Anda di halaman 1dari 24

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
REFERAT
Februari 2018

CARPAL TUNNEL SYNDROME

Disusun oleh:

Iin Sakina Lammi (C11114029)


Kwan Silvea Kwandou (C11114045)

Pembimbing:
dr. Fitri Damayanti

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

1. Nama : Iin Sakina Lammi


NIM : C11114029
2. Nama : Kwan Silvea Kwandou
NIM : C11114045

Judul Referat : Carpal Tunnel Syndrome

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian ilmu penyakit saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, Februari 2018


Pembimbing

dr. Fitri Damayanti


DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN 1
B. EPIDEMIOLOGI 1
C. ANATOMI NERVUS MEDIANUS 2
D. PATOMEKANISME 4
E. FAKTOR RESIKO 6
F. GAMBARAN KLINIK 7
G. DIAGNOSA KLINIS 7
H. DIAGNOSIS BANDING 13
I. PENATALAKSANAAN 14
J. PROGNOSIS 17
K. KESIMPULAN 18

DAFTAR PUSTAKA 19
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Anatomi Plexus Brachialis 2


Gambar 2 : Tangan yang Dipersarafi oleh Saraf Medianus 3
Gambar 3 : Letak Nervus Medianus 4
Gambar 4 : Thenar Muscle Wasting 8

Gambar 5 : Phalen Test 9


Gambar 6 : Tinel Test 10
Gambar 7 : Durkan’s Compression Test 10
Gambar 8 : Tes Thumb Abduction Strength 11

Gambar 9 : Pemeriksaan konduksi sensorik menggunakan ENMG 12


Gambar 10 : (a) Gambaran USG nervus medianus yang normal 13
(b) Gambaran USG pasien carpal tunnel syndrome 13
Gambar 11: Nerve Gliding 15
CARPAL TUNNEL SYNDROME
A. PENDAHULUAN

Carpal tunnel syndrome merupakan gangguan saraf di mana nervus medianus


tertekan di dalam Carpal tunnel (terowongan karpal) pada area pergelangan tangan. Pada
pergelangan tangan ini, nervus medianus berjalan melalui terowongan karpal (carpal tunnel)
dan menginnervasi kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibu jari, telunjuk, jari
tengah dan setengah sisi radial jari manis. Nervus medianus rentan terhadap kompresi dan
cedera di telapak tangan dan pergelangan tangan yang dibatasi oleh tulang pergelangan
tangan (carpal) dan ligamentum carpal transversal yang menyebabkan terjadinya neuropati
tekanan yang dikenal dengan istilah sindroma terowongan karpal (carpal tunnel syndrome). 1

B. EPIDEMIOLOGI

Carpal tunnel syndrome adalah salah satu gangguan saraf yang umum terjadi. Angka
kejadian Carpal tunnel syndrome di Amerika Serikat telah diperkirakan sekitar 1-3 kasus per
1.000 orang setiap tahunnya dengan pevalensi sekitar 50 kasus dari 1.000 orang pada
populasi umum. Orang tua setengah baya lebih mungkin beresiko dibandingkan orang yang
lebih muda, dan wanita tiga kali lebih sering daripada pria.2

National Health Interview Study (NIHS) mencatat bahwa Carpal tunnel syndrome lebih
sering mengenai wanita daripada pria dengan usia berkisar 25 - 64 tahun, prevalensi tertinggi
pada wanita usia > 55 tahun, biasanya antara 40 – 60 tahun. Prevalensi Carpal tunnel
syndrome dalam populasi umum telah diperkirakan 5% untuk wanita dan 0,6% untuk laki-
laki. Carpal tunnel syndrome adalah jenis neuropati jebakan yang paling sering ditemui.
Sindroma tersebut unilateral pada 42% kasus ( 29% kanan,13% kiri ) dan 58% bilateral.
Perkembangan Carpal tunnel syndrome juga berhubungan dengan usia di mana kasus ini
meningkat untuk setiap dekade usia 59 tahun, setelah itu, jumlah kasus di setiap dekade
menurun. Atroshi et al. mengamati serupa distribusi usia dengan prevalensi tertinggi CTS
pada pria dari 45-54 tahun dan wanita usia 55-64. Lunak dan Rudolfer menemukan bahwa
kasus CTS memiliki distribusi usia dengan puncak pada usia 50-54 tahun.3

Di Indonesia, prevalensi carpal tunnel syndrome dalam masalah kerja belum diketahui
karena sangat sedikit diagnosis penyakit akibat kerja yang dilaporkan. Berbagai penelitian
melaporkan bahwa carpal tunnel syndrome merupakan salah satu jenis gangguan trauma
kumulatif yang paling cepat menimbulkan gejala pada pekerja. Penelitian pada pekerjaan

1
dengan risiko tinggi di pergelangan tangan dan tangan mendapatkan prevalensi antara 5,6% -
14,8%.26

C. ANATOMI NERVUS MEDIANUS

Serabut - serabut saraf yg membentuk nervus medianus berasal dari saraf spinal C5-
C8 dan Th 1 dari plexus brachialis, dibentuk oleh cabang lateralis fasciculus medialis dan
cabang medial dari fasciculus lateralis dimana kedua cabang tersebut bersatu pada tepi
bawah musculus pectoralis minor. 4

Gambar 1 : Anatomi Plexus Brachialis


Diambil dari : Netter,F. Atlas Anatomi. Saunders.2006.

