Anda di halaman 1dari 23

Makalah Kimia Klinik

“Gangguan Fungsi Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit”

Oleh :

kelompok 3

Asrya Ningsi (P00341017053)


Ayu Meilani Saputri (P00341017059)
Fininda (P00341017065)
Muh. Rachman H.J (P00341017079)
Putri Yanti Syam (P00341017086)
Sitti Masyitha (P00341017093)
Yolanda Aprillia Olelejap (P00341017100)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
TINGKAT III B
2019
KATA PENGANTAR

Pertama tama kami memanjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami diberikan kesehatan dan
kesempatan sehinga bisa meyelesaikan makalah KIMIA KLINIK ini tepat pada
waktunya.

Tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Di dalam makalah ini kami menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh


karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar menjadikan
makalah ini lebih baik lagi. kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Kendari, 01 Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI CAIRAN DAN ELEKTROLIT TUBUH


B. PENGERTIAN GANGGUAN FUNGSI KESEIMBANGAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
C. GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN
D. GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air didalam tubuh merupakan bahan pelarut, dimana didalamnya


terkandung elektrolit, mineral-mineral dan masih banyak lagi. Air didalam tubuh
dikenal dengan istilah cairan tubuh. Elektrolit yang terlarut dalam cairan tubuh
memungkinkan adanya potensi listrik yang memicu rangsangan pada sel-sel
diseluruh tubuh.

Komposisi cairan dan elektrolit didalam tubuh diatur sedemikan rupa agar
keseimbangan fungsi organ vital dapat dipertahankan. Kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan homeostasis. Cairan dan
elektrolit di dalam tubuh merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.
Terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dapat terjadi apabila
mekanisme kompensasi tubuh tidak mampu mempertahankan homeostasis.
Gangguan keseimbangan cairan dapat berupa defisit volume cairan atau
sebaliknya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan cairan dan elektrolit tubuh?

2. Apa yang dimaksud dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit?

3. Apa saja yang termasuk gangguan keseimbangan cairan dan bagaimana

temuan laboratorium?

4. Apa saja yang termasuk gangguan keseimbangan elektrolit dan bagaimana

temuan laboratorium?

1
C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dan fungsi dari cairan & elektrolit tubuh.

2. Mengetahui dan memahami pengertian dari gangguan keseimbangan

cairan & elektrolit.

3. Mengetahui dan memahami apa saja yang termasuk gangguan

keseimbangan cairan dan temuan laboratorium

4. Mengetahui dan memahami apa saja yang termasuk gangguan

keseimbangan cairan dan temuan laboratorium

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Fungsi Cairan Dan Elektrolit Tubuh


1. Pengertian dan Fungsi CairanTubuh
Tubuh manusia pada kelahiran mengandung sekitar 75% berat cairan.
Di usia satu bulan, nilai ini menurun menjadi 65% dan pada saat dewasa
berat cairan dalam tubuh manusia bagi pria adalah 60% dan wanita pula
sekitar 50%. Selain itu, faktor kandungan lemak juga mengkontribusi
kepada kandungan cairan dalam tubuh. Semakin tinggi jumlah lemak yang
terdapat dalam tubuh, seperti pada wanita, semakin kurang kandungan
cairan yang ada.
Nilai normal cairan dewasa adalah sekitar 2500 ml, termasuk 300 ml
hasil metabolisme tenaga susbtrat. Rata-rata kehilangan cairan adalah
sebanyak 2500 ml dimana ia terbagi kepada 1500 ml hasil urin, 400 ml
terevaporasi lewat respiratori, 400 ml lewat evaporasi kulit, 100 ml lewat
peluh dan 100 ml melalui tinja. Kehilangan cairan lewat evaporasi adalah
penting kerna ia memainkan peranan sebagai thermoragulasi, dimana ia
mengkontrol sekitar 20-25% kehilangan haba tubuh. Perubahan pada
kesimbanngan cairan dan volume sel bisa menyebabkan impak yang serius
seperti kehilangan fungsi pada sel, terutama ada otak.

