Anda di halaman 1dari 102

KESEIMBANGAN

CAIRAN DAN ELEKTROLIT


Tujuan
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami
bagian-bagian penting bab ini, seperti :
Menggambarkan fungsi dari cairan tubuh dan bagian utama dimana
cairan itu berada, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan atau
variasi dari bagian (ruang) cairan tersebut.
Menggambarkan fungsi, sumber dan ukuran-ukuran dari elektrolit dalam
tubuh
Menjelaskan prinsip-prinsip osmosis, difusi, transport aktif dan filtrasi.
Menggambarkan organ-organ funsi homeostasis untuk mengatur cairan
homeostasis.
Dapat menggambarkan sistem buffer dan mekanisme respirasi dan
ginjal
Dapat mengidentifikasi etiologi, karakteristik dan masalah pada cairan,
elektrolit dan gangguan asam basa
Dapat melakukan asuhan keperawatan terhadap gangguan cairan, cairan
elektrolit dan gangguan asam basa.

PENDAHULUAN
Pada orang sehat terkandung air 45%-75% dari berat badan.
Pentingnya keseimbangan cairan bagi kesehatan sudah terbukti, pada
kondisi biasa setiap organ dan sistem dalam tubuh membantu
keseimbangan cairan. Perawat seringkali didalam prakteknya menemui
pasien dengan gangguan yang serius pada cairan, elektrolit dan
keseimbangan asam-basa didalam tubuhnya. Perawatan yang penting
adalah untuk mencegah gangguan-gangguan yang beresiko tinggi tersebut.
Studi pada bab ini memberi pengetahuan dasar prinsip-prinsip dari
cairan, elektrolit dan keseimbangan asam-basa, etiologi, karakteristik dan
perawatan yang dilakukan.
Dalam bahasan ini akan diberikan contoh-contoh ketidakseimbangan,
diagnosa yang ada dan strategi keperawatan spesifik termasuk modifikasi
cairan, administrasi medikasi, modifikasi diet dan dilengkapi dengan terapi
intra vena dan tranfusi darah.

Fisiologi cairan tubuh


FUNGSI CAIRAN
Air adalah cairan tubuh yang paling penting dan merupakan zat kehidupan
yang paling penting pula, tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama
daripada tanpa air, hal-hal dibawah ini merupakan fungsi penting dari air
dalam tubuh.
Sebagai media transportasi zat-zat makanan untuk sel-sel
Sebagai media transportasi dari substansi-substansi seperti hormon,
enzim, sel darah putih dan darahmerah
Penting untuk metabolisme seluler
Membantu mengatur temperatur suhu normal
Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit
Membantu proses pencernaan dan eliminasi
Fungsi sekresi

BAGIAN-BAGIAN CAIRAN TUBUH


Ada dua bagian utama yaitu cairan intraseluler (ICF) dan cairan
ekstra seluler (ECF), cairan intraseluler adalah cairan yang berada dalam
sel terdiri 40% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari total cairan
tubuh. Cairan ekstraseluler adalah seluruh cairan diluar dinding sel yang
berisi 20% berat tubuh orang dewasa atau 30% dari total cairan tubuh,
cairan ekstraseluler meliputi cairan intravaskuler dan cairan interstitiel.
Cairan intravaskuler atau plasma adalah bagian pokok dari darah ( contoh
adalah cairan yang ditemukan didalam sistem vaskuler. Cairan interstitiel
adalah cairan yang diserap sel-sel termasuk limpa.
Total cairan tubuh merupakan total air didalam tubuh dan digambarkan
dengan persentase terhadap berat badan.
Pada orang sehat total dari air tubuh adalah 45%-75% dari berat
badan, hal tersebut tergantung beberapa faktor seperti umur, gemuk
tidaknya seseorang dan jenis kelamin. Pada bayi, khususnya bayi yang lahir
prematur mempunyai lebih banyak cairan didalam tubuhnya daripada bayi
yang lahir norml, bayi-bayi juga relatif lebih banyak cairan ekstraselulernya
daripada orang dewasa, karena cairan ekstraseluler lebih mudah hilang dai
tubuh daripada cairan intraseluler, bayi lebih peka terhadap kekurangan
cairan.
Total cairan tubuh juga tergantung dari pembentukan seseorang,
makin gemuk seseorang, semakin kecil total cairan tubuh saat dibandingkan
dengan berat tubuh. Pada pria gemuk, total cairan tubuh dapat mencapai
50% dari berat tubuh. Pada wanita gemuk dapat mencapai 42 % dari berat
tubuh, karena wanita cenderung mempunyai lemak tubuh yang lebih
proporsional daripada pria. Pada lansia cenderung mengalami penurunan
persentase cairan tubuh

ELEKTROLIT
Kemajemukan dalam solusi pemisahan kebentuk ion-ion dengan
menggunakan proses ionisasi. Ion adalah atom atau molekul-molekul yang
membawa muatan elektris, bahan tersebut berkemampuan atau dapat
pecah menjadi ion bermuatan listrik yang disebut elektrolit, sebagain ion
mengandung muatan positif yang disebut anion.
Jika molekul-molekul didalam bagian kimia tubuh mengurai dengan
sempurna disebut non elektrolit. Pada tubuh manusia urea dan glukosa
merupakan bagian non elektrolit
Pelarut adalah cairan yang menahan bahan-bahan dalam pelarutan, solutes
adalah bahan-bahan yang tidak dapat dilarutkan dalam pelarutan. Air
adalah pelarut didalam tubuh yang membentuk solutions dengan solutes.
Solutes adalah elektrolit dan non elektrolit
Pengukuran elektrolit, unit yang digunakan untuk menggambarkan
elektrolit tampak dalam batas perpaduan tenaga kimia atau aktifitas kimia,
karena berat dari ion tidak berhubungan dengan perpaduan tenaganya,
standart untuk berat telah dikembangkan untuk membandingkan aktifitas
kimia dari elektrolit. Standart untuk menggambarkan aktifitas kimia dari
elektrolit adalah aktifitas kimia 1 mg dari hidrogen. The Milliequivalent,
abbreviated mEq, digunakan di Amerika sebagai unit ukuran untuk
menggambarkan aktifitas kimia dari elektrolit. 1 mEq adalah secara kimia
equivalent dengan aktifitas 1 mg dari hidrogen. Sebaliknya 1 mg hidrogen
membutuhkan 1 mEq aktifitas kimia. Hal tersebut benar jika dibandingkan
dengan hidrogen adalah terbentuk dari caitan atau anion.
Dengan sisten mEq, total kation dalam tubuh adalah sama dengan total
anion. Pada orang yang sehat, nilai Equivalen perliter elektrolit dalam tubuh
berubah dalam daerah yang relatif sempit

PENGATURAN ELEKTROLIT
Fungsi-fungsi utama dari elektrolit adalah termasuk regulasi distribusi
air, regulasi keseimbangan asam-basa, tranmisi dari dorongan syaraf,
gumpalan darah dan keturunan dari ATP (Adenosis triphosphate) (Adams
and Ackerman, 1987). Ada banyak jenis elektrolit yang berbeda-beda dalam
tubuh. Pada bagian ini diterangkan informasi-informasi yang penting
tentang hal tersebut. Gangguan elektrolit akan didiskusikan kemudian dibab
berikutnya.

Sodium (Na)
Sodium Kation adalah elektrolit yang paling penting pada cairan
ekstracelullar. Sodium Kation bergerak bebas diantara ruang-ruang
intravaskular dan intersisial dan bergerak melewati membran sel dengan
transprot aktif. Banyak reaksi kimia dalam tubuh yang dipengaruhi sodium
terutama dalam tissue sel saraf dan tissue sel otot.

Fungsi-fungsi
Mengatur isotonisitas dan volume cairan tubuh. Mengontrol distribusi
air keseluruh tubuh adalah regulasi/ pengatur primer dari volume
cairan ekstracellular. Juga mempengaruhi volume cairan cellular.
Mempengaruhi dalam perubahan dan tranmisi dari dorongan sel.
Merupakan elektrolit pokok dalam pompa sodium potasium.

Sumber
Rata-rata Pemasukan harian dari sodum tidak dapat diketahui secara pasti,
tapi di Amerika Utara banyaknya sodium pada orang dewasa dapat
diperkirakan yaitu antara 2 gram dan 7gram diatas itu sudah diluar
kebutuhan tubuh.
Sodium terdapat pada banyak makanan daging sapi (bacon), saos, kecap,
mustard, keju, sayuran dalam kaleng, roti dan sereal.

Regulasi
Secara normal, sodium diatur dalam tubuh pada daerah yang kecil, dan
pengaruhnya sangat cepat dalam mengatasi problem kesehatan yang
serius. Karena hal tersebut para praktisi kesehatan seringkali berbicara
tentang betapa pentingnya sodium
Sodium dibentuk melalui penyerapan kembali didalam ginjal dan proses
tersebut distimulasi oleh Aldosterone.
Konsentrasi normal ekstracellular dari sodium adalah 137-147mEq/1
(mmol/1)

Potasium (k+)
Potasium adalah cairan intracellular kation yang paling dominan. Potasium
dan sodium kerjanya bertimbal balik. Masuknya sodium berupa pengeluaran
dari potasium dan sebaliknya.

Fungsi

Merupakan pengatur utama dari aktifitas enzim cellular dan isi air
cellular
Memainkan peranan penting dalam berbagai proses seperti
transmisi impuls listrik, khususnya pada syaraf, hati, skeletel,
intestinal
dan
kerongkongan;
metabolisme
protein
dan
karbohidrat dan pembentukan cellular.
Membantu pengaturan dari keseimbangan asam-basa oleh
pertukaran cellular dengan H+

Sumber/ Kelemahan
Rata-rata pemasukan harian untuk potasium tidak dapat diketahui secara
pasti, tetapi sekitar 2,5 gram per hari biasanya mencukupi.
Sebagai besar potasium dipisahkan oleh ginjal. Ginjal tidak mempunyai
metode yang aefektif untuk membuat potasium.
Pemisahan gastrointestinal mengandung potasium dalam jumlah yang
besar. Beberpa diantaranya kadang ditemukan pada perspirasi dan saliva.

Regulasi
K cellular dibentuk oleh pompa sodium ketika Na tidak ada.
Ginjal membentuk K ketika K cekkykar berkurang.
Pemisahan Aldosterone memicu keluarnya K lewat urin
Batas normal dari serum potasium adalah 4-5,6 mEq/1

Calsium (Ca)
Kalsium adal elektrolit yang kurang dibutuhkan dalam tubuh. Lebih dari
99% dari total Kalsium dalam tubuh ditemukan dalam tulang dan gigi.

Fungsi-fungsi
Diperlukan untuk dorongan tranmisi-tranmisi syaraf, gumpalan darah
dan kontraksi otot.
Diperlukan untuk penyerapan vitamin B
Sebagai penguat tulang dan gigi.
Beberapa pada kekuatan dari membran sel.

Sumber-sumber/ Kelemahan
Rata-rata pemasukan harian dari Calsium adalah 1 gram bagi orang
dewasa. Lebih dari itupun dianjurkan, didasarkan pada berat tubuh, untuk
anak-anak, orang hamil, dan ibu menyusui dianjurkan.
Terdapat didalam susu, keju dan kacang kering.
Kalsium juga ada dalam daging dan sayuran.
Kalsium ada pada vitamin D.
Kalau diperlukan kalsium meninggalkan tulang dan gigi untuk mengatur
tingkat kalsium dalam darah.
Kalsium dikeluarkan melalui urin, kotoran, dan perpirasi.

Regulasi
Ketika tingkat cairan ekstracellular kalsium menurun, Parathyroid Glands
meningkatkan pemisahan dari hormon parathyroid (PTH) yang mana
berperan dalam tulang pelepasan Kalsium dalam darah, dan berperan
didalam ginjal dan intestinal mucosa untuk meningkatkan penyerapan
kembali Kalsium dari ginjal dan intestinal.
Serum pospat konsentrasi tinggi menyebabkan pengurangan penekanan
serum kalsium; konsentrasi rendah serum pospat dapat menyebabkan
pengulangan peningkatan pada serum kalsium.
Calcitonin, hormon yang dipisahkan oleh thyroid glands mempunyai efek
yang berlawanan dari PTH.

Magnesium (Mg)
Sebagai besar Mg Kation terdapat dalam sel-sel tubuh seperti pada hati,
tulang, syaraf dan otot. Mg kation paling penting kedua dari cairan
intracellular.

Fungsi-fungsi
Sangat penting untuk metabolisme karbohidrat dan protein.
Penting dalam banyak reaksi vital yang berhubungan dengan enzim
tubuh.
Dapat berguna mengatur aktifitas elektrik didalam selaput syaraf dan
selaput otot.

Sumber-sumber/ Kelemahan
Rata-rata pemasukan Mg yang dibutuhkan perhari bagi orang dewasa
kurang lebih 500 mg, anak-anak membutuhkan lebih dari itu.
Mg terdapat pada sebagian besar makanan, tetapi paling banyak terdapat
pada sayuran, kacang-kacangan, ikan, gandum dan kacang.

Regulasi
Tingkat Mg didalam tubuh sebagian besar dikontrol oleh ginjal.
Konsentrasi plasma Mg berkisar antara 1,4 2,3 mEq/1.

Clorida (Cl )
Clorida adalah ekstracellular anion yang pokok, ditemukan dalam darah,
cairan intersisial dan limpa, dan dalam bagian yang kecil pada cairan
intracellular.

Fungsi-fungsi
Bersama sodium mengatur tekanan osmotik darah.
Sangat berperan dalam keseimbangan asam-basa.
Sangat penting untuk produksi hydrochorice acid dalam cairan gastric.

Sumber-sumber/ Kelemahan
Rata-rata kebutuhan harian Cl- tidak dapat diketahui tapi biasanya sama
seperti sodium.
Terdapat pada makanan yang kadar sodiumnya tinggi seperti pada daging.

Regulasi
Kekurangan Klorida dapat menyebabkan kekurangan potasium dan
sebaliknya.
Tingkat serum Klorida yang normal berkisar antara 98 106 mEq/
(mmol/l).

Bikarbonat (HCO3-)
Molekul bikarbonat termasuk
ekstracellular dan intracellular.

dlam

anion.

Termasuk

dalam

cairan

Fungsi-fungsi
Penting untuk keseimbangan asam basa.

Regulasi
Tingkat bikarbonat diatur oleh ginjal.
Bikarbonat biasanya terbentuk atau hasil dari formasi karbon diaksoda
dalam proses metabolisme.
Didalam plasma, bikarbonat bervariasi dengan intracellular potasium.
Tingkat normal bikarbonat antara 25 dan 29 mEq/l

Pospat (PO4 )
Ion pospat merupakan anion terbesar dari sel-sel tubuh.

Fungsi-fungsi
Membantu mengatur keseimbangan asam basa.
Reaksi kimia yang penting dalam tubuh. Sebagai contoh phosphorus
penting agar vitamin B dapat efektif, membantu meningkatkan aksiaksi syaraf dan otot, dan memainkan peranan penting dalam
metabolisme karbohidrat.

Sumber-sumber/ Kelemahan
Rata-rata kebutuhan harian untuk phosphorous adalah sama dengan
kalsium.
Terdapat pada hampir semua makanan khususnya pada daging sapi, daging
babi dan kacang-kacangan.
Hampir berfungsi sama dengan Kalsium di dalam metabolisme.

Regulasi
Pospat diatur oleh hormon parathiroid dan vitamin B aktif.
Kalsium dan pospat adalah zat yang proprsinya terbalik; peningkatan salah
satunya adalah penurunan bagi yang lain.
Wilayah kebutuhan normal dari pospat adalah 1,7 2,6 mEq/l

Elektrolit Tambahan
Anion sulfat banyak ditemukan dalam sel-sel dan bersamaan dengan
protein cellular yang dipisahkan oleh ginjal. Asam organik. Anion adalah
perantara dalam metabolisme sel. Dimana tubuh berupa lactic acid. Fungsi
dari protein anion dalam digusi adalah untuk memindahkan zat-zat ke dan
dari kapilaris. Plasma protein adalah termasuk Albumin, Globulin dan
Fibrinogen.

Pergerakan Cairan dan Elektrolit


Cairan ekstracellular mengambil makanan dari setiap sel tubuh dan
menerima produk-produk terbuang dari setiap sel. Hal tersebut saling
bertukaran satu sama lain, dimana hasil-hasil yang normal dalam
keseimbangan cairan dan homeostatis, sangat penting untuk kehidupan.
Rute yang sering digunakan untuk transportasi material ke dan dari ruangruang intracellular adalah osmosis, difusi, transport aktif dan filtrasi.

Osmosis
Selaput
sel-sel
tubuh
adalah
semivariabel.
Hal
tersebut
memungkinkan air, larutan-larutan dapat melewati dinding sel.
Osmosis merupakan metode yang paling penting dari transportasi cairan
tubuh. Memindahkan air, keseimbangan cairan, sangat tergantung pada
model transport iini. Dengan proses osmosis larutan air lewat dari area/
daerah yang konsentrasinya lebih encer ke daerah yang konsentrasinya
lebih pekat sampai titik keseimbangannya selesai. Hasilnya, volume dari
konsentrasi cairan yang lebih pekat meningkat dan volume dari cairan yang
lebih encer akan berkurang. Semakin besar tingkat perbedaan konsentrasi
kepekatan dari cairan tersebut pada dua sisi selaput semi variabel, semakin
besar tekanan osmotiknya.

Difusi
Difusi merupakan tendensi dari cairan encer untuk bergerak secara
bebas melewati larutan. Cairan encer tersebut bergerak dari daerah
konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah sampai keseimbangan
tercapai. Bergeraknya gas merupakan suatu difusi. Sebagai contoh jika
wadah air diletakkan dalam ruangan, penguapan yang terjadi berupa
hamburan molekul air tersebut. Pertukaran oksigen dan karbon dioksida
dalam alveoli paru-paru dan penguapan kapiler oleh difusi.

Transport Aktif
Transport Aktif merupakan proses yang membutuhkan energi untuk
menggerakkan subtansi melewati dinding sel, dari daerah yang
berkonsentrasi lebih kecil ke daerah yang berkonsentrasi lebih besar.
Adenosine Triphosphate (ATP) keluar dari sel, sehingga memungkinkan
subtansi-subtansi tersebut untuk mendapatkan energi yang diperlukan
untuk melewati dinding sel. Meskipun proses tersebut tidak sepenuhnya
dimengerti, kebutuhan energi dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik
selaput sel, enzim-enzim yang spesifik dan konsentrasi ion-ion. Proses ini
menjelaskan tentang mekanisme pompa.

Filtrasi
Filtrasi adalah lewatnya cairan melalui selaput permeabel. Cairan itu
lewat dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
Subtansi-subtansi tersebut berat molekulnya tinggi seperti plasma protein
yang berusaha memakai tekanan osmotic atau tekanan oncotic, dimana
usaha tersebut oleh plasma protein dilakukan dalam selaput permeabel
didalam tubuh. Tekanan hidrostatik itu memaksa usaha dari cairan melawan
8

tembok penahan. Tekanan hidrostatik darah adalah tekanan dari plasma


dan sel darah di dalam kapiler : itu sepenuhnya tergantung pada tekanan
darah arteri yang berada pada sisi arteriolar dari kapiler, dan pada tekanan
darah vena itu berlangsung pada sisi vena kapiler. Tekanan filtrasi
merupakan perbedaan antara tekanan osmotic koloid dan tekanan
hidrostatic darah.
Tekanan ini biasanya digunakan untuk mengetahui bagaimana cairan
meninggalkan arterioles, memasuki ruang intersisial dan kembali lagi
kevena. Tekanan filtrasi adalah positif dalam arterioles dan membantu
mendorong atau cairan filter ke ruang intersisial; dan negatif didalam vena
dan membantu cairan masuk ke vena.

Keseimbangan Cairan
Para ahli mengindikasi bahwa antara 1500 ml 3500 ml per hari
adalah wajar didalam proses masuk dan keluarnya cairan pada orang
dewasa. Sebagain besar orang rata-rata cairan yang masuk dan keluar
2500 ml perhari. Masuknya ciran pada seseorang kira-kira keseimbangan
dengan keluarnya atau hilangnya cairan. Aturan umum pada orang dewasa,
out put dari urine secara normal kira-kira ingestion dari cairan; dan air dari
makanan, makanan dan oksidasi adalah seimbang dengan kehilangan air
melalui feeces, kulit dan poses respirasi. Pemasukan harus dalam rata-rata
yang wajar.

Sumber Cairan
Air diperoleh dari banyak sumber untuk tubuh.

Cairan Ingested
Cairan ingested merupakan sumber yang pling besar dari air yang
biasanya masuk ke tubuh. Pengambilan cairan tubuh sebagaian besar diatur
oleh mekanisme haus (rasa haus). Pusat kontrol harus distimulasi oleh
dehidrasi intracellular dan menurunya volume darah.

Air dalam Makanan


Merupakan sumber air terbesar kedua untuk tubuh. Contoh : melon
dan jeruk sitrun mengandung banyak air bila dibandingkan dengan sereal
dan buah kering yang mengandung sedikit air.

Air dari Oksidasi Metabolik


Air merupakan produksi akhir dari aksidasi yang terjadi selama
metabolisme substansi makanan. Contoh :metabolisme dari 100 gr lemak
menghasilkan 107 gr air, 100 gram karbohidrat akan menghasilkan 55 gr air
dan 100 gr protein akan menghasilkan 40 gr air. Orang yang makannnya
banyak mengandung lemak secara proporsional akan mendapatkan lebih

banyak air dalam proses metabolik daripada orang yang makannya banyak
mengandung protein.

Hilangnya Cairan
Hilangnya cairan dari tubuh adalah melewati ginjal dan kulit melalui
proses respirasi. Air juga dapat hilang dari tubuh.

Mekanisme
Homeostasis
Mekanisme
Homeostatis
Cairan homeostasis berfungsi secara otomatis dan efektif. Hampir
semua organ dan sistem didalam tubuh untuk mengatur keseimbangan
cairan, hal tersebut merupakan organ primer homeostasis.

Ginjal
Ginjal sering disebut Master Chemist tubuh. Ginjal normalnya
menyaring 170 liter plasma setiap haripada orang dewasa. Pada saat
memisahkan hanya 1,5 liter urine. Ginjal secara selektif menerima elektrolit
dan air dan memisahkan kotoran dan kelebihan-kelebihan zat dalam tubuh.
Kegagalan ginjal akan mengakibatkan masalah pada cairan dan elektrolit
secara serius.

Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler bertangggung jawab untuk memompa dan
membawa zat-zat makanan dan air keseluruh tubuh.

Paru-Paru
Paru-paru mengatur tingkat oksigen dan karbondioksida dari darah.
Pengaturan tingkat karbondioksida biasanya mengatur keseimbangan asambasa .

Kelenjar Adrenalin
Kelenjar adrenalin memisahkan aldosteron, yang diketahui sebagai
pembentuk sodium terbesar didalam tubuh. Hormon juga membantu untuk
menyimpan chlor dan air yang menyebabkan potassium terpisah sesuai
indikasi.

Kelenjar Pituitry
Bagian posterior dari kelenjar pituitry menyimpan horman Atidiuretic
Hormon (ADH) yang dibentuyk didalam hipothalamus

10

Kelenjar Tiroid
Thyroxin dikeluarkan oleh kelenjat tiroid,meningkatkan aliran darah
didalam tubuh

Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid menyimpan parathormon yang mengatur tingkat
kalsiumdalam cairan ekstraseluler

Gastrointestinal Tract
Gastrointestinal menyerap air dan zat-zat makanan yang masuk
kedalam tubuh yang melewati gastrointestinal

Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem penghubung aliran listrik,
menghalangi serta menstimuli mekanisme-mekanisme yang mempengaruhi
keseimbangan cairan. Fungsinya mendasar yaitu sebagai pengatur masuk
dan keluarnya air dan sodium.Pusat haus terletak didalam hipothalamus.

Tabel 1. Mekanisme Homeostasis yang mengatur Komposisi


dan Volume Cairan Tubuh didalam batas normal
Organ
Homeostasis
Ginjal

Fungsi

Jantung
jantung

dan

bilik

Paru-Paru

Mengatur
volume
ekstracellular
dan
osmolaritas dengan retensi dan ekskresi
dari cairan tubuh yang selektif.
Mengatur tingkat elektrolit didalam cairan
ekstracellular dengan retensi kebutuhan
subtansi dan ekskresi dari ketidakbutuhan
subtansi yang selektif.
Mengatur
H dari cairan ekstracellular
dengan retensi atau ekskresi dari ion-ion
hidrogen.
Memisah-misahkan
hasil
buangan
metabolisme dan subtansi-subtansi racun.
Membantu sirkulasi darah melewati ginjal
dibawah tekanan untuk urin kebentuknya
(Proses pemompaan jantung)
Bereaksi
pada
hypovolemia
dengan
merangsang cairan retensi.
Menghilangkan kurang lebih 13.000 mEq
dari ion-ion hidrogen (H setiap hari dan
dapat dicegah hanya kurang lebih 40 mEq
80 mEq dapat dipisahkan setiap hari oleh

11

ginjal.
Mengatur konsentrasi H (pH) dengan
mengontrol tingkat dari karbondioksida
(CO2) didalam cairan ekstracellular seperti
dibawah ini

Metabolik
Alkalosis
menyebabkan
kompensasi hipoventilasi, yang hasilnya
adalah retensi CO2 (meningkatkan
keasaman dari cairan ekstracellular).

