“Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa cedera kepala berat
adalah cedera dengan skala koma glasgow 3 – 8, dimana otak mengalami memar
dengan kemungkinan adanya perdarahan di dalam jaringan otak tanpa adanya
robekan meskipun neuron-neuron terputus.”
Etiologi
Kecelakaan
Jatuh Kekerasan
Lalu Lintas
5. Hilangnya
4. Kerusakan saraf.
kemampuan kognitif.
PENGKAJIAN
1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral b.d aliran arteri dan atau vena terputus
2. Ketidakefektifan pola nafas b/d hiperventilasi
3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d akumulasi secret, obstruksi jalan nafas
4. Nyeri akut b/d agen agen penyebab cidera fisik/ peningkatan tik
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah
6. Gangguan mobilitas fisik b/d tirah baring
7. Resiko infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat:trauma jaringan
8. Resiko kerusakan integritas kulit b/d imobilitas fisik
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Perfusi jaringan tidak efektif (spesifik sere-bral) b.d aliran arteri dan atau vena terputus
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam masalah ketidakefektifan
perfusi jaringan teratasi
Kriteria hasil :
- Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
- Komunikasi jelas
- Menunjukan konsentrasi dan orientasi
- Bebas dari aktifitas kejang
- Tidak mengalami nyeri kepala
Intervensi Keperawatan :
- monitor TTV
- monitor AGD, ukuran pupil, ketajaman, kesimetrisan dan reaksi
- monitor adanya diplopia, pandangan kabur, nyEri kepala
- monitor level kebingungan dan orientasi
- monitor tonus otot pergerakan
- monitor tekanan intrakrnial dan respon neurologis
2. Ketidakefektifan pola nafas b/d hiperventilasi
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3*24 jam masalah ketidakefektifan
pola nafas teratasi
Kriteria Hasil :
- RR pasien dalam batas normal : 16-20
Intervensi :
- Tentukan kebutuhan pengisapan oral atau trakeal
- Pantau status oksigen pasien dan status hemodinamik dan irama jantung sebelum,
selama dan setelah pengisapan
- Catat jenis dan jumlah sekrat yang dikumpulkan
- Jelaskan penggunaan yang benar peralatan pendukung
- Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang larangan merokok didalam ruangan
perawatan
- Instruksikan kepada pasien tentang batuk dan teknik napas dalam
- Ajarkan pasien untuk mengganjal luka insisi saat batuk, kalau ada
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan sputum
3. Ketidakefektifan pola nafas b/d hiperventilasi
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3*24 jam masalah ketidakefektifan
pola nafas teratasi
Kriteria Hasil :
- RR pasien dalam batas normal : 16-20
Intervensi :
• Tentukan kebutuhan pengisapan oral atau trakeal
• Pantau status oksigen pasien dan status hemodinamik dan irama jantung sebelum,
selama dan setelah pengisapan
• Catat jenis dan jumlah sekrat yang dikumpulkan
• Jelaskan penggunaan yang benar peralatan pendukung
• Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang larangan merokok didalam ruangan
perawatan
• Instruksikan kepada pasien tentang batuk dan teknik napas dalam
• Ajarkan pasien untuk mengganjal luka insisi saat batuk, kalau ada
• Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan sputum
4. Nyeri b/d agen agen penyebab cidera fisik/peningkatan TIK
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selam 3x24 jam masalah nyeri teratasi
Kriteria hasil :
- Pasien sudah tidak mengeluh nyeri
- TTV pasien dalam batas normal
- Skala nyeri pasien berkurang
Intervensi :
- lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
- kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
- kurangi faktor presipitasi nyeri
- ajarkan tentang tehnik non farmakologi : nafas dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat
dan kompres dingin
- berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selam 3x24 jam masalah ketidakseimbangan
nutrisi teratasi
Kriteria hasil :
- Pasien sudah tidak mengeluh mual dan muntah
- Nafsu makan pasien kembali normal
- IMT pasien dalam batas normal
Intervensi ;
- Kaji status nutrisi pasienKaji frekuensi mual, durasi, tingkat keparahan, faktor frekuensi,
presipitasi yang menyebabkan mual.
- Anjurkan pasien makan sedikit demi sedikit tapi sering.
- Anjurkan pasien untuk makan selagi hangat
- Delegatif pemberian terapi antiemetik : Ondansentron 2×4 (k/p), Sucralfat 3×1 CI
- Diskusikan dengan keluarga dan pasien pentingnya intake nutrisi dan hal-hal yang
menyebabkan penurunan berat badan.
- Timbang berat badan pasien jika memungkinan dengan teratur.
6. Gangguan mobilitas fisik b/d tirah baring
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam masalah Gangguan
mobilitas fisik teratasi
Kriteria Hasil :
- Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan
respirasi
- Mampu melakukan aktifitas sehari-hari (ADLS) secara mandiri
- Keseimbangan aktifitas dan istirahat
Intervensi :
- Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktifitas
- Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
- Monitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat
- Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan
- Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
- Monitor respon fisik,emosi, social dan spiritual
- Sediakan penguatan positif bagi aktif beraktifitas
7. Resiko infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat:trauma jaringan
Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan asuhan keperawatan selama 3x24 jam
masalah resiko infeksi teratasi
Kriteria hasil:
- Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
- Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
- Jumlah leukosit dalam batas normal
- Menunjukan perilaku hidup sehat
Intervensi:
- Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu, denut jantung, drainase, penampilan luka, sekresi,
penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan dan malaise)
- Kaji factor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
- Pantau hasil laboratorium (hitung darah lengkap, hitung granulosit, absolute, hitung jenis,
protein serum, albumin)
- Jelaskan pada ppasien dan keluarga mengapa sakit atau terapi meningkatkan resiko
terhadap infeksi
- Ajarkan pasien tehnik mencuci tangan yang benar
8. Resiko kerusakan integritas kulit b/d imobilitas fisik
Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan asuhan keperawatan selama 3x24 jam
masalah resiko kerusakan integritas kulit
Kriteria hasil:
- Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperature,hidrasi,pigmentasi)
- Tidak ada luka / lesi pada kulit
- Perfusi jaringan baik
- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
Intervensi:
- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Oleskan lotion atau minyak baby oil pada daerah yang tertekan
- Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Bersihkan area sekitar jahitan atau steples, meggunakan lidi kapas sterile
- Gunakan antiseptic sesuai program
- Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap terbuka (tidak
dibalut) sesuai program