Anda di halaman 1dari 3

Nama : APRILLIA TRI WULANDARI

NIM : 172303101040
Kelas : 1 A

Kasus Dugaan Salah Transfusi Darah, Perawat RS


Arun Jadi Tahanan Kota
Kamis, 8 Desember 2016 09:52 WIB

Serambi Indonesia
Badriah, warga Glumpang Sulu Timu, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, korban dugaan salah transfusi
darah
TRIBUNNEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Penyidik Tindak Pidana Tertentu (Tipiter)
Satreskrim Polres Lhokseumawe, Selasa (6/12/2016) sore, menyerahkan Mutia, perawat
Rumah Sakit (RS) Arun ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Lhokseumawe.
Mutia adalah satu dari tiga tersangka kasus dugaan salah transfusi darah terhadap seorang
pasien, ditetapkan jaksa sebagai tahanan kota.
Sementara dua tersangka lainnya yang merupakan karyawan Unit Transfusi Darah (UTD)
Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Aceh Utara, belum diserahkan ke jaksa karena
penyidik Satreskrim Polres Lhokseumawe, masih harus merampungkan berkas.
Kasus dugaan salah transfusi darah terhadap pasien bernama Badriah, asal Desa Geulumpang
Sulu Timu, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, dilaporkan pihak keluarga ke Mapolres
Lhokseumawe, 13 Maret 2016.
Menurut keluarga, kesalahan transfusi golongan darah itu terjadi pada 3 Maret 2016.
Seharusnya golongan darah O, tapi yang ditransfusi golongan darah B.
Dalam menindaklanjuti kasus itu, polisi menetapkan tiga tersangka, masing-masing dua
petugas UTD PMI Aceh Utara dan seorang petugas/perawat RS Arun.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Lhokseumawe, Mukhlis mengakui pihaknya sudah
menerima tersangka Mutia.
Saat ini jaksa sedang merampungkan dakwaan untuk proses pelimpahan ke Pengadilan
Negeri (PN) Lhokseumawe.
Ditanya apakah Mutia ditahan, Mukhlis menyatakan tidak karena statusnya tahanan kota.
"Kita jadikan sebagai tahanan kota atas dasar pertimbangan tersangka tidak mungkin
melarikan diri. Disamping itu karena sudah ada jaminan dari manajemen Rumah Sakit Arun
dan kuasa hukumnya," kata Mukhlis.
Sebelumnya, Kapolres Lhokseumawe, AKBP Hendri Budiman, melalui Kasat Reskrim AKP
Yasir SE, Rabu (7/12/2016) mengatakan, pelimpahan tersangka dilakukan karena jaksa
menyatakan berkas kasus itu sudah lengkap.
Sedangkan untuk berkas dua tersangka dari UTD PMI Aceh Utara, menurut AKP Yasir, saat
ini masih di Polres Lhokseumawe karena membutuhkan keterangan saksi ahli tambahan.
"Sebenarnya saksi ahli dari Dinas Kesehatan Aceh Utara sudah kita mintai keterangan pada
Senin lalu. Tapi tidak bisa selesai satu hari. Makanya sedang kami jadwalkan untuk
pemeriksaan lanjutan," kata AKP Yasir, didampingi Kanit Tipiter Ipda Boestani SH
MH. (bah)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kasus Dugaan Salah Transfusi
Darah,Perawat RS Arun Jadi Tahanan
Kota, http://www.tribunnews.com/regional/2016/12/08/kasus-dugaan-salah-transfusi-darah-
perawat-rs-arun-jadi-tahanan-kota.
ANALISIS

Pada kasus di atas tiga tersangka, masing-masing dua petugas UTD PMI Aceh Utara
dan seorang petugas/perawat RS Arun melakukan kelalaian terhadap salah satu pasien yang
bernama Badriah, asal Desa Geulumpang Sulu Timu, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara.
Kasus tersebut terjadi karena kelalaian seorang perawat yang melakukan kesalahan transfusi
darah yang seharusnya golongan darah O, tapi yang ditransfusi adalah golongan darah B.
Akibat dari kasus tersebut perawat yang bernama Mutia ditetapkan jaksa sebagai tahanan
kota, sementara dua tersangka lainnya belum diserahkan ke jaksa karena penyidik Satreskrim
Polres Lhokseumawe masih harus merampungkan berkas.

Dan mengenai tanggung jawab dan tanggung gugat pada profesi kesehatan, apapun
jenjang lulusan tenaga kesehatan, harus ada dua hal yang harus di lakukan yaitu ; pertama
melakukan pelayanan sesuai standar, kedua melakukan pelayanan sesuai kode etik.

Anda mungkin juga menyukai