Metabolik
Acidosis
menyebabkan
kompensasi
hiperventilasi,
yang
hasilnya
adalah
ekskresi
CO2
(mengurangi tingkat keasaman cairan
ekstracellular)

Memindahkan kurang lebih 300 ml air


setiap hari melalui pernapasan pada
orang dewasa yang normal.

Kelenjar Adrenalin

Mengatur volume darah dan sodium dan


keseimbangan
potasium
dengan
menyimpan aldosterone, mineral corticold
disimpan oleh adrenal cortex.
1.
Peningkatan sodium ekstraseluler,
peningkatan potassium ekstraseluler
atau
penurunan
volume
darah
memicu sekresi aldosterone yang
mana
menyebabkan
kehilangan
retensi sodium dan potasium.
2.
Penurunan sekresi dari aldosterone
menyebabkan hilangnya sodium dan
air dan retensi potasium. Cortisol,
hormon adrenocortortical yang lain
hanya merupakan sebagian dari yang
lain hanya merupakan sebagian dari
potensi aldosterone. Sekresi dari
cortisol dalam kuantitas yang besar
dapat memproduksi retensi sodium
dan air dan kekurangan potasium.

Kelenjar Pituitari

Menyimpan hormon antidiuretic (ADH) yang


membuat tubuh menerima air, fungsi dari
ADH meliputi :
1.
Memelihara tekanan osmotik dari
sel-sel dengan mengomtrol retensi
air ginjal atau ekskresi.
a. Memelihara tekanan osmotik dari
12

ECF
kurang
dibanding
sel
(seperti
dalam
hiponatremia
pembentukan sodium atau
hiperglicemia),
sekresi
ADH
meningkatkan retensi air pada
ginjal.
b. Ketika tekanan osmotik dari ECF
kurang
dibandingkan
sel-sel
(seperti dalam hiponatremia),
sekresi
ADH
menurun
mengakibatkan ekskresi air pada
ginjal.
2.

Kelenjar Paratyroid

Mengontrol volume darah (Kurang


berpengaruh dibanding aldosterone)
a. Ketika volume darah menurun,
peningkatan
sekresi
ADH
hasilnya didalam menyimpan air.
b. Ketika volume darah meningkat,
sekresi ADH hasilnya adalah
hilangnya air
Mengatur keseimbangan Kalsium (Ca + ) dan
pospat (HPO4-) dengan hormon paratyroid
(PTH); PTH mempengaruhi resorpsi tulang,
absorsi (penyerapan kalsium dari usus dan
reabsorbsi kalsium dari saluran ginjal.
1. Peningkatan
sekresi
dari
PTH
menyebabkan
a. Naiknya konsentrasi serum kalsium
b. Turunya konsentrasi serum kalsium
2. Sebaliknya penurunan sekresi dari PTH
menyebabkan :
a. Konsentrasi serum kalsium nenurun
b. Konsentrasi serum pospat meningkat.

13

KESEIMBANGAN ASAM BASA


Cairan di dalam tubuh bermanfaat untuk memelihara keseimbangan asam
basa agar normal untuk tetap sehat dan tetap hidup. Tingkat keasaman atau alkalinitas
dari cairan dapat diukur dengan konsentrasi ion-ion hidrogen (H + ) dan ion-ion
Hidroksil (OH -). Asam adalah subtansi yang berisi ion-ion hidrogen yang dapat
berkumpul dan berpencar. Alkalin merupakan dasar asam, yaitu subtansi yang bisa
diterima/ dijerat ion hidrogen. Dibawah ini merupakan ilustrasi ekuasi :
Ekuasi : Asam melepaskan hidrogen
H2CO3
Asam Karbonat

H+
Melepaskan

Ion Hidrogen

HCO3-

Menjadi bentuk

Bikarbonat dasar

Ekuasi : Dasar Menjerat Hidrogen


HCO3-

H+

H2CO3

Bikarbonat dasar menangkap ion hidrogen menjadi bentuk

asam karbonat

Ekuasi : Dasar Menjerat Hidrogen


OH-

Ion Hidrogen

menangkap

H+
Ion Hidrogen

H20
Menjadi bentuk

Air

Unit dari ukuran yang biasa digunakan untuk menggambarkan


keseimbangan asam basa adalah pH
, yang mana diungkapkan oleh
hidrogen konsentrasi ion dan hasil keasaman subtansi. Wilayah skala
adalah 1 14. Tingkat normal atau normal suatu larutan adalah 7,
contohnya : air murni. Karena pH didasari pada logaritma negatif seperti
peningkatan ion hidrogen dan larutan menjadi lebih asam, pH nya
menjadi kurang dari 7. Ketika konsentrasi dari ion hidroksil melampaui
konsentrasi ion-ion hidrogen, larutan menjadi Alkaline dan
lebih dari 7.
Sekresi perut merupakan asam yang mempunyai perkiraan pH 1 -1,3.
Alkalin kuat dari sekresi pankreas yang mempunyai perkiraan pH
10.
Plasma darah yang normal adalah alkalin ringan dan mempunyai wilayah pH
normal 7,35 7,45. Ketika wilayah pH normal sudah melampaui kedua
batas tersebut, orang akan menunjukkan gejala dan tanda-tanda sakit, dan
jika kondisi tersebut tidak membaik, dapat mengakibatkan kematian.
Acidosis adalah kondisi yang dikarakteristikkan oleh proporsi ion hidrogen
yang berlebihan didalam cairan ekstracellular, dimana pH jatuh sampai
7,35. Alkalosis terjadi ketika terjadi kekurangan proporsi ion hidrogen dan
melampui 7,45.
Wilayah yang sempit dari pH normal dapat tercapai dengan tiga pokok
pengatur homeostatik pada ion-ion hidrogen : sistem penahan (buffer
system), mekanisme respiratori, dan mekanisme ginjal. Bantalan penahan
adalah subtansi (bahan/zat) yang mencegah cairan tubuh dari kelebihan
asan atau alkaline. Tubuh mmpunyai tiga bantalan sistem penahan : sistem

14

penahan asam karbonat sodium bikarbonat, sistem penahan pospat, dan


sistem penahan protein.

Sistem Penahan (Buffer System)


Sistem penahan asam karbonat sodium bikarbonat
Sistem penahan yang paling penting pada tubuh adalah sistem asam
karbonat sodium bikarbonat. Sistem penahan tersebut sampai mencapai
lebih dari 90% H + dari cairan ekstracellular.
Dua ekuasi dibawah ini menggambarkan sistem diatas :
Ekuasi : asam kuat + sodium bikarbonat menghasilkan asam lemah
HCl

NaHCO3

NaCl

H2CO3
As. Hidroklorit kuat ditambah Sodium Bic. Basa Menghasilkan Garam

dan

As. Karbonat lemah

Ekuasi : Basa kuat ditambah Asam Lemah menghasilkan basa lemah


NaOH

H2CO3

NaHCO3

H2O

Sodium hidroksi basa kuat ditambah asam karbonat penahan menghasilkan sodium bikaebonat lemah
basa dan air

Rasio asam karbonat pada basa bikarbonat sangat penting untuk


keseimbangan asam basa. Cairan ekstracellular normal mempunyai ratio
20 bagian bikarbonat banding 1 bagian asam karbonat. Jumlah yang pasti
tidak begitu penting untuk keseimbangan asam basa selama rasionya
masih 20 : 1.

Sistem Penahan Pospat


Garam Pospat terbentuk didlam ginjal dengan menukar ion sodium untuk
ion di dalam perubahan alkalin sodium pospat (NaHPO ) menjadi asam
sodium pospat (NaH PO ). Asam sodium pospat kemidian terpisah. Hal
tersebut terjadi seperti dibawah ini :
Ekuasi : Perubahan sodium pospat menjadi asam sodium pospat
Na2HPO4

H+

Alkalin sodium phospat dan Hidrogen menjadi

NaH2PO4
Asam Sodium Phospat

Na+

dan

sodium

15

Sistem Penahan Protein


Sistem perubahan ketiga adalah perpaduan atau memadukan plasma
protein dan bagian globin dari hemoglobin didalam sel-sel darah merah.
Karena plasma protein dan hemoglobin memiliki grup-grup yang dapat
dikombinasikan dengan atau melepaskan ion-ion hidrogen, mereka
ditunjukan untuk meminimalisasi perubahan pada pH .
Ekuasi : Oksigen bertekanan tinggi dikerongkongan memaksa oksigen
masuk
kedalam,
hemoglobin
mengubahnya
menjadi
oksihemoglobin.
HHb

O2

HbO2

H+

Hb dalam sel darah merah dan Oksigen menghasilkan Oksihaemoglobin dan ion hidrogen
dalam SDM

Ekuasi

Ion hidrogen dengan fernetralisir


menghasilkan asam bikarbonat

H+

HCO3-

dengan

ion

bikarbonat

H2CO3

Ion Hidrogen yang dan ion bikarbonat dalam SDM dan jaringan menjadi Asam karbonat
dalam SDM

Ekuasi : Asam karbonat dipisahkan menjadi air dan karbondioksida yang


keluar dari pernafasan
H2CO3

H20

As. Karbonat yang baru


menjadi
Dibentuk dalam Sel darah merah

Air

+
dan

CO2

Karbondioksida meninggalkan
sistem pernafasan

Pengawasan Respiratori dari Keseimbangan H


Kerongkongan adalah pengontrol utama dari suplai asam karbonat
pada tubuh. Mereka mempunyai permukaan yang besar yang mana dari CO
siap untuk menghambur dan mereka dapat membawa perubahan yang
cepat dalam H
ketika dibutuhkan. Karbondioksida secara konstan
diproduksi oleh metabolisme cellular dan memasuki cairan ekstracellular.
Ekuasi dibawah ini mengilustrasikan bagaimana asam karbonat diproduksi
dan hancur.
Ekuasi : Produksi dari air Asam Karbonat
CO2
Karbondioksida

H20

dan

Air

(Anhidrase karbonik)

menjadi

H2CO3
Asam karbonat

16

Ekuasi : Hancurnya Asam Karbonat


H2CO3

(Anhidrase karbonik)

Asam Karbonik

menjadi

H20

Air

dan

CO2

Karbondioksida

Karbondioksida
dipisahkan
di
dalam
pernapasan
seperti
karbondioksida di dalam darah meningkat, sensitivitas pusat respiratori
dalam sumsum terstimulan dan meningkatkan ukuran dan kedalam
respirasi untuk menghilangkan lebih banyak karbondioksida. Ketika level
darah dari karbondioksida dibawah normal, pusat menurunkan standar dan
kedalam respirasi untuk menerima karbondioksida sehingga asam karbonat
dapat terbentuk. Pemeliharaan keseimbangan yang baik. Proses respiratori
total juga sering terjadi dan hampir secept proses bantalan penahan
didalam asam karbonat sodium bikarbonat system.

Pengawasan ginjal pada Keseimbangan H +


Konsentrasi bikarbonat didalam plasma diatur oleh ginjal melalui
produksi Amonia (NH3 ), Ekskresi ion-ion hidrogen dan oleh pembentukan
tambahan bikarbonat yang diperlukan. Ginjal mengatur hidrogen dan ion
bikarbonat dengan cara sebagai berikut :
Ekuasi : Penyerapan kembali bikarbonat dapat dimungkinkan bila ion
sodium bergabung dengan bikarbonat menjadi bentuk sodium
bikarbonat, yang di serap didalam saluran ginjal adalah sebagai
berikut :
Na+
Sodium

HCO3-

dan Bikarbonat

NaHCO3
menjadi

Sodium Bikarbonat

Ekuasi : Sebagai hasil dari metabolisme asam amino, amonia (NH 3)


dibentuk didalam saluran ginjal, dimana bergabung dengan
hidrogen menjadi bentuk ion amonia (NH +4 ), dan sebaliknya,
bergabung dengan klorida (Cl- )menjadi bentuk amonium klorida
(NH 4Cl) untuk ekskresinya.
NH3
Amonia

H+

dan

Hidrogen

NH4+
menjadi

Amonium

Pengaturan asam basa oleh ginjal terjadi lebih lambat dibanding oleh
sistem asam karbonat sodium bikarbonat atau oleh pengaturan
respiratori. Hal tersebut mungkin membutuhkan lebih dari 3 hari bagi
cairan untuk kembali lagi ke ginjal.
Urin, pada ion-ion yang sedang
dipisah-pisahkan, tetapi secara umum berada dalam range 4,5 8,2

17

GANGGUAN DALAM CAIRAN, ELEKTROLIT DAN


KESEIMBANGAN ASAM BASA
Para perawat biasanya menjumpai gangguan dalam cairan, elektrolit
dan keseimbangan asam basa. Ketika merawat pasien yang akut atau
kritis. Bila gangguan-gangguan tersebut saling berhubungan dan mungkin
terjadi bersamaan, mungkin akan sangat berguna bagi studi.

Ketidakseimbangan Cairan
Ketidakseimbangan cairan terjadi ketika mekanisme pengganti tubuh
tidak dapat menjaga keadaan homeostatik. Ketidakseimbangan cairan
dapat menghubungkan volume atau distribusi dari air atau elektrolit.
Kekurangan volume cairan (FVD).
Kekurangan volume cairan merupakan ketidakefisienan air dan
elektrolit didalam cairan ekstracellular, tetapi cairan ekstracellular, proporsi
air dan elektrolitnya tetap mendekati normal. Keadan tersebut biasanya
dikenal sebagai hypovolemia. Keduanya yaitu perubahan tekanan osmotik
dan hidrostatik memaksa cairan interstisial kedalam ruang intrvascullar
seperti pada pengosongan ruang intersisial cairan tadi, menjadi hipertonik,
dan cairan cellular tenggelam kedalam ruang interstisial, meninggalkan sell
tanpa cairan yang mencukupi agar berfungsi.
Dehidrasi kadangkala digunakan sebagai sinonim untuk hypovolemia,
tetapi secara teknis tidak akut. Dehidrasi hanya terbatas pada penurunan
volume air, tetapi air tidak menurun tanpa penurunan elektrolit pula. Hidrasi
adalah gabungan dari subtansi dengan air dan seringkali digunakan untuk
mengindikasi keadaan volume air normal didalam tubuh.
Kekurangan volume cairan adalah hasil dari hilangnya cairan-cairan tubuh,
khususnya jika masuknya volume cairan menurun secara simultan. Tabel
35-3 menggambarkan kekurangan volume cairan, problem-problem yang
biasa ditemui, dan intervensi perawatan secara umum. Intervensi spesifik
akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab ini.
Rasa lelah, keletihan atau lemah karena penyakit biasanya mudah
dipengaruhi hypovolemia. Kehilangan 5% berat badan untuk orang dewasa
dan 10% untuk bayi dapat terjadi sangat cepat. Kehilangan 5% berat badan
dapat dikatakan sebagai kekurangan cairan majemuk, dan kehilangan 8%
atau lebih berat badan dapat dikatakan parah. Kehilangan 15% berat badan
dikatakan
membahayakan
kehidupan.ruang
penggantian
cairan
menunjukkan penggantian distribusi dari cairan tubuh kedalam ruang-ruang
tubuh seperti pleural, peritonial, perikardial, atau rongga-rongga
penghubung, isi perut atau kedalam ruang intersisial (plasma ke pergantian
intersisial). Sekali terperangkap didalam ruang ini, cairan tidak dapat
mudah berganti dengan cairan ekstracelluar dan kekurangan dalm volume
cairan ekstracellular terbentuk. Kelebihan volume cairan retensi berlebih
dari air dan sodium didalam cairan ekstracellular ke proporsi yang
mendekati normal hasilnya adalah kondisi yang membatasi kelebihan
volume tulang. Hal tersebut juga dapat dikatakan sebagai hipervolume.

18

Overhidrasi biasanya digunakan sebagai sinonim untuk hypervolemia, tetapi


hal tersebut tidak akurat. Overhydrasi menunjukkan normal tidaknya air
didalam ruang ekstracellular. Tidak berfungsinya ginjal menyebabkan
ketidak mampuan untuk memindahkan zat-zat yang berlebih, merupakan
sebab yang paling umum. Bila diterima dalam zat-zat yang berlebih
tersebut, begitu juga sodium.
Karena peningkatan tekanan osmotik cellular dari penerimaan
sodium, cairan ditarik dari sel untuk menyamakan tonisitas. Dalam waktu
tersebut ruang intracellular dan ekstracellular menjadi isotonik satu sama
lain, kelebihan dari air dan sodium berada pada cairan intracellular, pada
saat tersebut sel-sel hampir dikosongi. Kelebihan cairan ekstracellulr bisa
mengakumulasi didalam ruangan-ruangan serat; dan dikenal sebagai
edema. Edema adalah yang paling sering terlihat diseputaran mata, jari-jari
dan runag sakral. Hasilnya mungkin berupa 5% peningkatan berat badan.
Bila kelebihan cairan tetap menunjukan keberadaanya didalam ruang
intravascullar, konsentrasi kepadatan didalam darah menurun.
Interstisial pada pergantian plasma merupakan pergerakan cairan
dari ruangan yang mengintari sel-sel ke darah. Pergantian ini sering disebut
juga hypervolemia yang merupakan kompensasi respon pada volume atau
perubahan tekanan osmotik dari cairan intravascullar. Pada saat tubuh
mencoba untuk memelihara keseimbangan normal didalam semua ruangan
cairan. Jika intersisial dan cairan intracellular.
Tabel 2 menjabarkan kelebihan volume cairan, contoh-contoh dari
problem-problem serupa yang biasa ditemukan untuk menghasilkannya,
intervensi perawatan yang biasa digunakan. Intervensi yang spesifik bagi
problem-problem tersebut disajikan kemudian pada bab ini.

TABEL 2
Gangguan volume cairan : Faktor Etiologi, Karakteristik, dan
Intervensi Perawat
FAKTOR ETIOLOGI

KARAKTERISTIK

Defisit
Volume
Cairan
Kehilangan air dan
elektrol
it
seperti
dalam :
Muntah
Diare
Kelebihan
pemakaian obat
Fistula
Demam
Keringat
berlebihan
Poliuri

Kehilangan
berat
badan dalam waktu
singkat
2%
(defisit
kecil,
yaitu 2,4 lb dari 120
lb atau 1 kg dari 54,5
kg)
5% (defisit menengah
kehilangan bobot 6 lb
dari 120 lb atau 2,1
kg dari 54,5 kg).
8% atau lebih (defisit
keras,
kehilangan
bobot 10 lb > dari
120 lb atau 4,5 kg

1.
2.

3.

4.
5.

INTERVENSI
KEPERAWATAN
Memperkirakan
keadaan tersebut.
Memberikan
cairan
secara
oral
jika
diperlukan
(terindikasi).
Pertumbuhan
suka
atau tidak sukanya
pasien
ketika
menawarkan cairan.
Pertimbangkan tipe
cairan yang hilang
dari pasien.
Jika pasien kesulitan
meminum,
karena

19

GI Suction

atau lebih dari 54,5


ketidaknyamanan
kg ).
oral,
pilih
cairan
Penurunan
turgor
yang
tidak
kulit dan lidah.
menimbulkan iritasi
Keluaran < 30 ml/jam
pada selaput lendir.
pada orang dewasa.
6. Berikan
cairan
Hypotensi
postular
dengan interval yang
(tekanan
systolic
teratur.
jatuh lebih dari 10 7. Jelaskan pentingnya
mmHg ketika pasien
penggantian
cairan
bergerak dari posisi
dan berusaha untuk
tidur/ rebah ke posisi
mendpatkan
berdiri atau duduk)
kerjasama
dari
Lemah, pulsa cepat
pasien.
(denyut nadi cepat)
8. Pertimbangkan
Penurunan
suhu
intervensi
dibawah
tubuh, misal 95 F- 98
ini
untuk
pasien
F (35
36,7
yang lemah dalam
C)
menelan.
9. Perkirakan
kemampuan pasien
dalam
menelan
sebelum
memberikan
makanan padat.
10.
Sediakan
cairan
kental atau makanan
semi padat.
11.
Jika pasien tidak
dapat makan atau
minum,
bicarakan
kemungkinan
infus
kepada
dokter
(physician).
12.
Konsultasikan
dengan dokter untuk
pemberian
cairan
parenteral
jika
pasien tidak dapat
mengkonsumsi
cairan dari jlur biasa.
13.
Awasi
respon
masuknya
cairan,
secara oral maupun
parenteral.
Jika
terapi
memadai,
harus diawasi :
14.
Peningkatan
volume urin 40 ml

20

60
ml/jam
bagi
orang dewasa.
15.
Jika jelas jelas
hypotensive, naikkan
BP mencapai normal.
16.
Kurangi
kekeringan
cairan
kelenjar mulut.
17.
Naikkan
berat
badan sampai level
sebelum sakit.
Kelebihan
Volume
Cairan
Mekanisme
Pengaturan :
Kegagalan ginjal
Kegagalan kongestive
jantung
Cirrhosis Liver
Cushing Syndrome
Sodium
yang
berlebihan yang berisi
cairan lv
Ingestion
berlebih
dari
sodium
yang
berisi subtans dalam
makanan atau sodium
di dalam pengobatan.

Bertambahnya berat
tubuh dalam waktu
yang sangat singkat :
25%
(kelebihan
ringan, seperti bila
terjadi penambahan
2,4 lb dari berat
tubuh 120 lb atau 1kg
dari 54,5 kg).
5%
(kelebihan
menengah,
bila
penambahan 6lb dari
120 lb atau 2,7 kg
dari 54,5 kg ).
8%
atau
lebih
(kelebihan berat, bila
penambahan 10 lb
atau lebih dari 120 lb
atau 4,5 kg atau lebih
dari 54,5 kg).
Periperal
ederma
(kelebihan
cairan
pada
ruang
intersisial)
Pembengkakan leher
vena
Pembengkakan
periperal vena
Lambatnya
pengosongan
vena
periperal
CUP > 11cm air
didalam cava vena
Polyuira ( bila fungsi
ginjal normal)
Penurunan BUN (pada

1. Menaksir
keberadaan
atau
memburuknya FVE.
2. Membatasi makanan
bersodium
bila
diperintahkan,
membantu
ahli
makanan
dalam
memberikan
instruksi makan.
3. Mengintruksikan
pasien
menerima
pembatasab sodium
untuk menghindari
kelebihan
kontra
obat-obatan tanpa
mengeceknya lebih
dahulu
pada
konsultan
kesehatan.
4. Bila retensi cairan
tetap berada pada
pengambilan
makanan
bersodium,
pertimbangkan
sumber-sumber
tersembunyi
dari
sodium,
seperti
suplai
air
atau
gunakan penjernih
air.
5. Bila
diindikasikan,
periode
istirahat
ditambah.
Tidur
membantu diureseis

21

saat dilusi plasma)


pada ederna.
Penurunan
6. Perhatikan
respon
Hemotrocit
(juga
pasien
terhadap
pada
saat
dilusi
diuerentik.
plasma)
Diskusikan temuanEderna
temuan
yang
didapat
dengan
dokter.
7. Perhatikan standar
cairan parental dan
respon
pasien.
Diskusikan temuantemuan yang terjadi
dengan dokter.
8. Mengajarkan pasien
untuk
melihat
sendiri kondisi berat
dan
pengaturan
masuk
keluarnya
cairan
dengan
menggunakan
retensi kronik.
(seperti pada
pasien
yang
menderita
kegagalan
jantung
karena
penyumbatan, penyakit
ginjal, atau sirosis pada
liver)
9.Mengawasi
memburuknya
pasien
yang
dikarenakan
kurang
istirahat
sehingga
mengakibatkan
FVE
(kelebihan
volume
cairan).
10.Jika
terdapat
gangguan
pencernaan
dan orthophea, ubah
posisi pasien menjadi
posisi semifoeler untuk
membentuk
ekspansi
paru-paru.
11.Ubah dan pindahkan
posisi
pasien
secara
berkala;
perhatikan

22

bahwa serat edematus


cenderung
pada
pecahnya
kulit
dibandingkan
dengan
serat yang normal.

Ketidakseimbangan elektrolit
Ketika pasien datang dengan kekurangan atau kelebihan sodium, potasium,
kalsium, magnesium atau pospat maka dibutuhkan perawatan yang lebih
intensif. Tabel 3 akan menjelaskan tentang faktor-faktor etiologi, intervensi
perawatan untuk ketidakseimbangan elektrolit yang biasanya terjadi dan
strategi perawatan yang lebih spesifik untuk mencegah problem-problem
tersebut.

Hypokalemia dan Hiperkalemia


Hypokalemia
menunjukkan
kekurangan
potasium
dalam
cairan
ekstracellular. Ketika tingkat potasium ekstracellular jatuh, potasium
bergerak dari sel-sel, menciptakan kekurangan potasium intracellular.
Sosium dan ion-ion Hidrogen kemudian diterima oleh sel-sel untuk
memelihara cairan-cairan isotonic. Pergantian elektrolit ini tidak hanya
mempengaruhi
cairan ekstracellular. Serat-serat otot pada umumnya
adalah yang pertama kelihatan pada kekurangan potasium. Hyperkalemia
menunjukkan kelebihan potasium dalam cairan ekstracellular. Meskipun
kondisi ini terjadi tidak sering dibandingkan Hypokalemia. Hal tersebut
sangat berbahaya. Transmisi dari pengejut jantung diperlambat atau
dicegah, dan penahanan cardiac akan terjadi jika hyperkalemia tidak
dibenahi.