Serabut motorik nervus medianus mempersarafi otot lengan bawah yaitu musculus
pronator teres, musculus palmaris longus, musculus flexsor carpi radialis, musculus flexsor
digitorum superficialis, musculus flexor digitorum profundus, musculus pronator quadratus,
musculus flexor pollicis longus. Serabut motorik nervus medianus yg mempersarafi otot –
otot tangan musculus flexor pollicis brevis, musculus opponen polisis, musculus abductor
polisis brevis, musculi Lumbricalis I dan II. 4

2
Sedangkan serabut sensorik nervus medianus terdiri dari bagian palmar ibu jari, jari
telunjuk, jari tengah, dan bagian radial jari manis, serta ujung – ujung distal dari jari yang
sama dan bagian dorsal tangan sampai dengan phalang kedua jari telunjuk, jari tengah dan
setengah dari jari manis. Di dalam carpal tunnel tersebut nervus medianus terletak langsung
di bawah ligamentum carpi transversum dan sebelumnya terletak di belakang dari tendon
musculus palmaris longus. 4

Gambar 2. Tangan yang Dipersarafi oleh Saraf Medianus


Diambil dari: Katz, J.N. et al., 2011.CTS. N Engl J Med. Vol. 346, No. 23.

Canalis carpi (carpal tunnel) berada di dalam dasar pergelangan tangan. Sembilan ruas
tendon flexor dan nervus medianus berjalan di dalam canalis carpi yang dikelilingi dan
dibentuk oleh tiga sisi dari tulang – tulang carpal. Nervus dan tendon memberikan fungsi
untuk sensibilitas dan pergerakan pada jari – jari tangan. Jari tangan dan otot – otot flexor
pada pergelangan tangan beserta tendon – tendonnya berorigo pada epicondylus medial pada
regio cubiti dan berinsersi pada tulang – tulang metaphalangeal, interphalangeal proximal
dan interphalangeal distal yang membentuk jari tangan dan ibu jari. Canalis carpi berukuran
hampir sebesar ruas ibu jari dan terletak di bagian distal lekukan dalam pergelangan tangan
dan berlanjut ke bagian lengan bawah di regio cubiti sekitar 3 cm. 4

Pada terowongan carpal, nervus medianus bercabang menjadi komponen radial dan ulnar.
Komponen radial dari nervus medianus akan menjadi cabang sensorik pada permukaan
palmar jari-jari pertama dan kedua dan cabang motorik musculus abductor pollicis brevis,
musculus opponens pollicis, dan bagian atas dari musculus flexor pollicis brevis. 4

3
Gambar 3 : Letak Nervus Medianus
Diambil dari : Netter,F. Atlas Anatomi. Saunders.2006.

Nervus medianus yang tertekan dapat disebabkan oleh berkurangnya ukuran canalis
carpi, membesarnya ukuran alat yang masuk di dalamnya (pembengkakan jaringan lubrikasi
pada tendon – tendon flexor) atau keduanya. Gerakan fleksi dengan sudut 90 derajat dapat
mengecilkan ukuran canalis. Terjadinya penekanan terhadap nervus medianus hingga
semakin masuk di dalam ligamentum carpi transversum dapat menyebabkan atrofi eminensia
thenar, kelemahan pada musculus flexsor pollicis brevis, musculus opponens pollicis dan
musculus abductor pollicis brevis yang diikuti dengan hilangnya kemampuan sensorik
ligametum carpi transversum yang dipersarafi oleh bagian distal nervus medianus.4

Cabang sensorik superfisial dari nervus medianus yang mempercabangkan persarafan


proksimal ligamentum carpi transversum yang berlanjut mempersarafi bagian telapak tangan
dan ibu jari.4

D. PATOMEKANISME

Ada beberapa teori patogenesis yang menjelaskan tentang carpal tunnel


syndrom,walaupun patogenesis mengenai carpal tunnel syndrom masih belum jelas. Teori
tersebut adalah kompresi mekanik, insufisiensi mikrovaskular, dan teori getaran. Menurut
teori kompresi mekanik, gejala carpal tunnel syndrom karena kompresi nervus medianus di
terowongan karpal. Kelemahan utama dari teori ini adalah ia menjelaskan konsekuensi dari
kompresi saraf, tetapi tidak menjelaskan etiologi yang mendasari kompresi mekanik.
Kompresi diyakini dimediasi oleh beberapa faktor seperti ketegangan, tenaga berlebihan,
hyperfunction, ekstensi pergelangan tangan berkepanjangan atau berulang . 5

