Kelompok : 1
Nama Anggota :
- Cinta Meilika (222040)
- Jihan Febry Choirunnisa (222048)
- Ranti Putriningtiyas Damayanti (222059)
- Shenly Aulia Fadilla (222064)
- Nisye Yulianti Pasha (222054)
- Frans Teguh (222045)
Kelas : 1B
Prodi : S1-Keperawatan
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
B. Fungsi Cairan
1. Mempertahnkan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
2. Transport nutrient ke sel
3. Transport hasil sisa metabolism
4. Transport hormone
5. Pelumas antar organ
6. Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler.
C. Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake cairan berasal dari
minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800 – 2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml
berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal
dalambentuk urine 1.200-1.500 ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml (Tarwoto &
Wartonah, 2010).
H. Pengaturan Elektrolit
Macam-macam elektrolit diantaranya yaitu natrium (sodium), kalium (potassium), kalsium,
magnesium, chlorida, bikarbonat, dan fosfat:
a. Natrium (sodium)
1) Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada Cairan Ekstrasel (CES)
2) Na+ mempengaruhi keseimbangan air, hantaran implus saraf dan kontraksi otot.
3) Sodium diatur oleh intake garam aldosteron, dan pengeluaran urine. Normalnya sekitar 135-
148 mEq/lt.
b. Kalium (potassium)
1) Merupakan kation utama dalam CIS
Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot.
2) Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan keseibangan asam
basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion H+. Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
c. Kalsium
1) Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan darah, serta
pembentukan tulang dan gigi.
2) Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid.
3) Hormon paratiroid mengarbsopsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal.
4) Hormon thirocaltitonin menghambat penyerapan Ca+ tulang.
d. Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting untuk aktivitas
enzim, neurochemia, dan muscular excibility. Nilai normalnya sekitar 1,5-2,5 mEq/lt.
e. Chlorida
Terdapat pada CES dan CIS, normalnya sekitar 95-105 mEqlt.
f. Bikarbonat
1) HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan CES dan CIS.
2) Bikarbonat diatur oleh ginjal.
g. Fosfat
1) Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES
2) Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolism karbohidrat, dan
pengaturan asam basa.
3) Pengaturan oleh hormone parathyroid.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Aktual/resiko defisit volume cairan
Definisi: Kondisi dimana pasien mengalami resiko kekurangan cairan pada ekstraseluler dan
vaskuler.
3. Rencana Keperawatan
a. Aktual/resiko defisit volume cairan
I. Pengertian
a. Pengertian Diare
Diare adalah seringnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya dengan konsistensi yang lebih
encer (Rekawati Susilaningrum dkk, 2013). Diare adalah sebuah penyakit di mana tinja atau feses berubah
menjadi lembek atau cair yang biasanaya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam (Koes Irianto, 2015). Diare
juga didefinisikan sebagai suatu kumpulan dari gejala infeksi saluran pencernaan yang dapat disebabkan oleh
beberapa organisme seperti bakteri, virus, dan parasit. Beberapa organisme tersebut biasanya menginfeksi
saluran pencernaan manusia melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh organisme tersebut (food
borne disease) (Mendri, 2017).
III. Etiologi
Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005).
1. Infeksi enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebabutama diare
Infeksi bakteria : vibrio, E. coli, salmonella campilo baster.
Infeksi virus : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus, Astrovirus.
Infeksi parasit : cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoba histolica,
giardia lambia), jamur (candida aibicans).
V. Patofisiologi
Faktor utama terjadinya diare yaitu faktor infeksi, proses ini diawali dengan adanya mikroorganisme
(kuman) yang masuk kedalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus yang dapat
menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadinya proses perubahan usus yang akhirnya
mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorpsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin
atau bakteri akan menyebabkan sistim transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang
kemudian sektresi cairan dan elektrolit akan meningkat. Kedua, factor malabsorpsi yang mengakibatkan tekanan
osmotic meningkat sehinnga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi
rongga usus sehinnga terjadilah diare . kemudian terjadilah Proses Kehilangan cairan dan elektrolit
(hipovolemia) kehilangan cairan aktif. Kemudian timbul tanda dan gejala seperti, nafsu makan menurun muntah,
haus, malaise, adanya lecet di sekitar anus fases bersifat banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang
tidak bisa lagi diserap oleh usus, sehinnga adanya tanda dehidrasi, menjadi kemampuan absorpsi menurun
sehinnga timbul gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pada diare akut, kehilangan cairan secara
mendadak dapat mengakibatkan terjadinya syok hipovolemik yang cepat. Kehilangan cairan aktif dan elektrolit
melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan asidosis metabolik. Pada kasus-kasus yang terlambat
meminta pertolongan medis dapat mengakibatkan syok hipovolemik (A.Asis Almual Hidayat, 2018).
