KELOMPOK 6
1. NAIMAH H. ABDURAHMAN
2. BETH YANE PENI
3. FATMA SYAM
• Kegawatdaruratan neurologi :
Suatu kondisi di bidang neurologi yang memerlukan
tindakan pengobatan segera dan bila tidak dilakukan
dapat menyebabkan kerusakan lebih berat bahkan
kematian.
Cerebro Vaskular Accident/ stroke
• Stroke hemoragik
Merupakan perdarahan serebri dan mungkin perdarahan
subarakhnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada
daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktifitas, namun
bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran klien
umumnya menurun.
• Stroke Nonhemoragik (stroke iskemik)
LANJUTAN…
STROKE merupakan kegawat daruratan
medis , asosiasi stroke Amerika mengatakan
bahwa yang perlu diketahui tentang Tanda
peringatan STROKE adalah :
Tiba-tiba mati rasa atau kelemahan pada
wajah, tungkai, atau lengan. terutama
pada satu sisi bagian tubuh.
kebingungan tiba-tiba, kesulitan berbicara
atau memahami
tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing,
kehilangan keseimbangan atau koordinasi
tiba-tiba sakit kepala parah tanpa
diketahui penyebabnya
Penanganan stroke
Secondary survey
1. CT scan
2. MRI
3. EEG
4. Angiografi cerebri
Pemeriksaan diagnostik
ASKEP
PENGKAJIAN
Anamnesis : Kaji psiko-sosio-spiritual :
• Identitas klien, Status emosi
Mekanisme koping
• Keluhan utama Kognitif
Perilaku klien
• Riwayat penyakit
sekarang,
• Riwayat penyakit dahulu Pemeriksaan fisik :
• Riwayat penyakit keluarga Keadaan umum (Breathing, Blood, Brain),
Tingkat kesadaran (penilaian GCS),
Fungsi serebri,
Pemeriksaan saraf kranial (saraf I-XII)
Sistem motorik : pemeriksaan refleks, gerakan
involunter, sistem sensorik (Bladder, Bowel,
Bone)
Diagnosa keperawatan
1. Risiko ketidakefektifan perfusi
jaringan otak faktor resiko penurunan
aliran darah ke otak (aterosklerosis,
embolisme)
2. Ketidakefektifan pola napas b.d
gangguan neurologis
3. Resiko cedera faktor resiko hipoksia
jaringan
Intervensi Dx 1
NIC
NOC
Manajemen edema serebral :
Setelah dilakukan asuhan • Monitor status neurologi dengan ketat dan
keperawatan diharapkan tidak terjadi bandingkan dengan nilai normal
ketidakefektifan perfusi jaringan • Monitor tanda-tanda vital
otak dengan kriteria hasil : • Posisikan tinggi kepala tempat tidur 30 derajat
Tekanan intra kranial dalam atau lebih
batas normal (≤ 15 mmHg). • Monitor intake dan output cairan
Tekanan darah dalam batas
• Pertahankan suhu normal
normal (sistol 120-140 mmHg,
diastol 70-90 mmHg Monitor tekanan intrakranial :
Tidak terjadi penurunan tingkat • Rekam pembacaan tekanan TIK
kesadaran (GCS : 15) • Periksa pasien terkait ada tidaknya kaku kuduk
• Letakkan kepala dan leher pasien dalam posisi
netral, hindari fleksi pinggang yang berlebihan
Intervensi Dx 2
NIC
NOC
Manajemen jalan napas :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan • Buka jalan napas
diharapkan status pernapasan : • Posisikan pasien unutuk memaksimalkan
ventilasi menjadi efektif dengan ventilasi
kriteria hasil :
frekuensi,irama dan kedalaman • Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien
pernapasan normal untuk memasukan alat membuka jalan napas
Volume tidal dan kapsitas vital • Masukan NPA/OPA sebagaimana mestinya
normal • Motivasi pasien untuk bernapas pelan
Tidak ada hiperventilasi dan
Manajemen neurologi
dispnoe
• Monitor kesadaran dg GCS
• monitor tanda vital dan Tingkat orientasi
• Monitor status pernapasan
Intervensi Dx 3
NIC
NOC
Manajemen edema cerebral :
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama ....x 24 jam • Monitor status neurologis dengan ketat
diharapkan tidak terjadi keparahan • Monitor tanda vital
cedera fisik dengan kriteria hasil :
tidak ada kerusakan kognitif • Monitor TIK
Tidak terjadi penurunan • Monitor status pernapasan
kesadaran dan gangguan
mobilisasi • Kurangi stimulus dalam lingkungan
pasien
• Berikan sedasi dan diuretik osmotik
sesuai kebutuhan
KEJANG:
• Merupakan suatu episode
aktivitas listrik yang tidak normal
pada otak
• kejang bukanlah suatu penyakit
melainkan sebuah gejala
Penyebab kejang
ABNORMALITAS FISIOLOGIS
(seperti : Hipoksemia dan apnea, transient hypertermia,
hipoglikemia dan asidosis)
TUMOR/ABSES otak
Trauma lahir,
Cedera Kepala,
Infeksi sistem syaraf
Keracunan CO,
intoksikasi obat/alkohol
Demam,
Kelainan pembuluh darah
Riwayat keturunan epilepsy
• Di saat serangan, penyandang epilepsi tidak dapat bicara secara tiba-tiba.