4
Teori insufisiensi mikro - vaskular menyatakan bahwa kurangnya pasokan darah
menyebabkan penipisan nutrisi dan oksigen ke saraf yang menyebabkan ia perlahan-lahan
kehilangan kemampuan untuk mengirimkan impuls saraf. Skar dan jaringan fibrotik akhirnya
berkembang dalam saraf. Tergantung pada keparahan cedera, perubahan saraf dan otot
mungkin permanen. Karakteristik gejala carpal tunnel syndrom, terutama kesemutan, mati
rasa dan nyeri akut, bersama dengan kehilangan konduksi saraf akut dan reversibel dianggap
gejala untuk iskemia. Seiler et al menunjukkan (dengan Doppler laser flowmetry ) bahwa
normalnya aliran darah berdenyut di dalam nervus medianus dipulihkan dalam 1 menit dari
saat ligamentum karpal transversal dilepaskan. Sejumlah penelitian eksperimental
mendukung teori iskemia akibat kompresi diterapkan secara eksternal dan karena
peningkatan tekanan di carpal tunnel. gejala akan bervariasi sesuai dengan integritas suplai
darah dari saraf dan tekanan darah sistolik . Kiernan dkk menemukan bahwa konduksi
melambat pada nervus medianus dapat dijelaskan oleh kompresi iskemik saja dan mungkin
tidak selalu disebabkan myelinisasi yang terganggu .5

Teori ke tiga yaitu teori getaran di mana gejala carpal tunnel syndrom bisa disebabkan
oleh efek dari penggunaan jangka panjang alat yang bergetar pada nervus medianus di carpal
tunnel. Lundborg et al mencatat edema epineural pada nervus medianus dalam beberapa hari
berikut paparan alat getar genggam. Selanjutnya, terjadi perubahan serupa mengikuti
mekanik, iskemik, dan trauma kimia.5

Adapun hipotesis lain dari carpal tunnel syndrom berpendapat bahwa faktor mekanik dan
vaskular memegang peranan penting dalam terjadinya carpal tunnel syndrom. Umumnya
carpal tunnel syndrom terjadi secara kronis di mana terjadi penebalan retinaculum flexorum
yang menyebabkan tekanan terhadap nervus medianus. Tekanan yang berulang-ulang dan
lama akan mengakibatkan peninggian tekanan intrafasikuler. Akibatnya aliran darah vena
intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini akan mengganggu nutrisi intrafasikuler
lalu diikuti oleh anoksia yang akan merusak endotel. Kerusakan endotel ini akan
mengakibatkan kebocoran protein sehingga terjadi edema epineural. Hipotesa ini
menerangkan bagaimana keluhan nyeri dan sembab yang timbul terutama pada malam atau
pagi hari akan berkurang setelah tangan yang terlibat digerak-gerakkan atau diurut, mungkin
akibat terjadinya perbaikan sementara pada aliran darah. Apabila kondisi ini terus berlanjut
akan terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Lama-kelamaan saraf menjadi
atrofi dan digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi nervus medianus
terganggu secara menyeluruh. 6

5
Selain akibat adanya penekanan yang melebihi tekanan perfusi kapiler akan menyebabkan
gangguan mikrosirkulasi dan timbul iskemik saraf. Keadaan iskemik ini diperberat lagi oleh
peninggian tekanan intrafasikuler yang menyebabkan berlanjutnya gangguan aliran darah.
Selanjutnya terjadi vasodilatasi yang menyebabkan edema sehingga sawar darah-saraf
terganggu yang berkibat terjadi kerusakan pada saraf tersebut. 6

E. FAKTOR RESIKO

Adapun beberapa penyebab dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian


carpal tunnel syndrome antara lain : (4,7)

1. Hormonal karena adanya retensi cairan pada jaringan yang ada di Carpal tunnel.
misalnya: menstruasi, kehamilan, menopouse, diabetes mellitus, dsn miksudema pd
hipotiroidisme.
2. Herediter misalnya neuropati herediter yang cenderung menjadi pressure palsy,
misalnya HMSN (hereditary motor and sensory neuropathies) tipe III.
3. Kongenital, apabila ada anomali didaerah Carpal tunnel, misal perpanjangan
4. Trauma akan merubah ”countour” normal Carpal tunnel atau pembentukan tulang
baru yang berlebihan pada colles fracture. Terjadinya neuropati saat cedera
disebabkan karena fragmen tulang patah atau ujung ligamentum menekan nervus
medianus.
5. Penyakit Okupasi adalah penyakit yang disebabkan karena penggunaan tangan secara
berlebihan pada keadaan hiperekstensi pada pergelangan tangan, sehingga tekanan
Carpal tunnel meningkat dari pada tangan dengan posisi netral.
6. Infeksi pada tenosinovitis kronis dan tuberkulosa
7. Metabolik misalnya pada amiloidosis, gout, hipotiroid
8. Endokrin misalnya pada akromegali, terapi estrogen atau androgen, diabetes mellitus,
hipotiroidi, kehamilan.
9. Tumor dan keadaan lain yang menambah isi dari carpal tunnel, misalnya: Ganglion,
neuroma, lipoma, kista sinovitis, hematoma, deposit Calsium, amiloidosis,
Chondrocalsinosis.
10. Iatrogenik misalnya punksi arteri radialis, pemasangan shunt vascular untuk
dialisis,hematoma, komplikasi dari terapi anti koagulan.
Inflamasi dari membran mukosa yang mengelilingi tendon menyebabkan nervus
medianus tertekan dan menyebabkan carpal tunnel syndrome.