VI. Pathways
VIII. Penatalaksanaan
Aspek paling penting dalam penggantian Cairan dan Elektrolit adalah menjaga hidrasi yang adekuat dan
keseimbangan elektrolit, selama episode akut ini ini di lakukan dengan hidrasi oral, yang harus dilakukan pada
semua pasien, kecuali tidak dapat minum atau diare hebat membahayakan jiwa yang memerlukan hidrasi
intravena. Idealnya cairan rehidrasi oral harus terdiri dari 3,5 gram natrium klorida, 2,5 gram natrium bikarbonat,
1,5 gram kalium klorida, dan 20 gram glukosa per liter air, cairan seperti itu tersedia secara komersial pekat dan
mudah di camur dengan air. Jika sediaan komersial tidak ada cairan rehidrasi oral pengganti dapat di buat
dengan menambahakan ½ sendok teh baking soda, dan 2/4 sendok makan gula per liter air, untuk pengantian
kalium dapat diberikan buah pisang atau satu cangkir jus jeruk. Pada bayi pemberian asi tetap dilanjutkan
apabila itu bukan penyebab dari diare pada anak.
1. Penatalaksanaan medis menurut Biddulp and Stace (1999) adalah pengobatan dengan cara pengeluaran diet
dan pemberian cairan.
a. Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa apapun misalnya air gula, sari buah segar, air teh
segar, kuah sup, air tajin, ASI. Jangan memberikan air kembang gula, sari buah air dalam botol
karena cairan yang terlalu banyak mengandung gula akan memperburuk diare.
b. Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang mengandung campuran gula dan garam
yang disebut larutan dehidrasi oral ( LRO ). LRO ini dibuat dengan mencampurkan sebungkus garam rehidrasi
kedalam 1 liter air bersih.
c. Diare dengan dehidrasi berat memerlukan cairan intravena disamping LRO.
2. Penatalaksanaan keperawatan menurut Nelson (1999) antara lain :
a. Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan pencegahan enterik termasuk cuci tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan penderita.
b. Jas panjang bila ada kemungkinan pencernaan dan sarung tangan bila menyentuh barang terinfeksi.
c. Penderita dan keluarganya dididik mengenal cara perolehan entero patogen dan cara mengurangi penularan.
IX. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
1. Hipokalemia (dengan gejala matiorisme hipotoni otot lemah bradikardi perubahan elektrokardiogram).
2. Hipokalsemia
3. Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipokalsemia.
4. Hiponatremi.
5. Syok hipovalemik.
6. Asidosis
7. Dehidrasi
X. Pengkajian
a. Identitas pasien atau biodata
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa,
nama orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan.
b. Keluhan utama
Buang air besar (BAB) lebih tiga kali sehari. BAB kurang dari empat kali dengan konsistensi cair (diare
tanpa dehidrasi). BAB 4-10 kali dengan konsistensi cair (dehidrasi ringan/sedang). BAB lebih dari sepuluh kali
(dehidrasi berat). Bila diare berlangsung kurang dari 14 hari adalah diare akut. Bila berlangsung 14 hari atau
lebih adalah diare persisten.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita.
2) Riwayat kesehatan sekarang
a) Mula-mula, gelisah suhu badan mungkin meningkat. Nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemungkinan
timbul diare.
b) Tinja makin cair, mungkin disertai lender atau lender dan darah. Warna tinja berubah menjadi kehijauan
karena bercampur empedu.
c) Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan sifatnya makin lama makin asam.
d) Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
e) Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai tampak.
f) Dieresis, yaitu terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam bila terjadi dehidrasi. Urin normal pada diare tanpa
dehidrasi. Urin sedikit gelap pada dehidrasi ringan atau sedang. Tidak ada urine dalam waktu enam jam
(dehidrasi berat).
3) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita diare dan yang berhubungan dengan distribusi
penularan.
4) Fisiologi dari masalah keperawatan hipovolemia adalah sebagai berikut :
a) Tanda dan gejala mayor diantaranya :
Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor
kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urin menurun.
b) Tanda dan gejala minor diantaranya :
Merasa lemah, mengeluh haus, pengisian vena menurun, status mental berubah, suhu tubuh meningkat,
konsentrasi urin meningkat, beran badan turun tiba-tiba.
XI. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Diaremenurut Nanda NIC NOC 2015, adalah :
a. Diare berhubungan dengan proses infeksi
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif (diare)
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rektal karena diare
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah, hilangnya nafsu
makan
e. Resiko syok hipovelemik
f. Defisit pengetahuan tentang gastroenteritis akutberhubungan dengan kurangnya informasi
XII. Intervensi
Setelah merumuskan diagnosis dilanjutkan dengan perencanaan dan aktivitas keperawatan untuk
mengurangi, menghilangkan serta mencegah masalah keperawatan klien. Dalam tahap perencanaan
keperawatan terdiri dari dua rumusan utama yaitu rumusan luaran keperawatan dan rumusan intervensi
keperawatan,(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Luaran (Outcome) Keperawatan merupakan aspek-aspek yang dapat diobservasi dan diukur meliputi
kondisi, perilaku, atau persepsi pasien, keluarga atau komunitas sebagai respon terhadap intervensi
keperawatan. Luaran keperawatan menunjukkan status diagnosis keperawatan setelah dilakukan intervensi
keperawatan. Hasil akhir intervensi keperawatan yang terdiri dari indikator-indikator atau kriteria-kriteria hasil
pemulihan masalah. Terdapat dua
XIII. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat melaksanakan rencana atau
intervensi yang sudah dilaksanakan sebelumnya (Kozier, 2018). Tindakan keperawatan adalah perilaku atau
aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat utuk mengimplementasikan intervensi keperawatan. Tindakan-
tindakan pada intervensi keperawatan terdiri atas observasi, terapeutik, edukasi dan kolaborasi. (Tim Pokja SIKI
DPP PPNI, 2018).
XIV. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan masalah yang pasien hadapi yang telah
di buat pada perencanaan tujuan dan kriteria hasil, (Kozier,2018).
Hasil yang diharapkan, (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2018) .
1. Kekuatan nadi meningkat
2. Asupan makanan meningkat
3. Frekuensi nadi membaik
4. Tekanan darah membaik
5. Tekanan nadi membaik
6. Suhu tubuh membaik
7. Dyspnea menurun
8. Keluhan haus menurun
9. Turgorkulit meningkat
10. Asupan cairan meningkat
11. Kelembaban membrane mukosa membaik
12. Mata cekung membaik
13. Turgor kulit membaik
14. Dehidrasi menurun
Laporan Kasus
Proses Keperawatan Hipovolemia Pada Diare
2) Pernah dirawat
Klien mengatakan pernah dirawat di RS selama 4 hari.
