2010).
Cairan yang keluar biasanya disertai dengan elektrolit (Latief, dkk., 2005).
2. Hipovolemi adalah Kekurangan volume cairan ( FVD ) kehilangan air dan
elektrolit dengan proporsi yang sama. Jadi resiko elektrolit dan air sama besar.
Hipovolemia berbeda dengan istilah dehidrasi, dehidrasi itu sendiri adalah
hilangnya air saja namun kadar Na meningkat, jadi rasio elektrolit dan air tidak
sama besar. Kekurangan volume cairan terjadi akibat hilangnya cairan tubuh
yang lebih cepat atau lebih banyak dari asupanya tetapi bias uga semata – mata
akibat masukan yang tidak adekuat yang terjadi cukup lama.
Hipovolemi adalah kekurangan cairan terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi
yang sama ketika mereka pada cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit serum
terhadap air tetap sama. (Brunner & Suddarth, 2002).
Hipovolemi adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraselular
(CES)
Hipovolemi adalah penipisan volume CES (kalau yang berak dapat menimbulkan
syok hipovolemik)
Hipovolemi adalah kekurangan cairan-cairan di bagian CES
Hipovolemi adalah suatu keadaan berkurangnya volume air ekstrasel. Hipovolemi
disebut juga disebut juga deplesi volume,Pada hipovolemia berkurangnya air dan
natrium terjadi dalamjumlahyang sebanding. Sedangkan Dehidrasi adalah
berkurangnya volume akibat perpindahan air ekstrasel ke intrasel . Peningkatan
ini terjadi akibat peningkatan osmolalitas efektif ekstrasel.
Gejala Hipovolemia
Untuk yang ringan, akan merasa lemah, cepat lelah dan haus. Gangguan itu bisa berlanjut
menjadi kram otot dan hipotensi ortostatik, yaitu pandangan menjadi gelap ketika berdiri
dalam waktu lama. Sedangkan pada tingkat yang lebih berat, hipovolemia dengan tingkat
kekurangan cairan hampir 6% ke atas dapat menyebabkan otot melemah, bicara tidak lancar,
bibir menjadi biru, bahkan syok. Gejala-gejala dehidrasi, seperti kurang konsentrasi, sulit
menyelesaikan segala macam tugas dan sakit kepala, juga dapat timbul.
Gejala Dehidrasi
Tanda atau gejala dehidrasi meliputi : dehidrasi ringan, gejala yang biasanya muncul seperti
terasa haus, bibir kering, tenggorokan kering, kulit kering dan sakit kepala; dehidrasi sedang,
gejalanya seperti pusing, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun, lemah, urine kental
(warna kuning), volume urine sedikit; dan dehidrasi berat, dengan gejala seperti kram otot,
lidah bengkak, sirkulasi darah memburuk, fisik sangat lemah, penurunan fungsi ginjal dan
pingsan
Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, dehidrasi dapat dibagi menjadi
dehidrasi ringan, sedang dan berat seperti pada tabel di bawah ini:
3.3 Klasifikasi Dehidrasi dan Hipovolemi
3.Dehidrasi berat (hilang cairan >8% BB): tanda sama dengan dehidrasi sedang
disertai dengan kesadaran menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, dan
sianosis. Menurut klasifikasi WHO, dehidrasi berat ditandai dengan penurunan
cairan tubuh >10% dari total berat badan dengan tanda berupa berak cair terus-
menerus, muntah terus-menerus, kesadaran menurun, sangat lemas, terus mengantuk,
tidak bisa minum, tidak mau makan, mata cekung, bibir kering dan biru. Selain itu,
terdapat pula tanda berupa cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik, tidak
kencing selama 6 jam atau lebih (frekuensi berkurang), dan terkadang disertai panas
tinggi dan kejang.
Pada umumnya, kehilangan 10-20% cairan tubuh tidak menimbulkan gejala klinik apapun.
Istilah hipovolemi ringan digunakan bila terdapat kehilangan kurang dari atau sama dengan 20%
volume plasma. Hipovolemi sedang apabila tedapat kehilangan 20-40% volume plasma.
Hipovolemi berat terjadi apabila kehilangan lebih dari atau sama dengan 40% volume plasma.
