Pendahuluan
A. Latar Belakang
Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar dan selsel nya pun hidup dalam lingkungan luar yang berupa darah dan cairan tubuh
lainnya.Cairan dalam tubuh,termasuk darah meliputi lebih kurang 60% dari tota
makanan berat badan laki-laki dewasa.Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan
dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup,berkembang biak dan menjalankan
tugasnya.
Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi oleh
lingkungan disekitarnya.Semua pengaturan fisiologis untuk mempertahankan
keadaan normal disebut homeostasis. Homeostasis ini bergantung pada kemampuan
tubuh mempertahankan keseimbangan antara substansi-substansi yang ada di
lingkungan luar.
Pengaturan
keseimbangan
cairan
perlu
memperhatikan
dua
patameter
BERFIKIR KRITIS
B. Rumusan Masalah
1.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
a.
b.
teori
Kebutuhan
Dasar
Manusia
untuk
menganalisa
d.
BERFIKIR KRITIS
BAB II
Pembahasan
A. Anatomi Fisiologi Cairan & Elektrolit
BERFIKIR KRITIS
Natrium/sodium (Na+)
Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta
sangat berperan dalam keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan
kontraksi otot. Ion natrium didapat dari saluran pencernaan, makanan atau
minuman kemudian masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses difusi.
Pengeluaran ion natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencernaan dan
kulit. Pengaturan konsentrasi ion natrium dilakukan oleh ginjal, jika
konsentrasi natrium serum menurun maka ginjal akan mengeluarkan cairan
sehingga konsentrasi natrium akan meningkat. Sebaliknya jika terjadi
peningkatan konsentrasi natrium serum maka akan merangsang pelepasan
ADH sehingga ginjal akan menahan air. Jumlah normal 135-148 mEq/Lt.
b.
Kalium/potassium (K+)
Kalium adalah kation yang paling banyak pada intraseluler. Ion kalium
98% berada pada cairan intasel, hanya 2% berada pada cairan ekstrasel.
Kalium dapat diperoleh melalaui makanan seperti daging, buah-buahan dan
sayuran. Jumlah normal 3,5-5,5 mEq/Lt.
c.
Kalsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama
berikatan dengan fosfor membentuk mineral untuk pembentukan tulang dan
BERFIKIR KRITIS
Magnesium (Mg2+)
Magnesium biasanya ditemukan pada cairan intrasel dan tulang,
berperan dalam metabolisme sel, sintesis DNA, regulasi neuromuscular dan
fungsi jantung. Sumbernya didapat dari makanan seperti sayuran hijau,
daging dan ikan. Magnesium Diabsorpsi dari usus halus, peningkatan
absorpsi dipengaruhi oleh vitamin D dan hormon paratiroid.
e.
Fosfor (PO4-)
Fosfor merupakan anion utama cairan intasel, ditemukan juga di cairan
ekstrasel, tulang, otot rangka dan jaringan saraf. Fosfor sangat berperan
dalam berbagai fungsi kimia, terutama fungsi otot, sel darah merah,
metabolisme protein, lemak dan karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi,
regulasi asam basa, regulassi kadar kalsium. Di reabsorpsi dari usus halus
dan banyak ditemukan dari makanan daging, ikan dan susu. Disekresi dan
reabsorpsi melalui ginjal. Pengaturan konsentrasi fosfor oleh hormon
paratiroid dan berhubungan dengan kadar kalsium. Jika kadar kalsium
meningkat akan menurunkan kadar fosfat demikian sebaliknya. Jumlah
normal sekitar 2,5-4,5 mEq/Lt.
f.
Klorida (Cl-)
Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida berperan
dalam pengaturan osmolaritas serum dan volume darah bersama natrium,
BERFIKIR KRITIS
Bikarbonat
Bikarbonat berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam ekstrasel
dengan fungsi utama yaitu regulasi keseimbangan asam basa. Disekresi dan
direabsorpsi oleh ginjal. Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam
karbonat dan suasana garam untuk menurunkan PH. Nilai normal sekitar 2529mEq/Lt.
Jumlah normal air yang terdapat didalam tubuh manusia adalah sebagai
berikut :
a.
b.
Dewasa :
1) Wanita dewasa (20-40 tahun): 50 - 55% Berat Badan
2) Pria dewasa (20-40 tahun): 55 - 60% Berat Badan
3) Usia lanjut : 45-50% Berat Badan
BERFIKIR KRITIS
2. Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan terjadi apabila kebutuhan cairan atau pemasukan
cairan sama dengan cairan yang dikeluarkan. Keseimbangan cairan terbagi
menjadi intake dan output.
1) Intake Cairan
Pada keadaan suhu dan aktivitas yang normal rata-rata pada orang
dewasa minum antara 1300-1500 ml perhari, sedangkan kebutuhan
cairan tubuh sekitar 2600ml, sehingga kekuarangan 1100-1300 ml.
kekurangan cairan tersebut diperoleh dari pencernaan makanan sayursayuran mengandung 90% air, buah-buahan 85% dan daging 60% air.
Kekurangan cairan dapt diperoleh dari makanan dan oksidasi selama
proses pencernaan makan
Intake cairan meliputi :
Minum
Pencernaan makanan
Oksidasi metabolik
Jumlah
1300 ml
1000 ml
300 ml
2600 ml
2) Output Cairan
Kehilangan cairan dapat melalui 4 (empat) rute yaitu:
a) Urine
Dalam kondisi normaloutput urine sekitar 1400-1500 ml per 24
jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. (pada orang dewasa). Pada
orang yang sehat kemungkinan produksi urin bervariasi setiap
harinya, bila aktifitas kelenjar keringat meningkat maka produksi
urin menurun.
b) Keringat
BERFIKIR KRITIS
metabolisme
dan
produksi
panas,
sehingga
Pelarut universal
1) Senyawa bergerak lebih cepat dan mudah
2) Berperan dalam reaksi kimia.
Contoh: Glukosa larut dalam darah dan masuk ke sel
3) Sebagai medium untuk reaksi metabolisme dalam sel
4) Transport nutrient, membersihkan produk metabolisme dan substansi
lain
Pelicin
1) Mengurangi gesekan (sebagai pelumas)
BERFIKIR KRITIS
1) Pemecah karbohidrat
2) Pemecah protein
e.
Pelindung
1) Cairan cerebro-spinal, cairan amniotic
Cairan Intaseluler
Cairan intrasel merupakan cairan yang berada dalam sel di seluruh
tubuh. Cairan ini berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia.
Jumlahnya sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat badan.
Elektrolit kation terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit anion
terbanyak adalah HPO42-, protein-protein, sedikit HCO3-, SO42-, Cl-
b. Cairan Ekstraseluler
Cairan ekstrasel merupakan cairan yang berada diluar sel, jumlahnya
sekitar 1/3 dari total cairan tubuh atau sekita 20% dari berat badan. Cairan
ekstrasel berperan dalam transport nutrient, elektrolit dan okseigen ke sel
dan membersihkan hasil metabolisme untuk kemudian dikeluluarkan dari
tubuh, regulasi panas, sebagai pelumas pada persendian dan membran
mukosa, penghancuran makanan dalam proses pencernaan.
Cairan ekstrasel terdiri dari:
1) Cairan Interstisial
Cairan Interstisial merupakan cairan yang berada disekitar sel
misalnya cairan limfe, jumlahnya sekitar 10%-15% dari cairan
BERFIKIR KRITIS
BERFIKIR KRITIS
10
5.
Tra
nspo
rt
BERFIKIR KRITIS
11
Gerakan partikel dari larutan maupun gas secara acak dari area
dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Proses
difusi terjadi ketika partikel melewati lapisan yang tipis. Kecepatan
difusi ditentukan oleh ukuran molekul,konsentrasi larutan dan suhu
larutan. Semakin besar molekul kecepatannya berkurang. Meningkatnya
temperature akan meningkatkan pergerakan molekul dan mempercepat
difusi.
2) Osmosis
Gerakan air yang melewati membran semipermeabel dari area yang
berkonsentrasi rendah ke area dengan berkonsentrasi tinggi. Pergerakan
cairan dalam proses osmosis tidak terlepas adanya tekanan osmotik dan
tekanan onkotik. Proses osmotic tidak terlepas dari adanya osmolaritas
cairan dan tonisitas.