Hypocalcemia dan Hypercalcemia


Hypocalcemia menunjukkan kekurangan kalsium pada cairan ekstracellular.
Jika kondisi tersebut diperpanjang, kalsium akan terambil dari tulang. Hal
tersebut dapat dilihat di osteomalacia yang dikarateristikkan sebagai tulang
rapuh. Hypercalcemia kenunjukkan kelebihan kalsium pada cairan
ekstracellular. Hypercalcemia mewakili situasi darurat dikarenakan kondisi
tersebut seringkali menyebabkan penahanan cardiac.

Hypomagnesemia dan Hypermagnesemia


Hypomagnesemia
menunjukkan
kekurangan
magnesium.Tingkat
magnesium tubuh juga jatuh dikarenakan ginjal bertahan untuk
memisahkan lebih banyak potasium pada saat kekurangan suply
magnesium. Hasilnya hypomagnesemia dan hypocalcemia sering kali terjadi
bersamaan. Kekurangan magnesium biasanya ditanggulangi dengan
pengaturan Magnesium Sulfat. Hypermagnesemia merupakan kelebihan
23

Magnesium. Kondisi tersebut jarang terjadi tetapi akan terjadi ketika ginjal
gagal
memisahkan
magnesium
dan
ketika
kellebihan
tersebut
menggunakan theracutic.

Hypophospahtemia dan hyperphosphatemia


Hypophosphatemia menunjukan konsentrasi serum dibawah normal pada
pospor inorganik. Ketika terindikasi bahwa beragam faktor kekurangan
fosfor dapat menurunkan tingkat serum pospat pada saat total
penyimpanan fosfor didalam tubuh normal.
Hyperphosphatemia menunjukkan konsentrasi serum fosfor inorganik diatas
normal.

Ketidakseimbangan asam Basa


Ketidakseimbangan asam basa dapat ditaksirkan dengan menggunakan
temuan-temuan plasma. pH dari plasma mengindikasikan keseimbangan
atau acidosis yang mengancam atau alkalosis. Tetapi sebagai tambahan
studi tentang gas oksigen dan karbondioksida pada darah adalah penting.
Tekanan parsial pada gas-gas tersebut ditentukan oleh kegunaan dsari
homogram. Dimana dapat menggambarkan aktifitas kimia dan fisika dari
kedua gas. Tekanan parsial dari karbondioksida memperpendek pCO 2
pada oksigen adalah pCO2 hampir seluruhnya dipengaruhi oleh aktivitas
respiratori. Ketika pCO2 tinggi akan terjadi kelebihan jumlah pada asam
karbonat didalam tubuh. Digambarkan pada ekuasi berikut ini :
Ekuasi : Pada saat pCO2 melampaui normal, asam karbonat meningkat
CO2

H2O

H2CO3

Ekuasi : dibawah normal karbondioksida meninggalkan tubuh dalam jumlah


yang besar
H2CO3

CO2

Ukuran pH, pCO2 dan PO2 hampir


laboratorium klinik pada suhu 370C

+
secara

H2O
universal

dipakai

dalam

Ketidakseimbangan asam basa terjadi ketika standar asam karbonat atau


bikarbonat menjadi tidak proporsional. Ketika salah satu sebab primer
tersebut terjadi gangguan tersebut dikenal sebagai respiratori acidosis atau
alkalosis dan metabolik acidosis atau alkalosis yang akan dijelaskan nanti.
Gangguan ini merupakan hasil dari kacaunya keseimbangan asam basa
seperti dibawah ini.

24

Mengubah Porsi asam karbonat


Respiratori acidosis dan alkalosis merupakan hasil dari venomena
respiratori. Kompensasi terjadi untuk mengembalikan keseimbangan
dengan memisahkan lebih banyak bikarbonat.
Gangguan metabolik mengubah porsi bikarbonat :
Metabolik acidosis dan alkalosis hampir semuanya merupakan hasil dari
proses metabolik. Organ-organ primer untuk kompensasi pengembalian
keseimbangan adalah paru-paru untuk mencoba memisahkan lebih banyak
karbondioksida, dimana ada dalam ionisasi lemah asam karbonat.
Tabel 35-5 menjelaskan tentang ketidak seimbangan asam basa. Situasi
komplikasi klinik dapat ketika respiratori dan ketidakseimbangan metabolik
ada.

Tabel 35-4
Gangguan-gangguan
elektrolit
:
Faktor-faktor
karakteristik-karakteristik dan intervensi perawatan
FAKTOR-FAKTOR
ETIOLOGI
HIPONATREMIA
Kehilangan sodium
seperti pada :
Kehilangan cairan GI
Penggunaan diuretik
Kekurangan adernal
Diuresis osmotik
Keuntungankeuntungan
air
seperti
pada
:
Pengaturan
lebih
pada D5W
Psychogenpolydipsia
Daerah
penyakit
dihubungkan dengan
SIADH :
Trauma pada kepala
Storeke
Pulmonary disorders
(abses, pneumonia,
TBC)
Bahan-bahan
pharmacologi yang
mungkin
mempengaruhi

KARAKTERISTIK
Anorexia
1.
Pusing-pusing
Mabuk atau muntahmuntah
2.
Lethargy
Gelisah
Kram otot perur
Muscular
twitching
(kejutan pada otot)
Koma
Papiledema
3.
Hemiparesis
Serum Na < 135
mEq/1 (mmol/ kg)
Tingkat
pergantian
kadar Natrium pada
urin
disebabkan
hyponatremia.
4.

etiologi,

INTERVENSI
KEPERAWATAN
Memberitahu kepada
pasien tentang resiko
dari hyponatremia.
Mengawasi
kehilangan
dan
perolehan
cairan.
Memperhatikan
kehilangan
sodium
dari suatu cairan,
khususnya
Mengawasi
adanya
gejala-gejala
gastrointestinal,
seperti
anorexia,
pusing-pusing,
muntah-muntah dan
kejang
(keram)
perut.
Mengawasi
perubahan
sistem
syaraf pusat, seperti
lethargy,
gelisah,
kejutan pada otot
dan sawan. Waspadai
bahwa masih adalagi
tanda-tanda

25

ekskresi air ginjal


adalah :
Nikotin
Morfin
Barbiturates
Acetaminophen

5.

6.
7.

8.

9.

neurologic yang berat


yang
berhubungan
dengan
tingkat
sodium yang sangat
rendah
yang
menurun
(jatuh)
secara
cepat
dikarenakan
pemasukan air yang
berlebihan.
Mengawasi
data
laboraturium
untuk
tingkat serum sodium
yang
kurang
dari
normal.
Periksa urin secara
teliti
Bila pasien sudah
dapat mengkonsumsi
makanan
yang
umum,
berikan
makanan dan cairancairan dengan kadar
sodium yang tinggi.
Sebagai contoh, satu
kubus
kaldu
sapi
mengandung
kirakira 900 mg sodium;
802 (250 ml) jus
tomat
mengandung
sekitar
700
mg
sodium.
Mengetahui
kandungan
sodium
pada
cairan-cairan
prenteral.
Awasi
pasien-pasien dengan
penyakit
cardiovascullar pada
saat menerima cairan
yang
mengandung
sodium
dengan
seksama.
Ekstra hati-hati pada
saat
menangani
cairan
hipertonic
saline (3% atau 5%
NaC1).
Hati-hati
karena cairan ini bisa

26

sangat
mematikan
bila diinfuskan tidak
dengan hati-hati.
10. Hindarkan pemberian
suplemen air yang
berlebihan
pada
pasien
yang
menerima
infus
isotonik, khususnya
bila
pasien
kehilangan
sodium
dengan cara yang
abnormal atau air
diterima
secara
abnormal
(tidak
wajar).
11. Awasi pasien-pasien
denagan penurunan
fungsi
adrenal
dengan tanda-tanda
kekurangan
adrenocortical
akut
(krisis adrenal) yang
memperlhatkan
stress berat (seperti
pembedahan,
trauma, kegelisahan,
pnas
yang
berlebihan,
atau
penyakit
yang
berkepanjangan).
Cari
keletihan,
pusing-pusing akut,
muntah-muntah,
hypotension,
kegelisahan,
dan
bahkan shock.
HYPERNATREMIA
Hilangnya air yang
paling umum terjadi
adalah tidak dapat
merespon rasa haus.
Infusi
hypertonic
dengan suplemen air
yang
tidak
mencukupi.
Peningkatan
kehilangan
air

Rasa haus
Temperatur
badan
meningkat
Lidah kering, selaput
lendir lngket.
Hypernatremia
berat :
Berhalusinasi
Iritasi dan over reaksi
ketika testimulan

1.Memberitahukan
kepada psien mengenai
resiko hypernatremia.
2.Awasi kehilangan dan
penerimaan cairan. Cari
kehilangan air yang tidak
wajar
atu
rendahnya
penerimaan
air,
dan
untuk pemasukan sodium
yang dalm jumlah besar

27

(seperti
dalam
hyperventilation).
Ingesti garam dalam
jumlah yang tidak
biasa.
Administrasi
Berlebihan
parenteral
pada
cairan-cairan
yang
mengandung sodium
:
Hypertonic
saline
(3%
atau
5%
)
7,5%
sodium
bicarbonate
Isotonic
salene
banyak berkeringat
diabetes insipidus

Kegelisahan
Koma
Serum Na > 145
mEq/l (mmol/l).
Serum
osmolarity
>295
mOsm/kg
(mmol/kg)
Umary SG > 1,015,
membuktikan
kehilangan air dari
jalur nonrenal.

seperti
yang
mungkin
terjadi dengan ingestasi
obat-obatan
yang
mengandung
sodium
tinggi
(seperti
alka
seltzer).
Melihat
penerimaan
yang
berlebihaan pada sodium
tinggi dari makanan.
3.Awasi
perubahan
tingkah
laku
pasien,
seperti kesulitan tidur,
gelisah dan lethargi.
4.Perhatikan rasa haus
yang
berlebihan
dan
peningkatan suhu tubuh.
12. Awasi tingkat serum
sodium seperti yang
terindikasi.
13. Cegah hypernatremia
pada
pasien-pasien
yang
lemah
yang
tidak dapat merespon
rasa haus dengan
menawarkan mereka
cairan pada selang
waktu yang wajar.
Jika masuknya cairan
tetap
tidak
mencukupi,
konsultasikan dengan
dokter
untuk
merencanakan
cara
lain (jalur lain) untuk
penerimaan
cairan,
dengan infusi atau
dengan
jalur
parenteral,
14. Jika infusi dilakukan,
berikan
air
yang
cukup untuk menjaga
tingkat serum sodium
dan urea nitrogen
darah (BUN) didalam
batas
normal.
Perhatikan
bahwa
semangkin
tinggi
osmolalitas
infusi,
semangkin
besar

28

kebutuhan
untuk
suplemen air.
15. Awasi respon pasienpasien
untuk
membenahi
cairancairan
parenteral
dengan
mengobservasi
perubahan
tandatanda
neurologic.
Dengan
secara
perlahan-lahan
mengurangi
tingkat
serum
sodium,
tanda-tanda
neurologic
akan
membaik,
bukan
memburuk.
HYPOKALEMIA
Diare
Muntah-muntah
Administrasi steroid
Carbericillin, Sodium
Perisilin,
Amplhoteriein
B
Hyperalimentasi
Kurangnya
pemasukan, seperti
pada
anorexia
nervosa, kecanduan
alkohol,
potasium
tanpa
cairan
parenteral. Diuresis
osmotic
(seperti
terjadi
dalam
diabetes
melitus
yang
tidak
terkontrol) Cushings
Syndrome
Pseudohyperkalemia
:
Leukocytosis
Thrombocytosis
Courniquet
rapat
penurunan ekskresi
potasium :
Kegagalan
oligurie
ginjal

Kelemahan otot yang 1.


Waspadai
samar-samar
dengan
merupakan
tanda hypokalemia
pertama yang biasa
terjadi
Brodycardiac
dan
blok
jantung
biasa terjadi
Paresthesias
pada
muka, lidah, kaki,
dan tangan
Kelumpuhan
otot
lemah
(dari
kaki
sampai
lutut
dan
tangan;
respiratori
otot
mungkin
terpengaruh)
Gejala-gejala
gastrointestinal
seperti pusing-pusing,
atau diare mungkin
terjadi
Perubahan ECG :
Serum K > 5,5 mEq/l
(mm0l/l).

pasien
resiko

29

Hypoaldosteronisme
penerimaan/pemasu
kan potasium tinggi,
khususnya
pada
ketidakcukupan
ginjal
Penggunaan
yang
tidak wajar pada
suplemen
oral
potasium
Administrasi
berlebihan pada IV
potasium
Tranfusi yang cepat
pada darah
Potasium
polisitin
dosis tinggi
Makanan yang tinggi
potasiumnya.
Pergantian potasium
diluar sel-sel :
Acidosis
Tissue Trauma

HIPERKALEMIA
1. Waspadai
pasien
tentang
resiko
hyperkalemia
dan
awasi
tentang
terjadinya.
Hyperkalemia
dapat
mengancam
jiwa;
sangat
bermanfaat
untuk
mendeteksi
secara dini.
2. Cegah
hyperkalemia
sebisa
mungkin
dengan
mengadministrasi
(mengatur) potasium,
secara
intravenous
atau oral, keduanya.
a.Ikuti
peraturan
untuk
administrasi
potasium yang aman.
b.Hindari administrasi
potasium,
suplemen

30

potasium, atau garam


pengganti
kepada
pasien-pasien dengan
ketidak
mampuan
ginjal.
c.Peringkat
pasienpasien
untuk
menggunakan garam
pengganti
dengan
teliti
jika
mereka
memakai
suplemensuplemen
selain
potasium.
d.Peringatkan pasien
penderita
hyperkalemia
untuk
menghindari makanan
yang
mengandung
potasium tinggi seperti
pada kopi, coklat, the,
buah kering, susu dan
lain-lain.
3.Hindari
laporanlaporan yang tidak
benar
dari
Hyperkalemia
a.Hindari penggunaan
tourniquet
yang
berkepanjangan ketika
mengambil
sampel
darah.
b.Tidak
mengijinkan
pasien untuk tidak
melakukan
latihan
apapun
sebelum
pengambilan
sampel
darah.
c.Bawa contoh darah
sesegera
mungkin
kelaboratorium (serum
harus dipisahkan dari
sel-sel dalam 1 jam
setelah pengambilan)
d.Hindarkan
pengambila specimen
darah
dari
daerah/tempat diatas
infusi
dari
cairan
potasium (atu dalam

31

hal ini setiap cairan)


d.Kenali
perawatanperawatan perlakuan
berpantang makanan
pada
hyperkalemia
dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan
implementasi
yang
aman pada pasien.
HYPOCALCEMIA
Hypoparathyroidhis
me
pembedahan
(mungkin
diikuti
dengan pembedahan
tiroid
atau
pembedahan
leher
radikal
untuk
kanker)
Kegagalan
penyerapan
kekurangan vitamin
D pankreasitis akut
Administrasi berlebih
pada darah sitrat
Hypoparathyroidtism
e
primer
Daerah
alkalotic
(menurunkan
kalsium
yang
diionisasi)
Hyperphosphatemia
Medullary Carcinoma
pada
tiroid
Hypoalbuminemia
(seperti
pada
kelaparan, incirhosis
dan
rephrotic
syndrome)
Hypomagnesemia
penurunan
tempat
yang
tidak
terlindungi dari sinar
ultraviolet

Kekuatan, gatal-gatal
pada
jari,
daerah
circumoral, dan jari
kaki Daya reflek urat
yang sangat hiperaktif
(seperti pada pateral
dan
trisep)
Tanda
Trousseau
Tanda
Chvostek
perubahan
mental
seperti rasa bimbang
dan peralihan pada
ingatan. Kekejangan
otot-otot
Laryngeal
Manivestasi cardiac;
ECG memperlihatkan
perpanjangan interval
Q-T
Kejang-kejang
otot perut (abdominal
akut) Total tingkat
serum
kalsium
dibawah
8,5
mg/
(2,12 mmol/l) atau
tingkat
ionisasi
dibawah
normal
(<50%)
Tes
sulkowitch
memperkihatkan
precipitasi cahaya.

1. Waspadai pasien akan


resiko
hypocalcemia
dan awasi bagaimana
terjadinya.
2. Selalu
siap
untuk
mengambil
tindakan
pencegahan
pada
serangan
tiba-tiba,
ketika
hypocalcemia
parah.
3. Awasi kondisi jalan
udara
karena
naringeal dapat terjadi
4. Ambil
langkah
pencegahan
yang
aman ketika pasien
gelisah/bimbang
5. Waspada pada faktorfaktor
yang
berhubungan dengan
administrasi
yang
aman
pada
penggantian
garam
kalsium
6. Beri pengarahan pada
orang-orang
yang
beresiko tinggi dgn
osteoporosis ( pada
wanita
menaupose)
ttg.
Kebutuhan
makanan berkalsium,
jika
jumlah
tidak
memadai
dalam
makanan, pemberian
suplemen
kalsium
harus
dipertimbangkan
a. Sebagian
besar

32

sumber
menyarankan
bahwa kebutuhan
kalsium berkisar
100mg-1500 mg
setiap hari. Cara
terbaik
bagi
orang
sehat
dengan
mengkonsumsi
makanan 4 sehat
b. Suplemenkalsium
diperlukan
bagi
orang
yang
mungkin
tidak
cukup
mengkonsumsi
kalsium
dalam
makanannya,
seperti
pada
mereka
yang
tidak
menyukai
susu).
Kalsium
dapat
terserap
dengan baik bila
diberikan dengan
dosis yang tepat,
bila dibandingkan
langsung.
Juga
dianjurkan
kalsium diberikan
pada waktu tidur
karena hilangnya
kalsium
terjadi
pada waktu tidur.
c.
Beberapa wanita
yang lewat masa
menapouse
disarankan
untuk
menggunakan
estrogen.
Bagi
mereka yang tidak
dapat
memakai
estrogen,
produk
sintetic
calcitonin
sekarang
bisa
didapatkan dengan
resep dokter.
d. Menganjurkan

33

orang-orang
dengan
kecenderungan
batu ginjal untuk
berkonsultasi
dengan
dokter
sebelum
meningkatkan
pemasukan
kalsium
dalam
jumlah
besar.
Juga
penting
untuk memotivasi
orang-orang
tersebut
untuk
minum tidak dari
2-3 bagian cairan
setiap hari untuk
melindungi atau
mengatasi
pembentukan
batu.
7. Ajarkan
orang-orang
akan
resiko
esteoporosis tentang
pentingnya
latihan
fisik
dalam
menurunkan
kekurangan
kalsium
(lemah tulang).
8.Untuk
mencegah
osteoporosis ditahuntahun
mendatang
ajarkan
kepada
remaja-remaja
putri
tentang
kebutuhan
kalsium
yang
memadai.
Jiga
diskusikan
tentang
aspek-aspek
kehilangan
kalsium
karena
kekurangan
alkohol.

34

HYPERCALCEMIA
Hyperparatyroidtism
penyakit Neoplastic
yang mengganggu :
tumor padat (dada,
prostate,
dan
melanomas
yang
mengganggu).
Ketidakteraturan
yang
berkepanjangan.
Kelebihan vitamin D
Kelebihan
penggunaan
pada
kalsium
yang
mengandung
alkasit/suplemen
kalsium.
Sindroma alkali-susu

Kelemahan pada otot


kelelahan,
lethargy
Konstipasi Anorexia,
pusing dan muntahmuntah
penurunan
ingatan,
penurunan
atensi, kebimbingan
Polyuria dan polypsia
Batu
ginjal
Penahanan
cardiac
dapat terjadi dalam
krisis hypercalcemia
ECG
menunjukkan
penyempitan interval
Q-T Perubahan pada
tulang terlihat dalam
rantegen
dalam
hypercalcemia kronis
Serum
kalsium
>10,5mg/dl
(2,62
mmol/l).
Tes
sutkowichs
memperlihatkan
presipitasi padat.

1. Waspadai
pasienpasien akan resiko
hypercalcemia
dan
awasi munculnya.
2. Tingkatkan mobilisasi
pasien bila mungkin;
perjelas
bahwa
imobilisasi
menyebabkan
hypercalcemia.
3. Motivasi
pasien
terhadap penerimaan
secara oral terhadap
cairan yang kurang
untuk manjaga pasien.
4. Jangan
biarkan
konsumsi
berlebihan
pada
produk-produk
yang berkadar kalsium
tinggi.
5. Berikan makanan yang
jumlahnya
memadai
untuk
mengganti
kerugian
tendensi
untuk konstipasi.
6. Ambil
tindakan
pencegahan
yang
aman jika kegelisahan
atau
gejala-gejala
mental
yang
lain
muncul.
Jelaskan
kepada pasien dan
keluarganya
bahwa
perubahan
mental
yang
berhubungan
dengan hypercalcemia
dapat pulih dengan
perawatan.
7. Waspadai
bahwa
penahanan
cardiac
dapat
terjadi
pada
pasien
dengan
hypercalcemia berat.
Berjaga-jaga
untuk
mengatasi
situasi
darurat.
8. Waspadai
bahwa
tulang
dapat
lebih

35

mudah rusak pada


pasien
dengan
hypercalcemia kronis
karena resopsi tulang
berlebihan, membuat
lemahnya
struktur
tulang.
9. Lebih waspada pada
tanda-tanda
digitalis
toksiti
ketika
hypercalcemia terjadi
dalam pasien yang
terkena
digitalis
toksiti.
10.
Bantu
formasi
pencegahan
pada
kalsium batu ginjal
pada
pasien
yang
menderita sudah lama
hypercalcemia
atau
cegah dengan :
Memaksa
cairancairan
untuk
mengatur urin, hal
tersebut
menghindarkan
penjenuhan
yang
hebat
pada
penurunan.
Memberikan
cairancairan
yang
menghasilkan asamabu (seperti pada
jus
cranberry)
karena
urin
kurang
dari
6,5
akan
membantu
pemasukan kalsium.
Mencegah
urinari
statis
dengan
mengubah-ubah
pasien
secara
berkala,
meninggalkan
kepala tempat tidur,
dan siup-up pada
pasien
bila
memungkinkan.
Memotivasi penahanan

36

berat dan ambulansi


secepat mungkin.

HYPERMAGNESEMIA

Alkoholisme kronis,
Sindroma kegagalan
penyerapan
intestinal
diare
Penghisapan
Nasogastric
pemberian makanan
secara
agresif
setelah
kelaparan
(kurang
makan)
(seperti dalam TPN)
tanpa
penggantian
Mg yang memadai
Asministrasi
berkelanjutan pada
Mg cairan lv Diabetic
Ketoacidosis
Hyperaklosteronism
Obat-obatan :
- Diuretics
Aminogycoside
Antibioticc
(seperti
gentacin)
- Cisplatin
- Vitamin D dosis
besar
atau
suplemen-suplemen
kalsium.
- Pemeliharaan sitrat
dalam produk darah,
iritabilitas
Neuromuscular :
Peningkatan
refleks
Tanda-tanda
chvostek
dan
trousseaus positif.
- Sawan Manifestasi
Cardiac
- Tachyarrhythmlas
-ECG berubah pada
kasus-kasus berat :
Ineterval P-R dan QT

Tanda
awal
(level
serum Mg pada 3
mEq/l atau 1,5 mmol
2,5 mmol).
- Kulit panas (pada
periperial
vasodilation).
- Hypotension
- Pusing-pusing dan
muntah-muntah
Rasa ngantuk, reflek
hypoactive,
dan
kelemahan
otot
(dapat terjadi pada
level
serum
magnesium 5-7 mEq/
liter
atau
2,5-3
mmol/l)
Kesulitan
pernafasan
dapat
terjadi
pada
level
serum
Magnesium 10 mEq/L
atau 5mEq/L
Koma dapat terjadi
pada tingkat serum
magnesium
12-15
mEq/L
atau
5-7
mEq/L
Ketidaknormalan
Cardiac.
-Sinus
bradycardia,
memperpanjang
interval-interval P-R,
QRS, dan Q-T (pada
level
serum
Magnesium
7,1
mEq/L - 0 mEq/L
atau 3,5 5 mmol
perliter).
Blok
jantung
dan
penahan
cardiac
didalam
diastol

1.

Awasi/ peringatkan
pasien atas resiko
dan
perkirakan
kemunculannya. Bila
dicurigai
adanya
hypermagnesemia,
perhatikan
parameterparameter dibawah
ini :
- Reflek Patellar ; jika
tidak ada, beritahu dokter
karena
hal
tersebut
biasanya
terjadi
pada
level serum magnesium
lebih besar dari pada
7mEq/L atau 3,5 mmol/L.
Jika
ada
kemajuan,
cardiac atau penahanan
respiratori dapat terjadi.
- Tingkat Kesadaran :
Perhatikan
pada
rada
kantuk,
lethargy
dan
koma.
2.
Jangan memberikan
Magnesium
pada
medikasi
pada
pasien
yang
mengalami
kegagalan ginjal.
3.
Peringatkan pasien
berpenyakit
ginjal
untuk
mengecek
kesehatan
mereka
sebelum
menjalani
perawatan.
4.
Waspadai
faktorfaktor yang
Berhubungan
dengan
admenistrasi
parenteral
pda garam magnesium.

37

berkepanjangan,
memperluas
QRS
kompleks,
depresi
segmen
ST,
dan
inversi Twave

(dapat tejadi pada


level
serum
Magnesium
15-20
mEq/L atau 7,5-10
mmol/L).
Bayi lemah dan tidak
menangis pada saat
lahir

Hypophosphatemia

Administrasi glukosa
pemberian
makan
setelah
kelaparan.
Diabetic
Ketoacidosis.
Phosphate dinding
antacids.
Fase
penyembuhan
setelah
terbakar
setelah luka bakar.

