Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEPERAWATAN

KEGAWAT DARURATAN NEUROLOGI

KELOMPOK 6
1. NAIMAH H. ABDURAHMAN
2. BETH YANE PENI
3. FATMA SYAM
• Kegawatdaruratan neurologi :
Suatu kondisi di bidang neurologi yang memerlukan
tindakan pengobatan segera dan bila tidak dilakukan
dapat menyebabkan kerusakan lebih berat bahkan
kematian.
Cerebro Vaskular Accident/ stroke

Stroke merupakan gangguan pada pembuluh darah


intrakranial yang meliputi penghentian mendadak
aliran darah ke otak

Kurangnya aliran darah ke otak menyebabkan infark pada


daerah otak yang terkena sehingga terjadinya defisit
neurologis

Defisit neurologis ini


bervariasi menurut
lokasi dan lamanya
iskemia.
Stroke biasanya diakibatkan oleh salah satu dari empat kejadian yaitu :
1. Trombosis
2. Embolisme serebral
3. Iskemia
4. Hemoragi serebral
Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan
kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori, bicara,
atau sensasi.
Stroke diklasifikasikan menjadi :
stroke hemoragi & stroke
iskemia,

• Stroke hemoragik
Merupakan perdarahan serebri dan mungkin perdarahan
subarakhnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada
daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktifitas, namun
bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran klien
umumnya menurun.
• Stroke Nonhemoragik (stroke iskemik)

Yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang


menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau
keseluruhan terhenti.
Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebri,
biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun
tidur, atau dipagi hari.
Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul
edema sekunder. Kesadaran umumnya baik.
MANIFESTASI KLINIS berdasarkan keterlibatan
Pembuluh Serebral

Arteri karotis internal : Arteri serebral tengah :


 Paralisis kontralateral pada • Mengantuk, stupor, koma
lengan, tungkai dan wajah. • Hemiplegia kontralateral
 Defisit sensorik kontralateral
pada lengan dan wajah
pada lengan, tungkai, dan wajah
 Jika hemisfer dominan yang
• Defisit sensori kontralateral
terkena : afasia pada lengan dan wajah
 Jika hemisfer nondominan yang • Afasia global (jika hemisfer
terkena : apraksia, agnosia, dominan terkena)
pengabaian unilateral
 Hemianopia homonismus
Arteri serebral anterior :
Arteri serebral :
• Kelemahan atau paralisis  Nyeri pada wajah, hidung,

kontralateral pada kaki dan dan mata


tungkai
 Kebas dan kelemahan pada
• Kehilangan sensori kontralateral
pada jari kaki, kaki dan tungkai wajah disisi yang terkena
• Kehilangan kemampuan untuk  Masalah dengan gaya
membuat keputusan atau
bertindak secara volunter
berjalan
 Disfagia
• Inkontinensia urine

LANJUTAN…
STROKE merupakan kegawat daruratan
medis , asosiasi stroke Amerika mengatakan
bahwa yang perlu diketahui tentang Tanda
peringatan STROKE adalah :
 Tiba-tiba mati rasa atau kelemahan pada
wajah, tungkai, atau lengan. terutama
pada satu sisi bagian tubuh.
 kebingungan tiba-tiba, kesulitan berbicara
atau memahami
 tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing,
kehilangan keseimbangan atau koordinasi
 tiba-tiba sakit kepala parah tanpa
diketahui penyebabnya
Penanganan stroke

Penatalaksanaan pasien stroke fase akut :


Pasien yang koma pada saat masuk rumah sakit
dipertimbangkan mempunyai prognosis buruk.
Sebaliknya, pasien sadar penuh hasilnya lebih
diharapkan. Fase akut biasanya berakhir 48-72
jam. Dengan mempertahankan jalan nafas dan
ventilasi adekuat adalah prioritas dalam fase
akut ini.
Time goals menurut the national for neurological disoders and
stroke
Dalam waktu 10 menit sejak kedatangan pasien ke IGD
• Triase lengkap, skring neurologi dan pemeriksaan oleh dokter GD
• Bila ada tim stroke aktifkan dan lakukan CT scan dan Mri emergensi kepala
• Berikan oksigen jika hipoksia , pasang akses infus , ukur GD, pemeriksaan
Lab dan EKG