3) Transpor Aktif
Perpindahan partikel terlarut melalui membran sel dari konsentrasi
rendah ke daerah dengan konsentrasi tinggi dengan menggunakan
energi. Proses ini sangat penting dalam keseimbangan cairan intrasel
dan ekstrasel terutama dalam perbedaan kadar sodium dan potassium.
Untuk mempertahankan porposi ion tersebut diperlukan mekanisme
pompa sodium-potasium,dimana potassium akan masuk dalam sel dan
sodium keluar sel.
4) Filtrasi
Gerakan cairan dari area yang mepunyai tekanan hidrostatik tinggi
ke area yang bertekanan hidrostatik rendah.
BERFIKIR KRITIS
12
BERFIKIR KRITIS
13
dari tekanan onkotik sehingga cairan dalam vaskuler akan keluar menuju
interstisial. Sedangkan pada ujung vena pada kapiler, tekanan onkotik lebih
besar sehingga cairan dapat masuk dari ruang interstisial ke vaskuler. Pada
keadaan tertentu, dimana serum protein rendah, tekanan onkotik menjadi
rendah atau kurang maka cairan akan di absorpsi ke ruang vaskuler.
c.
Jenis Konsentrasi
1) Isotonik
Isotonik adalah larutan yang mempunyai osmolaritas sama
efektifnya dengan cairan tubuh.
2) Hipertonik
Hipertonik adalah larutan yang mempunyai osmolaritas efektif
lebih besar dari cairan tubuh.
3) Hipotonik
Hipotonik adalah larutan yang mempunyai osmolaritas efektif lebih
kecil dari cairan tubuh, mengandung lebih sedikit natrium dan klorida
daripada di plasma.
Pengaruh Hormonal
Ada 3 jenis hormon yang berperan dalam keseimbangan cairan yaitu
Antidiuretik Hormon (ADH), Aldoseteron, dan Parathormon
1) ADH
ADH dihasilkan hipotalamus yang kemudian disimpan pada
hipofisis posterior. ADH disekresi ketika terjadi peningkatan serum
protein, peningkatan osmolaritas, menurunnya volume CES, latihan /
aktivitas yang lama, stress emosional, trauma. Meningkatkan ADH
BERFIKIR KRITIS
14
BERFIKIR KRITIS
15
BERFIKIR KRITIS
16
Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia
akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat
badan. aInfant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan
keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi
gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau
jantung.
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan
elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di
lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari
c.
Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal
ini akan menyebabkan edema.
d. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan
retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh. Misalnya :
BERFIKIR KRITIS
17
Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
f.
Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh
pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
g.
Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan
darah selama pembedahan.
2.
BERFIKIR KRITIS
18
sel. Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi,
yaitu:
1) Dehidrasi isotonik, terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan
elektrolitnya yang seimbang.
2) Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih
banyak daripada elektrolitnya.
3) Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan
elektrolitnya daripada air.
Kehilangan cairan ekstrasel yang berlebihan akan menyebabkan volume
ekstrasel berkurang (hipovolume). Pada keadaan ini, tidak terjadi
perpindahan cairan daerah entrasel ke permukaan, sebab osmolaritasnya
sama. Jika terjadi kekurangan cairan ekstrasel dalam waktu yang lama, maka
kadar urea, nitrogen, serta kreatinin akan meningkat dan menyebabkan
terjadinya perpindahan cairan intrasel ke pembuluh darah. Macam dehidrasi
(kurang volume cairan) berdasarkan derajatnya:
1) Dehidrasi berat
2) Pengeluaran / kehilangan cairan 4-6 L
3) Serum natrium 159-166 mEq/Lt
4) Hipotensi
5) Turgor kulit buruk
6) Oliguria
7) Nadi dan pernapasan meningkat
8) Kehilangan cairan mencapai > 10%BB
9) Dehidrasi sedang
BERFIKIR KRITIS
19
BERFIKIR KRITIS
20
menahan
cairan
atau
volume
cairan
vascular
atau
BERFIKIR KRITIS
21
BERFIKIR KRITIS
22
a.
b.
Larutan
elektrolit,Larutan
elektrolit
meliputi
larutan
saline,baik
Cairan asam basa. Jenis cairan yang termasuk cairan asam-basa adalah
natrium laktat dan natrium bikarbonat.Laktat merupakan sejenis garam yang
dapat mengikat ion H+ dari cairan sehingga mengurangi keasaman
lingkungan.
d.
Infus Intravena
Penentuan area infus, secara umum penginfusan dapat dilakukan padavena
lengan (vena sefalika,basilica dan mediana kubiti),vena tungkai (vena
safena),atau vena didaerah kepala (vena temporalis frontalis).Pada individu
dewasa,infus
biasanya
dipasang
didaerah
lengan
atas,tangan
dan
BERFIKIR KRITIS
23
b.
c.
Cuci tangan
d.
Siapkan cairan infus dan set infus; pertahankan teknik aseptic ketika
membuka cairan dan set infus
e.
BERFIKIR KRITIS
24
f.
Isi cairan kedalam botol infus dengan menekan ruang tetesan sampai terisi
sebagian dan buka klem selang sampai cairan memenuhi selang infus dan
udara didlam selang keluar
g.
h.
i.
j.
Bersihkan are penusukan dengan kapas alkohol 70% memutar dari dalam
keluar
k.
Lakukan penusukan vena dengan meletakkan ibu jari dibawah vena dan
posisi jarum mengarah keatas.
l.
Lepaskan torniket dan lemaskan kepalan tangan klien,buka klem dan atur
kecepatan sesuai instruksi yang diberikan.
o.
p.
q.
r.
BERFIKIR KRITIS
25
s.
Catat jenis cairan,lokasi infus,kecepatan aliran dan jenis jarum infus yang
digunakan
: 500 ml
Contoh:
Seorang klien datang dengan keluhan mual dan muntah yang terus menerus.
Dari
pengkajian
ditemukan
tanda-tanda
dehidrasi
BERFIKIR KRITIS
sedang.
Berdasakan
26
pemeriksaan,klien
harus
mendapatkan
terapi
cairan
intravena.
Dokter
b.
Memenuhi kebutuhan rasa nyaman klien dalam melakukan aktivitas seharihari dengan memenuhi kebutuhan personal hygiene dan membantu
mobilisasi (misal turun dari tempat tidur,berjalan,makan,minum dll)
c.
BERFIKIR KRITIS
27
f.
g.
Definisi
BERFIKIR KRITIS
28
buli-buli
adalah yang
mengenai
organ
buli-buli
(kandung
kemih).Buli-buli adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang
berasal dari ginjal. Jika buli-buli telah penuh maka air kemih akan dikeluarkan.
Carcinoma buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli atau kandung
kemih yang akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing
warna merah terus.
2.
Etiologi
Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui. Tetapi
penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko,
yaitu :
a.
b.
c.
Lingkungan kerja. Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan bahan karsinogenik (penyebab kanker). Misalnya pekerja industri karet,
kimia, kulit.
d.
e.
Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil
terdapat pada orang Asia. Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.
f.
BERFIKIR KRITIS
29
3.
Patofisiologi
Kanker kandung kemih lebih sering terjadi pada usia di atas 50 tahun dan
angka kejadian laki-laki lebih besar daripada perempuan. Karena usia yang
semakin tua, maka akan terjadi penurunan imunitas serta rentan terpapar radikal
bebas menyebabkan bahan karsinogen bersirkulasi dalam darah. Selanjutnya
masuk ke ginjal dan terfiltrasi di glomerulus. Radikal bebas bergabung dg urin
terus menerus, masuk ke kandung kemih. Radikal bebas mengikat elektron DNA
& RNA sel transisional sehingga terjadi kerusakan DNA. Mutasi pada genom sel
somatik
menyebabkan
pengaktifan
oonkogen
pendorong
pertumbuhan,
BERFIKIR KRITIS
30
Pathways
Pekerjaan
Perokok
Kopi
Ca. Buli
Metastase
Infasi pada Bledder
Ulcerasi
Oklusi Ureter
ISK
Refluks
MasalahKeperawatan
Keperawatan
Masalah
Hydronefrotik
Retensio Urine
Masalah Keperawatan
Nyeri
Inflamasi Mukosa
Saluran Kemih
Histamine
Permetabilitas membran
Menampung urin
Hiperaktivitas otot
Mikroorganisme menetap di
Frekuensi berkemih
biak
destrusor
Urgensi
mangiritasi saluran
Inkontenensia urine
kemih
Gangguan
eliminasi urine
Kurang pengetahuan
BERFIKIR KRITIS
31
Kecenderungan kurang
Minum
Edema
Kekurangan volume
cairan
Edema
Distensi lokal jaringan
Nyeri Akut
4.