6
F. GAMBARAN KLINIK

Gejala khas yang alami oleh pasien carpal tunnel syndrome adalah nyeri dan paresthesia
pada daerah yang diinnervasi oleh nervus medianus yaitu ibu jari, telunjuk, dan jari tengah.
Pada keadaan tertentu, nyeri dan parestesia dapat menjalar ke proksimal di bagian
antebrachium, atau brachium bahkan bahu. Pasien dapat mengeluh sulit menggenggam atau
mengerjakan sesuatu dengan tangannya. Pasien dapat terbangun di malam hari oleh karena
nyeri yang dirasakan, ada riwayat mengibaskan tangan untuk meringankan nyeri (flick
sign).8,14 Penekanan nervus medianus dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
atrofi otot thenar, kelemahan ibu jari dan jari telunjuk, serta hilangnya innervasi pada otot
paling distal.9

G. DIAGNOSIS KLINIS
1. Anamnesa
Pasien carpal tunnel syndrome merasakan sensasi nyeri dan bengkak terbakar
pada tangan dan jari.10 Dalam menggali riwayat gejala yang dirasakan pasien, ada
beberapa pertanyaan berkaitan dengan keluhan nyeri atau mati rasa pada tangan,
yaitu2
a. Durasi.
Sejak kapan pasien merasakan gejala tersebut.
b. Pencetus
Apa yang memperberat gejala yang dialami pasien, nyeri seperti apa yang
dirasakan, apakah menetap atau hilang-timbul, apa yang dapat mengurangi
gejala (misalnya dengan mengibaskan tangan)
c. Lokasi
Letak nyeri dan lokasi penjalarannya, apakah keluhan tersebut berada pada
daerah yang diinnervasi n.medianus atau tidak, dan apakah ada gejala yang
berkaitan di lokasi lain.
d. Riwayat pengobatan
Terapi apa yang telah diberikan (obat, latihan fisik, dll)
e. Aktivitas
Pekerjaan atau kegiatan sehari-hari, hobi, apakah aktivitas tersebut terbatas
akibat keluhan yang dirasakan.

7
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi berupa adanya ekimosis atau lecet pada pergelangan tangan dan
tangan menunjukkan luka akut pada jaringan,yang dapat melibatkan
nervus medianus. Kelainan tulang, seperti deformitas boutonniere, swan
neck, deviasi ulnaris, tanda rheumatoid arthritis atau osteoarthritis. Atrofi
otot thenar yang menunjukkan carpal tunnel syndrome berat yang
berlangsung secara kronik.8

Gambar 4 : Thenar Muscle Wasting


Diambil dari : Middleton, S.D dan Raymond EA. Carpal Tunnel Syndrome.
BMJ. November 2014.
b. Flick Sign
Gerakan mengibaskan tangan dapat mengurangi nyeri dan parestesia.
Biasanya penderita carpal tunnel syndrome melakukan gerakan tersebut di
malam hari saat nyeri meningkat.2,11
c. Two-point dicrimination test
Ketidakmampuan untuk membedakan kurang dari 6 mm dianggap
tidak normal, bisa dilakukan dengan sebuah caliper.13
d. Torniquet Test
Dilakukan pemasangan turniquet dengan menggunakan
sphygmomanometer di atas siku dengan diberi tekanan sedikit di atas tekanan
sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti carpal tunnel syndrome,
maka tes ini positif mendukung diagnosa carpal tunnel syndrome.27

8
e. Phalen Test
Tes ini dilakukan dengan fleksi pergelangan tangan. Tanda positif
ketika fleksi penuh pergelangan tangan selama 60 detik menyebabkan
paresthesia di wilayah dari nervus medianus. Prinsip tes ini adalah
meningkatkan tekanan pada carpal tunnel serta tertekannya nervus oleh
ligamentum carpal transversum dan tendo otot flexor.12
Pasien dengan carpal tunnel syndrome akan mati rasa dan kesemutan
dalam waktu 1 sampai 2 menit. Pasien yang sehat mengalami mati rasa
dan kesemutan di wilayah nervus medianus saat tangan dipegang dalam
posisi terlentang penuh selama 10 menit atau lebih. Karena itu, jika
penderita tidak mengalami gejala dalam waktu sekitar 3 menit, tes
dianggap negatif.12

