Anda di halaman 1dari 4

PATHWAY CEDERA KEPALA BERAT

Cedera kepala berat merupakan cedera kepala yang mengakibatkan penurunan kesadaran dengan
skor GCS 3 sampai 8, mengalami amnesia > 24 jam, (Haddad,2012).

 Cedera akselerasi Etiologi  Cedera deselerasi


(peluruh/hantaman) (kecelakaan/jatuh)
 Cedera rotasional  Cedera coup countercoup
(pukulan/hantaman) (benturan keras)

Trauma tajam Trauma tumpul


Trauma
kepala

Ekstra cranial Tulang cranial Intra cranial

Trauma terbuka K : Infeksi Terputusnya kontinuitas Trauma tertutup


jaringan tulang

Terputusnya kontinuitas jaringan Jaringan otak rusak


kulit, otot, vaskuler Fraktur tulang (konstusio, laserasi)

Perubahan autoregulasi,
Perdarahan (hematoma) Peningkatan TIK
edema cerebral
Peningkatan TIK Spasme otot
T&G : Muntah, K : Kejang
pernapasan
papiledema, pandangan Respon fisiologis otak
kabur, nyeri kepala.
Girus medialis lobus
temporalis tergeser SDKI : Risiko
ketidakseimbangan Kerusakan sel otak T&G : Mengi, wheezing/ronchi,
Herniasi (pergeseran elektolit dengan factor dispnea, sianosis.
batang otak) risiko muntah (D.0037)
PD : X-Ray SDKI : Bersihan jalan napas tidak
SLKI : Keseimbangan efektif b/d spasme jalan napas
cairan (L.03020) (D.0001)
Batang otak tertekan
SIKI : Manajemen SLKI : Bersihan jalan napas
cairan (I.03098) (L.01001)
Kompresi medulla
oblongata SIKI : Pemantauan respirasi
PD : CT-scan, MRI, (I.01014)
Angiografi serebral
Gangguan kesadaran

Gangguan autoregulasi Pe↑ rangsangan simpatik


Merobek arteri darah Perdarahan

Pe↓ aliran darah ke otak Pe↑ tahanan vaskuler


Perdarahan di arteri Robeknya vena kecil sistemik
diantara durameter dipermukaan korteks
dan tulang tengkorak
Pe↓ O2 Pe↑ tekanan PD
Terkumpulnya darah pulmonal
Hematoma epidural antara durameter dan
jaringan otak Produksi asam laktat
me↑ Pe↑ tekanan hidrostatik

Perdarahan biasanya menutupi


Edema otak K : Herniasi Kebocoran cairan
seluruh hemisfer otak
cerebri kapiler
Edema paru
Subdural hematoma SDKI : Risiko perfusi cerebral tidak
efektif dengan factor resiko cedera
kepala (D.0017) Difusi O2 terhambat
SLKI : Perfusi serebral (L.02014)
Kemampuan autoregulasi
cerebral me↓ SIKI : Pemantauan TIK (I.06198)

Gagal napas
Jaringan otak tidak dapat
membesar

KEMATIAN T&G : Obstruksi jalan napas, dipsnea,


Lesi akan menggeser dan pola napas abnormal
mendorong jaringan otak
SDKI : Pola napas tidak efektif b/d
gangguan neurologis (D.0005)
Tekanan pada ruang cranium SLKI : Pola napas (L.01004)
terus menerus me↑
SIKI : Pemantauan respirasi (I.01014)

Aliran darah otak me↓

T&G : TD Me↑, sakit kepala, muntah, perubahan tingkat


Hipoksia jaringan otak kesadaran, gelisah, respon pupil melambat dan anisokor

SDKI : Penurunan kapasitas adaptif intracranial b/d edema


cerebral (akibat cedera kepala) (D.0066)

SLKI : Kapasitas adaptif intracranial (L.06049)

SIKI : Manajemen peningkatan tekanan intracranial (I.06194)


Pertolongan pertama Perawatan di rumah sakit
Menilai jalan napas : bersihkan jalan napas dari debris dan 1) Posisi terlentang, kepala diberi bantal tipis (head up 15-
muntah,pertahankan tulang cervical segaris dengan badan 30 derajat).
dengan cara pasang neck colar, pasang gudel bila dapat ditolelir. 2) Beri masker oksigen 8-10liter/menit
1) Menilai pernapasan : tentukan apakah pasien bernapas 3) Atasi hipotensi, usahakan systole diatas 100 mmHg,
spontan atau tidak, jika tidak beri oksigen melalui masker jika tidak dapat diberikan obat vasopressor.
oksigen 4) Beri cairan parenteral
2) Menilai sirkulasi : otak yang rusak tidak mentolelir 5) Pasang NGT untuk pasien yang memerlukan perawatan
hipotensi, maka hentikan semua perdarahan dengan cara lama.
menekan arterinya. Perhatikan secara khusus adanya 6) Sedini mungkin penderita dilakukan mobilisasi.
cedera intra abdomen atau dada. Ukur dan catat frekwensi
denyut jantung dan tekanan darah serta monitor EKG.
Obat-obatan untuk penatalaksanaan medis non
3) Obati kejang : kejang konvulsi dapat terjadi setelah cedera
pembedahan
kepala dan harus segera ditangani.
a. Dexamethason sebagai pengobatan untuk
mengurangi edema serebral.
b. Pengobatan anti edema dengan larutan hipertonis
yaitu: manitol 20%, atau glicerol.
c. Antibiotic yang mengandung barier darah otak
(peniciline) atau untuk infeksi anaerob diberikan
metronidazole.
d. Diuretic Loop (misalnya furosemid) untuk
mengatasi peningkatan tekanan intracranial
e. Obat paralitik (pancuronium) digunakan jika klien
dengan ventilasi mekanik untuk mengontrol
kegelisahan atau agitasi yang dapat meningkatkan
resiko peningkatan tekanan intracranial.

Anda mungkin juga menyukai