Manifestasi Klinik
Gejalanya bisa berupa:
a.
b.
c.
d.
Sering berkemih terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar
kencing.
e.
f.
g.
h.
Gejala dari kanker vesika uranaria menyerupai gejala infeksi kandung kemih
(sititis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai
suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak
menghilang.
5.
Pemeriksaan Diagnostik
a.
Tidak ada tes screening dini yang akurat untuk menemukan penyakit ini,
namun dapat dilakukan sitologi urine untuk melihat adanya sel kanker.
Lavase kandung kemih dengan salin mungkin akurat. Aliran sitometri dari
urine untuk memeriksa ploidi DNA. Pielogram IV untuk mengevaluasi
BERFIKIR KRITIS
32
traktus urinarius bagian atas dan pengisian kandung kemih. Biopsy pada
daerah yang dicurigai.
b.
c.
Sistografi
atau urografi
intravena bisa
menunjukkan
adanya
USG, CT scan atau MRI bisa menunjukkan adanya kelainan dalam kandung
kemih.
e.
f.
6.
Penatalaksanaan
Penanganan kanker kandung kemih tergantung pada derajat tumornya (yang
didasarkan pada derajat deferiensi sel), stadium pertumbuhan tumor (derajat
invasi local serta ada tidaknya metastase) dan multisentrisitas tumor tersebut
(apakah tumor tersebut memiliki banyak pusat).Usia pasiaen dan status fisik,
mental serta emosional harus dipertimbangkan dalam menentukan bentuk
terapinya.
a.
terjadi
abnormalitas
kemih.Keseluruhan
lapisan
yang
dinding
meluas
saluran
pada
kemih
mukosa
kandung
atau
urotelium
BERFIKIR KRITIS
33
Kemoterapi dengan
menggunakan
kombinasi
metotreksat,
vinblastin,
Kemoterapi
topical
(kemoterapi
intravesikal
atau
terapi
dengan
kanker
tersebut
didaerah
sekitarnya
atau
kemungkinan
penyebaran sel-sel kanker lewat sirkulasi darah atau system infatik dapat
dikurangi.Terapi radiasi juga dilakukan bersama pembedahan atau dilakukan
BERFIKIR KRITIS
34
untuk mengendalikan penyakit pada pasien dengan tumor yang tidak dapat
dioperasi.
e.
prostat
serta
vesikulus
seminalis
dan
jaringan
vesikal
Kanker kandung kemih varietas sel transitional memiliki respon yang buruk
terhadap kemoterapi.Cisplatin, doxorubisin dan siklofosfamid sudah
digunakan dengan berbagai takaran serta jadwal pemberian dan tampaknya
merupakan kombinasi yang paling efektif.
g.
Kanker kandung kemih juga dapat diobati dengan infuse langsung preparat
sitotoksik melalui suplai darah arterial organ yang terkena sehingga bisa
tercapai konsentrasi preparat kemoterapeutik yang lebih tinggi dengan efek
toksik sistemik yang lebih kecil. Untuk kanker kandung kemih yang lebih
lanjut atau untuk pasien hematuria yang membandel (setelah terapi radiasi),
sebuah balon besar berisi air yang ditempatkan dalam kandung kemih akan
membuat nekrosis tumor dengan mengurangi suplai darah kedinding
kandung
kemih
(terapi
hidrostatik).
Terapi
instilasi
dengan
cara
BERFIKIR KRITIS
35
1.
Pengkajian
Pengkajian
keperawatan,
keperawatan
pengukuran
difokuskan
klinis,
pada
pemeriksaan
hal-hal
fisik,
seperti
dan
riwayat
pemeriksaan
laboratorium.
a.
Riwayat Keperawatan
Pengkajian keperawatan penting untuk mengetahui klien yang beresiko
mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pengkajian
tersebut meliputi :
1) Asupan cairan dan makanan (oral dan parental), haluran cairan.
2) Tanda dan gejala gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
3) Proses penyakkit yang menyebabkan gangguan homeostasis cairan dan
elektrolit.
4) Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat mengganggu status
cairan.
5) Status perkembangan (usia atau kondisi sosial)
6) Fokus psikologis (perilaku emosional)
Sedangkan menurut Metheny (1991), ada enam hal perlu ditanyakan
untuk menilai status cairan dan elektrolit pasien, yaitu :
1) Apakah saat ini ada penyakit atau cedera yang dapat mengacaukan
keseimbangan cairan dan elektrolit?
BERFIKIR KRITIS
36
BERFIKIR KRITIS
37
penyakit.
Kondisi
penyakit
yang
dapat
mengganggu
Pemeriksaan Fisik
1) Integumen : turgor kulit, edema, kelemahan otot, tetani, dan sensai rasa.
2) Kardiovaskuler : ditensi vena jugularis, tekanan darah, dan bunyi
jantung.
3) Mata : cekung, air mata kering.
4) Neurologi : refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
5) Gastrointestinal : mukosa mulut, mulut,lidah, bising usus.
Parameter yang digunakan untuk mengetahui adanya gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi :
1) Tanda-tanda vital yang abnormal
2) Asupan dan haluaran cairan yang tidak seimbang
3) Volume dan konsentrasi urine yang tidak normal
4) Turgor kulit yang buruk
5) Penurunan/peningktan berat badan yang tiba-tiba (+ 2% ringan, +5%
sedang, +10% berat)
BERFIKIR KRITIS
38
d. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah
merah, hemoglobin (Hb), dan hematolrit (Ht).
a) Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syok.
b) Ht turun : adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik.
c) Hb naik : adanya hemokonsentrasi.
d) Hb turun : adanya perdarahan hebat, reaksi hemolitik.
2) Pemeriksaan elektrolit serum. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui kadar natrium, kalium, klorida, ion bikarbonat.
3) pH dan berat jenis urine. Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal
untuk mengatur konsentrasi urine. Normalnya, pH urine adalah 4,5-8
dan berat jenisnya 1,003-i,030.
4) Analisa gas darah. Biasanya, yang diperiksa adalah pH, PO2, HCO3-,
PCO2 dan saturasi O2. Nilai PCO2 normal : 35-40 mmHg; PO2 normal:
80-100 mmHg; HCO3- normal : 25-29 mEq/l. Sedangkan saturasi O 2
adalah pembanding oksigen dalam darah dengan jumlah oksigen yang
dapat dibawa oleh darah,normalnya di arteri (95%-98%) dan vena
(60%-85%).
Intrepretasi
BERFIKIR KRITIS
39
a) Asidosis
(1) CO2 naik
: CO2 + H2O > H2CO3
(2) HCO3- turun : HCO3- bersifat basa
b) Alkalosis
(1) CO2 turun : tidak terbentuk asam bikarbonat
(2) HCO3- naik : kadar basa naik
Tabel tekanan asidosis dan alkalosis
Keadaan
Asidosis Respiratorik
Ph
Turun
PCO2
Naik
HCO3Normal
Asidosis Metabolik
Turun
Normal
Turun
Alkalosis Respiratorik
Naik
Turun
Normal
Alkalosis Metabolik
Contoh
Naik
Normal
Naik
BERFIKIR KRITIS
40
Penetapan Diagnosa
Menurut NANDA (2015), masalah keperawatan utama untuk masalah
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit contohnya :
3.
a.
b.
c.
d.
e.
Intervensi
Berdasarkan NIC (2015), diagnosis keperawatan untuk masalah gangguan
pemenuhan kebutuhan ciran dan elektrolit meliputi lima diagnosis. Namun dlam
pembahasan kali ini akan diuraikan dua diagnosa umum, yakni kekurangan
volume cairan dan kelebihan volume cairan.
