DESA SIAGA
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perawatan Kesehatan
Masyarakat dengan dosen pengampu
Bapak R. Endro Sulistyono, S. Kep., Ners M. Kep
Disusun oleh :
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga tugas kelompok yang berjudul “Desa Siaga dan Desa Siaga Aktif”dapat
terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perawatan
Kesehatan Masyarakat. Dalam pembuatan tugas ini kami menyampikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga tugas ini dapat terselesaikan tepat waktu. Ucapan terima kasih disampaikan
kepada :
1. Bapak R. Endro Sulistyono, S. Kep., Ners M.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah
meberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik
2. Staf ruang baca D3 Keperawatan Universitas Jember yang telah menyediakan berbagai
buku sebagai sumber literatur
3. Orang tua tercinta serta seluruh keluarga yang telah menyambung doa, dan memberikan
motivasi untuk terselesainya tugas ini
Semoga atas bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat
imbalan yang sepatuhnya dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam penyusunan tugas ini. Oleh karena itu penulis menerima
kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan pembuatan tugas selanjutnya dan
penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
Istilah ‘Desa’ mengandung pengertian yang luas, yakni kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas – batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal – usul dan adat istiadat setempat yang
yang diakui dan dihormati dan sistem pemerintahan Pemerintah Republik Indonesia. Desa
merupakan kesatuan wilayah fisik geografis dengan batas – batas wilayah yang jelas, yakni
kesatuan pemukiman yang memiliki pranata sosial, adat istiadat dan tata cara serta
dinamika hidup yang khas berdasarkan siklus kegiatan bertani atau mencari ikan.
Masalah pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan pada program Desa Siaga adalah
sebagai berikut:
1. Paradigma sehat sebagai paradigma pembangunan kesehatan telah dirumuskan, namun
belum dipahami dan diaplikasi semua pihak.
2. Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menetapkan
daerah (kabupaten/kota) memegang kewenangan penuh dalam bidang kesehatan, namun
kewenangan tersebut belum berjalan optimal.
3. Revitalisasi puskesmas dan posyandu hanya diartikan dengan pemenuhan fasilitas
sarana.
4. Dinas kesehatan kabupaten/kota lebih banyak melakukan tugastugas administratif.
Kelima, keterlibatan masyarakat bersifat semu yang lebih berkonotasi kepatuhan
daripada partisipasi dan bukan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan mengemukan sejak dideklarasikannya Piagam Ottawa.
Piagam Ottawa menegaskan bahwa partisipasi masyarakat merupakan elemen utama
dalam pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan. Selanjutnya, Konferensi Internasional
Promosi Kesehatan ke-7 di Nairobi, Kenya, menegaska kembali pentingnya pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan dengan menyepakati perlunya: membangun kapasitas
promosi kesehatan, penguatan sistem kesehatan, kemitraan dan kerjasama lintas sektor,
pemberdayaan masyarakat, serta sadar sehat dan perilaku sehat. Pemberdayaan
didefinisikan sebagai suatu proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol atas
b. Kegiatan di kecamatan
1. Persiapan
a) Pertemuan kelompok kerja operasional (Pokjanal) desa dan kelurahan siaga aktif di
kecamatan
Pertemuan Pokjanal desa dan kelurahan siaga aktif di kecamatan dilakukan minimal
1 kali dalam setahun. Pertemuan ini bertujuan untuk menyampaikan rencana
pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif dan membangun kesamaan
K. Ruang lingkup
Menurut (Indonesia, 2010) :
Dalam petunjuk teknis tentang penghitungan biaya yang dicakup dalam kegiatan
pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Kabupaten/Kota, meliputi persiapan, pelaksanaan,
pembinaan, pemantauan, dan evaluasi
b. Kegiatan-kegiatan di kecamatan yang mencakup persiapan, pelaksanaan, pembinaan,
pemantauan dan evaluasi
c. Kegiatan-kegiatan di Desa dan kelurahan yang mencakup persiapan termasuk Survai
Mawas Diri (SMD), pengolahan data, Musyawarah Masyarakat Desa (MMD),
pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat, kader dan bidan di desa serta paket intervensi
Pengerjaan perhitungan biaya ini dilakukan oleh pengelola program promosi kesehatan
dan bagian perencanaan yang sudah memahami atau mempelajari pedoman umum
pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif serta petunjuk teknis perhitungan biaya
pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif.
L. Pentahapahan desa dan kelurahan siaga aktif
Atas dasar kriteria desa dan kelurahan siaga aktif yang telah ditetapkan, maka
pentahapan dalam pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif, sehingga dapat dicapai
tingkatan-tingkatan atau kategori Desa Siaga Aktif atau Kelurahan Siaga Aktif sebagai
berikut :
a. Desa atau kelurahan siaga aktif pratama
1. Sudah memiliki Forum Masyarakat Desa/Kelurahan, tetapi belum berjalan.
2. Sudah memiliki Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader kesehatan Desa/ Kelurahan
Siaga Aktif minimal 2 orang.
3. Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang
memberikan pelayanan setiap hari.
4. Sudah memiliki Posyandu, tetapi UKBM lainnya tidak aktif.
M. Pembinaan kelestarian
Pembinaan kelestarian Desa/Kelurahan Siaga Aktif pada dasarnya merupakan tugas dari
KPM/kader kesehatan, Kepala Desa/Lurah dan Perangkat Desa/ Kelurahan dengan
dukungan dari berbagai pihak, utamanya Pemerintah Daerah dan Pemerintah. Dengan
demikian kehadiran Fasilitator di desa dan kelurahan sudah sangat minimal, karena
perannya sudah dapat sepenuhnya digantikan oleh para KPM/kader kesehatan.
P. Kriteria pengembangan
Dalam pengembangan desa siaga akan meningkat dengan membagi menjadi empat
kriteria :
1. Tahap bina
Tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif, tetapi telah ada forum atau
lembaga masyarakat desa yang telah berfungsi dalam bentuk apa saja misalnya
kelompok rembuk desa, kelompok pengajian, atau kelompom persekutuan doa
f. Manajemen keuangan
Desa siaga akan mendapat dana hibah (block grant) setiap tahun dari DHS-2 guna
mendukung kegiatannya. Besarnya sesuai dengan proposal yang diajukan dan proposal
tersebut sebelumnya sudah direview oleh dewan kesehatan desa, kepala desa, fasilitator,
dan puskesmas. Untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas, penggunaan dana
tersebut harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan pedoman yang ada.
T. Prinsip dasar perhitungan biaya pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif
Menurut (Indonesia, 2010) :
a. Prinsip Dasar Penghitungan Biaya SPM Indikator Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
adalah:
1. Penghitungan Biaya Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif hanya
memperhitungkan aktivitas dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
2. Penghitungan biaya ini tidak memperhitungkan biaya investasi sarana dan prasarana.
3. Langkah Kegiatan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif diterjemahkan ke
dalam variabel-variabel biaya. Penghitungan Pembiayaan ini dibagi atas kegiatan
tingkat kabupaten, tingkat kecamatan dan tingkat desa sehingga mempermudah
dalam penyusunan RABD Tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa.
Ferizal.(2018). Ferizal Sang Pelopor Sastra Novel Dokter Gigi NKRI.Jakarta:Cv jejak