Anda di halaman 1dari 53

ASUHAN KEPERAWATAN

CEDERA KEPALA

Dosen Pembimbing :

M. Mudzakir., M.Kep

Oleh:
MUHAMMAD FRINATA ERIAN NUGRAHA
NPM : 18.2.05.01.0002

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS


UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
.Kh.AchmadDahlan No.25 Kediri 64112

2021
Laporan Pendahuluan

A. Definisi
Cedera kepala merupakan cedera yang meliputi trauma kulit kepala,
tengkorak, dan otak. Cedera kepala menjadi penyebab utama kematian
disabilitas pada usia muda. Penderita cedera kepala seringkali mengalami
edema serebri yaitu akumulasi kelebihan cairan di intraseluler atau
ekstraseluler ruang otak atau perdarahan intrakranial yang mengakibatkan
meningkatnya tekanan intrakranial. (Morton,2012).
B. Etiologi
Mekanisme cidera kepala meliputi Cedera Akselerasi, Deselersi,
Akselerasi-Deselerasi, Coup-Countre Coup, dan Cedera Rotasional.
1. Cedera Akselerasi
Tejadi jika objek bergerak menghantam kepala yang tidak bergerak,
missal, alat pemukul menghantam kepala atau peluru yang ditembakkan
ke kepala.
2. Cedera Deselerasi
Terjadi jika kepala bergerak membentur objek diam, seperti pada kasus
jatuh atau tabrakan mobil ketika kepala membentur kaca depan mobil.
3. Cedera Akselerasi-Deselerasi
Sering terjadi dalam kasus kecelakaan kendaraan bermotor dan kekerasan
fisik.
4. Cedera Coup-Countre Coup
Terjadi jika kepala terbentur yang menyebabkan otak bergerak dalam
ruang kranial dan denga kuat mengenai area tulang tengkorak yang
berlawanan serta area kepala yang pertamakali terbentur. Sebagai contoh
pasien dipukul dibagian belakang kepala.
5. Cedera Rotasional
Terjadi jika pukulan/benturan menyebabkan otak berputar di dalam
rongga tengkorak, yang mengakibatkan peregangan atau robeknya
neuron dalam substansi alba serta robeknya pembuluh darah yang
menfiksasi otak dengan bagian dalam rongga tengkorak.
C. Manifestasi Klinis
Menurut Krisanty dkk (2013), Manifestasi Klinis Cedrea Kepala terdiri dari :
1. Peningkatan TIK, dengan Manifestasi klinia sebagai berikut :
a. Trias TIK : penurunan tingkat kesadaran, gelisah / Iritable
b. Penurunan fungsi Neurologis, seperti : perubahan berbicara
c. Sakit Kepala, Mual, Pandangan kabur
2. Fraktur Tengkorak, dengan Manifestasi Klinis sebagai berikut :
a. Darah mengalir dari telinga dan hidung.
b. Pendarahan di belakang membran timpani.
c. Periorbital Ekhimosis.
d. Battle’s Sign (Memar di daerah Mastoid)
3. Kerusakan saraf Cranial dan telinga tengah dapat terjadi saat kecelakaan
terjadi atau kemudian dengan Manifestasi sebagai berikut:
a. Perubahan penglihatan akibat kerusakan Nervus Optikus.
b. Pendengaran berkurang akibat kerusakan Nervus Auditory.
c. Hilangnya daya penciuman akibat kerusakan Nervus Olfaktorius.
d. Pupil dilatasi, ketidakmapuan mata bergerak akibat kerusakan Nervus
Okulomotor.
e. Vertigo akibat kerusakan Otolith di telinga tengah.
f. Nistagmus karna kerusakan sistem Vestibular.
4. Komosio Cerebri, dengan Manifestasi sebagai berikut :
a. Sakit kepala/pusing
b. Retrograde Amnesia (hilang ingatan)
c. Tidak sadar atau sama dengan 5 menit.
D. Pathway

Trauma kepala

Ekstra kranial Tulang kranial Intra kranial

Terputusnya kontinuitas Jaringan otak rusak


Terputusnya kontinuitas jaringan
jaringan tulang
kulit, otot dan vaskuler
- Perubahan autoregulasi
NYERI AKUT - Odema serebral
Perdarahan hemastoma
kejang
Gangguan suplai darah RISIKO INFEKSI
Perubahan sirkulasi CSS
- Obstruksi jalan napas
Iskemia - Dispnea, henti napas
Peningkatan TIK

Hipoksia GANGGUAN
MEMORI BERSIHAN JALAN
Gilus media is lobus NAPAS TIDAK
temporalis tergeser EFEKTIF
NAUSEA

Herniasi unkus

GANGGUAN
Mensenfalon tertekan Gangguan kesadaran Imobilisasi MOBILITAS FISIK
E. Penatalaksanaan
Menurut Nurarif dan Kusuma (2016), Penatalaksanaan cedera kepala adalah
sebagai berikut :
1. Stabilisasi kardiopulmoner mencakup prinsip-prinsip ABC (Airway-
Breaiting-Circulation).
2. Semua cedera kepala berat memerlukan tindakan intubasi pada
kesempatan pertama.
3. Pemeriksaan umum untuk mendeteksi berbagai macam cedera atau
gangguan-gangguan di bagian tubuh lainnya.
4. Pemeriksaan neorologis mencakup respon mata, motorik, verbal,
pemeriksaan pupil, reflex okulosefalik dan reflex okulover tubuler.
Penilaian neurologis kurang bermanfaat bila tekanan darah rendah
(syok).
5. Penanganan cedera di bagian-bagian lainnya.
6. Pemberian pengobatan seperti : anti edema serebri, anti kejang dan
natrium bikarbonat.
7. Tindakan pemeriksaan diaknostik seperti : sken tomografi komputer otak,
angiografi serebral, dan lainnya.
F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa,
agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register,
dan diagnosis medis.
b. Riwayat Penyakit
1) Keluhan utama
Biasanya klien akan mengalami penurunan kesadaran dan adanya
benturan serta perdarahan pada bagian kepala klien yang
disebabkan oleh kecelakaan ataupun tindaka kejahatan.
2) Riwayat penyakit sekarang
Berisikan data adanya penurunan kesadaran (GCS <15), letargi,
mual dan muntah, sakit kepala, wajah tidak simetris, lemah,
paralysis, perdarahan, fraktur, hilang keseimbangan, sulit,
menggenggam, amnesia seputar kejadian, tidak bias beristirahat,
kesulitan mendengar, mengecap dan mencium bau, sulit
mencerna/menelan makanan.
3) Riwayat penyakit dahulu
Berisikan data pasien pernah mangalami penyakit system
persyarafan, riwayat trauma masa lalu, riwayat penyakit darah,
riwayat penyakit sistemik/pernafasan cardiovaskuler, riwayat
hipertensi, riwayat cedera kepala sebelumnya, diabetes melitus,
penyakit jantung, anemia.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Berisikan data ada tidaknya riwayat penyakit menular seperti
hipertensi, diabetes mellitus, dan lain sebagainya.
c. Pemeriksaan fisik
1) Tingkat kesadaran
a) Kuantitatif dengan GCS (Glasgow Coma Scale)

