NEURO ANATOMI
OLEH:
PPDS 1
dr. Dotti Inggrianita
PEMBIMBING
dr. Dessika Rahmawati, Sp.S, M. Biomed
2
Gambar 1. Arteri pada basis kranii 2
Pada arcus aorta, aliran darah bercabang menjadi trunchus brachiocephalica pada sisi
kanan, sebelum bercabang menjadi arteri carotis communis dan arteri subclavia dextra.
Sedangkan pada sisi kiri, arteri carotis comunis sinistra dan arteri subclavia sinistra langsung
keluar sebagai cabang dari arcus aorta. Pada 20% variasi, arteri carotis communis sinistra juga
keluar dari trunchus brachiocephalica sinistra. Arteri carotis communis berada di dalam carotid
sheath yang berisi arteri carotis communis, vena jugularis interna, dan nervus vagus. Carotid
sheath berada di dalam fascia colli profundus. Arteri carotis communis kemudian memberikan
2 cabang terminal, yaitu arteri carotis interna (ICA) dan arteri carotis eksterna (ECA). ICA
memberikan aliran utama pada sirkulasi otak anterior, terutama melalui cabang arteri cerebri
anterior (ACA) dan arteri cerebri media (MCA). ICA memiliki ukuran yang sama antara sisi
kanan dan kiri. 1
Arteri subclavia pada masing-masing sisi memberikan cabang arteri vertebralis yang
merupakan pemasok utama sirkulasi posterior otak melalui arteri cerebri posterior. Arteri
cerebri posterior kanan dan kiri biasanya tidak berukuran sama, dan dominan pada salah satu
sisi. Kemudian sirkulasi anterior dan posterior beranastomosis melalui sirkulus Willisi dan
beberapa kolateral lainnya sehingga dapat mengkompensasi terhadap berkurangnya sirkulsi
darah yang disuplai oleh arteri tertentu. Meskipun Arteri yang memvaskularisasi otak
beranastomosis satu dengan yang lain, otak tetap memiliki area tertentu yang dinamakan
3
watershed area. Area tersebut merupakan perbatasan antara arteri besar yang rentan
mengalami iskemia apabila terjadi penurunan aliran darah.1
4
Arteri vertebralis berasal dari arteri subclavia masing-masing sisis dan sering memilki kaliber
yang berbeda pada kedua sisi. Arteri vertebralis ainistra jarang berasal langsung dari arkus
aorta. Arteri berjalan naik di leher dalam kanal tulang yang dibentuk oleh foramina transversus
vertebrae servikalis ayng dimasuki oleh arteri tersebut setinggi C6. Setinggi atlas arteri ini
meninggalkan kanal tulang dan emlengkung mengelilingi massa lateral atlas di bagian dorsal
dan medial, menempati sulkus arteriae vertebralis di permukaan atas arkus posterior Ca.
Pembuluh darah ini kemudian berjalan ke arah ventral di antara oksiput dan atlas dan melewati
membrana atlanto –oksipitalis. pembuluh ini biasanya menembus duramater setinggi foramen
magnum.2
5
Gambar 3. Diagram ACA dengan segmen dan cabangnya yaitu segmen precommunicating
(A1), cabang arteri communicans anterior (ACoA), segmen postcommunicating (A2), cabang
arteri lenticulostriata medialis (mLSAs), dan cabang RAH (Arteri Reccurent Heubner) kiri
dan kanan (titik-titik). Panah kecil merupakan cabang arteri pericallosal. Panah besar
merupakan watershed area 3
6
Cabang Arteri Lenticulostriata Arteri recurrent
Perforantes medialis Heubner
Cabang - A. frontoorbital A. pericallosal
Cortical A. frontopolar A. Callosomarginal
Cabang parietal
Cabang terminal cortex
Cabang terbesar dari ACA yang di dalam, atau central adalah arteri rekuren Heubner
(arteri striata media). Setelah memberikan beberapa cabang ke korteks orbital, berjalan melalui
substantia perforata anterior untuk bergabung dengan cabang MCA yang dalam. Arteri ini juga
menyuplai bagian bawah kepala nucleus caudatus, bagian bawah dari ujung frontal putamen,
ujung frontal globus pallidus, sebgian daribagian frontal limb anterior kapsul interna, dan
bagian anterior dari kapsul eksterna dan ventrikel lateral. Kelompok anteromedial dari arteri
sentral muncul dari ACA dan arteri communican anterior dan menyuplai hipotalamus anterior,
termasuk bagian preoptic dan suprachiasma, genu dari corpus callosum, septum pellucidum,
pilar anterior fornix, dan bagian dari anterior komisura 3