Sedang
Ringan (20-40% Berat
(<20% volume volume (>40% volume
darah) darah) darah)
Sama
Ekstremitas dengan yang Sama, ditambah
dingin, waktu ringan, ketidakstabilan
pengisian ditambah hemodinamik,
kapiler takikardia, takikardia
meningkat, takipnea, bergejala
diaphoresis, oliguria, dan hipotensi, dan
vena hipotensi perubahan
kolaps,cemas ortostatik kesadaran
Mekanisme Dehidrasi
Saat air yang hilang lebih banyak daripada air yang masuk, dehidrasi akan menstimulasi
rasa haus. Pengurangan volume darah akan menyebabkan tekanan darah turun. Perubahan
tersebut akan menstimulasi ginjal melepaskan renin yang akan mempromosikan
pembentukan angiotensin II. Peningkatan impuls saraf dari osmore-septor di hipotalamus
, memicu peningkatan osmolaritas darah, dan meningkatkan angiotensin II di darah yang
keduanya akan menstimulasi pusat rasa haus di hipotalamus. Sinyal lain yang
menstimulasi rasa haus berasal dari neuron mulut yang mendeteksi kekeringan karena
pengurangan aliran saliva serta baroreseptor yang mendeteksi penurunan tekanan darah
pada jantung dan pembuluh darah. Peningkatan sensasi rasa haus akan memacu seseorang
untuk meningkatkan asupan airnya. Namun, terkadang sensasi haus tersebut tidak terjadi
dengan baik atau akses air terbatasi sehingga dehidrasi yang signifikan mungkin muncul.
Hal tersebut sering terjadi pada orang tua, bayi, dan pada orang yang mengalami
gangguan mental. 4
Pengaturan Kehilangan Air dan Solute 4
Tingkat kehilangan garam urin (NaCl) merupakan faktor utama yang menentukan volume
cairan tubuh. Hal tersebut dikarenakan air mengikuti solute melalui proses osmosis
sementara solute yang paling utama dalam cairan ekstraseluler dan urin adalah sodium
(Na+) dan Cl-. Melalui mekanisme yang sama, osmolaritas cairan tubuh juga ditentukan
oleh banyaknya air yang hilang melalui urin.
Ada tiga hormon penting yang meregulasi kadar reabsorpsi Na dan Cl pada ginjal, yaitu
angiotensin II, aldosteron, dan atrial natriuretic peptide (ANP). Saat dehidrasi,
Angiotensin II dan aldosteron akan mempromosikan reabsorpsi Na dan Cl yang akan
mengkonservasi volume cairan tubuh dengan mengurangi kehilangan melalui urin. Di sisi
lain, jika terjadi peningkatan volume darah seperti saat minum air terlalu banyak, atrium
jantung akan teregang dan terjadi promosi pelepasan ANP. ANP ini akan memberikan
efek natriuresis, yang akan meningkatkan eksresi Na maupun Cl diikuti ekskresi air.
Selain itu juga terjadi perlambatan pelepasan renin dari sel juxtaglomerular ginjal.
Akibatnya, hanya sedikit angiotensin II yang terbentuk sehingga glomerular filtration rate
meningkat disertai pengurangan reabsorpsi Na, Cl dan air pada tubulus ginjal. Sebagai
tambahan, pengurangan angiotensin II akan berdampak pada rendahnya kadar aldosteron
yang juga akan menyebabkan penurunan reabsorpsi Na dan Cl pada duktus colectivus.
Hormon utama yang meregulasi kehilangan air adalah antidiuretik (ADH)yang lebih
dikenal dengan vasopressin. Hormon ini diproduksi oleh sel neurosekretori yang ber-ada
pada hipotalamus dan meluas ke hipofisis posterior. Selain menstimulasi mekanisme rasa
haus, peningkatan osmolaritas cairan tubuh akan menstimulasi pelepasan ADH. ADH
akan mempromosikan insersi protein water-channel (aquaporin-2) ke membran apikal sel
prinsipal pada duktus kolektivus ginjal. Molekul air berpindah melalui osmosis dari
cairan tubulus renal ke dalam sel dan kemudian dari sel ke dalam aliran darah. Hasilnya
adalah produksi urin yang sedikit dan sangat terkonsentrasi. Intake air yang dilakukan
saat merasa haus akan mengurangi osmolaritas cairan interstitial dan darah. Dalamm
beberapa menit, sekresi ADH akan dihentikan dan kadar dalam darah dengan segera
menjadi nol. Saat sel prinsipal tidak terstimulasi ADH, molekul aquaporin-2 disingkirkan
dari membran apikal melalui endositosis.
