CEDERA
KEPALA
Disusun oleh :
Tridaya Putri H
Tuswandi Ahmad W
Di USA setiap tahun kejadian cedera Di Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin (RSHS)
kepala diperkirakan mencapai 500.000 Bandung, 2011, kejadian cedera kepala 2.509
kasus. 10 % dari penderita cedera kasus yang terdiri atas 1.856 (74%) cedera kepala
kepala meninggal sebelum datang ke ringan, 438 (17%) cedera kepala sedang, dan 215
Rumah sakit. (9%) cedera kepala berat
Anatomi
SCALP :
Skin, Connective tissue, Apponeurosis Galea,
Loss Areolar Tissue, Pericranium
Bone :
Tabula Eksterna,
Tab Interna,
diploic.
Meningen :
Duramater
Arachnoid
Piamater
Brain :
Gray Matter (korteks serebri)
White Matter
Sistem Ventrikel
Vascular :
Sistem carotis
Sistem vertebro baisiler
Cerebrospinal Fluid Doktrin Monro Kellie
TIK dan ADO
Aliran Darah Otak (ADO) yang normal
sekitar 55 mL per menit untuk setiap 100
gram jaringan otak.
Hematoma
Hiperglikemia
epidural Brain Shift
Ketidak-
Laserasi Cerebri seimbangan
Hidrosefalus elektrolit
Infeksi
TTIK
MEKANISME CEDERA
KEPALA Beban Mekanik
(Mechanical Loading)
Static Dynamic
Loading Loading
Impact Impulsive
Loading Loading
Contact Inertial
Force Forces
Gelombang
Kerusakan
Perdarahan energi Angulasi Translasi Rotasi
Tengkorak
benturan
1. Derajat keparahan (GCS)
Fraktur Linier
Fraktur diastase
Robekan
Robekan duramater
duramater dapat
dapat menimbulkan
menimbulkan rhinorea
rhinorea atau
atau otorea.
otorea. Likuorea
Likuorea dapar
dapar terjadi
terjadi beberapa
beberapa saat
saat
pascatrauma.
pascatrauma. Diagnosis
Diagnosis Likuorea
Likuorea dapat
dapat dipastikan
dipastikan dengan
dengan ::
•• Tes
Tes kertas
kertas lakmus
lakmus (basa)
(basa)
•• Kertas
Kertas saring
saring (Hallo
(Hallo test).
test).
Kedua
Kedua tes
tes ini
ini dilakukan
dilakukan untuk
untuk menentukan
menentukan
adanya
adanya LCS
LCS
C. Kontusio Cerebri
Cedera
Cedera aksonal
aksonal difus
difus adalah
adalah keadaan
keadaan dimana
dimana serabut
serabut saraf
saraf subkortikal
subkortikal (serabut
(serabut
proyeksi,asosiasi
proyeksi,asosiasi dan dan komisural)
komisural) mengalami
mengalami kerusakan
kerusakan akibat
akibat gaya
gaya akselerasi
akselerasi
deselerasi.
deselerasi. Cedera
Cedera aksonal
aksonal difus
difus dibagi
dibagi menjadi
menjadi 33 berdasarkan
berdasarkan beratnya
beratnya kerusakan
kerusakan
yang
yang timbul,
timbul, yaitu
yaitu ::
1.
1. Grade
Grade 11 :: kerusakan
kerusakan akson
akson pada
pada substansia
substansia alba
alba dapat
dapat dilihat
dilihat secara
secara mikroskopik
mikroskopik
tanpa
tanpa adanya
adanya lesi
lesi fokal
fokal
2.
2. Grade
Grade 22 :: kerusakan
kerusakan akson
akson disertai
disertai fokus
fokus perdarahan
perdarahan pada
pada korpus
korpus kalosum
kalosum
3.
3. Grade
Grade 33 :: kerusakan
kerusakan akson
akson disus
disus disertai
disertai perdarahan
perdarahan pada
pada korpus
korpus kalosum
kalosum dan
dan batang
batang
otak
otak
Cedera
Cedera akson
akson difus
difus merusak
merusak interkoneksi
interkoneksi antara
antara korteks
korteks serebri
serebri dan
dan formasio
formasio retikularis
retikularis
sehingga
sehingga sering
sering menyebabkan
menyebabkan gangguan
gangguan kesadaran
kesadaran penderita.
penderita.
