Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang
tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun
tidak langsung pada kepala. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001).
Trauma atau cedera kepala adalah di kenal sebagai cedera otak gangguan fungsi
normal otak karena trauma baik trauma tumpul maupun trauma tajam. Defisit
neurologis terjadi karena robeknya substansia alba, iskemia, dan pengaruh masa
karena hemoragik, serta edema serebral di sekitar jaringan otak. (Batticaca
Fransisca, 2008).
Cedera Kepala dapat bersifat terbuka (menembus melalui Dura meter) atau
tertutup (trauma tumpul, tanpa penetrasi melalui dura. (Elizabeth. j. corwin).
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi, seperti endokarditis, beberapa
penyakit jantung kongenital (abses otak).
Tanda : Tekanan darah meningkat, nadi menurun dan tekanan nadi berat
(berhubungan dengan peningkatan TIK dan pengaruh pada pusat
vasomotor). Takikardi, disritmia (pada fase akut).
c. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, kesulitan menelan (pada periode akut).
Tanda : Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membran mukosa kering
d. Hygiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri (pada
periode akut).
e. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala (mungkin merupakan gejala pertama dan biasanya
berat), parestesia, terasa kaku pada semua pernafasan yang terkena,
kehilangan sensasi (kerusakan pada saraf kranial), gangguan dalam
penglihatan seperti diplopia (fase awal dari beberapa infeksi).
Tanda : Status mental/tingkat kesadaran, letargi sampai kebingungan yang
berat sehingga menjadi koma, delusi dan halusinasi/psikosis
organik (ensefalitis)
f. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala (berdenyut dengan hebat, frontal) mungkin akan
diperburuk oleh ketegangan leher/punggung kaku, nyeri pada
gerakan okular, fotosensitivitas, sakit tenggorok nyeri.
Tanda : Tampak terus terjaga, perilaku distraksi/ gelisah, menangis/
mengaduh/ mengeluh.
g. Pernafasan
Gejala : Adanya riwayat infeksi sinus atau paru (abses otak).
Tanda : Peningkatan kerja pernapasan (episode awal), perubahan mental
(letargi sampai koma) dan gelisah.
Terputus kontinuitas Resiko Pendarahan Terputus kontinuitas jaringan Jaringan otak rusak
jaringan kulit otot, dan (kontusio laserasi)
tulang
vaskuler
- Perubahan autoregulasi
Resiko infeksi Nyeri akut - Oedema serebral
- Pendarahan Ganggaun suplai darah
- Hemastoma
Ansietas
I.5 Pemeriksaan Penunjang
a. Foto polos tengkorak (skull X-ray)
b. Angiorafi serebral.
c. Pemeriksaan MRI
d. CT scan : indikasi ct scan nyeri kepala atau muntah-muntah, penurunan
GCS lebih 1 point, adanya lateralisasi, bradikardi (nadi <60x/m), fraktur
impresi dengan lateralisasi yang tidak sesuai, tidak ada perubahan selama 3
hari perawatan dan luka tembut akibat benda tajam atau peluru (Amin &
Hardhi, 2015).
I.6 Komplikasi
a. Hemorhagie
b. Infeksi
c. Edema
d. Herniasi
Menurut Elizabeth J Corwin, komplikasi yang dapat terjadi adalah :
a) Perdarahan didalam otak, yang disebut hematoma intraserebral, dapat
menyertai cedera kepala tertutup yang berat, atau lebih sering cedera
kepala terbuka. Pada perdarahan diotak, tekanan intracranial meningkat,
dan sel neuron dan vascular tertekan. Ini adalah jenis cedera otak
sekunder. Pada hematoma, kesadaran dapat menurun dengan segera,
atau dapat menurun setelahnya ketiak hematoma meluas dan edema
interstisial memburuk.
b) Perubahan perilaku yang tidak Nampak dan deficit kognitif dapat terjadi
dan tetap ada. (Elizabeth J Corwin).