7
Gambar 5. Cabang ACA bagian dalam 4
Tabel 2. Cabang dan teritori ACA bagian proksimal (A1 dan A2)
Cabang Segmen Proximal ACA (A1 dan A2) Teritori Proximal ACA (A1 dan A2)
- Cabang perforantes - Cabang Perforantes
Arteri Reccurent Heubner Caput nucleus caudatus
Arteri perforans callosal Basal ganglia (anteromedial,
inferior)
Capsula interna (Inferomedial)
Commisura anterior
Corpus callosum (rostrum)
- Cabang cortical - Cabang cortical
Cabang orbitalis (a. orbitofrontal) N. I (Bulbus dan tractus
Cabang frontalis (a. frontopolar) olfactorii)
Girus rectus
Lobus frontalis (ventromedial)
Tabel 3. Segmen dan teritori A3
8
Cabang Segmen Distal ACA (A3) Teritori Distal ACA (A3)
- Cabang cortical - Dua per tiga anterior sisi medial
Arteri pericallosal hemisfer cerebri
A. Callosomarginal - Corpus callosum
Cabang parietal - Teritori bervariasi pada cortex di sisi
Cabang cortical terminalis konveks.
Keterangan gambar
1. Segmen A2
2. A. Orbitofrontal
3. A. Frontopolar
4. A. Pericallosal
5. A. Callosomarginal
6. Cabang splenium
Gambar 6. Cabang ACA tampak lateral (kiri) dan area cortex yang divaskularisasi ACA
(Kanan)
9
2. MANIFESTASI KLINIS ACA
Infark di area arteri cerebri anterior relatif jarang (10-20% dari semua infark otak).
Infark dapat terjadi unilateral atau bilateral tergantung dari variasi anatomi vascular. Infark
bilateral sering terjadi bila kedua arteri cerebri anterior disupplai oleh sebuah arteri carotis
interna. Emboli dari plak aterosklerotik di bifurcatio carotis dapat memasuki kedua arteri
cerebri anterior dalam waktu singkat. Yang lebih jarang terjadi, hanya terdapat satu arteri
cerebri anterior (azygos) sebagai varian antomi normal. Penyebab lain infark pada teritori arteri
cerebri anterior adalah aneurisma arteri communicans anterior dan stenosis yang disebabkan
oleh proses inflamasi atau infeksi, yang sering terjadi di segmen calosum arteri cerebri anterior
2
Infark unilateral di teritori arteri cerebri anterior sering tidak menunjukkan gejala
klinis. Infark jarang terjadi dibagian ujung rostral teritori arteri ini, karena banyak hubungan
anastomosis antara pembuluh darah di kedua hemisfer. Namun, jauh ke arah di belakang
kepala, teritori kedua arteri cerebri anterior dipisahkan oleh falk cerebri sehingga salah satu sisi
tidak bisa mendapatkan sirkulasi colateral dari sisi yang lainnya. Manifestasi klinis yang
mungkin timbul pada infark di area central ini adalah hemiparesis yang terutama mengenai
tungkai, paresis tungkai terisolasi, dan paraparesis (pada infark bilateral). Namun, defisit ini
biasanya hanya sementara karena terjadinya restitusi aliran darah melalui sirkulasi kolateral
dari arteri cerebri posterior. Kerusakan unilateral aspek medial lobus frontalis tidak
menimbulkan defisit yang berat, tetapi kerusakan bilateral menyebabkan gangguan dorongan,
minat atau motivasi yang berat, yaitu pasien tidak dapat lagi berpartisipasi pada aktivitas hidup
yang normal, menjadi sangat apatis, dan menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat
tidur. Masalah ini sering disertai oleh gangguan mental lainnya, defisit neuropsikologis
(apraksia), disfungsi kandung kemih (inkontinensia), dan refleks primitif patologis (refleks
genggam, refleks hisap, dan refleks palmomental) 2
10
2.1. Kelemahan dan Kehilangan Sensoris
Oklusi ACA menyebabkan oinfark pada lobus parasentral dan menyebabkan
kelemahan dan kehilangan sensoris pada kaki kontralateral. Deficit ini disebabkan dua alasan,
yaitu pertama kaki proximal direpresentasikan pada korteks sensorimotor primer pada hemisfer
bagian medial atau pada bagian atas yang juga terdapat banyak vaskularisasi dari vena
11
kontralateral dari MCA, kedua karena otot proksimal juga direpresentasikan oleh hemisfer
ipsilateral.5
Otot yang parese pada awalnya flaksid, kemudian menjadi spastic dari hari ke hari,
reflex tendon akan berkurang, normal, atau meningkat. Refleks Babinski biasanya akan
muncul.
