Anda di halaman 1dari 5

ANALISA TINDAKAN

“PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL (TTV)”

1. Tindakan yang dikerjakan : Pemeriksaan Tanda-tanda vital (TTV)


 Nama Klien : Ny. A
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 15-12-1972 / 47 Tahun
 Diagnosa Medis : Infected DLC + CKD on HD
 Tanggal Dilakukan : 01 Agustus 2019
2. Justifikasi tindakan dilakukan :
Pemeriksaan tanda – tanda vital adalah prosedur pemeriksaan terhadap tanda vital seseorang
yang bertujuan untuk mendeteksi gangguan, kelainan atau perubahan pada sistem penunjang
kehidupan.
3. Teori singkat tindakan :
Pengertian :
Pemeriksaan tanda - tanda vital (TTV) merupakan metode pengukuran atau pemeriksaan
fungsi tubuh yang paling dasar yang dapat dilakukan untuk mengetahui tanda klinis yang
memiliki manfaat dalam menegakkan diagnosis penyakit dan menentukan perencanaan terapi
medis yang tepat.
Ada empat komponen tanda vital utama yang harus dipantau secara rutin yaitu tekanan darah,
denyut nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh.
Waktu Pengukuran Tanda Vital
a. Saat baru masuk RS
b. Jadwal rutin RS biasanya 6-8 jam / hari
c. Sebelum dan sesudah tindakan operasi
d. Sebelum dan sesudah dilakukan prosedur diagnostik invasif
e. sebelum dan sesudah pemberian obat tertentu yang mempengaruhi kondisi umum, Respirasi
dan fungsi pengaturan temperature
Prinsip Tindakan :
a. Prinsip bersih
b. Mempersiapkan alat yang akan digunakan
c. Melakukan komunikasi teraupetik
d. Mencuci tangan/menggunakan handdrub sebelum ke pasien
e. Merapikan pakaian pasien setelah melakukan pengukuran ttv
f. Merapikan alat yang telah digunakan
g. Mencuci tangan/menggunakan handrub setelah ke pasien
h. Mendokumentasikan hasil tindakan
4. Hasil tindakan :
Hal-hal yang dilakukan secara mandiri oleh Mahasiswa :
a. Mengucapkan salam dan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
Orientasi
1) Salam Terapeutik
“ Assalamualaikum, Selamat siang bu, Saya Yuni, Mahasiswa Perawat dari
Unhas yang dinas diruangan ini “
2) Evaluasi / Validasi
“ Bagaimana perasaan Ibu sekarang ? ”
3) Kontrak / Topik
“ Baiklah bu, siang ini saya akan mengukur tekanan darah, nadi, pernafasan,
dan suhu tubuh, kurang lebih sekitar 4 sampai 8 menit, bagaimana bisa ya Bu?”
b. Mencuci tangan/menggunakan handdrub sebelum ke pasien
c. Mempersiapkan alat:
- sphygmomanometer kompas
- Termometer digital
- Jam detik
d. Prosedur pelaksanaan
Pengukuran Tekanan Darah dan Nadi
a) Tentukan sisi pengukuran TD lalu buka semua lengan atas tanpa adanya konstriksi
apapun di sekitar lengan akibat lembar pakaian
b) Palpasi arteri brachial, tempatkan manset 2,5 cm di atas sisi denyut arteri brachial,
pusatkan anak panah yang ada tertera pada manset ke arteri brachial.
c) Dengan keadaan manset benar-banar tipis, tempatkan manset dengan ketat dan tepat di
seputar lengan atas.
d) Pastikan sphygmomanometer digital terhubung dengam aliran listrik dan berfungsi
dengan baik.
e) Tekan tombol start sphygmomanometer digital, lalu sphygmomanometer digital akan
memompa dengan sendirinya
f) Perhatikan hasil dari sphygmomanometer digital yang muncul pada layar. Blood
pressure untuk hasil dari tekanan darah dan pulse untuk nadi.
g) Kempiskan manset dengan cepat dan total. Lepaskan manset dari lengan klien kecuali
bila ada keperluan lain untuk mengulangi kembali pengukuran
h) Tunggu 30 detik apabila mengulangi prosedur
i) Catat hasil pengukuran
Pengukuran Suhu:
a) Tekan tombol power pada termometer digital
b) Lalu arahkan thermometer pada bagian kepala depan (frontalis) pasien dan tekan
tombol start sehingga thermometer memancarkan cahaya biru sampai terdapat hasil
pengukuran suhu tubuh pada layar thermometer digital
c) Catat hasil pengukuran
Pengukuran Respirasi:
a) Tempatkan lengan klien ke posisi rileks menyilang abdomen atau dada bawah
b) Observasi satu siklus respirasi lengkap (satu inspirasi dan satu ekspirasi)
c) Setelah diobservasi, lihat pada jarum detik jam tangan dan hitung frekuensi
d) Bila irama teratur, hitung respirasi selama 30 detik lalu kalikan 2, bila tidak teratur
hitung selama 1 menit penuh lalu dokumentasikan hasil.
e. Merapikan pakaian pasien setekah melakukan pengukuran TTV
f. Merapikan alat
g. Mencuci tangan/ menggunakan handrub setelah ke pasien
h. Mendokumentasikan hasil tindakan