2. Pengertian dan Fungsi Elektrolit Tubuh


Elektrolit adalah komponen yang memiliki muatan positif dan negatif
ketika larut dengan cairan di tubuh Anda. Hal ini membuat komponen
tersebut memiliki aliran listrik dan bergerak menurut muatan dan sinyal di
dalam tubuh Anda. Muatan-muatan ini sangat penting untuk berbagai hal
yang membuat Anda tetap hidup, contohnya aktivitas otak Anda, saraf,
otot, dan pembuatan jaringan baru di dalam tubuh Anda. Setiap elektrolit

3
memiliki fungsi masing-masing di dalam tubuh Anda. Berikut adalah
contoh-contoh elektrolit penting di tubuh Anda beserta fungsinya:
1) Sodium (Na+)
 Membantu mengontrol cairan di tubuh Anda yang berefek ke
tekanan darah
 Membantu fungsi otot dan saraf
 Membantu menyeimbangkan elektrolit di dalam tubuh Anda
2) Klorida (Cl–)
 Berperan penting untuk pencernaan
 Membantu menyeimbangkan keasaman dan kebasaan tubuh Anda,
atau dalam kata lain memastikan pH tubuh Anda tetap sehat
 Membantu menyeimbangkan elektrolit di dalam tubuh Anda
3) Kalium (K+)
 Membantu mengatur fungsi jantung dan tekanan darah
 Membantu menyeimbangkan elektrolit di dalam tubuh Anda
 Berfungsi mengirim impuls saraf
 Membantu kesehatan tulang
 Penting untuk kontraksi otot
4) Magnesium (Mg+)
 Berperan penting dalam produksi DNA dan RNA
 Membantu fungsi saraf dan otot
 Membantu pengaturan detak jantung
 Membantu mengatur kadar gula darah
 Meningkatkan sistem imun
5) Kalsium (Ca+)
 Kunci dari tulang dan gigi yang sehat
 Penting untuk pergerakkan impuls saraf dan pergerakan otot
 Menyebabkan penggumpalan darah
6) Hidrogen Fosfat (HPO42-)

4
 Menguatkan tulang dan gigi
 Membantu sel memproduksi energi yang dibutuhkan untuk
perkembangan dan perbaikan jaringan
7) Bikarbonat (HCO3–)
 Membantu tubuh Anda mempertahankan pH yang sehat
 Membantu fungsi jantung

B. Pengertian Gangguan Fungsi Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit


Tubuh
1. Gangguan Fungsi Keseimbangan CairanTubuh
Bentuk gangguan yang paling sering terjadi adalah kelebihan atau
kekurangan cairan yang mengakibatkan perubahan volume.

2. Gangguan Fungsi Keseimbangan Elektrolit

Gangguan keseimbangan elektrolit yang umum yang sering


ditemukan pada kasus-kasus di rumah sakit hanyalah beberapa saja.
Keadaan-keadaan tersebut adalah:

• Hiponatremia dan hypernatremia

• Hipokalemia dan hyperkalemia

• Hipokalsemia

C. Gangguan Keseimbangan Cairan


1. Overhidrasi
 Pengertian
Overhidrasi adalah suatu keadaan ketika individu beresiko
mengalami penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari satu
kelainan cairan intravascular, interstisial, intraselular.

5
 Penyebab
Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar dari pada
pengeluaran cairan . kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan
konsenrasi natrium dalam aliran darah menjadi sangat kecil. Minum air
dalam jumlah yang sangat banyak biasanya tidak menyebabkan
overhidrasi jika kelenjar hipofisia ginjal dan jantung berfungsi sencara
normal. Overhidrasi leboh sering terjadi pada orang-orang yang
ginjalnya tidak membuang cairan secara normal. Misalnya pada
penderita penyakit jantung, ginjal atau hati. Orang-orang tersebut harus
membatasi jumlah air yang mereka minum dan jumlah garam yang
mereka makan.

