OLEH
CI LAHAN CI INSTITUSI
2023
2. FUNGSI CAIRAN
a. Mempertahnkan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
b. Transport nutrient ke sel
c. Transport hasil sisa metabolism
d. Transport hormone
e. Pelumas antar organ
f. Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler.
3. KESEIMBANGAN CAIRAN
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake cairan berasal
dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800 – 2.500 ml/hari.
Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan. Sedangkan
pengeluaran cairan melalui ginjal dalambentuk urine 1.200-1.500 ml/hari, paru-paru
300-500 ml, dan kulit 600-800 ml (Tarwoto & Wartonah, 2010).
c. Diet
Pada saat tubuh kekurangan niutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi,
proses ini menimbulkan pergerakan carian dari interstitial ke intraseluler.
d. Stres
Stres dapat menimbulkan paningkatan metabolism sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air.
Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.
e. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjaldan jantung, gangguan
hormon akan mengganggu keseimbangan cairan.
b. Hipervolemia
Adalah penambahan/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi pada saat :
1. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air
3. Kelebihan pemberian cairan
4. Perpindahan CIT ke plasma.
Gejala : sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi kuat,
asites, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher dan irama
8. Pengaturan Elektrolit
Macam-macam elektrolit diantaranya yaitu natrium (sodium), kalium (potassium),
kalsium, magnesium, chlorida, bikarbonat, dan fosfat:
a. Natrium (sodium)
- Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada Cairan Ekstrasel (CES)
- Na+ mempengaruhi keseimbangan air, hantaran implus saraf dan kontraksi
otot.
- Sodium diatur oleh intake garam aldosteron, dan pengeluaran urine.
Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.
b. Kalium (potassium)
- Merupakan kation utama dalam CIS
Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot.
- Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan
keseibangan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion H+. Nilai
normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
d. Magnesium
- Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting
untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular excibility. Nilai
normalnya sekitar 1,5-2,5 mEq/lt.
e. Chlorida
- Terdapat pada CES dan CIS, normalnya sekitar 95-105 mEqlt.
f. Bikarbonat
- HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan CES
dan CIS.
- Bikarbonat diatur oleh ginjal.
g. Fosfat
- Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES
- Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolism
karbohidrat, dan pengaturan asam basa.
- Pengaturan oleh hormone parathyroid.
B. Konsep Dasar
Fisiologi Pergerakan
Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara system musculoskeletal
dan system persarafan.
1. Sistem Musculoskeletal berfungsi sebagai :
a. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh
b. Melindungi bagian tubuh tetentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru
c. Tempat melekatnya otot dan tendon
d. Sumber mineral seperti garam dan posfat
e. Tempat produksinya sel darah
G. Body Mechanic
Mekanika adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai fungsinya.
Melakukan aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan kesehatan.
Ortopedik adalah pencegahan dan perbaikan dari kerusakan struktur tubuh seperti
pada orang yang mengalami gangguan otot. Orang yang bedrest lama akan menurunkan
tonus otot.
Perlu dipahami tentang body aligment, keseimbangan dan kooerdinasi.
1. Body aligment/postur
Postur yang baik karena menggunakan otot dan rangka tersebut secara benar. Misalnya
pada posisi duduk, berdiri, mengangkat benda, dll.
2. Keseimbangan
Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah
gravitasi.
3. Koordinasi pergerakan tubuh
Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti kemampuan
mengangkat benda, maksimal 57 % dari berat badan.
I. Mobilisasi
1. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah,
dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan
kesehatannya (Hidayat, 2012).
J. Imobilisasi
Imobilisasi adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas
karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami trauma
tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya
(Hidayat, 2012
2. Anatomi Fisiologi
a. Eliminasi urine
Sistem yang berperan dalam eliminasi urine adalah sistem perkemihan. Dimana
sistem ini terdiri darri ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses
pembentukan urine di ginjal terdiri dari 3 proses yaitu: filtrasi, reabsorbsi, dan
sekresi.
1) Filtrasi
Proses filtrasi berlangsung di glomelurus, proses ini terjadi karena permukaan
aferen lebih besar dari permukaan eferen
2) Reabsorbsi
Proses reabsorbsi terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa,
sodium, klorida, fosfat, dan ion karbonat
3) Sekresi
Pada proses sekresi ini sisa reabsorbsi diteruskan keluar.
2) Esofagus
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas adalah terdiri
dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin. Permukaannya diliputi
selaput mukosa yang mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk
perlindungan.
3) Lambung
Pergerakan makanan melalui lambung dan usus dimungkinkan dengan adanya
peristaltic, yaitu gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian oleh otot yang
mendorong substansi makanan dalam gerakan menyerupai gelombang. Rata-rata
waktu yang diperlukan untuk mengosongkan kembali lambung setelah makan
adalah 2 sampai 6 jam.
4) usus halus
usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Usus menerima makanan
yang sudah berbentuk chyme (setengah padat) dari lambung untuk mengabsorbsi
air, nutrient, potassium, bikarbonat, dan enzim.