Dalam waktu 25 menit sejak kedatangan pasien di IGD


• Pemeriksaan neurologi lengkap
• Tinjau riwayat penyakit dan gejala mula timbul

45 menit sejak kedatangan pasien di IGD


• Dapatkan hasil CT scan atau MRI untuk menentukan apakah stroke tersebut
iskemik atau hemoragik
• Mengulangi pemeriksaan neurologi jika ISKEMIK pertimbangkan terapi
fibrinolitik dan ekslusinya. Jika HEMORAGI konsul dokter neurologi.
Persiapkan admisi transfeer pasien ke unit stroke /ICU
Dalam waktu 1 jam sejak kedatangan pasien ke
IGD
• SH : memanntau status neurologi , lakukan admisi ke unit
stroke atau ICU
• Stroke iskemik : menentukan apakah pasien dapat
menjalani terapi fibrinolitik dan diskusikan dengan
keluarga tentang resiko dan manfaatnya
• Jika bukan calon terapi fibrinolitik atau gejala menghilang
berikan aspirin

Dalam waktu 3 jam sejak kedatangan pasien di


IGD
• Memulai clinical patway
• Pantau ttv dan status neurologi
• Admisi ke ruangan stroke atau ICU
Perawatan emergensy
Primary survey :
 Nilai tingkat kesadaran
 Lakukan penilaian A-B-C-D-E :
A = kaji idaknya sumbatan jalan napas,distress pernapasan,
secret
B = kaji kemampuan bernapas, (irama,frekuensi, bunyi
napas dan pergerakan dinding dada)
C = kaji kecepatan dan kekuatan denyut nadi, tanda syok
(warna kulit dan akral)
D = kaji kondisi neuro muskuler, kesadaran, keadaan
ekstermitas, kemampuan motorik dan sensorik
E = cek seluruh kondisi tubuh dengan tetapa menjaga
privacy pasien
Apabila pasien tidak sadar dapat dilakukan Pengkajian kesadaran
dengan metode AVPU meliputi :
• Alert (A) : Klien tidak berespon terhadap lingkungan
sekelilingnya.
• Respon verbal (V) : klien tidak berespon terhadap
pertanyaan perawat.
• Respon nyeri (P) : klien tidak berespon terhadap
respon nyeri.
• Tidak berespon (U) : klien tidak berespon terhadap
stimulus verbal dan nyeri ketika dicubit dan ditepuk
wajahnya.
Intervensi primer

a) Pastikan aman diri, aman pasien, dan aman lingkungan


b) Buka jalan napas
c) Beri oksigen 4-6 liter/menit untuk mencegah anoksia serebri
d) Hiperventilasi 20-25 x/menit meningkatkan vasokonstriksi pembuluh
darah otak sehingga odem serebri menurun
e) Pasien ditempatkan pada posisi lateral dengan kepala tempat tidur agak
ditinggikan sampai tekanan vena serebral berkurang Posisi kepala head
up (15-30⁰)
Terapi pengobatan.
A. Pada Haemorhagik : - pemberian obat Antifibrinolitik
- pemberian obat anti odema otak
B. Pada Infark / Non Haemorhagik :
- Pemberian anti odema otak
- Pemberian anti agregasi platelet atau anti koagulan
- Pemberian antitrombolitik intravena diberikan 3 jam sejak onset
a. Anamnesis :
• Identitas klien, b. Tingkat kesadaran dengan
• Keluhan utama GCS
c. Ukur tanda vital
• Riwayat penyakit
d. Respon pupil
sekarang,
e. Gangguan penglihatan
• Riwayat penyakit dahulu
f. Aktivitas kejang
• Riwayat penyakit keluarga

