Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nyeri dada merupakan suatu nyeri khas yang di rasakan oleh semua

pasien yang mengalami penyakit kardiovaskuler. Maka dari itu perlunya suatu

pengkajian yang lengkap dan teliti sangat diperlukan pada saat pengkajian nyeri.

Mungkin pasien akan ragu untuk memulai menceritakan tentang pengalaman

nyeri, karena mengganggu bahkan mungkin sebagai pengalaman yang

menakutkan (Morton, et al, 2013, p.272). Nyeri dada pada penyakit

kardiovaskuler dapat disebabkaan karena angina atau infark miokard. Namun

perbedaan yang mencolok dari angina dan infark miokard yaitu durasi lama nyeri

dada infark miokard selama lebih dari 20 menit dan tidak menghilang dengan

istirahat. Gambaran nyeri dapat berupa nyeri tajam, menusuk, rasa berat, nyeri

tumpul, seekor gajah duduk di dada saya, atau gangguan pencernaan. Lokasi

nyeri bias pada dada substernal, rahang, leher, punggung atas, atau menjalar ke

lengan kiri (Jenkins , 2013, p.251)

Menurut kemenkes RI (2013) setiap tahun lebih dari 36 juta meninggal

dikarenakn Penyakit Tidak Menular (PTM) sebesar 63 % dari seluruh kematian.

Serta lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular

terjadi sebelum umur 60 tahun. Tercatat bahwa penyebab kematian oleh penyakit

tidak menular nomor satu di dunia adalah penyakit kardiovaskuler . penyakt

kardiovaskuler merupakan penyakit yang menganggu fungsi jantung dan


pembuluh darah, seperti penyakit jantung koroner, penyakit gagal jantung,

hipertensi dan strok.

Menurut hasil survei Rikerdes (2013) ada 12 penyakit tidak menular

tertinggi di Indonesia meliputi: (1) asma; (2) penyakit paru obstruksi kronis

(PPOK); (3) kanker; (4) DM; (5) hipertiroid; (6) hipertensi; (7) jantung koroner;

(8) gagal jantung; (9) stroke; (10) gagal ginjal kronis; (11) batu ginjal; (12)

penyakit sendi/rematik. Jadi penyakit jantung koroner masih menempati urutan

ke tujuh untuk penyakit tidak menular. Berdasarkan diagnose dokter, prevalensi

pjk di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447

orang, sedangkan berdasarkan diagnose dokter/gejala sebesar 1,5% atau

diperkirakan sektar 2.650.340 orang, estimasi jumlah peenderita pjk terbanyak

berada di Jawa Timur sebanyak 375.127 orang. Diperkirakan kematian akibat

penyakit kardiovaskuler, terutama penyakit jantung koroner dan strok akan terus

meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030 (kemenkes RI, 2013) .

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa bahwa nyeri dada angina dan miocard

infark berbeda. Onset miocard infark biasaya disertai nyeri. Hampir 50% pasien

miocard infark didahului serangan-serangan oleh serangan angina pectoris.

namun pada sebagian kecil (20% sampai 30%) miocard infark tidak

menimbulkan nyeri dada yang disebut MI silent(kumar, et al, 2013).

Penanganan nyeri mutlak harus segera di lakukan intervensi untuk mengurangi

nyeri pada pasien kritis seperti pasien miokard infark. Menurut Morton (2013)

nyeri menimbulkan banyak efek membahayakan yang menghambat

penyembuhan dan pemulihan dari sakit kritis. Pasien yang terbebas dari nyeri
memiliki hasil akhir lebih baik dibandingkan mereka yang tertekan oleh nyeri

yang tidak mereda.

Penanganan nyeri dengan cara foot hand massage terbukti efektif mengurangi

nyeri. Di buktikan oleh penilitian Hariyanto , et al, (2015) menunjukkan

pengaruh foot hand massage terhadap respon fisiologis dan intensitas nyeri

pasien IMA, juga penelitian Irani, et al, (2015) foot and hand massage terbukti

menurunkan tingkatan nyeri dan anxiety pada pasien Post-Cesarean. Foot and

hand massage merupakan salah satu dari terapi dari complementary and

alternative therapies (CAT) untuk meningkatakan kesehatan dan membantu

penyembuhan dari penyakit. Keberhasilan dari stimulus permukaan kulit dalam

mengurangi nyeri sering di jelaskan dalam teori gate control. Ketika kulit di

stimulus, nyeri dipercaya bisa dikontol dengan cara menutup mekanisme gerbang

di spinal cord. Ini nantinya akan mengurangi rangsangan nyeri yang nyampai di

persepsi otak. Endorphin merupakan kimia pemblokir nyeri sebagai analgesic

alami dan menghasilkan euphoria. endorpin diperkirakan di produksi ketika

tekanan tertentu diberikan untuk mengurangi nyeri seperti stimulasi kulit dan

relaksasi (taylor, et al, 2011)

Berdasarkan pernyataan-pernyataan dia atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul Pengaruh Hand Foot Massage Terhadap Penurunan

Intensitas Nyeri pada Pasien Infark Miokard Akut. Dimana peneliti ingin

mengetahui pengaruh dari pemberian hand foot massage terhadap penurunan

rasa nyeri pada pasien IMA.


1.1.1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belang di atas, dapat di buat rumusan masalah apakah ada

pengaruh foot hand massage terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

IMA?.
1.1.3.3 Tujuan Peneliti
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh foot hand massage terhdapa

penurunan intensitas nyeri pada pasien IMA.


2. Tujuan Kusus
a) Mengidentifikasi penurunan intensitas nyeri pada pasien IMA tanpa

perlakuan foot hand massage.


b) Mengidentifikasi penurunan intensitas nyeri pada pasien IMA dengan

perlakuan foot hand massage.


c) Menganalisa pengaruh foot hand massage terhadap penurunan

intensitas nyeri pada pasien IMA.


1.1.1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a) Dapat menjelaskan dan memberikan landasan secara teori bahwa foot

hand massage merupakan alternatif tindakan nonfarmakologis untuk

membantu menurunkan intensitas nyeri pada pasien IMA.


b) Sebagai bahan kajian bagi pengembang penelitian-penelitian selanjutnya

bahwa foot hand massage berpengaruh terhadap penurunan intensitas

nyeri pada pasien IMA.


2. Manfaat praktis
a) Sebagai salah satu bahan masukan metode pendekatan nonfarmakologis di

lahan/ruang intensive care.


b) Meningkatkan pengetahuan perawatdalam membantu mempercepat

penurunan intensitas nyeri pada pasien IMA.


c) Dapat digunakan sebagai salah satu metode pendekatan nonfarmakologis

disamping metode pendekatan nonfarmakologis lainnya, seperti teknik


nafas dalam atau distraksi yang sering dilakukan oleh perawat dalam

praktek disamping tindakan farmakologis.

Anda mungkin juga menyukai