Pada beberapa kondisi, faktor selain osmolaritas darah juga dapat berpengaruh pada
sekresi ADH. Pengurangan volume darah yang besar yang terdeteksi baroreseptor pada
atrium kiri dan dinding pembuluh darah juga menstimulasi pelepasan ADH. Pada
dehidrasi yang berat glomerular filtration rate berkurang karena tekanan darah turun
sehingga air yang hilang melalui urin juga sedikit. Jika intake air banyak, tekana darah
akan naik sehingga GFR juga naik dan urin banyak keluar.
Mekanisme Hipovolemik
4. Respon Humoral
Bila terjadi hipovolemia/hipotensi maka tubuh akan mengeluarkan hormon-hormon
stres seperti epinefrin, glukagon, dan kortisol yang merupakan hormon yang
mempunyai efek kontra dengan insulin. Akibat dari pengeluaran hormon ini adalah
terjadi takikardia, vasokonstriksi dan hiperglikemia. Vasokonstriksi diharapkan
akan meningkatkan tekanan darah perifer dan preload, isi sekuncup dan curah
jantung. Sekresi ADH oleh hipofise posterior juga meningkat sehingga
pengeluaran air dari ginjal dapat dikurangi.
6. Autotransfusi
Autotransfusi adalah suatu mekanisme didalam tubuh untuk mempertahankan
agar volume dan tekanan darah tetap stabil. Dalam keadaan normal terdapat
keseimbangan antara jumlah cairan intravaskular yang keluar ke ekstravaskular
atau sebaliknya. Hal ini tergantung pada keseimbangan antara tekanan
hidrostatik dan tekanan onkotik intravaskular dan ekstravaskular serta pada
keadaan dinding pembuluh darah. Pada keadaan hipovolemi maka tekanan
hidrostatik intravaskular akan menurun maka akan terjadi aliran cairan dari ekstra
ke intravaskular sehingga tekanan darah dapat dipertahankan. Hal ini tergantung
dari kecepatan hilangnya cairan, bila proses hilangnya cairan tubuh cepat maka
proses ini tidak akan mampu menaikkan tekanan darah.
Sumber: Kuliah Renjatan Hipovolemik pada anak A. Latief Azis, dr. SpA(K)
Divisi Pediatri Gawat Darurat/ Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unair – RSU Dr.
Soetomo 2005)
LI.4 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Elektrolit Dalam Tubuh
Seseorang akan mengalami hipokalemia apabila kadar kalium dalam plasma kurang dari 3.5
mEq/L. penyebab hypokalemia dapat dibagi sebagai berikut:
Penyebab Hiponatremia
Kehilangan natrium klorida pada cairan ekstrasel atau penambahan air yang berlebihan pada cairan
ekstrasel akan menyebabkan penurunan konsentrasi natrium plasma. Kehilangan natrium klorida
primer biasanya terjadi pada dehidrasi hipoosmotik seperti pada keadaan berkeringat selama
aktivitas berat yang berkepanjangan, berhubungan dengan penurunan volume cairan ekstrasel
seperti diare, muntah-muntah, dan penggunaan diuretik secara berlebihan. Hiponatremia juga
dapat disebabkan oleh beberapa penyakit ginjal yang menyebabkan gangguan fungsi glomerulus
dan tubulus pada ginjal,penyakit addison, serta retensi air yang berlebihan (overhidrasi hipo-
osmotik) akibat hormon antidiuretik Kepustakaan lain menyebutkan bahwa respons fisiologis dari
hiponatremia adalah tertekannya pengeluaran ADH dari hipotalamus (osmolaritas urine rendah).
