MAKASSAR
OLEH:
DELFINA ROWATI ONYA
R014191034
( ) (
)
FAKULTAS KEPERAWATAN
MAKASSAR
2019
KONSEP BERMAIN
A. Definisi
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara suka rela untuk
memperoleh kesenangan dan bermain merupakan cermin kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial. Oleh karena itu bermain merupakan media belajar
bagi anak. Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan
setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang
baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk
meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak. Bermain merupakan salah satu
stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Anak bebas mengekspresikan
perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan lainnya sehingga hal tersebut
memberikan kebebasan bermain untuk anak sehingga orang tua dapat mengetahui
suasana hati si anak. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya
disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak sehingga dapat merangsang
perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah
sakit, aktifitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini
tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat
di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak
menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
B. Fungsi Bermain
1. Perkembangan Sensori Motorik : yaitu membantu perkembangan gerak dengan
memainkan suatu obyek, misalnya : meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif : yaitu membantu mengenali benda disekitar misalnya :
logo, balok (bongkar pasang mainan).
3. Perkembangan social : yaitu anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari peran dalam kelompok misalnya : dapat diperolah dari orang tua,
guru, orang lain disekitar bermain, maka anak akan bertingkah laku
sesuai/diterima oleh teman, anak akan menyesuaikan diri dengan aturan-aturan,
jujur terhadap orang lain.
4. Terapi : bermain akan memberi kesempatan pada anak untuk mengekspresikan
perasaan yang tidak enak misalnya, marah, depresi, benci, takut.
5. Sebagai alat komunikasi : bermain merupakan komunikasi terutama pada anak
yang belum menyatakan perasaan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar,
bermain peran.
C. Tujuan Bermain
Selain fungsi bermain bagi anak, bermain juga mempunyai tujuan antara lain:
1. Dapat melanjut pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
2. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan fantasi melalui permainan
3. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman berain yang tepat.
4. Dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di rumah
sakit dan mendapatkan kesenangan.
E. Klasifikasi Bermain
a. Menurut isinya
1) Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungan.
2) Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya,
dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain
air atau pasir.
3) Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh keterampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
4) Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah
atau ibu.
.
4) Cooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang
terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan
oleh anak usia sekolah Adolesen.
Nama : M.Y
Usia : 1 Tahun 2 bulan
Diagnosa Medis : Tetralogy of Fallot
Kondisi Klien :
Saat ini kondisi bayi belum mampu berdiri sendiri dan berjalan, bila terlalu bergerak akan
sesak napas dan kebiruan, belum bisa bicara dan hanya bisa berkata hemmm.
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi sesuai tujuan
b. Melihat perasaan dan pendapat keluarga tentang permainan.
c. Melihat perasaan bayi setelah bermain sepert bayi tertawa atau tersenyum
d. Mengakhiri permainan
e. Mencatat jenis permainan dan respon pasien serta keluarga di dalam catatan
keperawatan dan kemampuan hasil bermain.
Evaluasi :
a. Evaluasi struktur
1. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup (ruang perawatan) dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
2. Posisi tempat di tempat tidur klien
3. Keluarga pasien sepakat untuk mengikuti kegiatan
4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
b. Evaluasi proses
1. Mahasiswa dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
2. Mahasiswa mampu memimpin acara
3. Mahasiswa mampu memotivasi klien dalam kegiatan
4. Keluarga klien membantu mahasiswa melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah
5. Bayi mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
c. Evaluasi hasil
1. Bayi tampak senang
2. Bayi dapat berpartisipasi dalam permainan
3. Bayi dapat meraih bola sesuai arahan
4. Orang tua klien mengatakan senang dengan terapi bermain yang dilakukan
Makassar, 2019
CI LAHAN CI INSTITUSI
[ ] [ ]
DAFTAR PUSTAKA
Wong, D. L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatric. (S. Kurnianingsih, Ed.) (4th
ed.). Jakarta: EGC.