TINJAUAN PUSTAKA
cedera mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala
selaput otak, dan kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta mengakibatkan
2. Klasifikasi
Berdasarkan beratnya, cedera kepala dibagi atas ringan, sedang dan
berat ini dinilai melalui Glasgow Coma Scale (GCS). GCS merupakan
14
15
Respon Motorik
Merurut perintah 6
Melokalisir rangsang nyeri 5
Menjauhi rangsang nyeri 4
Fleksi abnormal 3
Ekstensi abnormal 2
Tidak memberi respon 1
11 – 12 : Delirium
8–10 :Somnolent
5–7 : SoporKoma
1–4 :Koma
tidak ada fraktur tengkorak, tidak ada contusia cerebral dan hematoma.
intracranial.
3. Etiologi
16
2013).
di tembakkan kekepala).
diam, seperti pada kasus jatuh atau tabrakan mobil ketika ketika kepala
mengenai area tulang tengkorak yang berlawanan serta area kepala yang
kepalabelakang.
4. Manifestasi Klinis
Pemeriksaan klinis biasa yang dipakai untuk menentukan cedera
cedera kepala ringan, sedang, dan berat seperti diatas. Nyeri yang menetap
17
b. Fraktur dasar tengkorak dicurigai ketika cairan cerebro spinal keluar dari
telinga danhidung.
perdarahan.
dengan sumber perdarahan dapat berasal dari bridging vein, arteri atau
darah antara durameter dan jaringan otak, dapat terjadi akut dan
bulan sabit (cresent). Indikasi operasi jika perdarahan tebalnya > 1cm
5. Patofisiologi
terhadap jaringan otak, tetapi terjadi sebagai akibat kekuatan luar yang
tengkorak yang berlangsung tiba – tiba. Otak tetap bergerak kearah depan,
berbalik arah membentur sisi yang berlawanan dengan titik bentur awal.
2012).
tertentu dimana cedera kepala memburuk dan semua tanda vital terganggu
6. Komplikasi
rendah (syok).
natriumbikarbonat.
Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it’s Live
Saving, artinya seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat
darurat haruslah benar-benar efektif dan efisien. Hal ini mengingatkan pada
kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa hanya dalam hitungan menit
saja. Berhenti nafas selama 2-3 menit pada manusia dapat menyebabkan
2011). Standar IGD sesuai Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2009 bahwa
pelayanan merupakan gabungan dari waktu tanggap saat pasien tiba di depan
pintu rumah sakit sampai mendapat tanggapan atau respon dari petugas
instalasi gawat darurat dengan waktu pelayanan yaitu waktu yang di perlukan
hitungan menit dan sangat dipengaruhi oleh berbagai hal baik mengenai jumlah
tepat waktu atau tidak terlambat apabila waktu yang diperlukan tidak melebihi
waktu rata- rata standar yang ada (Haryati & Aji, 2005).
menghitung waktu pelayanan pasien gawat darurat, cedera kepala dari pasien
masuk pintu IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta sampai siap keluar dari IGD
epidural atau sub dural hematoma, cedera kepala berat), 79,08 menit (kategori
apabila tidak dilakukan pertolongan segera akan menjadi lebih buruk), 78,92
menit (kategori III pasien urgent, seperti cedera kepala disertai luka robek, rasa
pusing), 44,67 menit (kategori IV pasien semi urgent, keadaan pasien cedera
kepala dengan rasa pusing ringan, lukalecet atau luka superficial), 33,92 menit
menurut medis, cedera kepala tanpa keluhan fisik), terdapat perbedaan yang
bahwa terdapat perbedaan waktu tanggap tindakan pada pasien cedera kepala
kategori I –V.
atau memilih (Krisanty, 2009). Triage mempunyai tujuan untuk memilih atau
terutama apabila banyak pasien datang pada saat yang bersamaan. Hal ini
lainwaktu.
pasien dapat hadir secara bersamaan. Urgensi mengacu pada kebutuhan untuk
time critical intervensi, tidak identik dengan tingkat keparahan. Pasien Triage
masuk rumahsakit.