5) usus besar
kolon terdiri dari sekum yang berhubungan langsung dengan usus halus, kolon
ascendent, transversum, descendent, sigmoid, dan rectum.Fungsi utama kolon
adalah absorbsi air dan nutrien, proteksi dengan mensekresikan mucus yang akan
melindungi dinding usus trauma oleh feses dan aktivitas bakteri, dan
menghantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan cara berkontraksi.
3) Gaya hidup
Ketersediaan fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi eliminasi urin
4) Stres psikologis
Meningkatnya stres seseorang dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih.
5) Tingkat aktivitas
Aktifitas sangat dibutuhkan dibutuhkan dalam mempertahankan tonus otot.
Eliminasi urin membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus
sfingter internal dan eksternal.
6) Tingkat perkembangan
7) Kondisi penyakit
Saat seorang sakit, produksi urin nya sedikit hal ini disebabkan oleh keinginan
yntuk minum sedikit.
b. Eliminasi fekal
1) Usia dan perkembangan : pada bayi sistem pencernaannya belum sempurna,
sedangkan pada lansia proses mekaniknya berkurang karena berkurangnya
kemampuan fisiologis
2) Diet : ini bergantung pada kualitas, frekuensi, dan jumlah makanan yang
dikonsumsi
3) Pemasukan cairan, normalnya 2000-3000 ml/hari. Asupan cairan yang kurang
menyebabkan feses menjadi keras
4) Aktifitas fisik:merangsang peristaltik usus, sehingga peristaltik
usus meningkat
5) Faktor psikologik : perasaan cemas atau takut akan menmpengaruhi peristaltik
atau motilitas usus sehingga dapat menyebabkan diare
6) Tonus otot, tonus otot terutama abdomen yang ditunjang dengan aktivitas yang
cukup akan membantu defekasi.
7) Kehamilan: menekan rektum
8) Operasi dan anestesi
9) Obat-obatan
Beberapa obat dapat menimbulkan efek konstipasi. Laksatif dan katartik dapat
melunakkan feses dan meningkatkan peristlatik.
10) Test diagnostik: barium enema dapat menyebabkan konstipasi
11) Kondisi patologis
Beberapa penyakit pencernaan dapat menyebabkan diare dan konstipasi.
4. Gangguan/ Masalah
b. Eliminasi fekal
1) Konstipasi : penurunan frekuensi defekasi, yang diikuti oleh pengeluaran feses
yang lama atau keras dan kering
2) Impaksi : merupakan akibat dari konstipasi yang tidak diatasi. Impaksi adalah
kumpulan feses yang mengeras, mengendap di dalam rektum, yang tidak dapat
dikeluarkan.
3) Diare : peningkatan jumlah feses dan peningkatan pengeluaran feses yang cair dan
tidak berbentuk. Diare adalah gejala gangguan yang mempengaruhi proses
pencernaan, absorbsi, dan sekresi di dalam saluran GI.
4) Inkontinensia: ketidakmampuan mengontrol keluarnya feses dan gas dari anus
5) Flatulen : penyebab umum abdomen menjadi penuh, terasa nyeri, dan kram.
6) Hemoroid : vena-vena yang berdilatasi, membengkak dilapisan rektum
Penurunan Hb
Intoleransi Aktivitas
Defisit nutrisi
FORMAT PENGKAJIAN
REKAMAN ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN AWAL KEPERAWATAN UMUM
DIRUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH
A. IDENTITAS
Pekerjaan : Tidak Bekerja Tgl/Jam Pengambilan Data : 28 Agustus 2023, 11.20 wita
Sumber Informasi : Saudara dan anak Pindahan Dari : Puskesmas Masenga dan
kemudian IGD
B. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan saat ini : Pasien mengatakan susah menelan, kondisi demam dirasakan pasien yang tidak menentu, pasien
C. KEADAAN UMUM
D. KEBUTUHAN DASAR
- Gambaran nyeri : -
- Lokasi Nyeri : -
- Frekuensi : - Durasi : -
3 3
Pengisian kapiler : 4 detik
- Tonus otot : Baik
- Mata cekung : ( ) Tidak ( ) Ya : Ka/Ki
- Keluhan saat ini : sulit bergerak : ( ) Tidak ( )Ya
- Konjungtiva : Baik Sklera : Baik
( ) Nyeri Otot ( ) Kaku otot ( ) Lemah Otot
- Edema : () Tidak ( ) Ya : pada bagian kaki
( ) Kelelahan ( ) Amputasi ( ) Deformitas
- Terpasang infuse : ( ) Tidak () Ya: 16 tts/menit
Kelainan bentuk ekstremitas : -
di : tangan sebelah kiri cairan : NaCl
- Pelaksanaan aktivitas : ( ) Mandiri ( ) Parsial () Total
- Lain-lain :
- Jenis aktifitas yang perlu dibantu : BAK, BAB, Makan
DS : Pasien mengeluh sangat lemas
- Lain-lain : pasien mengeluh lelah
DO : Pasien terlihat sangat lemas, akral dingin, kulit pucat
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan
() Perfusi perifer tida efektif ()Hipovelemia () Intoleransi aktivitas
ELIMINASI OKSIGENIASI
- Memori : baik saat ini : () yang lalu : Perilaku resiko tinggi : - periksa : -
- Koordinasi :............. refleks patella ka/ki : baik Cara berjalan : kurang baik (dibantu)