2. Dehidrasi
 Pengertian
Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh. Penyebab dehidrasi
adalah kehilangan cairan yang berlebihan atau kekurangan pemasukan
cairan tubuh. Beberapa klasifikasi dehidrasi, yaitu :
- Dehidrasi Isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan
dan elektrolit secara seimbang.
- Dehidrasi Hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak
cairan daripada elektrolit.
- Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak
elektrolit daripada cairan.
 Etiologi
Dehidrasi isotonik dapat disebabkan oleh perdarahan, muntah,
diare, daiporesis (keringat berlebihan), luka bakar, puasa dan lain-lain.
Dehidrasi hipertonik dapat disebabkan oleh hiperventilasi, diare air,
diabetes insipedus (hormon ADH menurun), dan lain-lain. Dehidrasi

6
hipotonik dapat disebabkan oleh penyakit diabetes melitus, rehidrasi
cairan berlebih, malnutrisi berat dan kronis.
 Manifestasi klinis
Berikut gejala dan tanda klinis dehidrasi berdasarkan tingkatannya :
- Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 5% dari Berat Badan (BB)
semula) :

1) Muka memerah

2) Rasa haus meningkat

3) Kulit kering dan pecah-pecah

4) Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari


biasanya

5) Pusing dan lemah

6) Kram otot terutama kaki dan tangan

7) Sering mengantuk

8) Mulut dan lidah kering serta air liur berkurang, dan lain-lain.

- Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5-10% dari BB semula) :

1) Gelisah

2) Kehausan

3) Kulit keriput (saat dicubit kulit tidak segera kembali ke posisi


semula)

4) Tekanan darah menurun

5) Pingsan

7
6) Kontraksi kuat otot lengan, kaki, perut, dan punggung

7) Kejang

8) Denyut nadi cepat dan lemah, dan lain-lain.

- Dehidrasi berat (kehilangan cairan >10% dari BB) :

1) Diare cair terus menerus

2) Muntah berlebihan

3) Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk

4) Tidak bisa minum dan makan

5) Mata cekung, bibir kering dan biru

6) Tidak buang air kecil

7) Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur

8) Ujung kuku, mulut dan lidah berwarna kebiruan, dan lain-lain.

 Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium)


A. Urine

1) Berat jenis urine meningkat

2) Osmolalitas urine >450 osmol/kg

3) Na+ urine <10 meg/L ( penyebab diluar ginjal)

4) Na+ urine >10 meg/L (penyebab pada ginjal/adrenal)

5) Jumlah urin menurun (30-50 cc/jam)

B. Darah

8
1) Hematokrit meningkat

2) Kadar protein serum meningkat

3) Na+ serum normal

4) Rasio BUN/Kreatinin serum >20:1 (Normal 10:1)

5) Glukosa serum normal/meningkat

6) Hb menurun.

D. Gangguan Keseimbangan Elektrolit


1. Hiponatremia
 Pengertian
Hiponatremia, didefinisikan sebagai kadar natrium plasma
<135 mmol/L, merupakan gangguan keseimbangan cairan tubuh dan
elektrolit yang paling sering ditemukan dalam praktik klinis.
Hiponatremia terjadi pada 15-20% perawatan kegawatdaruratan di
rumah sakit dan mengenai hampir 20% pasien yang berada dalam
kondisi kritis. Manifestasi klinis hiponatremia dapat ditemukan dalam
spektrum yang luas, mulai dari tidak bergejala sampai pada kondisi
yang berat atau mengancam nyawa serta dikaitkan dengan peningkatan
mortalitas, morbiditas dan lama perawatan di rumah sakit pada pasien
dengan kondisi-kondisi tersebut.
Seseorang dikatakan hiponatremia, bila konsentrasi
natriumplasma dalam tubuhnyaturun lebih dari beberapa
miliekuivalendibawah nilai normal (135-145 mmol/L).
 Penyebab
Penyebab Hiponatremia adalah Kehilangan natrium klorida
pada cairan ekstrasel atau penambahan air yang berlebihan pada cairan
ekstrasel akan menyebabkan penurunan konsentrasi natrium plasma.

9
Kehilangan natrium klorida primer biasanya terjadi pada dehidrasi
hipoosmotik seperti pada keadaan berkeringat selama aktivitas berat
yang berkepanjangan, berhubungan dengan penurunan volume cairan
ekstrasel seperti diare, muntah-muntah, dan penggunaan diuretik
secara berlebihan.
Hiponatremia juga dapat disebabkan oleh beberapa penyakit
ginjal yang menyebabkan gangguan fungsi glomerulus dan tubulus
pada ginjal, penyakit addison, serta retensi air yang berlebihan
(overhidrasi hipo-osmotik) akibat hormon antidiuretik.
Kepustakaan lain menyebutkan bahwa respons fisiologis dari
hiponatremia adalah tertekannya pengeluaran ADH dari hipotalamus
(osmolaritas urine rendah).Pseudohiponatremia dapat dijumpai pada
penurunan fraksi plasma, yaitu pada kondisi hiperlipidemia dan
hiperkolesterolemia, hiperproteinemia dan hiperglikemia serta
kelebihan pemberian manitol dan glisin.
 Gejala
Kondisi hiponatremia apabila kadar natrium plasma di bawah
130mEq/L. Jika < 120 mg/L maka akan timbul gejala disorientasi,
gangguan mental, letargi, iritabilitas, lemah dan henti pernafasan,
sedangkan jika kadar < 110 mg/L maka akan timbul gejala kejang,
koma. Antara penyebab terjadinya Hiponatremia adalah euvolemia
(SIADH, polidipsi psikogenik), hipovolemia (disfungsi tubuli ginjal,
diare, muntah, third space losses, diuretika), hipervolemia (sirosis,
nefrosis).
2. Hipernatremia
 Pengertian
Hipernatremia (kadar natrium darah yang tinggi) adalah suatu
keadaan dimana kadar natrium dalam darah lebih dari 145 mEq/L
darah. Hipernatremia ( kadar Natrium > 147 meq/L) dapat terjadi

10
pada kehilangan air, kekurangan air atau penambahan natrium.
Karena natrium adalah determinan utama dari osmolaritas CES ,
hipernatremia selalu menyebabkan hipertonisitas. Selanjutnya,
hipertonisitas menyebabkan perpindahan air keluar dari sel yang
menimbulkan dehidrasi seluler
 Penyebab
Penyebab Hipernatremia adalah Peningkatan konsentrasi
natrium plasma karena kehilangan air dan larutan ekstrasel (dehidrasi
hiperosmotik pada diabetes insipidus) atau karena kelebihan natrium
dalam cairan ekstrasel seperti pada overhidrasi osmotik atau retensi air
oleh ginjal dapat menyebabkan peningkatan osmolaritas & konsentrasi
natrium klorida dalam cairan ekstrasel.
Kepustakaan lain menyebutkan bahwa hipernatremia dapat
terjadi bila ada defisit cairan tubuh akibat ekskresi air melebihi
ekskresi natrium atau asupan air yang kurang. Misalnya pada
pengeluaran air tanpa elektrolit melalui insensible water loss atau
keringat, diare osmotik akibat pemberian laktulose atau sorbitol,
diabetes insipidus sentral maupun nefrogenik, diuresis osmotik akibat
glukosa atau manitol, gangguan pusat rasa haus di hipotalamus akibat
tumor atau gangguan vaskular.
 Gejala
Jika kadar natrium > 150 mg/L maka akan timbul gejala berupa
perubahan mental, letargi, kejang, koma, lemah.3 Manifestasi
neurologis akan mendominasi dahulu pada pasien dengan
hipernatremia dan umumnya diduga hasil dari dehidrasi selular.
Gelisah, lesu, dan hyperreflexia dapat berkembang menjadi kejang,
koma, dan akhirnya kematian. Gejala berkorelasi lebih dekat dengan
laju pergerakan air keluar dari sel-sel otak daripada tingkat absolut
hipernatremia. Cepat penurunan volume otak akan menyebabkan