E. Cedera vaskular difus
Pembuluh
Pembuluh darah
darah lebih
lebih tahan
tahan terhadap
terhadap cedera
cedera regangan
regangan dibandingkan
dibandingkan
akson.
akson. Perdarahan
Perdarahan akibat
akibat robekan
robekan jaringan
jaringan yang
yang berhubungan
berhubungan dengan
dengan
cedera
cedera difus
difus merupakan
merupakan perdarahan
perdarahan akibat
akibat kerusakan
kerusakan endotel
endotel menyeluruh,
menyeluruh,
kecil-kecil
kecil-kecil (diameter
(diameter <2
<2 cm)
cm) menyebar
menyebar di di seluruh
seluruh hemisfer.
hemisfer. Dapat
Dapat terletak
terletak
pada
pada lokasi
lokasi yang
yang spesifik,
spesifik, seperti
seperti perbatasan
perbatasan kortikomeduler,
kortikomeduler, substansia
substansia
alba,
alba, basal
basal ganglia
ganglia dan
dan mesensefalon
mesensefalon posterolateral.
posterolateral.
4. CEDERA SEKUNDER
A. Hematoma Intrakranial
Hematoma
Intrakranial
Edema vasogenic
Disebabkan oleh adanya peningkatan permeabilitas kapiler akibat sawar darah otak
sehingga terjadi penimbunan cairan plasma ekstra seluler.
(Gambaran pada CT-scan tampak hipodens)
Edema Sitotoksik
Merupakan penumpukan cairan intraseluler. Edema ini diakibatkan karena adanya
kegagalan metabolisme energi seluler sehingga sel tersebut tidak dapat mempertahankan
keseimbangan cairannya. (pada CT-Scan otak memperlihatkan masa putih dan masa kelabu
hipodens)
Edema Otak
PEMERIKSAAN
KLINIS NEUROLOGIS PEMERIKSAAN
ANAMNESIS PENUNJANG
Pemeriksaan Klinis cedera kepala
4. Pola pernafasan
Pernapasan cheyne stokes : periode hiperapnea dan apnea bergantian teratur. Fase hiperapnea lebih lama.
Letak lesi dari forebrain ke pons
Pernapasan apneustik : fase apnea di akhir inspirasi, letak lesi di kendali pernafasan bagian tengah dan
kaudal pons
Pernapasan ataksik : tidak teratur, bergantian dangkal dan dalam, frekuensi lambat dan cenderung apnea.
Letak lesi di pusat pernapasan formasio retikularis pada medula oblongata
B BREATHING
Perhatikan laju dan dalam respirasinya, bila tidak mampu respirasi normal berikan
oksigen
C CIRCULATION
Periksa warna kulit, capillary refill time, tekanan darah dan denyut nadi
DISABILITY
D Periksa GCS dan refleks pupil
EXPOSURE
Lepaskan pakaian mencari cedera lain yang mungkin ada,
E
PENATALAKSANAAN CEDERA OTAK RINGAN (GCS 14-15)
RIWAYAT
• Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan
· Mekanisme cedera
· Waktu cedera
· Tidak sadar segera setelah cedera
· Amnesia : Retrograde, Antegrade
· Sakit kepala
Pemeriksaan umum untuk menyingkirkan cedera sistemik
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan inisial
• Sama dengan pasien cedera kepala ringan ditambah pemeriksaan
darah sederhana
· Pemeriksaan CT Scan kepala pada semua kasus
· Durujuk ke RS yang memiliki fasilitas bedah saraf
· Pulang bila
memungkinkan • Bila pasien tidak mampu
melakukan perintah
· Control di
sederhana lagi, segera
poliklinik
lakukakn pemeriksaan
CT scan ulang dan
penatalaksanaan
selanjutnya sesuai
protokol cedera kepala
berat
PENATALAKSANAAN CEDERA OTAK BERAT (GCS 3-8)
GOS
SUMBER
Greenberg MS. Handbook of Neurosurgery Eight Edition. 2016. New York: Thieme Medical
Publisher.
Rotondo MF dkk. ATLS 9th Edition. American College of Surgeons. 2012
Satyanegara. Ilmu Bedah Saraf Satyanegara Edisi V. 2014. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lahdimawan A. Buku Ajat Ilmu Bedah Saraf. 2019. Banjarbaru: Zukzez Express.
TERIMA
KASIH