• Kesadaran menghilang dan tidak mampu bereaksi terhadap rangsangan.
• Tidak ada respon terhadap rangsangan baik rangsang pendengaran, penglihatan,
maupun rangsang nyeri.
• Badan tertarik ke segala penjuru.
• Kedua lengan dan tangannya kejang, sementara tungkainya menendang-nendang.
• Gigi geliginya terkancing.
• Hitam bola mata berputar-putar.
• Dari mulut keluar busa.
• Napasnya sesak dan jantung berdebar.
• Raut mukanya pucat dan badannya berlumuran keringat. Terkadang diikuti
dengan buang air kecil.
Manifestasi tersebut dimungkinkan karena terdapat sekelompok sel-sel otak yang
secara spontan, di luar kehendak, tiba-tiba melepaskan muatan listrik.
MANIFESTASI PERILAKU
1) Generelized tonic – clonic/ kejang umum
Kehilangan kesadaran tiba-tiba
Otot mengencang dan disertai kejang otot ekstensor
Apnea dan pernapasan tidak teratur
Gerakan klonic bilateral
Ketika kejang berakhir diatandai relaksasi otot, pernapasan
dalam dan tingkat keasadaran menurun
Jenis kejang
2). Kejang demam
Yaitu suatu kondisi kejang yang dipicu oleh
peningkatan suhu tubuh yang cepat biasanya kurang
dari 15 menit.
Masuk kedalam jenis kejang tonic - clonic
Pengobatan diarahkan untuk melindungi pasien dari
cedera, menurunkan demam, mengatasi kondisi infeksi
yang mendasari
3) Kejang sebagian/ kejang fokal
koondisi ini dimanifestasikan dengan kejang fokal pada
sensoris, motorik dan otonom
Disebabkan oleh lesi otak fokal akibat tumor, abses, atau
bekas luka.
Aktivitas kejang tidak menyebabkan kematian. Berakhir
kurang dari 5 menit.
Jarang membutuhkan terapi farmakologis
Pengobatan untuk mengontrol kejang dapat diberikan :
carbamazepin, penytoin, gabapentin.
1. Pemeriksaan Hematologik, serologik dan pemeriksaan
neurologik umum dan fisik.
2. Pemeriksaan CT-scan
3. Pemeriksaan EEG
Evaluasi diagnostik
1. Pengkajian airway, breathing, circulation
2. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan untuk menjaga saturasi
oksigen tetap baik
3. Menjaga pasien dari cedera : miringkan kesamping dan lakukan
suction OPA sesuai kebutuhan, lindungi kepala, pasang restrain
4. Sebagian kejang dapat berhenti secara spontan
5. Berikan benzodiazepin (diazepam ) secara IV untuk mengontrol
kejang yang tidak teratasi
6. Berikan antikonvulsion (penythoin) ketika KEJANG
TERKONTROL
PRYMARY Intervensi
Status epileptikus
Adalah suatu kondisi kejang yang
terjadi berturut-turut atau terus menerus
selama lebih dari 5 menit yang tidak
sembuh secara spontan dan tidak
berespon dengan pengobatan tradisional.
Ini adalah suatu kondisi gawat darurat
yang membutuhkan intervensi segera
1. Buka jalan napas dan berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi.
Pertimbangkan intubasi ETT jika kejang terjadi berkepanjangan
2. Periksa tanda vital
3. Pertahankan akses intravena
4. Identifikasi dan atasi penyebab secepat mungkin
5. Beri naloxone Iv jika keracunan narkotik penyebabnya dan berikan
dekstrose 25 – 50 mL pada pasien hipoglikemi, 50-100mg secara IV
pada pasien keracunan alkohol
6. Inisiasi pemberian terapi antikolvution
7. Pertimbangkan pemberian anastesi bila semua pengobatan tidak
berhasil
Intervensi
ASKEP Pengkajian kesadaran dengan metode AVPU
PENGKAJIAN meliputi :
Anamnesis : Alert (A) : Klien tidak berespon terhadap
lingkungan sekelilingnya.
