Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Berbagai jenis penyakit semakin banyak yang muncul dan penyebabnya
adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat yaitu salah satunya adalah
penyakit cacar air.
Penyakit Cacar Air adalah penyakit akut primer yang disebabkan oleh virus
varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, manifestasi klinis didahului gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
Di Indonesia dan negara tropis lainnya yang salah satunya adalah di
Lumajang, morbiditas varisela masih tinggi, terutama pada masa anak dan dewasa
muda (pubertas). Varisela tidak menyebabkan kematian. Sejak lama disepakati bahwa
varisela dapat sembuh sendiri (swasirna). Namun, varisela termasuk penyakit yang
kontagius (menular) dan penularan terjadi dengan cepat secara airborn infection,
terutama pada orang serumah dan pada orang dengan imunokompremais ( misalnya
pasien dengan HIV) dan kelompok tertentu (ibu hamil, neonatus) biasanya gejala
lebih berat dan mudah mengalami komplikasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa epidemiologi dari penyakit cacar air ?
2. Apa saja penyebab dari penyakit cacar air ?
3. Apa saja gejala dari penyakit cacar air ?
4. Bagaimana pencegahan yang dilakukan pada penyakit cacar air ?
5. Bagaimana pengobatan yang dilakukan pada penyakit cacar air ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui epidemiologi penyakit cacar air.
2. Untuk mengetahui penyebab penyakit cacar air.
3. Untuk mengetahui gejala penyakit cacar air.
4. Untuk mengetahui pencegahan yang dilakukan pada cacar air.
5. Untuk mengetahui pengobatan yang dilakukan pada cacar air.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 EPIDEMIOLOGI
Varisela tersebar kosmopolit, menyerang terutama pada anak-anak (90%),
tetapi dapat juga menyerang orang dewasa (2%), sisanya menyerang kelompok
tertentu. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Masa penularannya lebih kurang 7
hari dihitung dari timbulnya gejala kulit.
Berbeda dengan varisela, meskipun virusnya sama VVZ, namun, herpes zoster
jarang (hanya 3%) mengenai anak-anak. Morbiditas meningkat seiring bertambahnya
usia. Bila ditemukan herpes zoster pada anak, sebaiknya dicurigai kemungkinan
pasien tersebut imunokompremais.

2.2 PENYEBAB
Penyebab penyakit cacar air adalah virus varisela-zoster (VVZ). Penamaan
tersebut memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit
varisela atau cacar air, sedangkan reaktivasi menyebabkan herpes zoster. VVZ
merupakan anggota famili herpes virus. Virion VVZ berbentuk bulat, berdiameter
150-200 nm, DNA terletak di antara nukleokapsid, dan dikelilingi oleh selaput
membran luar dengan sedikitnya terdapat tiga tonjolan glikoprotein mayor.
Glikoprotein ini yang merupakan target imunitas humoral dan seluler.
VVZ masuk ke dalam tubuh melalui mukosa saluran napas atas dan orofaring.
Virus bermultiplikasi di tempat masuk (port d’entry), menyebar melalui pembuluh
darah dan limfe, mengakibatkan viremia primer. Tubuh mencoba mengeliminasi virus
terutama melalui sistem pertahanan tubuh non spesifik, dan imunitas spesifik terhadap
VVZ. Apabila pertahanan tubuh tersebut gagal mengeliminasi virus terjadi viremia
sekunder kurang lebih dua minggu setelah infeksi. Viremia ini ditandai oleh
timbulnya erupsi varisela, terutama di bagian sentral tubuh dan di bagian perifer lebih
ringan. pemahaman baru menyatakan bahwa erupsi kulit sudah terjadi setelah viremi
primer. Setelah erupsi kulit dan mukosa, virus ini masuk ke ujung saraf sensorik
kemudian menjadi laten di ganglion dorsalis posterior. Pada suatu saat, bila terjadi
reaktivasi VVZ, dapat terjadi menifestasi herpes zoster, sesuai dermatom yang
terkena.

2
2.3 GEJALA KLINIS
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14 sampai 21 hari. Gejala klinis
dimulai dengan gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan
nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang
dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas mirip
tetesan embun (tear drops) di atas dasar yang eritematosa. Vesikel akan berubah
menjadi keruh menyerupai pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini
berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel baru sehingga pada suatu saat tampak
gambaran polimorfi.
Penyebaran terutama di daerah badan, kemudian menyebar secara sentrifugal
ke wajah dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut, dan
saluran napas bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder terdapat pembesaran kelenjar
getah bening regional. Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.

2.4 PENCEGAHAN
Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi. Tetapi meskipun di negara
maju sudah diberikan vaksinasi varisela sejak 20 tahun yang lalu dengan syarat :
1. Jangan diberikan pada anak usia < 1 tahun.
2. Vaksinasi varisela cukup 1 kali sampai anak berumur 12 tahun.
3. Pemberian vaksinasi varisela berupa suntikan di bawah kulit (subcutan).
4. Vaksinasi varisela pada anak umur 13 tahun ke atas diberikan 2 kali dengan
jarak waktu 1 bulan.
5. Pemberian vaksinasi efektif mencegah penularan bila diberikan 48-72 jam
sebelum kemungkinan penularan.

3
2.5 PENGOBATAN

a. Asetaminofen : untuk keluhan sistemik dan demam. Hindari salisilat.


b. Obati setiap infeksi bakteri. Dengan cara berikan antibiotik oral atau salep
c. Pruritus : Obat topikal yang mengandung mentol, fenol, pramoksin. Terapi
lokal ditujukan mencegah agar vesikel tidak pecah terlalu dini, karena itu
diberikan bedak yang ditambah dengan zat anti gatal ( mentol, kamfora).
d. Jika ada jaringan parut akibat lesi dapat digunakan dengan berbagai macam
tindakan, termasuk eksisi plong, dermabrasi, atau injeksi kolagen. Beri tahu
pasien bahwa penyembuhan memerlukan waktu sedikitnya 4-6 hari.
e. Jika terjadi infeksi sekunder dapat pula diberikan obat-obat antivirus. Indikasi
pemberian antivirus adalah bila sebelumnya telah ada anggota keluarga
serumah yang menderita cacar air atau varisela, atau pada pasien
imunokompremais ( pasien dengan keganasan, infeksi HIV/AIDS ), atau yang
sedang mendapat pengobatan imunosupresan ( kortikosteroid jangka panjang,
atau sitostatik dan pada kehamilan ).

4
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Penyakit Cacar Air adalah penyakit akut primer yang disebabkan oleh virus
varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, manifestasi klinis didahului gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
Penyebab penyakit cacar air adalah virus varisela-zoster (VVZ). Penamaan
tersebut memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit
varisela atau cacar air, sedangkan reaktivasi menyebabkan herpes zoster.

3.2 SARAN
Sebaiknya, penyakit cacar air perlu dicegah sejak dini dengan cara berikan
vaksin pada buah hati anda usia 5 tahun atau ketika memasuki pendidikan Taman
Kanak-kanak. Dan bagi orang dewasa jangan lupa menjaga kebersihan diri agar tidak
terserang virus varisela.

5
DAFTAR PUSTAKA

2015 “ ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN “ Penerbit : Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia.

Beth G.Goldstein, Adam O. Goldstein, “ DERMATOLOGI PRAKTIS “ penerbit:


Hipokrates

Dr. Faisal Yatim, DTM & H, MPH, 2005 " TIGA PULUH GANGGUAN
KESEHATAN PADA ANAK USIA SEKOLAH “ Penerbit : Jl. Plaju No. 10 Jakarta
10230.

Anda mungkin juga menyukai