Gambar 5 : Phalen Test


Diambil dari Urbano, F.L. Tinel’s Sign and Phalen’s Maneuver: Physical
Signs of Carpal Tunnel Syndrome. Hospital Physician. 2000.

f. Tes Tinel
Tes Tinel yang positif ditandai dengan adanya kesemutan pada regio
anatomi yang diinnervasi nervus medianus pada saat dilakukan perkusi
ringan pada daerah nervus. Pada keadaan normal, perkusi yang dilakukan
tidak akan menimbulkan kesemutan.12

9
Gambar 6 : Tinel Test
Diambil dari Urbano, F.L. Tinel’s Sign and Phalen’s Maneuver:
Physical Signs of Carpal Tunnel Syndrome. Hospital Physician. 2000.
g. Tes Durkan (Kompresi)
Tangan pasien berada dalam posisi supinasi di atas meja. Pemeriksa
meletakkan tiga jarinya ke carpal tunnel dan menekannya selama 30 detik.
Hasil tes positif apabila pasien merasakan kesemutan atau sensasi pada ibu
jari atau telunjuk, jari tengah, atau setengah jari manis (distribusi nervus
medianus).14

Gambar 7 : Durkan’s Compression Test

Diambil dari : Middleton, S.D dan Raymond EA. Carpal Tunnel Syndrome.
BMJ. November 2014.

10
h. Test Thumb Abduction Strength
Pasien diminta untuk meletakkan tangannya di atas meja dengan posisi
supinasi dan ibu jari abduksi. Pasien membuat gerakan abduksi ibu jari
secara aktif. Pemeriksa melakukan palpasi pada m.abductor pollicis brevis
sambil memberikan tahanan untuk menilai kekuatan kontraksi otot.
Pemeriksaan ini dilakukan pada tangan kiri dan kanan untuk dibandingkan
kekuatan kontraksinya.14

Gambar 8 : Tes Thumb Abduction Strength


Diambil dari : Middleton, S.D. dan Raymond EA. Carpal Tunnel Syndrome.
BMJ. November 2014.

3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dalam menentukan faktor resiko
terjadinya carpal tunnel syndrome yaitu4,7 :
a. Darah rutin, untuk mengetahui adanya infeksi. Leukositosis apabila leukosit
diatas 10.00016
b. Glukosa darah, untuk mengetahui adanya diabetes melitus. Kadar tes
laboratorium untuk diagnosis diabetes.15

11
Glukosa plasma 2
Glukosa plasma
HbA1c % jam setelah TTGO
puasa (mg/dL)
(mg/dL)

Diabetes ≥6,5 ≥126 ≥200

Prediabetes 5,7-6,4 100-125 140-199

Normal <5,7 < 100 <140

c. Asam urat, mengetahui adanya gout arthritis. Kadar asam urat tergolong
hiperurisemia apabila nilainya > 7 mg/dL pada laki-laki dan > 6 mg/dL pada
perempuan.17
d. Kadar TSH dan FT4, untuk mengetahui adanya gangguan tiroid. Kadar
serum dari TSH adalah sekitar 0,3-6,2 mU/L. Sedangkan nilai normal fT4
adalah 0,8-2 ng/dL.18
4. Pemeriksaan ENMG
Hasil tes konduksi saraf dan elektroneuromyografi (ENMG) bisa digunakan
untuk konfirmasi diagnosis pada pasien dan menentukan derajat keparahan yang
memberi gambaran terapi yang cocok untuk diberikan. Hal yang menunjukkan
penurunan konduksi saraf dapat mendukung diagnosis carpal tunnel syndrome.9
Nilai normal konduksi motorik nervus medianus yaitu A (amplitudo) ≥4 mV,
CV (conduction velocity) ≥50 m/s , DL (distant latency) ≤4 ms . Sedangkan nilai
konduksi sensorik nervus medianus yaitu A (amplitudo) ≥20 mV, CV (conduction
velocity) ≥50 m/s.26

12
Gambar 9 : Pemeriksaan konduksi sensorik menggunakan ENMG
Diambil dari : Ford, C. E, et.all. Carpal Tunnel Syndrome. American
Association of Neuromuscular & Electrodiagnostic Medicine. AANEM.2010.