Secondary survey
1. CT scan
2. MRI
3. EEG
4. Angiografi cerebri

Pemeriksaan diagnostik
ASKEP
PENGKAJIAN
Anamnesis : Kaji psiko-sosio-spiritual :
• Identitas klien,  Status emosi
 Mekanisme koping
• Keluhan utama  Kognitif
 Perilaku klien
• Riwayat penyakit
sekarang,
• Riwayat penyakit dahulu Pemeriksaan fisik :
• Riwayat penyakit keluarga  Keadaan umum (Breathing, Blood, Brain),
 Tingkat kesadaran (penilaian GCS),
 Fungsi serebri,
 Pemeriksaan saraf kranial (saraf I-XII)
 Sistem motorik : pemeriksaan refleks, gerakan
involunter, sistem sensorik (Bladder, Bowel,
Bone)
Diagnosa keperawatan
1. Risiko ketidakefektifan perfusi
jaringan otak faktor resiko penurunan
aliran darah ke otak (aterosklerosis,
embolisme)
2. Ketidakefektifan pola napas b.d
gangguan neurologis
3. Resiko cedera faktor resiko hipoksia
jaringan
Intervensi Dx 1
NIC

NOC
Manajemen edema serebral :
Setelah dilakukan asuhan • Monitor status neurologi dengan ketat dan
keperawatan diharapkan tidak terjadi bandingkan dengan nilai normal
ketidakefektifan perfusi jaringan • Monitor tanda-tanda vital
otak dengan kriteria hasil : • Posisikan tinggi kepala tempat tidur 30 derajat
 Tekanan intra kranial dalam atau lebih
batas normal (≤ 15 mmHg). • Monitor intake dan output cairan
 Tekanan darah dalam batas
• Pertahankan suhu normal
normal (sistol 120-140 mmHg,
diastol 70-90 mmHg Monitor tekanan intrakranial :
 Tidak terjadi penurunan tingkat • Rekam pembacaan tekanan TIK
kesadaran (GCS : 15) • Periksa pasien terkait ada tidaknya kaku kuduk
• Letakkan kepala dan leher pasien dalam posisi
netral, hindari fleksi pinggang yang berlebihan
Intervensi Dx 2
NIC
NOC
Manajemen jalan napas :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan • Buka jalan napas
diharapkan status pernapasan : • Posisikan pasien unutuk memaksimalkan
ventilasi menjadi efektif dengan ventilasi
kriteria hasil :
 frekuensi,irama dan kedalaman • Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien
pernapasan normal untuk memasukan alat membuka jalan napas
 Volume tidal dan kapsitas vital • Masukan NPA/OPA sebagaimana mestinya
normal • Motivasi pasien untuk bernapas pelan
 Tidak ada hiperventilasi dan
Manajemen neurologi
dispnoe
• Monitor kesadaran dg GCS
• monitor tanda vital dan Tingkat orientasi
• Monitor status pernapasan
Intervensi Dx 3
NIC
NOC
Manajemen edema cerebral :
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama ....x 24 jam • Monitor status neurologis dengan ketat
diharapkan tidak terjadi keparahan • Monitor tanda vital
cedera fisik dengan kriteria hasil :
 tidak ada kerusakan kognitif • Monitor TIK
 Tidak terjadi penurunan • Monitor status pernapasan
kesadaran dan gangguan
mobilisasi • Kurangi stimulus dalam lingkungan
pasien
• Berikan sedasi dan diuretik osmotik
sesuai kebutuhan
KEJANG:
• Merupakan suatu episode
aktivitas listrik yang tidak normal
pada otak
• kejang bukanlah suatu penyakit
melainkan sebuah gejala
Penyebab kejang
ABNORMALITAS FISIOLOGIS
(seperti : Hipoksemia dan apnea, transient hypertermia,
hipoglikemia dan asidosis)
TUMOR/ABSES otak
Trauma lahir,
Cedera Kepala,
Infeksi sistem syaraf
Keracunan CO,
intoksikasi obat/alkohol
Demam,
Kelainan pembuluh darah
Riwayat keturunan epilepsy
• Di saat serangan, penyandang epilepsi tidak dapat bicara secara tiba-tiba.
• Kesadaran menghilang dan tidak mampu bereaksi terhadap rangsangan.
• Tidak ada respon terhadap rangsangan baik rangsang pendengaran, penglihatan,
maupun rangsang nyeri.
• Badan tertarik ke segala penjuru.
• Kedua lengan dan tangannya kejang, sementara tungkainya menendang-nendang.
• Gigi geliginya terkancing.
• Hitam bola mata berputar-putar.
• Dari mulut keluar busa.
• Napasnya sesak dan jantung berdebar.
• Raut mukanya pucat dan badannya berlumuran keringat. Terkadang diikuti
dengan buang air kecil.
Manifestasi tersebut dimungkinkan karena terdapat sekelompok sel-sel otak yang
secara spontan, di luar kehendak, tiba-tiba melepaskan muatan listrik.