Kriteria Triage :
1. Daerah penilaian Triage harus segera dapat diakses dan jelas tanda pos
a. Pemeriksaanpasien
c. Privasi
dilaporkan oleh orang dewasa mungkin kurang signifikan dari pada gejala
yang sama ditemukan pada anak dan dapat membuat anak urgensi yang
lebihbesar.
24
mereka secara objektif. Seperti dengan situasi klinis lain, ini akan mencakup
Triage menurut mereka klinis dan situasional urgensi, seperti dengan pasien
gabungan presentasi.
Persyaratan peralatan :
1. Peralatandarurat
sarungtangan)
Keterangan :
1. Kategori1
25
ancaman kekerasanberbahaya.
2. Kategori2
serius atau memburuk begitu cepat bahwa ada potensi ancaman terhadap
kehidupan, atau kegagalan sistem organ, jika tidak ditangani dalam waktu
Department atau sangat nyeri. Airway risiko, stridor parah atau grogling
dengan tanda-tanda kelesuan (semua usia), asam atau alkali splash mata
agresi.
3. Kategori3
jika penilaian dan pengobatan tidak dimulai dalam waktu tiga puluh menit
kedatangan. Atau urgensi situasional ada potensi buruk jika time critical
pengobatan tidak dimulai dalam waktu tiga puluh menit. Klinis deskriptor
kepala ringan sakit cukup parah, dada sakit, sakit perut tanpa risiko tinggi,
sedih, menyakiti diri akut psikosis atau berpikir teratur situasional krisis,
4. Kategori4
jika penilaian dan pengobatan tidak dimulai dalam waktu tiga puluh menit
sesak nafas ringan, cedera dada tanpa sakit tulang rusuk atau kesulitan
5. Kategori5
Penilaian dan pengobatan mulai dalam 120 menit kurang urgen kondisi
pasien kronis atau cukup kecil bahwa gejala atau hasil klinis tidak akan
dua jam dari kedatangan. Klinis deskriptor (hanya untuk indikasi), sakit
yang minimal dengan tidak ada risiko tinggi, luka kecil - kecil lecet, luka
prosespenuaan.
tingkah laku yang dilakukan oleh perawat sesuai dengan profesinya. Peran
perawat dipengaruhi oleh keadaan sosial dan bersifat tetap (Kusnanto & Kes,
2004). Peran perawat adalah tingkah laku perawat yang diharapkan oleh orang
lain untuk berproses dalam sistem sebagai pemberi asuhan, pembela pasien,
2016).
1. Peran Perawat
Peran perawat dalam melakukan perawatan diantaranya:
pembelajaran (Wong,2009).
yang optimal. Perawat mengubah cara pandang dan pola pikir pasien,
e. Peneliti
(Kusnanto, 2004).
tanggap perawat, bisa saja dipengaruhi adanya faktor lain keadaan ini
(Depkes RI,2002).
siap dalam 24 jam dan tidak dapat ditunda, kemudian kesiapan pengetahuan
ketiga kesiapan alat dan obat-obatan darurat yang merupakan bagian yang
darurat.
interdependen.
sakit.
D. Tinjauan Empirik
32
response time dalam penanganan gawat darurat di ruang triage sudah sesuai
terdapat hubungan antara waktu tanggap dengan keterampilan dan beban kerja
perawatan.
Perawat Triage Terhadap Waiting Time Dan LengthOf Stay Pada RuangTriage
waiting time ( p =0.000.), tidak terdapat hubungan antara peran perawat dengan
didapatkan kontribusi peran perawat sebesar 10% pada waiting time dan 0.9 %
pada pasien cedera kepala kategori i –v dan Pasien cedera kepala kategori I