Paresthesias
Kelemahan
otot
(mungkin
dimanifestasikan
sebagai
penurunan
kekuatan genggaman
tangan dan kesulitan
berbicara).
Sakit
pada
otot.
Perubahan
mental
seperti rasa cemas,
kegelisahan,
mata
gelap dan koma.
Cardium
Yopathy
Kegagalan respiratori
akut.
(mungkin
berhubungan dengan
kelemahan pada otot
dada).
Serum phosphate <
dari2,5 mg/dl (0,8
mmol/L).
Penurunan
serat
Oksigenasi

1. Beritahu
kepada
pasien
atas
resiko
hypophosphatemia.
- Khususnya atas resiko
kesalahan
pemberian
makan pada pasien.
- Dimulai (terjadinya) dari
TPN
atu
pemenuhan
kalori yang besar dengan
menggunakan infus.
- Begitu juga resiko besar
terjadi
pada
pasien
dengan
diabetik
ketoacidosis
selama
periode perawatan awal
dengan insulin dan cairan
mitra venous.
2. Awasi
pasien
yang
beresiko
hypiphosphatemia.
3. Waspada
bahwa
pasien yanh terkena
hipophostemia
berat
dapat terkena resiko
infeksi
karena
perubahan pada selsel darah putih.
4. Atur
produk-produk
intravenous phosphate
secara
hati-hati.
Perhatikan
bahwa
produk tersebut harus
diatas perlahan-lahan
pada
cairan
infus
untuk
menghindari
phosphate
intoxit.
Persering pengawasan
dari
tingkat
serum

38

5.

9.

7.

8.

9.

posporus
untuk
membimbing terapi.
Perhatikan
bahwa
pada orang dewasa
dosis yang biasa untuk
phosphorus adalah 1015 mmol/L cairan TPN.
Tapi pengaturan dosis
mungkin juga tidak
mencukupi jika pasien
tersebut berada dalam
daerah anabolic tinggi.
Perhatikan kebutuhan
akan
pengenalan
hiperlimintasi
pada
pasien
yang
mengalami
kesalahan-kesalahan
pada
pemberian
makanan.
Awasi
standart
frekuensi
aliran pada TPN.
Waspada
terhadap
peningkatan
secara
tiba-tiba pada level
serum
phosphorus
yang
dapat
mengakibatkan
hyphocalcemia. Untuk
alasan
ini
tingkat
serum Calcium harus
dimonitor. Perhatikan
rasa gatal disekitar
mulut,
tanda-tanda
chpostek
positif,
arrhythmias
dan
hypotensi.
Karena
ada
kemungkinan
pemberian phosphorus
ketika
memberikan
cairan
phosphat,
monitor
tanda-tanda
hypophosphatemia
dan garam.
Monitor diare pada
klien-klien
yang
memakai
suplemen
phosporus
oral
;

39

konsultasikan
pada
dokter jika keadaan
tersebut tidak berubah
/ bertambah parah.
10.
Campurkan
suplemen phosphorus
dalam bentuk bubuk
secara oral dengan air
dingin sehingga lebih
nyaman.
Juga
kenyamanan
dapat
ditingkatkan
dengan
mendinginkan cairan
yang
dibuat
dari
bubuk tersebut.
Hyperphosphatemia
Kegagalan
ginjal
Kemoterapi
Khususnya pada
limpoboblastic
leukimia
dan
lymphoma
akut.
Pemenuhan
yang
besar
pada
susu
seperti
pada
perawatan
peptic
culcer. Penggunaan
susu sapi pada bayi.
Pemenuhan
berlebihan
pada
phosphat
didalam
Laxativies.
Administrasi
berlebihan
pada
suplemen
phosphorus
baik
secara
intravenus.
Konsumsi kelebihan
pada
vitamin
D
(meningkatkan
penyerapan
pada
phosphorus
)
Hypoparathyoiidtism
e Hyperthyroidtisme.

Konsekuensi
jangka 1. Beritahu pasien atas
pendek :
resiko
.
Gejala-gejala
hperphosphatemia.
tanda-tanda
tetanus,
seperti 2. Awasi
tetanus
seperti
rasa
rasa gatal pada
gatal pada jari tangan
jari tangan dan
dan sekitar mulut dan
sekitar
mulut,
munculnya kram otot
kekauan,
dan
atau
tanda-tanda
kekejangan otot.
chvostek
dan
Konsekuensi
trousseau
positif
pada
jangka panjang
pasien.
Jatuhnya kalsium
3.
Waspadai
bahwa
pospat
pada
gejala-gejala
tersebut
daerah-daerah
mungkin
mengarah
bukan
tulang
kepada
hyposphate
seperti
pada
tinggi
dan
hampir
ginjal, arteri, kulit,
sebagian besar terjadi
sendi atau kornea.
pada
pasien
yang
. Serum phosphate
menerima pemasukan
> 4,5 mg/dl (1,4
muatan
phosphate
mmol/L).
tinggi.

Gangguan Keseimbangan Asam-Basa

40

Respiratori Acidosis
Respiratori Acidosis adala kelebihan primer asam karbonat dalam
cairan ekstracellular. Setiap penurunan dalam ventilasi alveolar yang terjadi
dalam retensi jarbondioksida dapat menyebabkan respiratori acidosis,
karena paru-paru merupakan sumber dari problem, maka tidak dapat
berpartisipasi dalam kompensasi. Ketika muatan (isi) asam karbonic
meningkat, ginjal siap untuk menerima lebih banyak bikarbonat dan
penibgkatan ekskresi hydrogen.
Respiratori Acidosis =
pCO2 tinggi disebabkan oleh alveolar
hypoventilation.

Respiratori Alkalosis
Respiratori Alkalosis adalah kekurangan primer pada asam karbonat
didalam cairan ekstracellular. Itu merupakan hasil dari peningkatan ventilasi
alveolar, dan juga penurunan dalam karbondioksida. Peningkatan didalam
standar respiratori mengakibatkan hilangnya karbondioksida, karena
karbondioksida dipisahkan lebih cepat diatas normal.
Karena kekurangan karbondioksida, respiratori stimulan, depresi
atau berhentinya respiratori seringkali terjadi. Karena paru-paru merupakan
sumber dari problem, maka tidak dapat berpartisipasi didalam kompensasi
karena itu, paru-paru mencoba untuk meringankan ketidakseimbangan
dengan meningkatkan ekskresi inkarbonat dan dengan menerima lebih
banyak hidrogen.
Respiratori alkalosis = pCO2 rendah disebabkan oleh alveolar
hyperventilation.

Metabolic Acidosis
Metabolic Acidosis adala kekurangan bikarbonat yang proporsional
didalam cairan ekstracellular. Kekurangan tersebut dapat terjadi sebagai
hasil dari peningkatan komponen-komponen asam atau kelebihan
bikarbonat yang berkurang. Paru-paru mencoba mengkatkan ekskresi
karbondioksida dengan meningkatkan standar dan kedalam respirasi. Ginjal
mencoba untuk kompensasi dengan menerima bikarbonat dan dengan
memisahkan lebih banyak hidrogen. Jika tubuh tidak dapat mengatur
keseimbangan normal orang tersebut dapat kehilangan kesadaranya pada
saat metabolik acidosis meningkat dan kematian seringkali terjadi.
Metabolik Acidosis = bikarbonat rendah. Asam yang tidak dapat
menguat digunakan untuk HCO3didalam jumlah yang tidak
proporsional atau HCO3hilang dalam jumlah yang tidak
proporsional.

41

Metabolik Alkalosis
Metabolik Alkalosis adalah kelebihan primer asam karbonat. Ini
mungkin terjadi pada kehilangan asam yang berlebihan atau ingesti
peningkatan basa atau retensi. Tubuh mencoba untuk mengkompensasi
dengan menerima karbondioksida. Respirasi menjadi lamban dan dangkal,
dan periode tidak bernapas mungkin terjadi. Ginjal mencoba untuk
memisahkan potasium dan sodium dengan bikarbonat berlebih dan
menerima hidrogen didalam asam karbonat.
Metabolik alkalosis = Bikarbonat tinggi. Asam yang tidak menguap,
hilang dan tidak digunakan. HCO3diterima dalam jumlah yang
tidak proporsional.

Perawat Sebagai Role Model


Perawat diharapkan menjadi model role pada perilaku self care
(perawatan untuk diri sendiri) yang mengangkat cairan, elektrolit, dan
keseimbangan asam basa harus bertemu pada tujuan-tujuan berikut :
Perawat akan :
Mengevaluasi kegunaan makanan, diuretic, laxatif dan alkohol, dapat
mengidentifikas resiko-resiko potensial pada kesehatan. Mengetahui
situasi resiko tinggi pada keseimbangan cairan dan elektrolit.

Interpretasi
Pathophysiology menjadi dasar penyakit akut dan kronis, trauma dan
memilih intervensi therautic dapat menempatkan pasien pada resiko tinggi
atas ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asan basa. Bila salah satu
keseimbangan tersebut terjadi dapat secara serius mempengaruhi status
kesehatan pasien dan dapat membahayakan jiwa. Dapat diarahkan pada :
Identifikasi pasien-pasien beresiko tinggi pada cairan, elektrolit dan
ketidakseimbangan asam basa.
Penetuan kehadiran ketidakseimbangan fisik.
Penentuan efektivitas rencana perawatan.
Parameter penaksiran termasuk sejarah perawatan dan ekseminasi
perawatan, catatan keluar masuknya cairan, berat harian, dan studi
laboratori.

TABEL 35 5
42

Gangguan Asam Basa : Faktor-faktor etiologi, Karakteristik


dan Intervensi Perawatan
FAKTOR-FAKTOR
ETIOLOGI
Respiratori
Acidosis
(asam
karbonat berlebih)
Pulmonary
Edema
Akut.
Atelectatis.
Pneumothorax,
hemothorax.
Overdosis
obat
pengurang rasa sakit
atau anesthetic.
Posisi pada meja OR
yang mempengaruhi
respirasi
Penahanan cardiac.
Penahanan
pneumonia.
Laryngospasm.
Pengaturan
mekanisme vertilasi
tidak wajar.

KARAKTERISTIK

INTERVENSI
PERAWATAN

Respiratori
Acidosis
Akut :
-Kepala terasa penuh (
menyebabkan
carebrvascular
vasodibtion
dan
peningkatan
aliran
darah
celebral,
khususnya ketika lebih
tinggi dari 60 mm Hg.
- Gangguan mental.
- Ketidaksadaran.
- Sawan.
- Jantung berdebar.
- Ventricular fibrillation
mungkin
tanda
pertama pada pasien
anesthesi
(berhubungan dengan
hyperkalemia)
- ABGS :
pH > 7,35
PaCO2>42mmHg
HCO3- normal atau
meningkat sedikit

Perawatan
diarahkan
pada
perbaikan
;
ukuran-ukuran
pasti
terbagi
dengan
penyebab ventilsi yang
tidak memadai, agentagent
pharmacologic
digunakan
sesuai
indikasi.
Sebagai
contoh, bronchodilator
membantu mengurangi
kekejangan bronchial ;
antibiotic
digunakan
pada
infeksi
respiration.
Hidrasi
yang memadai (2-3 L/
hari) diindikasi untuk
menjaga cairan selaput
mocous
dan
pemindahan
fasilitas
sekresi.
Suplemen
oksigen digunakan bila
diperlukan.
Respirasi
mekanis,
digunakan secara hatihati,
akan
memperbaiki ventilasi
Respiratori
Acidosis paru-paru. Satu yang
harus diingat bahwa
Kronis :
penggunaan respirator
- Lemah.
mekanik yang terlalu
- Sakit kepala
giat
dapat
- ABGS :
menyebabkan ekskresi
PH , 7,35
yang
cepat
dari
PaCO2 > 42 mmHg
karbondioksida
dimana
HCO3
>26 mEq
ginjal
tidak
dapat
(mmol/L)
membuang kelebihan
bikarbonat
dengan
kecepatan
yang
memadai
untuk
mencegah
alkalosis
dan sawan. Dengan

43

alasan
tersebut,
peningkatan
harus
dikurangi
perlahanlahan.
Respiratori
Alkalosis
Rasa cemas yang
berlebihan
( penyebab yang
paling
banyak
ditemui )
Hypoxemio
Demam tinggi
Salicylate
Intoxication
dini
( menstimulasi pusat
respiratori)
Sistem syaraf pusat
luka
melibatkan
pusat respiratori.
Pulmonary Emboli
Thyrotoxicosis
Ventilasi
berlebih
dengan
ventilator
mekanik
Kehamilan ( level
progesterone tinggi
mempersensitif
pusat
respiratori
pada
phisologic)

Metabolik Acidosis
(kekurangan Basa
Bikarbonat)
Kesenjangan anion
normal :
- Diare
- Intestinal fistulas
Ureteroussigmoidost

PaCO2
Rendah
mengakibatkan
cerebral
vasoconstriction
dan
menurunkan
aliran
darah di otak. Tidak
dapat
berkonsentrasi
penurunan
iritasi
kalsium
(kekakuan,
rasa
gatal
dan
circumoral poresthesia,
terjadi bila respiratori
alkalosis
meningkat
cepat).
Sindroma
Hyperventilation
:
Berkeringat.
-Mulut kering
- Pusing dan muntah
- Pandangan kabur
Sawan
dan
kehilangan kesadaran (
mungkin dikarenakan
cerebral
eschemia,
disebabkan
oleh
cerebral
vasoconstriction)
- Berdebar
- Tremuloushess
- ABGS :
pH > 7,45
PaCO2 < 38 mmHg
HCO3- < 22 mEq

Jika kecemasan adalah


penyebab
respiratori
alkalosis, pasien harus
diperingatkan
bahwa
gejala tersebut adalah
sebab dari pernafasan
abnormal.
Beri
petunjuk
kepada
pasien untuk bernafas
lebih perlahan ( untuk
mengakumulasi
karbondioksida)
atau
bernafas dalam sistem
tertutup
(seperti
dengan
kantong
kertas)
itu
dapat
menolong.
Biasanya
obat untuk mengurangi
rasa sakit digunakan
untuk
melegakan
ventilasi pada pasien
yang
mengalami
kecemasan berat (jika
alkalosis cukup untuk
menyebabkan pingsan,
peningkatan
ventilasi
berhenti dan respirasi
akan kembali normal)
Perawatan
untuk
pencegahan respiratori
alkalosis
diarahkan
pada
pembenahan
problem yang menjadi
sebab utama.

- Sakit kepala
-Kegelisahan/
kebimbangan
- Rasa kantuk
-Peningkatan
level
respiratori
dan
kedalaman respiratori

Perawatan
diarahkan
membenahi
atau
membetulkan
kerusakan
metabolis
jika
penyebabpenyebab
problem
adalah
pemenuhan

44

- Hyperalimentation
- Obat-obat yang
diasamkan (seperti
Amonium Klorida)
Renal
Tubular
Acidosis
(RTA)
Kesenjangan anion
tinggi :
-Dabetic
Ketoacidosis
-Kekurangan
ketoacidosis
-Lactic acidosis
- Gagal ginjal
- Ingesti ( seperi
salicylaes, ethylene
glycol,
dan
methanol).

- Pusing-pusing dan
muntah-muntah.
-Peripheral
Vasodilation
-Penurunan
pengeluaran
cardiac
ketika
pH
jatuh
dibawah 7
- ABGS
pH < 7,35
HCO3- < 22mEq
PaCO2 < 38 mmHg
BE negatif

Hyperkalemia
sering
muncul (kecuali dalam
diare,
RTA
dan
penggunaan
acetazolamide).
Metabolik
Yang
berhubungan
Alakalosis
dengan
ionisasi
( Kelebihan Basa kalsium :
Bikarbonat)
Rasa gatal pada jari
Muntah-muntah
Circumoral parenthesia
Kekejangan carpopedal
Hipokalemi
Hiperaldosteronis Otot-otot hipertonik
Respirasi terdepresi
m
Cushings
ABGS :
syndrome
PH : 7,45
Potassium
Bikarbonat > 26 mEq
kehilangan
PaCO2 > 42 mmHg
diuretik
Alkali
ingestion BE positif Hipokalemia
sering muncul
(bicarbonat
Serum Cl lebih rendah
mengandung
dari Na
antasida)
Administrasi
NaHCO3
parenteral pada
cardiopulmonary
resusitasi
Perasaan
lega
tiba-tiba
pada
respiratory
asidosis kronis

clorida yng berlebih,


perawatan
terfpkus
pada
melenyapnya
sumber.
Ketika
diperlukan, bikarbonat
diadministrasi.

Perawatan
ditujuan
kepada pengembalian
kondisi abnormal.
Cl
yang
memadai
harus disuplai ke ginjal
untuk
penyerapan
sodium
dengan
Cl
(memungkinkan
ekskresi
kelebihan
bikarbonat.
Perawatan
juga
meliputi pengembalian
volume cairan normal
dengan cairan NaCl

45

RIWAYAT KEPERAWATAN
Tiap riwayat perawatan komperhensif seharusnya menyangkut
pertanyaan-pertanyaan yang mengijinkan perawat untuk menaksir cairan
pada pasien, elektrolit dan keseimbangan asam basa. Pertanyaanpertanyaan kuestioner juga harus dilakukan dalam indikasi pasien dengan
resiko ketidakseimbangan. Faktor-faktor resiko meliputi :
Pathophysiology menggaris bawahi penyakit akut dan kronis (seperti
diabetes mellitus, kegagalan karena penyumbatan pada jantung dan
kegagalan jantung).
Kehilangan cairan-cairan tubuh secara abnormal (muntah-muntah dan
diare berat atau berkepanjangan, luka berair).
Terapi dengan kecenderungan yang merusak cairan dan keseimbangan
elektrolit (medikasi dengan diuretic dan steroid, perawatan seperti terapi
intravenous dan zat makanan total parenteral).

Pemeriksaan Perawatan
Merheny (1987) merekomendasikan atau menyarankan bahwa
perawat harus memperhatikan parameter-parameter ketika menaksir status
cairan dan elektrolit pasien : bandingkan pengambilan dan keluaran total
dari cairan, volume urin dan konsentrasi urin, pembengkakan kulit dan
lidah, derajat cairan pada rongga mulut, berat badan, rasa haus, air mata
dan air liur, temperatur kulit, rupa kulit wajah, edema, tanda-tanda vital,
leher dan tangan, tekanan verous pusat, dan iritabilitas neuromusovior.
Ketika dicurigai ada ketidakseimbangan pada elektrolit dan karakteristik
dapat membantu penaksiran (lihat tabel 35-4). Tabel 35-7 menghadirkan
atau menjelaskan masing-masing parameter tersebut, temuan-temuan
pada orang dewasa yang sehat, dan temuan-temuan yang berarti.

Mengatur Pengeluaran dan Pemasukan Cairan


Ketika dokter atau perawat memerintahkan bahwa pemasukan dan
pengeluaran cairan harus dipertimbangkan atau ditakar secara terus
menerus, pasien, keluarga pasien, dan semua pemberi perawatan harus
diberitahu takaran tentang semua cairan yang keluar dan masuk tubuh.
Kondisi pasien akan menjelaskan seberapa tepat ukuran-ukuran
pengeluaran dan pemasukan yang ada. Ketaatan pada petunjuk-patunjuk
tersebut akan membantu menyingkirkan kesalahan-kesalahan yang biasa
terjadi dalam takaran pengeluaran dan pemasukan cairan :

Segera pada saat penakaran pengeluaran dan pemasukan diperintahkan


kepada pasien, dan keluarganya diinstruksikan bahwa perawat
membutuhkan catatan mengenai semua cairan yang keluar ke dan dari
tubuh. Penjelasan yang sederhana dari mengapa hal tersebut dilakukan
ditawarkan sama baiknya dengan instruksi yang spesifik tentang
bagaimana pasien dapat membantu untuk tetap menjaga keakuratan
catatannya sebagai pasien pengukuran tersebut akan berlanjut.

46

Pasien yang direncanakan untuk penanganan dan perawat kardex harus


menghubungi atau membicarakan kepada personil perawat tentang
kebutuhan pengukuran atau takaran masuk dan keluarnya cairan. Tanda
ditempatkan didalam kamar pasien dan papan pencatatan pada sisi
tempat tidur mencatat pemasukan dan pengeluaran sangat membantu
untuk mengingatkan perawat dan pasien.
Pemasukan untuk mengingatkan perawat dan pasien

Pemasukan Cairan meliputi :


a. Semua cairan dan makanan yang tetap cair pada suhu kamar
1. Gunakan agenoys designation dari volume spesifik pada makanan
(gelas jus = 90 ml ; susu karton = 240 ml).
2. Ingatkan pasien bahwa meminum air cairan diantara waktu makan
dicatat; gelas atau cangkir yang disediakan dengan ukuran kecil
disamping tempat tidur memudahkan pengukuran yang akurat.
3. Ingat bahwa medikasi cairan atau air masuk bersama pil mungkin
atau dapat meningkatkan pemasukan cairan-cairan pada pasien.
b. Semua cairan-cairan parenteral.
c. Cairan-cairan lain yang diambil ke dalam tubuh ( yang masuk ) : cairancairan subcutanecus, cairan-cairan yang dimasukan kedalam tabung
drainase, cairan-cairan (larutan) edema.

Cairan pengeluaran pasien meliputi :


a. Urin, muntah, diare, keluarnya cairan dari fistulas, luka dan luka
bernanah, dan keluarnya air dari alat-alat penghisap. Alat-alat
pengukur harus sudah tersedia untuk pengukuran yang akurat. Kotak
atau tempat pengumpul urin yang sudah diukur yang dapat cukup
ditempatkan dibawah toilet tersedia untuk pasien yang parah. Urin
yang ada ditempat tidur, muntah yang ada pada baju atau tempat
tidur dan lain-lain, harus diperiksa atau diperkirakan.
b. Berkeringat berat harus ditulis pada catatan pengeluaran, apalagi bila
baju atau sprei tempat tidur basah.
c. Hyperventilation juga harus dicacat pada catatan pengeluaran.

Pengeluaran ataupun masuknya cairan harus diukur atau ditakar sebisa


mungkin, dari pada hanya diperkirakan. Pengukuran pengeluaran
dijelaskan pada bab 33. Kegagalan atau kasalahan pada pencatatan
pengeluaran
atau
pemasukan
pada
saat
pengukuran
akan
mengakibatkan pengukuran tersebut bisa terlupa.
Total pengeluaran dan pemasukan umunya dicatat tiap 8 jam dan ditotal
tiap 24 jam. Pada kesimpulan dari tiap pencatatan tersebut pasien harus
mempertanyakan tentang pemasukan dan pengeluarannya.

47

Berat Harian
Karena banyak sumber pada ketidak akuratan pengukuran
pemasukan dan pengeluaran cairan (pfloum, 1979). Catatan dari berat
pasien dapat menjelaskan gambaran yang lebih akurat pada status
keseimbangan cairan. Garis penuntun dalam pengukuran berat yang akurat
meliputi penimbangan pasien (1) pada waktu yang sama setiap hari,
biasanya dipagi hari sebelum sarapan dan setelah dan siang; (2) dengan
baju yang sama atau mirip; dan (3) atau skala yang sama.

Studi Laboratori
Tes laboratorium sangat membantu dalam menentukan keberadaan
cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basa. Standar tes meliputi ;
Complete Blood Count ( CBC )
Basic screening test adalah penentuan dari total jumlah dari sel-sel
darah merah
( RBC ) dan kualitas hemoglobin dan hematocrit. Nilai-nilai tersebut
meliputii :
Peningkatan nilai hematrocit : ditemukan didalam dehirdrasi dan shock
berat.
Penurunan hematrocit : ditemukan dengan akut kehilangan darah berat
dan dengan reaksi hemolytic
Peningkatan tingkat hemoglobin : ditemukan dalam konsentrasi hemo
pada darah.
Penurunan tingkat hemoglobin : ditemikan dengan berat dan reaksi
hemoltyic.
Serum Elektrolit
Screening test ini dilakukan secara rutin atas ijin rumah sakit yang
menyediakan informasi pada tingkat plasma dari elektrolit terpilih.
Penentuan biasanya dilakukan dengan tingkat plasma pada sodium,
potasium, clorit, dan ion-ion bikarbonat.
Urin dan spesific Gravity
PH urin Spesific Gravity keduanya mungkin diperoleh dengan
pengukuran dipstick dari pada spesimen-spesimen yang sudah tidak dipakai
atau dengan melewati analisa laboratorium. PH urin menggambarkan
kekuatan dari urin sebagai asam lemah atau larutan basa dan ukuranukuran konsentrasi ion-ion hidrogen bebas
Pada urine. Spesific Gravity maksudnya adalah kemampuan ginjal untuk
mengkonsentrasikan urin. Luasnya spesific gravity tergantung pada wilayah
hidrasi dan penggantian dengan volume urin dan isi larutan yang akan
dipisahkan. Luas nilai normal dari 1,003 -1,035.