MANIFESTASI PERILAKU
1) Generelized tonic – clonic/ kejang umum
Kehilangan kesadaran tiba-tiba
Otot mengencang dan disertai kejang otot ekstensor
Apnea dan pernapasan tidak teratur
Gerakan klonic bilateral
Ketika kejang berakhir diatandai relaksasi otot, pernapasan
dalam dan tingkat keasadaran menurun

Jenis kejang
2). Kejang demam
 Yaitu suatu kondisi kejang yang dipicu oleh
peningkatan suhu tubuh yang cepat biasanya kurang
dari 15 menit.
 Masuk kedalam jenis kejang tonic - clonic
 Pengobatan diarahkan untuk melindungi pasien dari
cedera, menurunkan demam, mengatasi kondisi infeksi
yang mendasari
3) Kejang sebagian/ kejang fokal
 koondisi ini dimanifestasikan dengan kejang fokal pada
sensoris, motorik dan otonom
Disebabkan oleh lesi otak fokal akibat tumor, abses, atau
bekas luka.
Aktivitas kejang tidak menyebabkan kematian. Berakhir
kurang dari 5 menit.
Jarang membutuhkan terapi farmakologis
Pengobatan untuk mengontrol kejang dapat diberikan :
carbamazepin, penytoin, gabapentin.
1. Pemeriksaan Hematologik, serologik dan pemeriksaan
neurologik umum dan fisik.
2. Pemeriksaan CT-scan
3. Pemeriksaan EEG

Evaluasi diagnostik
1. Pengkajian airway, breathing, circulation
2. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan untuk menjaga saturasi
oksigen tetap baik
3. Menjaga pasien dari cedera : miringkan kesamping dan lakukan
suction OPA sesuai kebutuhan, lindungi kepala, pasang restrain
4. Sebagian kejang dapat berhenti secara spontan
5. Berikan benzodiazepin (diazepam ) secara IV untuk mengontrol
kejang yang tidak teratasi
6. Berikan antikonvulsion (penythoin) ketika KEJANG
TERKONTROL

PRYMARY Intervensi
Status epileptikus
Adalah suatu kondisi kejang yang
terjadi berturut-turut atau terus menerus
selama lebih dari 5 menit yang tidak
sembuh secara spontan dan tidak
berespon dengan pengobatan tradisional.
Ini adalah suatu kondisi gawat darurat
yang membutuhkan intervensi segera
1. Buka jalan napas dan berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi.
Pertimbangkan intubasi ETT jika kejang terjadi berkepanjangan
2. Periksa tanda vital
3. Pertahankan akses intravena
4. Identifikasi dan atasi penyebab secepat mungkin
5. Beri naloxone Iv jika keracunan narkotik penyebabnya dan berikan
dekstrose 25 – 50 mL pada pasien hipoglikemi, 50-100mg secara IV
pada pasien keracunan alkohol
6. Inisiasi pemberian terapi antikolvution
7. Pertimbangkan pemberian anastesi bila semua pengobatan tidak
berhasil

Intervensi
ASKEP Pengkajian kesadaran dengan metode AVPU
PENGKAJIAN meliputi :
Anamnesis : Alert (A) : Klien tidak berespon terhadap
lingkungan sekelilingnya.
• Identitas klien, Respon verbal (V) : klien tidak berespon
• Keluhan utama terhadap pertanyaan perawat.
• Riwayat penyakit sekarang, Respon nyeri (P) : klien tidak berespon
terhadap respon nyeri.
• Riwayat kejang dan Tidak berespon (U) : klien tidak berespon
penyakit dahulu terhadap stimulus verbal dan nyeri
• Riwayat penyakit keluarga ketika dicubit dan ditepuk wajahnya.

