Anda di halaman 1dari 4

REFLEKSI KASUS

RUANG LONTARA 1 ATAS DEPAN INTERNA

RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO


MAKASSAR

OLEH

NAIMAH HARGIANTI ABDURAHMAN


NIM. R014191001

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(............................................) (…......................................................)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
REFLEKSI KASUS

DI RUANG LONTARA 1 ATAS DEPAN INTERNA

(INTERNA)

A. Deskripsi

Ruang Lontara 1 Atas Depan merupakan ruang perawatan pada kasus-kasus

penyakit interna di RS Dr Wahidin. Kelompok kami mendapatkan jadwal praktek

di ruang interna selama 1 minggu yaitu dari tanggal 30 September s.d 05 Oktober

2019. Saya mendapat kasus pasien dengan Akut Limfoblastik Leukomeia di

ruangan ini yaitu pada pasien Nn. M.P yang berusia 24 thn, ia adalah seorang

mahasiswa farmakologi semester akhir di UIN. ALL merupakan salah satu

penyakit hematologi yang merupakan jenis leukemia dengan karakteristik adanya

proliferasi dan akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang

mengakibatkan organomegali (pembesaran alat-alat dalam) dan kegagalan organ.

Saat melakukan pengkajian saya menemukan bahwa pasien Nn M.P memiliki

masalah keperawatan yaitu hipertermi, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh, nyeri kronis, keletihan dan risiko perdarahan. Dari masalah

keperawatan yang muncul tersebut yang paling menjadi keluhan pasien adalah

masalah nyerinya karena ia merasa sangat tidak nyaman. Intervensi yang telah saya

lakukan yaitu mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi pada pasien apabila ia

merasakan nyeri, pasien sangat kooperatif. Untuk mengurangingi nyerinya ia biasa

mendengarkan lagu di hp. Untuk masalah keperawatan yang dapat diatasi adalah

hipertemi yaitu pada hari ke 3, intervensi yang dilakukan yaitu pasien diberi

kompres dan obat antipiretik.


B. Perasaan

Perasaan saya saat menghadapi kasus ini saya sangat prihatin dengan

kondisi pasien karena di usianya yang masih muda ia telah terdiagnosa dengan

penyakit ALL ini, klien pun nampaknya pasrah dengan kondisinya. Saya berusaha

memberikan penguatan kepada pasien secara psikis dan spiritual bahwa sebagai

setiap makhluk ciptaan Tuhan kita memilki ujian kehidupan yang berbeda-beda,

namun kita tidak boleh putus asa dan harus tetap semangat menjalani hidup.

C. Evaluasi

Hal yang perlu dievaluasi pada kasus ini menurut saya adalah sebagai

perawat pelaksana perlu memberikan perhatian yang lebih pada pasien-pasien

dengan penyakit dengan prognosis buruk, sebabt selain tindakan medis mereka pun

sangat membutuhkan empati dari kita agar mereka merasa dihargai dan disanyangi.

Dengan demikian dapat memberi rasa nyaman bagi pasien selama berada di rawat

inap rumah sakit.

D. Analisis

Masalah ini menarik menurut saya karena saya tidak pernah menemui

pasien dengan masalah seperti ini di tempat kerja saya sebelumnya, penyakit ALL

langka ditemui di daerah saya karena daerah saya masih tergolong pedesaan

sehingga factor pemicu kejadian penyakit ALL sangat sedikit bila dibandingkan

dengan di daerah perkotaan seperti di Makassar, dimana makanan cepat saji mudah

didapat dan lain sebagainya.

E. Kesimpulan.

Pendapat saya, mengenai kejadian ini melatih saya sebagai perawat untuk lenih

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta berpikir kritis tentang prosedur


keperawatan yang akan di lakukan pada pasien-pasien dengan masalah hematologi,

baik secara fisik, psikis dan spiritual.

F. Rencana tindakan

Kedepannya apabila mendapatkan kasus yang sama diharapkan perawat

dapat memberikan asuhan keperawatan yang komperhensik secara bio, psiko, sosio

dan spiritual pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai