Anda di halaman 1dari 7

ANALISA TINDAKAN

NAMA : AHMAD KADIR

NIM : R014191003

A. Tindakan

Tindakan yang dianalisa adalah tindakan transfusi darah bag kedua pada pasien

Nama : Ny A

Tanggal Lahir : 15 Desember 1972

Diagnosa medis : Cronic Kidney Disease (CKD) dan Ca Cerviks gr II

Tanggal analisis : 31 Juli 2019

B. Justifikasi terhadap tindakan


Tindakan transfusi darah dilakukan untuk terapi pada kondisi anemia atau Hb
yang rendah.

C. Teori tentang tindakan


Transfusi darah adalah suatu proses dalam memindahkan darah atau komponen
darah dari donor kepada resipien (Wahidiyat & Adnani, 2016). Transfusi darah dapat
menggunakan berbagai jenis komponen antara lain darah lengkap (whole blood), sel
darah merah (PRC), sel darah merah yang dicuci (washed erythrocytes), trombosit,
plasma segar beku, dan kriopresipitat.
Tujuan pemberian transfusi darah :
1. Mengembalikan volume darah sirkulasi
2. Menaikkan hemoglobin pasien
Perangkat alat
1. Set transfusi darah
2. Komponen darah steril dalam wadah yang sesuai
3. Cairan NaCl 0,9%
4. Swab alcohol (desindektan)
5. Kasa steril
6. Abocath
7. Turniket
8. Plester
9. Gunting
10. Tiang infuse
11. Kantung sampah
12. Sarung tangan bersih
13. Wadah bahan
Prinsip pemberian transfusi darah :

1. Periksa instruksi dokter, kondisi pasien, riwayat transfusi / reaksi infus, alasan
transfusi untuk saat ini
2. Identifikasi pasien
3. Periksa persediaan darah pada bank darah
4. Jelaskan prosedurnya kepada pasien atau keluarga pasien, perlunya transfusi,
produk darah yang akan diberikan, perkiraan waktu yang dibutuhkan, hasil yang
diharapkan
5. Inspeksi produk darah untuk melihat : nomor identifikasi, kelompok dan tipe
darah, tanggal kadaluarsa, kompabilitas, nama pasien, warna yang tidak normal,
bekuan, sisa udara
6. Hangatkan darah jika diperlukan dengan menggunakan penghangat darah
7. Jika produk darah sudah benar, hentikan aliran NaCl dengan menutup klem rol.
Pindahkan taji penusuk NaCl dan tusukkan taji ke dalam wadah darah.
8. Mulai infus produk darah secara perlahan, dengan kecepatan 25 sampai 50 mol
per jam setelah 15 menit pertama. Tetaplah bersama pasien selama 15 menit
pertama. Periksa tanda vital setiap 15 menit selama 30 menit pertama atau sesuai
peraturan institusi.
9. Tingkatkan kecepatan infus bila tidak ada efek samping. Kecepatan infus tetap
harus berada dalam batas aman.
10. Selesaikan transfusi darah dan berikan NaCl jika tidak ada efek samping yang
timbul
11. Cuci tangan
12. Catat waktu pemberian : waktu mulai dan selesai, nama dan tanda tangan staf
perawat yang melakukan prosedur dan kondisi pasien.

D. Hasil tindakan
Selesai transfusi darah 1 kantong dan selama transfusi tidak terlihat adanya efek
samping yang timbul pada pasien. Pemberian transfusi darah pada Ny A bertujuan
untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada pasien. Hal-hal yang harus diperhatikan
saat melakukan tindakan transfusi darah adalah pemberian cairan NaCl 0,9 % sebelum
melakukan transfusi darah diperlukan untuk membantu agar tidak terjadi hemolisis.
Selain itu, mengecek setiap 15 menit selama 30 menit pertama saat pemberian darah
sangat penting dilakukan karena dapat membantu mengidentifikasi reaksi transfusi
secara dini. Darah tidak boleh disuhu ruangan setelah 4 jam.

