Anda di halaman 1dari 3

BAB I.

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Masalah kesehatan pada lansia akibat penuaan usia terjadi pada berbagai
sistem tubuh salah satunya adalah asam urat atau yang biasa dikenal sebagai Gout
Arthritis. Asam urat merupakan penyakit sendi yang disebabkan oleh asam urat
yang masuk dalam sendi. Jika kadar asam urat dalam darah seseorang melebihi
batas normal maka asam urat ini akan masuk ke organ tubuh khususnya ke dalam
sendi (Kertia, 2009).

Di Amerika angka kejadian asam urat mencapai 2-13%. Sedangkan


Indonesia menepati peringkat pertama penderita asam urat di Asia Tenggara
dengan prevalensi 655.745 orang (0,27%) dari 238.452.952 orang. Sedangkan
prevalensi penyakit asam urat di Jawa Timur sebesar 30,9%. Asam urat sering
terjadi pada usia pertengahan antara 40-59 tahun dengan gejala rasa nyeri hebat
pada sendi, adanya peradangan seperti pembengkakan, panas dan tampak
kemerahan (Lilik Sriwiyati, 2018).

Penyakit gout arthtritis adalah satu penyakit inflamasi sendi yang paling
sering ditemukan, ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam
ataupun di sekitar persendian. Asam urat terjadi sebagai akibat deposisi Kristal
monosodium urat didalam cairan ekstraseluler. Terdapat dua factor resiko
seseorang menderita asam urat yaitu factor yang tidak dapat dimodifikasi dan
factor yang dapat dimodifikasi. Factor yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia
dan jenis kelamin. Factor resiko yang dapat dimodifikasi adalah terkait dengan
pengetahuan, sikap, dan perilaku penderita mengenai asam urat, kadar asam urat,
dan penyakit-penyakit penyerta lainnya (Silvia, 2014)

Salah satu penatalaksanaan nyeri yang disebabkan oleh asam urat secara
non farmakologi adalah menggunakan kompres hangat. Salah satu bahan untuk
kompres yang dapat memberikan sensasi hangat adalah jahe. Kandungan jahe
bermanfaat untuk mengurangi nyeri pada asam urat karena jahe memiliki sifat
pedas, pahit dan aromatic dari olerasin seperti zingeron, gingerol dan shagaol
(Lilik Sriwiyati, 2018). Selain kompres dengan air jahe bias juga dengan
menggunakan rebusan air daun salam. Daun salam bermanfaat sebagai peluruh
kencing (diuretic) dan penghilang nyeri (analgetik). Sebagai diuretic daun salam
mampu memperbanyak produksi urin sehingga dapat menurunkan kadar asam urat
darah (Pranoto, 2013).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat oleh penulis adalah “Bagaimana Asuhan


Keperawatan pada Lansia dengan Gout Arthritis dengan Masalah Keperawatan
Nyeri Kronis”.

1.3 Tujuan

Mengeksplorasi Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Gout Arthritis


dengan Masalah Keperawatan Nyeri Kronis.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Bagi Institusi Tempat Penelitian

Penulisan ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk standart operasional


prosedur atau meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah
gout arthritis.

1.4.2 Manfaat bagi keluarga dan pasien

Penulisan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan


keperawatan lansia dengan gout arthritis terhadap keluarga dan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Kertia, d. N. (2009). ASAM URAT. yogyakarta : Penerbit B First.

Pranoto. (2013). JURNAL IPTEKS TERAPAN .

Silvia, E. (2014). HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU DIET


TERHADAP ANGKA KEKAMBUHAN PADA PENDERIRA ARHTRITIS GOUT .

Sriwiyati, L. (2018). EFEKTIVITAS KOMPRES JAHE TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI


SENDI PENDERITA ASAM URAT DI DESA TEMPUREJO DAN JURUG JUMAPOLO
KARANGANYAR , VOL. 6 NO. 1.

Anda mungkin juga menyukai