Verbal 1 Tidak ada respon


2 Suara tidak jelas, rintihan
3 Bicara ngawur/tidak nyambung
4 Bingung
5 Orientasi baik
Motorik 1 Tidak merespon
2 Ekstensi abnormal
3 Fleksi abnormal
4 Melokalisir nyeri
5 Menarik diri terhadap nyeri
6 Mengikut perintah
Reaksi membuka 1 Tidak merespon
mata (Eye) 2 Dengan rangsangan nyeri
3 Dengan perintah
4 Spontan
b) Kualitatif
(1) Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar
sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang
keadaan sekelilingnya, nilai GCS: 15 - 14.
(2) Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk
berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh,
nilai GCS: 13 - 12.
(3) Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),
memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang
berhayal, nilai GCS: 11-10.
(4) Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun,
respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun
kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan)
tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal,
nilai GCS: 9 – 7.
(5) Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap,
tetapi ada respon terhadap nyeri, nilai GCS: 6 – 4.
(6) Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada
respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon
kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada
respon pupil terhadap cahaya), nilai GCS: ≤ 3.
2) Sistem pernapasan
Perubahan pola napas, baik irama, kedalaman maupun frekuensi,
nafas bunyi ronchi.
3) Sistem kardiovaskuler
Apabila terjadi peningkatan TIK, tekanan darah meningkat, denyut
nadi bradikardi kemuadian takikardi
4) Sistem perkemihan
Inkotenensia, distensi kandung kemih.
5) Sistem gastrointestinal
Usus mengalami gangguan fungsi, mual/muntah dan mengalami
perubahan selera
6) Sistem muskuloskletal
Kelemahan otot, deformasi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
b. Nausea b.d peningkatan tekanan intrakranial
c. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d disfungsi neuromuskuler
d. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri
e. Gangguan memori b.d gangguan neurologis (cedera kepala)
f. Risiko infeksi
3. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi


1. Diagnosis : Setelah dilakukan tindakan keperawatan MANAJEMEN NYERI
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik selama 2x24 jam maka tingkat nyeri menurun Definisi :
Definisi : dengan kriteria hasil : Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman
- Kemampuan menuntaskan aktivitas
Pengalaman sensorik atau emosional sensorik atau emosional yang berkaitar dengan
meningkat
yang berkaitan dengan kerusakan kerusakan jaringan atau fungsional dengan
- Keluhan nyeri menurun
iaringan aktual atau fungsional, onset mendadak atau lambat dan berintensitas
- Meringis menurun
dengan onset mendadak atau lambat ringan hingga berat dan konstan.
- Sikap protektif menurun
dan berintensitas ringan hingga berat - Gelisah menurun
Tindakan :
yang berlangsung kurang dari 3 - Kesulitan tidur menurun Observasi
bulan. - Menarik diri menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Penyebab - Berfokus pada diri sendiri menurun frekuensi, kuaiitas, intensitas nyeri
1. Agen pencedera fisiologis (mis. - Diaforesis menurun 2. Identifikasi skala nyeri
inflamasi, iskemia, neoplasma) - Perasaan depresi (tertekan) menurun 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
2. Agen pencedera kimiawi (mis. - Perasaan takut mengalami menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat
- cedera berulang Anoreksia menurun
terbakar, bahan kimia iritan) dan memperingan nyeri
- Perineum terasa tertekan menurun
3. Agen pencedera fisik (mis. abses, 5. Identifikasi pengetahuan dan keyaninan
- Uterus teraba membulat menurun
amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, - Ketegangan otot menurun tentang nyeri
trauma, latihan fisik berlebihan). - Pupil dilatasi menurun 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
Gejala dan Tanda Mayor - Muntah menurun respon nyeri
- Mual menurun
Subjektif 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada
- Frekuensi nadi membaik
1. Mengeluh nyeri kualitas hidup
- Pola napas membaik
Objektif 8. Monitor keberhasilan terapi
- Tekanan-darah membaik
1. Tampak meringis komplementer yang sudah diberikan
- Proses berpikir membaik
2. Bersikap protektif (mis. waspada - Fokus membaik
9. Monitor efek samping penggunaan
posisi menghindari nyeri) - Fungsi berkemih membaik analgetik
3. Gelisah - Perilaku membaik Terapeutik
4. Frekuensi nadi meningkat - Nafsu makan membaik 10. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
5. Sulit tidur - Pola tidur membaik mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
Gejala dan Tanda Minor hipnosis, akupresur, terapi musik,
Subjektif biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
(tidak tersedia) teknik imajinasi terbimbing, kompres
Objektif hangat/dingin, terapi bermain)
1. Tekanan darah meningkat 11. Kontrol lingkungan yang memperberat
2. Pola napas berubah rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
3. Nafsu makan berubah pencahayaan, kebisingan)
4. Proses berpikir terganggu 12. Fasilitasi Istirahat dan tidur
5. Menarik diri 13. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
6. Berfokus pada diri sendiri dalam pemilihan strategi meredakan
7. Diaforesis nyeri
Kondisi Klinis Terkait Edukasi
1. Kondisi pembedahan 14. Jelaskan penyebab, periode, dan
2.. Cedera traumatis pemicu nyeri
3. Infeksi 15. Jelaskan strategi meredakan nyeri
4. Sindrom koroner akut 16. Anjurkan memonitor nyeri secara
5. Glaukoma mandiri
17. Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
18. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
19. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
2. Diagnosis : Setelah dilakukan tindakan keperawatan MANAJEMEN MUAL
Nausea b.d peningkatan tekanan selama 2x24 jam maka tingkat nausea Definisi :
intrakranial menurun dengan kriteria hasil : Mengidentifikasi dan mengelola perasaan tidak
Definisi : - Nafsu makan meningkat enak pada bagian tenggorok atau ambung yang
Perasaan tidak nyaman pada bagian - Keluhan mual menurun dapat menyebabkan muntah.
belakang tenggorok atau lambung - Perasaan ingin muntah menurun Tindakan :
yang dapat mengakibatkan muntah. - Perasaan asam di mulut menurun Observasi
Penyebab : - Sensasi panas menurun 1. Identifikasi pengalaman mual
1. Gangguan biokimiawi (mis. - Sensasi dingin menurun 2. Identifikasi isyarat nonverbal
uremia, ketoasidosis diabetik) - Frekuensi menelan menurun ketidaknyamanan (mis. bayi, anak-
2. Gangguan pada esofagus - Diaforesis menurun anak, dan mereka yang tidak dapat
3. Distensi lambung - Jumlah saliva menurun berkomunikasl secara efektif
4. Iritasi lambung - Pucat membaik 3. Identifikasi dampak mual terhadap
5. Gangguan pankreas - Takikardia membaik kualitas hidup (mis. nafsu makan,
6. Peregangan kapsul limpa - Dilatasi pupil membaik aktivitas. kinerja, tanggung jawab
7. Tumor terlokalisasi (mis. neuroma peran, dan tidur)
akustik, tumor otak primer atau 4. Identifikasi faktor penyebab mual (mis.
sekunder, metastasis tulang di dasar pengobatan dan prosedur)
tengkorak) 5. Identifikasi antiemetik untuk mencegah
8. Peningkatan tekanan mual (kecuali mual pada kehamilan)
intraabdominal (mis. keganasan 6. Monitor mual (mis. frekuensi, durasi,
intraabdomen) dan tingkat keparahan)
9. Peningkatan tekanan intrakranial 7. Monitor asupan nutrisi dan kalori
10. Peningkatan tekanan intraorbital Terapeutik
(mis. glaukoma) 8. Kendalikan faktor lingkungan
11. Mabuk pejalanan penyebab mual (mis. bau tak sedap,
12. Kehamilan suara, dar rangsangan visual yang tidak
13. Aroma tidak sedap menyenangkan)
14. Rasa makanan/minuman yang 9. Kurangi atau hilangkan keadaan
tidak enak penyebab mual (mis. kecemasan,
15. Stimulus penglihatan tidak ketakutan, kelelahan)
menyenangkan 10. Berikan makanan dalam jumlah kecil
16. Faktor psikologis (mis. dan menarik
kecemasan, ketakutan, stres) 11. Berikan makanan dingin, cairan bening,
17. Efek agen farmakologis tidak berbau dan tidak berwarna, jika
18. Efek toksin perlu
Gejala dan Tanda Mayor Edukasi
Subjektif 12. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
1. Mengeluh mual 13. Anjurkan sering membersihkan mulut,
2. Merasa ingin muntah kecuali jika merangsang mual
3. Tidak berminat makan 14. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat
Objektif dan rendah lemak
(tidak tersedia) 15. Ajarkan penggunaan teknik
Gejala dan Tanda Minor Subjektif nonfarmakologis untuk mengatasi mual
1. Merasa asam di mulut (mis. biofeedback, hipnosis, relaksasi,
2. Sensasi panas/dingin terapi musik, akupresur)
3. Sering menelan Kolaborasi
Objektif 16. Kolaborasi pemberian antlemetik, jika
1. Saliva meningkat perlu
2. Pucat
3. Diaforesis
4. Takikardia
5. Pupil dilatasi
Kondisi Klinis Terkait
1. Meningitis
2. Labirinitis
3. Uremia
4. Ketoasidosis diabetik
5. Ulkus peptikum
6. Penyakit esofagus
7. Tumor intra abdomen
8. Penyakit Meniere
9. Neuroma akustik
10. Tumor otak
11. Kanker
12. Glaukoma
3. Diagnosis : Setelah dilakukan tindakan keperawatan MANAJEMEN JALAN NAPAS
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d selama 2x24 jam maka bersihan jalan napas Definisi :
disfungsi neuromuskuler meningkat dengan kriteria hasil : Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan
Definisi : - Batuk efektif meningkat jalan napas
Ketidakmampuan membersihkan - Produksi sputum Mengi Tindakan :
sekret atau obstruksi jalan napas Wheezing Mekonium (pada Observasi
untuk mempertahankan jalan napas neonatus) menurun 1. Monitor pola napas (frekuensi,
tetap paten. - Dispnea menurun kedalaman, usaha napas)
Penyebab : - Ortopnea menurun 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis.
Fisiologis - Sulit bicara menurun gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
1. Spasme jalan napas - Sianosis menurun kering)
2. Hipersekresi jalan napas - Gelisah menurun 3. Monitor sputum (jumlah, wama,
3. Disfungsi neuromuskuler - Frekuensi napas membaik aroma)
4. Benda asing dalam jalan napas - Pola napas membaik Terapeutik
5. Adanya jalan napas buatan 4. Pertahankan kepatenan jalan napas
6. Sekresi yang tertahan dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-
7. Hiperplasia dinding jalan napas thrust jika curiga trauma servikal)
8. Proses infeksi 5. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
9. Respon alergi 6. Berikan minum hangat
10. Efek agen farmakologis (mis. 7. Lakukan flsioterapi dada, jika perlu
anastesi) 8. Lakukan penghisapan lendir kurang
Situasional dari 15 detik
1. Merokok aktif 9. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
2. Merokok pasif penghisapan endotrakeal
3. Terpajan polutan 10. Keluarkan sumbatan benda padat
Gejala dan Tanda Mayor dengan forsep McGill
Subjektif 11. Berikan oksigen, jika perlu
(tidak tersedia) Edukasi
Objektif 12. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
1. Batuk tidak efektif jika tidak kontraindikası
2. Tidak mampu batuk 13. Ajarkan teknik batuk efektif
3. Sputum berlebih Kolaborasi
4. Mengi, wheezing dan/atau ronkhi 14. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
kering ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
5. Mekonium di jalan napas (pada
neonatus)
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Dispnea
2. Sulit bicara
3. Ortopnea
Objektif
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napas menurun
4. Frekuensi napas berubah
5. Pola napas berubah
Kondisi Klinis Terkait
1. Gullian barre syndrome
2. Sklerosis multipel
3. Myasthenia gravis
4. Prosedur diagnostik (mis.
bronkoskopi, transesophageal
echocardiography [TEE])