5. Pemeriksaan Radiologi.
Pada pasien carpal tunnel syndrome bisa dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi (USG). Tingkat keparahan penyakit carpal tunnel syndrome dapat
dilihat dari lingkar luas nervus medianus.19
a. Normal : ≤ 10 mm2
b. Ringan : 10-13 mm2
c. Sedang : 13-15 mm2
d. Berat : >15 mm2

(a) (b)

13
Gambar 10 : (a) Gambaran USG nervus medianus yang normal (b)
Gambaran USG pasien carpal tunnel syndrome
Diambil dari : Sariga, O, et.all. Carpal Tunnel Syndrome: What is the
Diagnostic Value of USG With High Resolution Transducers. Marmara Medical
Journal. Vol.13, No. 2. 2010
Pada pasien carpal tunnel syndrome, dapat ditemukan penurunan echogenisitas
nervus medianus dan hilangnya pola retikular pada pemeriksaan USG.24
Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan MRI apabila ditemukan kelainan lain
misalnya pada kasus giant lipoma. Adanya tumor mendesak ruang yang menekan
neurovaskular. Hal ini membuat adanya gejala klinis yang mimikri dengan carpal
tunnel syndrome.25

H. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari carpal tunnel syndrome antara lain20:
1. Cervical radiculopathy. Biasanya keluhannya berkurang bila leher diistirahatkan
dan bertambah hila leher bergerak. Distribusi gangguan sensorik sesuai
dermatomnya.
2. Thoracic outlet syndrome. Dijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain otot-
otot thenar. Gangguan sensorik dijumpai pada sisi ulnaris dari tangan dan lengan
bawah.
3. Pronator teres syndrome. Keluhannya lebih menonjol pada rasa nyeri di telapak
tangan daripada carpal tunnel syndrome karena cabang nervus medianus ke kulit
telapak tangan tidak melalui terowongan karpal.
4. de Quervain's syndrome. Tenosinovitis dari tendon muskulus abductor pollicis
longus dan ekstensor pollicis brevis, biasanya akibat gerakan tangan yang
repetitif. Gejalanya adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada pergelangan tangan di
dekat ibu jari. KHS normal. Finkelstein's test : palpasi otot abduktor ibu jari
pada saat abduksi pasif ibu jari, positif bila nyeri bertambah.
I. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan kasus carpal tunnel syndrome disesuaikan dengan penyebab,
gejala, dan intensitas kompresi saraf. Bila kasus ini menjadi penyakit sekunder dari
penyakit lain, maka penyakit primer harus diobati lebih dulu. Kasus dengan gejala
ringan dapat diobati dengan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) dan/atau
meminimalisir gerakan dan mempertahankan tangan dalam posisi netral dengan

14
menggunakan splint pada pergelangan tangan selama minimal 2 bulan, terutama pada
malam hari atau selama melakukan aktifitas dengan gerakan yang berulang. Kasus
dengan gejala yang lebih berat dapat diterapi dengan injeksi steroid lokal untuk
mengurangi peradangan, apabila gejala masih cukup mengganggu dan terapi
sebelumnya tidak efektif dapat dilakukan tindakan operatif.22,20
Secara umum penatalaksanaan carpal tunnel syndrome dibagi atas 2
kelompok, yaitu21,22 :
1. Terapi langsung terhadap carpal tunnel syndrome
a. Terapi konservatif
1) Istirahatkan pergelangan tangan.
2) Obat anti inflamasi non steroid.
3) Pemasangan splint pada posisi netral pergelangan tangan selama
minimal 2 bulan, terutama pada malam hari atau selama melakukan
aktifitas dengan gerakan yang berulang.
4) Nerve Gliding, yaitu latihan terdiri dari berbagai gerakan (ROM)
latihan dari ekstremitas atas dan leher yang menghasilkan
ketegangan dan gerakan membujur sepanjang saraf median dan lain
dari ekstremitas atas. Latihan-latihan ini didasarkan pada prinsip
bahwa jaringan dari sistem saraf perifer dirancang untuk gerakan,
dan bahwa ketegangan dan meluncur saraf mungkin memiliki efek
pada neurofisiologi melalui perubahan dalam aliran pembuluh
darah dan axoplasmic. Latihan dilakukan sederhana dan dapat
dilakukan oleh pasien setelah instruksi singkat.