Secara umum, tujuan intervensi keperawatan untuk masalah cairan dan
elektrolit meliputi mempertahankan keseimbangan asupan dan haluaran cairan,
mengoreksi defisit volume cairan dan elektrolit, mengurangi overload,
mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal, menunjukkan perilaku
yang dapat meningkatkan keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa,
serta mencegah komplikasi akibat pemberian terapi.
a.
BERFIKIR KRITIS
41
Indikator :
1) Meningkatkan asupan cairan hingga jumlah tertentu, sesuai dengan usia
dan kebutuhan metabolik.
2) Mengidentifkasi faktor resiko defisit cairan dan menjelaskan perlunya
meningkatkan asupan cairan sesuai insikasi
3) Tidak memperhatikan tanda dan gejala dehidrasi
Intervensi Umum
Mandiri :
1) Kaji faktor penyebab (mis., ketidakmampuan untuk minum sendiri,
gangguan menelan, sakit tenggorokan, asupan cairan yang kurang
sebelum olahraga, kurang pengetahuan, atau tidak suka dengan
minuman yang tersedia).
BERFIKIR KRITIS
42
BERFIKIR KRITIS
43
BERFIKIR KRITIS
44
BERFIKIR KRITIS
45
11) Pada klien imobilisasi, rencanakan latihan RPS aktif atau pasif untuk
semua ekstremitas setiap 4 jam, termasuk dorsofleksi kaki guna
memasase vena.
12) Ubah posisi individu sedikitnya setiap 2 jam dengan empat posisi
(miring kanan, miring kiri, terlentang, terlungkup), jika tidak
adakontraindikaso.
13) Berikan penjelasan verbal dan tertulis tentang obat-obat yang digunakan
terutama obat-obat yang mempengaruhi keseimbangan cairan (mis.,
diuretik dan steroi)
14) Pada klien yang mengalami edema berat, timbang berat badan setiap
pagi dan malam hari, dan buat catatannya.
15) Ingatkan klien untuk segera menghubungi doter jika edema /
penambahan berat badan yang berlebihan (>1kg/hari) karena hal ini bisa
mengidentifikasikan masalah jantung dini.
Rasional :
1) Edema menghambat aliran darah menuju jaringan, akibatnya nutrisi sel
menjdai buruk dan kerentanan terhadap cedera meningkat.
2) Asupan natrium yang tinggi menyebabkan retensi cairan. Makanan
yang tinggi natrium antara lain kudapan asin, keju, acar, kecap, MSG,
sayuran kaleng, mustard. Beberapa obat bebas, seperti antasida, juga
tinggi natrium.
3) Kostikotiroid mengandung unsur glukokortikoid dan mineralokortiroid
yang meningkatkan reabsorbsi natrium dan ekskresi natrium dan
ekskresi kalium di tubulus ginjal. Retensi natrium menyebabkan
peningkatan volume cairan
BERFIKIR KRITIS
46
BAB III
KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT
I.
Pengkajian
A. Identitas pasien
Nama
: Tn.T
Usia
: 58 Tahun
BERFIKIR KRITIS
47
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan Terakhir
: SD
Status Perkawinan
: Sudah Menikah
Alamat
Agama/Suku
: Islam/Jawa
No. Register
: 91.35.05
Tanggal Masuk RS
: 15 Juni 2016
Diagnosa Medis
Penanggung Jawab
: Ny. N
: 24 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
Alamat
B. Riwayat Kesehatan
1.
Kesehatan utama
a.
Saat Dirumah
1) Pasien mengatakan sakit saat kencing dan susah mengeluarkan air
kencing. (Sudah berapa lama sakitnya)
2) 4 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami demam, lemas
serta pusing.
BERFIKIR KRITIS
48
2.
b.
dengan
pengkajian
serta
terapi
dan
tindakan
yang
telah
didapatkan)
3.
b.
Pasien
mengatakan
tidak
pernah
atau
baru
sekarang
4.
5.
Genogram
BERFIKIR KRITIS
49
Keterangan :
: Meninggal
: Pasien
: Laki - laki
: Perempuan
Psikologi
Pasien mengatakan sebelum sakit, biasa-biasa saja dan pasien dapat
melakukan aktivitasnya, tanpa di bantu oleh orang lain. (Respon pasien
terhadap penyakitnya, seperti cemas atau takut)
2.
Sosial
Anak pasien mengatakan bahwa klien adalah orang yang ramah dan
baik terhadap sesama. Pasien mengatakan bahwa ia mengenal dan tau nama
BERFIKIR KRITIS
50
4.
Budaya
Klien mengatakan penyakit yang di alami tidak ada hubungannya
dengan budaya yang di anut. Klien mengatakan bahwa komunikasi yang di
lakukan di rumah menggunakan bahasa jawa dan bahasa indonesia.
5.
Spiritual
Pasien dan keluarga pasien rajin beribadah. Anak pasien mengatakan
bahwa klien tetap melakukan sholat 5 waktu. Pasien mengatakan penyakit
yang di alami sekarang adalah cobaan dari tuhan.
BERFIKIR KRITIS
51
2. Eliminasi
Sebelum Sakit :
BAK 3-4 kali sehari dan BAB 1-2 kali sehari
Saat Sakit :
Urin sedikit: 300 ml/24 jam warna merah, keruh dan pH:5 di lihat dari
kantong kencing (pH tidak bisa dilihat dari urinbag) . Feses: sedikit
kira-kira 200 gr/hari berbentuk lunak dan bewarna kuning. (Frekuensi
BAB)
3. Pernafasan
Sebelum Sakit :
Normal (16-20x/menit)
Saat Sakit :
20x/menit (adanya penggunaan alat bantu nafas atau tidak)
4. Memilih Pakaian
Sebelum Sakit :
2 kali ganti pakaian
Saat Sakit :
1 kali ganti pakaian (Bahan pakaian menyerap keringat atau
tidak)
5. Mobilisasi
Sebelum Sakit :
BERFIKIR KRITIS
52
Saat Sakit :
Terbatas, pasien lemas dan terpasang infus di tangan sebelah kanan
pasien
6. Tidur dan Istirahat
Sebelum Sakit :
(Klien mengatakan tidur) 9 jam pada malam hari dan 2 jam pada
siang hari.
Saat Sakit :
(Klien mengatakan tidur) 6 jam pada malam hari, pada siang hari
tidak dapat tidur karena gelisah di karenakan nyeri pada bagian perut bawah,
serta lingkungan yang bising.
7. Bekerja
Sebelum Sakit :
Aktif dan bekerja sebagai buruh (Waktu bekerja)
Saat Sakit :
Hanya berbaring di tempat tidur
8. Menjaga Tubuh Tetap Bersih
Sebelum Sakit :
Pasien mandi 2x sehari (Dengan mandiri)
Saat Sakit :
BERFIKIR KRITIS
53
E. Pemeriksaan Fisik
1.
Keadaan Umum
: Sedang
a.
Kesadaran
b.
Tinggi Badan
: 157 cm
c.
Berat Badan:
1) Sebelum Sakit : 50 kg
2) Saat Sakit
: 48 kg
: 100/60 mmhg
Nadi
: 62x/menit
RR
: 20x/menit
Suhu
: 36,8C
Kepala
a. Rambut
b. Kulit Kepala
c. Wajah (ekspresi)
BERFIKIR KRITIS
54
d. Mata
: (Simetris)
1) Konjungtiva
Pucat,
bewarna
pink
keputihan
(tidak
anemis)
2) Sclera
3) Palpebra
e. Mulut
1) Keadaan
: Bersih
2) Kelembapan : Kering
3) Sudut bibir : Kering, Simetris
4) Gigi
f. Hidung
1) Inspeksi
Leher
a.
Inspeksi
kelenjar tiroid
b.
Palpasi
carotis
5.
Dada
BERFIKIR KRITIS
55
a.
Inspeksi
Palpasi
benjolan
c.
Auskultasi
broncovesikuler)
d.
6.
Perkusi
Jantung
a.
Inspeksi
b.
