KEPERAWA
TAN
DX CKR GCS 15 SUSP FR ORBITAL
SINISTRA
Definisi
Cedera kepala merupakan cedera yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak,
dan otak. [Morton dalam buku Nurarif & Kusuma (2016)]
Sedangkan menurut Silvestri dalam buku Ulya, dkk (2017) Trauma kepala
merupakan trauma yang mengenai tengkorak yang menyebabkan kerusakan otak
mulai dari ringan sampai berat.
Klasifikasi
Menurut Brain Injury Association of Michigan, dalam Nurarif (2016) Klasifikasi cedera kepala yaitu:
1. Berdasarkan patologi :
• Cedera Kepala Primer
• Cedera Kepala Sekunder
6. Perubahan kognitif
1. Mual 7. Perubahan berbicara
2. Muntah 8. Perubahan fungsi motorik
3. Disorientasi 9. Penurunan tingkat kesadaran
4. Sakit kepala 10. Amnesia
5. Perubahan pada ukuran dan reaksi 11. Paralisis unilateral
pupil terhadap cahaya 12. Kelemahan pada wajah
Trauma kepala
Perubahan
Perdarahan dan Gangguan Resiko proteregulasi
hematoma suplai darah infeksi
kejang
Secondary
Primary survey
survey
5. Exposure and
environment
1. AIRWAY 6. Full set of vital signs,
five intervention and
2. BREATHING family presence
7. Give comfort measure
8. HISTORY, HEAD TO
3. CIRCULATION TOE EXAMINATION
9. Inspect posterior
4. DISABILITY surface
PENATALAKSANAAN
AIRWAY
Penilaian : Dengarkan suara terbuka/tersumbat?
Cari serpihan benda-benda, darah, muntah dan benda asing
Intervensi :
1. Lakukan imobilisasi servikal dengan menggunakan neckcollar, Buka saluran
pernapasan menggunakan chin-lift atau manuver modified jaw-thrust
2. Bersihakan saluran pernapasan, sedot dan bersihakna dari benda-benda asing
3. Berikan bantuan saluran pernapasan buatan: orofaring atau nasofaring, intubasi
trakea, atau saluran pernapasan lewat proses bedah, Buka jalan napas, jika GCS ≤ 8,
maka lakukan intubasi endotrakeal.
4. Lakukan suction jika terdapat darah, saliva, atau muntahan pada jalan napas.
PENATALAKSANAAN
BREATHING
Penilaian : Amati respirasi spontan, chest excursion, laju dan kedalaman respirasi, dan
usaha untuk bernapas, Auskultasi suara pernapasan
Intervensi :
1. Berikan oksigen dengan laju tinggi melalui non-rebreather mask (NRM).
2. Ganti udara dengan tekanan positif (bag-valve-mask) jika saturasi oksigen tidak
mencapai lebih >95%
3. Bantu dengan menggunakan intubasi trakea atau penempatan saluran napas lewat
proses bedah.
4. Lakukan dekompresi dengan jarum ukuran 12G jika ditemukan tekanan pneumotoraks
(pneumothorax tension).
5. Jika terdapat kondisi pneumotoraks dan hemotoraks yang mengancam nyawa,
lakukan tindakan drainase pada ICS 5 pada midaksila anterior
PENATALAKSANAAN
CIRCULATION
Penilaian :
Cari pendarahan yang tampak jelas.
Periksa kulit untuk warna, suhu, kelembapan dan capillary refil time (CRT).
Raba denyut nadi sentral dan distal, periksa tekanan darah arteri
Intervensi :
1. Lakukan penekanan/letakan luka diposisi yang lebih tinggi
2. Pertahankan status normovolemia pada pasien (jaga tekanan arteri antara 70-90
mmHg).
3. Berikan bolus dari crystalloid atau produk darah sesuai kebutuhan pasien
4. Jika nadi pasien tidak teraba, maka berikan bolus cairan 250 cc sampai nadi teraba.
5. Gunakan splint untuk mengontrol perdarahan internal atau eksternal yang parah
6. Sediakan resusitasi kardiopulmonary/advanced cardiac life support bila diperlukan.
PENATALAKSANAAN
DISABILITY
Penilaian :
● Periksa kondisi kesadaran menggunakan metode AVPU (Alert, Verbal,
Pain,Unrespon) untuk memeriksa status neurologis
● Periksa pupil, simetris atau tidak, dan reaksi terhadap cahaya
Intervensi :
1. Lakukan monitoring status GCS secara berkala, respon pupil, nadi, pernapasan,
dan tekanan darah
2. Jangan sampai pasien mengalami hipotensi atau hipoksia
3. Jaga dengan hati-hati kondisi tulang belakang
4. Pertimbangkan pemberian mannitol, tindakan untuk memperbaiki laju pembuluh
darah vena dari otak, pembedahan atau hiperventilasi singkat
PENATALAKSANAAN
Exposure and environment (pemaparan dan
lingkungan)
Penilaian :
Periksa seluruh tubuh
● Intervensi :
● 1. Lepas semua pakaian
● 2. Berikan penghangat tubuh
PENATALAKSANAAN
Full set of vital signs, five intervention and family
presence
Penilaian :
Dapatkan data tanda tanda vital
Nilai kebutuhan pemeriksaan lanjutan dari pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
Nilai kebutuhan psikologis pasien dan keluarga
Intervensi :