SEKSUALITAS
: Perempuan Meninggal
: Tn A
II
III
DATA FOKUS
Nama Pasien : Tn. Aprinus M Dx. Medik : Hipoalbumin, Anemia dan Hipovelemia
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. Aprinus M Dx. Medik : Hipoalbumin, Anemia dan Hipovelemia
MASALAH
NO. DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 2 3 4
1 DS : Pasien mengatakan Infeksi jamur candida Defisit Nutrisi
susah saat menelan dan
mengunyah makanan Gangguan menelan makanan
Penurunan Hb
DO :
TD : 106/74 mmHg Anemia
Turgor kulit menurun
Kehilangan komponen vaskuler
Hipovolemia
terjadi hipoksia
metabolisme anaerob
kelelahan
Intoleransi aktivitas
Anemia
Penurunan kerja
gastrointestinal
Nama Pasien : Tn. Aprinus M Dx. Medik : Hipoalbumin, Anemia dan Hipovelemia
Umur : 72 Tahun Ruangan : Alamanda (309)
Jenis Kelamin : laki - laki Tanggal : 28 Agustus 2023
TGL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL TERATASI
DITEMUKAN
1 Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan 28 Agustus 2023 Belum teratasi
menelan makanan
2 Perfusi perifer tidak efektif b.d 28 Agustus 2023 Belum teratasi
penurunan konsentrasi hemoglobin
Nama Pasien : Tn. Aprinus M Dx. Medik : Hipoalbumin, Anemia dan Hipovelemia
Umur : 72 Tahun Ruangan : Alamanda (309)
Jenis Kelamin : laki - laki Tanggal : 28 Agustus 2023
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI
1 2 3 4
1 Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan intervensi Tindakan (manajemen nutrisi)
ketidakmampuan keperawatan selama 24 jam maka Observasi :
menelan makanan d.d status nutrisi membaik dengan kriteria - Identifikasi status nutrisi
berat badan menurun hasil : - Monitor asupan makanan
minimal 10% di bawah - Porsi makanan yang dihabiskan - Monitor berat badan
rentang ideal meningkat - Monitor hasil pemeriksaan
- Kekuatan otot pengunyah laboratorium
meningkat Terapeutik
- Kekuatan otot menelan meningkat - Berikan makanan tinggi serat
- Berat badan membaik untuk mencegah konstipasi
- IMT membaik - Berikan makanan tinggi kalori
- Frekuensi makan membaik dan tinggi protein
- Nafsu makan membaik Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
2 Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan intervensi Tindakan (Perawtan sirkulasi)
efektif b.d penurunan keperawatan selama 24 jam maka Observasi :
konsentrasi hemoglobin perfusi perifer meningkat dengan - Periksa sirkulasi perifer
d.d Pengisian kapiler > 3 kriteria hasil : Terapeutik
detik, - Kekuatan nadi perifer meningkat - Hindari pemasangan infus atau
Akral teraba dingin, - Warna kulit pucat menurun pengambilan darah di area
Warna kulit pucat, - Pengisian kapiler membaik keterbatasan perfusi
Turgor kulit menurun - Hindari pengukuran tekanan
- Akral membaik
- Turgor kulit membaik darah pada ekstremitas dengan
- Tekanan darah sistolik membaik keterbatasan perfusi
- Tekanan darah diastolik membaik
3 Hipovelemia b.d Setelah dilakukan intervensi Tindakan (Manajemen Hipovelemia)
kehilangan cairan aktif keperawatan selama 24 jam maka Observasi
d.d Tekanan darah status cairan membaik dengan kriteria - Periksa tanda dan gejala
menurun, turgor kulit hasil : hipovelemia
menurun - Tekanan darah membaik - Monitor intake dan output cairan
- Turgor kulit membaik Terapeutik
- Hemoglobin membaik - Hitung kebutuhan cairan
- Berat badan membaik Edukasi
- Anjurkan menghidari perubahan
posisi mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV
Nama Pasien : Tn. Aprinus M Dx. Medik : Hipoalbumin, Anemia dan Hipovelemia
Umur : 72 Tahun Ruangan : Alamanda (309)
Jenis Kelamin : laki - laki Tanggal : 29 Agustus 2023
No. Jam
Diagnos Implementasi Evaluasi
a
1 10.30 1. Mengidentifikasi status nutrisi Tanggal 29 agustus 2023
2. Memonitor asupan makanan Jam : 10.40
3. Memonitor berat badan S : pasien merasakan sakit
4. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium ketika mengunyah makanan
5. Memberikan makanan tinggi serat untuk O : terdapat jamur yang tumbuh
mencegah konstipasi dubagian sekitaran lidah
6. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi A : tejadinya defisit nutrisi akibat
protein gangguan menelan makanan
7. Menganjurkan posisi duduk, jika mampu P : lanjutkan intervemsi dan
8. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk konsultasikan ke ahli gizi
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien makanan yang sesuai
yang dibutuhkan, jika perlu