Palpasi
c.
Perkusi
d.
7.
Auskultasi
Abdomen
a.
Inspeksi
lesi (Simetris atau tidak, warna kulit sama atau tidak, terdapat
jaringan parut atau tidak)
b.
Palpasi
Auskultasi
Ektermitas
a.
Atas
BERFIKIR KRITIS
56
Bawah
Hasil
Batas Normal
Berat jenis
1025
1,003-1,30
Ketone
negatif
Nitrit
negatif
Leuko
+1
HB
+4
negatif
Glukosa
negatif
Bilirubin
negatif
Urobilinogen
3,2
Warna
merah
Kejernihan
keruh
jernih
PH
4,8-7,8
Protein
+3
negatif
BERFIKIR KRITIS
57
* Lab +
* Ekg +
* Hb awal masuk RS
Tgl : 15 juli 2016 = 3,8
Hb tgl 20 juni 2016 = 11
G. Penatalaksanaan Terapi Diet
1.
2.
Infus glukosa
3.
4.
5.
Pemasangan DC/kateter
H. Data Fokus
1.
Data Objektif
a.
Klien meringis
b.
c.
d.
e.
f.
Bibir kering
BERFIKIR KRITIS
58
g.
h.
i.
j.
Urine bewarna merah dan keruh (Urine 300 ml/24 jam, ph: 5)
k.
l.
Terpasang DC
m. TTV
TD : 100/60 mmHg
N
: 62 x/i
RR : 20 x/i
T
: 36,8C
HB: Awal masuk RS: 3,8 (diberikan tranfusi darah I 250) tgl 16 juni
2016, HB 11 pada tgl 20 juni 2016
Berat badan awal 50 kg selama sakit turun menjadi 48 kg.
2.
Data Subjektif
a.
b.
c.
d.
e.
BERFIKIR KRITIS
59
f.
I.
Analisa Data
No
1
Data
Masalah
Etiologi
DS :
1.
2.
3.
4.
Nyeri Akut
nyeri tekan
Agen Cedera
Biologis
DO :
1.
2.
3.
2
Klien lemah
DS :
1.
Gangguan Eliminasi
Infeksi Saluran
Urin
Kemih
BERFIKIR KRITIS
60
DO :
1.
2.
3.
DS :
1.
Insomnia
Ansietas ( gelisah
dan lemas)
dan mual
2.
3.
4.
DO :
1.
2.
Klien insomnia
3.
4.
HB < 11
5.
Konjungtiva pucat
6.
TTV :
TD : 100/60
BERFIKIR KRITIS
61
N : 62 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,8C
Skala nyeri : 7
4
DS :
1.
2.
yang dialami
3.
Defisiensi
Pengetahuan
(gangguan fungsi
kognitif)
sumber pengetahuan
DO :
1.
2.
DS :
1. Klien dan keluarga
menanyakan penyakit yang
Resiko
Kurang
kekurangan
pengetahuan
volume cairan
tentang
diderita klien
kebutuhan cairan
BERFIKIR KRITIS
62
BERFIKIR KRITIS
63
BERFIKIR KRITIS
64
BERFIKIR KRITIS
65
kandung
kemih
ditutupi
oleh
peritoneum
yang
vesika
seminalis,
dan
vesika
retrovesikalis.
dengan
gulungan
ileum
dan
kolon
sigmoid
adalah
pengalaman
sensori
dan
emosional
tidak
atau
yang
digambarkan
sebagai
kerusakan
BERFIKIR KRITIS
66
d. Teori Askep
1) Di dalam analisa data nyeri hanya terdapat kriteria R (region)
dan S (skala). Kriteria PQRST nyeri yaitu :
P
(Penyebab,
apa
yang
menyebabkan
nyeri?apa
nyeri?apakah
rasa
nyeri
tersebut
membuat
BERFIKIR KRITIS
67
setuju
pada
pengangkatan
diagnosa
nyeri
akut
bagian bawah , tetapi perlu ditambah oleh data pengkajian yang lebih
lengkap dan spesifik.
2. Diagnosa Keperawatan Gangguan eliminasi urin b/d infeksi saluran
kemih
a. Teori Anatomi Fisiologi
Pengertian
Sistem
perkemihan
merupakan
suatu
sistem
BERFIKIR KRITIS
68
b. Teori Penyakit
Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah akibat berkembangnya
mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan
normal
air
kemih
tidak
mengandung
bakteri,
virus/mikroorganisme lain.
Etiologi
1) Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara
lain:
a) Pseudomonas,
Proteus,
Klebsiella
penyebab
ISK
complicated
b) Escherichia Coli : 90 % penyebab ISK uncomplicated
(simple)
c) Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan
lain-lain.
d) Jamur dan virus
e) Infeksi ginjal
f)
urin
dalam
kandung
kemih
yang
meningkat
BERFIKIR KRITIS
69
imunitas
menurun,
baik
seluler
maupun
humoral
(2) Adanya hambatan pada aliran urin
(3) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
c. Teori Kebutuhan Dasar Manusia
1) Pengkajian pada kebutuhan elimiasi urine meliputi :
a) Kebiasaan berkemih
Pengkajian ini meliputi bagaimana kebisaan berkemih
serta hambatannya. Frekuensi berkemih tergatung pada
kebiasaan dan kesempatan. Banak orang berkemih setiap
hari pada waktu bangun tidur dan tidak memerlukan
waktu untuk berkemih pada waktu malam hari.
b) Pola berkemih
Frekuensi
berkemih
frekuesi
berkemih
menentuka
BERFIKIR KRITIS
70
Keadaan
produksi
urine
yang
abnormal
yang
Urinaria supresi
Keadaan
produksi
urine
yang
berhenti
secara
urine
yang
dibentuk,
sedangkan
kopi
dapat
BERFIKIR KRITIS
71
hari sebelum masuk rumah sakit sakit pada saat klien BAK keluar darah pada
urin, tetapi masih perlunya ditambahkan data yang lebih lengkap.
tidur
diatur
oleh
hipotalamus
mengeluarkan
RAS
memiliki
mempertahankan
sel-sel
kewaspadaan
khusus
dan
yang
kesadaran
dapat
memberi
BERFIKIR KRITIS
72
kelompok
mengenai
diagnosa
ketiga
adalah
Keperawatan
Defisiensi
pengetahuan
berhubungan
BERFIKIR KRITIS
73
b. Teori Askep
1) Faktor yang berhubungan diantara lain adalah ; gangguan
fungsi kognitif, gangguan memori, kurang informasi, kurang
minat untuk belajar, dan kurang sumber pengetahuan.
2) Dan batasan karakteristik yang muncul antara lain ; ketidak
akuratan
melaksanakan
tes,
ketidak akuratan
mengikuti
ekstrasel
dan
osmolaritas
cairan
ektrasel.
Ginjal
garam
dan
mengontrol
osmolaritas
cairan
BERFIKIR KRITIS
74
melaksanakan
tes,
ketidak akuratan
mengikuti
kebutuhan
fisiologis,
kebutuhan
keamanan
dan
BERFIKIR KRITIS
75
BERFIKIR KRITIS
76
Tgl /
Jam
Rencana Tindakan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Senin
Nyeri akut
Setelah dilakukan
1.1 lakukan
1.1 Agar
20 juni
berhubungan
tindakan
pengkajian nyeri
mengetahui
2016
dengan Agens
tingkat nyeri
cedera
2x24 jam
karakteristik, durasi
yang dialami
Biologis
diharapkan pasien
mendapatkan
mencari dan
motivasi dan
menemukan
kemauan untuk
dukungan
cepat sembuh
1.3 Kontrol
lingkungan yang
merasa nyaman
dapat
dan tidak
10.27
merasa nyaman,
ditandai dengan
rasa nyeri
berkurang menjadi
2 dengan kriteria
hasil:
I.