5. Depresi sistem saraf pusat
6. Cedera kepala
7. Stroke
8. Kuadriplegia
9. Sindrom aspirasi mekonium
10. Infeksi saluran napas
4. Diagnosis : Setelah dilakukan tindakan keperawatan PEMANTAUAN NEUROLOGIS
Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri selama 2x24 jam maka status neurologis Definisi :
Definisi : membaik dengan kriteria hasil : Mengumpulkan dan menganalisis data untuk
Keterbatasan dalam gerakan fisik - Tingkat kesadaran meningkat mencegah atau meminimalkan komplikasi
dari satu atau lebih ekstremitas - Reaksi pupil meningkat neurologis.
secara mandiri. - Orientasi kognitif meningkat Tindakan :
Penyebab : - Status kognitif meningkat Observasi
1. Kerusakan integritas struktur - Kontrol motorik pusat meningkat 1. Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan,
tulang - Fungsi sensorik kranial meningkat dan reaktifitas pupil
2. Perubahan metabolisme - Fungsi sensorik spinal meningkat 2. Monitor tingkat kesadaran (mls.
3. Ketidakbugaran fisik - Fungsi motorik kranial meningkat menggunakan Skala Koma Glasgow)
4. Penurunan kendali otot - Fungsi motorik spinal meningkat 3. Monitor tingkat orientasi
5. Penurunan massa otot - Fungsi otonom meningkat 4. Monitor ingatan terakhir, rentang
6. Penurunan kekuatan otot - Komunikasi meningkat perhatian, memori masa lalu, mood,
7. Keterlambatan perkembangan - Sakit kepala menurun dan perilaku
8. Kekakuan sendi - Frekuensi kejang menurun 5. Monitor tanda-tanda vital
9. Kontraktur - Hipertermia menurun 6. Monitor status pemapasan: Analisa Gas
10. Malnutrisi - Diaforesis menurun Darah, oksimetri nadi, kedalaman
11 .Gangguan muskuloskeletal - Pucat menurun napas, pola napas, dan usaha napas
12 Gangguan neuromuskular - Kongesti konjungtiva menurun 7. Monitor parameter hemodinamika
13 Indeks masa tubuh diatas - Kongesti nasal menurun invasif, jika perlu
persentil ke-75 sesuai usia - Parastesia menurun 8. Monitor ICP (Intracranial Pressum) dan
14. Efek agen farmakologis - Sensasi logam di mulut menurun CPP (Cerebral Perfusion Pressure)
15. Program pembatasan gerak - Sindrom Horner menurun Monitor refleks kornea
16. Nyeri - Padangan kabur menurun 9. Monitor batuk dan refleks muntah
17. Kurang terpapar informasi - Penile erection menurun 10. Monitor irama otot, gerakan motor,
tentang aktivitas fisik - Tekanan darah sistolik membaik gaya berjalan, dan propnoseps Monitor
18. Kecemasan - Frekuensi nadi membaik kekuatan pegangan
19. Gangguan kognitif - Ukuran pupil membaik 11. Monitor adanya tremor
20. Keengganan melakukan - Gerakan mata membaik 12. Monitor kesimetrisan wajah
pergerakan - Pola napas membaik 13. Monitor gangguan visual: diplopia,
21 Gangguan sensoripersepsi - Pola istirahat tidur membaik nistagmus, pemotongan bidang visual,
Gejala dan Tanda Mayor - Frekuensi napas membaik penglihatan kabur, dan ketajaman
Subjektif - Denyut jantung apikal membaik penglihatan
1. Mengeluh sulit menggerakkan - Denyut naai radialis membaik 14. Monitor keluhan sakit kepala
ekstremitas - Refleks pilomotorik membaik 15. Monitor karakteristik bicara:
Objektif kelancaran, kehadiran afasia, atau
1. Kekuatan otot menurun kesulitan mencari kata Monitor
2. Rentang gerak (ROM) menurun diskriminasi tajam /tumpul atau
Gejala dan Tanda Minor panas /dingin
Subjektif 16. Monitor parestesi (mati rasa dan
1. Nyeri saat bergerak kesemutan)
2. Enggan melakukan pergerakan 17. Monitor pola berkeringat
3. Merasa cemas saat bergerak 18. Monitor respons Babinski
Objektif 19. Monitor respons Cusbing
1. Sendi kaku 20. Monitor balutan kraniotomi atau
2. Gerakan tidak terkoordinasi laminektomi terhadap adanya crainase
3. Gerakan terbatas 21. Monitor respons terhadap pengobatan
4. Fisik lemah Terapeutik
Kondisi Klinis Terkait 22. Tingkatkan frekuensi pemantauan
1. Stroke neurologis, jika perlu
2. Cedera medula spinalis 23. Hindari aktivitas yang dapat
3. Trauma meningkatkan tekanan intrakranial
4. Fraktur 24. Atur interval waktu pemantauan sesuai
5. Osteoarthritis dengan kondisi pasien
6. Ostemalasia 25. Dokumentasikan hasil pemantauan
7. Keganasan Edukasi
26. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
27. Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
5. Diagnosis : Setelah dilakukan tindakan keperawatan LATIHAN MEMORI
Gangguan memori b.d gangguan selama 2x24 jam maka memori meningkat Definisi :
neurologis (cedera kepala) dengan kriteria hasil : Mengajarkan kemampuan untuk meningkatkan
Definisi : - Verbalisasi kemampuan daya ingat.
Ketidakmampuan mengingat mempeiajari hal baru meningkat Tindakan :
beberapa informasi atau perilaku. - Verbalisasi kemampuan Observasi
Penyebab : mengingat informasi faktual 1. Identifikasi masalah memori yang
1. Ketidakadekuatan stimulasi meningkat dialami
intelektual - Verbalisasi kemampuan 2. Identifikasi kesalahan terhadap orientas
2. Gangguan sirkulasi ke otak mengingat perilaku tertentu yang 3. Monitor perilaku dan perubahan
3. Gangguan volume cairan dan/atau pernah dilakukan meningkat memori selama terapi
elektroit - Verbalisasi kemampuan Terapeutik
4. Proses penuaan mengingat peristiwa Melakukan 4. Rencanakan metode mengajar sesuai
5. Hipoksia kemampuan yang dipelajari kemampuan pasien
6. Gangguan neurologis (mis. EEG meningkat 5. Stimulasi memori dengan mengulang
positif, cedera kepala, gangguan - Verbalisasi pengalaman lupa pikiran yang terakhir kali diucapkan,
kejang) menurun jika perlu
7. Etek agen farmakologis - Verbalisasi lupa jadwal menurun 6. Koreksi kesalahan orientasi
8. Penyalahgunaan zat - Verbalisasi mudah lupa menurun 7. Fasilitasi mengingat kembali
9. Faktor psikologis (mis. pengalaman masa lalu, jika perlu
kecemasan, depresi, stres berlebihan, 8. Fasilitasi tugas pembelajaran (mis.
berduka gangguan tidur) mengingat informasi verbal dan
10. Distraksi lingkungan gambar)
Gejala dan Tanda Mayor 9. Fasilitasi kemampuan konsentrasi (mis.
Subjektif bermain kartu pasangan), jika perlu
1. Melaporkan pernah mengalami 10. Stimulasi menggunakan memori pada
pengalaman lupa peristiwa yang baru terjadi (mis.
2. Tidak mampu mempelajari bertanya ke mana saja ia pergi akhir-
keterampilan baru akhir ini) jika perlu
3. Tidak mampu mengingat Edukasi
informasi faktual 11. Jelaskan tujuan dan prosedur latiha
4. Tidak mampu mengingat perilaku 12. Ajarkan teknik memori yang tepat (mis.
tertentu yang pernah dilakukan imajinasi visual, perangkat mnemonik,
5. Tidak mampu mengingat peristiwa permainan memori, isyarat memori,
Objektif teknik asosiasi, membuat daftar,
1. Tidak mampu melakukan komputer, papan nama)
kemampuan yang dipelajari Kolaborasi
sebelumnya 13. Rujuk pada terapi okupasi, jika perlu
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Lupa melakukan perilaku pada
waktu yang telah dijadwalkan
2. Merasa mudah lupa
Objektif
(tidak tersedia)
Kondisi Klinis Terkait
1. Stroke
2. Cedera kepala
3. Kejang
4. Penyakit Alzheimer
5. Depresi
6. Intoksikasi alkohol
7. Penyalahgunaan obat
6. Diagnosis : Setelah dilakukan tindakan keperawatan PENCEGAHAN INFEKSI
Resiko infeksi selama 2x24 jam maka tingkat infeksi Definisi :
Definisi : menurun dengan kriteria hasil : Mengidentifikasi dan menurunkan risiko
Berisiko mengalami peningkatan - Kebersihan tangan meningkat terserang organisme patogenik.
terserang organisme patogenik. - Kebersihan badan meningkat Tindakan :
Faktor risiko : - Nafsu makan meningkat Observasi
1. Penyakit kronis (mis. diabetes - Demam menurun 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
melitus) - Kemerahan menurun dan sistemik
2. Efek prosedur invasif - Nyeri menurun Terapeutik
3. Malnutrisi - Bengkak menurun 2. Batasi jumlah pengunjung
4. Peningkatan paparan organisme - Vesikel menurun 3. Berikan perawatan kulit pada area
patogen lingkungan - Cairan berbau busuk menurun edema
5. Ketidakadekuatan pertahanan - Sputum berwarna hijau menurun 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah
tubuh primer: - Drainase purulen menurun kontak dengan pasien dan lingkungan
1) Gangguan peristaltik - Piuna menurun pasien
2) Kerusakan integritas kulit - Periode malaise menurun 5. Pertahankan teknik aseptik pada pasien
3) Perubahan sekresi pH - Periode menggigil menurun berisiko tinggi
4) Penurunan kerja siliaris - Lelargi menurun Edukasi
5) Ketuban pecah lama - Gangguan kognitif menurun 6. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
6) Ketuban pecah sebelum waktunya - Kadar sel darah putih membaik 7. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
7) Merokok - Kultur darah membaik benar
8) Statis cairan tubuh - Kultur urine membaik 8. Ajarkan etika batuk
6. Ketidakadekuatan pertahanan - Kultur sputum membaik 9. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
tubuh sekunder: - Kultur area luka membaik atau luka operasi
1) Penurunan hemoglobin - Kultur feses membaik 10. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
2) Imununosupres - Kadar sel darah putih membaik 11. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
3) Leukopenia Kolaborasi
4) Supresi respon inflamasi 12. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika
5) Vaksinasi tidak adekuat perlu
Kondisi klinis terkait :
1. AIDS
2. Luka bakar
3. Penyakit paru obstruktif kronis
4. Diabetes melitus
5. Tindakan invasif
6. Kondisi penggunaan terapi steroid
7. Penyalahgunaan obat
8. Ketuban Pecah Sebelum
Waktunya (KPSW)
9. Kanker
10. Gagal ginjal
11. Imunosupresi
12. Lymphedema
13. Leukositopenia
14. Gangguan fungsi hati
DAFTAR PUSTAKA

Huda Amin, Kusuma H. 2015. Aplikasi asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Medication jogja.

Tim pokja SDKI DPP PPNI.2016. Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia.


Jakarta. DPP PPNI.

Tim pokja SIKI DPP PPNI.2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia.


Jakarta. DPP PPNI

Tim pokja SLKI DPP PPNI.2019. Standart Luaran Keperawatan Indonesia.


Jakarta. DPP PPNI

Gebby Gabriella. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Ny. A Dengan Cedera Kepala
Ringan di Ruang Ambun Suri Lantai 2 RSUD dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi.
Tersedia di http://repo.stikesperintis.ac.id/831/1/10%20GEBI%20GABRIELA.pdf
Di unduh tanggal 14 Mei 2021 jam 19.17 WIB.

Yasin Muh. 2018. Asuhan Keperwatan Klien yang Mengalami Cedera Kepala
Dengan Masalah Keperawatan Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial Di
Rumah Sakit Bhayangkara Makasar. Tersedia di
https://lib.akpermpd.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1413. Di unduh tanggal
14 Mei 2021 jam 19.41 WIB.

Yozi Eka. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Cedera Kepala di
Ruang HCU Bedah Rsup dr. M. Djamil Padang. Tersedia di
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/YOZI_EKA_SAPUTRA.pdf. Di
unduh tanggal 14 Mei 2021 jam 19.21 WIB.
FORMAT PENGKAJIAN

BIODATA
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 37 tahun
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Ds. Sonoageng, Kec. Prambon, Kab. Nganjuk
No. Regester : 0194521
Tanggal mrs : 14 Mei 2021
Tanggal pengkajian : 15 Mei 2021
RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama/alasan masuk rumah sakit
a. Saat masuk rumah sakit = Sakit kepala nyeri dan mual ..........................

b. Saat pengkajian = pasien mengatakan pusing, nyeri pada kepala dan


mual..........................................................................................................

2. Riwayat penyakit sekarang :


Hari Jum’at tanggal 14 Mei 2021 pukul 09.00 WIB pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas, kepala membentur aspal, pukul 09.15 WIB pasien
dibawa ke rumah sakit. Kemudian pasien dipindahkan ke ruangan melati
dengan kondisi GCS 4-5-6, mengeluh pusing nyeri terus menerus seperti
ditusuk-tusuk pada kepala dan selalu mual jika dibuat bergerak, vulnus
exoriaci (luka terbuka) pada pelipis sebelah kanan dan pada tangan kanan,
dengan keadaan umum lemah........................................................................

3. Riwayat kesehatan yang lalu :


Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit..............................................
4. Riwayat kesehatan keluarga :
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
keturunan, penyakit kronik ataupun penyakit menular..................................
5. Genogram

Ket:

= laki- laki

= perempuan

= meninggal

= pasien laki-laki

= garis perkawinan

---------- = garis tinggal satu rumah

= garis keturunan
POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT
1. Waktu tidur : Saat dirumah pasien tidur 8 jam mulai pukul 22.00-
05.00.Saat di rumah sakit pasien tidur hanya 5 jam 22.00-03.00 dan
sering terbangun.......................................................................................

2. Waktu bangun : Saat di rumah pasien bangun pukul 05.00 pagi. Saat
di rumah sakit pasien bangun pukul jam 03.00 pagi................................
3. Masalah tidur : pusing dan nyeri pada kepala, limgkungan rumah sakit
yang ramai...............................................................................................

4. Hal-hal yang mempermudah tidur : Tempat tidur yang nyaman,


keadaan lingkungan yang aman...............................................................

5. Hal-hal yang mempermudah klien terbangun : suara keramaian,


lingkungan yang tidak nyaman................................................................
B. POLA ELIMINASI
1. BAB : Saat dirumah BAB 1x sehari konsistensi normal, di rumah sakit
belum BAB

2. BAK : dirumah BAK 5x sehari, di rumah sakit BAK 2x sehari jumlah


sedikit, warna kuning pekat......................................................................
3. Kesulitan BAB/BAK : pasien pusing jika dibuat bergerak......................

4. Upaya/cara mengatasi masalah tersebut : BAK dengan pot urinal .........

C. POLA MAKAN DAN MINUM


1. Jumlah dan jenis makanan : Saat dirumah makan nasi, lauk pauk, sayur
dan selalu habis. Saat di Rumah Sakit makan 3x sehari tapi tidak
pernah habis selalu sisa setengah porsi nasi dengan sayur lauk tahu
tempe bahkan tidak sampai makan karena mual-mual.............................

2. Waktu pemberian makan : Saat dirumah sarapan pukul 07.00 makan


siang pukul 13.00. dan makan sore pukul 19.00. Saat di Rumah Sakit
sarapan pukul 06.00 makan siang pukul 12.00 dan makan sore pukul
17.30.........................................................................................................

3. Jumlah dan jenis cairan : Saat dirumah pasien minum air putih
sebanyak 1500ml/hari. Saat di rumah sakit pasien minum air putih
sebanyak 2000ml/hari dan diberi cairan infus NaCL 0,9%.....................

4. Waktu pemberian cairan : Saat dirumah pasien memenuhi kebutuhan


cairan nya sewaktu-waktu. Saat dirumah sakit pasien memenuhi
kebutuhan cairan habis makan dan minum obat.
5. Pantangan : Tidak ada
6. Masalah makan dan minum : pasien selalu mual-mual............................
a. Kesulitan mengunyah : Tidak ada......................................................

b. Kesulitan menelan : Tidak ada...........................................................

c. Mual dan muntah : Pasien mual jika dibuat bergerak........................


............................................................................................................
d. Tidak dapat makan sendiri : Dapat makan sendiri sedikit bantuan....

7. Upaya mengatasi masalah : Dengan cara makan sedikit-sedikit tapi


sering dengan menyuapi pasien

D. KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE


1. Pemeliharaan badan : Saat dirumah mandi 2x sehari pagi dan sore.
Saat di rumah sakit pasien mandi 2x sehari hanya diseka pagi dan sore.
2. Pemeliharaan gigi dan mulut : Saat dirumah gosok gigi 2x sehari. Saat
di rumah sakit tidak dilakukan oral hygine..............................................
3. Pemeliharaan kuku : kuku pendek...........................................................
..................................................................................................................
E. POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN
Saat dirumah pasien melakukan aktivitas bekerja sebagai buruh. Di rumah
sakit pasien tidak melakukan aktivitas apapun selain ditempat tidur...................

DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola komunikasi : Pasien saat diajak bicara nyambung dan jelas

B. Orang yang paling dekat dengan klien : istri dan anak-anak.........................


C. Rekreasi : 1 minggu sekali
Hobby : mancing
Penggunaan waktu senggang : Nonton tv

D. Dampak dirawat dirumah sakit : Pasien tidak bisa bekerja dan melakukan
aktivitas sehari-hari. ......................................................................................
........................................................................................................................
E. Hubungan dengan orang lain/interaksi sosial : Baik dan ramah, pasien mau
menjawab dengan baik jika ditanya, dan banyak orang yang menjenguk
pasien dan diterima dengan baik.

F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : istri.............................................