48

TABEL 35 6
Ketidakseimbangan dihasilkan dari kehilangan cairan tubuh
yang spesifik
CAIRAN YANG HILANG

KETIDAKSEIMBANGAN YANG
TERJADI

Cairan Gastrik

Defisit Volume cairan ekstracellular


Metabolik Alkalosis
Kekurangan sodium
Kekurangan Potasium
Tetanus (juka terjadi metabolik alkalosis)
Kekurangan Magnesium

Cairan Testinal

Defisit volume cairan ekstracellualar


Metabolic Acidosis
Kekurangan sodium
Kekurangan Potasium

Bile ( Empedu )

Kekurangan Sodium
Metabilic Acidosis

Cairan Pancretic

Metabolic Acidosis
Kekurangan Sodium
Kekurangan Kalsium
Kekurangan volume cairan ekstracellular

Keringat

Kekurangan volume cairan ekstracellular


Kekurangan Sodium

Kehilangan air yang tidak Kekurangan Air ( dehirdrasi )


dapat dilihat atau dirasa
Kelebihan Sodium
Exudate Luka

Kekurangan Protein
Kekurangan Sodium
Kekurangan Volume Cairan Ekstracellular

Ascites

Kekurangan
Kekurangan
Pergantian
intersisial
Kekurangan

Protein
Sodium
cairan plasma

ke

cairan

volema cairan ekstracellular

49

TABEL 35 7
Parameter untuk dipertimbangkan dalam pengukuran klinis
untuk cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basa
PARAMETER
PENGUKURAN

PERTIMBANGAN
PERAWATAN

Perbandingan
dari
total
pemasukan
dan
total
pengeluaran
cairan

Catatan
disyahkan oleh
perawat
kepada pasien
yang
sedang
mengalami
atau
pasien
yang potensial
terhadap
problem
air
atau elektolit.
Pemasukan
meluputi
semua cairan
yang
masuk
kedalam tubuh
(cairan-cairan
oral, makanan
yang
berbentuk cair
pada
suhu
kamar, cairancairan
intravenous,
air dan cairan
infusi, cairancairan
subtanenius
diberikan
larutan
enema).
Pengeluaran
meliputi urin,
muntah, diare,
pengeringan
dari
fistulas,
dan
pengeringan
dari
peghisapan
apparatus.

DITEMUKAN
DALAM ORANG
DEWASA
SEHAT
Masuknya
cairan ratarata
sama
dengan
keluarnya
cairan, bila
dirata-rata
diatas 2 3
hari
Luas daerah
cairan yng
masuk dan
hilang 1500
ml 3500
ml ; ratarata masuk
dan
keluarnya
cairan pada
orang
dewasa
kira-kira
200ml / hari
/
Pemgeluara
n
urin
secara
normal
memperkira
kan ingesti
dari cairan ;
air
dan
makanan
dan oksidasi
diseimbang
kan dengan
kehilangan
air
lewat
feces, kulit,
dan proses
respiratori.

TAMBAHANTAMBAHAN YANG
SIGNIFIKAN

Ketika
pemasukan
kurang
dari
total
pengeluaran,
pasien berada
dalam bahaya
kekurangan
volume cairan
Ketika
total
pemasukan
lebih dari total
pengeluaran,
pasien berada
dalam bahaya
kelebihan
volume cairan

50

Volume
dan
konsentrasi
urin

Keringat
dan
pengeringan
dari luka harus
dicacat dan di
perkirakan
Hyperventilati
on
berkepanjanga
n juga harus
dicatat
Ukur
semua
kehilangan
cairan
menurut rute/
jalur.
Gunakan alatalat
yang
sudah diukur
(alat
ukur)
untuk volume
kecil dari urin.
Bila
volume
urin tiap jam
perlu diukur.
Perhitungkan

faktor-faktor
yang
dapat
merubah
pengeluaran
urin :
1. Jumlah
pemasuka
n cairan
2. Kehilangan
lewat kulit,
paru-paru,
dan
gastrointes
tinal.
3. Jumlah
produk
buangan
untuk
ekskresi.
4. Kemampua
n
pengkonse
ntrasian
pada

Pengeluaran
unit normal
adalah
sekitar 1 ml
per kg berat
badan
perjam
(untuk ratarata dewas :
1500 ml/ 24
jam) karena
peningkatan
sekresi
aldosterone
dan ADH.
Luas daerah
spesifik
gravity
adalah dari
1,003-1,035
luas daerah
osmolalitas
urin antara
500 mOsm
dan
800mOsm /
kg (mmol /
kg ).

Volume
urin
rendah dengan
spesifik gravity
tinggi
mengindikasika
n kekurangan
volume cairan.
Volume
urin
tinggi dengan
spesifik gravity
rendah
mengindikasika
n
penyakit
ginjal
Volume
urin
tinggi
mengalibatkan
volume cairan
berlebih.
Volume
urin
meningkat
pada saat /
kondisi cairan
solute
tinggi
termuat,
seperti
diabetes
melitus
dan
demam.
Hypovolemia
menyebabkan
peningkatan
volume
urin
jika
ginjal
berfungsi
normal.

51

Berat tubuh

ginjal.
5. Volume
darah
6. Pengaruhpengaruh
hormonal
(dominann
ya
aldosteron
dan ADH)
Karena
Berat
pasien Variasi
yang
relatif
keitdakakurata harus
cepat
pada
n
sering tetap stabil.
berat
tubuh
terjadi dalam
menggambark
mencatat
an perubahan
pemasukan
dalam volume
dan
cairan tubuh.
pengeluaran,
Kehilangan
berat
tubuh
yang
cepat
dipercaya
pada
berat
sebagai
tubuh
akan
indikator yang
terjadi
bila
lebih akurat.
total
Petunjuk
pemasukan
untuk
cairan kurang
mengukur
dari
total
berat pasien :
pengeluaran
1. Gunakan
cairan.
skala
yang
1. Kehilangan
sama setiap
cepat
2%
kali
total
berat
pengukuran
tubuh
2. Ukur
berat
(TBW)
pada waktu
mengindikas
yang sama
i
setiap hari.
kekurangan
3. Pastikan
volume
pasien
cairan
memakai
ringan.
pakaian
2. Kehilangan
yang sama
cepat
5%
atau sejenis.
TBW
4. Jika pasien
mengindikas
tidak dapat
i
berdiri pada
kekurangan
skala
volume
portable
/
cairan
kecil,
menengah.
gunakan
3. Kehilangan

52

skala tempat
tidur.

cepat
8%
atau
lebih
TBW
mengindikas
ikan
kekurangan
volume
cairan
berat
/
parah.
Pemasukan
secara
cepat
berat
tubuh
akan
terjadi
bila
total
pemasukan
cairan
lebih
besar
dari
pada
total
pengeluaran
cairan.
1. Pemasukan
cepat
2%
TBW
mengindikasi
kan
kelebihan
volume
cairan
ringan.
2. Pemasukan
cepat
5%
TBW
mengindikasi
kan
kelebihan
volume
cairan
menengah.
3. Pemasukan
cepat
8%
atau
lebih
TBW
mengindikasi
kan
kelebihan
volume
cairan
berat
/

53

Elastisitas
Kulit

Turgor Lidah

Air
dan
rongga mulut

Cubit
kulit
pasien di atas
tulang
dada,
paha atu dahi.
Beberapa
orang memilih
untuk
test
turgor

(elastisitas)
pada
anakanak
pad
dareah
di
tengah-tengah
paha.
Turgor
kulit
dapat berbeda
menurut umur,
daerah
zat
gizi,
dan
bahkan
menurut ras.

Tidak seperti
turgor
kulit,
turgor
lidah
tidak
terpengaruh
pada
umur
tertentu.
Ditemukan
pada
orang
dewasa yang
sehat.
Lidah berkerut
memanjang
Mulut
kering
mungkin

Cubutan

pada
kulit
akan
langsung
kembali ke
posisi
normal jika
dilepaskan.
Penguranga
n elastisitas
kulit
biasa
terjadi pada
pasienpasien yang
lebih
tua
(berumur
lebih
dari

55-60
tahun)
dikarenakan
penurunan
dalam
elastisitas
kulit primer.

Selaput

lendir basah

parah.
4.
Pada
seseorang
yang
mengalami
kekurangan
volume cairan,
kembalinya
kulit
keposisi
normal setelah
cubitan dilepas
lebih
perlahan ; kulit
mungkin tetap
terangkat
untuk
beberapa
detik.
Kurang
gizi
berat (parah),
khususnya
pada
bayi
dapat
mengakibatkan
depresi turgor
kulit walaupun
tanpa
kekosongan
atau
kekurangan
cairan.
Pada
orang
mengalami
kekurangan
lidah, mereka
mengalami
kerutan
memanjang
dan
lidahnya
lebih kecil.
Kelebihan
sodium
menyebabkan
lidah kelihatan
merah
dan
lengkap.
Kekeringan
pada
selaput
54

Air mata dan


ludah

Warna
kulit
dan suhu kulit

dikarenakan
kekurangan
volumeCairan
atau
pernafasan
lewat mulut.
Jika ragu-ragu
perawat harus
memasukkan
jarinya
pada
rongga mulut
dan
rasakan
selaput antara
pipi dan gusi ;
kekeringan
pada
dareah
tersebut
mengindikasik
an kekurangan
volume cairan.

pada rongga
mulut.

Air
mata
dan
air
ludah
menurun
secar
normal
menurut
umur

atau membran
dimana
pipi
dan
gusi
bertemu
mengindikasika
n kekurangan
volume cairan.
Selaput lendir
yang
lengket
yang
kering
diidentifikasika
n
didalam
kelebihan
sodium.

Ketiadaan
air
mata dan air
ludah
pada
anak
merupakan
tanda
dari
kekurangan
volume. Cairan
hal itu menjadi
lebih
jelas
dengan
hilagnya cairan
5% dari berat
tubuh.
Metabolic
Acidosis
menyebabkan
tubuh hangat,
kulit
panas
(dikarenakan
peripheral
vasodilation).
Kekurangan
volume cairan
yang
parah
menyebabkan
kulit pucat dan
dingin
(dikarenakan

55

Raut Wajah

Edema

(Akumulasi
yang berlebih
pada
cairan
intersisial)

Pitting

(berlubang)
edema
(fenomena
yang
dibuktikan
mengenakan
daerah
edemataus
dengan
satu
jari
dan
melepaskanya
dan
bekas
tekanan
jari
tersebut tetap
tinggal)
mungkin
diindikasikan
dengan
menggunakan
tanda-tanda
plus
untuk
mengindikasik
an jumlah /
besarnya
daerah (range)
dari
+
1

Tidak
ada
ederma

vasoconstristio
n,
dimana
terjadi
untuk
mengganti
/
mengkompens
asi
hypovalemia).
Kekurangan
volume. Cairan
10% dari berat
badan
menyebabkan
penurunan
tekanan
intravaskular
yang
mengakibatkan
mata kelihatan
cekung
dan
terasa lembut
waktu
menyentuh.
Secara
klinis
edema
tidak
biasanya
terlihat
/
tampak
pada
orang dewasa
sampai retensi
5 lb 10 lb
kelebihan
cairan terjadi.
Pitting
(berlubang)
edema
tidak
dapat menjadi
bukti
sampai
sekurangnya
10%
peningkatan
berat
badan
terjadi.
Formasi
dari
edema
mungkin dapat
dialokasikan
(seperti
thrombophlebit
is)
atau

56

Suhu Tubuh

(dipersepsikan
ederma)
sampai + 4
(ederma
parah)
Pengukuran
bagian tubuh
dengan
pita
milimeter,
pada
daerah
yang
sama
setiap
hari,
adalah metode
yang
lebih
pasti
untuk
pengukuran.
Kelebihan
cairan
intersisial
dapat
menimbun
lebih
banyak
didalam
extremitas
yang
lebih
rendah
dari
pasien
ambulatori dan
didalam
daerah
presakal
pasien
yang
berbaring
Kehadiran
periorbital
(disekitar
mata) ederma
atau
pedal
edema harus
segera dilihat /
dicari ederma
dibagian
lain
tubuh.
Karena

demam
meningkatkan
hilangnya
cairan-cairan
tubuh, penting

Temparatur
bascline
diurnal
variations

digeneralisasik
an
(seperti
dalam
kegagalan
jantung,
cirrhoss
liver,
atu
sindroma
nephrotic
adalah
merupakan
hasil
dari
retensi sodium.
Tidak
akan
terjadi/
tidak
ada
perihal
edema dengan
hanya retensi
air
saja
(seperti terjadi
dengan sekresi
berlebih ADH).
Lagi pula ada
daerah
bengkak
cellular
yang
dapat dideteksi
dengan
menekan satu
jam
diatas
sterum (tulang
dada)
dan
meninggalkan
jejak jari.

Ada kenaikan
suhu
tubuh
dalam
hypermatremia
(dehirdrasi)
mungkin

57

bahwa
peningkatan/
naiknya suhu
dideteksi
secara dini dan
intervensi
yang
seharusnya
dilakukan.
Suhu
tubuh
dan
tandatanda
vital
lainya
harus
ditetapkan
pada
pertimbangan
perawat.

berhubungan
dengan
kekurangan/
ketiadaan/
tidak
tersedianya
cairan
untuk
berkeringat.
Juga dehirdrasi
mempunyai
efek langsung
pada
hypothlamus.
Ada penurunan
pada
suhu
tubuh
dalam
kekurangan
volume. Cairan
bila
tidak
terkomplikasi
oleh
infeksi
(mungkin
merupakan
hasil
dari
penurunan
metabolisme.
Demam
meningkatkan
hilangnya
cairan-cairan
tubuh.
1. Peningkatan
metabolisme
menghasilka
n
lebih
banyak
limbah
metabolic
dan
peningkatan
urin.
2. Demam juga
menyebabka
n hyperpnea,
(peningkatan
pernapasan
yang terjadi/
hasilnya
pada

58

Nadi

Standar
nadi
baselme
(normal), ritme
normal
dan
volume normal.

hilangnya
uap
air
ekstra
melalui paruparu).
Kenaikan
temperatur
antara
meningkatkan
kebutuhan
cairan
dalam
24
jam
sekurangnya
500ml,
dan
suhu
diatas
103
meningkatkan
kebutuhan
cairan
sekurangnya
1000 ml.
Tochycardia
biasanya
merupakan
tanda
paling
dini
dari
penurunan
volume
vascular
dihubungkan
dengan defisit
volume cairan
hal
tersebut
mungkin juga
dapat
dihubungkan
dengan
kekurangan
magnesium
atau potasium.
Kelebihan
magnesium
atau potasium
dapat
menyebabkan
penurunan
kecepatan/tem
po jantung.
Denyut
nadi

59

Respirasi

Standar
nadi
baseline
(normal), ritme
normal
dan
volume normal.

yang
tidak
biasa
juga
terjadi dengan
ketidakseimba
ngan potasium
dan
kekurangan
magnesium.
Volume
nadi
menurun
dalam
kekurangan /
defisit volume
cairan
dan
meningkat
dalam
kelebihan
volume. Cairan
Respirasi yang
dalam,
dan
cepat mungkin
merupakan
mekanisme
kompensasi
untuk
metabolic
acidosis
atau
kegagalan
primer
yang
menyebabkan
respiratori
alkalosis.
Resperasi yang
lambat
dan
dangkal
mungkin
merupakan
mekanisme
kompensasi
pada metabolic
alkalosis atau
kegagalan
primer
penyebab
respiratori
acidosis.
Rasa
atau

lemah

60

Tekanan
Darah

Kapanpun ketidak Tekanan darah


seimbangan
normal
cairan
dicurigai,
periksa
tekanan
darah pada saat
pasien berbaring
duduk
dan
berdiri.

kelumpuhan
otot-otot
respiratori
terjadi
pada
hypo
atau
hyperkalemia
yang
parah,
dan
pada
kelebihan
magnesium
parah.
Berkumpulnya
air,
diluar
penyakit
cardiopulmona
ry,
mengindikasika
n
kelebihan
volume cairan.
Jatuhnya
tekanan
melampaui 10
mm Hg pada
saat berbaring
keposisi duduk
atau
berdiri
(postural
hypotensi)
biasanya
mengindikasika
n kekurangan
volume cairan.
Hypotension
dapat
terjadi
dengan
kelebihan
magnesium
(terjadi
pertama pada
level 3 mEq5mEq/liter
atau
1,5
mmol-2,5
mmol / liter).
Hypotention
dapat
terjadi
dengan
kekurangan
magnesium

61

Pembuluh

darah
leher
(tekanan
venous pusat)

Pembuluh

darah
leher
menyediakan
built
in
marometer
untuk
perubahan

perubahan
yang
mengikuti
dalam tekanan
venous pusat
(CVP).
Untuk
mengistimasik
an
tekanan
venous pusat,
perawat :
1. Posisikan
pasien
dengan
posisi
flowers
(kepala
tempat
tidur
diangkat
sampai 30-
45 derajat).
2. Buka
baju
pasien yang
memadai
yang
mehalangi
leher
atau
dada atas.
3. Sediakan
penerangan
yang
memadai
untuk
melihat
efektivitas
pembuluh
darah leher
pada setiap

dan
dengan
kelebihan
volume cairan.
Normalnya,
Cup
rendah
ketika
mungkin dapat
pasien
mengindikasika
telentang,
n.
pembuluh
1. Penurunan
darah leher
volume
eksternal
darah.
mengisi
2. Obat
batas
penyebab
anterior dari
vasocilation
otot
(menyebabk
sternocledo
an
pooling
mastoid.
pada darah
Pada pasien
didalam
dengan
pembuluh
posisi duduk
darah
45,
peripheral)
pembengka Cup
tinggi
kan venous
mungkin dapat
secara
mengindikasika
normal
n
tidak
1. Peningkatan
meluas
volume
lebih dari 2
darah.
cm. Diatas
2. Kegagalan
sudut
jantung.
sternal.
3. Vasoconstri
Tekanan
ction.
diatrium
kanan
biasanya 0
cm 4 cm
air
;
tekanan
pada vena
cava
kirakira 4 cm
11 cm air.

62

sisi leher.

Iritabilitas
Neuromuscular

4. Ukur level /
tingkat
dimana
pembuluh
darah
membesar
atau diatas
level
manubrium.
Perkiraan yang
lebih
akurat
dari
volume.
Darah
dapat
dicapai dengan
mengukur
tekanan
venous pusat
dengan
manometer
atau
dengan
pengawasan
hemodynamik
dengan
alat
dapat
mengukur
tekanan pada
dua sisi dari
jantung.
Ketika

ketidakseimba
ngan
pada
kalsium,
magnesium
dan
sodium
dicurigai,
penting untuk
menaksir
peningkatan
atau
penurunan
iritabilitas
neoumuscular
pada pasien.
Otot
yang
sedang ditest
seharusny
perlahan-lahan

Untuk

mengetes
tanda-tanda
trousseau,
tempatkan
alat tekanan
darah pada
lengan dan
pompa
diatas
tekanan
sysbolic
selama
3
menit
(respon
negatif)
Untuk

mengetes
tanda

(chuostekssign
)
pasien
dengan
hypokalemia
atau
hypomagnese
mia
akan
memberi
respon positif
dengan
sentakan
unilateral pada
otot-otot
muka,
termasuk mata
dan bibr.
(Troosscau
sign)
respon
positif

63

mengencang
pada
pasien
harus santai.
Refleksi
biasanya
termasuk pada
skala 0 - +4
0
=
tanpa
reaksi
1+=
kadang
mengecil
tetapi ada
2+= normal
3+=
lebih
cepat
dari
rata-rata
4+=
hyperactive.

chvostele,
syaraf muka
harus
diketuk
kira-kira 2
cm anterior
sampai
carlove
(respon
negatif).

merupakan
perkembangan
dari
kekejangan
carpal.
Reflek
yang
dalam
pada
otot
munglin
hypoactive
pada kehadiran
hyperkalemia,
hypermagnese
mia,
hypokalemia,
dan acidosis.

Gas Gas Darah Arteri


Gas-gas darah arteri dimaksudkan untuk mencapai kecukupan
oksigenasi dan ventilasi dan untuk menentukan status asam basa. Analisa
gas darah menyediakan nilai-nilai dari pH, pCO 2, HCO3-, pO2 dan saturasi
(penjenuhan oksigen) oksigen.
1. Menentukan apakah pH alkalotic (> 7,45) atau acidosis (< 7,35)
2. Berikutnya
periksa
pCO2
(parameter
respiratori)
dan
HCO3(parameter metabolik) untuk mengidentifikasikan penyebab perubahan
pH.
Acidosis
disebabkan
oleh
level
karbon
dioksida
tinggi
(hypoventilation) atau level bicarbonat rendah. Alkalosisi disebabkan
oleh level karbondioksida rendah (hyperventilation) atau level bikarbonat
tinggi.
a. Dalam ketidakseimbangan asam basa respiratori, nilai-nilai pH dan
tidak normal.
b. Dalam ketidakseimbangan asam basa metabolik, nilai-nilai pH dan
HCO3- keduanya tinggi atau keduanya rendah.
Respiratory Acidosis
Metabolic Acidosis
Respiratory Alkalosis
Metabolic Alkalosis

PH
PH < 7,35
PH
PH < 7,35
PH
PH > 7,35
PH
PH > 7,35

PCO2
PCO2 normal
PCO2
PCO2 normal

HCO3normal
HCO3HCO3- normal
HCO3-

3. Menentukan apakah tubuh berkompensasi pada perubahan pH

64

Diagnosa
Ketika interpretasi data menunjukan problem-problem pada cairan
dan elektrolit dapat diperbaiki pada terapi perawatan yang mereka terima
satu dari label diagnosa ini :
Perubahan dalam volume cairan : meningkat
Perubahan dalam volume cairan : kekurangan aktual
Perubahan dalam volume cairan: kekurangan,
potensial/resiko
Kelebihan volume cairan mungkin merupakan hasil dari penungkatan
yang besar dari penerimaan / pemasukan cairan, atau lebih sering dari
penurunan ekskresi seprti terjadi dalam penyakit ginjal progresiv dan
dengan kanker. Kekurangan volume cairan mungkin merupakan hasil dari
penurunan pemasukan cairan, peningkatan ekskresi cairan, penggantian /
perputaran cairan, dan dari kebutuhan khusus untuk cairan dan elektrolit
oleh latihan strenous, udara panas atau kekeringan, dan kondisi yang dapat
meningkat standar metabolic (demam). Tabel 35 8 menyajikan faktorfaktor yang mengkontribusi dan karakteristik dari diagnosa tersebut.
Analisa perawat pada intrepretasi data mungkin juga mengarah
kediagnosa atas spesifik elektrolit atau gangguan asam basa yang disebut
problem-problem kolaburatif (bersama) karena mereka meminta intervensi
gabungan dengan perawatan dan pengobatan (lihat tabel 35-4 dan 35-5).
Gangguan pada cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basa mungkin
memperlihatkan banyak daerah lain dari fungsi manusia,seperti :
Aktifitas yang tidak dapat ditoleran berhubungan dengan dysnea.
Kecemasan sehubungan dengan pulmonary edema.
Ketidak efektifan dalam bernafas sehubungan dengan mekanisme
kompensasi oleh paru-paru (hypo atau hyperventilation).
Penurunan pengeluaran cardiac sehubungan dengan penurunan
volume darah, shock
Perubahan kenyamanan sehubungan dengan restricsi cairan, odema
potensial pada luka sehubungan dengan iritabilitas neuromuscullar,
cardiac arrhythmia.
Perubahan selaput lendir mulut sehubungan dengan dehidrasi.
Gangguan integritas kulit sehubungan dengan dehidrasi edema.
Perubahan proses berpikir sehubungan dengan cerebral (otak)
edema, kebingungan / disorientasi mental
Perubahan pola eliminasi urin sehubungan dengan penurunan perfusi
ginjal, penurunan volume plasma.

65

TABEL 35 - 8
Diagnosa Keperawatan untuk Problem Umum Cairan dan
Elektrolit
DIAGNOSA
Kelebihan
Volume Cairan

FAKTOR-FAKTOR
ETIOLOGI DAN
KONTRIBUSI
Faktor-faktor
patofisiologi :
Kegagalan ginjal
Penurunan
cardiac
output
Penyakit ginjal
Akumulasi
cairan
abnormal
Problem-problem
hormonal

CONTOH
KARAKTERISTIK
Contoh karakteristik ;
Saya
merasa
cincin
kawin
saya
menjadi
sempit, juga pakaian
saya tidak cukup lagi
seperti dulu, saya juga
merasa berat badan saya
bertambah
Laporan
dyspnoe
dengan rasa lemah
dan lelah
Adanya pitting edema
pada kaki, sendi kaki
dan kaki bawah
Kulitkencang
dan
mengkilap
Pembengkakan venous
leher

Faktor-faktor situasi
Karakteristik :
Infus intra vena yang Gerakan
nadi
berlebih
meningkat
dari
baseline
(garis
normal).
Respirasi yang dangkal
dan respirasi cepat.
Tekanan
darah
meningkat.
Faktor-faktor Nutrisi : Karakteristik :
pemasukan
sodium Penambahan
berat
berlebih,
pemasukan
badan 10 lb (4-5 kg)
protein rendah.
dari bulan lalu.
Pemasukan
cairan
lebih
besar
dari
pengeluaran.

66


Kekurangan
Volume Cairan

Penurunan pemasukan
cairan : dikenakan /
terkena restriksi cairan,
ketidakmampuan untuk
menelan
cairan
(debilitasi, sakit pada
mulut ), depresi.

Kehilangan
cairan
abnormal
:
muntah;
diare;
drainase
abnormal;
enemas;
diurentik;
kehilangan
darah;
diaphorosis;
terbakar.

Peningkatan kebutuhan
akan cairan : latihanlatihan sternous, udara
panas
ekstrem
atau
kekeringan,
demam
(peningkatan
tingkat
metabolic).