11
pembuluh darah otak pecah dan mengakibatkan fokus perdarahan
intraserebral atau subarachnoid. Kejang dan kerusakan saraf serius
yang umum, terutama pada anak-anak dengan hipernatremia akut
ketika plasma [Na +] melebihi 158 mEq / L.
3. Hipokalimea
 Pengertian
Hipokalemia didefinisikan sebagai kalium plasma kurang dari
3,5 mEq/L. Hipokalemia dapat terjadi akibat asupan yang kurang,
perpindahan kalium kedalam sel atau kehilangan kalium renal maupun
nonrenal. Hipokalemia adalah ketidakseimbangan elektrolit dan
diindikasikan oleh tingkat rendah kalium dalam darah. Nilai dewasa
normal untuk kalium 3,5-5,3 mEq / L.
 Penyebab
- Asupan kalium yang kurang
Orang tua yang hanya memakan roti panggang dan teh,
peminum alkohol yang berat sehingga jarang makan dan tidak
makan dan minum dengan baik melalui mulut atau disertai oleh
masalah lain misalnya pada pemberian diuretik atau pemberiat diet
rendah kalori pada program menurunkan berat badan dapat
menyebabkan hipokalemia.
- Pengeluaran kalium yang berlebihan
Banyak jalan yang bisa menyebabkan kalium keluar dari
tubuh. Muntah, pemasangan selang nasogastrik, diare dan
pemakaian obat pencahar merupakan faktor yang menyebabkan
pengeluaran kalium berlebih. Banyak asumsi bahwa pasien yang
muntah berat akan mengeluarkan banyak kalium. Akan tetapi,
sebenarnya kalium yang keluar dari saluran pencernaan atas tidak
sebanyak yang kita perkirakan, tetapi pengeluaran kalium banyak
dari ginjal. Kondisi- kondisi tersebut memicu terjadinya alkalosis

12
metabolik sehingga banyak bikarbonat yang difiltrasi di
glomerulus.
Bikarbonat ini mempunyai daya ikat yang kuat terhadap
kalium di tubulus distal (duktus koligentes). Kondisi ini akan
diperparah dengan adanya hiperaldosteron akibat dari hipovolemia
(muntah). Kondisi tersebut akan memicu peningkatan ekskresi
kalium melalui urine dan terjadilah hipokalemia. Pada kejadian
diare, pengeluaran kalium karena dipicu oleh asidosis metabolik
(keluar bersama bikarbonat). Pengeluaran kalium lewat ginjal juga
disebabkan oleh diuretik, kelebihan hormon mineralokortikoid
(hiperaldosteronisme primer).
- Kalium masuk dalam sel
Secara anatomis kalium memang merupakan ion intrasel. Akan
tetapi, kadar dalam plasma ada juga walaupun sedikit. Jika kadar
yang minimal ini mengalami penurunan tentunya akan
mengakibatkan dampak. Kalium yang masuk ke dalam sel yang
melebihi batas inilah penyebabnya. Hal itu diakibatkan oleh
alkalosis ekstrasel, pemberian insulin, peningkatan aktifitas -
adrenergik, paralisis periodik hipokalemik dan hiponatremia.
Kondisi hipokalemia ini dipicu oleh adanya kerusakan sel yang
dikarenakan trauma, cedera, pembedahan dan syok. Sehingga,
kalium di dalam sel (intraselluler) akan keluar dan masuk ke
cairan intravaskuler yang pada akhirnya akan diekskresikan oleh
ginjal. Kondisi ketidakseimbangan ini akan memicu proses
hemostasis dengan cara perpindahan kalium dari plasma masuk ke
dalam sel. Tujuannya adalah untuk memulihkan keseimbangan
kalium seluler. Kondisi inilah yang kemudian memicu terjadinya
hipokalemia.