Pemeriksaan fisik :
 Keadaan umum head to toe
 Tingkat kesadaran (penilaian GCS),
 Fungsi serebri,
 Pemeriksaan saraf kranial (saraf I-XII)
 Sistem motorik
Diagnosa keperawatan

1. Ketidakefektifan pola napas b.d


gangguan neurologis (kejang)
2. Resiko cedera faktor resiko hipoksia
jaringan
Intervensi Dx 1
NOC
NIC
• Pertahankan jalan napas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
diharapkan status pernapasan
• Balikan badan klien pada satu sisi
menjadi efektif dengan kriteria hasil : • Berikan oksigen
 frekuensi,irama dan kedalaman
pernapasan normal • Longgarkan pakaian pasien
 Volume tidal, kapsitas vital dan • Tetap berada disisi pasien selama
saturasi oksigen normal
 Tidak ada hiperventilasi dan kejang
dispnoe • monitor tanda vital
 Tidak terjadi gangguan kesadaran
• Beri terapi kejang
Intervensi Dx 2
NIC
NOC
Manajemen edema cerebral :
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan diharapkan tidak terjadi • Monitor status neurologis dan status
keparahan cedera fisik dengan mental dengan ketat
kriteria hasil : • Monitor tanda vital
 tidak ada kerusakan kognitif
 Tidak terjadi penurunan • Catat karakteristik dan lama kejang
kesadaran • Beri terapi kejang sesuai resep dan
prosedur
ASUHAN
KEPERAWATAN
SAKIT KEPALA
1. Pengertian
Sakit kepala bukan suatu diagnosis tetapi suatu gejala yang
mendasari. Yang paling umum adalah tension (tekanan/ketegangan)
dan penyebab vaskular.
2. Etiologi

• Sakit kepala bisa disebabkan oleh :


• Cedera yang melukai otak
• Cacat bawaan lahir
• Peradangan pada telinga atau mata
• Berhentinya haid atau perubahan hormon
• Polusi
• Makanan atau diet
Tanda dan gejala

• Rasa nyeri di berbagai sisi kepala, leher, kulit kepala atau telinga
• Muntah atau mual
• Kekakuan leher
• Demam
• Peka terhadap suara atau nyeri
• Kesulitan berjalan, berbicara dan melakukan kegiatan-kegiatan
biasa lainnya
• Kelelahan
 Jenis sakit kepala

• Tension headache
• Sakit kepala traumatik
• Arteritis Temporal
• Sakit kepala vaskular : sakit kepala kluster, migrain
KATEGORI CONTOH
Lingkungan Perubahan pada cuaca, musim, atau tekanan barometrik ;
cerah atau warna tidak biasa, silau matahari, lampu
berkedip-kedip, televisi, rokok termasuk asap rokoknya.

PEMICU SAKITlelah,
Stres, cemas, KEPALAsiklusMIGRAIN
tidur terganggu, mensturasi,
kehamilan, hipoglikemia, aktivitas fisik yang intens
termasuk aktivitas seksual.
Emosional atau hormonal

Alkohol terutama wine anggur, keju yang diawetkan,


coklat, monosodium glutamate, kopi, aspartam.

Makanan Cimetidine, nifedipine, theophyline

Obat-obatan
 Pengobatan
• Pengobatan atau intervensi terapeutik meliputi :
• Obat nonsteroid anti inflamasi dapat diberikan secara oral (mis:
ibuprofen) atau secara parenteral (mis: ketorolac)
• Berikan obat anti mual dan muntah dengan antiemetic seperti
metoclorpramide, ondansetron, chlorpromazine, dan
prochlorperazine. Ketika obat-obatan ini diberikan secara
intravena pada beberapa pasien juga perlu mendapatkan obat
penghilang sakit kepala.
• Tangani nyeri sakit kepala vaskular dengan dihydroergotamine
atau inhbitor serotonin seperti sumatriptan (imitrex)
• Sakit kepala kluster biasa diobati dengan kalsium chanel blocker
(seperti verapamil) dan dengan pengobatan anti kejang seperti
divalproex, topiramate, dan gabapetin
• Gunakan narkotik analgetik jika obat sakit kepala spesifik yang di
berikan tidak efektif
• Lakukan pemeriksaan CT scan untuk menapis penyebab yang dapat
mengancam kehidupan (seperti perdarahan di bawah arachnoid)