DATA SPIRITUAL
A. Kataatan beribadah : Saat di rumah pasien menjalankan ibadah sholat 5
waktu. Saat dirumah sakit pasien menjalankan ibadah sholat 5 waktu
dengan posisi duduk.
B. Keyakinan terhadap sehat/sakit : Pasien yakin akan sembuh dengan
mengikuti semua proses tindakan penyembuhan
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : Pasien yakin bisa sembuh total dari
sakitnya setelah proses penyembuhan selesai dan bisa melakukan aktivitas
seperti biasa lagi.............................................................................................
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum/keadaan umum : keadaan umum pasien selalu bernampilan
rapi dan bersih.
Tinggi badan : 168 cm berat badan : 70 kg
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36,5ºC nadi : 95x/mnt
Tekanan darah : 130/80 mmHg respirasi : 20x/mnt
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk kepala : Lonjong dan simetris................................................
Ubun-ubun : Datar..............................................................................
Kulit kepala : terdapat luka pada kepala bagian belakang, bersih,
tidak ada kotembe, tidak berbau.
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : rata...............................................
Bau : tidak berbau..............................................................................
Warna : hitam.....................................................................................
c. Wajah
Kulit wajah : pucat.............................................................................
Struktur wajah : simetris ...................................................................
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris, vulnus
exoriaci (luka terbuka) pada pelipis sebelah kanan.
b. Kelopak mata (palpebra) : kelopak mata sipit berwarna
coklat,pertumbuhan bulu mata rata, mata cekung..............................
c. Konjungtiva dan sclera : konjungtiva berwarna merah muda, warna
sklera putih kemerahan dan tidak ada sekret......................................
d. Pupil : reflek pupil baik, besar pupil kanan lebih besar dari kiri.......
e. Kornea dan iris : kornea jernih, tidak ada peradanga, ikhterik..........
f. Ketajaman penglihatan/visus : penglihatan pasien masih baik
dalam jarak 5m...................................................................................
g. Tekanan bola mata : tidak ada nyeri tekan.........................................
............................................................................................................
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : terdapat luka pada batang
hidung, posisi septum nasi tepat ditengah..........................................
b. Lubang hidung : lubang hidung simetris, ada sekret, ada sumbatan..
c. Cuping hidung : tidak ada cuping hidung..........................................
4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris, tidak ada lesi.............................................
Ukuran telinga : ukuran kecil dan kiri kanan sama............................
Ketegangan telinga : tegang...............................................................
b. Lubang telinga : tidak ada pendarahan, tidak ada peradangan, dan
tidak ada benda asing.........................................................................
c. Ketajaman pendengaran : pasien mampu mendegar bisikan dengan
baik
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : warna bibir pucat, simetris, kering, tidak ada
sianosis, tidak ada lesi, dan tida sumbing..........................................
b. Keadaan gigi dan gusi : warna gigi putih, bersih , tidak ada karang
gigi, tidak ada perdarahan, tidak ada abses, tidak ada
pembengkakan, gusi berwarna merah muda dan bersih.....................
c. Keadaan lidah : warna merah merata, tidak ada benda asing,
keadaan lidah bersih...........................................................................
6. Leher
a. Posisi trakhea : Simetris.....................................................................
b. Tiroid : Tidak ada pembesaran...........................................................
c. Suara : Suara jelas..............................................................................
d. Kelenjar lymphe : tidak ada pembesaran..........................................
e. Vena jugularis : Ada...........................................................................
f. Denyut nadi arteri coratis : teraba......................................................
D. Pemeriksaan integumen (kulit)
a. Kebersihan : Terdapat vulnus exoriaci (luka terbuka) pada tangan
sebelah kanan...........................................................................................
b. Kehangatan : Akral hangat.......................................................................
c. Warna : Warna kulit sawo matang..........................................................
d. Turgor : Baik < 3 detik.............................................................................
e. Tekstur : Kenyal.......................................................................................
f. Kelembapan : Kulit lembab.....................................................................
g. Kelainan pada kulit : Tidak ada...............................................................
E. Pemeriksaan payudara dan ketiak
a. Ukuran dan bentuk payudara : Dada simetris kiri dan kanan .................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
b. Warna payudara dan areola : Sawo matang ............................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting : tidak ada ................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
d. Axila : Tidak ada pembengkakan dan infeksi, pigmen berwarna coklat
F. Pemeriksaan dada/thorak
1. Inspeksi thorak
a. Bentuk thorak : Simetris.....................................................................
b. Penafasan
- Frekuensi : 20x/mnt......................................................................
- Irama : Teratur..............................................................................
c. Tanda-tanda kesuitan bernafas : Tidak ada .......................................
2. Pemeriksaan paru
a. Palpasi getaran suara (vokal fremitus)
Gerakan dinding dada kanan dan kiri sama, dan tidak ada getaran
pada dinding dada..............................................................................
b. Perkusi : Redup di ICS IV dan V anterior dextra...............................
c. Auskultasi
- Suara napas : Vesikuler................................................................
- Suara ucapan : Jelas.....................................................................
- Suara tambahan : Tidak ada.........................................................
3. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi dan palpasi
- Pulpasi : Tidak ada.......................................................................
- Ictus cordis : Berada pada ICS V ................................................
b. Perkusi
Batas-batas jantung : Tidak ada pembesaran jantung........................
c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : Tunggal............................................................
- Bunyi jantung II : Tunggal...........................................................
- Bising/murmur : Tidak ada..........................................................
- Frekuensi denyut jantung : 95x/mnt.............................................
G. Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Datar...............................................................
- Benjolan/massa : Tidak terdapat benjolan...................................
b. Auskultasi
- Peristaltik usus : 12x/mnt.............................................................
- Bunyi jantung anak/BJA : Tidak ada...........................................
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan. .................................
......................................................................................................
.....................................................................................................
- Benjolan/massa : tidak ada benjolan/masa
- Tanda-tanda ascites : Tidak ada tanda ascites
- Hepar : Tidak ada pembesaran
- Lien : Tidak ada pembesaran
- Titik Mc. Burne : Tidak ada penyakit apendik
d. Perkusi
- Suara abdomen : timphani............................................................
- Pemeriksaan ascites : tidak ada ascites
H. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
1. Genetalia
a. Rambut pubis : Tidak terkaji..............................................................
b. Meathus uretra : Tidak terkaji............................................................
c. Kelainan-kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal :
Tidak terkaji
2. Anus dan perineum
a. Lubang anus : Tidak terkaji................................................................
b. Kelainan-kelainan pada anus : Tidak terkaji
c. Perineum : Tidak terkaji.....................................................................
............................................................................................................
I. Pemeriksaan muskuluskeletal (ekremitas)
a. Kesimetrisan otot : Simetris.....................................................................
b. Pemeriksaan oedema: Tidak ada odema..................................................
c. Kekuatan otot :

5 5

5 5

d. Kelainan-kelainan pada ekremitas dan kuku : Tidak ada.........................


e. CRT : Kembali dalam waktu < 2 detik
J. Pemeriksaan neorologi
1. Tingkat kesadaran (secara kualitatif) : Sadar penuh (composmentis)......
2. Tanda-tanda rangsangan otak (meningeal sign) : Tidak ada tanda-tanda
rangsangan otak........................................................................................
3. Tingkat kesadaran (secar kwantitatif)/GCS : 4 5 6..................................
4. Fungsi motorik : Tidak ada gerakan tidak sadar......................................
5. Fungsi sensorik : Tingkat kepekaan baik.................................................
6. Refleks
a. Refleks fisiologis : refleks bisep+ , refleks trisep +,refleks pateela
+, refleks brakiodialis +, refleks achilles +........................................
b. Refleks patologis : refleks babinski -, refleks chaddock -, refleks
schaeffer -, refleks gordon -, refleks bing -, refleks gonda - ............
............................................................................................................
K. Pemeriksaan status mental
a. Kondisi emosi/perasaan : Pasien menunjukan suasana hati sedih,
sedikit cemas............................................................................................
b. Orientasi : pasien dapat menyebutkan hari, waktu, dan orang-orang
disekitarnya dengan sesuai.......................................................................
c. Proses berfikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan) : Pasien
mampu mengingat hal yang baru terjadi, Pasien merasa kurang
nyaman di lingkungan sekitar, Pasien kurang mampu mengambil
keputusan, Pasien mampu berhitung dengan baik...................................
d. Motifikasi (kemampuan) : Tidak ada kemauan untuk makan dengan
lahab sedangkan saat dirumah selalu makan sampai habis......................
e. Perpepsi : Adanya perubahan terhadap perasaan yang tidak nyaman,
karena pasien pusing................................................................................
f. Bahasa : Pasien menggunakan bahasa bahasa jawa dengan pengucapan
baik...........................................................................................................