Natrium merupakan kation utama di dalam cairan ekstraselular. Kadarnya di dalam tubuh
diatur oleh ginjal dan dipengaruhi oleh hormon aldosteron.
b. Cairan tubuh
d. Asam basa
Penyebab Hipokalemia
Orang tua yang hanya makan roti panggang dan teh, peminum alkohol yang berat sehingga
jarang makan dan tidak makan dengan baik, atau pada pasien sakit berat yang tidak dapat makan
dan minum dengan baik melalui mulut atau disertai oleh masalah lain misalnya pada pemberian
diuretik atau pemberian diet rendah kalori pada program menurunkan berat badan dapat
menyebabkan hipokalemia.
melalui saluran cerna seperti muntah-muntah, melalui ginjal seperti pemakaian diuretik,
kelebihan hormon mineralokortikoid primer/hiperaldosteronisme primer (sindrom bartter atau
sindrom gitelman) atau melalui keringat yang berlebihan. Diare, tumor kolon (adenoma vilosa)
dan pemakaian pencahar menyebabkan kalium keluar bersama bikarbonat pada saluran cerna
bagian bawah (asidosis metabolik). Licorice (semacam permen) yang mengandung senyawa
yang bekerja mirip aldosteron, dapat menyebabkan hipokalemia jika dimakan berlebihan.
Kalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel, pemberian insulin,
peningkatan aktivitas beta-adrenergik (pemakaian β2- agonis), paralisis periodik hipokalemik,
dan hipotermia
B. Etiologi Hiponatremia
a. Asupan makanan
d. Pengaruh hormone
Na dan retensi K
bergejala), dan gejala awal biasanya berupa mual dan muntah, Denyut nadi
dingin.
Hipokalemia
Seseorang akan mengalami hypokalemia apabila kadar kalium dalam plasma kurang dari 3.5
Pengeluaran kalium yang berlebihan pada keadaan muntah atau pemakaian selang
nasogastric, pengeluaran bukan melalui saluran cerna bagiannya atasnya melainkan banyak
keluar melalui ginjal. Hal itu karena muntah/selang nasogastric menyebabkan alkalosis sehingga
banyak bikarbonat yang difiltrasi glomerulus yang akan mengikat kalium di tubulus distal.
Kalium dapat masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel., pemberian insulin,
peningkatan aktivitas beta adregenik (pemakaian β2-agonis), paralisis periodic hipokalemik, dan
hipotermia.
dalam sel 150 mEq dan di cairan ekstrasel 3,5 – 5,3 mEq.
a.Aktivitas neuromuskular
o Transmisi dan konduksi impuls syaraf
o Kontraksi otot rangka, otot polos dan jantung
b. Cairan tubuh
c.Selular
d. Asam basa
B. Etiologi Hipokalemia
a.Asupan makanan
d. Pengaruh hormon
f. Redistribusi kalium
Bahan Pemeriksaan
Pemeriksaan dapat dilakukan pada sampel whole blood, plasma, serum, urine, keringat, feses, dan
cairan tubuh. Pemeriksaan pada whole blood biasanya dilakukan bersama dengan pemeriksaan pH
dan gas darah dan harus segera diperiksa (kurang dari 1 jam). Sampel serum, plasma atau urine
dapat disimpan pada refrigerator dalam tabung tertutup pada suhu 20C - 80C dan dihangatkan
kembali pada suhu ruangan (150C -300C) sebelum diperiksa.14 Sampel feses harus cair, disaring
dan diputar (sentrifugasi) sebelum dilakukan pemeriksaan
Ion Selektif (Ion Selective Electrode/ISE) Pemeriksaan kadar natrium, kalium, dan klorida
dengan metode elektroda ion selektif (Ion Selective
Electrode/ISE) adalah yang paling sering digunakan. Data dari College of American Pathologists
(CAP) pada 5400 laboratorium yang memeriksa natrium dan kalium, lebih dari 99%
menggunakan metode ISE. Metode ISE mempunyai akurasi yang baik, koefisien variasi kurang
dari 1,5%, kalibrator dapat dipercaya dan mempunyai program pemantapan mutu yang
baik.14 ISE ada dua macam yaitu ISE direk dan ISE indirek. ISE direk memeriksa secara
langsung pada sampel plasma, serum dan darah utuh. Metode inilah yang umumnya digunakan
pada laboratorium gawat
darurat. Metode ISE indirek yang diberkembang lebih dulu dalam sejarah teknologi ISE, yaitu
memeriksa sampel yang sudah diencerkan
Spektrofotometer emisi nyala digunakan untuk pengukuran kadar natrium dan kalium.