3) Alergi
-
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
-
c. Pola Eliminasi
1) BAB
· Sebelum sakit : -
· Saat sakit : Klien BAB 4-5 x/hari dengan konsistensi cair, bau khas feces
2) BAK
· Sebelum sakit : -
· Saat sakit : BAK 5-6 X perhari dengan bau urine seperti obat
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Sebelum sakit : dapat beraktivitas sehari-hari tanpa bantuan
Saat sakit :
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
2) Latihan
Sebelum sakit :
Klien mengatakan sehari-hari klien dapat berjalan, lari, berolahraga, dan bekerja sebagai swasta
Saat sakit :
Klien tidak dapat bergerak bebas karena kelemahan fisik, pola pemeliharaan postur tubuh, hanya berada di
tempat tidur dengan berganti posisi duduk dan berbaring
h. Pola Peran-Hubungan
komunikasi sebelum sakit pasien dapat berkomunikasi dengan verbal dan non verbal serta mampu menjawab
pertanyaan sesuai yang ditanyakan, selama sakit pasien mampu berkomunikasi dilingkungan sekitar dan
mampu menjawab pertanyaan sesuai yang ditanyakan
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Lemas
Tingkat kesadaran : Composmentis
GCS :-
Tinggi baadan :160cm
Berat Badan : Sebelum sakit : 55 kg, setelah sakit 49 kg
b. Tanda-tanda Vital
Nadi = 80x kali / menit
Suhu = 30oC
TD = 130/80 mmHg
RR = 22 kali per menit
c. Keadaan fisik
a. Kepala :
Bentuk kepala mesochephal, rambut hitam pendek, tidak berketombe, tidak ada benjolan di kepala
b. Mata :
Simetris kanan dan kiri, konjungtiva anemis, sklera tidak ikteris, mata cekung,.dapat membedakan warna,
dapat melihat dengan jelas dalam jarak + 6 m
c. Wajah :
Tampak pucat
d. Hidung :
Simetris kanan dan kiri, bersih tidak ada secret, dapat membedakan aroma makanan, obat
e. Mulut :
Mukosa bibir kering, lidah bersih, tidak ada stomatitis
f. Telinga :
Bentuk simetris, tidak ada serumen, bersih, bila ditanya dapat menjawab dengan jelas
g. Leher :
Tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada nyeri saat menelan
h. Dada :
Paru
Inspeksi : Pengembangan dada kanan dan kiri sama, palpasi : tidak ada nyeri tekan, perkusi : sonor,
auskultasi: vesikuler dan tidak ada suara nafas tamabahan
Jantung
Inpeksi : ictus codis tidak tampak, palpasi : ictus cordis tidak teraba, perkusi : pekak, auskultasi : reguler,
bunyi jantung 1 dan 2 terdengar
i. Abdomen :
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, auskultasi : terdengar peristaltik usus 35 x/menit, yang menyebabkan
pasien mengalami nyeri perut seperti teremas dan dirasakan sering, palpasi : turgor kulit tidak langsung
kembali dalam satu menit, perkusi : hipertimpani, perut kembung
j. Genetalia :
Bersih, tidak terpasang kateter
k. Anus :
Tidak ada benjolan, kulit sekitar perianal kemerahan
l. Integumen :
Warna kulit sawo matang, turgor jelek, kulit kering
m. Ekstremitas :
atas kiri gerakan terbatas karena terpasang infus 0,7 % sodium chlorida 20 tpm
5. Pemeriksaan Penunjang
5. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
DATA Etiologi MASALAH
DS : Pasien mengatakan minum Output berlebihan
air putih habis + 4 gelas (+
1000 ) / hari Pasien mengatakan
Gangguan keseimbangan
diare 4-5 x 1 hari, konsistensi
cairan dan elektrolit
cair, warna kekuningan.
B. Diagnosa Keperawatan
2 29 Agustus
2020 Diare berhubungan dengan proses infeksi
3 29 Agustus
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2020
berhubungan dengan muntah, hilangnya nafsu makan
dibuktikan dengan penurunan berat badan
C. Rencana Tindakan Keperawatan
Skala :
1. Ekstrim
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
keluhan
- Monitoring kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
- Monitor turgot
kulit
- Monitor mual
dan muntah
Skala :
1. Ekstrim
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
Keluhan
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl TT
No. DX Evaluasi
Jam d
S: Pasien mengatakan pucat berkurang, dan sudah tidak
Hari ke-1 1
lemas
P : Intervensi diberhentikan
2 S : Pasien mengatakan sudah tidak mual, diare berkurang,
nafsu makan membaik
P : Intervensi Diberhentikan
P: intervensi diberhentikan
Daftar Pustaka
Sugiharta, I. (2020). GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DIARE DENGAN
HIPOVOLEMIA DI RUANG KASWARI RSUD WANGAYA TAHUN 2020 (Doctoral dissertation, Poltekkes
Denpasar Jurusan Keperawatan).
Kozier, dkk. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik Volume 2, Edisi 7. Jakarta : EGC.