13
 Tanda dan gejala
Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa disritmik
jantung,perubahan EKG (QRS segmen melebar, ST segmen depresi,
hipotensi postural, kelemahan otot skeletal, poliuria, intoleransi
glukosa.

4. Hiperkalemia
 Pengertian
Hiperkalemia didefinisikan sebagai kalium plasma lebihdari5,5
mEq/L. Hiperkalemia adalah suatu kondisi di mana terlalu banyak
kalium dalam darah. Sebagian besar kalium dalam tubuh (98%)
ditemukan dalam sel dan organ. Hanya jumlah kecil beredar dalam
aliran darah. Kalium membantu sel-sel saraf dan otot, termasuk fungsi,
jantung. Ginjal biasanya mempertahankan tingkat kalium dalam darah,
namun jika Anda memiliki penyakit ginjal - penyebab paling umum
dari hiperkalemia - kadar kalium dapat membangun. Obat atau diet
juga dapat mempengaruhi jumlah kalium dalam darah. Hiperkalemia
dapat mengancam kehidupan dan harus segera diobati.
 Penyebab
- Keluarnya kalium dari intrasel keekstrasel
Keluarnya kalium ini dipicu oleh asidosis metabolik, defisiensi
insulin, katabolisme jaringan meningkat, pemakaian obat
penghambat -adrenergik, serta pseudo hiperkalemia akibat
pengambilan sampel darah, sehingga sel darah merah mengalami
lisis.
- Berkurangnya ekskresi kalium melaluiginjal
Kejadian ini terjadi karena hipoaldosteronisme, gagal ginjal,
deplesi volume sirkulasi efektif, pemakaian siklosporin. Pada
pasien yang mengalami kondisi hiperkalemia, akan dijumpai tanda

14
dan gejala antara lain mual, kejang perut, oliguria, takikardia, yang
pada akhirnya jika tidak ditindak lanjuti menyebabkan bradikardia,
lemas dan baal (kesemutan pada anggota gerak tubuh).
 Tanda dan gejala
Tanda dan gejalanya terutama melibatkan susunan saraf pusat
(parestesia, kelemahan otot) dan system kardiovaskular disritmik,
perubahan EKG).
5. Hipokalsemia
 Pengertian
Hipokalsemia didefinisikan sebagai suatu keadaan konsentrasi
ion kalsium serum atau kalsium serum total setelah dikoreksi oleh nilai
albumin serum dibawah normal.
 Penyebab
Beberapa faktor resiko penyebab hipokalsemia adalah : kondisi
tirotoksikosis prabedah, jenis tindakan (teroidektomi total).
Tiroidektomi ulangan, serta keterampilan operator,dimana faktor
operator menduduki posisi paling dominan dalam sebuah studi kohort
retrospektif diitalia. Hipotesis hipokalsemia paska tiroidektomi adalah
gangguan vaskularisasi dan ekstirpasi kelenjar paratiroid itu sendiri,
tetapi tidak boleh melupakan peran faktor-faktor lain seperti surgical
stress, sekresi kalsitonin selama manipulasi, hungry bone syndrome,
serta hipomagnesemia.
 Gejala
Kontraksi otot saluran napas dan laring berkepanjangan yang
menyebabkan gagal napas, gagal jantung, hipotensi refrakter, aritmia
biasanya terjadi pada kondisi penurunan serum kalsium akut dan
berulang,kalsium ion serum, kejang ( hypocolcemic seizure)
Dikategorikan sebagai hipokalsemia berat.