 Pendidikan kesehatan

• Pentingnya memahami pemicu sakit kepala


• Belajar dan praktikkan manajemen stres
• Tidur yang cukup, makan makanan yang sehat, olahraga secara
teratur dan penggunaan postur yang baik
• Lakukan pemeriksaan rutin
• Hubungi tenaga kesehatan jika mengalami sakit kepala berat,
perubahan pada pola sakit kepala atau nyeri, kesulitan berbicara,
penglihatan, atau pergerakan, efek samping obat.
• Tidak pernah mengalami sakit kepala, ini merupakan gejala sakit
kepala pertama kali bagi pasien
• Pertama kali sakit kepala setelah usia 55 tahun
• Nyeri sakit kepala dirasakan tidak seperti biasanya bagi pasien
• Sakit kepala meningkat baik dalam frekuensi maupun tingkat
keparahannya
• Pasien lansia
• Beresiko untuk kanker atau HIV
• Hasil pemeriksaan neurologis abnormal
• Pasien menyatakan ini adalah sakit kepala terburuk dalam hidupnya
 Diagnosa keperawatan

• Nyeri kronis agens pencedera, distres emosi, gangguan imun,


gangguan pola tidur, gangguan pola tidur, kerusakan sistem saraf.
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
NEUROMUSKULAR

 KONSEP DASAR
Pengertian
• Sindrom Guillain Barre atau disebut SGB adalah sindrom klinis
dari kelemahan akut ekstremitas tubuh yang disebabkan oleh
kelainan saraf tepi dan bukan oleh penyakit yang sistematis.
• Sindrom Guillain Barre adalah suatu penyakit paralitik akut
yang menyebabkan penurunan myelin dalam radix dan saraf
perifer.
 Etiologi

• Belum diketahui sampai sekarang, namun ada beberapa faktor


pemicu di antaranya :
• Operasi
• Virus epstein-barr
• Infeksi compylobacter jejuni
• Vaksinasi
• Infeksi hepatitis B
• Penyakit hodgkin
• HIV-AIDS
 Tanda dan gejala

• Suatu sensasi rasa geli seperti kesemutan pada tangan dan kaki
yang terjadi untuk beberapa jam atau berminggu-minggu sebelum
diagnosis
• Penurunan kemampuan refleks yang sangat besar baik superfisial
dan maupun refleks tendon dalam (terutama pada ekstremitas
bawah)
• Paralisis simetris, biasanya mulai pada ekstremitas bawah yang
naik secara bertahap ke otot-otot pernapasan
• Retensi urin
• Illeus
• Hipotensi postural
• Insufisiensi respirasi
 Pengobatan atau intervensi terapeutik

• Pertahankan airway, breathing dan sirkulasi pada pasien.


• Berikan supportive care secara umum sampai kondisi teratasi
dengan spontan, biasanya berminggu-minggu
 Pengertian

• Miastenia gravis adalah suatu kelainan yang di sebabkan karena


defek transmisi neuromuskular. Biasanya terjadi pada usia 20-30
tahun dan lebih sering terjadi pada laki-laki dan terkait dengan
keturunan.

 Etiologi

• Belum diketahui sampai sekarang


 Penatalaksanaan

• Pertahankan airway, breathing dan sirkulasi pada pasien


• Pengobatan anticholinesterase terutama pyrodostigmine bromide
dan neostigmine bromide
• Gejala krisis myasthenic dan krisis cholinergic adalah sama. Untuk
membedakan antara keduanya dengan memberikan endrophonium
chloride yaitu suatu penghambat anticholinesterase pada tension
challenge. Bila keluhan meningkat maka hasil pemeriksaannya
dinyatakan positif yang artinya pasien dalam keadaan krisis
myasthenic, berikan pengobatan neostigmine 1 mg secara iv namun
gejala makin parah maka menunjukkan adanya krisis cholinergic
dan masalah ini dapat di atasi dengan pemberian atropin iv.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

 Pengkajian
• Kaji airway,breathing dan sirkulasi
• Keluhan utama : kelemahan atau kelelahan
• Pemeriksaan fisik head to toe

 Diagnosa keperawatan
• Ketidakefektifan pola napas
• Ketidakefektfan bersihan jalan napas

thank you

Anda mungkin juga menyukai