Penggunaan spektrofotometer emisi nyala di laboratorium berlangsung tidak lama, selanjutnya
penggunaannya dikombinasi dengan elektrokimia untuk mempertahankan penggunaan dan
keamanan prosedurnya.
gelombang 420 nm
Prinsip: Spesimen filtrat yang bebas protein dititrasi dengan larutan merkuri nitrat, dengan
penambahan diphenylcarbazone sebagai indikator. Hg2+ yang
bebas, bersama klorida membentuk larutan merkuri klorida yang tidak terionisasi14. Kelebihan
ion Hg2+ bereaksi dengan diphenylcarbazone membentuk senyawa kompleks berwarna biru-
ungu. Titik akhir dari titrasi adalah saat mulai timbul perubahan warna
“Hai para rasul, makanlah yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya
Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu`minun: 51)
Maksudnya yaitu menjilatkan pada orang lain yang tidak merasa jijik dengannya,
misalnya anaknya saat menyuapinya, atau suaminya.
14. Cara duduk untuk makanRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Aku tidak
makan dengan bersandar.” (HR. Bukhari) Maksudnya adalah duduk yang serius untuk
makan. Adapun hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
saat makan duduk dengan menduduki salah satu kaki dan menegakkan kaki yang lain
adalah dhaif (lemah). Yang benar adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk
bersimpuh (seperti duduk sopannya seorang perempuan dalam tradisi Jawa) saat makan.
15. Apabila lalat terjatuh dalam minumanNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka hendaklah ia
mencelupkan lalat tersebut kemudian barulah ia buang, sebab di salah satu sayapnya
ada penyakit dan di sayap yang lain terdapat penawarnya.” (HR. Bukhari)
16. Bersyukur kepada Allah Ta’ala setelah makanTerdapat banyak cara bersyukur atas
kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan kepada kita, salah satunya dengan lisan kita selalu
memuji Allah Ta’ala setelah makan (berdoa setelah makan). Salah satu doa setelah
makan yaitu, “alhamdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi ghaira
makfiyyin walaa muwadda’in walaa mustaghnan ‘anhu rabbanaa.”(Segala puji bagi
Allah dengan puja-puji yang banyak dan penuh berkah, meski bukanlah puja-puji yang
memadai dan mencukupi dan meski tidak dibutuhkan oleh Rabb kita.”) (HR. Bukhari)
17. Buruknya makan sambil berdiri dan boleh minum sambil berdiri, tetapi yang lebih utama
sambil duduk.Dari Amir Ibn Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya radhiyallahu ’anhum,
dia berkata, “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum sambil
berdiri dan sambil duduk.” (HR. Tirmidzi, hadits hasan shahih)Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam melarang seorang laki-laki minum sambil berdiri. Qatadah radhiyallahu ‘anhu
berkata, “Kami bertanya kepada Anas, ‘Kalau makan?’ Dia menjawab, ‘Itu lebih buruk
-atau lebih jelek lagi-.’” (HR. Muslim)
18. Minum tiga kali tegukan seraya mengambil nafas di luar gelas.Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam minum sebanyak tiga kali, menyebut nama Allah di awalnya dan
memuji Allah di akhirnya. (HR.Ibnu As-Sunni dalam ‘Amalul Yaumi wallailah
(472))Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam minum, beliau bernafas tiga kali.
Beliau bersabda, “Cara seperti itu lebih segar, lebih nikmat dan lebih mengenyangkan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Bernafas dalam gelas dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,
“Apabila salah seorang dari kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam gelas.”(HR.
Bukhari)
Horne, Mima M . 2001 . Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa . Jakarta : EGC
Guyton, Arthur C . 1987 . Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit . Jakarta : EGC
Price, Sylvia A . 2006 . Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit . Jakarta : EGC