Pasien tenang
ekspresi wajah
cerah
II. Mampu
mengontrol
istirahatnya
1.4 Untuk
mengurangi
relaksasi nafas
Nyeri yang
dalam
dialami pasien
mengunakan
1.5 Tingkatkan
1.5 Agar
teknik relaksasi
istirahat
meningkatkan
nyeri( tahu
penyebab nyeri,
mampu
/ non
farmakologi
untuk
mengurangi
istirahat pada
pasien
1.6
nyeri akan
Meningkatkan
BERFIKIR KRITIS
77
nyeri menjadi 2
III. Melaporkan
berkurang)
1.7 Monitor tanda-
nyeri
pengetahuan
pasien tentang
nyeri
1.7 Untuk
melihat
perkembangan
kesehatan pasien
IV. Tanda-tanda
1.8 Mengurangi
dalam rentang
Nyeri yang
normal
dialami pasien
V. Tidak
mengalami
gangguan tidur
2
Senin
Gangguan
Setelah dilakukan
1.1 Untuk
20 juni
Eliminasi
tindakan
memperlancar
2016
urine
keperawatan selama
berhubungan
2x24 jam
dengan
diharapkan, pola
infeksi
eliminasi urine
saluran kemih
kembali normal
dengan kriteria
hasil:
cukup
I. Urine kembali
10.27
normal
II. Kandung kemih
1.2 Jelaskan
penyebab perubahan
pola eliminasi
kosong secara
1.5 Lakukan
penuh
penilaian kemih
yang komprehensif
BERFIKIR KRITIS
pengeluaran
urine
1.2
meningkatkan
pengetahuan
pasien tentang
penyakit
1.3 Untuk
memenuhi cairan
tubuh pasien
1.4 Untuk
mengetahui hasil
perkembangan
78
dalam rentang
misalnya ( output
Normal
kejernihan urine)
1.5 Untuk
mengetahui hasil
perkembangan
V. Balance cairan
urine pasien
seimbang
urine pasien
Senin
Insomnia
Setelah dilakukan
1.1 Jelaskan
20 juni
berhubungan
tindakan
pentingnya tidur
mengerti dan
2016
dengan
memahami
Ansientas
2x24 jam
penting dan
10.27
diharapkan
gangguan pola tidur
dapat teratasi,
dengan ktiteria
hasil:
I. Jumlah jam tidur
dalam batas
normal , 6-8
jam /hari
II. Perasaan pasien
senang, nyaman
dan rilek sesudah
tidur dan istirahat
III. Mampu
mengidentifikasi
kan hal-hal yang
meningkatkan
tidur pasien
manfaat tidur
aktivitas sebelum
tidur (membaca)
mengalihkan
1.3 ciptakan
lingkungan yang
nyaman
1.4 Monitor TTV
1.5 Timbang berat
badan seriap hari
pikiran pasien
dari penyakit dan
kecemasannya
1.3 Agar pasien
merasa nyaman
1.4 Agar dapat
melihat
perkembangan
dengan Frekuensi
kesehatan pasien
1.5 Menurunkan
kelemahan dan
tentang makanan
meningkatkan
yang harus
nutrisi
dikonsumsi
BERFIKIR KRITIS
1.6 Agar
79
keluarga dan
pasien
mengetahui
makanan apa saja
yang dapat
dikonsumsi
4
Senin
Defisiensi
Setelah dilakukan
1.1 dapat
20 juni
pengetahuan
tindakan
tentang penyakit,
mengetahui
2016
berhubungan
tentang penyakit
dengan
1x24 jam
pengobatan
yang di1alami
kurangnya
diharapkan klien
pengetahuan
memahami tentang
1.2 Agar
kecemasan,
meningkatkan
perhatian, tingkat
partisipasi
partisipasi pasien,
pasien, mematuhi
dan tingkat
pengetahuan
perawatan yang
10.27
penyakit, perawatan
dan pengobatan,
dengan kriteria
hasil:
I. Mengatakan
pemahaman
tentang proses
penyakit
1.3 Riviw
pengetahuan pasien
sedang dijalani
1.3 Pengetahuan
membantu pasien
dialami dan
dalam tindakan
hidup untuk
memberikan
pengobatan, serta
memperbaiki
kembali penkes
meningkatkan
kesehatan umum
kesehatan klien
III. Menerima
kesehatan yang
adekuat
IV. Pasien dan
keluarga mampu
BERFIKIR KRITIS
80
menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan
5
Resiko
Setelah dilakukan
5.1Pertahankan
kekurangan
tindakan
catatan
volume
keperawatan
cairan b/d
selama 3 x 24
akurat
kurang
jam diharapkan
pengetahua
masalah teratasi
n tentang
dnegan kriteria
kebutuhan
hasil :
cairan
1. Pengeluaran
5.1 Dehidrasi
intake dapat
rasa letih dan
5.2Monitor status
hidrasi
lemas dan
berlebih
(kelembaban
5.2 Dehidrasi
membran
dapat
mukosa,
nadi menyebabkan
darah
dengan
dan
usia
BB,
BJ
urine normal,
HT normal
ortostatik),
diperlukan
tubuh cairan IV
dalam
batas
5.5
normal (TD :
Anjurkan
untuk
dehidrasi,
Elastisitas
turgor
dan nadi
pasien
3. Tidak
kulit
baik,
membran
menjadi kering
nadi, 5.4
normal
dan bibir
suhu
tanda
jika
sign
2. Tekanan
darah,
mukosa mulut
5.6
keluarga
Dorong
untuk
membantu pasien
minum
mukosa
BERFIKIR KRITIS
120/80 mmHG
N: 60 80 x/I
RR : 16 20 x/I
T : 36 - 37C
5.4 Untuk
menambah
keadekuatan
cairan tubuh
5.5 Dengan
minum akan
81
lembab, tidak
mempercepat
ada
rasa
dalam
haus
yang
mengatasi
berlebihan
kekurangan
volume cairan
5.6 Meningkatkan peran
serta keluarga
dalam
pemenuhan
kebutuhan
vairan untuk
mempercepat
proses
penyembuhan.
mengetahui
keadaan
umum
klien,
melakukan
untuk
mengetahui
karakteristik
nyeri
juga
bagaimana
BERFIKIR KRITIS
82
seberapa lama nyeri itu timbul dan sudah berapa hari nyeri itu
timbul. Dan juga berdasarkan pada data yang kami dapat di
pengkajian
kami
melakukan
pengkajian
pada
pasien
kita
sebagai
perawat
perlu
meningkatkan
kenyamanan
BERFIKIR KRITIS
83
mereka
tahu
fungsi
dari
tekhnik
tersebut
dan
bisa
terhadap
nyerinya
selain
itu
faktor
lingkungan
juga
avital
juga
merupakan
indikator
penting
untuk
BERFIKIR KRITIS
84
Keperawatan
:Gangguan
Eliminasi
urine
BERFIKIR KRITIS
85
adanya
gangguan
keseimbangan
cairan
dan
Keperawatan
Insomnia
berhubungan
dengan
Ansientas
1. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
Memberikan edukasi pentingnya tidur yang adekuat terutama
pada orang yang lanjut usia dan menjelaskan bahwa kebutuhan
tidur yang harus terpenuhi 7-9 jam tetapi tergantung aktivitas
orang tersebut dengan sasaran pasien, keluarga pasien, dan
kerabat terdekat.
2. Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur
(membaca)
Memfasilitasi
pasien
untuk
mempertahankan
aktivitas
BERFIKIR KRITIS
86
mengontrol
lingkungan
karena
lingkungan
sangat
kita
sebagai
perawat
perlu
meningkatkan
kenyamanan
avital
juga
merupakan
indikator
penting
untuk
BERFIKIR KRITIS
87
masa
perawatan
kita
juga
harus
memberikan
yang
di
terapkan
sesuai
standar
dan
serta
BERFIKIR KRITIS
88
tersebut
dengan
cara
memberikan
pertanyaan
dan
avital
juga
merupakan
indikator
penting
untuk
BERFIKIR KRITIS
89
agar
cairan
pasien
menjadi
adekuat
dan
juga
Jam
Hari /
tanggal
Dx
Implementasi Keperawatan
BERFIKIR KRITIS
Respon klien
90
08.00
Senin 20
juni 2016
S : klien mengatakn
nyeri
bagian bawah
perut.