Saya
rasakan
/
merasa bengkak.
Karakteristik :
Setelah saya flu saya
merasa lemah dan
tidak dapat bergerak
dari
tempat
tidur
saya merasakan hal
itu selama dua hari.
Peningkatan
denyut
nadi dan respirasi.
Lendir mulut kering,
bibir
rusak,
lidah
berkerut.
Pengeluaran
urin
jarang.
Karakteristik :
Saya merasa setiap
saat.
Saya muntah-muntah
dan diare berkali-kali
setiap hari.
Kehilangan berat : 5 lb
(2-3 kg)
Pengeluaran
cairan
lebih
besar
dari
pemasukan.
Pembuluh darah leher
hilang
pada
saat
berbaring lurus.
Penurunan
turgor
(elastisitas) kulit.
Karakteristik :
Kulit
hangat untuk
menyentuh, berair dan
panas.
Peningkatan suhu :
denyut nadi, respirasi.
Penurunan
tekanan
darah.

67

Planning
Tujuan (Keberhasilan ) Pasien
Tindakan perawatan untuk setiap pasien didukung oleh tujuan
pasien dibawah ini : pasien dewasa yang sehat akan :
Mengatur keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran cairan
(rata-rata sekitar 2500 ml masuknya cairan dan pengeluaran dalam 3
hari).
Mengatur spesific gravity urin dalam daerah normal (1,010 1,025 ).
Mempelajari
perilaku
perawatan
diri
sendiri
untuk
menjaga
keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa mengatur
pemasukan yang memadai dari cairan dan elektrolit; memberi respon
atas tanda-tanda tubuh dari ketidakseimbangan cairan; elektrolit atau
asam basa yang mengancam.
Bila ketidakseimbangan terjadi, pasien akan menceritakan
gejala gejala setelah implementasi dari perawatan ( 1 bulan setelah
penurunan pemasukan sodium pasien melaporkan kehilangan berat 4 lb
( 1,8 kg ).

Implementing
Intervensi perawatan untuk mencegah dan membenahi
ketidakseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa meliputi modifikasi
ransum, modifikasi pemasukan cairan, administrasi medikasi, terapi
intravenous, darah dan penggantian produk darah dan nutrisi parenteral
total.

Mencegah Ketidakseimbangan Cairan


Pemasukan cairan yang memadai dan keseimbangan yang baik,
makanan yang bergizi dengan penyesuaian yang wajar lingkaran tidur,
adalah hal-hal yang penting mendasar untuk meningkatkan keseimbangan
cairan. Hal-hal dibawah ini merupakan hal-hal dasar yang dibutuhkan
perawat
sehingga
pertimbangan
untuk
membantu
mencegah
ketidakseimbangan cairan :
Terbiasa dengan hal-hal umum dalam kehidupan sehari-hari yang
mengarah pada ketidakseimbangan cairan, dan amati pasien baik-baik.
Catat masuknya makanan dan cairan pada pasien, dan pelajari makanan
dan minumam yang disukai. Pelajari apakah pasien menggunakan /
memakan
makanan
yang
disukai
yang
mengarah
kepada
ketidakseimbangan.
Catat apakah ada rasa haus yang berlebih atau apakah pasien
merasakan sedikit rasa haus atau tidak haus. Rasa haus adalah sensasi
subyektif dan faktor penting dalam mencapai pemasukan air dan

68

pengeluaran air melewati ginjal. Rasa haus sedikit sekali dimengerti,


meskipun faktor-faktor psyuchologic dan physiologi keduanya terlibat.
Waspada akan kehilangan cairan berlebih dari tibih, dan coba untuk
mencegah kehilangan` bila mungkin. Muntah-muntah, respirasi jamak,
diare, luka berair, dan output urin berlebih, sebagai contoh mungkin
dapat menyebabkan kehilangan yang berlebih.
Pertimbangkan cara-cara atas daerah pasien mungkin mengarah kepada
ketidakseimbangan.
Sebagai
contoh
banyak
obat-obat
yang
menstimulasi formasi urin meningkatkan pembuangan potasium. Jika
suplemen-suplemen makan mengandung potasium tinggi maka tidak
dimasukkan / disertakan kedalam ransum atau jika terapi obat tidak
dimulai, hypokalemia seringkali muncul. Adrenocorticosteroid dapat
mengarah pada retensi sodium dan air, dan ekskresi potasium yang
berlebih.
Pelajari apakah pasien telah dapat merawat dirinya sendiri dan, dapat
terjadi ketidakseimbangan cairan. Praktek-praktek yang biasanya
mengancam keseimbangan cairan meliputi penggunaan enemas,
laxative, antacid, dan penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan
urinasi.
Pertimbangkan kondisi yang menyebabkan efek-efek merusak tubuh
yang mengancam ketidakseimbangan cairan. Contohnya adalah
immobilisasi, trauma, luka bakar, prosedur-prosedur pembedahan dan
tempat-tempat yang tidak terlindungi dari racun.
Mengajari pasien untuk mengamati ketidakseimbangan cairan dan
melaporkan ketidakseimbangan tersebut dengan segera. Contohnya
adala, penurunan dan penmbahan berat badan dengan cepat; jari-jari,
kaki dan persendian bengkak; kelopak mata yang sering berkedip;
kelemahan otot; perubahan pada kondisi kulit; produksi urin yang jarang
atau bahkan sangat berlimpah.
Bantu pasien dan keluarganya untuk mengerti apa arti pengaturan
keseimbangan cairan dan mencegah ketidakseimbangan yang terjadi.

Mengembangkan Perencanaan Diet (makanan)


Perubahan diet yang sederhana dapat membantu mengatasi
gangguan pada cairan dan elektrolit. Setelah melakukan penetapan gizi
(nutrisi) dalam mengidentifikasi ketidakseimbangan aktual / potensial dan
kecocokan makanan, perawat dapat melakukan inisiasi pengajaran. Sangat
penting untuk melibatkan pasien dan orang yang menyiapkan makanan
didalam pengembangan perencanaan nutriasi.
Perencanaan harus melputi makanan yang akan membantu
mengatasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan dapat diterima oleh
pasien. Sebagai contoh, untuk kekurangan volume cairan, tingkatkan
makanan-makanan dengan kandungan air tinggi (jeruk sitrun,melon,daun
bawang) ; Hypokalemia, tingkatkan makanan dengan kandungan potasium
tinggi (pisang, jeruk sitrun, apricot, melon, kembang kol, kentang) ;
pypernatremia, hindarkan makanan-makanan bersodium tinggi (keju,

69

daging, sup kalengan dan sayur-sayur, makanan ringan bergaram/ asin) ;;


jangan menggunakan garam meja.
Pada saat pemberian bahan makanan, pasien harus dapat
mengidentifikasi nama yang dapat bebas dimakan atau mana yang harus
dibatasi, begitu pula yang harus dihindari. Baik pasien maupun orang yang
bertanggungjawab menyiapkan makanan harus dapat mengerti 24 jam
perencanaan makanan digabungkan dengan modivikasi yang disarankan.

Modifikasi Pemasukan Cairan


Berdasarkan pada ketidakseimbangan cairan atau elektrolit yang
alami, cairan-cairan pasien mungkin perlu untuk ditingkatkan, diturunkan
atau dimodifikasi kedalam tipe-tipe ingesti cairan-cairan.
Perawat bertanggungjawab untuk :
Mengidentfikasi modifikasi cairan [dengan penyakit-penyakit yang pasti,
dokter dapat memerintahkan pemberian cairan dengan segera
(membatasi caran 1000 ml / hari)].
Menentukan jika pasien (1) mengerti maksud daripada modifikasi cairan,
(2) termodifikasi untuk taat pada modifikasi cairan yang diberikan dan
(3) mempunyai kemampuan untuk melaksanakannya (pasien yang tidak
dapat bangun dari tempat tidurnya yang memerlukan peningkatan
pemasukannya tidak dapat melakukanya sendiri).
Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana perawatan
berdasarkan informasi diatas. Sebagai contoh, tiga pasien yang
mempunyai tendensi yang sama untuk menerima cairan mungkin
membutuhkan perawatan yang sangat berbeda. Pasien pertama orang
tidak pernah mempelajari bahwa minuman yang bersodium tinggi yang
sering diminumnya itu berpengaruh pada problemnya. Satu sesion
pengajaran mungkin cukup untuk mengatasi ketidakseimbangan cairan
pasien tersebut. Pasien kedua mempunyai sedikit pengetahuan
mengenai perilaku merawat diri sendiri. Pasien ini tidak memerlukan lagi
pengajaran lebih lanjut. Waktu perawatan akan sangat bermanfaat untuk
konseling dan mengungkap mengapa pasien gagal untuk mentaati
regime (daerah) perawatan. Pelaksanaan mungkin kurang bermanfaat
sampai pasien dapat menghargai modifikasi cairan yang diberikan.
Akhirnya, pasien ketiga adalah wanita tua yang kondisinya lemah
dengan pneumonia dan mempunyai sejarah kegagalan jantung congestiv
yang bergantung kepada staff-staff perawat. Pemsukan cairanya akan
ditentukan oleh pemberian cairan yang dilakukan oleh staff perawat.
Peningkatan Cairan-cairan
Rata-rata pemasukan cairan diatas dimaksudkan untuk pasien
tertentu. Perencanaan perawatan harus dispesifikasikan (1) jumlah cairan
yang harus diingesti dahulu dalam 24 jam (untuk pasien dirumah sakit
penggantian total akan sangat membantu, contoh 7-3 : 1200 ml, 3 11 :
900 ml, 11 7 : 300 ml), dan (2) kesukaan akan makanan pada pasien.
70

Cairan-cairan harus dipilih yang menyediakan kalori dan elektrolit yang


dibutuhkan oleh pasien.

Beragam tekhnik direkomendasikan untuk membantu pasien


menerima cairan lebih dari jumlah rata-rata :
Jelaskan kepada pasien dengan bahasa yang pasien mengerti, tujuan /
maksud spesifik dari penerimaan cairan dengan jumlah yang
diperintahkan setiap harinya. Ini membantu meningkatkan motivasi dan
lebih berarti dari pada hanya mengatakan kepada pasien untuk
meningkatkan penerimaan atau pemasukan cairanya.
Siapkan tujuan-tujuan interim dan jangka panjang dengan pasien.
contoh : meliputi / termasuk satu gelas air tiap jam, minimum tertentu
diminum pada saat program TV selesai, atau satu kendi air pada waktu
makan siang. Sebagaian besar akan mencoba melaksanakan tujuantujuan yang penyiapanya mereka bantu, Walaupun pada saat itu mereka
tidak merasa haus.
Rencanakan untuk memberi lebih banyak cairan dalam jumlah yang
proporsional selama jam-jam pertama dari pasien bangun tidur. Pasien
biasanya mau menerima cairan relatif lebih mudah setelah menerima
sedikit / tidak sama sekali cairan selama waktu tidur.
Coba untuk menghindarkan pemberian cairan dalam jumlah yang besar
sebelum tidur. Ini membantu mencegah gangguan pada saat istirahat
karena pasien butuh buang air kecil.
Usahakan sedapat mungkin untuk memperbanyak keragaman cairan
agar penerimaan cairan dalam jumlah besar tidak membosankan dan
nyaman. Jika pasien tidak menyukai penerimaan cairan (biasa terjadi
pada anak-anak) atau mengalami kesulitan menelan, berikan jelli, es
lilin, air es, atau apa saja yang mungkin disukai oleh anak-anak.
Jaga kesediaan dan keberadaan cairan untuk pasien. Tidak
menyenangkan saat melihat perawat yang tidak mampu menjaga atau
menjamin agar tubuh pasien keberadaan cairan selalu dapat terpenuhi.
Contohnya seperti, termos yang tidak terisi air, gelas kosong, termos
yang penuh terisi air diluar jangkauan, atau termos yang terlalu berat
untuk diangkat.
Sajikan cairan pada temperatur yang wajar. Contoh, pasien menyukai
meminum cairan yang dingin oleh es, dan kopi dan the bila cairan
hangat atau panas.
Gunakan gelas atau mug yang bersih dan atraktif untuk membantu
keinginan pasien untuk meminum cairannya.
Biarakan pasien membantu menyimpan catatan tentang penerimaan
cairan bila mungkin. Hal ini seringkali membntu memotifasi pasien untuk
meningkatkan penerimaan cairan.
Berikan dorongan, pengertian, dan motivasi, karena pemaksaan dalam
penerimaan cairan kepada pasien yang sedang tidak merasa haus akan
sangat tidak menyenangkan.

71

Meningkatkan peningkatan cairan pada pasien merupakan salah


satu yang paling biasa dilakukan pada obyektivitas perawatan. Seringkali,
kreativitas dan pertimbangan pasien oleh perawat sangat perlu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Cairan-cairan juga dapat diganti dengan
nasogastric, gastronomy, atau jejunastomy tubes.

Cairan-cairan Yang Dibatasi


Membatasi pemasukan cairan pasien kadang kala diperlukan.
Biasanya perintah tersebut dibaca restrict fluids, dan indikasi jumlah
cairan yang harus diterima pasien pada setiap periode 24 jam. Bermacammacam teknik direkomendasikan untuk membantu pasien yang dibatasi
pemasukan cairannya :
Jelaskan kepada pasien, dengan bahasa yang mudah dimengerti, tujuan
spesifik penerimaan sejumlah cairan setiap hari yang diperintahkan /
diperuntukan baginya.
Hal tersebut seringkali membantu meningkatkan motivasi pasien dan
lebih berguna bagi pasien dari pada hanya mengatakan kepada pasien
untuk membatasi jumlah pemasukan cairannya.
Luangkan waktu bersama pasien pada saat cairan-cairan disajikan.
Biasanya waktu yang paling baik untuk memberikan adalah antara
waktu-waktu makan, karena makanan seringkali membantu untuk
menciptakan rasa haus.
Buat tujuan-tujuan jangka pendek atau interim untuk memberikan
cairan pada satu jam atau dua jam interval bila hal tersebut dapat
membantu bila pasien dapat bekerja sama.
Gunakan gelas-gelas dengan ukuran kecil atau menggunakan cangkir
sehingga kontainer kelihatan berisi banyak cairan dari sebenarnya.
Penggunaan kontainer yang besar yang hanya berisi setengahnya akan
kelihatan sedikit daripada yang sebenarnya.
Sediakan atau adakan pembersihan mulut pada interval yang cukup
sehingga mulut pasien tetap bersih. Gosok bibirnya dan selaput air bila
pasien mau berjanji tidak menelannya.
Hindarkan pemberian makanan dan minuman yang kering, asin, atau
manis kepada pasien, karena hal tersebut dapat meningkatkan rasa
haus.
Hindarkan pemberian permen atau permen karet kepada pasien. Hal
tersebut seringkali dipikir dapat mengurangi rasa haus dengan
menstimulasi saliva. Kandungan gula meningkatkan tonicitas mulut dan
menarik atau mengeluarkan cairan-cairan ke selaput-selaput mulut
untuk sementara. Setelah sekitar 15 sampai 30 menit, selaput-selaput
tersebut bahkan lebih kering dari pada sebelumnya. Permen karet tanpa
gula mungkin dapat diberikan kepada pasien tertentu.
Mengalihkan pasien dari rasa haus dengan mengikutkan mereka
kedalam beragam aktivitas pada tingkat dimana pasien dapat
berpastisipasi.

72

Menjaga cairan-cairan yang bukan diperuntukkan bagi pasien jauh dari


pandangan.
Biarkan pasien membantu menyimpan catatan pemasukan cairannya
sendiri bila memungkinkan. Hal tersebut dapat memotivasi pasien untuk
membatasi pemasukan cairannya.
Berikan dorongan, pengertian dan motivasi sebab pembatasan
pemasukan cairan pada orang merasa haus sangat tidak menyenangkan

ADMINISTRASI MEDIKASI
Pasien dengan ketidakseimbangan cairan, elektrolit dan asambasa seringkali meminta medikasi sebagai bagian dari terapi. Perawat harus
dapat menjelaskan efek-efek terapi dari persiapan mineral elektrolit dan
diuretic sebaik menjelaskan tentang bahaya dari efek-efek yang kurang baik
pada medikasi yang lain seperti penggantian / penempatan steroid dan
hormonal.

Persiapan Mineral Elektrolit


Persiapan mineral elektrolit seringkali diberikan untuk
ketidakseimbangan elektrolit. Tanggung jawab perawatan

membenahi
meliputi :
Administrasi yang akurat yang berpegang kepada aturan aturan
pembuatnya (mengurangi oral potasium suplemen untuk menghilngkan
rasa yang tidak menyenangkan dan menurunkan iritasi gastric; awasi
gas gas darah arteri pada peningkatan Ph tiap 50 mEq sampai 100 mEq
sodium bikarbonat untuk menghindari perlakuan yang berlebih dan
metabolic alkalosis).
Kenali efek-efek terapi yang bukan pada tempatnya dan evaluasi
(dengan magnesium sulfat. Lihat penurunan kurang istirahat dan iritasi,
Penurunan getaran pada otot, dan pengontrolan sawan).
Mengobservasi dan mengamati efek-efek yang tidak baik (dengan injeksi
sodium klorida awasi pada kelebihan muatan atas hypermatremia dan
sirkulatori).
Mengawasi interaksi termasuk agen-agen pengasaman, agen-agen
alkalinasi, pertukaran resin kation, garam besi dan garam potasium).
Ajarkan kepada pasien te4ntang perlakuan perawatan atas diri sendiri
yang wajar.

Diuretic
Diuretic adalah obat-obat yang dapat meningkatkan ekskresi air,
sodium dan elektrolit yang lain pada ginjal. Bila membantu dalam merawat
pasien dengan kelebihan volume cairan, hal tersebut untuk menyebabkan
dehirdrasi dan gamgguan elektrolit yang serius. Pasien membutuhkan
pengawasan yang hati-hati dan pengajaran bila menjalani terapi diuretic.

Administrasi Terapi Intra Vena

73

Bentuk yang relatif umum untuk mengatasi gangguan-gangguan


cairan adalah penggunaan yang beragam larutan yang diinfus kedalam
intravenous. Dokter bertanggungjawab untuk pemberian perintah atas jenis
dan jumlah larutan yang akan diberikan. Perawat bertanggungjawab atas
inisiasi, pengawasan dan penghentian terapi. Perawat harus mengerti
kebutuhan pasien akan terapi intravenous, tipe larutan yang digunakan,
efek-efek yang diharapkan, dan reaksi tidak langsung yang terjadi.
Kandungan air dan larutan elektrolit yang dipilih dengan komentarnya
tentang kegunaannya, disajikan pada tabel 35 9.

Pemilihan Letak
Kemudahan pada pembuluh darah dalam infus terapi sangat
bervariasi berdasarkan keadaan masing-masing individual. Pemilihan
seharusnya ditentukan setelah mempertimbangkan banyak faktor antara
lain :
Aksesbilitas Pembuluh Darah Nadi
Menentukan pembuluh darah yang mudah dimasuki. Cephalin vein
bawah, Cephalic vein dan Basilic vein adalah daerah yang bagus untuk
infusi. Pembuluh darah dangkal pada aspek dorsal pada tangan juga
dapat digunakan pada beberapa orang.
Menentukan aksesbilitas berdasar kondisi pasien.
Hindari pembuluh darah antecubital pada infusi jangka panjang. Hal
tersebut bukan pilihan yang baik untuk infusi karena kebutuhan untuk
membatasi pembengkakkan tangan pada periode waktu tertentu.
Hindari pembuluh darah pada kaki, kecuali daerah yang lain tidak dapat
ditembus, karena bahaya dari stagnasi peripheral dan kemungkinan
komplikasi yang serius.
Hindari pembuluh darah pada daerah pembedahan.
Pilih pembuluh darah dikulit kepala bayi karena daerah tersebut dapat
diakses (dimasuki) dan karena relatif lebih mudah untuk mencegah
kesalahan pengalokasian jarum.
Kondisi Pembuluh Darah
Menentukan kondisi dari pembuluh darah. Dinding yang tipis pada
pembuluh darah, khususnya pada pasien-pasien yang sudah tua,
membuat problem pada infusi yang berlanjut.
Tipe Cairan Yang Diinfus
Pilih pembuluh darah yang cocok untuk larutan. Larutan-larutan
hypertonic, menggandung medikasi yang membuat iritasi, administrasi
dengan standar ukuran yang cepat, dan larutan-larutan dengan
kekentalan tinggi harus diberikan pada pembuluh darah yang besar
untuk meminimalisasi trauma vessel.
Mengantisipasi Durasi Dari Infus
Pilih letak dimana pembatasan dalam pergerakan tetap minimum.

74

Tukar letak / lokasi setiap 48 jam jika memungkinkan, pertimbanganpertimbangan dibawah ini juga penting dalam pemilihan letak :
Pilih pembuluh darah yang cukup besar untuk jarum yang akan
digunakan.
Pilih letak / lokasi yang secara alami dipilih oleh tulang seperti
daerah depan belakang tangan.
Pilih letak distol.

Memulai Infus Intravenous


Sebelum infusi dimulai, pengecekan terakhir harus dilakukan pada
larutan untuk memastikan bahwa larutan tersebut bersih dan tidak
mengandung partikel-partikel dan sudah dipertimbangkan dengan sungguhsungguh. Pengecekan ini sangat penting bila ada subtansi tambahan yang
ditambahkan pada larutan, karena beberapa aditif (bahan tambahan) dibuat
dengan tergesa-gesa. Saringan inline untuk membantu mengurangi resiko
dari kontaminasi, banyak dijual untuk menyaring larutan sesaat sebelum
masuk ke pembuluh darah.
Perawat harus mencuci tangannya bersih-bersih sebelum memulai
penginfusan karena ancaman infeksi disikapi oleh terapi intravenous.
Petunjuk-petunjuk pusat kontral penyakit (CDC) menyarankan penggunaan
sarung tangan.
Teknik untuk memulai infusi intravenous dijelaskan dalam
tabel 35 1

Tabel 35-1 . Teknik /Prosedur pemasangan Infus


Teknik prosedur pemasangan infus , merupakan standart pemasangan infus
yang telah dilaksanakan di RS Dr. Saiful Anwar Malang, dengan teknik
sebagai berikut : meliputi standart input, standart proses dan standart
output.

NO
I

TAHAP
Standart Input
Persiapan Alat

LANGKAH-LANGKAH
Bahan dan alat yang harus dipersiapkan
dalam pemasangan infus :
Untuk bahan :
Cairan yang dibutuhkan
Kapas steril
Kasa/lidi wathen steril
Alkohol 70 %
Providon iodine
Plester

75

Untuk Alat :
Standart infus
Infus set
IV Catheter
Botol spray steril
Korentang
Pengalas
Bengkok
Alat pencukur
Torniquet
Gunting
Untuk pemakaian desinfektan : siapkan
botol spray yang steril, tuangkan alkohol &
providon iodine kedalam botol spray,
perkirakan jumlah habis dalam pemakaian
sehari.
II

Standart Proses

A. Langkah-langkah dalam pemasangan


infus :
1. Cuci tangan, dengan sabun/deterjen
dibawah air yang mengalir
2. Memberi penjelasan kepada pasien
dengan komunikasi terapeutik dari
memberi
salam,
menanyakan
keadaan pasien, menjelaskan tujuan
pemasangan
infus,
jelaskan
gambaran pemasangan secara asertif
dan memberikan posisi yang sesuai
3. Siapkan area yang akan dipasang
infus, cukur area bila diperlukan
4. Periksa ulang cairan yang akan
diberikan, tusukkan slang infus pada
botol cairan dan keluarkan udara dari
slang infus, setelah siap pasang pada
standart infus
5. Pasang pengalas
6. Pakai handshcone steril
7. Pilih dan pastikan vena yang akan
ditusuk (utamakan vena bagian
distal/sesuaikan
dengan
kondisi
pasien).
8. Lakukan desinfeksi pada area yang
akan ditusuk dengan menggunakan
kapas steril yang diberi providone
iodine, kemudian ulangi dengan
alkohol. Kegiatan desinfeksi tersebut
dilakukan dengan gerakan melingkar

76

keluar sampai diameter 6-8 cm, bila


daerah incisi kotor bisa diulang 2-3
kali
9. Pasang
torniquet
diatas
lokasi
penusukan
10.
Masukkan IV catheter pada vena
yang telah ditentukan dengan sudut
10-30 derajat dengan lubang jarum
menghadap keatas
11.
Setelah IV catheter masuk
vena torniquet dilepas, bila Iv
catheter telah masuk bagian
mandrin ditarik pelan-pelan sambil
IV catheter didorong masuk sampai
pangkalnya.
12.
Sebelum melepas mandrin,
tekan ujung vena catheter dengan
jari, lepas mandrinnya, kemudian
sambungkan pangkal IV catheter
dengan infus set.
B. Pemasangan Fiksasi
Pada IV Catheter bersayap :
Letakkan plester dibawah sayap
kemudian lipatkan diatas sayap
searah dan sejajar ujung IV catheter
Letakkan
plester
kedua
diatas
pangkal IV catheter dan sayap
dengan posisi melintang.
Tutup dengan kasa steril dan
dilekatkan dengan plester sesuai
kebutuhan
Tuliskan tanggal dan jam pemasangan IV
catheter pada plester penutup kasa.
Pada IV catheter tidak bersayap :
Letakkan plester dibawah pangkal IV
catheter,
silangkan
diatasnya
( perhatikan plester jangan sampai
menutupi luka tusukan IV catheter).
Lekatkan plester kedua dibelakang
plester yang pertama, diatas pangkal
IV catheter
Tutup dengan kasa steril dan
dilekatkan dengan plester sesuai
kebutuhan
Tuliskan
tanggal
dan
jam
pemasangan pada plester penutup
kasa

77

III

Standart Output

C. Hitung jumlah tetesan sesuai dengan


kebutuhan
1. Perhatikan reaksi pasien
2. Catat waktu pemasangan, jenis cairan
dan jumlah tetesan
3. Pasien dirapikan
4. Alat-alat dibereskan
5. Ganti kasa bila tampak kotor

6. Lakukan komunikasi untuk melakukan


terminasi dengan menanyakan beberapa
hal :
Bagaimana rasanya setelah dipasang
infus ?
Beri
penilaian
objektif
dan
reinforcement
(saudara
tadi
kooperatif
sekali,
sehingga
pemasangan berjalan lancar).
Dan lakukan kontrak yang akan
datang (sampai ketemu lagi dan bila
ibu ada keluhan mohon lapor pada
kami).