5. Analisa tindakan
Secara umum tindakan dilakukan sudah benar hanya saja ada hal yang harus saya
perhatikan sebagai perawat adalah menjaga komunikasi terapeutik pada pasien untuk
mengurangi kecemasan pasien dan rasa nyeri pada daerah yang dilakukan pengukuran TTV.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Kusumo, 2017) yang menyatakan pemberian informasi
mengenai tindakan yang akan dilakukan kepada pasien merupakan salah satu hal yang
penting untuk pasien dan keluarga.
Selain itu pada saat pemeriksaan tekanan darah perlu memperhatikan lokasi tempat
pengukuran tekanan darah. Lokasi standar pemeriksaan tekanan darah adalah pada regio
antebrachii dengan stetoskop diletakkan pada fossa cubiti di atas arteri brakialis. Saat ini, alat
pemeriksaan pada pergelangan tangan bahkan jari banyak diperkenalkan, namun penting
untuk diingat bahwa tekanan darah dapat bervariasi pada lokasi yang berbeda. Sebagai
prinsipnya, tekanan darah sistolik akan meningkat pada lokasi yang lebih distal, sedangkan
tekanan darah diastolik akan menurun pada lokasi tersebut. Oleh karena itu, pemeriksaan pada
pergelangan tangan dan jari tangan masih belum dianjurkan. Hal lainnya, yang perlu
diperhatikan adalah kedua lengan (kanan dan kiri) dapat memberiksan hasil yang berbeda
pada 20% pasien. Perbedaan yang terjadi dapat mencapai > 10 mmHg. Walau hal ini terlihat
fatal, belum dapat dipastikan apakah memang fakta ini konsisten pada seluruh populasi.
Namun, direkomendasikan bahwa pada awal pemeriksaan tekanan darah, dilakukan pada
kedua lengan. Hal tersebut juga bermanfaat dalam mendeteksi koartasio aorta. (Bickley,
2014)
6. Hambatan :
Hambatan yang dialami selama prosedur pemeriksaan TTV adalah saat akan dilakukan
pemeriksaan tekanan darah pada daerah lengan, saya harus memilih lengan yang tidak
terpasang cimino (penghubung pembuluh darah buatan antara arteri dengan vena untuk pasien
hemodialisa) untuk menempatkan manset yaitu pada bagian lengan kanan namun harus
dilakukan dengan sangat hati-hati karena pasien mengeluh sakit pada area tersebut dan juga
terpasang conecta intravena sehingga pemeriksaan tekanan darah tidak bisa dilakukan pada
daerah lengan (lipatan antekubital) dan beralih ke bagian arteri ulnaris secara per palpasi di
pergelangan tangan kanan.

7. Kesimpulan dan Saran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan :


Kesimpulan :
Untuk diperhatikan pada saat melakukan pemeriksaan TTV terutama pada pasien CKD yang
terpasang cimino perlu memperhatikan hal-hal seperti pemilihan area untuk pemeriksaan
tekanan darah dan saat selesai melakukan tindakan menanyakan keadaan/respon pasien.
Saran :
Pemeriksaan TTV pada umumnya untuk menentukan kelanjutan perencanaan terapi medis
yang tepat misalnya sebelum melakukan prosedur transfusi darah sehingga harus dilakukan
pemeriksaan dan pencatatan yang akurat dalam proses pemeriksaan tanda-tanda vital.
Daftar Pustaka
Bickley, L. S. (2014). Bates Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan ed.7. Jakarta:
EGC.
Kusumo, Mahendro Prasetyo. 2017. "Pengaruh Komunikasi Terapeutik Perawat terhadap
Kepuasan Pasien di Rawat Jalan RSUD Jogja." Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen
Rumah Sakit 72-81.

Tim Keperawatan Dasar PSIK Unhas. (2019). Buku Praktek Profesi Keperawatan Dasar.
Makassar : Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai