DEXTRA
Disusun oleh:
Mengetahui
TAHUN AKDEMIK
2023
A. Pengertian
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama
pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas
(Mansjoer, A. 2011).
Cidera kepala merupakan trauma yang mengenai otak yang dapat mengakibat
kan perubahan fisik intelektual, emosional, dan sosial. Trauma tenaga dari luar yang
mengakibatkan berkurang atau terganggunya status kesadaran dan perubahan kemam
puan kognitif, fungsi fisik dan emosional (Judha & Rahil, 2011).
Cidera kepala yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyi
mpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi-decele
rasi) yang merupakan perubahan bentuk di pengaruhi oleh perubahan peningkatan da
n percepatan faktor dan penurunan kecepatan, serta notasi yaitu pergerakan pada kepa
la dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan (Ren
dy, 2012)
Jadi, cidera kepala ringan adalah cidera karena tekanan atau kejatuhan yang di tandai
denngan GCS 13-15 dan mengeluhkan pusing.
B. Etiologi
Penyebab cedera kepala terdiri dari kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, kec
elakaan industri, serangan dan yang berhubungan dengan olah raga, trauma akibat per
salinan. Menurut Mansjoer (2011), cidera kepala penyebab sebagian besar kematian d
an kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat k
ecelakaan lalu lintas.
Penentuan Deskripsi
Keparahan
Minor/ Ringan GCS 13 – 15
Sadar penuh, membuka mata bila dipanggil. Dapat terjadi
kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30
menit dan disorientasi. Tidak ada fraktur tengkorak,
tidak ada kontusia
cerebral, hematoma.
Sedang GCS 9 – 12
Kehilangan kesadaran, namun masih menuruti perintah
yang sederhana atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi
kurang dari 24 jam. Dapat mengalami fraktur tengkorak.
Berat GCS 3 – 8
Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari
24 jam. Juga meliputi kontusio serebral, laserasi atau
hematoma intracranial. Dengan perhitungan GCS sebagai
berikut:
Eye : nilai 2 atau 1
Motorik: nilai 5 atau <5
Verbal : nilai 2 atau 1
C. Manifestasi Klinis
Menurut Judha (2011), tanda dan gejala dari cidera kepala antara lain:
1. Skull Fracture
Gejala yang didapatkan CSF atau cairan lain keluar dari telinga dan hidung (otho
rrea, rhinorhea), darah dibelakang membran timphani, periobital ecimos (brill ha
ematoma), memar didaerah mastoid (battle sign), perubahan penglihatan, hilang
pendengaran, hilang indra penciuman, pupil dilatasi, berkurangnya gerakan mata,
dan vertigo.
2. Concussion
Tanda yang didapat adalah menurunnya tingkat kesadaran kurang dari 5 menit, a
mnesia retrograde, pusing, sakit kepala, mual dan muntah. Contusins dibagi menja
di 2 yaitu cerebral contusion, brainsteam contusion. Tanda yang terdapat:
Pernafasan mungkin normal, hilang keseimbangan secara perlahan atau cepat. Pu
pil biasanya mengecil, equal, dan reaktif jika kerusakan sampai batang otak bagia
n atas (saraf kranial ke III) dapat menyebabkan keabnormalan pupil.
D. Patofisiologi
Trauma yang disebabkan oleh benda tumpul dan benda tajam atau kecelakaan
dapat menyebabkan cidera kepala. Cidera otak primer adalah cidera otak yang terjadi
segera setelah trauma. Cidera kepala primer dapat menyebabkan kontusio dan laserasi.
Cidera kepala ini dapat berlanjut menjadi cidera sekunder. Akibat trauma terjadi peni
ngkatan kerusakan sel otak sehingga menimbulkan gangguan autoregulasi. Penurunan
aliran darah ke otak menyebabkan penurunan suplai oksigen ke otak dan terjadi gangg
uan metabolisme dan perfusi otak. Peningkatan rangsangan simpatis menyebabkan pe
ningkatan tahanan vaskuler sistematik dan peningkatan tekanan darah. Penurunan teka
nan pembuluh darah di daerah pulmonal mengakibatkan peningkatan tekanan hidrolist
ik sehingga terjadi kebocoran cairan kapiler. Trauma kepala dapat menyebabkan ode
me dan hematoma pada serebral sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intra kr
anial. Sehingga pasien akan mengeluhkan pusing serta nyeri hebat pada daerah kepala
(Padila, 2012).
E. Pemeriksaan Diasnostik
1. Foto polos tengkorak (skull X-ray)
2. Angiografi serebral
3. Pemeriksaan MRI
4. CT Scan : indikasi ct scan berupa nyeri kepala atau muntah-muntah,
penurunan GCS lebih dari 1 poin, adanya laserasi, fraktur tulang tengkorak,
dan adanya luka tembus akibat benda tajam atau peluru (Andra & Yessie,
2012).
F. Penatalaksanaan umum
Menurut Pedoman Tatalaksana Cidera Otak (2014) penatalaksanaan pasien dengan ci
dera otak sedang sebagai berikut :
1. Stabilitasi airway, breathing dan sirkulasi
2. Melakukan anamneses, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis
3. Pemasangan kateter untuk mengevaluasi produksi urin
4. Terapi Medikamentosa :
a. Cairan IV NS 0,9 1,5ml/kgBB/jam
b. Obat simtomatik melalui IV atau sup
c. Obat anti kejang
d. Obat analgesik
5. Pembedahan dilakukan bila terjadi fraktur pada tulang te
ngkorak dan laserasi.
G. Pathway
Trauma kepala
H.
Peningkatan TIK
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas
I. Pengkajian
A. Identitas Klien
a. Nama
b. Umur
c. Jenis Kelamin
d. Agama
e. Pendidikan
f. Pekerjaan
g. Alamat
h. Status Perkawinan
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Berisi data subjektif yang dirasakan pasien ketika masuk ru
mah sakit
b. Riwayat Penyakit Sekarang: pasien mengalami penurunan kesadaran, latergi,
mual muntah, nyeri kepala, kelemahan, perdahan, fraktur tengkorak, amnesia s
esaat, gangguan pendengaran, gangguan penciuman.
c. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah mengalami penyakit sistem syaraf, r
iwayat trauma terdahulu, riwayat penyakit darah, dan riwayat penyakit sistem
ik
d. Riwayat Penyakit Keluarga: adanya riwayat penyakit menular
E. Diagnosa Keperwatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma kepala).
2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema otak.
F. Intervensi keperawatan
Diagnosa Keperw
No SLKI SIKI
atan
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
1. Terapeutik
kolaborasi
DAFTAR PUSTAKA
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nu
ha Medika.
Bajamal, Abdul Hafid, dkk. 2014. Pedoman Tatalaksana Cedera Ota
k. Surabaya: Tim Nuerotrauma RSUD dr. Soetomo FK Uni
versitas Airlangga Surabaya.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan
Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP
PPNI
Saferi, andra & Putri, Mariza Yessie. 2013. Keperawatan Medikal Be
dah Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogya
karta: Nuha Medika