- klien mengatakan
sakitnya pada
saat miksi
- klien
mengatakan
sakitnya
seperti
tertusuk-tusuk
O: -wajah klien
meringis
- klien
memegang
bagian bawah
perut
- klien terusmenerus
mengeluh
kesakitan saat
BAK
08.20
Senin 20
juni 2016
BERFIKIR KRITIS
S : - pasien
mengatakan ingin
91
cepat sembuh
dukungan
O : - Pasien
mempunyai
motivasi dan
dorongan yang baik
- pasien
bersemagat
menjalani
pengobatan
08.28
Senin 20
juni 2016
dan kebisingan)
S : - Pasien
mengatakan bahwa
ia dapat tertidur dan
nyaman apabila
lingkungan tidak
bising
O : - Pengunjung
pasien di batasi dan
lingkungan di
tentramkan, pasien
terlihat tenang
08.30
Senin 20
juni 2016
BERFIKIR KRITIS
S : - Pasien
mengatakan nyeri
mulai berkurang
92
setelah melakukan
relaksasi nafas
dalam
O : - Pasien Mulai
rileks
08.45
Senin 20
juni 2016
S : - pasien
mengatakan susah
tidur karena bising,
nyeri dan sangat
gelisa
O : - pasien terlihat
gelisa
09.10
Senin 20
juni 2016
S : - pasien
mengatakan masih
belum mengerti
tentang nyeri
O : - pasien
bingung
09.45
Senin 20
juni 2016
1.7
Mengkompres
dengan
BERFIKIR KRITIS
air
S : - pasien
mengatakan nyeri
93
hangat
berkurang menjadi
5 apabila dikompres
dengan air hangat
O : - pasien masih
meringis
12.00
Senin 20
juni 2016
S : - pasien
menanyakan
perkembangan
kesehatannya
O : TD : 110/60
mmHg
N : 62 x/manit
RR : 20 x/manit
T : 36,8C
Nyeri : 5 ( sangat
Nyeri)
Hb: 11
BERFIKIR KRITIS
94
No
2
Jam
10.15
Hari /
tanggal
Dx
Implementasi keperawatan
Respon Klien
Senin 20
S : - pasien
juni 2016
sesuai ukuran
mengatakan
keadaannya mulai
membaik
O : - pasien terlihat
lebih rileks setelah
terpasang DC
- urine mengalir
dengan lancar ke
urinbank pasien
11.25
Senin 20
juni 2016
S : - pasien
mengatakan
mengerti dan lebih
paham dengan
penjelasan yang
diberikan
O : - pasien dapat
menjelaskan
kembali apa yang
telah dijelaskan
11.36
Senin 20
BERFIKIR KRITIS
S : - pasien
95
juni 2016
O : - pasien minum
dalam satu hari
3000 ml dilihat dari
aqua besar 2 botol
11.40
Senin 20
juni 2016
S : - Pasien
menanyakan
mengapa warna
urine masih
berwarna merah
O : - Urine dalam
sehari tertampung
1500 ml dilihat dari
kantung kencing
pasien
- Urine berwarna
merah dan keruh
BERFIKIR KRITIS
96
No
3
Jam
11.45
Hari /
Dx
tanggal
Senin 20
juni 2016
Implementasi keperawatan
Respon Klien
S : - pasien
yang adekuat
mengatakan susah
tidur, pasien sudah
mengerti apa yang
disampaikan
O : - pasien Tidur
malam : 6 jam
karena gelisa
12.32
Senin 20
S : - Pasien
juni 2016
mempertahankan aktivitas
mengatakan merasa
nyaman apabila
sebelum tidur ia
membaca buku
terlebih dahulu
O : - pasien rileks
saat membaca
12.45
Senin 20
S : - pasien
juni 2016
nyaman
mengatakan lebih
nyaman apabila
lingkungan tidak
ribut
BERFIKIR KRITIS
97
O : - pasien terlihat
tenang pada saat
situasi atau
lingkungan hening
17.00
Senin 20
juni 2016
S : - Pasien
mengucapkan
trimakasi terhadap
perawat
O : - TD : 110/70
mmHg
- N : 72 x /menit
- RR : 20 x/menit
- T : 36,5 C
- Skala Nyeri : 4
12.48
Senin 20
S : - Pasien
juni 2016
hari
mengatakan
badannya semakin
kecil
O : - sebelum sakit
BB : 50 kg
BERFIKIR KRITIS
98
12.50
Senin 20
S : - Pasien
juni 2016
mengatakan tidak
napsu terhadap
makanan
O : - Pasien tidak
menghabiskan 1
porsi makan yang
disediahkan di Rs
13.30
Senin 20
S : - Pasien
juni 2016
mengatakan
mengerti dan
paham tentang apa
yang sudah
dijelaskan
O : - Pasien Paham
BERFIKIR KRITIS
99
No
4
Jam
13.50
Hari /
Dx
tanggal
Senin
20 juni
2016
Implementasi keperawatan
Respon Klien
S : - Pasien
mengatakan paham
pengobatan
dan mengerti
tentang panyakit,
perawatan dan
pengobatan
O : - Pasien dan
keluarga dapat
menjelaskan
kembali apa yang
telah dijelaskan
oleh tim kesehatan
14.40
Senin 20
S : - Pasien
juni 2016
mengatakan tidak
cemas, pasien
lain - lain
mengatakan ingin
sekali sembuh
O : - Pasien
mengikuti semua
prosedur
pengobatan
- pasien mulai
BERFIKIR KRITIS
100
rileks
15.50
Senin 20
S : - Pasien
juni 2016
mengatakan sudah
memahami dan
penkes
paham tentang
penyakit yang
dialami
O : - pasien paham
Implementasi Hari kedua
NO
1
Jam
07.45
Hari /
DX
tanggal
Selasa 21
Juni 2016
Implementasi
Respon Klien
S : - Klien
mengatakan bahwa
durasi, dll.
08.00
Selasa 21
S : Pasien
Juni 2016
nafas dalam
mengatakan nyeri
berkurang dari
skala nyri 4
BERFIKIR KRITIS
101
menjadi 2 (sedikit
nyeri)
O : Pasien rileks
08.15
Selasa 21
Juni 2016
S : Pasien
mengatakan mulai
merasa nyaman
saat tidur.
O : Pasien tenang
08.35
Selasa 21
S : Pasien
Juni 2016
nyeri
mengatakan bahwa
pasien sudah
mengerti dan
paham tentang
nyeri yang dialami
O : Pasien paham
09.45
Selasa 21
Juni 2016
S :Pasien
mengatakan
keadaannya mulai
membaik
O : TD= 120/70
mmHg N=72 x/i
RR=20 x/i
T=36,5C
Skala nyeri = 2
HB = 11
08.45
Selasa 21
Juni 2016
S : Pasien
yang cukup
mengatakan akhir -
BERFIKIR KRITIS
102
Selasa 21
S : Pasien
Juni 2016
jam
mengatakan
urinnya mulai
jernih
O : Urin dalam
sehari tertampung
1600 ml dilihat dari
kantong kencing
pasien
12.00
Selasa 21
Juni 2016
S : Pasien
mengatakan bahwa
ia merasa
keadaannya muali
membaik
O : TD = 120/70
mmHg
N= 76 x/i
RR= 22x/i
T= 36,4
Skala nyeri= 2
BERFIKIR KRITIS
103
HB= 11
09.25
Selasa 21
S : Pasien
Juni 2016
hari
mengatakan
makannya muali
teratur dan bernafsu
O : Berat badan
naik 1 kilo dalam 2
hari dari 38
menjaid 40
11.25
Selasa 21
S : Pasien
Juni 2016
mengatakan
mempunyai nafsu
makan
O : Pasien
menghabiskan 1
porsi makanan
yang diberikan RS
Diagnosa
Resiko
kekurangan
volume
cairan
b/d
kurang
Jam
Hari /
tanggal
Dx
5
Implementasi
Respon Klien
kelembaban
mukosa,
nadi
membran
adekuat,
tekanan darah
BERFIKIR KRITIS
104
ortostatik )
5.3 Mengukur vital sign
5.4 Memberikan cairan IV
5.5
Anjurkan
pasien
untuk
Menganjurkan
untuk
keluarga
membantu
pasien
minum
5.7
Kolaborasi
dokter
jika
Melakukan
pengkajian
nyeri
termaksud
lokasi,
karakteristik, durasi
Melakukan pengkajian nyeri bertujuan untuk mengetahui skala
dan letak nyeri yang dialami pasien,dalam pengkajian nyeri
terdapat unsur-unsur P Q R S T dimana:
a.
terasa?bagaimana
rasanya?apakah
seperti
tertusuk,tertekan,atau di iris-iris?