Gangguan sensori juga dapat muncul misalnya gangguan diskriminasi dua titik,
lokalisasi, stereognosia, serta gangguan proprioseptif yaitu gangguan posisi. Sensasi nyeri dan
suhu serta raba kasar hanya akan sedikit terganggu. Gangguan getar akan bervariasi. 5
Pada fase akut, kepala dan mata akan berdeviaasi ke arah lesi. Didapatkan ‘grasping
and groping’ pada tangan dan kaki kontralateral, diikuti kerusakan pada girus frontal superior
posterior. Forced grasping dianggap sebagai tipe apraksia kinetic tungkai. Didapatkan juga
kondisi menghisap dan menggigit, mulut mengarah ke sisi yang disentuhkan ‘ansaugen’,
bradikinesia, katalepsi, dan inervasi tonik pada lengan dan kaki. Selama hari-hari pertama
setelak infark pada ACA, terdapat 2 pasien yang menunjukkan gejala perilaku motor
hiperkinetik kontralateral (gerakan kepala dan mata, gerakan jari-jari yang ritmik, fleksi dan
ekstensi tungkai).
Infark nukleus caudatus menyebabkan bradikinesia tungkai bawah kontralaretal,
kekakuan, dan kehilangan asosiasi gerakan yang dianggap sebagai suatu kelemahan. Disartria
disebabkan infark dari kapsula interna limb anterior kanan maupun kiri.
Kelemahan piramidalis pada kaki, ataksia pada lengan ipsilateral juga dapat muncul 5
2. 4. Gangguan Berbahasa
Oklusi ACA unilateral dapat menyebabkan gangguan berbahasa. Terjadi mutisme, atau
emosi verbal spontan yang berkurang, yang berhubungan dengan bradikinesia psikomotor,
sering dihubungkan denngan sebagai manifestasi abulia. Terjadi gangguan komprehensi
bicara, kesulitan menemukan kata, alexia, paraphasia verbal pada bicara spontan, serta
membaca terlalu keras. Didapatkan juga repetisi normal dengan echolalia (afasia transkortikal)
5
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Waxman, Stephen G. 2010. Clinical Neuroanatoy 26th Ed. New York: McGraw
Hill-Lange.
2. Baehr, M. 2005. Diagnosis Topik Neurologi DUUS: Anatomi, Fisiologi, Tanda,
Gejala.Edisi 5. Jakarta: EGC.
3. Campbell, WW. 2013. DeJong’s The Neurologic Examination 7 th Ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
4. Netter, Frank H, Craig, John A, Perkins, James. 2004. Atlas of Neuroanatomy
and Neurophysiology Special Edition. USA: Icon Custom Communications.
5. Mohr, J. P., et all. 2016. Stroke: Phatophysiology, Diagnosis, and Management,
Sixth Edition. Philadelphia : Elsevier Saunders.
6. Hacking, Craig, Gaillard, Frank. Anterior Cerebral Artery. 2008.
https://radiopaedia.org/articles/anterior-cerebral-artery
15