15
Gambar 11 : Nerve Gliding
Diambil dari Rambe, A.S. Sindroma Terowongan Karpal. Bagian
Neurologi FK USU. 2004.
5) Injeksi steroid. Deksametason 1-4 mg atau hidrokortison 10-25
mg atau metilprednisolon 20 mg atau 40 mg diinjeksikan ke
dalam terowongan karpal dengan menggunakan jarum no.23 atau
25 pada lokasi 1 cm ke arah proksimal lipat pergelangan tangan di
sebelah medial tendon musculus palmaris longus. Sementara
suntikan dapat diulang dalam 7 sampai 10 hari untuk total tiga
atau empat suntikan. Tindakan operasi dapat dipertimbangkan bila
hasil terapi belum memuaskan setelah diberi 3 kali suntikan.
Suntikan harus digunakan dengan hati-hati untuk pasien di bawah
usia 30 tahun.
6) Vitamin B6 (piridoksin). Beberapa penulis berpendapat bahwa
salah satu penyebab carpal tunnel syndrome adalah defisiensi
piridoksin sehingga mereka menganjurkan pemberian piridoksin
100-300 mg/hari selama 3 bulan. Tetapi beberapa penulis lainnya
berpendapat bahwa pemberian piridoksin tidak bermanfaat bahkan
dapat menimbulkan neuropati bila diberikan dalam dosis besar.
Namun pemberian dapat berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri.
7) Fisioterapi. Ditujukan pada perbaikan vaskularisasi pergelangan
tangan.
b. Terapi operatif
Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami perbaikan
dengan terapi konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik yang berat atau
adanya atrofi otot-otot thenar. Pada carpal tunnel syndrome bilateral biasanya
operasi pertama dilakukan pada tangan yang paling nyeri walaupun dapat
sekaligus dilakukan operasi bilateral. Penulis lain menyatakan bahwa tindakan
operasi mutlak dilakukan bila terapi konservatif gagal atau bila ada atrofi otot-
otot thenar, sedangkan indikasi relatif tindakan operasi adalah hilangnya
sensibilitas yang persisten.20
Biasanya tindakan operasi carpal tunnel syndrome dilakukan secara
terbuka dengan anestesi lokal, tetapi sekarang telah dikembangkan teknik
operasi secara endoskopik. Operasi endoskopik memungkinkan mobilisasi
16
penderita secara dini dengan jaringan parut yang minimal, tetapi karena
terbatasnya lapangan operasi tindakan ini lebih sering menimbulkan komplikasi
operasi seperti cedera pada saraf. Beberapa penyebab carpal tunnel syndrome
seperti adanya massa atau anomali maupun tenosinovitis pada terowongan
karpal lebih baik dioperasi secara terbuka.20

2. Terapi terhadap keadaan atau penyakit yang mendasari carpal tunnel syndrome
Keadaan atau penyakit yang mendasari terjadinya carpal tunnel syndrome harus
ditanggulangi, sebab bila tidak dapat menimbulkan kekambuhan carpal tunnel
syndrome kembali. Pada keadaan di mana carpal tunnel syndrome terjadi akibat
gerakan tangan yang repetitif harus dilakukan penyesuaian ataupun pencegahan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya carpal tunnel
syndrome atau mencegah kekambuhannya antara lain23:
a. Mengurangi posisi kaku pada pergelangan tangan, gerakan repetitif, getaran
peralatan tangan pada saat bekerja.
b. Desain peralatan kerja supaya tangan dalam posisi natural saat kerja.
c. Modifikasi tata ruang kerja untuk memudahkan variasi gerakan.
d. Mengubah metode kerja untuk sesekali istirahat pendek
serta mengupayakan rotasi kerja.
e. Meningkatkan pengetahuan pekerja tentang gejala-gejala dini carpal tunnel
syndrome sehingga pekerja dapat mengenali gejala-gejala carpal tunnel
syndrome lebih dini.
Di samping itu perlu pula diperhatikan beberapa penyakit yang sering mendasari
terjadinya carpal tunnel syndrome seperti : trauma akut maupun kronik pada
pergelangan tangan dan daerah sekitarnya, gagal ginjal, penderita yang sering
dihemodialisa, myxedema akibat hipotiroidi, akromegali akibat tumor hipofise,
kehamilan atau penggunaan pil kontrasepsi, penyakit kolagen vaskular, artritis,
tenosinovitis, infeksi pergelangan tangan, obesitas dan penyakit lain yang dapat
menyebabkan retensi cairan atau menyebabkan bertambahnya isi terowongan
carpal.6

J. PROGNOSIS
Pada kasus carpal tunnel syndrome ringan, dengan terapi konservatif umumnya
prognosa baik. bila keadaan tidak membaik dengan terapi konservatif maka tindakan operasi

17
harus dilakukan. secara umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena operasi hanya
dilakukan pada penderita yang sudah lama menderita carpal tunnel syndrome penyembuhan
post operatifnya bertahap.
Bila setelah dilakukan tindakan operasi, tidak juga diperoleh perbaikan maka
dipertimbangkan kembali kemungkinan berikut ini6:
1. Kesalahan menegakkan diagnosa, mungkin jebakan/tekanan terhadap nervus
medianus terletak di tempat yang lebih proksimal.
2. Telah terjadi kerusakan total pada nervus medianus.
3. Terjadi carpal tunnel syndrome yang baru sebagai akibat komplikasi operasi seperti
akibat edema, perlengketan, infeksi, hematoma atau jaringan parut hipertrofik.
Sekalipun prognosa carpal tunnel syndrome dengan terapi konservatif maupun
operatif cukup baik, tetapi resiko untuk kambuh kembali masih tetap ada. bila terjadi
kekambuhan, prosedur terapi baik konservatif atau operatif dapat diulangi kembali.