BERFIKIR KRITIS
105
c.
merupakan
region
atau
letak
nyeri
tersebut
untuk
timing,kapan
nyeri
tersebut
mulai
ditemukan?
dukungan
umumnya
membutuhkan
tempat
pasien
yang
yang
mengalami
tenang,terutama
untuk
untuk
nyeri
tingkat
BERFIKIR KRITIS
106
inspirasi
secara
maksimal)
dan
bagaimana
intensitas
nyeri
pada
pasien
dan
juga
dapat
BERFIKIR KRITIS
107
karena
distensi
kandung
kemih
yang
yang
tidak
terjadi
gangguan
pemenuhan
kebutuhan
cairan
berat
BERFIKIR KRITIS
108
dengan diagnose
pertama
dimana harus
akan
mengkonversi
energy
untuk
perbaikan
(membaca)
BERFIKIR KRITIS
109
yang
kurang
nyaman
mempengaruhi
nya
sehingga
tingkat
kenyamanan
lingkungan
perlu
resiko hipertensi. Dikhawatirkan jika pasien insomnia terusmenerus dan beresiko hipertensi juga akan berakibat pada nyeri
yang dirasakan oleh pasien.
BERFIKIR KRITIS
110
dengan
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi
pasien
BERFIKIR KRITIS
111
Agar
dalam
memberikan
penkes
perawat
bisa
BERFIKIR KRITIS
112
tanda-tand
avital
juga
merupakan
indikator
penting
untuk
agar
cairan
pasien
menjadi
adekuat
dan
juga
V. Evaluasi
Hari 1
No
Diagnosa Keperawatan
20 Juni 2016
Evaluasi Hasil
S : pasien mengatakan nyeri mulai
berkurang dari 7 menjadi 4
BERFIKIR KRITIS
113
13.00
20 Juni 2016
13.25
berwarna merah
berhubungan dengan
BERFIKIR KRITIS
114
20 Juni 2016
13.38
- TTV
TD = 110/70
N = 72x/i
RR = 20 x/i
T = 36,5C
Skala nyeri = 4
A : Setelah dilakukan tindakan 1 x 24
jam insomnia sebagian teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan 1.2, 1.4, 1.5,
1.6
20 Juni 2016
13.50
Defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan
BERFIKIR KRITIS
115
dijelaskan
- Pasien berpartisipasi dan mengikuti
prosedur pengobatan
A ; Setelah dilakukan tindakan kep
selama 1 x 24 defisiensi atau
kurangnya pengetahuan telah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Hari ke2
No
1
Tgl / Waktu
Diagnosa Keperawatan
Selasa 21 Juni
2016
13.00
Evaluasi
S : Pasien mengtakan nyeri mulai
berkurang dari 4 menjadi 2
O : Pasien terlihat rileks
TTV :
TD = 120 mmHG
N = 76x/i
RR = 22 x/i
T = 36,4
Skala nyeri = 2
HB = 11
A : Setelah dilakukan tindakan selama
2 x 24 jam nyeri sudah teratasi
kesimpulannya intervensi sudah
BERFIKIR KRITIS
116
teratasi
P : Intervendi dihentikan
2
Selasa 21 Juni
2016
jernih
13.15
Selasa 21 Juni
2016
13.25
Insomnia berhubungan
dnegan ansietas
BERFIKIR KRITIS
117
HB = 11
klien
dari
awal
dilakukannya
implementasi
BERFIKIR KRITIS
118
karena sudah sesuai dengan teori yang kami baca menurut (Craven
dan Hirnle 2000). Dimana evaluasi didefinisikan sebagai keputusan
dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan
klien yang telah ditetapkan dengan respon perilaku klien yang tampil.
Dimana tujuan dari evaluasi keperawatan ialah antara lain untuk
menentukan perkembangan klien. Penulis askep sudah memenuhi
tujuan tersebut karena penulis askep sudah mencatat perkembangan
klien dari awal dilakukannya implementasi keperawatan sampai
dilakukan evaluasi, seperti data diatas yaitu evaluasi terbagi menjadi
4 : subjektif, objektif, analisa, dan planning.
3. INSOMNIA b/d ANSIETAS
Pada hari selasa 21 juni 2016 pukul 13.25 wita penulis askep
melakukan evaluasi keperawatan kepada Tn. T. dengan diagnosa
insomnia b/d ansietas. Kelompok sudah setuju dengan evaluasi yang
dicantumkan
oleh
penulis
karena
dalam
proses
evaluasi,
ada
a.
BERFIKIR KRITIS
119
c.
pengetahuan
b/d
kurangnya
pengetahuan.
Menurut
kekurangan
volume
cairan
cairan
b/d
kurang
BERFIKIR KRITIS
120
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berfikir kritis adalah suatu proses intelektual dalam pembuatan konsep,
mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis dan atau mengevaluasi berbagai
BERFIKIR KRITIS
121
informasi yang didapat dari hasil observasi pengalaman, refleksi dimana hasil
proses ini digunakan sebagai dasar saat mengambil tindakan.
Dalam menganalisa suatu masalah keperawatan dibutuhkan critical
thinking untuk mengetahui sebab dari suatu masalah yang berkaitan dengan
kebutuhan dasar yang harus di prioritaskan untuk menegakkan diagnosa
keperawatan.
Setelah menganalisa asuhan keperawatan Tn.T dengan diagnosa medis
Hematuria Susp Ca Buli + Anemia Berat kami mampu menganalisa klien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit secara kritis. Dalam
menganalisa kami mampu mengembangkan proses berfikir kritis dengan
pendekatan teori anatomi fisiologi, teori kebutuhan dasar manusia, teori asuhan
keperawatan dalam teori kasus Ca.Bully. Dalam mengkritisi asuhan keperawatan
klien diagnosa ca.buli dan anemia berat dengan gangguan cairan dan elektrolit
terjadi karena infeksi saluran kemih yang telah terjadi dan menimbulkan
komplikasi oleh mikroorganisme dalam tubuh serta faktor usia dan penurunan
sistem imun klien yang mengakibatkan efek mual dan muntah dan menyebabkan
kekurangan volume cairan dan elektrolit dalam tubuh.
B. Saran
1. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari sebagai manusia biasa tak
lepas dari kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun.
2. Diharapkan mahasiswa mampu menganalisa dan mengkritisi asuhan
keperawatan dengan gangguan cairan dan elektrolit serta meningkatkan
pemahamannya terhadap cara berfikir kritis dalam menganalisa asuhan
keperawatan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
serta gambaran pelaksanaan asuhan keperawatannya.
BERFIKIR KRITIS
122
DAFTAR PUSTAKA
Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson ; Patofisiologi, penerbit kedokteran, Edisi 6.Vol 1,
2006.
Amin Huda Nurarif, Hardhi Kusuma ; Nanda.Nic-Noc jilid 1,2015.
Amin Huda Nurarif, Hardhi Kusuma ; Nanda.Nic-Noc jilid 2,2015.
Amin Huda Nurarif, Hardhi Kusuma ; Nanda.Nic-Noc jilid 3,2015.
Moorhead Johnson, Mases Swanson ; Nursing Outcomes Classification, Edisi
kelima.2016
Bulechek Butcher Dochterman Wagner ; Nursing Intervention Classification, Edisi ke
enam,2016.
TH.Herdman, S.Kamitsuru; Diagnosa Keperawatan, Edisi 10.2015
Drs. Syarifudin. H AMK : Anatomi fisiologi, Edisi 4, 2010
Aris, Setiawan dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: TIM
Uliyah, Musrifatul dkk. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. J
Jakarta: Salemba Medika
Kuntarti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit Asam dan Basa. Diunduh dari
http://sites.google.com/site/asidosis/Home/keseimbangan-cairan-elektroli
(Diakses
14 November 2011)
BERFIKIR KRITIS
123
BERFIKIR KRITIS
124