Pengaturan dan Pengawasan


Perawat bertanggungjawab untuk mengatur standar aliran yang
layak untuk menjamin kenyamanan dan keamanan pasien. Dokter yang
menentukan standar aliran. Jumlah larutan yang akan diinfuskan didalam
periode waktu spesifik yang diindikasikan. Standar lalu ditentukan pada
basis tetesan larutan untuk infuskan setiap menit. Hal tersebut disebut
standar tetesan.
Faktor faktor tetesan, atau tetesan per milimeter larutan,
ditentukan dengan ukuran pembukaan dalam alat infusi. Sebagian besar
yayasan kesehatan menggunakan parosuk dari satu produsen saja. Faktorfaktor tetesan yang paling sering digunakan adalah 10,15,20, dan 60
tetesan per milimeter. 60 tetes per milimeter lebih sering digunakan bila
volume kecil larutan yang diperlukan, seperti pada bayi dan anak-anak.
Penyesuaian (adapter) mungkin ditambahkan pada selang infusi untuk
mengurangi jumlah tetesan.
Metode untuk menentukan standar rata-rata aliran akan
dijelaskan pada prosedur 35 2.
Pita waktu dapat ditempatkan pada kontainer (tabung) larutan
untuk menyediakan refensi yang cepat bagi perawat untuk mengawasi
standar dimana larutan masuk kepembuluh darah pasien. Pita waktu
memberi indikasi tiap jam mengenai level cairan yang seharusnya,
berdasarkan perhitungan perawat atas standar tetesan.

78

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi standar rata-rata aliran


dari pada infusi intravenous, seperti tinggi kontainer dengan pasien,
tekanan darah pasien, posisi pasien, hak paten jarum intravenous atau
cathetter, infiltrasi dan pembatasan selang. Perawat dapat secara periodik
mengecek infusi dan menentukan dengan cepat dengan melihat pita waktu
apakah larutan diinfuskan dengan standar perjam yang sudah semestinya ?
jika tidak, perawat mengatur lagi aliran.
Karena pergerakan pasien, gangguan pada mekanisme
pengaturan, atau perubahan pada ketinggian botol infus atau tempat tidur
dapat mempengaruhi standar aliran, bahkan setelah diatur, perawat perlu
untuk melanjutkan pengecekan dari infusi pada interval yang teratur.
Hal tersebut sudah dilaporkan bahwa standar administrasi intravenous bisep
1 dari rata-rata aliran permulaan perjam pertama infusi dikarenakan
fleksibelitas selang dan karena itu standar perlu penyesuaian.
Banyak alat-alat yang membatasi jumlah cairan yang akan
diinfuskan yang tersedia dipasaran. Begitu juga ada rate meter yang
dioperasikan dengan baterai yang dapat dengan cepat menghitung rata-rata
aliran. Begitu juga larutan dalam milimeter / jam pada saat infusi. Beberapa
agenci / yayasan kesehatan menggunakan pompa infusi yang secara
otomatis mengatur standar rata-rata aliran pada preset limit dan
mengingatkan perawat dengan menggunakan sistem alarm pada saat level
larutan dalam botol infusi tinggal sedikit. Beberapa model juga
menggunakan alarm bila terdapat darah dalam kantong atau selang.
Pemompaan ini membawa larutan ke pembuluh darah dengan
menggunakan tekanan positif, begitu juga pada cairan atau pada tube /
selang intravenous. Pompa suntik juga tersedia. Mereka mengirimkan
(membawa) sejumlah kecil cairan, 100 ml atau kurang, dan bisa digunakan
untuk anak-anak. Ada juga model-model pertabel dipasaran, yang sangat
berguna pada pasien-pasien ambulatori (berobat jalan)
Penggantian Cairan dan Selang
Jika lebih dari satu botol larutan yang diperlukan aleh pasien,
perawat menyediakan botol-botol tambahan. Metodenya tergantung pada
prosedur yang ada pada rumah sakit tersebut. Beberapa peralatan
intravenous didesain untuk mempermudah prosedur dengan membuat
memungkinkanya untuk penyediaan botol-botol tambahan dengan
pengaturan tandem. Karena infusi sering berlanjut setelah tanggungjawab
pada perawatan pada pasien bertukar antara perawat yang satu dengan
perawat yang lain, dan merupakan hal yang baik jika ada keseragaman
dalam memanajemen infusi. Tanpa suatu keseragaman, kesalahan serius
dapat terjadi atau waktu yang terbuang dalam pengecekan dan pengecekan
ulang. Suatu metode untuk mengganti larutan dan selang dijelaskan dalam
prosedur 35 3. Perawatan untuk letak infusi.
Pengawasan Letak Infus

79

Pemeliharaan pada letak infusi harus diawasi untuk membantu


mencegah kontaminasi dan masuknya mikroorganisme kedalam darah.
Penggantian selang sangat penting untuk mencegah infeksi .
Kebijaksanaan Rumah sakit harus ditaati dalam hubungnnya dengan
penggantian selang.
Sangat baik untuk mengganti catheter atau jarum dan letak
masuknya pada pembuluh darah setiap 48 72 jam. Semakin lama jarum
berada pada tempatnya semakin besar kemungkinan atau peluang untuk
terjadinya komplikasi, seperti infelansi dan phlebitis. Pada kondisi tertentu,
perawat harus menggunakan diskretion dalam menentukan berapa
seringnya letak infusi dirubah. Sebagai contoh pasien yang menerima
kemoterapi jangka panjang. Pembuluh darah yang cocok cepat sekali habis.
Prosedur 35 4 dan 35 5 menjelaskan memonitor letak IV dan
bagaimana mengganti IV.
Aspek kontrovesial dari pemeliharaan dan perawatan tempat
pemasukan sehubungan dengan ingasi pada jarum. Ingasi kadangkala
digunakan apabila jarum penuh dengan darah dan pasien tidak mempunyai
daerah untuk memulai infusi yang lain. Prosedur tersebut tidak digunakan
kecuali ada kebijaksanaan lain dari agency (Rumah Sakit) yang
direkomendasikan.

Komplikasi
Jika pasien merasa tidak nyaman perawat harus mengecek untuk
melihat apakah ibfusi sudah masuk kepembuluh darah dengan semestinya.
Dan standar rata-rata aliran tidak terlalu cepat, dan posisi pasien sudah
nyaman. Kecemasan akan implikasi dari infusi dapat juaga menyebabkan
ketidaknyamanan pada pasien.
Komplikasi lokal seperti inflitrasi phelebitis dan trombo phelebitis
terjadi sering dari pada komplikasi systemic (kelebihan cairan, emboulos,
inflasi) lebih sering dan mungkin mengancam jiwa. Tabel 35 10,
penyebab-penyebab yang sering terjadi, Tanda-tanda dan gejala-gejala, dan
pertimbangan yang tepat.

Penghentian Infus
Bila jumlah cairan yang diperintahkan oleh dokter telah
diinfuskan, perawat bertanggungjawab untuk menghentikan infus. Akan
sangat membantu jika sebelum menghentikan infusi untuk melihat apakah
pasien masih menerima medikasi intravenous. Dalam kasus ini ketika cairan
dihentikan jarum atau catheter ditutup dengan kunci heparin yang
mempunyai akses kepembuluh darah dengan medikasi yang berselang
seling. Jarum dan atau catheter inline dengan pembuluh darah dan tekanan
secepatnya diaplikasikan pada lubang penginfusan. Bila pasien dapat
melakukanya, pasien dapat diminta untuk menahan tekanan selama 1
menit atau lebih. Jika tangan atau kaki pasien tidak termobilisasi beberapa
jam atau lebih, perawat harus memanipulasi hal tersebut dengan hati-hati
dalam secara pasif menggerakkan otot-otot diarea tersebut.
Informasi dibawah ini dicatat ketika infus selesai dilakukan :

80

Tanggal dan waktu infusi sudah lengkap (selesai)


Jenis dan jumlah larutan yang diinfuskan
Nama perawat yang menghentikan infus
Gejala-gejala dan reaksi-reaksi tidak langsung
Tanda-tanda dari efek-efek yang diinginkan dari infus

Penggantian Darah dan produk-produk Darah


Tranfusi darah adalah infusi dari seluruh darah atau komponen darah
seperti plasma, sel-sel darah merah, atau platelets, dari orang sehat ke
pembuluh darah resipien. Orang yang menerima darah tersebut disebut
resipien. Orang yang memberikan darahnya disebut donor. Darah dapat
deberikan dengan transfusi langsung / tidak langsung. Didalam transfusi
tidak langsung darah diinfuskan setelah diambil dari donor dan diproses ;
metode ini paling banyak atau sering digunakan. Tekhnik tersebut hampir
sama dengan pemberian infusi intravenous. Didalam transfusi langsung
darah diinfusikan pada saat yang bersamaan dengan diambilnya darah dari
donor. Metode ini jarang digunakan, kecuali darurat tidak akan dibahas
disini.

Typing dan Crossmatching


Sebelum darah dapat diberikan pada seseorang, darah harus
diketahui bahwa darah berasal dari donor dan pada resipien yang cocok.
Jika tidak, penggumpalan dan hemolisis pada hasil darah resipien akan
terjadi. Penelitian laboratori untuk menentukan type darah seseorang
disebut typing. Proses penentuan kecocokan antara spicimen-spicemen
darah dikenal sebagai crossmathcing.

Tipe tipe Darah


Empat grup utama dalam sistem ABO Pada tipe darah adalah A, B,
AB dan O. Beberapa grup-grup tersebut terpecah menjadi sub grup.
Tipe darah adalah sifat yang diwariskan dan ditentukan dengan
keberadaan tipe dari antigen dan antibodi dalam darah. Antigen adalah
subtansi yang menyebabkan formasi dari antibodi. Antibodi adalah subtansi
protein yang dikembangkan didalam tubuh yang mempunyai respon akan
keberadaan antigen.
Dan aglutimin merupakan antibodi yang menyebabkan penggumpalan pada
antigen-antigen spesifik. Orang yang mempunyai tipe darah A mempunyai
antigen A didalam sel-sel darahnya ; mereka yang mempunyai tipe darah B
mempunyai antigen-antigen Bdidalam sel-sel darahnya ; yang mempunyai
tipe darah AB antigen-antigen A dan B didalam sel-sel darahnya ; dan orang
mempunyai golongan darah O tidak mempunyai antigen A atau B didalam
sel-sel darahnya. Orang-orang yang mempunyai golongan darah seperti
diatas mempunyai aglutinin pada antigen-antigen sel darah merah. Orang-

81

orang dengan golongan darah AB tidak mempunyai aglutinin Adan B dalam


serum darah mereka. Asumsikan seseorang dengan golongan darah O
ditransfusikan oleh darah dari orang-orang dengan golongan darah A atau
golongan darah B. Akan terjadi kerusakan pada sel-sel darah merah
resipien sejak aglutinin anti A atau anti B bereaksi dengan antigen A atau
antigen B sel-sel darah merah pendonor. Dari contoh tersebut dapat dilihat
mengapa orang-orang golongan AB sering disebut Universal Resipien,
karena orang dengan golongan darah tersebut tidak mempunyai aglitinin
untuk antigen A atau antigen B. Dan orang-orang yang mempunyai
golongan darah O sering dengan Universal Donor, karena mereka tidak
mempunyai antigen A atau antigen B

Faktor Rh
Faktor Rh merupakan antigen bawaan didalam darah manusia. Ada S
antigen didalam sistem Rh. Orang yang darahnya mengandung antigen B
disebut Rh (positif) dan orang-orang Rh (negatif) tidak mempunyai /
kekurangan antigen B. Sangat penting diketahui bahwa orang-orang dengan
Rh negatif darah dari orang-orang golongan darah Rh negatif saja. Jika
darah Rh diinjeksikan kedalam pembuluh darah orang dengan golongan
darah Rh , pasien akan mengembangkan anti Rh aglutimin. Transfusi
berikutnya dengan darah Rh dapat mengakibatkan reaksi serius pada
penggumpalan dan hemolisis sel-sel darah merah. Faktor Rh sangat penting
pada masa kehamilan karena ketidakcocokan Rh antara ibu dengan fetus
seringkali menjadi problema bayi mengidap penyakit hemolitik.

TABEL 35 9
Kandungan Air Terseleksi dan
Komentar Tentang Penggunaanya
LARUTAN

Larutan

Terpilih

Dengan

KOMENTAR

0,9 % NaCI (Isotonic


Soline) : Na 154 mWq /
leter
CI 154 mEq / liter

0,45%

NaCI

Isotonic saline yang mengubah volume


plasma digunakan dalam daerah
hypovolemic. Mempunyai lebih pada Na
dan CI dapat menyebabkan kelebihan
volume
cairan
dan
hyperchloremic.
Acidosis jika digunakan dalam volume
yang berlebih (khusunya pada pasien
dengan
areal
yang
kurang
baik).
Kadangkala digunakan untuk membenahi
metabolik alkalosis ringan.
Kadangkala digunakan untuk membenahi
kekurangan Na ringan tidak cukup baik
digunakan sebagai pemeliharaan larutan
secara rutin karena menyediakan Na dan
CI (dan hanya tersedia pada pemberian
dalam jumlah besar)
(Saline Larutan hypotonic yang menyediakan Na

82

kekuatan menengah) 0,5 danair besar (free water). Free water


kekuatan
dibutuhkan untuk membantu ginjal dalam
Na 77 mEq / liter
membuang solute.
CI
77 mEq / liter
Na
dan CI
tersedia, memungkinkan
ginjal untuk memilih jumlah elektrolit
yang dibutuhkan.
Kekurangan atas elektrolit lainnya butuh
penggantian harian.
0,3% NaCI : (soline 0,5 Larutan hypotonic yang menyediakan Na
kekuatan)
dan CI, dan free water sering digunakan
Na 51 mEq / liter
untuk hypernatremia (karena larutan ini
CI 51 mEq / liter
mengandung
jumlah
kecil
Na
,
melemahkan sodium plasma ketika tidak
diperkenankan untuk tetesan cepat).
3% NaCI
Larutan
hypertonic
kasar
(gossly
Na 513 mEq / liter
hypertonic solution) digunakan hanya
CI 513 mEq / liter
untuk hypernatremia berat. Merupakan
larutan yang berbahaya.
5% NaCI
Larutan
isotonic
yang
mengandung
Na 855 mEq / liter
berbagai macam elektrolit yang secara
CI 855 mEq / liter
berkonsentrasi sama seperti ditemukan
Lactated Rangers Solution dalam plasma (catat bahwa larutan ini
(hartmans solution) :
kurang Mg )
Na 130 mEq / liter
Digunakan dalam perawatan hypovolemia,
K 4 mEq / liter
luka bakar, dan kehilangan cairan seperti
Ca 3 mEq / liter
empedu atau diare. Berguna dalam
CI 109 mEq / liter
penanganan metabolik acidosis ringan.
Lactale
(
dimetabolime Tidak menyuplai free water untuk tujuan
menjadi bicarbonat ) 28 ekskresi renal ; penggunan yang lebih
mEq / liter.
tanpa tindakan pencegahan pada free
water (seperti dengan D W atau larutan
elektrolit hypotonic) dapat menyebabkan
naiknya tingkat / level serum sodium pada
orang yang tidak kecukupan sodium.
5% dextrose dalam air
Menyuplai kira-kira 170
/ liter dan free
tanpa elektrolit
water untuk membantu ekspresi solute
50 gram dextrose
renal. Tidak seharusnya digunakan pada
volume
berlebih
dalam
periode
postoperatif dini (ketika sekresi ADH
meningkat dikarenakan stress).
Beberapa
peringatan
oleh
yang
berwenang
melarang
administrasi
elektrolit-larutan
bebas
pada
pasien
dengan luka dikepala.
Larutan Multiple elektrolit Larutan
isotonic
dengan
kandungan
isotonic :
elektrolit yang serupa dengan plasma
Plasma Iyte (Travenol)
kecuali mempunyai dua kali lipat K dan
Isolyte E (Mc. Grow)
kandungan HCO yang lebih tinggi.
Na 140 mEq / liter
Kadangkala dipakai untuk mengganti

83

kehilangan cairan intestinal


K 10 mEq / liter
Ca 5 mEq / liter
Mg 3 mEq / liter
CI 103 mEq / liter
HCO
55 mEq/ liter
(equivalent)
Potasium Cloride :
0,2% dalam dextrose 5%
K 27 mEq / liter
CI 27 mEq / liter
Glukosa 50 gram
0,8% dalam dextrose 5%
K 40 mEq / liter
CI mEq / liter
Glukosa 50 gram.

Kedua larutan menyediakan Kcl, air dan


kalori

Larutan pengganti gastric :


Elektrolit No. 3 (Travenol)
Isolyte G (Mc Gow).
Ionosol G (Abbot)
Na 63 mEq / liter
K 17 mEq / liter
NH 70 mEq / liter
Cl 150 mEq / LITER

Larutan isotonic biasa digunakan untuk


mengganti kehilangan cairan gastric pada
muntah atau penyerapan gastric.
PH asam (3,3 3,7) iritasi pada
pembuluh
darah
diberikan
dalam
pembuluh darah periperal besar dengan
aliran darah yang baik untuk melindungi
dinding venous dari iritasi. Kontra indikasi
dengan kehadiran hepatic atau kegagalan
ginjal
Larutan
pengganti Digunakan untuk mengganti kehilangan
duodenal :
air dan elektrolit dari akibat penyerapan
Na 138 mEq / liter
intestinal, drainase, atau fistulas.
K 12 mEq / liter
Konsentrasi K hampir sama seperti dalam
sekresi intestinal.
HCO,
50 mEq / liter
(equivalen)
CI 100 mEq / liter
Sodium Bikarbonat 1,5%
Larutan isotonic digunakan untuk merawat
Na 178 mEq / liter
metabolic acidosis parah, dikarenakan
HCO 178 mEq / liter
kandungan Na tinggi, amati kelebihan
muatan cairan pada pasien dengan
kelemahan ginjal atau kelemahan cardiac.
Amati tanda-tanda hypocalcemia ( yang
mungkin disebabkan alkalonasi plasma
yang cepat.
Larutan sodium lactate, Basa
digunakan
untuk
membenahi
1/6 molar
metabolic
acidosi
berat
(lactate
Na 167 mEq / liter
dimetabolisasi menjadi bikarbonat dalam
Lactate 167 mEq / liter
1-2 jam oleh liver).
Agar kalsium mungkin dibutuhkan untuk

84

membenahi gejala-gejala hypocalcemia


yang mungkin terjadi dengan alkaliminasi
cepat pda plasma.
Tidak digunakan pada pasien dengan
penyakit liver, karena lactate tidak dapat
diubah menjadi bikarbonat pada setiap
orang, tidak digunakan pada pasien yang
kekurangan
oksigen
(tidak
dapat
mengubah lactate menjadi bikarbonat
dengan baik).
Amonium Cloride, 2,14%
NH 400 mEq / liter
CI 400 mEq / liter

EI elektrolit no. 48 :
Na 25 mEq / liter
K 20 mEq / liter
Mg 3 mEq / liter
CI 22 mEq / liter
PO 3 mEq / liter
HCO
23 mEq /
(equivqlen)
Elektrolit No. 75
Na 40 mEq / liter
K 35 mEq / liter
CI 40 mEq / liter
PO
15 mEq / liter
HCO 20 mEq / liter

Larutan yang diasamkan yang digunakan


untuk membenahi metabolik alkalosis
berat. Dikarenakan kandungan amonia
yang tinggi, harus diadministrasikan hatihati pada pasien dengan fungsi hepatic
yang kurang baik.
Larutan pemgatur pediatric hypotonic
menyediakan / menyuplai bermacammacam elektrolit plus free water. Catat
kandungan.
K tinggi.

liter
Larutan pengatur Hypotonic menyuplai
bermacam-macam elektrolit plus free
water.

PROSEDUR 35 2
Pengaturan Standar (Rate) Aliran IV
KEGIATAN
1. Cek perintah
larutan IV.

dokter

MAKSUD
atas

Memastikan bahwa larutan yang


benar sedang diberikan dengan
medikasi
yang
tepat
dan
menentukan periode waktu yang
tepat untuk administrasi IV.
2. Cek patency dari jarum dan IV Pelanggaran
patency
akan
line.
mempengaruhi standar aliran IV.
3.
Periksa
kebenaran
faktor Faktor tetesan dari peralatan
tetesan (jumlah tetesan dalam 1 bervariasi
menurut
produsen
ml)
pada
peralatan
yang pembuatnya
dan
akan

85

digunakan.

3. Hitung standar aliran :


a. Furmulasi standar
Contoh : Administrasi 1000 ml
5%
D / W diatas 10 jam (setting 60
gtt/ 1 ml).
Gtt / min

dicantumkan pada pembungkus


luarnya.
Beberapa type yang biasa pada
peralatan
menurut
produsen
pembuat adalah
Travenol Macrodrip 10 gtt / ml
Abbott Macrodrip
15 gtt /
ml
Mc Graw Macrodrip 15 gtt /
ml.
Formulasi
standar
pada
penghitungan standar aliran IV
menghasilkan jumlah yang tepat
dari gtt / menit.

b. Formulasi
pendek Formulasi pendek menghasilkan
menggunakan ml / jam
hasil penghitungan yang lebih kecil
yaitu
dengan
menggunakan
milimeter / jam ini biasanya
berguna untuk menghitung ratarata aliran bila menginfus medikasi
pinggback IV.

4. Hitung tetesan permenit dalam


rongga tetes ( drip chamber)
(# gtt / 15 detik interval x 4 =
gtt / menit).
Tahan
jam disebelah drip
chamber.
5. Sesuaikan jepitan IV sesuai
kebutuhan dan hitung kembali
tetesan permenit.
6. Tandai kontainer (kantong) IV
menurut
kebijaksanaan
perusahaan dan rekomendasi
produsen pembuat.
Gunakan pita waktu atau label

Menahan
jam
disebelah
drip
chamber
memungkinkan
mata
untuk fokus pada tetesan dan jam
untuk
memungkinkan
penghitungan akurat.
Pengaturan standar aliran
chamber (rongga tetes)

drip

Memungkinkan
perbandingan
volume yang sedang diinfuskan
(aktual) dengan standar (rate)
infusi yang dijadwalkan.

86

untuk mengukur jumlah yang


akan di infuskan pada interval
waktu.
8. Awasi standar aliran IV pada
interval
yang
sering.
Dokumentasikan respon pasien
terhadap infusi pada standar yang
diperintahkan.

Menyediakan
untuk
observasi
infusi
IV
dan
memastikan
dokumentasi
ukuran
terhadap
respon pasien terhadap infusi IV.

PROSEDUR 35 3
Mengganti Larutan IV dan Selang
Alat alat :
Untuk penggantian larutan : larutan IV seperti diperintahkan oleh dokter.
Untuk penggantian selang : Administrasi set
Kawat steril
Pita perekat atau label
Perban steril, dan salep antiseptic (berdasarkan
rekomendasi rumah sakit).
Sarung tangan bersih.

KEGIATAN

MAKSUD

1. Bawa semua peralatan dan


letakkan disamping tempat tidur.
Periksa larutan IV dan medikasi
tambahan
(additive)
dengan
perintah dokter.

Keberadaan
peralatan
dapat
menghemat waktu dan membantu
penyelesaian tugas. Memastikan
bahwa pasien menerima larutan IV
dan medikasi yang tepat sesuai
perintah dokter.
Cuci tangan dapat mencegah
penyebaran mikroorganisme.
Mengatur / memelihara sterilitas
larutan IV.

2. Jelaskan prosedur pada pasien


PENGGANTIAN LARUTAN IV :

4. Dengan hati-hati buka penutup


yang terlindung dari kontainer
larutan baru dan ekspose daerah
pemasukan.
5. Tutup jepitan pada selang.
Hentikan aliran dari cairan IV
selama penggantian larutan.
6. Angkat kontainer pole IV dan Memelihara sterilitas set up.
balikkan cepat-cepat pindahkan
dari kontainer lama IV dengan
hati-hati.
7. Siapkan kontainer baru dan Mengatur standar aliran dari dalam
masukkan
ujungnya.
Gantung drip chamber.
pada pole IV.
8. Beri label kontainer menurut Menjamin kelanjutan yang akurat
kebijaksanaan rumah sakit. Catat dan administrasi larutan IV yang
87

pengeluaran atau pemasukkan


catatan dan dokumen pada tabel
berdasarkan kebijaksanaan rumah
sakit. Ganti / singkirkan peralatan.
Cuci tangan.
MENGGANTI SELANG IV DAN
LARUTAN :
9. Ikuti Langkah 1 4.
10. Buka set administrasi dan
buka tutup pelindung dari ujung
infusi. Gunakan teknik yang steril
untuk memasukkan ke dalam
kontainer baru.
11. Tutup penjepit pada selang
baru. Gantungkan kontainer IV
pada pole dan tekan drip chamber
untuk
mengisi
setidaknya
setengahnya.
12. Buka tutup pada ujung selang,
kendorkan penjepit, dan biarkan
cairan bergerak melewati selang
sampai semua gelembung udara
menghilang. Tutup penjepit dan
tutup kembali ujung selang untuk
menjaga sterelisasi set up.
13. Buka pita perekat pada daerah
pemasukan IV. Hati-hati mencabut
perban pita perekat.

tepat.
Pencucian
tangan
mencegah
penyebaran mikroorganisme.