1. Monitor tanda tanda vital secara berkala
2. Mulai pengawasan kardiak berkelanjutan dan saturasi oksigen.
3. Pertimbangkan untuk memasukan pipa nasogastric atau orogastric dan kateterisasi
urin
4. Segera menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik dan penunjang
PENATALAKSANAAN
Give comfort measure
Penilaian : Ukur tingkat kesakitan, Kolaborasi untuk pertimbangan tindakan
pembedahan
Intervensi :
1. Berikan obat nyeri/sedasi sesuai indikasi
2. Gunakan cara non farmakologis untuk mengurangi nyeri
3. Cegah jangan sampai terjadi peningkatan TIK dengan pemberian sedasi atau
analgesic, pemberian diuretik osmotik (manitol), posisikan pasien head elevation 30º,
minimalisasi stimulasi ekternal.
4. Pertahankan suhu tubuh normal dengan Diuretik osmotic, Loop diuretic, Analgesik,
Antiboitik dan Antihipertensi Cegah jangan sampai terjadi kejang.
5. Fasilitasi pasien untuk dilakukan tindakan pembedahan (evakuasi hematom,
lobektomi, kraniotomi).
PENATALAKSANAAN
History, Head-to-toe examination
1. Jika pasien sadar, anamnesis data medis
2. Jika pasien tidak sadar tanya keluarga untuk riwayat kesehatan
3. Lakukan pemeriksaan dari kepala ke kaki; inspeksi, auskultasi, dan raba pasien dari
kepala ke kaki.
PENGKAJIAN PENGKAJIAN
SUBYEKTIF OBYEKTIF
CT : 4’00 BT : 2’00
HB : 12,7 HT : 38 LEU : 10.800
TC ; 346.000 GDS : 76
HBSAG : NEGATIF
TERAPI
RL 20 TPM
Our Center
KETOROLAK 1 AMPUL (
3X1 )
OMZ 1 VIAL (EXSTRA)
CEFTRIAX0N (2X1)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RX THORAX
RX CT SCAN
ANALISA DATA
1 I S : Pasien Mengatakan Nyeri pada bagian wajah, bibir, kaki dan kedua
lutut masih terasa , namun sudah mulai berkurang
P : nyeri akibat cedera/ jatuh
Q : nyeri nyut-nyutan
R : nyeri bagian wajah, bibir, kedua kaki dan kedua lutut
S : Skala Nyeri 3
T : nyeri hilang Timbul
O:
• Meringis berkurang
• pasien tampak lebih rileks
• TD : 130/80 mmHg
• Nadi : 98x/i
• Suhu : 36.4℃
P : Lanjutkan Intervensi
No Hari/ No. Evaluasi Paraf
Tanggal Diagnos
a Kep
O:
• Kesadaran komposmetis GCS : 15
• Mata Kiri terdapat edem palpebera
• TD : 130/80 mmHg HR : 98x/i Suhu : 36.4℃ RR : 21x/i Spo2
: 99% terpasang oksigen nasal kanul 5 lpm
P : Lanjutkan Intervesni
• Monitor tanda dan gejala peningkatan TIK
• Berikan posisi kepala lebih tinggi/ Semi Fowler
Proses Perujukan
● Edukasi kepada pasien dan pihak keluarga yg telah di ttd mulai dari
proses pelaporan ke rs terkait, kondisi, resiko, rencana tindak lanjut dan
estimasi menunggu jawaban dr pihak rs terkait
● Jika pasien dan keluarga setuju untuk di lakukan perujukan, Persiapan
pertama untuk menunggu dokter jaga mengkonfirmasi pihak rs terkait/dr
jaga ugd untuk advise selanjutnya
Proses Perujukan
● Kedua jika sudah di acc dan pihak rs terkait telah acc menerima selanjutnya akan
dilakukan pengisian sisrute
● Ketiga Sembari admin mengisi pengisian sisrute, petugas agd mengedukasi
resiko, hal kemungkinan yg terjadi di dalam ambulance dan hal2 yg perlu
diperhatikan saat di ambulance
Proses Perujukan
● Keempat sembari menunggu petugas agd menyelesaikan edukasinya dan
menyiapkan alat2 di ambulance, petugas label yg memegang pasien mempersiapkan
hasil pemeriksaan penting yg harus di bawa dan menyelesaikan advice yg telah
diberikan oleh rs tujuan (melengkapi edukasi harian, melengkapi surat pernyataan
tertulis, hasil pemeriksaan diganostik yg terprint out dan laboratorium dengan
hardcopynya
● Kelima petugas agd dan petugas pemegang pasine, operan pasien secara detail dan
terperinci dengan metode yg telah ditetapkan yakni metode SBAR, situation,
background, analisis dan regiment
SURAT
RUJUKAN
LEMBAR
EDUKASI
TNANK YOU !