15
Gejala klinis hipokalsemia yang lebih ringan yakni kram dan
kedutat otot,perasaan kesemutan disekitar mulut, tangan dan kaki
bagian distal, pemanjangan nilai QT-koreksi pada EKG.
 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya
hipokalsemia adalah kalsium ion. Hipokalsemia dikatakan sebagai
hipokalsemi yang sebenarnya (True hypocalcemia) bila didapatkan
nilai kalsium ion dibawah normal (1,1-1,3 mmol/L) atau nilai kalsium
total setelah torkoreksi oleh kadar albumin serum dibawah nilai
normal (8,5-10,5 mg/dL).

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara normal, tubuh bisa mempertahankan diri dari
ketidakseimbangan cairan & elektrolit. Namun, ada kalanya tubuh tidak bisa
mengatasinya. Ini terjadi apabila kehilangan tterjadi dalam total banyak
sekaligus, seperti pada muntah-muntah, diare, berkeringat luar biasa, terbakar,
luka/pendarahan dan sebagainya.
Cairan dan elektrolit (zat lerlarut) didalam tubuh merupakan
suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Bentuk gannguan keseimbangan cairan
yang umum terjadi adalah lebeihan atau kekurang cairan iaitu air. Kelebihan
cairan disebut overhidrasi, sebaliknya kekurang airan disebut dehidrasi. Zat
terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit.
Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak
bermuatan listrik, seperti protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan
asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),
kalium (K+), kalsium (Ca+), magnesium (Mg+), klorida (Cl-), bikarbonat
(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). Elektrolit yang utama yang sering
menyebabkan gangguan pada hemodinamik tubuh adalah natrium, kalium,
dan kalsium.
Pasien yuang mengalami gangguan cairan dan elektrolit
sebaiknya segera ditangani karena sebagian besar dalam tubuh manusia terdiri
dari cairan dan elektrolit dan apabila tidak segera ditangani akan
menyebabkan kematian.
B. Saran
Pada penulisan makalah diatas Semoga pembaca dan khususnya
penulis sendiri dapat mengambil beberapa hal hal penting dalam memahami
materi Gangguan Fungsi Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit.

17
Dari makalah ini pula penulis mengalami banyak kendala. Maka
banyak kesalahan yang dibuat oleh penulis. Oleh karena itu penulis
membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnahkan makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Grisna febrianty, kunjung ashadi. 2019. Perbandingan jenis pola minum terhadap
status hidrasi pada remaja laki-laki dan perempuan,

David dharmawab,Dkk. 2008. seorang penderita hipolsemia berat oleh karena


hipoparatiroidisme didapat.

Ninik wulandari. 2017. Asuhan keperawatan pada klien gagal ginjal kronik dengan
masalah kelebihan volume cairan Di RSUD Bangil/

Ikromullah, Anum Ja’far Kadar. 2017.Kalium Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe
2. Skripsi
Rahman, Diya Rashida Binti Abu. 2017. Gangguan Keseimbangan Cairan Dan
Elektrolit. Sripsi
Ikromullah, Anum Ja’far Kadar. 2017.Kalium Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe
2. Skripsi
Jularso, E. 2007. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Peredaran Darah. Diktat
Kuliah Patologi. Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi
UNAIR.

Juffrie, M. 2004. “Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Pada Penyakit


Saluran Cerna” Sari Pediatri 6(1): 52-59.

KTI Kebidanan. 2016. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit.


http://warungbidan.blogspot.com/2016/07/gangguan-keseimbangan-cairan-
dan.html (Diakses 30 November 2019)

Yazid, Sari P. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Dehidrasi.


https://www.academia.edu/29043503/ASUHAN_KEPERAWATAN_PASIE
N_DENGAN_DEHIDRASI (diakses 30 November 2019)

19
Wiwidaudistii. 2015. Dehidrasi. https://www.slideshare.net/wiwidaudistii/dehidrasi-
46972320 (diakses 30 November 2019)

20

Anda mungkin juga menyukai