I.7 Penatalaksanaan
Penaganan cedera kepala (Satyanegara, 2010).
1. Stabilitasi kordiopulmoner mencakup prinsip-prinsip ABC (Airway-
Breating-Circulation). Keadaan hipoksemia, hipotensi, anemia akan
cenderung memperhebat peningkatan TIK dan menghasilkan prognosis
yang lebih buruk.
2. Semua cedera kepala berat memerlukan tindakan instubasi pada kesempatan
pertama.
3. Pemeriksaan umum untuk mendeteksi berbagai macam cedera atau
gangguan-gangguan dibagian tubuh lainnya.
Data
Pengkajian Masalah
Objektif Subjektif
Airway - Terdapat Pasien Bersihan jalan
sumbatan atau mengatkan nafas tidak
penumpukan tidak bisa efektif
secret. mengeluarkan
- Adanya suara sekretnya
nafas
tambahan :
terdengar
adanya suara
snoring
(+)
Breathing - Perubahan Pasien Pola nafas tidak
frekuensi mengatakan efektif
nafas merasa sesak
(Takipnea). atau sulit
- Irama nafas bernafas
abnormal
(cepat dan
dangkal).
- Nafas
spontan tetapi
tidak
adekuat.
Circulation - Perubahan Risiko
tekanan darah kekurangan
- Perubahan volume cairan
frekuensi
jantung
(takikardia)
- Akral dingin
b. Pengkajian Dasar
1) Identitas pasien
- Tgl/jam
- Ruangan
- No RM
- Diagnosa medic
- Nama pasien
- Umur
- Jenis kelamin
- Status perkawinan
- Sumber informasi
- Agama
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Suku/bangsa
- Alamat
Data
Pengkajian Masalah
Objektif Subjektif
Breathing - Adanya - Bersihan
Suara nafas jalan nafas
tambahan : tidak efektif.
terdengar - Pola nafas
adanya suara tidak efektif.
snoring (+)
- Perubahan
frekuensi
nafas.
- Irama nafas
abnormal
(cepat dan
dangkal).
- Nafas
spontan
tetapi tidak
adekuat
II.3 Perencanaan
Nursing
Nursing Intervention
Diagnosa Outcome
Classification Rasional
Keperawatan Classification
(NIC)
(NOC)
Ketidakefektifa Tujuan : Mandiri : Mandiri :
n perfusi 1. Status 1. Kaji tanda-tanda 1. Pengkajian
jaringan serebral Sirkulasi vital : tanda – tanda
berhubungan 2. Status vital
dengan Perfusi mengindikasik
kerusakan jaringan an :
transportasi serebral - Peningkata
oksigen - Pantau tekanan n tekanan
melewati Status darah, catat darah
membran Sirkulasi adanya sistemik
kapiler atau - Tekanan hipertensi yang diikuti
alveolar karena darah dalam sistolik dan oleh
peningkatan batas normal tekanan nadi. penurunan
TIK. Kekuatan tekanan
nadi dalam darah
batas normal diastolic
- Rata – rata (nadi yang
tekanan membesar)
darah dalam merupakan
batas norma tanda
- Tekanan terjadinya
vena sentral peningkata
dalam batas n TIK
normal
- Tidak ada - Frekuensi - Perubahan
hipotensi jantung, catat pada ritme
ortostatik adanya (paling
- Tidak ada bradikardia, sering
bunyi takikardia, atau bradikardia
jantung bentuk disritmia ) dan
tambahan lainnya disritmia
8. Menurunkan
hipoksemia,
yang mana
8. Kolaborasi dapat
pemberian meningkatkan
oksigen vasodilatasi
dan volume
darah serebral
yang
meningkatkan
TIK.
6. Ubah 6. Meningkatkan
posisi/berikan drainase
cairan dalam sekret dan
kemampuan ventilasi pada
individu semua segmen
paru,
menurunkan
risiko
atelektasis
Kolaborasi : Kolaborasi :