• Identitas klien, Respon verbal (V) : klien tidak berespon
• Keluhan utama terhadap pertanyaan perawat.
• Riwayat penyakit sekarang, Respon nyeri (P) : klien tidak berespon
terhadap respon nyeri.
• Riwayat kejang dan Tidak berespon (U) : klien tidak berespon
penyakit dahulu terhadap stimulus verbal dan nyeri
• Riwayat penyakit keluarga ketika dicubit dan ditepuk wajahnya.
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum head to toe
Tingkat kesadaran (penilaian GCS),
Fungsi serebri,
Pemeriksaan saraf kranial (saraf I-XII)
Sistem motorik
Diagnosa keperawatan
• Rasa nyeri di berbagai sisi kepala, leher, kulit kepala atau telinga
• Muntah atau mual
• Kekakuan leher
• Demam
• Peka terhadap suara atau nyeri
• Kesulitan berjalan, berbicara dan melakukan kegiatan-kegiatan
biasa lainnya
• Kelelahan
Jenis sakit kepala
• Tension headache
• Sakit kepala traumatik
• Arteritis Temporal
• Sakit kepala vaskular : sakit kepala kluster, migrain
KATEGORI CONTOH
Lingkungan Perubahan pada cuaca, musim, atau tekanan barometrik ;
cerah atau warna tidak biasa, silau matahari, lampu
berkedip-kedip, televisi, rokok termasuk asap rokoknya.
PEMICU SAKITlelah,
Stres, cemas, KEPALAsiklusMIGRAIN
tidur terganggu, mensturasi,
kehamilan, hipoglikemia, aktivitas fisik yang intens
termasuk aktivitas seksual.
Emosional atau hormonal
Obat-obatan
Pengobatan
• Pengobatan atau intervensi terapeutik meliputi :
• Obat nonsteroid anti inflamasi dapat diberikan secara oral (mis:
ibuprofen) atau secara parenteral (mis: ketorolac)
• Berikan obat anti mual dan muntah dengan antiemetic seperti
metoclorpramide, ondansetron, chlorpromazine, dan
prochlorperazine. Ketika obat-obatan ini diberikan secara
intravena pada beberapa pasien juga perlu mendapatkan obat
penghilang sakit kepala.
• Tangani nyeri sakit kepala vaskular dengan dihydroergotamine
atau inhbitor serotonin seperti sumatriptan (imitrex)
• Sakit kepala kluster biasa diobati dengan kalsium chanel blocker
(seperti verapamil) dan dengan pengobatan anti kejang seperti
divalproex, topiramate, dan gabapetin
• Gunakan narkotik analgetik jika obat sakit kepala spesifik yang di
berikan tidak efektif
• Lakukan pemeriksaan CT scan untuk menapis penyebab yang dapat
mengancam kehidupan (seperti perdarahan di bawah arachnoid)
Pendidikan kesehatan
KONSEP DASAR
Pengertian
• Sindrom Guillain Barre atau disebut SGB adalah sindrom klinis
dari kelemahan akut ekstremitas tubuh yang disebabkan oleh
kelainan saraf tepi dan bukan oleh penyakit yang sistematis.
• Sindrom Guillain Barre adalah suatu penyakit paralitik akut
yang menyebabkan penurunan myelin dalam radix dan saraf
perifer.
Etiologi
• Suatu sensasi rasa geli seperti kesemutan pada tangan dan kaki
yang terjadi untuk beberapa jam atau berminggu-minggu sebelum
diagnosis
• Penurunan kemampuan refleks yang sangat besar baik superfisial
dan maupun refleks tendon dalam (terutama pada ekstremitas
bawah)
• Paralisis simetris, biasanya mulai pada ekstremitas bawah yang
naik secara bertahap ke otot-otot pernapasan
• Retensi urin
• Illeus
• Hipotensi postural
• Insufisiensi respirasi
Pengobatan atau intervensi terapeutik
Etiologi
Pengkajian
• Kaji airway,breathing dan sirkulasi
• Keluhan utama : kelemahan atau kelelahan
• Pemeriksaan fisik head to toe
Diagnosa keperawatan
• Ketidakefektifan pola napas
• Ketidakefektfan bersihan jalan napas
•
thank you