E. Analisa tindakan
Secara keseluruhan prosedur pemberian transfusi darah sudah sesuai dengan
teori yang ada, beberapa hal yang diperhatikan oleh perawat. Perawat mengukur suhu
sebelum dilakukan transfusi dan pada 15 menit pertama setelah dimulai transfusi dan
mengukur suhu 4 jam setelah transfusi. American Red Cross (2018) menjelaskan bahwa
sebelum melakukan tindakan tranfusi darah, penting untuk dilakukan sebuah observasi
dasar dan memastikan untuk memonitor pasien selama proses transfusi untuk
mendeteksi lebih awal kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Kejadian yang
merupakan tanda terjadinya hal yang tidak diinginkan, yaitu ketika darah masuk
kedalam tubuh, pasien akan merasakan menggigil, badan gatal-gatal hingga memerah,
terjadi nyeri dan sesak nafas. Monitor pasien sebelum, selama dan setelah selesai
transfusi.
Adapun yang harus di monitor sebagai berikut
1. Untuk setiap unit transfusi darah, petugas harus memonitor pasien 1 jam sebelum
memulai transfusi dengan menilai penampilan umum pasien dan tanda-tanda vital
antara lain tekanan darah, suhu, pernafasan dan nadi.
2. Selama proses transfusi, petugas harus mencatat waktu transfusi dimulai dan tetap
berada pada pasien 5 menit pertama saat transfusi, mencatat waktu selesai transfusi,
volume dan jenis produk darah yang ditransfusi dan semua efek merugikan yang
dialami pasien.
3. Setelah proses transfusi, catat jenis dan volume masing-masing unit transfusi,
nomor sumbangan unik dari setiap unit yang ditransfusikan, golongan darah setiap
unit yang ditransfusikan, waktu transfusi setiap unit dimulai, tanda tangan dari
individu yang bertanggung jawab untuk administrasi darah, catat waktu
penyelesaian transfusi dan catat secara detail dari reaksi transfusi tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Mattia & Andrade tahun 2015 menjelaskan
tentang topik dan pemantauan pada pasien yang akan diberikan transfusi darah, yaitu
sebagai berikut:
Topik Konten

Identifikasi pasien Nama pasien, usia, tanggal lahir, diagnosis, nomor


rekam medis, kamar dan tempat tidur, jenis
golongan darah, reaksi transfusi, kebutuhan untuk
persiapan transfusi, hasil tes antibody yang tidak
teratur dan hasil lab lainnya

Pre-transfusi Jumlah bag komponen darah, jenis komponen


darah, verifikasi pemeriksaan, tanggal mulai,
waktu transfusi, rute akses transfusi, orientasi
kepada pasien atau pengasuh yang bertangung
jawab terkait prosedur

Tranfusi Tanda-tanda vital pasien

Cek kembali tanda-tanda vital, waktu akhir


Post-transfusi transfusi, pengangkatan akses dan ruang untuk
observasi

Observasi Pengamatan terkait kuantitas komponen darah,


reaksi dari transfusi dan rekomendasi tindak lanjut
dari tindakan transfusi tersebut

Menurut Wahidiyat & Adnani (2016) Pemantauan pelaksanaan transfusi idealnya


dilakukan sebelum dimulai transfusi, 15 menit pertama setelah dimulai transfusi, setiap
jam setelah dimulai transfusi, saat selesai transfusi, dan 4 jam setelah selesai tranfsusi
untuk pasien rawat inap. Namun, hal ini tentu bergantung dari sarana dan prasarana
yang tersedia, sehingga setiap institusi disarankan untuk memiliki pedoman
pelaksanaan transfusi. Pemantauan pelaksanaan transfusi, mencakup keadaan umum
pasien, suhu tubuh, frekuensi nadi, tekanan darah, frekuensi nafas, serta keluhan yang
dirasakan oleh pasien.

F. Hambatan
Pada prosedur transfusi darah, tidak ada hambatan yang berarti. Hanya saja posisi
selang transfusi set yang terlipat atau tertekan yang menyebabkan sumbatan sehingga
darah tidak menetes dengan baik.

G. Kesimpulan dan Saran


Tindakan transfusi darah yang dilakukan pada Ny A sudah sesuai dengan teori,
dimana prosedur observasi tanda-tanda vital diperhatian dengan baik sehingga hal ini
perlu untuk tetap dipertahankan.

Referensi
Daiana, d., & Selma Regina, d. (2015). Nursing Care in Blood Transfusion: A Tool for Patient
Monitoring. Texto Contexto Enferm, 25(2). Retrieved Juli 31, 2019, from
http://dx.doi.org/10.1590/0104-07072016002600015
Pustika, A. W., & Nitish, B. A. (2016). Transfusi Rasional. Sari Pediatri, 18(4), 325.
Retrieved juli 30, 2019, from https://saripediatri.org/index.php/sari-
pediatri/article/view/448/pdf

Anda mungkin juga menyukai