K. KESIMPULAN
Carpal tunnel syndrome merupakan gangguan saraf dengan gejala yang melibatkan
nervus medianus di mana nervus medianus tertekan di dalam Carpal tunnel (terowongan
karpal) pada area pergelangan tangan. Pasien merasa nyeri dan kesemutan. CTS dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan fisis seperti tes Phalen, Tinel, tes two-point discrimination
test, tes durkan, tes thumb abduction strength. Pemeriksaan penunjang dapat menggunakan
EMNG dan USG. Pemeriksaan laboratorium dan MRI dapat digunakan untuk
mengidentifikasi faktor resiko atau penyebab carpal tunnel syndrome. Terapi yang diberikan
dapat berupa terapi konservatif, operatif, atau menangani penyebab yang mendasari adanya
carpal tunnel syndrome. Umumnya prognosis carpal tunnel syndrome baik bila ditangani
dengan baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Jagga V. L., et all. Occupation and Its Association with Carpal Tunnel syndrome.
Journal of Exercise Science and Physiotherapy. 2011. Vol. 7, No. 2: 68-78.
2. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Clinical Practice Guideline on the
Treatment of Carpal Tunnel Syndrome. 2007.
3. Cabe M., Steven J. et all. Epidemiologic Associations of Carpal Tunnel Syndrome
and Sleep Position: Is There a Case for Causation?. American Association for Hand
Surgery. 2007. No.2 :127–134
4. Pecina M.M.M, Andrew D. Tunnel Syndromes: Peripheral Nerve Compression
Syndromes Third Edition. New York: CRC PRESS. 2001.
5. Tana L., et all. Carpal tunnel syndrome Pada Pekerja Garmen di Jakarta. Buletin
Peneliti Kesehatan. Vol. 32, no. 2: 73-82. 2004.
6. Bachrodin M. Carpal Tunnel Syndrome. Malang: FK UMM. Vol.7 No. 14. 2011
7. Latov N. Peripheral Neuropathy. New York: Demos Medical Publishing. 2007.
8. Hansen J.T. Netter’s Clinical Anatomy. Canada : Saunders. 2010.
9. Edward K., et.all. Carpal Tunnel Syndrome. American Family Physician : Vol.83, No.
3. 2011.
10. Wilkinson I. dan Graham L. Essential Neurology. Blackwell Publishing. 2005
11. Durham C.O. dan Kathy V. Diagnosis and Management of Carpal Tunnel Syndrome.
National Association of Ortopaedic Nurses Vol.36, No. 5. September 2017.
12. Urbano F.L. Tinel’s Sign and Phalen’s Maneuver: Physical Signs of Carpal Tunnel
Syndrome. Hospital Physician. 2000.
13. Nowak M. dan Bartlomiej N. Simple clinical tests in severe carpal tunnel syndrome.
Department of Plastic Surgery, Medical Center for Postgraduate Education in Warsaw
Kierownik. 2012.
14. Middleton S.D. dan Raymond EA. Carpal Tunnel Syndrome. BMJ. November 2014.
15. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2015.
16. Supadma I.N., et.all. Hubungan Jumlah Leukosit serta Kadar Cluster of
Differentiation-4 dengan Derajat Keparahan Pneumonia pada Anak dengan Infeksi
Human Immmunodeficiency Virus. Sari Pediatri. Vol. 19, No. 1. 2017
17. Nata P.H.L. Nefropati Urat. UI; CDK-204. Vol. 40 no. 5. 2013.

19
18. Wibowo A., Suryati K., dan Aniek P. Kadar Antibodi-Tiroperoksidase dan Antibodi-
Tiroglobulin Pada Wanita Usia Subur di Daerah Endemis Gaki. MGMI, Vol.2, No.1.
2010
19. Sahebari M. High-resolution Ultrasonography of Cross-Sectional Area of Median
Nerve Compared with Electro-Diagnostic Study in Carpal-Tunnel Syndrome.
Rheumatology Research Journal. Vol. 2, No. 4, October 2017
20. Rambe A.S. Sindroma Terowongan Karpal. Bagian Neurologi FK USU. 2004.
21. Jeffrey dan Katz, et al. Carpal tunnel syndrome. N Engl J Med, Vol.346, No. 23 2002.
22. Munir B. 2015. Neurologi Dasar. Jakarta : Sagung Seto
23. Sariga O., et.all. Carpal Tunnel Syndrome: What is the Diagnostic Value of USG
With High Resolution Transducers. Marmara Medical Journal. Vol.13, No. 2. 2010
24. Kang P.B. Pediatric Nerve Conduction Studies and EMG. The Clinical
Neurophysiology Primer. 2007.
25. Fazilleau T.W., J.Richou, V.Sauleau, dan D.LeNen. Median Nerve Compression in
Carpal Tunnel caused by a Giant Lipoma. Hindawi Publishing Corporation. 2014
26. Tana L. Sindrom Terowongan Karpal pada Pekerja: Pencegahan dan Pengobatannya.
J Kedokteran Trisakti. Vol.22 No.3. 2003.
27. Salawati Z. dan Syahrul. Carpal Tunnel Syndrome. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.
Vol. 14, No.1. 2014

20

Anda mungkin juga menyukai