Memelihara sterilisasi set up IV.

Gravitasi dan efek penghisapan


menyebabkan cairan bergerak ke
dalam
drip
chamber,
juga
mencegah udara turun ke selang.
Buang udara dari selang bila dapat
dalam jumlah besar, lakukan
seperti embolus udara.

Perawatan yang hati hati harus


dilakukan
bila
berhubungan
dengan daerah untuk mencegah
tarnsmisi. HIV dan ifeksi daerah
lain. Pemindahan / pencabutan
perban menyediakan akses pada
poros jarum diperlukan pada
penggantian selang.
14.
Tempatkan
kawat
steril Mempermudah
penggantian
/
dibawah poros jarum.
pembukaan
tutup
dan
penggabungan
poros
jarum.
Menyerap kebocoran ketika selang
tidak bersambung dengan jarum.
15. Tempatkan selang IV baru Mempermudah pembukaan tutup
tertutup pada lubang masuk dan pengabungan poros jarum.
pasien IV dan dengan lembut
lepaskan tutup pelindung.
16. Jepit selang IV lama. Siapkan Menstabilisasikan
jarum
dan
poros jarum dengan tangan non mencegah kelalaian penggantian.
dominan
sampai
penggantian
selesai. Buka selamg dengan
tangan dominan gunakan gerakan
memutar.
17. Set selang disamping pada Memelihara strelitas set up IV.

88

saat
pemeliharaan
sterilitas,
dengan hati-hati membuka tutup
dan masukkan ujung selang steril
untuk mengamankannya. Buang
sarung tangan yang kotor.
18. Buka penjepit
19. Pasang kembali perban steril
pada lubang masuk menurut
aturan rumah sakit (lihat prosedur
35 5 ).
20. Atur aliran IV menurut
perintah dokter (lihat prosedur 35
2 ).
21. Tempelkan pada kantong IV
pita
atau
label
yang
mencantumkan tanggal, waktu,
dan inisial anda. Label kontainer
dan
prosedur
pencatatan
didasarkan pada kebijaksanaan
perusahaan. Singkirkan peralatan
dan cuci tangan.
22. Catat respon pasien terhadap
infusi IV.

Memberikan
larutan
mengalir
kepada pasien
Menahan
masuknya
mikroorganisme
pada
lubang
masuk.
Memastikan
pasien
menerima
larutan IV sesuai standar yang
diperintahkan.
Dokumentasikan
kantong
IV
berubah.
Pencucian
tangan
mencegah
penyebaran
mikroorganisme.

Memastikan
dokumentasi
pasien.

keakuratan
terhadap
respon

PROSEDUR 35 - 4
Memonitor Lubang Masuk Dan Infusi IV
KEGIATAN

MAKSUD

1.Monitor infusi IV setidaknya


sekali tiap jam. Pengecekan yang
lebih sering mungkin diperlukan
jika medikasi sedang diinfuskan

Meningkatkan administrasi yang


aman pada ciran cairan dan
medikasi IV.
Administrasi yang terlalu cepat
pada medikasi hasilnya adalah
perkembangan speed shock.

a. Periksa perintah dokter atas


larutan IV.

Memastikan bahwa larutan yang


benar sedang diberikan pada
standar yang benar.
Memastikan bahwa standar aliran
sudah benar.

b. Periksa rongga tetes (drip


chamber) dan waktu tetesan jika
IV tidak diatur oleh alat pengatur
infusi.
c. Periksa selang atau apa saja Jepitan atau tekanan pada selang
yang mungkin mengganggu aliran. dapat
mengganggu
aliran.

89

Pastikan bahwa penjepit pada


posisi terbuka. Amati perban
kebocoran larutan.
d. Amati seting alarm dan lampu
indikator alat kontrol infusi.
2. Periksa letak rasa sakit,
pembengkakan, rasa dingin atau
letak kepucatan pada tempat
pemasukan
yang
mungkin
mengindikasikan infiltrasi IV. Hal
tersebut memerlukan pemindahan
IV dan memelainya kembali pada
lain tempat. Metode lain dari
validasi.
Apakah
IV
berada
didalam pembuluh darah larutan
akan berhenti mengalir.
3. Periksa daerah yang kemerahmerahan membengkak, panas dan
sakit pada lubang pemasukan IV
yang mungkin mengindikasikan
kehadiran phlebitis. IV harus
dihentikan dan mulai lagi pada
lokasi yang lain. Beritahu dokter
jika
anda
mencurigai
bahwa
phlebitis akan terjadi.
4. Periksa manifestasi lokal atau
systematic yang mengindikasikan
adanya
infeksi
pada
lubang
masuk. IV akan berhanti dan
dokter diberitahu. Jangan pernah
menghentikan selang IV pada saat
mengenakan baju rumah sakit
pada pasien.
5. Waspada terhadap komplikasi
tambahan pada terapi IV.

Kebocoran dapat terjadi pada


pertemuan antara selang dan
poros jarum atau katheter dan
memungkinkan hilangnya larutan
IV.
Memastikan bahwa alat kontrol
infusi berfungsi dan alarm dalam
posisi
On .
Jarum mungkin menjadi keluar
dari pembuluh darah, dan larutan
IV dapat mengalir ke dalam serat
subcubtanneous.

Iritasi
kimia
atau
mekanikal
trauma menyebabkan luka pada
pembuluh
darah
dan
dapat
mengarah
pada
pembentukan
phelebitis.

Teknik cuci hama yang tidak


mencukupi memungkinkan bakteri
masuk
kedalam
jarum
atau
khateter atau sambungan selang.

Penginfusan
larutan
IV
yang
berlebihan
akibatnya
adalah
peningkatan volume dari sirkulasi
cairan.
6.
Beritahu
pasien
untuk Membangun kerjasama pasien dan
menghubungi
atau
memanggil administrasi yang aman pada
perawat
jika
terjadi larutan IV.
ketidaknyamanan pada lubang
masuk, Kontainer larutan hampir
habis atau aliran berubah.
7. Dokumentasikan infusi IV, Menyediakan dokumentasi yang
komplikasi-komplikasi pada terapi, akurat
dan
memastikan

90

dan reaksi pasien terhadap terapi.

kontinuitas perawatan.

PROSEDUR 35 5
Mengganti Perban IV
Peralatan :
Perban steril (2 x 2 atau 4 x 4) atau perban polyurethae transparan
Larutan bertadin atau swabs (kain)
Adhesive remover
Salep povidone iodine (atau salep anti septic lainya
direkomendasikan oleh rumah sakit)
Kain berakohol
Tape (pita)
Sarung tangan yang berisih.

KEGIATAN

yang

MAKSUD

1. Memperkirakan apakah pasien


perlu penggantian perban.

Kebijaksanaan
rumah
sakit
menentukan interval penggantian
perban (setiap 24-72 jam). Bila
perban berair atau nonandhering
dapat
meningkatkan
resiko
kontaminasi bakterial pada lubang
pemasukan.
2. Kumpulkan peralatan dan taruh Tersedianya
peralatan
lubang
disebelah tempat tidur.
dapat meningkatkan waktu dan
mendukung pelaksanaan tugas.
3. Jelaskan prosedur kepada Penjelasan
dapat
mengurangi
pasien
kegelisahan dan ketegangan pada
pasien
4. Cuci tangan kenakan sarung Pencucian
tangan
mencegah
tangan
penyebaran
mikroorganisme.
Sarung
tangan
mencegah
transmisi HIV dan infeksi darah
lainnya.
5. Hati-hati buka prban lama, tapi Mencegah
berubahnnya
biarkan
pita
perekat
yang kedudukan jarum atau IV.
menahan jarum atau khateter IV
pada tempatnya singkirkan perban
bekas tadi.
6. Memperkirakan lubang masuk Inflamasi
atau
infiltrasi

91

IV atas kehadiran inflamasi dan


infiltrasi. Jika terjadi diskontinyu
dan pindah lokasi IV.
7. Kendorkan pita perekat dan
buka
perlahan-lahan,
pegang
khateter / poros jarum agar tidak
goyang dengan menggunakan satu
tangan.
8. Gunakan pemindah untuk
mematikan prosedur pembersihan
pada lubang pemasukan.
9. Bersihkan lubang denganlarutan
betadine.
Gunakan
gerakan
memutar dari arah pusat ke luar.
Dilanjutkan dengan pembersihan
dengan alkohol.
10. Terapkan kembali pita perekat
pada jarum atau khateter pada
lubang masuk.
11. Gunakan salep povadine
iodine pada lubang pemasukan
jika kebijaksanaan rumah sakit
merekomendasikan
12. Gunakan kawat steril / peran
polyurethane transparan diatas
lubang masuk buka sarung tangan
dan simpan
13. Amankan sarung IV dengan
isolasi bila perlu. Beri label perban
dengan
tanggal,
waktu
penggantian, dan inisial. Cek
apakah aliran IV akurat dan sistem
baik.
14. Singgirkan peralatan dan cuci
tangan.
15. Catat respon pasien pada
penggantiano
perban
dan
observasi atas lubang masuk.

menyebabkan trauma pada seratserat (tissues) dan pindahkan bila


diperlukan jarum atau khateter IV.
Jarum tetap stabil dan mencegah
kelalaian.

Memindahkan residu adhasi dan


memudahkan pemasangan perban
baru.
Pembersihan
dengan
gerakan
memutar kearah luar membawa
keluar organisme dari lubang
pemasukan. Penggunaan larutan
antiseptic mengurangi sejumlah
mikroorganisme pada permukaan
kulit.
Menahan jarum atau khateter
pada lubang masuk.
Salep
antiseptic
mengurangi
kontaminasi
pada
kulit
dan
menjaganya dari infeksi.
Menjaga
lubang
menahan
mikroorganisme.
Dokumentasikan
perban IV.

masuk
dan
kontaminasi
penggantian

Mlindungi
penyebaran
mikroorganisme
Menyediakan dokumentasi yang
akurat
dan
memastikan
kontinuitas perawatan

TABEL 35 10
Komplikasi berhubungan dengan infusi intravenous (IV)
NAMA DAN
DEFINISI

PENYEBAB

TANDA DAN
GEJALA

PERTIMBANG
AN
PERAWATAN

92

1. Infiltrasi : Jarum meleset


larinya
cairan
kedalam
subcutaneous
tissue.

2. Phlebitis :
Inflamsi
pada
pembuluh
darah

Mekanikal
trauma dari
jarum
khatter.
Cemical
trauma dari
larutan.
Septic
(ikarenakan
kontaminasi).

3. Thrombus : Tissue
trauma
Penggumpal dari
jarum
an darah.
khateter.

Pembengkakan,
Periksa
rasa
dingin;
lubang infusi
kemerahan atau
seringrasa
sakit
sering untuk
disekitar lubang
melihat
infusi;
gejala.
penurunan yang Hentikan
berarti
dalam
infusi
jika
standar aliran.
gejala
Terjadi.
Infusi
dimulai
kembali
pada daerah
yang
berbeda.
Batasi
pergerakan
IV.
Kemerahan;
Hentikan
hangat;
dan
infusi
edema
ringan
segera.
pada pembuluh Terapkan air
darah
diatas
hangant lalu
lubang
kompreskan
pemasukan.
pada
darerah
lubang
pemasukan.
Hindarkan
penggunaan
lebih
jauh
pada
pembuluh
darah.
Mulai
kembali
infusi pada
pembuluh
darah yang
lain.
Hampir
sama Hentikan
dengan
infusi
phlebitis. Aliran
dengan
cairan
segera.
intravenous
Gunakan
mungkin
kompres
berhenti
jika
hangat

93

gumpalan
menyumbat
jarum.

4.
Speed Infusi
cairan
shock : Reaksi kedalam sirkulas
tubuh terhadap terlalu cepat.
substansi yang
disuntikkan
kedalam sistem
sirkulasi terllu
cepat.

Sakit
kepala;
denyut
nadi
cepat;
kedinginan,
punggung sakit
dan dyspnea.

sesuai
perintah
dokter.
Mulai
kembali
infusi pada
tempat yang
lain.
Jangan
diusab atau
memijat
daerah yang
terkena.
Jika
gejala
berkembang
hentika
infusi
dengan
segera.
Laporkan
gejala speed
shock pada
dokter
dengan
segera.
Monitor
tanda-tanda
vital
jika
gejala
berkembang
.
Gunkan
selang
IV
yang layak.
Microdrip
(60 gtt /
ml ). Harus
digunakan
pada semua
pasien
pediatric.
Dengan teliti
memonitor
standar
aliran
cairan.
Cek standar
lebih sering

94

5.
Kelebihan
muatan
(overload)
cauran : kondisi
yang
disebabkan
ketika volume
cairan
yang
diinfusikan
kedalam sistem
sirkulasi terlalu
besar.

Volume
cairan
yang diinfusikan
kedalam
sirkulasi terlalu
besar.

Peningkatan

tekanan darah;
dan
kesulitan
bernafas
(dyspnea).

7. Embolus :
Tubuh
luar
atau udara
didalam
sistem
sirkulasi.

Throumbus
dipaksa
keluar
dan
bersirkulasi
didalam
darah.
Udara masuk
ke pembuluh
darah melalui
jalur infusi.

Tergantung pada
apakah
embolusme
menyebabkan
penyumbtan
atau
infeksi
dalam
sistem
sirkulasi.

untuk
keakuratan.
Catatan
waktu
sangat
berguna
dalam
hal
ini.
Jika
gejala
berkembang
perlambat
infusi.
Beritahu
dokter
dengan
segera.
Monitor
tanda-tanda
vital.
Monitor
dengan teliti
standar
aliran
cairan.
Cek standar
lebih sering
untuk
keakuratan.
Periksa
lubang
pemasukan
secara
teratur
untuk
mengidentifi
kasikan
tanda-tanda
phlebitis.
Jangan
biarkan
udara
masuk jalur
infusi.
Perlakukan
phlebitis
dengan
sangat hatihati.

95

7. Infeksi dari
orgnis
pathogenic
kedalam tubuh.

Penggunaan
tekhnik yang
tidak
steril
dlam
memulai
infusi.
Perawatan
yang
tidak
wajar
pada
lubang
masuk infusi.
Larutan
IV
terkontamina
si.

Demam
;
perasaan
tidak
enak; dan sakit,
pembengkakan,
inflamasi,
atau
lepasnya lubang
insersi IV.

Laporkan
rasa
sakit
yang
tibatiba
atau
kesulitan
bernafas
dngan
segera.
Gunakan
teknik
scrupulous
antiseptic
ketika
memulai
infusi.
Ganti perban
diatas
lubang
pemasukan
dengan
teratur.
Ganti selang
IV setiap 24
jam
jika
kebijaksana
an
rumah
sakit
mengijinkan
.
Selalu
mencuci
tangan
sebelum
bekerja
dengan IV.

96

PROSEDUR 35 6
Pengadministrasian Transfusi Darah
Peralatan :
Produk darah
Peralatan administrasi darah (selang dengan filter inline dan y untuk
administrasi saline).
0,9 % normal saline.
IV pole
Iintravenous line : dengan akurat jarum atau khateter # 18 atau # 19.
KEGIATAN

MAKSUD

1.
Tentukan
apakah
pasien
mengetahui
alasan
ats
pentramsfusian. Tanyakan apakah
pasien pernah menjalani transfusi
atau reaksi transfusi sebelumnya.
2. Jelaskan prosedurnya kepada
pasien. Sarankan kepada pasien
untuk dingin, gatal, dan gejalagejala yang tidak biasa.

Pemberitahuan langsung sangat


diperlukan
untuk
memulai
transfusi.

3. Cuci tangan.

Memastikan bahwa pasien yakin


dan
mau
bekerja
sama.
Pemberitahuan secepatnya atas
reaksi-reaksi pada transfusi agar
dapat dihentikan dengan segera.
Pencucian
tangan
mncegah
penyebaran
mikroorganismemikroorganisme.

4. Gantung kontainer yang berisi


0,9 % normal saline dengan
perangkat
administrasi
darah
untuk menginisiasi infusi IV dan
mengikuti administrasi darah.

Dextrose
dapat
mengarahkan
kepada penggumpaln sel-sel darah
merah dan hemolisis. Filter pada
peralatan
administrasi
darah
memindahkan
material-material
tertentu yang terbentuk selama
darah disimpan.
5. Mulai
intravenous
dengan Jarum
atau
khateter dengan
khateter ukuran # 18 atau # ukuran
ujung
yang
besar

97

19. Lihat prosedur 35 1.


Jaga agar IV tetap terbuka
dengan cara memulai aliran
normal saline.
6. Penyediaan
produk
darah
didapatkan dari bank darah
berdasarkan
kebijaksanan
rumah sakit.
7. Selesaikan
identifikasi
dan
periksa seperti yang diinginkan
Rumah sakit :
a. Identifikasi nomer.

diperlukan untuk infusi darah.


Lumen haruslah cukup besar agar
tidak menyebabkan kerusakan selsel darah merah
Darah harus disimpan didalam
wadah berfregerator yang suhunya
terkontrol (4 C).

Beberapa
Rumah
sakit
menginginkan dua perawat untuk
memilah-milah informasi.
Memeriksa apakah unit angka
angka cocok.
b. Golongan darah dab tipe Memeriksa bahwa golongan ABO
darah.
dan tipe Rh sama.
Penyimpanan darah yang aman
c. Tanggal ekspirasi
hanya terbatas sampai 35 hari
sebelum sel-sel darah merah mulai
rusak.
d. Nama pasien
Jangan
pernah
mengadministrasikan
darah
e.
Periksa penggumpalan kepada pasien tanpa label nama.
darah.
Jika terjadi penggumpalan, darah
harus dikembalikan kepada bank
darah.
8. Ambil perangkat base line Setiap perubahan dalam tandadari tanda-tanda vital untuk tanda
vital
selama
transfusi
memulai tranfusi.
mungkin mengindikasikan reksi.
9. Mulai infusi drah :
a. Isi filter dengan darah.
Perlu untuk kewajaran aliran
b. Mulai administrasi lahan darah.
lahan.
Reaksi reaksi transfusi sering
kali terjadi pada periode ini, dan
standar rata-rata yang perlahan
dapat meminimalkan volume selsel darah merah yang diinfuskn.
Jika tidak terjadi efek-efek negatif
c. Periksa tanda tanda vital selama waktu tersebut, rata-rata
setiap 5 menit pada 15 mnit infusi ditingkatkan.
pertama.
Jika komplikasi terjadi maka dapat
d. Amati
flushing
dyspnea, diaawasi,
dan
darah
segera
rasa gatal, atau kudis.
dihentikan.
e. Gunakan
peralatan
penghangat darah, jika ada Mungkin merupakan medikasi awal
indikasi, khususnya pada dari reaksi transfusi.
saat transfusi cepat yang Administrasi cepat pada darh yang
melewati
venous
pusat diinginkan dapat menghasilkan
menekan khateter.
cardiac arrhythmias.
10.
Pelihara
rata-rata
aliran Standar rata-rata aliran harus

98

seperti yang diperintahkan dan


perkirakan dengan lebih sering
atas reaksi transfusi. Hentikan
transfusi darah dan alirkan
saline jika anda mencurigai
adanya reaksi. Beritahu kepada
dokter dan bank darah
11.
Pada sat transfusi telah
selesai infuskan 0,9 % normal
saline.

dikontrol dengan hati-hati, dan


reaksi-reaksi pada pasien selalu
dimontor.

Saline mencegah hemolisis pada


sel-sel darah dan membersihkan
darah
yang
tertinggal
dalam
selang IV.
12.
Catat administrasi darah Menyediakan dokumentasi yang
dan reaksi pada pasien seperti akurat dari respon-respon pasien
yang diperintahkan oleh Rumah terhadap transfusi darah.
sakit.Kembalikan
kantong
transfusi darah ke bank drah
berdasarkan
kebijaksanaan
agensi.

TABEL 35 11
Reaksi reaksi Transfusi
REAKSI

GEJALA DAN
TANDA-TANDA
Reaksi alergi : Alergi Gatal gatal
kepada darah yang Anaphylaxis
ditransfusikan

Reaksi
Febrile
:
demam
yang
berkembang selama
infusi.

Demam
dan
dingin
Pusing
Keringat dingin.

rasa

Reaksi
transfusi
hemolitik
:
Ketidaksesuaian
produk darah

Wajah mengkilap

Demam, rasa dingin,


pusing,
shock,
punggung sakit.

AKTIVITAS
PERAWATAN
Hentikan transfusi
dengan segera dan
KVO
dengan
normal saline.
Beritahukan
kepada dokter.
Administrasikan
antihistamine
Hentikan transfusi
dengan segera dan
KVO
dengan
normal saline.
Beritahu dokter.
Rawat gejala-gejla
tersebut.
Hentikan
infusi
dengan segera dan
KVO
dengan
normal saline.
Beritahu dokter.
Ambil
sampel
darah.

99

Kelebihan Muatan pda Dyspnea


circulatory : terlalu
banyak darah yang Batuk kering
diadministrasikan.
Pulmonary edema

Reaksi
bakterial
: Demam
adanya bakter dalam
darah.
Hipertensi

Kiulit
kering
mengkilap
Rasa
sakt
abdominal

dan
pda

A mbil urin yang


pertama
kali
keluar.
Rawat jika terjadi
shock.
Bawa
peralatan,
selang dan filter ke
laboratorium.
Perlambat
atau
hentikan infusi.
Awasi
tanda

tanda vital.
Beritahu dokter.
Hentikan
infusi
dengan segera.
Monitor tanda
tanda vital.
Beritahu dokter.
Administrasikan
antibotik.

Pemilihan Donor Darah


Pemilihan donor darah harus dilaksanakan dengan sangat hatihati. Donor darah harus dipisah pisahkan dengan akurat, tetapi juga
sangat penting untuk menentukan apakah donor bebas dari penyakit, seprti
halnya aids dan hepatitis tipe A dan tipe B. Virus yang menyebabkan
penyakit-penyakiy tersebut dapat masuk ketubuh resipen. Orang orang
yang menderita alergi biasanya tidak boleh mendonor, begitu juga mereka
yang mempunyai sejarah penyakit kronis, seprti tubercolosi. Sebagai tindak
pencegahan lebih lanjut, beberapa bank darah tidak mau menerima darah
dari donor yang baru saja diimunisasi karena adanya kemungkinan reaksi
alergi pada darah.
Donor diperiksa dengan teliti pada sat pendonoran dan
diijinkankan untuk memberikan pendonoran darah hanya jika jantung baik,
darah, suhu, standar denyut nadi dan respirtori berada dalam daerah
normal.
Pada awal tahun 1980 banyak orang yang terkena AIDS setelah
menerima darah yang terkontaminasi. Walaupun pemantauan yang hati-hati
dan teliti telah dilakukan terhadap pendonor dan darah yang didonorkan
dan berhasil mengurangi dalam jumlah besar kejadian-kejadian tersebut,
pendonor darah dan recipien terus mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang sifatnya mempertanyakan keamanan.

100

Tidak mungkin bahwa pendonor dapat terkena AIDS atau penyakit yang
lainya dengan memberikan darahnya karena penggunaan sekali pakai
diterapkan pada setiap pendonor. Beberapa pasien yang sudah tahu
sebelumnya bahwa ia akan mmerlukan darah, sebelumnya sudah meminta
diijinkan untuk menerima darah yang didonorkan oleh keluarganya atau
dirinya sendiri (autologous transfusion). Praktek semacam ini makinpopuler
sekarang ini.

Ekstrak Darah
Tidak semua orang membutuhkan seluruh konponen darah, sebagai
contoh mungkin pasien hanya memerlukan sel darah merah tetapi tidak
plasma dan yang lainnya, misalnya : pasien anemia dengan jumlah sel
darah merah rendah, pasien dengan kegagalan kardiovaskuler, sehubungan
dengan peningkatan volume darah dan sel-sel darah merahnya, perdarahan
gastrointestinal.
Pada situasi lain hanya perlu plasma seperti perununan plasma
protein atau penurunan faktor pembekuan.
Contoh komponen plasma yang digunakan secara terapi meliputi albumin
manusia (hipovolemic shock, albuminemia, kegagalan liver. Dekstran
merupakan pengganti dari plasma, paling sering digunakan pada pasien
hypovolemik syock dan untuk priming pump oksigenator pada pasien yang
menjalani operasi jantung

Evaluasi
Parameter-parameter yang harus diperhatikan untuk melihat
keefektifan rencana keperawatan terkait dengan keseimbangan cairan,
elektrolit dan asam basa adalah :
Kaji intake pasien apakah sesuai dengan kebutuhan pasien
Kaji apakah output pasien sedah seimbang dengan intake,
bagaimanakah karakteristik urine ?
Apakah sumber-sumber kehilangan cairan masih terjadi ?, apakah
telah terganti dengan terapi ? dan apakan tanda-tanda kekurangan
cairan membaik ?
Apakan berat badan dan pengukuran intake-output mengindikasikan
keseimbangan cairan ?

101

Apakan tanda-tanda gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan


asam-basa menghilang ?
Apakah pasien mampu mengatur dan memenuhi kebutuhannya
sendiri (pemenuhan self-care)
Evaluasi harus berjalan sebagai implementasi rencana keperawatan
sesuai dengan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan.

102

Anda mungkin juga menyukai