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa medis : Cedera kepala....................................................................
B. Pemeriksaan diagnostik/penunjang medis
1. Laboratorium :..........................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
2. Rotgen :....................................................................................................
3. ECG :........................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
4. USG :........................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
5. Lain-lain :.................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
1. Infus RL 16 tpm (500cc/24jam)
2. Inj Ambacim (iv) 2x1
3. Inj Santagesik (iv) 3x1000mg
4. Cefriaxon (iv) 2x1 gr
5. Ondansentron 3x1..........................................................................................

Kediri , 14 Mei 2021

Mahasiswa,

Muh. Frinata Erian Nugraha


NIM : 18.2.05.01.0002
KLASIFIKASI DAN ANALISA DATA
Nama pasien : Tn. P No. Reg : 0194521
Tanggal Kelompok Data Kemungkinan Masalah Ttd
Penyebab
15 Mei 2021 D.S = pasien Trauma kepala Nyeri Akut
mengatakan
pusing, nyeri
pada kepala dan Tulang kranial
mual.

D.O = Pasien Terputusnya


tampak kontinuitas
meringis, jaringan tulang
menahan rasa
nyeri dan
NYERI AKUT
menutup mata.
P = Trauma
kepala
Q = Di tusuk-
tusuk
R = Kepala
belakang
S = Skala 4
T = Terus
menerus

Trauma kepala Nausea


DS : Pasien
Mengatakan Ekstra kranial
pusing
mual jika
banyak gerak Terputusnya
kontinuitas
DO : Wajah jaringan kulit,
pucat, terdapat otot dan vaskuler
luka pada kepala
belakang
terpasang infus Perdarahan
hemastoma

Perubahan
sirkulasi CSS
Peningkatan TIK

NAUSEA

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Daftar diagnosa keperawatan prioritas (A. Maslow)
Nama pasien : Tn. P No. Reg : 0194521
No Diagnosa Tanggal Tanggal Ttd
Keperawatan ditemukan teratasi
1. Nyeri akut b.d agen 15 Mei 2021
pencedera fisik d.d
pasien mengatakan
pusing, nyeri pada
kepala dan mual.
Pasien tampak meringis,
menahan rasa nyeri dan
menutup mata.
P = Trauma kepala
Q = Di tusuk-tusuk
R = Kepala belakang
S = Skala 4
T = Terus menerus

2. 15 Mei 2021
Nausea b.d peningkatan
tekanan intrakranial d.d
Pasien mengatakan
pusing mual jika banyak
gerak Wajah pucat,
tidak nafsu makan,
terdapat luka pada
kepala belakang,
terpasang infus.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. P No. Reg : 0194521
Tanggal Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan Rasional Ttd
15 Mei 2021 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN NYERI 1. Mengetahui
pencedera fisik d.d pasien keperawatan selama 2x24 jam tingkat keparahan
Observasi
mengatakan pusing, nyeri nyeri
pada kepala dan mual. maka tingkat nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi, 2. Mengetahui skala
Pasien tampak meringis, dengan kriteria hasil : nyeri
karakteristik,
menahan rasa nyeri dan - Kemampuan
3. Mengetahui
menutup mata. durasi, frekuensi, kondisi apa yang
P = Trauma kepala menuntaskan aktivitas memperberat nyeri
kuaiitas, intensitas
Q = Di tusuk-tusuk meningkat 4. Mengetahui terapi
R = Kepala belakang nyeri yang cocok untuk
- Keluhan nyeri
S = Skala 4 pasien
menurun
2. Identifikasi skala
T = Terus menerus 5. Untuk mengurangi
- Meringis menurun nyeri rasa nyeri dengan
cara sederhana
- Sikap protektif 3. Identifikasi faktor
6. Memodifikasi
menurun yang memperberat lingkungan agar
- Gelisah menurun
pasien nyaman dan
dan memperingan
tidak gelisah.
- Kesulitan tidur nyeri 7. Membantu pasien
menurun untuk beristirahat
4. Monitor
8. Agar pasien dapat
- Menarik diri menurun
keberhasilan terapi melakukan teknik
- Berfokus pada diri dengan sendiri
komplementer
sendiri menurun 9. Agar pasien dapat
yang sudah melakukan dengan
- Diaforesis menurun mandiri
diberikan
- Perasaan depresi 10. Agar pasien dapat
melakukan dengan
(tertekan) menurun Terapeutik mandiri
- Perasaan takut 11. Untuk membantu
5. Berikan teknik
penyembuhan
mengalami menurun nonfarmakologis dengan cepat.
- cedera berulang
untuk mengurangi
Anoreksia menurun
rasa nyeri (mis.
- Perineum terasa
TENS, hipnosis,
tertekan menurun
akupresur, terapi
- Uterus teraba
membulat menurun
musik,

- Ketegangan otot biofeedback, terapi


menurun pijat, aromaterapi,
- Pupil dilatasi menurun teknik imajinasi
- Muntah menurun terbimbing,
- Mual menurun kompres
- Frekuensi nadi hangat/dingin,
membaik
terapi bermain)
- Pola napas membaik
6. Kontrol lingkungan
- Tekanan-darah
yang memperberat
membaik
rasa nyeri (mis.
- Proses berpikir
membaik suhu ruangan,

- Fokus membaik pencahayaan,


- Fungsi berkemih kebisingan)
membaik 7. Fasilitasi Istirahat
- Perilaku membaik dan tidur
- Nafsu makan membaik Edukasi
- Pola tidur membaik 8. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
9. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
10. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
11. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu

15 Mei 2021 Nausea b.d peningkatan Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN MUAL 1. Mengetahui
tekanan intrakranial d.d keperawatan selama 2x24 jam dampak masalah.
Observasi
Pasien mengatakan 2. Mengetahui
pusing mual jika banyak maka tingkat nausea menurun 1. Identifikasi penyebab kenapa
gerak Wajah pucat, tidak dengan kriteria hasil : dampak mual pasien mual
nafsu makan, terdapat - Nafsu makan 3. Mengetahui
terhadap kualitas
luka pada kepala tingkat keparahan
belakang, terpasang infus. meningkat hidup (mis. nafsu mual pasien
- Keluhan mual 4. Untuk memenuhi
makan, aktivitas.
nutrisi pasien
menurun kinerja, tanggung 5. Memodifikasi
- Perasaan ingin lingkungan agar
jawab peran, dan
membuat pasien
muntah menurun tidur) tenang
- Perasaan asam di 6. Menganjurkan
2. Identifikasi faktor
pasien
mulut menurun penyebab mual beristirahat untuk
- Sensasi panas mengurangi
(mis. pengobatan
pusing
menurun dan prosedur) 7. Agar pasien
- Sensasi dingin nafsu makan
3. Monitor mual (mis.
8. Untuk
menurun frekuensi, durasi, mengurangi rasa
- Frekuensi menelan mual dan pusing
dan tingkat
9. Untuk membantu
menurun keparahan) mengurangi mual
- Diaforesis menurun dan pusing secara
4. Monitor asupan
sederhana
- Jumlah saliva nutrisi dan kalori 10. Untuk membantu
menurun penyembuhan
Terapeutik
secara cepat.
- Pucat membaik 5. Kendalikan faktor
- Takikardia membaik lingkungan
- Dilatasi pupil penyebab mual
membaik (mis. bau tak
sedap, suara, dar
rangsangan visual
yang tidak
menyenangkan)
6. Kurangi atau
hilangkan keadaan
penyebab mual
(mis. kecemasan,
ketakutan,
kelelahan)
7. Berikan makanan
dalam jumlah kecil
dan menarik
Edukasi
8. Anjurkan istirahat
dan tidur yang
cukup
9. Ajarkan
penggunaan teknik
nonfarmakologis
untuk mengatasi
mual (mis.
biofeedback,
hipnosis, relaksasi,
terapi musik,
akupresur)
Kolaborasi
10. Kolaborasi
pemberian
antlemetik, jika
perlu
TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. P No. Reg : 0194521
Diagnosa Tanggal/jam Tindakan Keperawatan Ttd
Keperawatan
Nyeri akut b.d agen 15 Mei
pencedera fisik d.d 2021
pasien mengatakan
pusing, nyeri pada 08.00 1. Mengidentifikasi lokasi,
kepala dan mual. karakteristik, durasi, frekuensi,
Pasien tampak
meringis, menahan kuaiitas, intensitas nyeri
rasa nyeri dan 2. Mengidentifikasi skala nyeri
menutup mata.
P = Trauma kepala 3. Mengidentifikasi faktor yang
Q = Di tusuk-tusuk memperberat dan memperingan
R = Kepala belakang
S = Skala 4 nyeri
T = Terus menerus 8. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri

09.05
6. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
5. Memberikan teknik
nonfarmakologis
9. Menganjurkan memonitor
nyeri secara mandiri

10.00
4. Memonitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
10. Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

13.00 11. Berkolaborasi pemberian


analgetik
7. Memfasilitasi Istirahat dan
16 Mei
2021 tidur

08.00

2. Mengidentifikasi skala nyeri


6. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
5. Memberikan teknik

09.00 nonfarmakologis

4. Memonitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
9. Menganjurkan memonitor
12.00 nyeri secara mandiri

11. Berkolaborasi pemberian


analgetik
7. Memfasilitasi Istirahat dan
tidur

15 Mei
Nausea b.d
2021
peningkatan tekanan
intrakranial d.d 08.00
Pasien mengatakan
pusing mual jika
banyak gerak Wajah 3. Memonitor mual
pucat, tidak nafsu 2. Mengidentifikasi faktor
makan, terdapat luka
pada kepala penyebab mual
belakang, terpasang 1. Mengidentifikasi dampak
infus.
mual terhadap kualitas hidup
4. Memonitor asupan nutrisi
dan kalori
09.05
5. Mengendalikan faktor
lingkungan penyebab mual
6. Mengurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual
9. Mengajarkan penggunaan
teknik nonfarmakologis untuk
mengatasi mual
11.40

9. Mengajarkan penggunaan
teknik nonfarmakologis untuk
mengatasi mual
12.30

7. Memberikan makanan dalam


jumlah kecil dan menarik
10. Berkolaborasi pemberian
antlemetik
8. Menganjurkan istirahat dan
16 Mei
2021 tidur yang cukup

08.00

3. Memonitor mual
6. Mengurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual
9. Mengajarkan penggunaan
teknik nonfarmakologis untuk
12.00 mengatasi mual

7. Memberikan makanan dalam


jumlah kecil dan menarik
10. Berkolaborasi pemberian
antlemetik
8. Menganjurkan istirahat dan
tidur yang cukup

EVALUASI
Nama Pasien : Tn. P No. Reg : 0194521
Tanggal/jam Diagnosa Evaluasi Ttd
Keperawatan
15 Mei 2021 Nyeri akut b.d agen S = Pasien mengatakan masih
pencedera fisik d.d pusing nyeri pada kepala
14.00 pasien mengatakan
pusing, nyeri pada O = Pasien tampak meringis,
kepala dan mual. menahan rasa nyeri dan dapat
Pasien tampak membuka mata.
meringis, menahan P = Trauma kepala
rasa nyeri dan Q = Di tusuk-tusuk
menutup mata. R = Kepala belakang
P = Trauma kepala S = Skala 4
Q = Di tusuk-tusuk T = Terus menerus
R = Kepala
belakang A = Masalah keperawatan
S = Skala 4 nyeri akut belum teratasi
T = Terus menerus
P = implementasi dilanjutkan
pada nomor :
2. Mengidentifikasi skala nyeri
6. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
5. Memberikan teknik
nonfarmakologis
4. Memonitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
9. Menganjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
11. Berkolaborasi pemberian
analgetik
7. Memfasilitasi Istirahat dan
tidur

16 Mei 2021
14.00
S = Pasien mengatakan masih
pusing nyeri pada kepala

O = Pasien tampak meringis,


menahan rasa nyeri dan
menutup mata.
P = Trauma kepala
Q = Di tusuk-tusuk
R = Kepala belakang
S = Skala 4
T = Terus menerus

A = Masalah keperawatan
nyeri akut belum teratasi

P = implementasi dilanjutkan
pada nomor :
2. Mengidentifikasi skala nyeri
6. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
5. Memberikan teknik
nonfarmakologis
4. Memonitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
9. Menganjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
11. Berkolaborasi pemberian
analgetik
7. Memfasilitasi Istirahat dan
15 Mei 2021 tidur
14.00
Nausea b.d
peningkatan tekanan
intrakranial d.d
Pasien mengatakan S = pasien mengatakan pusing,
pusing mual jika mual jika banyak bergerak
banyak gerak wajah
pucat, tidak nafsu O = Wajah pucat, terdapat
makan, terdapat tidak nafsu makan terdapat
luka pada kepala luka pada kepala belakang
belakang, terpasang
infus. A = masalah keperawatan
nausea belum teratasi

P = implementasi dilanjutkan
pada nomor :
3. Memonitor mual
6. Mengurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual
9. Mengajarkan penggunaan
teknik nonfarmakologis untuk
mengatasi mual
7. Memberikan makanan dalam
jumlah kecil dan menarik
10. Berkolaborasi pemberian
antlemetik
8. Menganjurkan istirahat dan
16 Mei 2021 tidur yang cukup
14.00

S = pasien mengatakan pusing,


mual jika banyak bergerak

O = Wajah pucat, terdapat


sudah mau makan, terdapat
luka pada kepala belakang

A = masalah keperawatan
nausea belum teratasi

P = implementasi dilanjutkan
pada nomor :
3. Memonitor mual
6. Mengurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual
9. Mengajarkan penggunaan
teknik nonfarmakologis untuk
mengatasi mual
7. Memberikan makanan dalam
jumlah kecil dan menarik
10. Berkolaborasi pemberian
antlemetik
8. Menganjurkan istirahat dan
tidur yang cukup

Anda mungkin juga menyukai